NovelToon NovelToon

Wanita Nakal Istri Presedir Polos

Pernikahan

Di sebuah bangunan mewah telah didekor dengan indah. Ruangan yang telah di hias dan di padu dengan warna biru dan hitam. Para ratusan orang telah hadir untuk menyaksikan sepasang pria dan wanita mengucapkan janji suci pernikahan.

Semua para tamu undangan kini tengah menantikan mempelai wanita yang belum turun, sedangkan mempelai pria telah berdiri di depan altar dengan perasaan berkecambuk.

*Di dalam kamar*

"Wah,,,hari ini putri bunda cantik sekali." Nyonya Clara Dumitria Alexander yang memuji kecantikan anaknya sambil menatap dengan penuh haru.

"Setiap hari Sea memang selalu cantik. Bunda jangan lupa akan hal itu." Dengan percaya diri, Sea memuji wajah cantiknya.

Pintu terbuka, seketika masuk dua orang pria tampan dengan setelan jas hitam berjalan mendekat ke arah dua wanita yang berbincang tadi dengan berdiri di depan cermin.

"Putri kecil ayah sudah besar. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, rasanya baru kemarin ayah menggendong dan bermain dengan Sea, tapi kini kamu sudah dewasa bahkan sebentar lagi akan menjadi seorang istri." Ucap pria paruhbaya yang masih terlihat gagah dan tampan walaupun sudah terlihat jelas keriput yang berada di area mata. Ia bernama John Zelres Alexander, pemilik perusahaan Alexander Company. Memeluk erat sang putri yang sebentar lagi harus ia lepaskan.

"Benar ayah. Rasanya baru kemarin ia masih ngompol di kamarku, tapi kini ia sudah dewasa tumbuh menjadi gadis tomboy, nakal, dan tidak waras." Ucap pria tampan berumur 29 tahun yang tak lain adalah saudara laki-laki dari Sea yang bernama Kaiesar Giovanni Alexander. Ia juga ikut memeluk adik nakal kesayangannya itu.

"Jangan mengataiku di depan ku, Bang Kai. Kau membuat mood ku rusak seketika" Sea membalas pelukan dari kedua pria yang sangat ia sayangi.

Melihat itu, air mata Clara keluar begitu saja. Merasa sedih karena putrinya akan menikah, bukannya ia tidak bahagia melihat putrinya yang akan menikah, hanya saja ia merasa berat untuk melepaskan putri nakalnya. Clara juga memeluk sang putri.

Setelah di rasa telah cukup mereka melepas pelukannya.

"Sekarang kita turun ke bawah. Semua orang telah menunggu kedatangan mempelai wanita.Ayah dan bang Kaiesar akan mengantar Sea ke altar." Sembari tersenyum bahagia John dan Kaiesar menggandengan tangan Sea. Keluar dari dalam kamar dan turun ke bawah menuju altar.

Sea Caroline Alexander gadis berparas cantik berusia 22 tahun. Gadis yang tidak di manja oleh harga kekayaan orangtuanya. Dia akan mencari sendiri uang dengan hasil jerih payah. Sea seorang mahasiswi di salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia.

Wanita yang cerdas dan berani. Gadis nakal dan memiliki kadar kemesuman yang cukup tinggi. Sifatnya lebih menyerupai seperti laki-laki, tidak seperti sifat wanita pada umumnya, bermanja-manja dan suka berbelanja. Sea tidak sula dengan hal itu. Lebih baik ia melakukan balapan liar dan nongkrong bersama sahabat.

Sea terpaksa harus menikah dengan anak dari sahabat ayahnya. Menikah karena paksaan dari sang ayah, dengan pria yang sama sekali tidak ia kenal.

Gaun pengantin berwarna putih yang melekat di tubuhnya terlihat sangat mewah dan membuatnya tampak cantik saat mengenakannya. Sea menuruni anak tangga satu per satu dengan pelan di dampingi oleh Ayah John dan Caiesar serta bunda Clara yang berada di belakang. Tamu yang sudah hadir pun menoleh seperti tidak sadarkan diri melihat mempelai wanita yang sedang menuruni tangga itu.

