NovelToon NovelToon

MENIKAHI CINTA PERTAMAKU

PROLOG

Gadis manis berwajah oval itu bernama Frista Maharani Kusumo. Hidungnya mancung, dagunya lancip, gigi kecilnya yang berbaris rapih dan bibirnya yang tipis membuatnya juga menarik beberapa pria. Matanya memang sayu namun memancarkan kehangatan bagi yang menatapnya. Frista adalah korban dari perceraian orang tuanya. Ia tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa dari pada umurnya. Latar belakangnya itu membuatnya menjadi wanita kuat yang mandiri, dia berusaha melakukan semuanya sendiri.

Perpisahan orang tuanya begitu menyisakan luka sendiri dihatinya, bagaimana tidak Frista yang membongkar kejanggalan-kejanggalan Ayah Ibunya. Bahkan dia sendiri yang memergoki Ayahnya selingkuh dengan wanita lain. Saat ini Frista memilih tinggal serumah bersama ibu, adik perempuannya dan simbah . Frista yang beusia 22 tahun itu bekerja disalah satu kantor swasta yang menyuguhkan produk periklanan. Dia adalah sekretaris dari Tuan muda Kenzo. Pekerjaan yang menjerumuskan tentang surat menyurat dan administrasi itu menuntutnya bekerja secara sempurna .

Soal asmara, Frista sendiri sedang menjalani pacaran dengan kekasihnya Reyhan hampir 3th..Hubungan mereka sangat baik, Reyhan adalah orang yang paling sempurna dimatanya. Berbadan tinggi dan berkulit bersih. Rambutnya rapih, hidung mancung dan bibirnya yang merah. Bibirnya merah karena dia bukan perokok seperti laki-laki pada umumnya. Waktu itu dia bercerita hanya sekali selama hidupnya mencoba yang namanya rokok. Setelah itu sampai saat ini dia ngga pernah merokok lagi.

Dari segi agama, Frista yakin dia adalah laki - laki idaman semua wanita. Sholatnya rajin, bacaan al-qur'anya bagus, akhlaqnya baik, dan sangat berbakti sama kedua orangtuanya. Bahkan orang tuanya pun sangat menyayangi Frista seperti anaknya sendiri.

Ada satu rasa yang membuat dia merasa senang bersama keluarga Reyhan, selain mereka semua adalah orang-orang yang baik. Tentu saja rasa yang selama ini sangat Frista inginkan, rasa yang selama ini dia impikan. Yaitu rasa nyamanya mempunyai keluarga yang utuh dan penuh kehangatan. Keluarga harmonis yang diselimuti kebahagiaan.

Namun sayang, hubungannya dengan Reyhan tidak bertahan lama. Kesalahpahaman yang terjadi membuat hubunganya berakhir, Hingga ada satu masa yang membuat perasaan Frista memudar . Hambar sepi dan seperti tidak mengenal sebelumnya. Reyhan tipe orang yg pendiam, dia hanya ngomong seperlunya saja. Bukan tipe orang yang suka ngobrol. Jadi kalau pun mereka bertemu,yang sering ngomong dari a sama z itu pasti Frisia. Pernah sesekali mereka telfonan tapi akhirnya sama-sama terdiam tanpa suara.

Saat itu Reyhan mengira telah dikhianati oleh kekasihnya Frista. Melihat secara langsung orang yang di sayangi nya berduaan dengan laki-laki lain di toko bunga membuat kepercayaan itu runtuh seketika. Mas herman, orang yang paling dekat dengan Frista di kantor. Sebenarnya sebentar lagi dia akan menikah, dan mengajaku menemaninya mencari bunga untuk calonya. Tanpa mendengarkan penjelasan Frista, Reyhan menganggapnya lebih sehingga memilih mundur . Frista pun menyetujuinya untuk mengakhiri hubungan ini. Tidak secepat itu melupakan Reyhan, bagaimanapun dia sudah berkontribusi banyak akan Frista yang kini berubah menjadi wanita yang lebih baik lagi.

