NovelToon NovelToon

My Psychopath Husband

Chapter~1 Seidon Hayden

_Prakk!!_

Suara gelas kaca yang hancur karena genggaman seorang pria membuat Lisa terkejut dan menoleh kearahnya.

Lalisa Xavier dia adalah anak tunggal di keluarganya, ia harus berkerja paruh waktu untuk menghasilkan uang demi kebutuhan sehari-hari dan pengobatan untuk ayahnya yang sakit.

*Owh tidak, kenapa harus Tuan Hayden*

Lisa adalah pelayan baru dari bar tersebut, baru beberapa hari bekerja ia justru bertemu dengan masalah besar seperti ini.

Ia berdiri tegak dengan jantung yang berdegup kencang. wajahnya memucat dan tubuhnya mematung saat tau bahwa pria yang ada di hadapannya ini, mampu mengguncang kota hanya dengan satu jentikan jarinya.

Seidon Hayden, merupakan pria konglomerat terkaya nomor 1 di Korea Selatan. Seidon adalah pria temperamental yang sangat arogan, ia tidak bisa menerima kesalahan sedikitpun.

Tangannya bercucuran darah akibat gelas yang ia genggam hingga pecah dan membuat semua orang yang berada di bar tersebut langsung menoleh dan perhatiannya tertuju pada kejadian itu.

"Tuan, tangan anda terluka.." Dengan cepat pria bertubuh kekar yang merupakan bodyguardnya langsung sigap menopang dan mengikat tangan Tuannya itu dengan sapu tangan guna menahan darah yang terus mengalir.

"Wah wah wah.. berani sekali kau mengotori ku!!" Nada rendah itu terdengar mengerikan di telinga Lisa.

"Panggil manager kalian untuk bertemu denganku!!" Ia menekan setiap katanya dan menatap Lisa dengan ganas.

Beberapa bodyguard yang ia bawa langsung menahan Lisa dan mendorongnya sampai mendekat dihadapannya.

Wajahnya merah padam dan berkeringat dingin saat tangan kekar Seidon melingkar sempurna dilehernya. rahangnya mengeras, dengan susah payah Lisa menahan dirinya yang gemetaran panas dingin saat melihat jelas wajah Seidon hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

"Tuan, m-maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja.. ughh.." dengan sekuat tenaga Lisa menahan tangan Seidon yang mencekiknya semakin erat. Semakin Lisa menahannya, Seidon akan semakin erat mencengkramnya.

"Sudah berani mengganggu ketenangan ku, kau harus tau akibatnya!"

*Ya Tuhan, bagaimana ini.. ughh sakit*

"Tuan aku.. a-aku tersandung, bukannya sengaja mengganggumu"

Dengan tergesa-gesa seorang pria bertubuh gemuk datang dengan keringat dingin yang tak lain adalah manager dari bar tersebut,

Seidon melepaskan cengkraman tangannya begitu saja mendorong Lisa yang langsung terperosok ke lantai setelahnya. "Uhukk uhuuk"

Seidon berbalik menatap manager gendut di belakangnya. Keringat dingin yang ada di keningnya membuatnya semakin panik saat Seidon menoleh kearahnya.

"Hei gendut.. kemari!"

"Tu-tuan.. a-ada apa? Siapa yang berani mengganggumu?"

Dengan gugup manager itu mendekati Seidon. sebagian besar saham di bar itu adalah milik Seidon karena ia yang membantu hampir seluruh biaya pembangunan bar itu hingga menjadi bar yang sangat terkenal disana.

"Bagaimana bisa kau mempekerjakan orang tidak b3cus seperti ini? dia bahkan tersandung di tanah yang rata!"

"Tuan, m-maaf.. aku akan mengurusnya sekarang" katanya.

"Ah, sudah tidak perlu lagi. Aku tidak membutuhkanmu untuk mengurusnya, Kau tidak bisa di andalkan! Percuma saja ku bayar dengan mahal. urus pria gemuk ini, aku tidak mau melihatnya lagi" ucap Seidon menyuruh pengawalnya.

"Tuan tolong.. ampuni aku!!" Teriak manager itu saat diseret oleh bodyguard Seidon.

Ia berbalik dan melangkah mendekati Lisa yang ketakutan. Dengan tatapan rendah yang sangat tajam, Seidon menatap gadis ini dari ujung kaki hingga ujung kepala.

*Helen benar.. Helena kau benar.. tolong aku, tolong aku takut sekali..* batin Lisa.

Helena Rania dia adalah teman Lisa yang sama-sama bekerja di bar itu. Ia adalah satu-satunya teman Lisa yang mengikuti riwayat kehidupan Lisa. Helen pernah memperingati Lisa bahwa jangan mencari masalah pada Tuan Hayden atau akibatnya akan sangat buruk.

Pelayan kecil ini langsung berdiri dengan sisa tenaganya. Dengan baju erotis pendek membuat gadis ini terlihat begitu cantik saat berdiri tegak.

"Hallo nona manis.."

*Si4l, sungguh si4l hari ini.. kenapa malah terjebak begini! Tolong aku siapapun kau tolong aku..* Batin gadis itu.

"Kau pasti kaget karena tiba-tiba aku berbuat kasar padamu.. aku tidak bermaksud menakutimu" kata Seidon tersenyum manis.

"Tuan tolong.. managerku tidak ada kaitannya dengan ini, jangan sakiti dia.. aku bersedia melakukan sesuatu untuk ganti rugi"

gadis kecil ini mulai menawarkan sesuatu untuk menebus kesalahannya di hadapan pria yang tak akan mendengarkan permintaanya itu. Ia memohon dengan menyatukan kedua tangannya tanpa berani mengangkat wajahnya dan melihat pria tinggi di hadapannya itu.

Tangan kekarnya mulai meraih dagu Lisa. sedikit mengangkatnya agar ia bisa melihat wajah cantiknya.

"Itulah tujuannya, kau harus merasa bersalah agar kau merengek padaku!" ucap Seidon menatap tajam.

Lisa menggeleng dan berusaha mundur sampai tubuhnya terhimpit antara tembok dan tubuh Seidon, membuatnya tak bisa menghindari pria itu lagi.

"Mau kemana heum?" Seidon menarik pinggangnya hingga tubuhnya membentur dada bidang milik Seidon. Tak ada jarak antara keduanya, dada Lisa sangat menempel pada dada Seidon dan hal ini membuat Seidon terlihat sangat senang. Tangannya mulai menyentuh p4h4 Lisa dan mengelusnya dengan lembut.

"Tolong jangan lakukan ini.. j-jangan sentuh aku...."

"Hanya menyentuhmu begini saja tidak boleh? Bukankah semua pelayan disini memanfaatkan kecantikannya untuk menggoda pria kaya?.." Seidon mempererat cengkeraman tangannya pada pinggangnya.

"Ah!"