Semua mata tertuju padanya tak terkecuali Gavariel Kenneth Dominic. Ia sangat kagum melihat keindahan di depan matanya itu dari wajah yang sangat cantik dan tubuh yang terlihat sangat seksi semua begitu sempurna tanpa ia sadari Sea telah berada di hadapannya.

Gavariel Kenneth Dominic putra tunggal dari keluarga Dominic yang kini berusia 29 tahun. Pria yang akrab di panggil Gava itu masih polos dan begitu di manja oleh orangtuanya. Gava seorang presedir dari perusahaan Dominic Company yang merupakan perusahaan terbesar dan berkembang Se-Asia. Meiliki wajah yang tampan dan ramah kepada setiap orang serta mudah senyum menambah nilai plus untuk dirinya. Banyak kaum hawa yang mengejar dirinya, akan tetapi Gava tidak tertarik akan hal itu.

John menyerahkan sang putri kepada Gavariel, " Ku serahkan putriku kepadamu. Jaga dia dengan baik!" Gava hanya mengangguk, ia mengulurkan tangannya kepada Sea dan Sea menerima uluran tangan itu.

Mereka mengucapkan janji suci pernikahan di hadapan Pendeta dan di dengar oleh ratusan undangan para tamu.

Acara pernikahan pun berlansung dengan lancar tanpa ada suatu masalah. Para tamu undangan menikmati acara itu dengan gembira.

Gava menghampiri dan berbincang bersama para sahabatnya dan juga para pengusaha, sedangkan Sea berbincang-bincang kepada para sahabatnya.

" Selamat atas pernikahan mu, Sea. Semoga Lu bahagia." Ucap Jonathan Keizaro sambil memeluk sahabatnya itu.

Sea membalas pelukanya, " Thank you for the prayer, Jo."

" Hari ini lu sangat cantik. Selamat atas pernikahan lu dan ini kado dari gue." Ucap Rafael Alfred Ambrosius sambil menyerahkan kado kecil dengan pita berwarna merah.

"Thanks you, Raf. You are the best"

"Wow lihat, kali ini lu kembali menang" ucap pria tampan sabahat Sea bernama Luke Camaliel Anfelix.

"Tentu saja. Sekarang transfer uangnya ke rekening ku dan jangan lupa dengan mobil sport" ucap Sea sambil meminum segelas wine yang di tangannya. Melihat notifikasi di ponselnya bahwa transferan uang telah masuk ke rekeningnya yang bernominal 400.000.000.

"100 juta ku hilang lagi." ucap pria tampan bernama Charles Benaya Bemitrius. Menatap nanar uang yang telah melayang begitu saja hanya karena taruhan konyol dari mereka.

Mereka membuat sebuah taruhan dimana siapa yang duluan menikah di antara mereka berlima, maka akan mendapat 100 juta dan satu mobil sport.

"Jo, Luke, Char mana kado dari kalian?" Sea meminta kado pernikahan dari sahabatnya yang belum memberikan hadiah untuk pernikahannya.

" Apa belum cukup dengan 100 juta dan mobil sportnya?"

"Tidak. Cepat kemarikan kado lu pada. Kalau kalian tidak ada kado, gue soret nama lu pada dari daftar sahabat gue."

"Yaelah Sea, suka banget sih lu malak kita kita. Ini dari gue moga lu suka dengan isinya." Ucap Luke sambil menyerahkan kotak berukuran sedang kepada Sea.

"Nih dari gue." Charles sembari memberi kotak berukuran sedang dengan warna silver kepada Sea.

" Ini hadiah dari gue untuk sahabat mesum gue." Ucap Jonathan sambil memberi kotal berukuran kecil kepada Sea.

Sea menerima kado itu dengan senang hati, " Ini dalamnya pada mahal semua kan? Kalau murah nggak terima gue."

"Matre banget sih lu neng. Tenang aja kado dari kita harganya mahal-mahal semua."

Mereka menikmati pestanya sambil mengobrol-ngobrol dengan segelas wine yang berada di tangan.

Dansa

Malam yang indah dengan gemerlap lampu dan dekorasi bunga yang cukup menawan. Para tamu undangan semakin banyak berdatangan.