Hari ini pekerjaan Frista selesai tepat waktu, Ia segera berdiri merapihkan meja kerja yang dari tadi banyak kertas berisikan data-data tentang orderan pelanggan. Tuan Kenzo sudah meninggalkan ruanganya jam 3 tadi, Frista berdiri dan mengambil tas berwarna hitam diatas kursinya. Ditutupnya pintu kaca itu dengan hati-hati setelah keluar dari ruangan yang sedari tadi membuatnya merasa tak nyaman. Entahlah rasanya tidak enak satu ruangan dengan Tuan muda yang begitu arogan.

Kemudian Frista berjalan ke arah belakang dan melihat Nabila sedang berdiri didepan lokernya.

"Hai bil kamu sudah selesai kerjanya?? ".Tanya Frista sambil menyenderkan tubuhnya di dinding sebelah loker.

"Sudah.. Ayo kita pulang. !! "Nabila menjawabnya dengan senyum mengembang dibibirnya. Pertanda hari ini dia melayani orderan custumer yang lancar jaya tanpa komplenan.

derttttt.... dertttt.... derttttt....

Dering handphone yang masih dalam mode getar mengagetkan langkah Fiesta. Di ambil nya handphone android jail dari saku seragam kerja Frista.

"Inara meneleponku bil? " Frista menujukan handphonenya pada Nabila.

"Ayo angkat...!! " Kali ini malah Nabila yang antusias.

"Halo say gmn??" Jawab Frista dengan cepat.

" Kamu ada acara ga malem ini? aku pengen mampir sebentar ke kontrakanmu.. aku ingin crita soal... " Nadanya menggantung, Frista tahu sahabatnya pasti sedang ada masalah.

"Ngga ada, kesini ajaa ya aku udah lagi pulang nih sama nabilla. " Kaki Frista mulai menyusuri jalan setapak kecil menuju kontrakanya.

"Iya nara kesini aja aku tunggu. " Saut nabila mengeraskan suaranya.

"Oke aku kesana sekarang ya.. " Inara pun bersiap mengambil tas dan kunci motornya.

"Hati-hati ya." imbuh Frista dan mengakhiri telefonya.

* 3 Pesan belum di baca

[ Frista..maaf mengganggu, bisakah sabtu besok kita ketemu?? ~Reyhan ]

[ Maafkan aku Frista semalam aku hanya terbawa emosi , kamu masih mau kan sama aku lagi?? ~ Reyhan]

[ Frista... maafkan aku ~ Reyhan ]

Pesan dari Reyhan sore itu membuat dada Frista semakin sesak, ntahlah harus percaya dengan cinta lagi atau tidak. Baru saja semalam dia diputuskan Reyhan dengan cara yang tidak adil. Sekarang sudah seperti ini lagi, sakit rasanya jika ingat kejadian semalam melihat orang yang dia sayangi memarahinya dan berkata kasar di depanya.

* Flasback..

" Rey.. dengarkan aku dulu, yang kau katakan tidak ada hubunganya dengan Mas Herman sama sekali. " Frista mencoba menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi kemarin di toko bunga.

"Apa lagi yang mau kamu jelaskan?? Reyhan yang hampir mencekiknya mengangkat dagu Frista dengan kasar. Mendekatkan wajahnya pada Wanita di depannya itu. Nafasnya memburu, dia tidak bisa menahan lagi sesuatu yang lama dia jaga. Menc*um bibir tipis Frista cepat. Padahal selama 3 tahun itu Reyhan sama sekali tidak berani sama sekali untuk menyentuh wajah Frista.

"Aku..... " Belum sempat dia mengucapkan kebenarannya, kedua sudut matanya sudah terlanjur basah . Bukan dia tak mampu menjelaskanya namun Frista tak menyangka bahwa Reyhan benar-benar telah menc*um bibirnya. Air mata pertama yang Reyhan buat pada wajah wanita itu mengalir begitu derasnya.