Gadis itu terlonjak kaget dan memejamkan matanya, tak ada celah untuk Lisa melepaskan diri. Semakin erat Seidon menahannya membuat tubuhnya tenggelam dalam pelukan pria ini.

*Tidak mungkin, dia benar-benar menarik di mataku, bahkan saat di lihat dari jarak dekat dia terlihat 100x lebih menarik* batin seidon menatap setiap inci wajah Lisa yang sedang memejamkan matanya.

"Cantik sekali, siapa namamu eum?" Tanyanya sambil menyusuri wajah Lisa dengan jemarinya.

Ia memejamkan kuat matanya sambil menjawab "Li-lisa namaku Lisa"

"Lisa.. kau tidak berasal dari sini ya?"

"Aku, aku tinggal disini sejak kecil. awhh!!"

Lisa meringis saat sesuatu yang menyengat mengenai pipinya.

Ternyata cincin kecil yang di pakai oleh Seidon memiliki pisau mini yang tersembunyi didalam permatanya. Dan dia menggores wajah Lisa dengan benda itu.

"T-tuan kau, k-kau, melukai pipiku!" Katanya menatap seidon sambil memegangi pipinya yang berdarah.

"Selain hickey, melukai pipi itu juga termasuk warning sign. Anggap saja itu perkenalan dariku" kata Seidon.

"Dan lukanya akan berbekas seumur hidupmu kecuali kalau kau melakukan operasi wajah" bisiknya lagi.

Seidon menatap d4r4h merah yang mengalir di pipi Lisa, ia mengusapnya dengan ibu jari kemudian menj1l4tny4.

"Ap-apakah..." Lisa yang melihatnya langsung memegangi pipinya yang berdarah itu. Ia terdiam menatap dua manik mata Seidon, dalam pandangan Lisa mata Seidon begitu cantik dengan iris mata berwarna hitam pekat.

"Ahh ya ampun.. bagaimana bisa d4r4hmu begitu manis.." ia memperlihatkan smriknya pada Lisa yang masih syok dengan apa yang dia lihat barusan.

*Dia.. menj1l4t darahku? Apa yang dia lakukan..* batin Lisa tak percaya.

*Apakah benar, apakah benar dia pria yang ku cintai selama ini? Ternyata benar kata Helena, dia sangat temperamental dan bukan Seidon yang dulu. sebenarnya apa yang telah terjadi padanya selama ini?* batin Lisa kecewa.

"Kau tau siapa aku?? Atau, tidak?"

"T-tuan Hayden, a-aku tau anda.. ma-maafkan aku... aku tidak sengaja, aku tidak bermaksud mengganggumu" ucap Lisa terbata-bata.

*pipiku sakit sekali* batin Lisa.

"Kau tau tapi kau juga sangat berani menatap mataku" kata Seidon menyadarkan Lisa yang terus menatapnya.

"Apa kau ingin aku m3nc0ngk3l bola m4t4mu?!" Bisiknya.

"Ah! M-maafkan aku, ma-maaf.." Lisa tertunduk.

Semua orang yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa, hanya melihat dan berbisik-bisik. Pelayan baru justru mendapat masalah besar dengan mengusik Seidon Hayden yang temperamennya sangat kejam itu.

"Kau sangat cantik tapi... Kenapa tidak duduk di pangkuanku dan melayaniku saja?" Ucap Seidon berbisik.

*sampai m4ti pun aku tidak akan melayani mu meskipun aku jatuh hati padamu tapi untuk melakukan hal kotor itu. Tidak akan pernah* batin Lisa hanya memejamkan matanya dan tidak berkutik sama sekali.

"Memejamkan mata seperti itu, apakah ingin di cium eum?" Seidon mengusap bibir Lisa dengan ibu jarinya dan mendorongnya ke sofa.

Kemudian, Lisa terjatuh dalam posisi terlentang,

"Baiklah sayang, biarkan aku melihatmu lebih dekat lagi"

"Tidak!"

Ia berusaha bangun tapi gerakan Seidon lebih cepat untuk mengungkungnya membuat Lisa tak bisa bergerak.

Lisa berharap ada yang menolong tapi tak ada satupun orang yang bergeming untuk menolongnya.

"To-tolong ma-maafkan aku.. a-aku tidak.. aku tidak se-sengaja. Aku benar-benar tidak sengaja, aku tersandung tadi"

Dengan cepat Seidon menarik tangannya dan menatap Lisa tajam. wajah keduanya sangat dekat,

"T-tuan.."

"Kenapa wajahmu sangat tidak asing" Seidon menatap wajah Lisa dengan intens. Ia memperhatikan setiap bagian wajahnya dengan teliti "apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Atau kita pernah ada ikatan? Kau benar-benar tidak asing bagiku, siapa kau.." gumam Seidon yang masih terus menatap Lisa.

"Iris matamu mengatakan bahwa kita pernah bertemu tapi dimana? Dan, kapan?!" Seidon menatap Lisa dengan intens.

*Dia tidak mungkin mengingatku* Batin Lisa.

"Aku.. a-aku.."

"Ahh lupakan saja! Bagaimana jika kau bermain denganku? Hanya sebentar.. aku tidak akan kasar padamu, setelah itu akan aku pertimbangkan untuk memaafkan mu atau tidak"

"Tergantung bagaimana caramu memuaskan aku" bisik Seidon menatap Lisa dengan senyum manis.

"T-tidak.. kumohon Tuan.. le-lepaskan aku" ucap Lisa ketakutan.

"Menurut lah, aku janji akan baik-baik menjagamu! aku akan memanjakanmu sayang"

"Bawa wanita ini" perintah Seidon pada bodyguard nya dan mendorong Lisa pada Dae Jung, asisten pribadinya.

Seidon berjalan mendahuluinya, Lisa memberontak dan berhasil menggigit tangan Dae Jung yang membawanya. Tentu saja Dae Jung langsung melepaskan cengkraman tangannya. Tanpa berfikir panjang Lisa melarikan diri keluar dari bar.

*Ayo Lisa, langkahkan kakimu dan lari sekuat tenaga* batinnya sambil berlari keluar.

"Heii!!" teriak beberapa bodyguard dan berniat mengejar Lisa tapi dihalang oleh Seidon.

"Biarkan saja dia pergi.."

"Tapi, Tuan..?"

"Biarkan dia lari kemanapun yang ia mau, wanita sepertinya tak akan bisa pergi kemana-mana! Dan aku akan menemukannya kembali! " ucap Seidon sambil menyilangkan tangannya menatap Lisa yang berlari keluar.

"Cari tau tentang gadis itu" perintahnya.

"Baik, Tuan"

Lisa berlari menuju rumahnya yang cukup jauh dari bar tersebut. Ia tidak sempat memberhentikan taksi dan terus berlari menghindari kejaran bodyguard Seidon yang dikira mengejarnya.

