_Prakk!!_
Sebuah gelas kaca yang hancur karena genggaman seorang pria yang kini berdiri dihadapan pelayan bar yang membuatnya kehabisan kesabaran.
Tangannya bercucuran darah dan semua orang yang berada di bar tersebut langsung menoleh dan memperhatikan keduanya.
"Beraninya kau menggangguku, wanita sial4n!!" Ucap pria itu pada seorang gadis dihadapannya yang merupakan pelayan baru dari bar tersebut.
"Panggil manager kalian untuk bertemu denganku!!" Bentak pria itu pada pelayan lainnya.
Gadis itu berdiri tegak dengan kaki yang gemetaran. wajahnya memucat dan tubuhnya membatu saat tau bahwa pria ini mampu menghancurkan kota hanya dengan satu jentikan jarinya.
Seidon Hayden, merupakan pria konglomerat terkaya nomor 1 di negara itu. apapun yang ia inginkan, apapun yang ia perintahkan akan langsung ia dapatkan.
Dengan tergesa-gesa seorang pria bertubuh gemuk datang dengan keringat dingin yang tak lain adalah manager dari bar tersebut, jantungnya bergetar hebat saat pria yang tengah membara dengan api amarah itu menatap kearahnya.
"Tu-tuan muda.. a-ada apa?" Tanya manager itu takut,
"Bagaimana bisa kau mempekerjakan orang seperti ini di bar milikmu hah?!! tidak becus! urus pria gemuk ini, aku tidak mau melihatnya lagi" ucap Seidon menyuruh pengawalnya dengan nada dingin.
"Tuan muda tolong.. ampuni aku!!" Teriak manager itu saat diseret oleh pengawal yang dibawa oleh Seidon.
dengan langkah lebar, Seidon berjalan mendekati gadis pelayan baru itu. Dengan tatapan rendah yang sangat tajam, Seidon menatap gadis ini dan perlahan semakin mendekatinya.
ia langsung mencengkram tangan gadis itu dengan sangat kuat dan tangan yang berlumuran darah akibat menggenggam gelas yang ia pecahkan tadi, sambil mengeluarkan sebuah pisau mini dari sakunya.
"Tolong.. managerku tidak ada kaitannya dengan ini, jangan sakiti dia.." gadis kecil ini mulai memohon di hadapan pria yang tak akan mendengarkan rintihannya.
"itu akibat dari ulahmu sendiri sayang, kau yang berulah dan orang lain yang akan tersakiti! agar kau tau, bahwa hadirnya dirimu hanya masalah bagi orang lain!" ucap Seidon dengan menatap tajam.
"Siapa namamu?" Tanyanya sambil menyusuri wajah gadis tersebut dengan sebilah pisau kecil.
"A-aster" gadis itu membatu dan sangat ketakutan saat sebilah pisau itu sangat dekat dengan matanya.
"Aster.. nama mu asing.. kau tidak berasal dari sini hum?" Tanya pria itu lagi.
"I-iyaa" ucap Aster ketakutan dan meringis saat sebilah pisau yang dipegang pria tersebut sedikit menggores pipinya dan berdarah.
"Kau tau siapa aku?? Berani sekali kau membuatku marah!!" Ucap pria itu penuh penekanan sambil menekan tangan Aster.
"Ma-maafkan aku... a-aku tidak sengaja aku tidak bermaksud mengusikmu" ucap Aster terbata-bata.
Ia menahan sakit pada tangannya yang dicengkeram kuat dan meringis kesakitan karena goresan dipipinya. darahnya mulai mengalir seperti air mata yang menetes.
Semua orang yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa, hanya melihat dan berbisik-bisik. Seorang pelayan baru berani mengusik Seidon Hayden yang merupakan CEO yang terkenal sangat kejam.
Ada satu hal yang biasa Seidon lakukan tapi tidak di ketahui orang luar, baginya darah adalah salah satu mainan utamanya. Jadi tidak heran jika dengan tangan yang terluka dia bahkan bisa melukai orang lain.
