"Hiks...hiks...hiks." suara tangisan seorang gadis yang tersedu sedu, Dia duduk di pinggir danau dekat taman tepi jalan di kota B.
Hari sudah semakin larut malam tapi dia masih duduk disana, Dia enggan untuk berdiri karena Hatinya begitu hancur dan rapuh melihat nasib yang ia alami sekarang.
Ingin rasanya ia pulang dan mengadu pada seseorang tapi itu percuma saja. Semua yang yang dia sayang dan ia cintai tidak lagi membutuhkan dirinya. Karena ia sudah di hianati oleh orang orang di sekitarnya.
"Kenapa kalian begitu tega terhadapku." teriaknya sambil menagis dan suara masih sendu.
"Apa salahku pada kalian semua sehinga kalian memperlakukan diriku layaknya seorang baji*gan." bernapas sejek dan kembali mulai berteriak, kini air matanya sudah tak terbendungi lagi mengalir tak henti dari tadi membasahi pipi cantik nya.
Ketika ia ingin berdiri dan melompat ke dalam danau, niatnya terhenti karena ada dua orang Pria menghampiri dirinya. Dan menarik tangannya secara paksa dan mencengkram tangan gadis dengan begitu eratnya.
Dengan tatapan tajam dan penuh nafsu dua Pria itu tersenyum licik. Melihat gadis seorang diri di tengah gelapnya malam, di tambah lagi dengan dirinya yang sudah sangat kacau, kini pikirannya melayang layang entah kemana.
"Kenapa kau sendirian?" tanya seorang Pria.
"Lebih baik kau senang-senang bersama kita, dari pada kau harus meloncat ke dalam danau itu." lanjutnya, ia masih memengan tangan gadis itu secara paksa.
"Hiks..hiks.. Apa mau kalian?" tanya seorang gadis dengan suara serak tangisan.
"Kita hanya mau dirimu!" jawab seorang Pria sambil tersenyum.
"Lepasin Gue!" teriak gadis.
"Mana mungkin kami melepaskan berlian begitu saja." jawab Pria sambil tertawa.
"Engak...! Lepasin gue! Aku mohonnnnnn." teriak gadis itu sambil merontak rontak.
"Sudah kau diam! Tidak perlu teriak." ucap kesal mereka.
"Lagian percuma kau teriak tengah malam, tidak bakalan ada orang yang menolongmu satupun." Lanjut mereka. Sambil tertawa bahagia melihat gadis itu.
Mendengar ucapan mereka, gadis itu malah merontak semakin keras agar tangannya terlepas dari mereka, namun usahanya sia-sial, karna ke adaanya yang semakin lemah malah membuat ia lelah.
Tak lama kemudian ada sebuah mobil yang lewat, dia melihat gadis itu di ganggu oleh orang, tampa berfikir panjang cowok itu turun dari mobil dan menghajar mereka satu persatu. Dan melihat dengan tatapan tajam hingga akhir nya mereka kalah, kemudian mereka meninggalkan gadis itu bersama cowok.
Cowok menarik gadis untuk masuk ke dalam mobilnya, gadis itu sempat menolak tapi sebuah tatapan tajam nya membuat gadis itu sangat takut dan akhirnya mengikuti cowok tersebut.
Di dalam perjalanan hanya ada keheningan, dan gadis itu kembali merasakan takut ketika dia mencium bau alkohol yang sangat menyengat di hidungnya, ia baru sadar cowok yang menolong dia sedang mabuk.
Kini mobil itu masuk ke dalam sebuah pekarangan dan berhenti tepat di depan pintu rumah, cowok menarik paksa gadis turun untuk mengikutinya, namun gadis itu menolak, kini tatapan cowok itu tidak bisa di artikan lagi.
Dengan paksa ia menarik gadis untuk masuk ke dalam rumah dan mengajaknya masuk ke dalam kamar di lantai atas. Setelah membukak pintu dengan paksa, cowok itu mengunci pintu kemudian tiba tiba ia melempar gadis ke atas ranjang dengan kasar.
Mungkin karena pengaruh Alkohol yang begitu dalam di tambah lagi obat peransang yang mengguncang pikiran cowok, Dia menarik gadis kedalam pelukan kemudian dia menciumnya secara paksa dan kasar, gadis itu hanya bisa menangis dia terbebas dari orang jalan tapi dia malah terkurung dalam satu ruangan.
Karna merasa sangat lelah gadis itu tak bisa banyak memberontak karna tenaga cowok itu tiga kali kuat dari tenanganya.
"Apa yang anda lakukan? aku mohon lepaskan aku!" lirih gadis itu dengan wajah yang sembab air mata terus mengalir.