"Owhh ayolah, kenapa tidak ada taksi sama sekali"

Tiba-tiba ~

Kepalanya terbentur sesuatu dengan keras. Matanya tak ingin melihat siapa yang ia tabrak! seorang pria dan Lisa terjatuh tepat Lisa menindih pria tersebut.

"Aahh!!"

ia terkejut dan segera bangkit tapi s1alnya gelang yang ia kenakan tersangkut di kemeja pria itu.

"Hei hei, nona apa yang kau lakukan"

Lisa tidak menghiraukan pria yang ia tabrak dan melepaskan paksa gelangnya membuat kemeja pria itu sedikit robek akibatnya.

"Lisa" gumam pria itu.

"Tuan kumohon lepaskan aku.. aku.. aku tidak mau ikut denganmu, aku tidak mau ikut denganmu tolong lepaskan aku" ucapnya memejamkan matanya dan dengan tangan gemetar dan kaki yang lemas.

"Lisa sadarlah.. ini aku"

"Tolong ampuni aku, aku tidak bermaksud mengganggumu" Lisa tetap meracau dan memejamkan matanya dengan kuat.

"Heii.. ini aku, Glen" Ucap pria itu mengejutkan Lisa dan spontan ia membuka matanya.

"Glen, syukurlah.." Ucap Lisa langsung memeluk Glen Davin dan menangis sesegukan.

Glen Davin, pria tampan berperawakan tinggi, putih, dan bersih. Dia adalah CEO muda berbakat dan kaya raya.

"Kau kenapa.. pipimu terluka.. apa yang terjadi denganmu, kau kecelakaan? Ada sedikit bercak merah di lehermu apakah ini darah? Lisa, apa yang terjadi.." ucapnya cemas.

Sambil mengusap pipinya yang berdarah, Lisa seakan ketakutan dan melihat sekitarnya. Glen panik dan mengecek setiap inci tubuhnya dan mencari dari mana sumber bercak darah yang ada di lehernya.

"To-tolong aku.. a-ada seorang pria arogan di bar.. di-dia mengejarku dan akan me-membawaku pergi.. d-darah ini berasal dari tangannya, d-dia.. di--" ucap Lisa gagap.

"Tenang dulu tenang ya.. tenangkan dirimu" ucap Glen membersihkan wajah Lisa dengan sapu tangannya dan memeluk Lisa dengan lembut. Ia melepas jasnya dan memakaikannya pada Lisa.

"To-tolong aku, aku takut sekali.." ia menangis dalam pelukan Glen.

"Sudah tidak apa-apa, kau aman sekarang, masuklah ke mobil dan aku akan mengantarkan mu pulang"

Lisa mengangguk dan masuk kedalam mobil Glen. Pria ini melihat sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada seseorang yang mengejar lagi.

Tapi tanpa mereka sadari Seidon menyaksikan kejadian itu. Ia menatap mereka dari dalam mobil mewah berwarna hitam pekat yang tak jauh dari mereka.

"Sudah ku bilang aku akan menemukannya kembali dan lihatlah itu ternyata mereka saling kenal" Gumam Seidon.

"Tuan tangan anda terluka, apa perlu kerumah sakit?"

"Tidak perlu, kita pulang saja"

"Baik, saya akan meminta Alexi memanggil Dokter Park" kata Dae Jung.

Alexi adalah kepala pelayan dirumah Seidon yang mengatur segala kebutuhan di kediaman.

Tak lama dari itu mobil yang di tumpangi Glen langsung melaju untuk membawa Lisa pulang begitupun dengan Seidon yang juga menuju ke kediamannya.

Sesampainya di rumah, Lisa merasa lebih aman. Ia tidak bisa menunjukkan bahwa ia menderita di depan sang ayah.

*Bagaimana mungkin aku menutupi ketakutan ku didepan ayah, dia sangat mengenalku* batin Lisa melangkah masuk kedalam rumah.

Ia hanya tinggal bersama sang ayah semenjak ibunya meninggal dalam kecelakaan dan membuat ayahnya lumpuh permanen. Ia harus berhenti kuliah dan selalu bekerja paruh waktu untuk menghasilkan uang setiap hari.

Glen adalah satu-satunya pria yang selalu membantu Lisa dalam masa-masa sulitnya. Semua orang menjauhinya semenjak kecelakaan itu dan perusahaan ayahnya bangkrut.

Seluruh harta dan kekayaan ayahnya dijual untuk pengobatan sang ayah setiap bulannya. Lisa bekerja di bar karena gajinya lumayan besar.

ayahnya selalu melarang Lisa bekerja di bar karena itu terlalu ekstrim,

Apalagi dengan wajah cantik yang dimilikinya, bisa saja pengunjung bar menggodanya dan takut jika Lisa melakukan sesuatu yang tidak diinginkan demi mendapatkan uang. Ekonominya memang sesulit itu tapi Lisa tak pernah berfikir untuk membuat ayahnya malu.

Untungnya Lisa menemukan sosok Glen Davin yang bersedia membantu dan melindunginya, menyemangatinya serta berusaha untuk membuat Lisa selalu tersenyum dan melupakan kesedihannya,

Membuat Lisa merasa nyaman dan tidak membiarkannya merasa bahwa dirinya sendirian. Glen benar-benar membuktikan pada Lisa bahwa di dunia ini dia tidak sendirian.

Tapi terkadang, Lisa menolak bantuan Glen dengan alasan tidak mau merepotkan dan berhutang banyak. Padahal semua yang di lakukan Glen adalah keinginan hatinya untuk membantu dan melihat Lisa bahagia.

•Lisa, jadilah seseorang yang sibuk memikirkan kebahagiaan hingga kau melupakan apa arti kesedihan• -Glen Davin.

______________

Chapter~2 Mencari Pekerjaan Baru

"karena kau, adalah pemandangan indah yang selalu ingin ku lihat, Seidon Hayden" -Lisa

"Inilah aku dan alasanku bertahan dan memilih bekerja di bar itu karena.. Seidon Hayden ada disana. Setelah bertahun-tahun akhirnya aku menemukanya kembali" -Lisa

"Lisa apa kau gila? Dia adalah seorang Seidon Hayden! Sadarkan dirimu. Dia bukan lagi Seidon yang kau kenal" -Helena

"Hilangkan perasaanmu sebelum perasaan itu semakin besar, kau tidak boleh menaruh hati padanya" -Helena

"Tapi aku mencintainya sejak kami kecil dulu, hanya Seidon yang paling pengertian padaku, sampai sekarang aku baru menemukannya lagi. bukankah itu artinya kita berjodoh, Helen?" -Lisa

"Lisa, jangan konyol!" -Helena.

________

*,

Lisa masuk kedalam rumah dan menatap ayahnya yang tengah tersenyum padanya.