"Udahlah ngga usah ngomong, aku tahu kok apa maksudmu. Aku nyesel menghabiskan banyak waktu bersamamu , Aku rasa ini saat yang tepat untuk Kita akhiri saja hubungan ini. "Reyhan mendengus kesal.

Dia melepaskan dagu Frista dari tanganya. Rasanya tak tega melihat wanita yang dicintainya itu terus menangis .

"Maafin aku Rey kalau belum bisa menjadi yang terbaik buat kamu. " Frista menyapu air mata yang menggenang di pipi dengan jari-jarinya dan meninggalkan Reyhan sendiri di depan pintu.

"Aku akan mencoba mengikhlaskan kamu Rey kalau perpisahan ini memang pilihanmu, semoga kelak kamu mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku" . Frista menutup pintu kamarnya dengan segera, dan pertahanan wanita itu runtuh, air matanya bertambah deras . Seketika itu tubuhnya lemas tak berdaya. Reyhan terdiam, ia tercengang mendengarkan ucapan Frista yang diiringi oleh isak tangis wanita yang dicintainya itu. Setelah beberapa saat berlalu ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya keluar gerbang memacu kendaraan roda duanya meninggalkan tempat ya telah mengukir banyak kenangan bersama Frista.

Karena sejatinya cinta seperti air, ia akan menemukan muaranya untuk berlabuh. Aku yakin jika suatu saat nanti aku diberi anugerah untuk merasakan jatuh cinta lagi, aku berdoa dia yang akan menjadi muaraku.Tempat terakhir aku berlabuh. Menikah dan hidup bahagia.

*Flasback off

INARA SAHABATKU

INARA SAHABATKU

"Tok tok tok.... Assalamualaikum , Fris ini aku Nara".Inara yang datang masih dengan seragam kerjanya berdiri menyenderkan tubuhnya ditembok samping pintu kamar Frista.Inara sudah menunggunya hampir selama 10 menit dan mengetuk pintu kamar Frista itu sudah 3x tapi belum ada jawaban sama sekali.

" Frista lagi tidurkah atau lagi pergi ya? Tapi tadi dia bilangnya sudah lagi pulang ke kontrakan".

Inara terlihat sedang memainkan handphonenya berusaha menghubungi Frsita lewat  panggilan suara di WA.

"Inaraaaa???? Kau sudah sampai sini?!

Nabila yang baru keluar dari kamar mandi itu langsung berteriak histeris melihat kedatangan Inara. Partner dalam dunia pendrakorannya itu.

"Iya Bil.. Frista dimana? Kok aku ketuk kamarnya berkali-kali sepi ngga ada jawaban ".Inara melepas sweeter yang membalut tubuhnya.

"Ada kok di kamarnya, mungkin dia sedang sholat". Ucap Nabila sambil melepas handuk yang ada dikepalanya.

"Oh... Pantesan ".

"Ra.. Ada drakor terbaru ngga?! ". Nabila mengakat sebelah alisnya.

"Ngga ada bil.. Aku belum download lagi".

Pungkas Inara cepat sambil mebalikan badanya hendak mengetuk pintu kamar Frista kembali. Namun sebelum tanganya menyentuh pintu berwarna coklat itu, wanita yang masih memakai mukena berwarna peach sudah membukanya terlebih dahulu. Wajahnya terlihat sembab, dipelupuk matanya pun masih terlihat basah.

"Inara...kau sudah disini dari tadi?? Maaf ya tadi aku lagi sholat".

" Sini masuk say.. "Frista melebarkan daun pintu itu agar sahabatnya bisa segera masuk kedalam.

Inara melepaskan flatshoesnya yang bewarna hitam  dan masuk kedalam kamar Frista.

"Mau minum apa say??"tanya Frista sambil melepas mukenanya, Ia melipatnya dengan rapih dan menggulungnya bersama sajadah berwarna hijau itu lalu membiarkanya ada di lantai.