Tampa menghiraukan perkataan gadis ia malah semakin ganas, kini dia merobek baju gadis dan mulai melancarkan aksinya. Gadis itu hanya bisa menangis dan pasra apa yang terjadi pada dirinya.
Tampa menunggu lama cowok itu merenggut sesuatu yang berharga dari diri nya yang selama ini selalu dia lindungi dan ia jaga, hanya dengan empat kali hentakan jebol lah sudah pertahanan seorang gadis.
"Ahh.. Tidak.. tidakk... A-ku mohonnn!" Teriak gadis itu.
"Aku mohonnnnn jangann lakukann ini!" lanjut gadis dengan suara isak tangis, namun cowok itu tak menghiraukan ucapan si gadis.
"Aaaaaa.. saa... saaakitttt!" teriakan gadis itu sangat keras namun tidak akan di dengar oleh orang dari luar karena ruangan itu ruangan kedap suara.
Gadis itu hanya bisa menagis menahan rasa sakit dan ia juga merasakan darah hangat yang keluar dari dalam tubuhnya, Dia menanggis semakin tersedu sedu.
Mungkin kerna begitu kelelahan dia akhirnya pingsan. Setelah cowok itu puas mungkin karna dia kelelahan juga akhirnya dia terlelap sambil memeluk gadis.
Ke esokan subuhnya gadis itu terbangun dan masih mengangis melihat dirinya yang sudah tidak suci lagi. Kemudian dia melihat cowok yang telah meregut kesuciannya.
Mendengar suara isakan seorang gadis tiba-tiba cowok itu terbangun, dan mencari sumber suara tersebut. Dia melihat gadis yang berbalut dengan selimut menagis di samping nya, kemudian dia mengingat ingat apa yang sudah dia lakukan kepada gadis itu.
Setelah dia mengingat kejadian itu, dia mengacak ngacak rambutnya karna merasa kesal pada diri nya sebegitu bodohnya dirinya sehingga bisa melakukan hal sebejat itu.
Berlahan lahan ia mendekati gadis itu untuk menenangkan nya. Namun gadis itu menjauhi diri nya karna merasa masih sangat takut kepadannya.
"Jangan takut! Aku tidak akan melukaimu lagi." ucap nya, namun gadis itu hanya diam saja.
"Maaf.. Semalam aku mabuk dan di jebak sehingga akhirnya aku tidak bisa mengendalikan diri." lanjutnya lagi namun gadis itu masih juga enggan untuk bersuara.
"Aku Mohonn maafkan aku, Aku akan bertanggug jawab atas apa yang telah terjadi." ucapnya lagi sambil meyakinkan gadis dan melihat gadis itu yang tak henti-henti menagis.
"Kau sudah mengambil Sesuatu yang paling berharga dalam hidupku." ucap gadis untuk pertama kalinya dengan suara yang sedikit berdahak.
"Aku tau, Aku sudah ingat semuanya apa yang telah terjadi di antara kita." jawab cowok.
"Sekarang bersihkan badan mu! Setelah ini baru kita bahas apa selanjutnya." lanjut cowok sambil memeluk gadis, supaya dirinya sedikit lebih tenang.
Tak lama kemudian gadis itu melepaskan pelukannya lalu dia melihat dirinya yang begitu sakit sekujur tubuhnya terutama di bagian intimnya.
Bagaimana aku bisa jalan ini ku sakit banget, semua tubuhku terasa roboh, Kenapa nasib ku akhir begini, Aku ingin takdir baik bukan malah sebaliknya.
Melihat gadis itu berfikiran bengong, ia segera membalut tubuh gadis itu baik-baik, lalu menggendongnya sampai ke depan pintu kamar mandi. Karena ia tau apa yang ada dipikiran gadis itu.
"Apa yang anda lakukan?" Tanya gadis.
"Kamu tidak bisa jalankan? jadi diam lah!" jawab cowok berjalan sambil menggendong gadis itu.
Setelah sampai di depan pintu dia menurunkan gadis itu secara berlahan lahan, dengan langkah terlati lati gadis itu masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan tubuh nya. Tak lama kemudian gadis itu sudah selesai membersihkan badan manun iya lupa sesuatu.
Aku kan tidak punya baju apa yang harus aku lakukan. tampa sadar Dia mulai meneteskan air mata.
Melihat gadis itu tidak kunjung keluar dari kamar mandi, cowok itu berjalan mendekati pintu kamar mandi.
Tok. tok.. tok..
"Apa kau baik baik saja." ucapnya yang mulai merasa panik.
"Aku baik baik saja?" teriak dari sebelah.
"Kenapa kau lama sekali?" Tanya nya lagi.
"Maaf, Aku tidak punya baju ganti." lanjut gadis itu.