"Lisa... kau kenapa.. pipimu.. kenapa bisa terluka dan berdarah" tanya sang ayah cemas dan buru-buru mendorong kursi rodanya untuk mendekati Lisa.

"Eum i-ini.."

Ayahnya menarik tangan Lisa hingga ia berjongkok di hadapannya. Ayahnya meneliti luka di wajah cantik puterinya itu.

"Glen apa yang terjadi?" Tanyanya.

"Aku bertabrakan dengan Lisa di jalan, karena dia berlari buru-buru" ucap Glen.

"Apa yang terjadi? Kenapa sampai bisa berlarian, bukankah harusnya kau masih bekerja?" Tanya sang ayah cemas.

"Lisa bilang di bar ada seorang pria arogan yang ingin membawanya, aku rasa itu sekelompok gangster" jelas Glen.

"Hingga Lisa harus berusaha kabur darinya, karena tak ada yang menolong nya" sambungnya sambil menatap Lisa yang masih ketakutan.

seperti langsung ada perasaan yang memburu dihati sang ayah, ia memegangi dadanya yang tiba-tiba berdetak cepat.

"Lisa, apa itu benar?? Ceritakan pada ayah, apa yang kau lakukan sampai kau di kejar" ucap sang ayah mencoba mencari tahu.

"Itu.. ia memesan sebotol bir dan red wine saat aku sedang membawanya, tiba-tiba seseorang menyandung kakiku dan gelas wine itu jatuh tepat mengenai celananya"

"Botol yang ku bawa juga jatuh pecah hingga muncrat di sepatunya. Dia marah dan melukaiku karena aku mengotorinya" jelas Lisa.

*sepertinya memang Seidon, karena dia paling tidak suka kotoran mengenai tubuhnya* batin Glen.

"Tapi dia tak melakukan apa-apa lagi kan? sudah ayah katakan bekerja di bar itu sangat berbahaya nak, berhentilah bekerja dan carilah pekerjaan lain jangan membahayakan dirimu" ucap sang ayah memeluk Lisa sambil mengelus lembut kepalanya.

"apa kau tau siapa nama pria itu?" Tanya Glen.

"Tuan Hayden, aku melarikan diri saat aku berhasil menggigit tangan pengawalnya yang akan membawaku" ucap Lisa.

*Hayden.. sudah ku duga itu Seidon* batin Glen.

"Lisa, kau tenang saja... aku akan membantumu mencari pekerjaan yang baik. Kau bisa resign dari bar itu" ucap Glen senyum menenangkan.

"Lain kali jika bertemu dengannya kau harus menghindar, dia sangat berbahaya, jika kau sampai ditangkap olehnya aku juga tidak akan bisa menolong, kau tau kan?"

"Iya, terimakasih kak.. kau sudah banyak membantuku dan ayah, aku merasa berhutang banyak padamu"

Glen hanya tersenyum dan mengangguk.

*Bahkan semua orang menyuruhku menjauhinya. mereka tidak tau apapun tentang Seidon. Memangnya seperti apa Seidon Hayden yang sekarang sampai semua orang tak ingin aku mendekatinya? Dia tidak seburuk itu* batin Lisa.

"Kebiasaan buruk Seidon memanglah selalu mengganggu gadis-gadis cantik" Gumam Glen menatap Lisa.

Setelah beberapa jam hari mulai larut malam dan Glen berpamitan untuk pulang kerumahnya. dengan mobil hitam merah yang mewah ia segera melaju menuju rumahnya.

"Andika, apa kau butuh seseorang di kantormu?" katanya berbicara melalui panggilan telepon dengan seseorang.

"aku belum tau, buat apa bertanya?"

"Ada seseorang yang butuh pekerjaan"

"eumm baiklah aku mengerti, akan ku hubungi lagi nanti" jawab pria yang bernama Andika itu.

"baik"

Perjalanan cukup panjang, 45 menit berlalu dan sampailah Glen di rumah mewah miliknya.

Sesampainya dirumah seluruh pelayan dan pengawal menyambutnya. Glen adalah orang yang memiliki kepribadian ganda, di dalam rumah dan di luar rumah sangat berbeda.

Di orang-orang tertentu dia akan terasa sangat hangat sehangat matahari pagi, dan selembut kapas. Dia sangat ramah dan di sanjung setiap orang di manapun ia berada.

Kehangatan yang di milikinya membuatnya di cintai banyak orang dan di segani. Tapi, ia bisa berbahaya seperti lautan dan mematikan seperti Lily of the valley yang mampu memberikan racun kematian pada siapa saja.

"Selam--" seorang pelayan yang berniat menyambut kedatangan Tuannya itu langsung terdiam saat Glen memberi kode dengan tangannya.

"Davin?" Panggilan dari seorang pria paruh baya yang duduk dengan membaca koran diruang TV, ia memanggil putranya.

seketika langkah kaki Glen terhenti karena merasa ayahnya memanggil dirinya.

"Kau darimana saja?? Kenapa baru pulang?"

"Kantor"

"Makanlah bibi telah membuatkan makan malam untukmu, ayah tau kau belum makan"

"Antarkan saja ke kamarku, aku lelah" ucapnya singkat tanpa melihat ayahnya dan berlalu meninggalkan ruang tamu tersebut.

"Sampai kapan kau akan mengabaikan ayahmu Glen" ucap sang ayah menghela nafas setiap kali mendapatkan sikap dingin dari putranya. ia hanya bisa menatap putranya menaiki tangga menuju kamarnya.

"Tuan besar? Saatnya tidur" ucap maid pribadi yang selalu mengurus ayah Glen.

"Baiklah.. tolong nanti kau pergi ke kamar Glen antarkan makanan dan katakan padanya, tadi Andhika Kasela datang mencarinya"

"Baik Tuan" ucap maid itu sambil menuntun ayah Glen menuju kamarnya.

______

Disisi lain,

"Lisaa... heumm nama yang cantik dan orangnya pun cantik, kenapa aku benar-benar tertarik dengan gadis itu"

"Wajahnya apakah kita pernah bertemu dimasalalu? Kenapa dia sangat tidak asing bagiku.. seperti ada sesuatu yang mengikat antara aku dan dia.." gumam Seidon.

Malam dengan rembulan yang cukup bersinar dan bintang yang bertaburan dilangit menampakkan keindahannya dimalam hari.

Seorang pria yang tengah duduk dibalkon kamarnya dan bersandar itu, membiarkan cahaya rembulan menyinari dan angin malam yang dingin menerpa wajahnya.

Matanya terpejam dan sesekali menampakkan senyuman khas miliknya yang dapat menggetarkan hati setiap wanita yang melihatnya.

Seidon Hayden, pria sempurna dimata semua wanita yang mengenalnya. dalam bisnisnya ataupun hal pribadinya dia akan sangat teliti dalam setiap detail rencananya dan dengan mudah membereskan pekerjaannya dalam hitungan menit.