Sepasang pengantin berdiri di depan kue tart pengantin yang cukup indah. Mereka akan memetong kue itu secara bersamaan di depan para tamu. Suasana malam itu semakin romantis dengan alunan musik yang terdengar sangat merdu. Gava dan Sea saling bersuapan kue tart yang saja mereka potong.

Setelah acara potong kue, kini tiba waktunya acara untuk berdansa dengan pasangan masing-masing.

Sea menatap pria yang ada di hadapannya, pria yang telah menjadi suaminya, "Ingin berdansa?"

Dengan cepat Gavariel menjawab, "Tidak, terimakasih."

"Oh baiklah" Sea langsung meraih tangan suaminya. Gava terkejut, ia mengikuti langkah wanita yang menarik tangannya itu.

Ditengah keramaian Sea langsung membawa Gava untuk ikut berdansa, dengan sigap ia menarik tangan kekar Gava untuk melingkarkan pada pinggang langsingnya dan ia juga melingkarkan tangannya ke leher sang suami.

"Apa yang kamu lakukan, saya sudah bilang tidak ingin berdansa." Dengan rajut wajah kesal terkesan imut, Gava menatap wanita yang ada di hadapannya. Ia ingin melepas lingkaran tangannya tapi dengan cepat Sea menahannya.

"Huts,,, Ikuti dan nikmati saja." Sea meletakan jari telunjuk di bibir seksi gava. Ia kembali melingkarkan tangannya keleher Gava.

Dengan terpaksa, Gava mengikuti kemauan wanita itu. Dia terdiam saja sembari mengikuti gerakan langkah kaki Sea. Tubuh mereka saling berhadapan dan bergerak sesuai irama musik.

Sea menatap wajah tampan sang suami dengan alis yang tebal dan tajam, bulu mata yang lentik, rahang tegas, kulit putih dan mulus serta bibir merah berisi sangat seksi. Bahkan bibir Sea tidak semerah itu, ia menjadi iri.

Sangat tampan

Dengan tersenyum, Sea mendekatkan tubuhnya dengan pria yang ada di hadapannya itu.

Melihat kelakuan Sea, Gava semakin tidak bisa berkata-kata, dia sangat gugup dan sedikit risih. Jujur saja baru kali ia bisa sedekat ini dengan wanita apalagi wanita itu sangat cantik. Kini tubuhnya merasa gerah karena tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, "jangan terlalu dekat, sebaiknya berikan sedikit jarak."

"Kenapa? Ini sangat romantis dan aku suka seperti ini."

Gava mundur satu langkah untuk mengisahkan jarak, "Saya tidak pernah dengan wanita dengan jarak sedekat ini."

" Benarkah? Wah berarti aku wanita beruntung." Sea semakin menggoda pria itu dengan cepat ia memeluk erat tubuh Gava hingga kini jarak mereka tidak ada lagi.

Gava merasa jantungnya berdetak semakin kencang merasa bingung harus berbuat apa, wanita di hadapannya itu sekarang mengendalikannya. Ia takut Sea mendengar detakan jantungnya yang begitu kuat. Baru kali ini Gava merasakan sensasi seperti ini.

"Hei jangan seperti ini. Lihat semua orang melihat ke arah kita." Benar saja semua pasang mata melihat ke arah mereka. Melihat keromantisan yang di ciptakan oleh sepasang pengantin itu.

"Biarkan saja. Mereka juga mengerti."

Gave merasa jengah, ia mendorong tubuh Sea hingga pelukan itu terlepas, "jangan menguji kesabaranku,nona."

"Aku bukan Nona mu, aku istrimu." Ucap Sea dengan nada menggoda, entah kenapa dia sangat suka menggoda pria itu, kini menggoda suami akan menjadi hobi baru dalam hidupnya. Sea menatap sang suami dengan senyuman yang sulit di artikan.

Sea kembali mendekatkan tubuhnya, dengan gerakan lembut bibirnya mulai menyentuh bibir Gava yang sejak tadi cukup menggoda. Memberi ******* kecil pada bibir padat nan berisi itu.

Mata Gava membulat sempurna, tubuhnya mendadak kaku saat merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya. Hanya diam tidak membalas ciuman bibir itu. Ciuman pertamanya telah hilang, di rebut oleh wanita yang berstatus istrinya.