Tampa berfikir panjang dia menyuruh pelayan mengambil baju yang ada di kamar ruang tamu. Setelah pakaian sudah datang ia kembali menghampiri gadis itu dan menyuruhnya keluar untuk masuk ke dalam ruang ganti.
"Kamu keluar saja, setelah itu masuk ke dalam ruang ganti, bajumu sudah ada disana. " ucap cowok. Tak lama kemudian gadis itu keluar dan segera masuk ke ruang ganti.
Ketika gadis masuk ke dalam ruang ganti, dia juga segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, karena ia merasa dirinya begitu lengket karna keringat tadi malam.
Setelah selesai mandi dan memakai baju dia melihat ke arah gadis yang duduk di sofa dengan tatapan mata gadis yang begitu kosong.
Dia menghampirinya, dan mengajak ia turun untuk sarapan tapi gadis itu tidak mau, melihat tatapan gadis dia merasa sangat bersalah.
Kemudian dia menyuruh pelayan untuk mengantarkan makan ke atas dengan niat supaya gadis itu mau sarapan.
Setelah makan datang dia berpamitan untuk pergi kekantor sebentar.
"Aku pergi ke kantor sebentar. Ada sedikit masalah dan aku harap kamu jangan kemana-mana sampai aku datang." ucap cowok melihat ke arah gadis.
"Dan jangan lupa kamu harus makan." lanjutnya lagi.
Gadis itu hanya bisa mengangguk karna dia mengerti apa yang di maksud cowok tadi, namun dia tidak berani menatap wajah cowok itu.
Setelah berpamitan cowok itu kemudian turun ke lantai dasar, menggunakan Lift khusus. Sesampai di lantai dasar, seperti biasa dia di sambung oleh para pelayan.
"Selamat pagi tuan." sapa salah seorang pelayan sambil membungkukkan badan memberi tanda hormat.
"Iyaa Pagi." jawab Arjuna sambil memberi senyuman kepada pelayan.
Ya dia adalah Arjuna Putra Adipura seorang pungusaha besar di kota B di usia yang masih muda, bukan cuma pengusaha muda, dia juga cowok yang tampan, Pintar, Tegas dan lainnya. Bahkan sudah bisa di bilang kalau dia adalah cowok yang sempurnya. Semua sudah ada pada dirinya.
Di usianya yang masih 24 Tahun dia sudah bisa merai semua apa yang dia inginkan. Karena itu lah semua gadis-gadis tertarik untuk mendekati dia, jika mereka tidak bisa mendapatkan Arjuna seutuhnya, setidaknya mereka bisa menikmati uang Arjuna.
Hari ini dia pergi ke Kantor untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang mendadak. Masalah yang harus dia selesaikan hari ini juga.
Sebelum dia berangkat ke kantor, dia Sarapan terlebih dahulu. Sesampai di Meja makan dia sudah melihat Asisten Pribadi nya. Seperti biasa dimana ada Arjuna di situ pasti ada Asisten.
"Pagi Tuan!" sapa Asisten.
"Pagi Syamm." jawab Arjuna kemudian duduk di meja makan.
Asisten pribadi Arjuna bernama Syam Olcyno.
Syam sudah bekerja bersama keluarga Arjuna sejak Arjuna masih di bangku SMP, dulu Syam adalah Orang kepercayaan papa Arjuna dan sekarang di tugaskan menjadi asisten pribadi.
Papa Arjuna melakukan ini semua karena dia percaya kalau Syam bisa menjaga putranya.
Setelah selesai sarapan mereka keluar dari rumah dan menuju ke kantor. Hari ini Arjuna berangkat kantor bersama Syam karena ia malas membawa Mobil sendiri. Apa lagi karna kejadian semalam.
Ketika di perjalanan cuma ada keheningan di dalam mobil. Sesekali Syam melirik tuannya dari kaca spion mobil. Dia melihat kalau tuannya sedang gelisah entah apa yang ia pikirkan. Syam pun tidak tau dan pada akhirnya Syam memberanikan diri untuk bertanya.
"Ada apa tuan?" tanya Syam melirik tuannya dari kaca depan.
"Tidak ada." jawab Arjuna singkat. Karna Syam belum merasa puas dengan perkataan tuannya ia kembali bertanya.
"Apa ini masalah Kantor?" ucap Syam.
"Atau Ada yang lain yang bisa saja bantu?" tanya Syam lagi.
"Tidak Syam, Ini bukan masalah kantor." jawab Arjuna sambil mengacak ngacak rambutnya. Melihat tingkah sang tuan Syam pun ikut merasa bingung. Bagaimana dia bisa membantu sedangkan tuannya sendiri tidak mau bercerita.