"Hmm... Gimana kalau kita minum kopi? Kamu punya ngga? ". Kata Inara sambil melepas peniti yang menempel di jilbabnya.

"Ada nih  ..kamu mau kopi hitam atau kopi susu?? "Frista menunjukan kedua jenis kopi itu dihadapan sahabatnya.

"Aku kopi susu aja say.. Takutnya entar ngga bisa tidur kalo minum kopi hitam". Jawab Inara santai.

Inara terlihat sedang menaruh jilbabnya itu di gantungan baju milik Frista,sementara Frista duduk di depan dispenser membuat dua cangkir kopi , satu untuk Inara dan satunya lagi untuknya sendiri. Aroma kopi yang sangat khas itu seketika tercium di sudut kamar Frista, dan ia menikmatinya. Bagi Frista aroma seduhan kopi itu sudah membuatnya sedikit relax.

"Oiya Say ...kamu mau cerita apa tadi? ".Frista meletakan cangkir kopi di depan Inara yang sedang duduk menyandarkan punggungnya ketembok.

"Oh..". Inara membenarkan posisi duduknya dan memandang kedua buah mata Frista.

"Kamu udah baca Grup WA anak-anak kelas C belum?" Imbuhnya.

"Belum say... Aku left grup kayanya. Memori penuh. Memangnya kenapa? ".Ujar Frista sambil mendekati Inara dan duduk disebelahnya.

"Anak-anak pada minta ngumpul say,kamu mau ikut ngga? " Inara memandang wajah Frista yang dari tadi terlihat murung penuh tanda tanya,karena yang Inara tau sahabatnya itu sangat periang dan terbuka jika ada yang sedang dirasa.

"Aku... Belum tau say bisa ikut atau ngga".

"Lagian kan aku ngga punya motor". Kali ini suaranya lebih datar lagi.

"Kalau soal itu mah gampang,kita bisa berangkat bareng". Inara mengambil biskuit R*ma yang memang disuguhkan Frista kemudian memakanya.

"Oke lah kalau begitu aku ngikut saja".Ucap Frista.

"Drrrtttt.... Drrtttt.... Drtttt... "

*Mz Reyhan* is calling

Namun Frista membiarkan ponselnya berdering dan memilih untuk meminum kopi secara perlahan karena memang masih agak panas.

"Say... Itu mas Reyhan telfon kok ngga diangkat?? ".Inara penasaran sebenarnya apa yang terjadi . Ia pun memandang sahabatnya itu sangat dalam,mencoba menerka - nerka isi hati Frista.

"Ngga apa-apa kok say.. Lagi males aja". Raut wajahnya berubah, matanya berkaca -kaca.

Kali ini Frista menekuk kedua lututnya dan memeluknya erat, wajahnya semakin terbenam dalam tangisan yang sengaja ia sembunyikan dari Inara.

Inara hanya menarik berat nafasnya, isakan tangis itu membuat hatinya juga terluka. Melihat seseorang yang dia sayangi menangis, walaupun cuma sahabat namun Inara menganggapnya lebih dari saudara. Sifat ke kanakan Frista membuat Inara seperti mempunyai seorang adik perempuan.

"Say.... " Inara memeluk sahabatnya sangat erat dan melepas pelukanya begitu tau bahwa Rehyan menelfon Frista lagi. Tanpa seijin Frista ia langsung mengangkat telfonya.

" Frista.... Ku mohon maafkan aku, aku masih mencintaimu dan aku merasa benar-benar kehilanganmu..kembalilah padaku." Reyhan mengatakanya cepat dengan nada yang memelas, namun bukan suara Frista yang terdengar melainkan.....