Bibirku tidak perjaka lagi

Lagi-lagi sorak tepuk tangan terdengar dengan begitu meriah. Dansa sepasang pengantin baru itu memang sedari tadi telah di saksikan oleh semua tamu undangan.

Sea melepas ciumannya, " Huh kenapa tidak di balas"

"Kau!!" Dengan suara pelan tapi penuh dengan penekanan, Gava menatap garang wanita itu. Wajahnya seketika memerah menahan amarah dan malu yang kini bercampur menjadi satu.

"Iya" Bukanya takut, Sea terlihat sangat santai. Dia sama sekali tidak takut dengan wajah garang yang di tunjukan suaminya itu, baginya wajah garang itu terkesan lucu dan menggemaskan. Mencubit gemas kedua pipi itu, " Kau sangat mengemaskan".

Gava sudah tidak tahan lagi melihat tingkah wanita itu, ia berbalik dan meninggalkan istrinya yang masih berada di tengah kerumunan semua tamu.

"Hei mau kemana?"Teriak Sea.

Gava seakan mendadak tuli, ia tidak mendengar teriakan wanita itu. Ia terus berjalan menjauh dari kerumunan itu.

"Suami saya orangnya cukup pemalu, jadi harap di maklumi." Sea menjelaskan kepada para tamu yang melihat adegan istri yang di tinggal suami di tengah para kerumunan, "Terimakasih telah menyaksikan acara dansa kami. Silahkan kembali menikmati pestanya." Sea mengejar sang suami yang telah hilang dari penglihatannya.

Sea terus mencari Gava telah cukup lama ia mencari kebedaraan pria itu hingga ia melihat suaminya sedang mengobrol oleh 4 pria dan 2 wanita. Ia mendekati suaminya," Akhirnya aku menemukanmu. Jangan pergi lagi aku belum siap menjadi janda."

"Jangan ganggu saya sebelum saya benar-benar membuatmu menjadi janda."

" Huh kejam sekali, tapi aku suka."

"Dasar gila"

"Ya aku memang gila, gila karena mu."

Perdebatan mereka di saksikan oleh teman-teman Gava, "Ehem maaf menengahi. Silahkan lanjutkan persebatan kalian di dalam kamar, karena bukan kalian aja yang berada di sini."

" Oh maaf, aku baru menyadarinya." Ucap Sea sambil tersenyum.

"Maaf teman, wanita ini selalu saja mengganggu dan membuat ku pusing."

"Ya baiklah Kita belum kenalan nona. Perkenalkan nama saya Jefan Ardiansyah." Jefan seorang Ceo dan juga teman bisnis Gava sambil mengulurkan tangannya.

" Sea Caroline" balas Sea.

"Selamat atas pernikahan mu Nona Sea. Saya Justin Coshlin."

"Terimakasih, Tuan Justin"

"Perkenalkan Nona Sea, saya Sarah Queena"

"Salam kenal Nona Sarah."

"Perkenalkan Nona saya Juan Crishtian."

"Sea, salam kenal Tuan Juan"

"Thina Vivina"

"Sea"

" Kamu beruntung sekali Gav, punya istri

seperti bidadari. Selamat atas pernikahan mu Nona. Perkenalkan nona cantik, saya Satria Hottland" Ucap Satria seorang ceo sekaligus sahabat dari Gava.

" Terimakasih Tuan Satria. Anda juga tampan tapi masih jauh lebih tampan suami ku."

Setelah berkenalan mereka berbincang sembari bercanda layaknya sedang berkumpul di sebuah cafe yang begitu heboh tanpa memperdulikan keadaan. Walaupun mereka baru saja kenal, tapi mereka suka cukup lumayan akrab.

Tapi tidak dengan Gava yang tidak bersemangat sama sekali, ia hanya memasang wajah masam karena Sea selalu menempel kepadanya. Dia merasa risih tapi ia harus bersabar dan menjaga image di depan para temannya.

Wanita Mesum

Di dalam sebuah kamar yang berukuran luas, ada hiasan bunga-bunga yang cukup indah dan harum. Kelopak mawar merah telah berserakan di atas tempat tidur dan lantai. Lampu kristal menyala begitu terang di atas langit-langit kamar. Aroma ruangan itu dipenuhi dengan aroma terapi dari lavender yang bisa membuat hati dan pikiran tenang.