"Kamu pernah dengar kata-kata ini Syam? Niat Kita ingin menonong orang dari mara bahaya tapi kita yang malah terjebak di dalam marabahaya itu." guman Arjuna sambil melihat Syam dengan tatapan yang tidak bisa di artikan oleh Syam ia tidak tau ntah apa maksd dari perkataan tuannya itu.
"Apa ini Masalah Gadis yang tuan tolong semalam?" tanya Syam penasaran.
Arjuna tidak menjawab ketika Syam balik bertanya. Dia cuma diam saja. Melihat sang tuan diam Syam semakin bingung di buat oleh Arjuna.
"Memangnya apa yang telah terjadi di antara tuan dan gadis itu?" tanya Syam lagi sambil melihat tuannya.
"Apa kau memikirkan ku dengan hal yang sebodoh itu." ucap Arjuna kesal. Dia tau apa yang di maksud asisten.
Walaupun itu benar terjadi tapi dia tidak mau kalau ada satu orang pun yang tau masalah ini.
"Tidak.. tuan..." ucap Syam yang melihat tuannya sudah mulai kesal.
"Jika tuan tidak kasih tau bagaimana saya bisa menjawab pertanyaan tuan." lanjut Syam.
"Sudah lupan kan saja. Saya tidak mau berdebat dengan Anda di pagi ini." ucap Arjuna mengalihkan pembicaraan biar Syam tidak bertanya yang lebih jauh lagi.
"Baiklah tuan " jawab Syam.
Mereka telah sampai di Perusahaan besar Miliknya Arjuna yang membubung tinggi seperti gedung pencakar langit ARJUNA CIST GRUP.
Sesampai di kantor Syam segera mamarkirkan mobil mereka di parkiran Khusus yang telah di sediakan kantor.
Kemudian mereka keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk ke dalam Kantor. Sampai di Loby dia di sambut oleh beberapa Karyawan, tepat di depan meja Represionis dia di sambut kembali.
"Selamat pagi tuan muda." sapa Represionis sambil membungkukkan badan tanda memberi hormat.
"Pagi." jawab Arjuna yang masih terus berjalan menuju ruangan di lantai paling atas, Ia menggunakan lift khusus, seperti biasa Syam selalu mengikuti dari belakang.
Sesampai di lantai atas dia segera masuk ke dalam ruangaan. Kemudian mengambil Laptop, lalu mengotak atik Laptop. Tak butuh waktu lama karna berkat Kepintaran ia bisa menemuakan orang yang sudah membuat masalah di dalam Perusahaan itu.
Dalang dari semua masalah, bukan cuma itu saja dia menemukan orang itu sampai ke akar-akar.
Dengan segera dia mengeluarkan sebuah ponsel di dalam kantong celana. Kemudian ia menelfon orang kepercayaan untuk segera menangkap orang tersebut.
Baru saja Arjuna mau duduk di kursi kebangsaan tiba tiba Syam mengetuk pintu.
Tok tok tok..
"Masuk." ucap Arjuna.
"Maaf tuan saya mengganggu mu." ucap Syam sambil berjalan mendekati Arjuna.
"Tidak, Ada apa? cepat katakan waktu ku tidak banyak." tanya Arjuna dengan nada datar.
"Jangan buang waktu ku! Kau cuma punya waktu lima menit dari sekarang." lanjut Arjuna. Mendengar perkataan tuan Syam malah bengong entah apa yang dia pikirkan.
"Waktumu tinggal tiga menit." dengan suara keras dan membuat Syam sadar dari lamunannya.
"Iya tuan.." jawab Syam sedikit kaget.
"Salah seorang pelayan menelfon ku, dia bilang kalau gadis yang ada di rumah jatuh dari tangga." ucap Syam dengan perasaan tidak enak karna dia pikir ini bukan waktu yang tepat.
"APA?" ucap Arjuna kaget, dengan suara yang sangat keras, Dia juga membuat Syam ikut kaget dengan suaranya. Walaupun tadi Syam sudah tau bakalan seperti ini.
"Siapkan Mobil! Kita pulang sekarang juga." perintah Arjuna lalu keluar dari ruangan dan di ikuti Syam dari belakang.
"Baik tuan." ucap Syam.
"Apakah kau sudah menelfon Dokter keluargaku?" tanya Arjuna panik sambil berjalan menuju parkiran. Melihat tuan panik Syam berusaha menenangkannya.
"Tenang saja tuan. Saya sudah memberitahunya." jawab Syam sambil melihat tuan.
"Dia pasti akan baik-baik saja." lanjut Syam.