Satu-satunya pria yang tidak pernah gagal dalam hal apapun. Keberuntungan dan berkat selalu menyertai dan mendukungnya sekalipun ia berbuat kejahatan.

Tapi siapa sangka jika Tuan Muda ini adalah seorang yang mampu mengarahkan satu pelurunya pada 3 titik sasaran sekaligus.

Dia adalah pria yang sangat temperamental. Tidak bisa menerima kesalahan sekecil debu meski seseorang tidak sengaja menyentuh bajunya, baginya seseorang yang berani menyentuh tubuhnya maka berani mati sebagai gantinya.

???📱: "Ahahaha apa? Ada wanita yang menolakmu? Seidon Hayden, ternyata ada juga wanita waras yang seperti itu"

Seseorang berbicara melalui telepon bersama Seidon.

Seidon📱:"namanya Lisa, dia sangat cantik Mike, dia sangat jual mahal padaku trik seperti ini sudah sering di lakukan para wanita yang mendekatiku agar aku tertarik dan si4lnya! Aku benar-benar tertarik dengannya"

Mike📱:"Ow ow ow, apa ini? Seorang Seidon Hayden tertarik pada pelayan?"

Seidon📱:"Aku tidak akan melepaskannya dengan mudah, cepat atau lambat aku akan mendapatkannya dan akan segera memilikinya!"

Mike📱:"Woww, kendalikan dirimu Hayden ahahaha.. apa kau tak berfikir para wanita setengah bumi akan patah hati nantinya?"

Seidon📱:"heum.. aku tidak peduli, aku benar-benar tertarik dengan gadis kecil itu dan lagi dia mau atau tidak denganku, akan ku buat dia tunduk padaku.

Mike📱:"pfftt.. okey okey, aku tau kalau wanita itu akan tetap menjadi milikmu nantinya. berusahalah karena aku mendukungmu sepenuhnya, ahahahaa...

*,

Disisi lain,

Via telfon

Andika📱:"bawalah dia ke kantorku besok, untuk lebih jelasnya akan kita bahas besok saja"

Glen📱:"baik, terimakasih aku tutup dulu telfonnya"

Andika kembali menghubungi Glen untuk memberitahu soal lowongan yang ia tanyakan tadi, dengan segera Glen mengirimkan pesan singkat pada Lisa.

✉️: Lisa, besok pukul 8 pagi aku akan menjemputmu, ada tawaran kerja untukmu.

✉️: Baik, terimakasih.

"Syukurlah, aku tidak menyangka Glen akan secepat ini membantuku, terimakasih banyak Glen" gumam Lisa senang setelah membaca pesan dari Glen.

Ting!

✉️: Lisa kau baik-baik saja? Aku khawatir padamu maaf tidak bisa menolongmu tadi

✉️: Aku baik Helen aku berhasil kabur, akan ku ceritakan saat kita bertemu nanti

✉️: Syukurlah, kalau begitu kau istirahatlah dengan baik

Lisa tersenyum dan meletakan ponselnya diatas meja kemudian bersiap untuk tidur. Ia menatap langit-langit kamarnya dan bayangan masa kecilnya terlukis disana.

*Gadis kecil kenapa kau menangis? Kau sendirian disini?*

*Gadis kecil? Kau menyebutku begitu? Bukankah kau juga pria kecil?*

*Aku 6 tahun lebih tua darimu! Beri aku hormat!*

*Ahahahaha.. tidak mau! Wleeekk*

*Berjanjilah padaku kau akan menikahi ku setelah kita dewasa nanti*

*Gadis kecil, aku berjanji akan menikahimu Jangan khawatir ayo kaitkan jari kelingking sebagai janji kita berdua*

*Kau milikku dan aku milikmu selamanya*

*Lisa aku harus pergi*

*Seidon Hayden, jangan tinggalkan aku... Bukankah kita sudah berjanji untuk tidak saling meninggalkan?*

*Maaf Lisa..*

Tanpa sadar air matanya menetes diiringi senyuman getir dari bibirnya.

"Seidon Hayden, kau berubah sejak saat itu.." gumam Lisa sebelum akhirnya tertidur.

___________

Keesokan harinya,

"Apa kau tidak berniat untuk berhenti dulu beberapa Minggu dan beristirahat?"

"Ayah.. percayalah padaku.. aku tidak akan mengecewakanmu lagi, aku harus mendapatkan pekerjaan pengganti secepatnya"

"Lisa.. maafkan ayah nak.. seharusnya kau kuliah seperti teman-teman mu dan ayah yang bekerja tapi malah ayah yang menyusahkan mu"

"Kenapa berbicara begitu? ayah tidak perlu merasa begitu... Aku putrimu kan?? Biar aku melakukan apa yang aku bisa lakukan untukmu" ucap Lisa menggenggam tangan sang ayah.

"Ayah sangat beruntung memiliki putri sepertimu, tapi sayangnya kau tidak beruntung karena memiliki ayah sepertiku" ucap sang ayah sendu.

"Ayah, jangan bicara seperti itu.. kau tenang saja.. aku akan melakukan yang terbaik untukmu percayalah ini demi dirimu dan juga ibu.. meskipun ibu tidak lagi bersama kita tapi aku yakin ibu bisa melihatnya dari atas sana"

"Ayah harap kau akan mendapatkan suami yang pengertian, agar kau tidak perlu susah payah bekerja lagi" jelasnya.

"Aku juga berharap begitu"

Ayahnya hanya mengangguk dan memeluk putrinya yang sangat ia cintai. Hatinya tidak rela karena harus melihat Lisa bekerja keras demi kehidupan mereka.

Sebelum Glen datang, ia harus bersiap-siap terlebih dahulu dan dia benar-benar sibuk pagi itu. Ayahnya hanya melihat dengan sendu betapa kerasnya putri kesayangannya bertahan demi kebutuhan mereka.

"Seidon sudah dewasa dan dia sudah memperingatiku saat itu, tentunya dia juga sudah mengetahui keadaanku, jika dia mengetahui soal Lisa aku takut dia akan menggunakan Lisa untuk mengancamku" gumam sang ayah.

"Seharusnya dia sudah mendapatkan informasi keluargaku sepenuhnya tapi, tidak ada tanda-tanda dia akan membalas perbuatan ku"

"Hayden, aku harap Tuan Hayden yang di maksudkan Lisa kemarin bukanlah Seidon"

"Jika saja dulu aku tak melakukan kejahatan itu, mungkin saja hidup kami tidak akan seperti ini. Lisa, maafkan ayah"

Rasa bersalah dalam dirinya masih membenangi pikirannya. Rasanya sulit sekali untuk mengubur kenangan buruk itu yang akan terus membekas seumur hidup.

Setelah sampai dirumah Lisa, Glen langsung mengantarkan Lisa ke salah satu perusahaan dikota Seoul yang lumayan besar dan merupakan salah satu perusahaan milik teman dekatnya, Andika Kasela.