Sea sedang berbaring terlentang di atas kamar pengantin yang bertaburan bunga-bunga mawar, masih memakai gaun pengantin yang super ribet sambil menunggu sang suami selesai mandi.

Sudah berulang kali Sea mencoba melepas gaun sialan itu, tapi tetap saja ia tidak bisa mencopotnya tanpa bantuan orang lain. Sumpah ya, Sea itu wanita tomboy, ia tidak suka memakai gaun. Sea lebih suka memakai celana. Andai saja di setiap pernikahan bisa memakai celana, maka dengan senang hati Sea melakukannya.

Ternyata begini rasanya menjadi ratu sehari, ya Tuhan badanku terasa remuk semua. Ini yang terakhir kalinya, aku tidak ingin menikah lagi.

Merasa bosan karena menunggu sang suami yang belum juga selesai, Sea bersandar di ranjang dan membuka ponselnya.

Ting...

Ting...

Ting...

Ting...

Sea terkejut melihat notifikasi pesan yang begitu sangat banyak. Semua notifikasi pesan berasal dari grup kampusnya, dimana semua anak kampus mengucapkan selamat atas pernikahannya. Ada yang merasa senang karena saingan untuk para wanita telah tidak ada lagi, ada juga yang merasa sedih dan kecewa khusunya para pria karena primadona kampus yang selalu menjadi incaran kaum adam telah menikah.

Berparas cantik, cerdas dan juga mesum menjadi nilai plus di mata kaum adam. Tidak heran mengapa banyak pria yang mengincar dirinya untuk menjadikan seorang kekasih, tapi Sea tidak tertarik. Ia tidak suka menjalin suatu hubungan, ia lebih suka bersenang-senang tanpa adanya hubungan.

Tapi kini takdir sedang tidak memihak bersamanya, sekarang ia sudah menikah dan menjadi istri. Sea tidak pernah menyangka kalau ia menjalin hubungan suami istri secepat ini. Mau tidak mau Sea harus menerima dan menjalaninya karena takdir sudah memaksanya.

Mengapa dia belum keluar juga? Sudah satu jam dia di dalam sana. Apa dia sedang mati. Jangan, jangan dulu kami belum bertempur.

Memang benar sudah satu jam Gava di dalam kamar mandi, Sea sudah bosan menunggunya. Turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu kamar mandi.

Sedangkan di dalam kamar mandi.

Sebenarnya sedari tadi Gava sudah selesai dengan ritual mandinya. Hanya saja ia masih berdiam di dalam kamar mandi. Berdiri di depan cermin, merasa sangat gugup karena bingung harus apa. Apakah dia harus keluar dengan telanjang dada? Atau tetap berdiam diri di kamar mandi?

Akh,,, Gava menjadi bingung sendiri, meremas rambutnya kebelakang dengan kuat. Seharusnya ia tidak lupa membawa pakaiannya, kan sekarang jadi susah urusannya. Ia merasa malu keluar dengan keadalan telanjang dada, apalagi sekarang ia berada satu ruangan bersama seorang wanita.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang mengganggu lamunananya. "Hei apa kau baik-baik saja di dalam sana?" Ucap Sea sambil mengetuk pintu kamar mandi. Dia ingin tau keadaan pria itu, jujur saja ia sedikit khawatir karena Gava sudah terlalu lama di dalam kamar mandi.

" Saya baik-baik saja"

"Kalau begitu keluarlah. Aku juga ingin mandi."

Dengan ragu-ragu pria itu berjalan ke arah pintu dan menarik handle pintu.

"Apa yang kau lakukan di dalam sana? kena,,,," Ucapan Sea berhenti karena matanya telah menangkap pemandangan yang sangat indah dan sangat sayang untuk di lewatkan.

"Wow seksi" Rasanya air liur Sea ingin keluar. Melihat tubuh sixpeck yang tidak tertutupi itu. Perut kotak-kotak dan dada bidang yang berisi, akh ingin rasanya Sea menerkam pria itu sekarang juga!

Menyadari tatapan mata Sea, dengan cepat-cepat Gava menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, "Jangan melihat seperti itu!"