"Kau sangat cantik tapi... Kau mengusikku.. bukankah akan lebih baik jika kau duduk di pangkuanku dan melayaniku!! Tapi dengan beraninya kau mengusikku!! Kau tau apa hukumannya?" Ucap Seidon melempar pisau tersebut yang membuat semua orang menjauh darinya.
Aster hanya memejamkan matanya dan tidak berkutik sama sekali. Tiba-tiba air matanya lolos begitu saja, ia mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan maut dari pria yang kini berada dihadapannya.
"Kau menangis? kenapa menangis sayang? Kau takut padaku? astaga air matamu yang berharga ini menetes" Seidon mengusap lembut air mata Aster dan mendorongnya hingga terduduk disebuah sofa.
"To-tolong ma-maafkan aku.. a-aku tidak.. aku tidak se-sengaja" ucap Aster mundur dan mencoba pergi perlahan-lahan.
Dengan cepat Seidon menarik tangannya dan menatap Aster tajam. wajah keduanya sangat dekat, keduanya bisa saling merasakan deru nafas mereka yang menerpa wajah masing-masing.
"Bagaimana jika kau bermain denganku? Hanya sebentar.. aku tidak akan kasar padamu, setelah itu akan aku pertimbangkan untuk memaafkan mu atau tidak, sayang sekali jika aku melepaskanmu begitu saja. kau benar-benar menggoda" ucap Seidon menatap Aster dengan senyum andalannya.
"T-tidak.. kumohon Tuan.. le-lepaskan aku" ucap Aster ketakutan.
"Menurutlah, aku janji akan baik-baik menjagamu! aku akan memanjakanmu sayang, bawa wanita ini" perintah Seidon pada pengawalnya dan mendorong Aster pada Dae Jung, asisten pribadinya.
Seidon berjalan mendahului Aster yang dibawa oleh pengawalnya, Aster memberontak dan berhasil menggigit tangan pengawal yang membawanya.
Tentu saja pengawal itu langsung melepaskan cengkramannya pada tangan Aster. Tanpa berfikir panjang Aster melarikan diri keluar dari bar. Seidon yang melihat itu hanya membiarkannya dan tersenyum smrik.
"Heii!!" teriak pengawal tersebut dan berniat mengejar Aster tapi dihalangi oleh Seidon.
"biarkan saja dia pergi.."
"Tuan..?"
"Kau mau lari kemanapun aku akan tetap menemukanmu.. sayang!" ucap Seidon sambil menyilangkan tangannya menatap Aster yang berlari keluar.
Aster berlari menuju rumahnya yang cukup jauh dari bar tersebut. Aster tidak sempat memberhentikan taksi dan terus berlari menghindari pengawal Seidon yang dikira mengejarnya.
*
brukk!
Aster menabrak seorang pria dan keduanya terjatuh tepat Aster menindih pria tersebut. ia terkejut dan segera bangkit tapi sialnya gelang yang ia kenakan tersangkut dikemeja pria itu.
Aster tidak menghiraukan pria yang ia tabrak dan melepaskan paksa gelangnya membuat kemeja pria itu sedikit robek akibatnya.
Saat ingin berlari pria tersebut menarik tangannya dan Menatap lekat setiap inci wajah Aster yang kini tengah memejamkan mata dan meracau.
"Tuan kumohon lepaskan aku.. aku.. aku masih ingin hidup, aku tidak mau ikut denganmu tolong lepaskan aku" ucap Aster memejamkan matanya dan dengan tangan gemetar dan kaki yang lemas.
"Heii!!" Ucap pria itu mengejutkan Aster dan spontan ia membuka matanya.
"Glen!!" Ucap Aster langsung memeluk Glen Davin.
Mereka berdua sudah seperti saudara kandung yang saling melindungi terutama Glen yang selalu menemani dan menyemangati Aster.
"Kau kenapa heii.. pipimu terluka.. Aster apa yang terjadi denganmu, kau kecelakaan?" ucapnya cemas.