"Hai laki -laki pecundang!!"Jawab Inara cepat. Suaranya begitu menggelegar membuat Reyhan menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Kalau kamu benar-benar mencintai Frista lebih baik kamu tidak usah menghubungi dan menemuinya lagi. Aku tidak mengijinkan sahabatku bersedih dan menangis lagi seperti ini. Kamu tau Mas Reyhan yang terhormat, Cinta tak akan pernah sanggup untuk menyakiti . Tapi kamu??  apa yang kamu lakukan sama Frista. Kamu sudah terlanjur menyakitinya. Dan itu yang kamu bilang mencintainya?? " Inara memaki laki-laki yang dia tahu sangat Frista sayangi.

Kemudian menekan tombol merah dan memblokir namanya dari kontak di ponsel itu.

"Maafkan aku Fris udah lancang, aku hanya benci pada situasi seperti ini. Melihatmu menangis hatiku juga merasa sedih,Ceritakanlah apa yang sebenarnya terjadi ". Inara menatap dalam sahabatnya dan menggenggam kedua lengan Frista.

Matanya masih mengalirkan air mata kepedihan.

"Say,Kamu tahu....3 tahun bukanlah waktu yang sangat sebentar bukan? Aku melewati hari-hari bahagia ku bersama Mas Reyhan, aku bahkan melewati hari-hari tersulitku dengan dia. Tapi kamu tahu?? Emosinya semalam benar -benar tidak bisa dikontrol. Aku takut say..".ia menumpahkan air matanya lagi mengingat kejadian semalem.

"Memang apa yang Reyhan lakukan padamu say? "Inara mencoba menghapus air mata Frista, namun tak juga mengering.

"Diaa...... "Frista mencoba menenangkan diri, kopi yang masih terasa panas ia minum begitu saja,mungkin lidahnya bisa menahan sakit karena kopi panas itu .Tapi hatinya tidak bisa menahan rasa sakit itu. Frista menatap hangat wajah Inara.

"Say.. Selama aku bersamanya aku tidak pernah merasa tersakiti, dia bahkan bisa menjaga hatiku agar tak berpaling darinya sedingin apapun sikapnya kepadaku, dia juga tak pernah membuatku cemburu karena dia menutup semua aksesnya pada perempuan-perempuan yang pernah dekat denganya. Tapi...... Semalem dia menyakitiku, menyakiti hatiku dan menyakiti....".Ucapan Frista terhenti dan menyentuh lehernya.

"Kamu lihatlah ini say .." Telunjuknya menyentuh luka yang meninggalkan warna merah keunguan disana.

"Ya ampun.... Mas Reyhan ngapain kamu say?? Kejam sekali dia sampai tega melukaimu ". Inara menjadi lebih khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

" Mas Reyhan..... " Air matanya kembali menetes dan menetes lagi. Frista mencoba untuk mengatur nafasnya namun dada itu merasa sangat sesak. Ingatan itu terus menghantuinya, Frista takut mendapatkan perlakuan kasar lagi dari laki-laki. Seumur hidupnya baru kali ini dia merasakanya, terlebih lagi yang melakukanya adalah seseorang yang sangat dia sayangi. Frista tetap akan menjelaskanya pada Inara.

"Kedua tanganya mencengkram bahuku sangat keras say, dia mendorongku hingga terbentur ke tembok. Kamu tau say??? Mas Reyhan hampir mencekiku, dan ketika air mataku menetes dia melepaskan tanganya. Namun, dia menarik daguku kasar kedepan wajahnya."

"Aku ngga habis pikir say, setelah itu dia mencium bibirku... Aaaaaaaaa ".Frista sangat Frustasi saat itu. "Bagaimana bisa dia melakukanya kepada wanitanya yang sedang menangis, bagaimana bisa dia bisa melakukan sesuatu yang dia jaga selama 3 tahun ini. Bagaimana bisa say?? Apa semua laki-laki sama saja? ".Frista menumpahkan semua emosinya. Sedikit melegakan namun sama sekali tidak menyembuhkan luka itu.

"Say kau tahu ..Jika Mas Reyhan belum bisa menjadi yang tebaik untukmu, Allah pasti sudah menyiapkan seseorang yang jauh lebih lagi dari mas Reyhan untukmu... Percayalah itu say, Akan ada pelangi setelah hujan ".Inara mengusap punggung Frista dengan lembut.