"Kak? Apakah kau yakin aku diterima?? Bukankah perusahaan ini perusahaan yang terkenal.. aku bahkan bukan sarjana bagaimana mungkin akan diterima?" Tanya Lisa merasa gugup.

"Tenanglah.. perusahaan ini milik temanku namanya Andhika Kasela dia tidak mempermasalahkan itu karena aku sudah menceritakan beberapa hal tentangmu"

"dia mengerti dan karena aku meminta padanya jadi dia bersedia membantu" tambahnya.

"Benarkah?? Apa aku memiliki peluang?" Tanyanya lagi.

"Kau tenang saja aku sudah membicarakan ini dengannya.. "

"Hufftt.. aku sangat gugup dan khawatir"

"Pfftt.. ternyata kau begitu khawatir, tenanglah Lisa, Andika akan memberikan pekerjaan bagus untukmu" ucap Glen terkekeh.

"kak, kau jangan menertawai aku dong.. aku akan semakin gugup nanti" ucap Lisa wajahnya memerah.

"ahh tidak-tidak... baiklah kita sudah sampai, ayo masuk.. " ucap Glen menarik tangan Lisa.

"Apakah ada wawancaranya?"

sambil merangkul wanita gugup itu "Tentu, dia tak akan bertanya banyak.. semua akan berjalan sesuai rencanaku"

"iya kak" ucap Lisa gugup dengan jantung berdebar dan tangan yang berkeringat dingin.

"Semoga saja kali ini ada keberuntungan ku" gumamnya.

Saat akan masuk Lisa melihat-lihat sekeliling dan tatapannya terhenti pada sosok pria yang tidak asing baginya. Ia duduk di ruang tunggu dengan secangkir kopi ditangannya.

*Tunggu dulu, bukankah dia..*

sedikit tatapan redup dengan mata tajam miliknya mampu membuat Lisa kembali merasakan kekhawatirannya. ia mengangkat cangkir kopinya sebagai tanda sapaan untuk Lisa.

*Tidak mungkin! pria itu.. Hayden, Seidon Hayden kenapa dia bisa ada disini* batin Lisa menundukkan wajahnya dan berjalan cepat dengan menggandeng kuat tangan Glen Davin.

___________________

Chapter~3 Mendapat Pekerjaan Baru

Merasa tangannya di gandeng dengan erat, Glen menoleh menghadap Lisa.

"Lisa?.. kau kenapa?" Tanya Glen yang merasa aneh pada Lisa.

"T-tidak ada kak.. " ucap Lisa gugup.

"Sudah ku bilang semua akan baik-baik saja, kau jangan terlalu gugup"

Saat mereka akan melangkah masuk ke dalam lift, seorang cleaning servis menghampiri mereka dan berkata bahwa lift itu rusak dan dalam masa perbaikan.

"Eh? Liftnya rusak? Astaga Andika, kantor macam apa ini" kata Glen.

"Di lantai dua baru anda bisa menaiki lift untuk ke lantai berikutnya" jelas cleaning servis.

"Owh astagaa.." keluh Glen.

Tak ada lift lain untuk naik ke lantai dua, ke empat lift untuk menuju lantai dua mengalami kerusakan begitulah jelas cleaning servis itu.

Hanya ada lift khusus Presdir dan tak ada yang boleh memakainya. Dengan terpaksa mereka menggunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai dua.

Gedung ini cukup tinggi butuh beberapa puluh anak tangga untuk sampai ke lantai dua.

"Owhh Tuhan, akan aku omeli Andika Kasela nanti. Beraninya dia menyuruhku lewat tangga" kata Glen mengomel sambil ngos-ngosan.

Lisa hanya terkekeh kecil melihat Glen yang begitu lucu saat mengomel seperti itu.

Setelah puluhan melangkah akhirnya mereka sampai ke lantai dua dan segera menuju lift untuk ke lantai atas dan ruangan Andika ada di lantai tertinggi.

*

Seidon POV,

"Kau tunggu saja diruang tunggu, aku akan menyelesaikan rapat dengan cepat. Nanti juga ada Glen dan dia datang bersama temannya yang akan ku rekrut untuk menjadi asistenku" kata Andika.

"Kau ini tidak konsisten, kau bilang rapat denganku jam 8 sekarang kau malah rapat dengan yang lain"

"Aku minta maaf, ini mendadak rapat ini lebih penting tunggu disini aku tak akan lama"

"Ya terserah saja, dasar kau"

Pagi itu aku datang ke perusahaan Kasela untuk melanjutkan kerja sama yang kemarin. Andhika yang tidak konsisten ini malah menyuruhku menunggunya selesai rapat dengan dewan direksi. Mau tidak mau aku harus menunggunya, untung saja aku tidak sedang terburu-buru.

selagi menunggunya selesai rapat aku memutuskan untuk duduk diruang tunggu dengan secangkir kopi yang nikmat. Kebetulan jadwal hari ini tidak begitu padat jadi aku bisa sedikit bersantai di kantor Andhika ini.

aku berfikir ini akan menjadi waktu yang membosankan, tapi ternyata tidak lagi saat aku melihat Lisa yang melangkah masuk.

Dia Cantik sekali, hari ini dia 1000x lipat lebih cantik dan rapi daripada yang di bar kemarin. Tapi, Lisa yang menggunakan baju erotis kemarin tetap tidak ada duanya.

Disini ada yang tidak mengenakkan, karena dia datang lagi bersama Glen Davin dan mereka bergandengan. aku rasa Lisa lah wanita yang sering Glen ceritakan padaku. kemarin saat dia kabur dariku, dia juga bertemu dengan Glen dan pergi bersama.

Siapa sangka bahwa selama ini dialah wanita yang Glen ceritakan, hidupnya sungguh kasian. Tinggal bersama ayah yang lumpuh pasti merepotkan.

Aku tidak melakukan apapun, hanya berniat menyapa tapi dia benar-benar mengabaikan ku, dengan kau mengabaikan ku akan ku anggap kau sedang menantang ku Lisa.

Tapi, mungkin saja Lisa ini yang di maksud teman Glen yang di ceritakan Andika padaku tadi. Asisten baru untuk CEO yang Glen Davin bawa untuknya. Dia datang bersama dengan Glen itu artinya dia adalah asisten baru untuk Andika.

Inilah target utamaku, cepat atau lambat kau akan menjadi milikku, Lisa. Aku harus menyelesaikan penasaranku, sebenarnya siapa kau. Kenapa bisa membuatku merasa kalau kau tidak asing dan juga, bagaimana mungkin dengan pesonanya yang biasa saja ini bisa memikat ku dengan cepat.