"To-tolong aku.. a-ada seorang pria kejam di bar.. di-dia mengejarku dan akan me-membawaku pergi.." ucap Aster gagap dengan penuh ketakutan.
"Tenang Aster tenang ya.. tenangkan dirimu" ucap Glen membersihkan wajah Aster dengan sapu tangannya dan memeluk Aster dengan lembut.
"To-tolong aku" ucap Aster menenggelamkan wajahnya didada bidang Glen dengan tubuh gemetar.
"sekarang masuklah ke mobil dan aku akan mengantarkan mu pulang" ucap Glen mengelus Surai rambut Aster.
Aster mengangguk dan masuk kedalam mobil dan dengan segera Glen mengantarnya menuju kerumah.
"Seidon selalu datang ke bar tempat kerja Aster. tidak akan ada orang yang berani melawannya apakah dia yang di maksud oleh Aster" batin Glen sambil menatap Aster yang masih begitu ketakutan.
Tanpa mereka sadari seorang pria menatap mereka dari dalam mobil mewah berwarna hitam pekat yang tak jauh dari mereka. Pria itu menatap Aster dan Glen yang tengah berpelukan hingga mobil itu berjalan pergi.
"Jadi mereka saling kenal ya.. ini akan menjadi sangat menarik" Gumam Seidon.
Sesampainya di rumah, Aster merasa lebih aman dan ketakutannya sedikit menghilang saat melihat senyum ayahnya yang terduduk dikursi roda.
Aster hanya tinggal bersama sang ayah semenjak ibunya meninggal dalam kecelakaan dan membuat ayahnya lumpuh permanen. Aster bekerja dibar untuk membiayai pengobatan ayahnya dan kehidupan mereka sehari-hari.
Glen merupakan pria yang selalu membantu Aster dalam masa-masa sulitnya. Semua orang menjauhi Aster semenjak kecelakaan itu dan perusahaannya ayahnya bangkrut.
Seluruh harta dan kekayaan ayahnya dijual untuk pengobatan sang ayah setiap bulannya. Aster bekerja dibar karena merasa gajinya lumayan besar untuk pengobatan sang ayah.
Ia sangat menyayangi ayahnya dan mengorbankan masa depannya demi ayahnya. ia berhenti kuliah dan bekerja demi kehidupannya dan sang ayah.
Ayahnya selalu melarang Aster bekerja di bar karena itu terlalu ekstrim, apalagi dengan wajah cantik yang dimiliki Aster bisa saja pengunjung bar menggodanya dan takut jika Aster melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Karena bagi sang ayah, Aster adalah putrinya yang sangat berarti bagi dirinya.
Untungnya Aster menemukan sosok Glen Davin yang bersedia membantu dan menemaninya dimasa-masa sulitnya menyemangatinya serta berusaha untuk membuat Aster selalu tersenyum dan melupakan kesedihannya, membuat Aster merasa nyaman dan tidak membiarkannya merasa bahwa dirinya sendirian.
_Jadilah seseorang yang sibuk memikirkan kebahagiaan sampai kau lupa apa itu kesedihan_
______________
Aster masuk kedalam rumah dan menatap ayahnya yang tengah tersenyum padanya. ia berlari dan langsung memeluk sang ayah dengan air mata yang berderai.
"Aster... kau kenapa.. pipimu.. kenapa bisa berdarah" tanya sang ayah cemas.
"Glen apa yang terjadi?" Tanyanya kembali dan melepaskan pelukannya pada Aster.
"Paman.. aku tidak sengaja bertemu Aster dijalan saat aku membeli teh boba, dia menabrakku dan sangat ketakutan" ucap Glen.
"Apa yang terjadi?" Tanya sang ayah cemas.
"Aster bilang di bar ada seorang pria kejam yang ingin membawanya" jelas Glen.
seperti langsung ada perasaan yang memburu dihati sang ayah.