"Terima kasih banyak say.. "Frista menatapnya hangat. "Maafkan aku yang membiarkanmu melihat kesedihan ini". Frista memeluk erat sahabatnya itu .

"Engga masalah say ."Inara membelai rambut hitam milik Frista dan melepaskan pelukanya.

"Sekarang saatnya Kita bersenang - senang. "

"Senyum Inara mengembang, dia berjanji akan menghibur Frista untuk segera melupakan Reyhan. Mereka memutuskan untuk pergi ke Alun-alun yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dengan berjalan kaki. Menyusuri setiap jalanan malam yang sepi dengan canda tawa yang riang. Tidak peduli orang-orang di sekitarnya, saat ini yang terpenting melihat Frista kembali ceria.

JANGAN RUBAH TAKDIRKU

Pagi itu Frista sedang menunggu bus jurusan ke arah rumahnya di depan kios fotocopy yang berada dekat dengan perempatan lampu merah. Tempat itu memang biasa disinggahi beberapa bus untuk mencari penumpang. Sudah hampir setengah jam dia berdiri dan hanya melihat beberapa kendaraan pribadi melintas di depanya. Kali ini dia pulang sendirian karena Nabila dijemput sang kakak. Frista terlihat sedang memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan yang melanda, Sambil sesekali dia mengambil botol minuman yang berada di ranselnya karena matahari pagi yang mulai naik membuat Frista merasa dahaga.

"Glekk... glekk...glekk.." Frista meminum air hampir separuh dari botolnya. Seketika itu dia melihat bus PRIMADONA dari sisi kananya yang hendak berhenti.

Tubuh mungil yang dibaluti gamis bewarna hitam dan jilbab segiempat bewarna pink lembut itu kini terlihat sedang bersusah payah berlari menuju bus jurusan rumahnya yang tidak tepat berhenti didepanya. Perasaan cemaspun bersembunyi dilangkah kakinya, Frista berjalan sangat cepat karena takut ketinggalan bus yang sudah ditunggunya selama 30 menit itu. Akhirnya kaki jenjang milik Frista yang mengenakan flatshoes itu menaiki tangga bus dan mulai mencari ketempat duduk yang masih kosong . Frista menyapu pandanganya kesuluruh tempat. Semua kursi telah terisi, kecuali tepat dibelakang supir kursinya masih belum bertuan.

"Alhamdulillah masih ada kursi yang kosong". Gumamnya dalam hati. Tak lama setelahnya bus itu mulai melaju dengan kecepatan sedang. Frista duduk di sebelah jendela persis, karena dia menyukai tempat itu. Duduk menikmati perjalanan panjang yang menghamparkan indahnya pemandangan di kotanya. Sambil menikmati alunan lagu kesukaanya.

"When I see your face

There's not a thing that I would change

'Cause you're amazing

Just the way you are

And when you smile

The whole world stops and stares for a while

'Cause, girl, you're amazing

Just the way you are

The way you are

Lagu yang dinyanyikan Brumo mars itu menemani perjalananya, pulang kerumah dan bertemu keluarganya. Namun tiba-tiba seseorang menyenggol lenganya dengan keras.

"Auuuuww..." Fristapun kaget dan terkejut ketika melihat tempat duduk disampingnya yang sedari kosong kini telah terisi. Dia megusap lenganya dengan pelan. Kedua bola mata milik Frista mulai melihat seorang laki-laki disebelahnya.

"Maaf ya ..tadi saya buru -bu......ru".

"Frista .." Laki-laki itu mengembangkan senyumnya tatkala mengenali perempuan yang sedang duduk di dekatnya. Senyum itu adalah senyum yang berusaha Frista lupain selama beberapa tahun terakhir. Senyum yang membuat perasaanya berbunga-bunga dan hampir meledakan jantungnya.

Deg.