"Bagaimana kau tau dia baik saja? Dia jatuh dari tangga kau pikir itu hal yang sepele." ucap Arjuna kesal mendengar kata Syam yang bilang kalau dia baik-baik saja.
Sampai di parkiran mereka segera masuk ke dalam mobil dan mobil melaju kencang menuju rumah.
RUMAH.
Tampa mengucapkan apapun Arjuna lansung naik ke lantai atas, dia tidak menjawab sapaan dari para pelayan satupun, yang ada di pikiran dia cuma gadis itu dan gadis itu.
Dia berfikir jika terjadi hal yang tidak di inginkan dia tidak akan memaafkan diri nya sendiri.
Sesampai di lantai atas dia segera menuju kamar, tempat dimana keberadaan gadis itu sekarang, lalu dia segera masuk. Arjuna melihat Dokter dan salah satu pelayan ada di dalam ruangan itu. Setelah Dokter selesai mengobati Arjuna lansung bertanya.
"Bagaimana keadaan gadis itu?" tanya Arjuna panik.
"Lukanya tidak terlalu parah." ucap dr.Galang.
"Tapi Aku harap kau memperlalukan dia dengan baik." ucap Dr.Galang sambil melihat Arjuna.
"Apa maksud mu?" tanya Arjuna yang mulai kesal.
"Kau pasti tau maksudku tuan." ucap dr.Galang yang kini membuat Arjuna semakin tidak paham apa maksdnya.
"Kau tidak usah mempersulit keadaan, Katakan saja yang sebenarnya?" ucap Arjuna dengan nada meninggi.
"Aku tidak menuduh mu tuan, Aku hanya menyuruh mu memperlakukan dia dengan baik bukan, jika kau masih melakukan itu kepadanya dirinya maka dia akan berakhir di rumah sakit tepatnya Rumah Sakit jiwa." ucap dr.galang panjang lebar, Dia sudah salah menilai Arjuna.
"Apa yang ada di otak bodoh mu? Kau kira aku ini layaknya seorang baji*ngan! sehingga kau menilaiku serendah itu, atas dasar apa kau menilaiku seperti itu? kau tidak tau apa apa jadi jangan campuri urusan ku!" ucap Arjuna yang semakin kesal, dia menatap dr.galang dengan tatapan yang tidak bisa diartikan lagi. Syam yang melihat tatapan Arjuna kemudian dia mulai bersuara karena dia tidak mau terjadi keributan jika tuan Arjuna Marah maka habis lah mereka semua.
"Maaf dr.Galang seperti nya kau salah paham." ucap Syam.
"Gadis ini di tolong oleh tuan Arjuna tadi malam. Di saat dia menangis dan sendirian di tepi danau tengah malam." lanjut Syam menjelaskan kepada dr.galang apa yang terjadi. Seperti yang di ceritakan oleh Arjuna tadi, dan Arjuna tidak bilang kalau gadis itu di ganggu preman dan apa yang sudah terjadi antara dia dan gadis itu.
"Maafkan saya Tuan. Saya tidak tau." ucap dr.galang mintak maaf kepada Arjuna tapi Arjuna yang sudah kesal tidak menghiraukan kata maaf itu.
"Jika sudah selesai anda boleh pergi sekrang dr.galang." ucap Syam yang mengerti kalau ke adaan sedang kacau.
"Baiklah, Jika gadis itu bangun dan dia masih merasakan sakit segera berikan obat ini." ucap dr.galang sambil memberikan obat.
Arjuna keluar ruangan terlebih dahulu sebelum dr.gadang keluar, Dia mencari pelayan yang menolong gadis itu, dan dia juga mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.
Karena tadi pagi dia merasa gadis itu sudah baik-baik saja, dan dia juga sudah tenang. Berkat sebuah kepintarannya lagi. Sebuah kecurigaanpun mulai di rasakan Arjuna.
Ketika melihat semua bukti yang ada Arjuna merasa ada yang janggal dari itu semua, ia merasa selama ini ada orang berdarah dingin di dalam rumah itu.
Bukan cuma itu saja. Apa yang dia lakukan di dalam rumah itu bisa di ketahui oleh orang luar. Walaupun ia merasa tidak ada yang memperhatikannya selama ini, entah siapa dalang dari balik semua ini Arjuna belum tau pasti semua nya, tapi dia telah menemukan bukti sedikit demi sedikit.
Setelah selesai dari ruangan CCTV yang tersembunyi dari dalam rumah itu Arjuna keluar dari ruangan itu. Cctv ini tidak ada satu orangpun yang tau termasuk keluarga nya, cuma dia saja yang mengetahuinya. Ruang cctv kedua ini seganja dia buat karena dia merasa terkadang para penjahat bisa saja masuk keruangan cctv untuk membajak cctv sebelum melakukan aksinya. Ya seperti yang dia lihat tadi dari ruangan cctv yang satunya bahwa cctv di setiap sudut ruangan tampak blur, tidak ada yang bisa di lihat, bahkan di tempat titik kejadian cctvnya malah mati.