"Kenapa di tutupi sih. Itu sangat indah." Sea ingin menyentuh dada bidang itu, tapi dengan cepat tangan pria itu menepisnya.

"Jangan sentuh-sentuh. Dasar mesum." Gava berlalu dari wanita itu. Berjalan ke arah almari untuk mengambil pakaiannya.

" Tidak usah berpakaian, seperti itu saja. Kalau bisa yang bawah di buka juga." Tanpa rasa malu Sea mengucapkannya.

Wajah Gava seketika memerah, merasa malu sendiri mendengar ucapan wanita itu, " Dasar wanita mesum, gila.' Ucapnya lalu masuk kembali ke kamar mandi untuk berpakaian.

Gava menutup pintu kamar mandi sebelum bersandar di balik pintu. Napasnya terputus-putus dengan debaran jantung yang tidak normal. Kedua tangannya ada di depan dada dengan mata terpejam.

"Ya Tuhan bagaimana bisa Gava menikah dengan wanita gila dan mesum seperti itu. Kuatkan hamba ya Tuhan untuk menghadapi wanita itu."

Pria itu memakai pakaiannya lalu ke luar dari kamar mandi," Kamu mandi sana." Ucapnya pada Sea yang sedang duduk di sisi ranjang.

"Tidak bisa. Badanku sangat lelah rasanya aku tidak sanggup berjalan." Tidak bohong, Sea benar kelelahan. Ia sudah tidak sanggup berjalan, gaun yang berat itu menguras tenaganya.

Gava memandang wajah Sea, memang benar wajah itu menunjukkan rasa lelah. Melihat itu Gava merasa kasihan ,walaupun wanita itu selalu mengggunya tapi ia tidak tega.

"Baiklah, saya akan menggendong mu."

Sea mengalungkan tangannya di lehar jenjang Gava, ketika pria itu sudah membawa kedalam gendongan.

Gava meletakan tubuh itu ke dalam bathtub, " Ada lagi?"

"Gaun ini sangat sulit di lepaskan, aku tidak bisa melepas dengan sendirinya. Bantu aku untuk melepaskannya."

"Berbaliklah."

Sea melakukannya. Membalikkan badan membelakangi Gava. Pria itu mulai membuka pengait gaun itu hingga terlihat jelas punggung putih dan mulus milik Sea.

Glek

Dengan cepat Gava memalingkan wajah, ia tidak ingin matanya sucinya ternodai, "Sudah. Aku akan keluar."

Sea membalikkan badannya, ia menahan lengan kekar sebelum pria itu keluar.

" Apalagi?"

"Mendekatlah aku belum memberimu hadiah."

"Hadiah? Aku tidak minat."

"Ayo mendekatlah, aku yakin kau pasti suka dengan hadiahku." Dengan terpaksa Gava mendekat kepada wanita itu. Jongkok untuk mensejajarkan tubuhnya.

"Cepatlah."

"Wah, sepertinya kau sudah tidak sabar." Sea merangkum wajah tampan itu lalu mendaratkan ciuman singkat pada kedua pipi dan bibir Gava.

Gava kembali membeku, sudah kedua kalinya bibirnya di cium oleh wanita itu. Untuk sesaat dia memandang wajah cantik yang sedang tersenyum itu.

Sangat cantik

"Ingin mandi bersama?" Sea kembali ingin menggoda suaminya, walaupun ia tau kalau pria itu pasti akan menolaknya.

Dengan segara Gava mengatakan, "Tidak."

"Ayolah, kita mandi bersama sambil melakukan malam pertama kita di sini, di dalam babhtub. Pasti sangat menyenangkan, mencari sensasi berbeda dari pengantin baru lainnya." Sea semakin menggoda suaminya sambil menahan tawanya karena merasa lucu melihat wajah Gava yang memerah malu.

"Dasar wanita mesum. Cepat mandi." Ucap Gava sambil mendiri berjalan keluar kamar mandi.

"Baiklah. Tunggu aku di ranjang, Suami ku."

Gava membanting pintu kamar mandi dengan cukup keras. Seketika itu pecahlah tawa wanita itu.

Dasar pria aneh. Baru kali ini aku menemukan pria yang seperti itu.

Sea menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya itu, "Tapi dia sangat lucu." Gumamnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!