Detak jantung Frista kembali berpacu dengan cepat . Setelah sekian lama tidak merasakan itu, dia berusaha tersenyum sambil menelan salvinanya mencoba membalas tatapan laki-laki itu.

"Roy....?" Kata Frista dengan nada tak percaya akan bertemu dengan Roy di sini.

"Iya Fris...kamu masih ingat sama aku kan?? Gimana kabarmu sekarang?" Tanya Roy sambil membetulkan letak jam tanganya yang berpindah posisi.

Frista tak berani melihatnya lagi. Entah apa yang dia rasakan, karena sedari tadi detak jantungnya masih bersuara keras bahkan telinga Frista sendiri mampu mendengar.

"Aku baik-baik saja". Jawab Frista datar, Tanganya menyentuh tombol volume dan mengeraskan suara lagu yang sedang di putar. Berharap tidak mendengarkan Roy menyapanya lagi.

"Kamu mau kemana Fris??" Tanya Roy lagi. Kini Roy memandang Frista dengan seksama, Namun yang terlihat hanya batang hidungnya yang mancung.

Ya. Frista memalingkan kepalanya dan menatap keluar jendela. Suasana hening seketika karena tak ada jawaban yang berucap dari bibir berwarna merah muda itu.

"Jangan rubah takdirku Roy... Aku tidak ingin mengulang masa lalu itu,aku hanya ingin masa depan yang indah menikah dengan orang aku cintai dan orang yang mencintaiku" Ucapnya lirih dalam hati..

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

POV ROY

"Frista..kenapa kau hanya diam??Apakah sampai saat ini kau masih menyukaiku??" Tanya Roy dalam hati.

Frista adalah salah satu teman sekelasku di SMP. Dulu dia sangat pandai sekali pelajaran fisika, dan setiap kali aku kesulitan mengerjakan tugasku dia selalu membantuku. Memastikan PR ku sudah dikerjakan atau belum. Dia juga selalu memberiku minum ketika usai jam pelajaran olah raga.

"Kau mau minum?" Frista menawarkan botol aqua ditanganya yang ditujukan memang untuku..

"Boleh..makasih ya." Jawab ku datar.

Banyangan masalalu pun kembali muncul, memenuhi kepala Roy. Frista dimatanya tak lain hanya seorang teman wanita yang baik, teman yang mensuport dan paling senang ketika mendapatiku nilai yang bagus. Dia selalu melihatku dengan tatapan hangat.

Awalnya aku senang karena memunyai teman yang perhatian. Tapi lama-lama justru membuatku merasa aneh. Sepulang sekolahpun dia juga sering menanyakanku sudah makan atau belum lewat SMS. Walaupun dia memang temanku, Entah kenapa rasanya saat itu aq ingin sekali menghindar .

Jujur aku merasa risih akan tingkahnya, tapi tidak enak hati untuk menegurnya. Sampai pada akhirnya aku memutuskan menjauhkan diri dari perempuan itu setelah tau bahwa dia menyukaiku dari sahabatnya yang bernama Inara. Aku takut menyakitinya karena aku sendiri tidak memiliki perasaan apapun kepada Frista. Pada saat itu aku sudah mempunyai kekasih dan Frista tau itu karena sering melihat aku dan pacarku Ranti berduaan dikantin sekolah.

Mulai hari itu Frista terlihat sangat berbeda dari biasanya. Tak lagi mengajariku fisika dan tak lagi memberiku air minum..

Satu tahun berlalu, Ujian Nasionalpun telah usai . Kini saatnya hari pengumuman kelulusan yang ditunggu-tunggu itu tiba. Aku dan teman-teman yang lainpun ikut berdesak desakan didepan mading sekolah karena memang pengumuman kelulusan dan nilai NEM saat itu terpampang disana.

Aku kaget karena Frista sekarang yang menjadi juara di kelas. Padahal Mikho yang biasa mendapatkan Ranking 1 di kelas. Ada rasa senang disana karena dia benar-benar memberikan yang terbaik untuk masadepanya, Namun ada rasa sedih karena aku tidak akan bertemu denganya lagi.