Kali ini dia menelvon orang ke percayaannya lagi untuk menangkap pelaku yang sering membuat dia resah. Tidak di rumah di kantor juga. Salah satu dari mereka yang membuat ke kacauan di kontor ternyata orang itu juga ikut dalam mengacaukan ke adaan di dalam rumahnya.
Setelah siap menelvon orang kepercayaan, Dia segera pergi dari tempat itu dengan cepat. Karna berkat kepintarannya ternyata dia sedang memaikan dramanya, dia tau bahwa dari pertama menelvon tadi ada salah seorang pelayang yang mengintip pembicaraan mereka, dengan cepat dan lihai Arjuna mengalihkan pembicaraan.
Arjuna Menuju ruang kerja. Sebelum menuju ruang kerja dia ingat akan gadis itu, kalau gadis itu belum siuman dari tadi. Jadi dia memutuskan untuk melihat keadaan gadis itu terlebih dahulu sebelum dia pergi untuk beristrahat.
Tok tok tok...
Arjuna mengetuk pintu terlebih dahulu, tidak ada yang menjawab ketokan pintunya. Arjuna lansung membuka pintu secara berlahan, kemudian dia mendekati gadis itu. Arjuna membenarkan selimut gadis tersebut, dia menarik selimut sampai menutupi dada si gadis.
"Ternyata dia belum sadar juga." guman Arjuna pelan. Ketika dia hendak keluar dia merasa kalau orang tadi bakalan mencelakai gadis tersebut. Tanpa berfikir lama Arjuna memutuskan untuk menunggu gadis itu sampai siuman dari pinsannya. Arjuna melangkahkan kaki menuju sofa yang ada di dalam ruangan itu lalu merebahkan tubuhnya, tak lama kemudian dia mendengar suara gadis pelan.
"Agrahh....." guman Gadis pelan sambil memegang kepalannya yang terasa sedikit nyerih, mendengar ucapan gadis Arjuna melangkahkan kakinya mendekati gadis. Namun gadis itu malah menjauh seperti orang ketakutan.
"Tenang! Kamu tenang jangan takut, aku tidak akan melukaimu." ucap Arjuna menenangkan dia, tapi gadis itu cuma diam saja sambil menatap Arjuna, Arjuna melihat tatapan gadis itu dia mulai bersuara kembali.
"Maaf... A-ku mintak maaf....!! saat kamu membutuhkan ku, aku malah tak ada di sampingmu, mungkin saja ini tidak akan terjadi jika tadi aku selalu di sampingmu." lanjut Arjuna merasa bersalah sendiri, lalu duduk di pinggir ranjang di samping si gadis, milihat Arjuna yang bicara seperti itu si gadis lansung bersuara.
"Ini bukan salah kamu. Tapi ini salah ku." ucap gadis
"Tidak. Sudah jelas ini salahku, kau terluka di rumahku." guman Arjuna lalu mengelus rambut si gadis, Melihat Arjuna mengelus rambutnya gadis itu lansung memeluk Arjuna dengan erat. Arjuna sedikit kaget tapi dia mengerti kalau hati seorang gadis sekarang dalam ke adaan rapuh. Arjuna membalas pelukannya.
"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Arjuna sambil memper erat pelukannya, entah kenapa Arjuna merasa pelukannya itu bisa membuat si gadis sedikit tenang dan mau menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.
"Apa kau juga ingin menyingkirkan ku?" tanya gadis sambil melihat mata Arjuna. Arjuna merasa ada yang berbeda sama gadis itu.
"Maksud kamu apa?" tanya Arjuna membalas tatapan gadis.
"Aku cuma ingin tau." ujar gadis dengan mata mulai berkaca, meliat gadis itu ingin menagis Arjuna kembali mengelus rambutnya.
"Coba kau ingat dulu. Kau ini memang bodoh tau pura-pura bodoh sih? Mana mungkin aku menyingkirkan orang yang tidak bersalah." ucap Arjuna mencubit pelan pipi si gadis.
"Jika aku menginginkannya, Kenapa tidak dari semalam? dan kenapa juga aku menolongmu." lanjut Arjuna lagi, ya memang perkataan Arjuna memang ada benarnya, jika dia ingin menyikirkan gadis itu kenapa tidak dari kemaren, gadis itu mulai menangis. Air mata nya sudah tidak terbendung lagi setelah mendengar ucapan Arjuna.