Seidon POV end,

*

Loby perusahaan Kasela,

Seluruh mata karyawan tertuju pada Glen yang menggandeng tangan Lisa. Selama yang mereka tau Glen yang berada di lingkungan kerja adalah pria yang tidak berdekatan dengan wanita,

Tapi bersama Lisa, Glen tidak menampakkan ketidaknyamanan pada publik, mereka bahkan bergandengan layaknya pasangan. Beberapa karyawan memperhatikan mereka dengan kagum, tak disangka ternyata ada wanita yang bisa bergandengan mesra dengan seorang Glen Davin.

Beberapa orang juga berbisik-bisik tentang Lisa yang dibawa Glen menuju ruangan Andhika. Sudah jelas posisinya akan berada diatas mereka karena dia datang dengan Glen.

Tap tap tap,

Suara langkah kaki bertautan berasal dari anak tangga dan muncullah Glen dengan Lisa di lantai atas. Ternyata satu lantai di bawah sebelum sampai ke atas liftnya juga rusak, membuat Glen dan Lisa harus ngos-ngosan karena menggunakan tangga.

"Ya Tuhan, Andika si4l4n!!"

"Owh, Glen? Kau disini juga" seseorang menyapa,

"Eum? Kau!? kau sedang apa disini?" Tanya Glen.

"Apanya yang sedang apa, tentu saja datang untuk membahas kerja sama" jawab Seidon.

*Kerja sama? Jika Lisa menjadi asisten Andika maka Seidon adalah kliennya. Si4l, aku malah membuat Lisa bertemu lagi dengan Seidon. Andhika kenapa tidak bilang kalau bekerja sama dengan si brengs3k ini* batin Glen.

*Bagaimana bisa, tadi dia masih ada di lantai dasar kenapa sekarang sudah ada disini* batin Lisa.

Matanya tertuju pada Lisa yang gelisah saat melihatnya. Ia tersenyum lembut kearah Lisa.

*Ada gunanya juga aku menyuruh cleaning servis berbohong, siapa sangka mereka benar-benar lewat tangga. Dasar bod0h* batin Seidon.

Glen yang melihat itu menatap tajam Seidon. ia merespon tindakan Glen dengan memutar bola matanya malas dan mengalihkan pandangannya.

"Kakak, kau mengenal Tuan Hayden?" Tanya Lisa lirih.

"Ahh iya Lisa aku mengenalnya. Kami satu rekan bisnis, maaf karena terlambat memberitahumu. aku rasa kau sudah mengenalnya pria temperamental ini adalah Seidon Hayden"

"Apa dia orang yang sama dengan yang kau bilang kemarin?"

"I-iyaa.."

"Yaa tentu saja dia, di sini hanya dia yang bernama Hayden" kata Glen.

"A-aku iya, aku tau dia Tuan Hayden" ucap Lisa senyum paksa.

"Kau tidak perlu lagi takut soal kemarin, sifatnya memang begitu. Aku akan bicara baik-baik dengannya agar tidak mengganggumu lagi, kalau bisa kau jangan dekat-dekat dengannya"

"Kau juga jangan takut karena dia tak memakan manusia" ucap Glen merangkul Lisa.

*Gawat jika Seidon tau siapa Lisa sebenarnya, dia pasti akan menuduhku mengkhianatinya meskipun itu memang benar* batin Glen menatap Seidon sendu.

"Siapa bilang tidak? Aku paling suka memakan wanita cantik" ucap Seidon mengedipkan mata genit pada Lisa.

Belum sempat Glen menjawab Seidon, seorang pria muncul dari belakang mereka.

"Apa dia wanita yang kau bilang, Glen?" Tanya Andhika senyum pada Lisa dan menampakkan lesung pipinya.

"Owh, Andika.. iya dia orangnya" ucap Glen.

"Kau terlihat begitu lelah, apa terjadi sesuatu?" Tanya Andika yang melihat Glen berkeringat.

"Tidak ada, perbaiki saja lift rusakmu itu"

"Eum? Liftnya rusak? Ada banyak lift disini"

"Semua rusak" ketus Glen.

"Semua rusak? Jadi maksudnya apakah kau berkeringat itu, kau lewat tangga-tangga?" Tanya Andika.

"Menurutmu saja, anak buahmu bilang tidak ada yang boleh naik lift pribadimu" ketus Glen.

"Anak buah yang mana? Kalian selalu boleh lewat situ kan"

"Ahh sudahlah lupakan, kapan kita mulai wawancara nya?"

"Baiklah kita bicara sedikit diruanganku... Nanti akan ku minta teknik memperbaiki liftnya"

"Ayo masuk.. Seidon kau juga boleh masuk, sekalian berkenalan dengannya" ucap Andhika senyum.

Glen merangkul Lisa dan berjalan melewati Seidon yang masih berdiri didepan pintu.

"Kita bertemu lagi, cantik.." Sapa Seidon tepat ditelinga Lisa.

damn!

Lisa memejamkan mata dan menunduk mengikuti langkah kaki Glen. ia hanya bisa terdiam saat seseorang yang ia khawatirkan akan bertemu lagi justru ada dihadapannya.

*Kenapa harus bertemu lagi Tuhan, kenapa Glen tidak memberitahuku lebih awal kalau dia mengenal Seidon Hayden* batin Lisa khawatir.

Andhika mempersilahkan Lisa duduk bersebelahan dengannya dan bertanya-tanya agar lebih santai dan tidak terlalu canggung dalam membahas pekerjaan barunya.

Lisa diterima di bagian sistem Presdir dan akan menjadi asisten Andhika sendiri.

Ia merasa senang mendapatkan pekerjaan yang cukup lumayan untuk dirinya tapi lagi-lagi Lisa merasa tak nyaman karena pria yang duduk tepat berhadapan dengannya justru menatap dirinya tanpa mengalihkan pandangan.

Kejadian kemarin terus membenangi pikirannya. Lisa sangat khawatir jika setelah ini Seidon akan bertindak lagi untuk menangkapnya.

*Plester konyol ini membuatku tidak percaya diri di hadapan semua orang, semua ini gara-gara Seidon Hayden pria gila ini!* Batinnya.

Kemudian Andhika memperkenalkan bahwa Seidon adalah salah satu teman yang merupakan kliennya dan akan bekerja sama selama beberapa tahun kedepan.

Dan salah satu pekerjaan pertama Lisa adalah mengurus segala kebutuhan Andhika untuk kerjasama dengan Seidon.

*Matilah kenapa jadi seperti ini..* batin Lisa

Jantungnya berdegup kencang jika mereka bisa mendengar mungkin akan bergetar di seluruh ruangan, tangannya keringat dingin dan terdiam membatu.

Lisa memang memiliki keahlian sebagai asisten karena pernah magang disalah satu perusahaan sebelum akhirnya keluarganya bangkrut.

Ia tersenyum paksa dan tidak bisa menampakkan rasa takutnya pada semua orang yang dihadapannya.