"pria kejam? siapa dia? apa itu benar Aster?? Ceritakan pada ayah, apa yang kau lakukan?" ucap sang ayah mencoba mencari tahu.
"Ayah.. aku tidak sengaja mengotori sepatu pria itu karena aku tersandung dan kopi yang aku bawa tumpah pada dress wanitanya dan juga sepatunya... Dia marah padaku dan menggores pipiku bahkan dia berniat membawaku ntah kemana" jelas Aster dengan sesegukan.
"Ya Tuhan.. sudah ayah katakan bekerja di bar itu sangat berbahaya, berhentilah bekerja Nak.. carilah pekerjaan lain jangan membahayakan dirimu" ucap sang ayah memeluk Aster guna menenangkan putrinya itu.
"apa kau tau siapa nama pria itu?" Tanya Glen.
"Aku tidak tau kak.. aku melarikan diri saat aku menggigit tangan pengawalnya yang akan membawaku, tapi ada beberapa orang yang menyebut nya Tuan Hayden" ucap Aster.
"Hayden.. sudah ku duga itu Seidon" batin Glen.
"Kau tenang saja Aster... aku akan membantumu mencari pekerjaan yang baik dan aku juga akan melindungimu.. jangan khawatir" ucap Glen senyum menenangkan.
"terimakasih kak.. kau sudah banyak membantuku dan ayah" ucap Aster.
Glen hanya tersenyum dan mengangguk.
"Seidon, kau selalu saja membuat orang-orang ketakutan" Gumam Glen menatap Aster sendu
Setelah beberapa jam hari mulai larut malam dan Glen berpamitan untuk pulang kerumahnya. dengan mobil hitam merah yang mewah ia segera melaju menuju rumahnya.
"Andika, apa kau butuh seseorang di kantormu?" katanya berbicara melalui panggilan telepon dengan seseorang.
"aku belum tau, akan ku hubungi lagi nanti" jawab pria yang bernama Andika itu.
"baik"
Sesampainya dirumah seluruh pelayan dan pengawal menyambutnya. Glen adalah orang yang memiliki kepribadian ganda, di dalam rumah dan di luar rumah sangat berbeda.
Glen yang di kenal orang-orang adalah Glen yang selalu ceria, seseorang yang penuh kebahagiaan dalam dirinya dan selalu menyemangati orang lain, juga peduli pada semua orang disekitarnya.
Tapi siapa sangka dibalik semua sikapnya itu ada sikap lain yang disembunyikan dari semua orang dan sikap itu muncul hanya ketika dia berada di rumah.
"Selam__" seorang pelayan yang berniat menyambut kedatangan Tuannya itu langsung terdiam saat Glen memberi kode dengan tangannya.
Glen langsung masuk tanpa aba-aba dan berlalu membiarkan semua pelayan yang memberi hormat padanya dan berjalan cepat menuju kamarnya.
"Davin?" Panggilan dari seorang pria paruh baya yang duduk dengan membaca koran diruang TV ia memanggil putranya.
seketika langkah kaki Glen terhenti karena merasa ayahnya memanggil dirinya.
"Kau darimana saja?? Kenapa baru pulang?" tanya pria itu yang tak lain adalah ayahnya.
"Kantor" ucap Glen singkat.
"Makanlah bibi telah membuatkan makan malam untukmu ayah tau kau belum makan" ucap sang ayah.
"Antarkan saja ke kamarku, aku lelah" ucapnya singkat tanpa melihat ayahnya dan berlalu meninggalkan ruang tamu tersebut.
"Sampai kapan kau akan mengabaikan ayahmu Glen" ucap sang ayah menghela nafas setiap kali mendapatkan sikap dingin dari putranya. ia hanya bisa menatap putranya menaiki tangga menuju kamarnya.
"Tuan besar? Saatnya tidur" ucap maid pribadi yang selalu mengurus ayah Glen.
"Baiklah.. tolong nanti kau pergi ke kamar Glen antarkan makanan dan katakan padanya tadi Andhika Kasela datang mencarinya" ucap ayah Glen.