"Sudah, kau tidak perlu menagis lagi." sambil menghapus air mata gadis dengan ibu jarinya.
"Air matamu terlalu berharga, kau selalu membuangnya. Air matamu hanya boleh keluar jika itu air mata kebahagia, kau berhak bahagia." lanjut Arjuna yang kini membuat si gadis merasakan ketulusan yang selama ini dia rindukan.
"Trimkasih!" ucap si gadis lalu tersenyum melihat Arjuna, Mereka kini masih dalam posisi berpelukan.
Brekk..
Tidak lama kemudian tiba tiba Syam masuk tampak mengetuk pintu terlebih dahula, Syam berniat ingin memberikan obat kepada si gadis tapi iya di kagetkan oleh pemandangan yang dia lihat dengan matanya sendiri kalau tuannya sedang memeluk gadis yang sedang menagis. Walaupun Syam datang Arjuna masih tidak melepaskan pelukannya. Walaupun gadis itu berusaha melepaskan Arjuna memeluknya semakin erat.
"Maaf tuan. Saya sudah lancang." ucap Syam sedikit terkejut dan sedikit merasa takut kalau tuannya marah, dia berjalan mendekati Arjuna.
"Apa kau tidak punya sopan santun? Apa perlu aku mengajarimu untuk masuk ke setiap ruangan harus mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Arjuna yang mulai kesal menatap Syam dengan nada menekan.
"Maaf tuan Aku salah." ucap Syam yang melihat tatapan itu.
"Sudah jelas kau salah! Kau masuk tampa izin." jawab Arjuna.
"Mau apa kau ke sini? Cepat katakan waktuku tidak banyak untukmu." lanjut Arjuna yang masih memeluk dan mengelus rambut gadis itu.
"Saya cuama mau mengantarkan obat ini tuan." sambil memberikan obat kepada Arjuna.
"Obat ini harus di minum oleh gadis itu tuan. Supaya nyeri di kepalanya cepat redah." lanjut Syam yang masih setia menatap ke duanya.
Ada hubungan apa mereka sebenarnya, baru kali ini aku melihat tuan Arjuna sepeduli ini kepada gadis yang baru di kenalnya.
"Apa yang ada di otak bodoh mu itu? Apakah kau melihat ku sama dengan ucpan dr itu juga?" tanya Arjuna yang tau kalau Syam lagi memikirkan sesuatu. Seketika lamunan Syam berakhir kalau tuan nya tau dia sedang memikirkan sesuatu.
"Tidak tuan. Aku tau pasti tuan seperti apa." jawab Syam membenarkan ucapan Arjuna.
"Mulai sekarang kau harus memanggil dia dengan sebutan Nona." perintah Arjuna sambil melihat si gadis, dan gadis itupun merasa binggung kenapa Arjuna melakukan itu padahal mereka belum kenal.
"Baik tuan." jawab Syam melihat tuannya.
"Kalau tidak ada lagi, sialahkan anda keluar jangan lupa tutup pintu, dan lain kali berperilaku sopan lah sedikit." perintah Arjuna dan sekalian menasehati Syam. Kemudian Syam melangkah keluar ruangan dan tidak lupa ia menutup pintu itu kembali.
Gadis itu kembali bersuara setelah Syam sudah keluar dan meninggalkan mereka berdua.
"Maaf! Apa yang anda lakukan tadi?" tanya gadis melepas pelukannya dari Arjuna. Karena tadi Arjuna menyuruh Syam memanggilnya dengan sebutan nona.
"Aku bukan siapa-siapa, Anda juga tidak mengenalku bukan?" lanjutnya.
Andai kamu tau, kamu adalah gadis kecil yang selama ini aku cari. aku akan menjagamu meski aku tidak berani memberi tahu dirimu siapa aku sebenarnya.
"Kemaren aku memang tidak mengenalmu, tapi sekarang aku mengenal mu." jawab Arjuna melihat wajah si gadis.
"Nama mu Alika kan? maaf kalau aku lancang, aku tau nama itu dari kalung yang kau pakai itu." ucap Arjuna, dan seketika gadis itu memengang kalungnya. Kemudian tanpa dia sadari kini air matanya mulai mengalir lagi. Arjuna melihat jelas kalau gadis itu menangis kembali.
"Hey! Kenapa kau menagis lagi? Apa aku mengatakan hal yang salah?" tanya Arjuna sembari menghapus air mata itu lagi.
"Tidak. Anda benar Aku Alika tuan." lanjutnya.
" Aku Nafasya Alika Amadja, Orang-orang memanggilku Fasya. Anda boleh memanggilku Alika tuan." ucap gadis itu kemudian berusaha berhenti menangis.