Aku berusaha keluar dari desakan teman-temanku tadi setelah menemukan namaku  juga lulus dengan nilai yang bagus. Bahagia tak terkira karena aku pasti akan diterima di sekolahan favorit yang sudah lama aku incar. Saat yang bersamaan aku melihat Frista yang kesulitan untuk mendekat ke mading yang ada dibelangkangku.Tanpa sadar ku tarik tangannya megarahku hingga hampir tidak ada batas antara kita.

"Frista....selamat yaa kamu dapat nilai yang terbaik dikelas". Ucapku sambil menjabat tanganya.

"Iyakah??" Tanyanya tak percaya.

"Heemmm kamu yang terbaik..liat aja disana." Jari telunjuku mengarah ke kertas paling atas di mading sebelah kanan.

"Oke..Aku liat dulu ya". Jawabnya singkat dan segera mendekat kearah kertas itu.

Shittttt...bayangan masalalu itu muncul dalam lamunanku. Ku lihat Frista masih pada posisi semula menghadap keluar jendela bus ini. Sekarang dia terlihat jauh lebih dewasa dan keibuan, tapi penampilanya tetaplah Frista yang dulu frista yang kukenal apa adanya, dan sesederhana itu juga pakaian yang melekat pada tubuhnya.

"Permisi mas..."  Kondektur bus itu menengadah tanganya tepat di depan mataku. Dengan segera tanganku masuk ke saku jaket bagian depan untuk mengambil uang . Setelah mengeluarkanya aku memberi Rp 20.000 kepada laki-laki yang memakai topi warna merah itu sembari menujukan tangan ke arah wanita disebelahku yaitu Frista.

"Sama dia sekalian ya mas" Kataku sambil menatap kerudung pink yang Frista kenakan.

"Oke ini kembalianya." Kondektur bus itu melewatiku setelah memberi uang 10rb sisa pembayaranya.

Bayangan wajah Frista kini terlihat jelas , tepatnya 13 tahun yang lalu .

Perempuan bertubuh kurus dan berkulit sawo matang itu mempunyai rambut hitam yang panjang . Rambut itu adalah makhota yang paling membuatku melihat bahwa dia juga cantik seperti perempuan pada umumnya. Hidungnya yang mancung dan gigi rapihnya yang berbaris kecil-kecil membuat senyum diwajah Frista semakin manis. Ah tapi dia bukan seleraku.

Frista...

Mungkin kau adalah wanita pertama

yang mengagumiku dengan segenap rasa.. 

"Aaaaaa....... perasaan apa ini ". Gumam Roy lirih. Tanganya mengusap layar Ponsel keluaran terbaru dari Samsung. Seutas Senyum manis dari wajah Ranti kekasihnya itu terlihat dari layar Handphone yang sedang dia pegang. Roy berjanji akan selalu mencintai Ranti dan tidak akan pernah menghianatinya.

Bagaimanpun Frista hanya bagian dari masa laluku . Karena sepertinya juga dia sudah memiliki kekasih.

Roy terus mencoba mengajak Frista berbicara namun tetap diam, setelah sekian lama dia menunggu jawaban Roy baru menyadari bahwa ada kabel earphone yang menyambung di Ponsel Frista.

 "Frista ...kenapa kamu begitu menyebalkan ! ". Roy mendengus kesal namun hanya dalam hati.

Roy menutup matanya perlahan , dia merasa lelah dalam perjalanan pulangnya dari Negeri Sakura. Dari menunggu lama dibandara, ban bocor pada travel yang di naiki hingga memutuskan untuk menaiki bus ini . Dan waktu mempertemukanya dengan Frista, Wanita dalam kisah masa lalunya.

Tanpa disadari Frista menoleh kewajahnya yang masih terpejam sesaat. Namun segera ia memalingkan wajahnya, Karena ternyata debaran dihatinya masih ada untuk Roy.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!