"Baik Tuan" ucap maid itu sambil menuntun ayah Glen menuju kamarnya.
_____________
Malam dengan rembulan yang cukup bersinar dan bintang yang bertaburan dilangit menampakkan keindahannya dimalam hari.
Seorang pria yang tengah duduk dibalkon kamarnya dan bersandar itu, membiarkan cahaya rembulan menyinari dan angin malam yang dingin menerpa wajahnya.
Matanya terpejam dan sesekali menampakkan senyuman khas miliknya yang dapat menggetarkan hati setiap wanita yang melihatnya.
Siapa lagi kalau bukan Seidon, seseorang yang terkenal kejam dalam dunia bisnis, pria yang dikejar banyak wanita karena ketampanan dan kekayaannya.
dalam bisnisnya ataupun hal pribadinya dia yang sangat teliti dalam setiap detail rencananya dan dengan mudah menghapus bukti kesalahannya dengan sangat profesional. Menggunakan dua trik yang tidak akan bisa diketahui orang lain selain dirinya.
Tidak pernah melepaskan mangsanya dengan mudah dan tidak akan mudah terlepas dari pria kejam ini.
Tuan Muda yang sangat disegani dan dikagumi dalam dunia bisnis dan kinerjanya yang sangat teliti dan handal. Tapi siapa sangka jika Tuan Muda ini adalah seorang psychopath yang mampu mengarahkan satu pelurunya pada 3 titik sasaran sekaligus.
Dingin, angkuh, dan arogan, sifat seperti itulah yang selalu dia tampakkan pada semua orang. Tidak bisa menerima kesalahan sekecil debu meski seseorang tidak sengaja menyentuh bajunya, baginya seseorang yang berani menyentuh tubuhnya maka berani mati sebagai gantinya.
_____________
Keesokan harinya,
Pagi yang cerah mengawali pagi Aster untuk mencari pekerjaan baru. Aster harus membuang rasa takutnya dan bayangan atas kejadian kemarin dan harus mencari pekerjaan baru yang mungkin gajinya tidak sebesar gaji dipekerjaan lamanya.
Ayahnya masih trauma dan melarang Aster untuk bekerja tapi lagi-lagi Aster meyakinkan ayahnya bahwa dirinya akan baik-baik saja dan tidak akan bertemu dengan pria jahat seperti kemarin. meskipun dalam dirinya masih ada ketakutan tersendiri.
"Ayah.. percayalah padaku.. aku tidak akan mengecewakan dirimu lagi aku menyayangimu dan hanya kau yang aku punya... Aku harus menjagamu ayah" ucap Aster dengan mata berkaca-kaca.
"Aster .. maafkan ayah nak.. seharusnya kau kuliah seperti teman-teman mu dan ayah yang bekerja tapi malah ayah yang menyusahkan dirimu" ucap sang ayah.
"Ayah.. ayah tidak perlu merasa begitu... Aku putrimu kan?? Biar aku melakukan apa yang aku bisa lakukan untukmu" ucap Aster menggenggam tangan sang ayah.
"Ayah sangat beruntung memiliki putri sepertimu" ucap sang ayah memeluk Aster dengan air mata yang berderai.
"Ayah tenang saja.. aku akan melakukan yang terbaik untukmu percayalah ini demi dirimu dan juga ibu.. meskipun ibu tidak lagi bersama kita tapi aku yakin ibu bisa melihatnya dari atas sana" ucap Aster tersenyum tipis pada sang ayah.
Ayahnya hanya mengangguk dan memeluk putrinya yang sangat ia cintai. Hatinya tidak rela karena harus melihat Aster bekerja keras demi kehidupan mereka. Rasa bersalah dalam dirinya masih membekas dan sangat dalam. Rasanya sulit sekali untuk mengubur kenangan buruk itu.