*Niat mencari pekerjaan baru, Glen Davin ini malah membawaku kedalam lubang kematian, Tuhan semoga Seidon gila ini tidak bertindak jauh* batin Lisa berdoa.

*Aku tidak tau kenapa dia berubah drastis semenjak ayah dan ibunya meninggal dulu sampai ia meninggalkanku, aku ingin sekali mengetahui penyebabnya* batin Lisa.

Setelah selesai membicarakan semuanya Andhika mengumumkan bahwa Lisa adalah asisten barunya. Membuat seluruh karyawan berbisik-bisik karena posisi ini hanya bisa di miliki oleh orang yang benar-benar handal.

•Pantas saja saat ia masuk terlihat sangat dekat dengan Presdir Glen Davin• karyawan1.

•Iya kau benar.. ternyata jadi asisten Presdir, aku rasa Lisa ini bukan wanita sembarangan• karyawan2.

•Apa dia hebat diranjang sampai bisa sampai keposisi itu?? Dia bahkan terlihat tidak berbakat sama sekali• karyawan3.

•Jaga bicaramu jika Presdir mendengarkannya maka nyawamu akan melayang, aku bahkan belum menikah! aku tak mau kehilangan nyawaku disini. lagipula itu sudah keputusan CEO• karyawan4.

"Aku mendengar apa yang kalian bicarakan?"

Ke empat karyawan tersebut terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Presdir maafkan kami"

"Pergilah, mulai hari ini kalian boleh libur. untuk kedepannya jangan datang lagi!" ucap Andhika malas.

"Tapi Presdir, kami tidak.."

"Bodyguard"

Empat pria bertubuh kekar menghampiri Andika. Ini adalah sebagai kode untuk ke 4 karyawan itu agar segera pergi sebelum diseret oleh bodyguardnya.

Mereka langsung membungkuk kemudian pergi dan tidak berbicara ataupun membantah.

Lisa membulatkan matanya saat Andhika memecat empat karyawan sekaligus dalam satu hari dengan mudahnya.

"Andhika memang seperti itu.. kedepannya kau akan terbiasa dengan keadaan seperti ini" ucap Glen tersenyum.

Ia hanya tersenyum dalam rangkulan Glen. Seidon nampak tidak senang akan hal tersebut tanpa Lisa sadari pria mengerikan ini tengah menatap dirinya sangat tajam.

Lisa bisa bekerja mulai Minggu depan sebagai asisten Andhika dan setelah pengumuman itu Lisa pulang tanpa Glen karena ada urusan dikantornya sendiri.

"Iya kak tidak apa-apa"

"Baiklah, maafkan aku tidak bisa mengantar, Aku sudah memesan taksi online untukmu, kau hati-hati dijalan. Kabari aku jika sudah sampai dirumah" kata Glen.

"Baik, kau juga hati-hati"

"Lisa, kalau bisa setelah aku pergi kau menghindarlah dari Seidon Hayden. Dia, sepertinya punya rencana jahat. Taksimu segera datang cepatlah pulang setelah itu " kata Glen menggenggam erat tangan Lisa.

"Aku mengerti" balasnya tersenyum.

Glen langsung melajukan mobilnya meninggalkan Lisa disana. Saat Glen sudah tak terlihat lagi, ini adalah kesempatan emas bagi Seidon untuk kembali menangkap Lisa. Dengan santai ia bersandar didepan mobil dan menatap Lisa yang sedang menunggu taksi onlinenya.

"Cepatlah cepatlah, dimana taksi itu kenapa lama sekali" gumam Lisa sambil sesekali melirik Seidon.

"Kenapa dia menatapku seperti itu, apakah benar dia mempunyai rencana jahat? Tolong siapapun selamatkan aku, Tuhan.. ku mohon ku mohon tolong aku"

Lisa menyatukan tangannya dan memejamkan kan matanya, ia terus menerus berdoa agar hal buruk yang ia pikirkan tidak terjadi.

"Hai cantik.. sedang berdoa ya?"

Deg/

Lisa spontan membuka mata dan terlonjak kaget saat melihat seidon berada tepat didepan matanya.

"Ka-kau.. Bu-bukankah kau... kau ada di mo-mobil itu.."

Ia menoleh kearah mobil namun itu bukan mimpi, seseorang yang berdiri didepan mobil mewah itu ternyata benar-benar telah berpindah dan sedang berdiri di hadapannya.

"J-jangan tersenyum, kau pasti ada niat jahat kan?" Lisa mundur perlahan dan bersiap untuk lari tapi, tiba-tiba Seidon menarik tangannya.

"Kenapa aku tidak boleh tersenyum padamu? Lisa, urusan kita belum selesai sayang"

"Hei, lepaskan tanganku. J-jangan sentuh aku" kata Lisa mencoba menarik tangannya.

Semakin di tarik, Seidon semakin erat mencengkeram tangannya dengan senyuman yang tak pudar dari bibirnya.

"Ku dengar kau menyukaiku ya? Yolla, wanita itu berkata kau sangat menyukaiku. Kau bekerja di bar itu demi melihatku kan?", Kata Seidon.

Yolla adalah wanita di bar yang sering menemani Seidon, ia adalah satu-satunya wanita yang tidak menyukai Lisa karena sesekali Seidon mengalihkan pandangannya pada Lisa yang membuat Yolla merasa diabaikan.

Dibandingkan dengan Yolla, Lisa jauh lebih cantik dan memikat, wajar saja jika saat Lisa muncul dengan memakai baju erotisnya dia bisa mencuri perhatian Seidon.

Lisa terdiam, apa yang dikatakan Seidon itu memang benar dan tidak salah sama sekali. Lisa sangat menyukai Seidon sejak mereka masih kecil dan selalu mencari tau perkembangan Seidon hingga dia dewasa tanpa berani menemuinya lagi. Salah satu alasan Lisa bekerja di bar selain gaji yang lumayan besar adalah bonusnya bisa melihat Seidon setiap hari. Meskipun Seidon selalu di kelilingi oleh wanita-wanita cantik tapi Lisa tak peduli akan hal itu.

Tapi sayangnya Seidon tidak tau dan tidak mengenalinya. Perpisahan mereka terjadi saat Lisa berusia 5 tahun dan Seidon 11 tahun. Ia hanya ingin melihat Seidon setiap hari dan mencari tau kenapa tiba-tiba Seidon pergi darinya semenjak kematian orang tuanya disaat Seidon berusia 11 tahun.

"Apa aku benar? Kau tak menjawab sayang.. ada apa? Ayolah jawab aku"

"Kau.. menyukaiku?"

Perlahan Lisa mengangguk kaku, matanya berkaca-kaca dan tangannya memainkan jemarinya yang berkeringat dingin.

"Kau cantik sekali..", bisik Seidon sambil mengecup daun telinga Lisa.

"Lepaskan aku, ku mohon.. aku harus pulang" kata Lisa dengan sendu.

_______

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!