"Baiklah, Aku Arjuna Putra Adipura, kau panggil aku Arjuna saja. Jangan panggil aku itu lagi" ucap Arjuna.
"Lagian aku masih muda. Juga masih terlihat tampan bukan? Lalu kenapa kau malah harus ikut ikutan memanggil ku tuan, kau bukan karyawanku bukan." kata Arjuna tersenyum dengan percaya dirinya. Melihat Arjuna gadis itu kembali tersenyum.
"Siapa yang tidak mengenal anda? Semua orang mengenal anda terutama para wanita." ucap Alika membenarkan ketika Arjuna memberi tau namanya.
"Anda Terlalu percaya diri Tuan muda!" jawab Alika sambil tersenyum dan ketawa. Melihat Alika tersenyum dan ketawa sepertinya Arjuna seketika bisa menghilangkan masalah yang ada di pikirannya.
"Aku kan sudah bilang, panggil Arjuna tidak ada penolakan!" perintah Arjuna.
"Mana mungkin Aku memanggil dengan sebutan itu, kepada orang yang lebih tua." ucap Alika.
"Memang nya berapa umurmu sekarang?" tanya Arjuna.
"18 Tahun." ucap Alika.
"Seharus nya aku harus panggil om dari pada Arjuna saja, Lebih tepatnya om Arjuna." jawab Alika Sambil tertawa.
"Ternyata kau Cerewet juga ya, umurku masih 24 Tahun." guman Arjuna mencubit pipi Alika pelan.
"Tidak. kau harus memanggilku dengan sebutan Arjuna." ucap Arjuna lagi.
"Tidak ada penolakan." perintahnya.
"Hmm.. Gimana Kalau aku panggil kakak boleh?" ucap Alika memohon kepada Arjuna.
"Baiklah, jika itu lebih baik." jawab Arjuna kembali memeluk Alika, Alika yang merasa nyaman pun membalas pelukan Arjuna.
"Terimakasih Semuanya." ucap Alika memandangi wajah tampan Arjuna.
"Di saat semua orang menganggap ku seperti sampah, kau malah menganggap ku sebagai berlian." Lanjut Alika menghelangkan nafasnya.
"Apa maksdmu?" tanya Arjuna.
"Jika kau punya masalah ceritakan lah padaku. Aku siap jadi pendengarmua, aku juga sudah siap memberikanmu sandaran untuk menagis lagi." goda Arjuna sambil menepuk-nepuk bahunya dan tertawa pelan.
"Kalau punya masalah tidak usah di pendam sendiri, nanti lama-lama malah menimbulkan penyakit." guman Arjuna sambil melihat sorotan mata Alika, Alika yang mendengar perkataan Arjuna Hanya tersenyum, Dia rasanya sangat bahagia walaupun mereka di pertemukan dengan keadaan yang begitu pahit.
"Kalau kamu cerita sama aku, rahasimu aman terkendali, Kamu cerita pada orang yang tepat bukan?" goda Arjuna lagi lalu ia tersenyum, sambil mengacak-ngacak rambut Alika.
"Kakak....! " ucap Alika kesal.
"Kok rambutku malah di berantakin tambah berantakan lahh." regek Alika yang mulai kesal, dia mempunyai ide untuk menjaili kembali Arjuna.
"Ahgrahhh.....Sakit." ucap Alika sambil memengang kepalanya, dia sedang memainkan drama nya.
"Mana? Yang mana nya yang sakit? Apa perlu kita ke dokter sekarang?" ucap Arjuna yang mulai panik,ia melihat Alika tidak bersuara. Tetapi dia melihat wajah Alika memerah karna menahan tawa.
"Kau mengerjaiku?" tanya Arjuna kesal.
"Kua jangan main-main dengan penyakit. itu sama saja kau yang memintaknya." lanjut Arjuna menasehati Alika. Mendengar perkataan Arjuna yang begitu dewasa Alika malah tersenyum.
"Hhhe.. Iya maaf kak! Habis kakak resek." jawab Alika.
"Ya sudah cepat kamu istrahat biar cepat sembuh. Aku tidur di kamar sebelah, jika kau perlu apa-apa kau panggil aku saja." ucap Arjuna.
"Oh iya satu lagi, jangan lupa kunci pintu dari dalam. Jika ada orang datang jangan di buka, kecuali aku yang datang." lanjutnya lagi.
Sebegitu pedulinya kau kepadaku,padahal kita bukan siapa-siapa. trimakasih atas semua yang kau berikan.
"Apa lagi yang ada di otak kecil mu?" tanya Arjuna. Sambil menunjuk jidat Alika.
"Cepat istrahat!" printah Arjuna.
"Iya." jawab Alika singkat. Lalu di membaringkan tubunya kembali ke atas kasur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!