Aster adalah gadis yang memiliki banyak bakat dan pagi itu Glen menjemputnya karena sebelumnya Aster berkata akan mencari pekerjaan.
Glen mengantarkan Aster ke salah satu perusahaan dikota Seoul yang lumayan besar dan merupakan salah satu perusahaan milik teman dekatnya. Andika Kasela.
"Glen? Apakah kau yakin aku diterima?? Bukankah perusahaan ini perusahaan yang terkenal.. aku bahkan bukan sarjana bagaimana mungkin akan diterima?" Tanya Aster merasa gugup.
"Ahaha Aster tenangkan dirimu.. perusahaan ini milik temanku namanya Andhika Kasela dia tidak mempermasalahkan itu karena aku sudah menceritakan beberapa hal tentangmu" ucap Glen senyum cerah.
"dia mengerti dan karena aku meminta padanya jadi dia bersedia membantu" tambahnya.
"Be-benarkah?? Apa aku memiliki peluang?" Tanyanya lagi.
"Kau tenang saja aku sudah membicarakan ini dengannya.. kau pasti diterima" ucap Glen menyakinkan Aster.
"Apakah aku akan menjadi OB atau penyapu halaman?" Tanya Aster polos.
"ahahaa.. ternyata kau begitu khawatir, tenanglah Andika akan memberikan pekerjaan bagus untukmu" ucap Glen terkekeh.
"kak, kau jangan menertawai aku dong.. aku akan gugup nanti" ucap Aster wajahnya memerah.
"ahh tidak-tidak... baiklah ayo masuk.. " ucap Glen menarik tangan Aster.
"Apakah ada wawancaranya?" Tanya Aster gugup.
sambil merangkul wanita gugup itu "Tentu Aster.. jangan minder karena kau tidak memiliki gelar.. semua akan berjalan sesuai rencanaku" kata Glen.
"iya kak" ucap Aster gugup dengan jantung berdebar dengan tangan yang berkeringat dingin.
Saat akan masuk Aster melihat-lihat sekeliling dan tatapannya terhenti pada sosok pria yang duduk di ruang tunggu dengan secangkir kopi ditangannya.
sedikit tatapan redup dengan mata tajam miliknya mampu membuat Aster ketakutan. ia mengangkat cangkir kopinya sebagai tanda sapaan untuknya.
"pria itu.. Hayden, T-Tuan Hayden kenapa dia bisa ada disini" batin Aster menundukkan wajahnya dan berjalan cepat dengan menggandeng kuat tangan Glen Davin.
___________________
"Aster.. kau kenapa?" Tanya Glen yang merasa aneh pada Aster.
"T-tidak ada kak.. ayo masuk" ucap Aster gugup.
"Baiklah" ucap Glen dengan menggandeng tangan Aster.
*
Seidon POV,
Pagi itu aku datang ke perusahaan Kasela untuk melanjutkan kerja sama yang kemarin. selagi menunggunya selesai rapat aku memutuskan untuk duduk diruang tunggu dengan secangkir kopi yang nikmat.
aku berfikir ini akan menjadi waktu yang membosankan, tapi ternyata tidak lagi saat aku bertemu dengan Aster. gadis yang ku incar kemarin.
Tapi yang mengejutkan adalah dia datang lagi bersama salah satu rekanku, Glen Davin. Dan aku rasa wanita itulah yang sering Glen ceritakan padaku waktu itu. kemarin saat dia kabur dariku, dia juga bertemu dengan Glen dan pergi bersama.
Aster nampak takut melihatku, aku rasa aku tidak begitu menakutkan tapi semua orang begitu berhati-hati denganmu.
Aku rasa Aster akan bekerja diperusahaan ini dan wanita yang dimaksud oleh Andhika malam tadi. Ya jelas saja setelah kejadian kemarin wanita gila mana yang mau tetap bekerja di bar itu.
Wajah lugu dan polosnya membuatku ingin sekali menerkamnya. jaga raya telah merestui ku untuk membawanya ke mansionku setelah ini.
Seidon POV end,
*
Loby perusahaan Kasela,
Seluruh mata karyawan tertuju pada Glen yang menggandeng tangan Aster. Selama yang mereka tau Glen yang berada di lingkungan kerja adalah pria yang tidak berdekatan dengan wanita,
Tapi kehadiran Aster membuatnya bisa menampakkan senyumannya bahkan tak menampakkan rasa risihnya.
Seluruh karyawan berbisik-bisik tentang wanita yang dibawa Glen menuju ruangan Andhika dan terlihat sangat dekat dengan Tuan muda ini.
Ting, pintu lift terbuka dan menampakkan sosok pria yang tengah bercerita dengan Andhika didepan ruangannya. Betapa terkejutnya Aster saat kedua pria itu menatap kearahnya dengan hawa dingin.
Seidon tersenyum lembut kearah Aster dan menatapnya tajam. Glen yang melihat itu menatap tajam Seidon. ia merespon tindakan Glen dengan memutar bola matanya malas dan mengalihkan pandangannya.
"Aster kau kenapa gemetaran?" Tanya Glen memeluk bahu Aster.
"A-aku hanya.. gugup kak" ucap Aster senyum paksa.
"Ahh tidak perlu takut ayoo" ucap Glen merangkul Aster.
"Apa dia wanita yang kau bilang?" Tanya Andhika senyum pada Aster dan menampakkan lesung pipinya.
"iya dia orangnya" ucap Glen.
"Baiklah kita bicara sedikit diruanganku... Ayo masuk.. Seidon kau juga boleh masuk" ucap Andhika senyum.
Glen merangkul Aster dan berjalan melewati Seidon yang masih berdiri didepan pintu.
"hallo Nona cantik.." Sapa Seidon tepat ditelinga Aster.
damn!
semakin gemetar dan takut melihatnya, Aster memejamkan mata dan menunduk mengikuti langkah kaki Glen. ia hanya bisa terdiam dan memejamkan matanya saat seseorang yang ia takuti justru ada dihadapannya.
Andhika mempersilahkan Aster duduk bersebelahan dengannya dan bertanya-tanya agar lebih santai dan tidak terlalu canggung dalam membahas pekerjaan Aster.
Aster diterima di bagian sistem Presdir dan akan menjadi asisten Andhika sendiri. Sebenarnya Aster keberatan karena baginya posisi itu tidak cocok dengan dirinya yang tidak memiliki gelar apapun.
Aster merasa senang mendapatkan pekerjaan yang cukup lumayan untuk dirinya tapi lagi-lagi Aster merasa takut karena pria yang duduk tepat berhadapan dengannya justru menatap dirinya tanpa mengalihkan pandangan.
Kejadian kemarin terus membenangi pikirannya rasa sakit ditangannya masih terasa nyeri, cengkramannya begitu kuat hingga membuat tangan Aster memerah dan masih terasa nyeri, ditambah lagi ada plester dipipinya.
Kemudian Andhika memperkenalkan bahwa Seidon adalah salah satu kliennya dan akan bekerja sama selama beberapa bulan kedepan.
Dan salah satu pekerjaan pertama Aster adalah mengurus segala kebutuhan Andhika untuk kerjasama dengan Seidon.
Jantung Aster berdegup kencang jika mereka bisa mendengar mungkin akan bergetar diseluruh ruangan, tangannya keringat dingin dan terdiam membatu. Aster memang memiliki keahlian sebagai asisten karena pernah magang disalah satu perusahaan sebelum akhirnya keluarganya bangkrut.
Aster tersenyum paksa dan tidak bisa menampakkan rasa takutnya pada semua orang yang dihadapannya.
•Aku baru bertemu dengannya dalam posisi yang jauh dan sekarang dia malah berada sangat dekat denganku• batin Aster takut.
Setelah selesai membicarakan semuanya Andhika mengumumkan bahwa Aster adalah asisten barunya dan saat itu seluruh karyawan berbisik-bisik karena posisi ini hanya bisa di miliki oleh orang yang benar-benar handal.
*Pantas saja saat ia masuk terlihat sangat dekat dengan Presdir Glen Davin* karyawan1.
*Iya kau benar.. ternyata jadi asisten Presdir, aku rasa Aster bukan wanita sembarangan* karyawan2.
*Apa dia hebat diranjang sampai bisa sampai keposisi itu?? Presdir sendiri yang bilang dia tidak ada gelar kan? mana bisa dengan mudah memiliki jabatan sebagai asisten Presdir* karyawan3.
*Jaga bicaramu jika Presdir mendengarkannya maka nyawamu akan melayang, aku bahkan belum menikah! aku tak mau kehilangan nyawaku disini. lagipula itu sudah keputusan Presdir Andika* karyawan4.
"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Andhika dingin.
Ke 4 karyawan tersebut terdiam dan menundukkan kepalanya.
"ku rasa mereka membicarakan mu kak, karena Aster menjadi asistenmu secara mendadak" timpal Seidon kompor.
"sepertinya mereka memandang Aster yang tak ada gelar dan mencemooh Aster dengan kata hebat diranjang. secara tidak langsung mereka menuduhmu melakukan hal kotor Kak" timpal Glen semakin membuat suasana menjadi panas.
"ahh membuatku kesal saja!!" ucap Andhika malas.
"Kalian dipecat.. ambil gaji terakhir kalian akhir bulan ini" ucap Andhika dingin.
Ke 4 karyawan tersebut langsung membungkuk kemudian pergi dan tidak berbicara ataupun membantah karena mereka tau apa yang terjadi jika mereka menjawab meskipun hanya satu kata.
Aster membulatkan matanya saat Andhika memecat 4 karyawan sekaligus dalam satu hari dengan mudahnya dan lagi ini masih pagi hari.
"Jangan kaget Aster... Andhika memang seperti itu.. kedepannya kau akan terbiasa dengan keadaan seperti ini" ucap Glen tersenyum.
Aster hanya tersenyum dalam rangkulan Glen. Seidon nampak tidak senang akan hal tersebut tanpa Aster sadari pria mengerikan ini tengah menatap dirinya sangat tajam.
Aster bisa bekerja mulai besok sebagai asisten Andhika dan setelah pengumuman itu Aster pulang tanpa Glen karena ada urusan dikantornya sendiri.
Alasan kenapa Glen tidak mempekerjakan Aster dikantornya karena memang tidak ada lowongan sama sekali dan kebetulan kemarin saat menghubungi Andhika untuk kedua kalinya ada lowongan bagus untuk Aster.
Saat Glen melaju dengan mobilnya dan meninggalkan Aster, ini adalah kesempatan emas bagi Seidon untuk kembali menangkap Aster. Dengan santai ia bersandar didepan mobil dan menatap Aster yang sedang menunggu taksi onlinenya.
Tentu saja Aster tau hal itu dan segera pergi tapi sayangnya seseorang menghadang jalannya dengan cepat.
"Ka-kau.. Bu-bukankah kau... kau ada di mo-mobil itu.." Aster ketakutan, saat menoleh kearah mobil namun itu bukan mimpi saat Seidon menghadang jalannya dan terkejut betapa cepat gerakannya untuk berjalan dari kejauhan dan menghadang jalannya.
Seidon hanya mengangkat satu alisnya dan tersenyum smrik pada Aster yang wajahnya tengah pucat menatap pria yang kini ada dihadapannya.
Seidon semakin mendekat dan menatap Aster semakin dalam, langkahnya terus mendekati Aster dan wanita ini hanya bisa berjalan mundur untuk menjauhi pria itu. hatinya berdegup kencang dan sangat ketakutan, ia tak bisa meminta tolong pada siapapun meskipun banyak yang melihat.
Tangannya gemetar mencengkram erat dress yang ia kenakan dan terlihat sedang berfikir bagaimana caranya untuk lari.
___________________
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!