NovelToon NovelToon

Sorry For Hurting You

Permulaan

Seorang pria tua mengamuk hebat saat mengetahui bahwa Putranya yang ia banggakan selama ini berbuat hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

Perbuatannya itu begitu melukai perasaannya.

"Raphael, apa yang kau lakukan itu sangat mencoreng nama keluarga kita.

Bagaimana mungkin kau menjalin hubungan dengan seorang gadis kalangan bawah seperti dia?

Ayah sudah menjodohkanmu dengan anak rekan bisnis Ayah.

Kenapa kau lebih memilih gadis miskin itu?

Dan tadi kau mengatakan bahwa ia sedang mengandung anakmu

Kau benar-benar keterlaluan Raphael!

Ayah tidak pernah menyangka kau akan mengecewakan Ayah seperti ini.”

Leonardo memijit keningnya.

Sungguh ia tidak tahu apa yang harus bagaimana lagi sekarang.

Media tidak boleh tahu permasalahan yang saat ini tengah dihadapi keluarganya.

Raphael mendekati Laeonardo, mencoba kembali meyakinkannya.

"Ayah aku sangat mencintainya.

Aku tidak akan bisa menikah dengan gadis lain selain dia.

Dan aku juga tidak pernah memandangnya dari status yang dimilikinya.

Dia memiliki hati yang sangat baik.

Dia tidak seperti gadis-gadis lain yang mencintaiku karena harta dan kekuasaan yang keluarga kita miliki."

"Kau yakin dia itu gadis baik?

Jika dia memang gadis yang baik, maka dia tidak akan hamil di luar nikah.

Dia pasti memiliki motif tersembunyi.

Awalnya mungkin ia berpura-pura baik agar kau bisa tertipu dan terperangkap Raphael.

Pada akhirnya dia akan berubah menjadi sama seperti gadis-gadis yang menginginkan uangmu!"

"Raphael, apa yang diucapkan Ayah itu benar.

Gadis miskin itu pasti ingin mengincar harta keluarga kita.

Karena pada dasarnya orang miskin lebih haus akan uang."

ucap Marine, yang merupakan Kakak Raphael sekaligus Anak sulung dari Leonardo.

"Kakak dan Ayah tidak mengenalnya.

Dan aku mengenalnya dengan sangat baik.

Seraphine gadis yang berbeda.

"Ayah tidak mau lagi mendengar semua omong kosong itu Raphael.

Ayah sudah putuskan bahwa kau akan tetap menikah dengan Celine!"

"Ayah, aku tidak akan menikah dengannya.

Sera sedang mengandung anakku Ayah.

Aku harus bertanggung jawab."

"Kalau begitu Ayah akan menyingkirkan anak itu agar kau tidak perlu bertanggung jawab lagi!"

Raut wajah Raphael berubah menjadi getir seketika.

"Ayah, aku mohon jangan lakukan itu.

Bagaimanapun dia adalah Cucu Ayah."

"Dia bukan Cucuku.

Dia hanyalah seorang anak haram yang tidak kuinginkan."

"Ayah.

Dia adalah anakku, darah dagingku.

Aku sendiri yang akan merawatnya.

Aku tidak peduli Ayah setuju atau tidak.

Bahkan aku akan mengorbankan semuanya untuk mereka."

Raphael meninggalkan semua anggota keluarga yang berada di ruang tamu.

"Raphael!"

panggil Leonardo.

Tiba-tiba Leonardo merasakan sakit pada jantungnya.

Penyakit jantungnya kumat kembali.

"Ayah.."

Marine langsung menghampiri Leonardo.

"Ayah harus beristirahat sekarang di kamar.

Aku akan memanggil Dokter keluarga kita."

ucap Mario, Suami Marine.

Mario dan Sergio kemudian memapah Leonardo ke dalam kamar.

"Marine, aku mohon bersabar ya."

"Bagaimana aku bisa bersabar Laura? Raphael telah mengakibatkan banyak kekacauan di keluarga kita.

Jika publik tahu soal itu, Ayah pasti akan benar-benar terluka.

Aku takut terjadi sesuatu yang buruk padanya."

"Tenanglah, itu tidak akan pernah terjadi Marine.

Sekarang kita doakan semuanya bisa segera diselesaikan."

"Tidak, aku tidak mau menunggu lama lagi.

Aku harus melakukan apa yang Ayah inginkan."

"Apa maksudmu Marine?

Apa jangan-jangan kau ingin menyakiti gadis itu?

Jangan lakukan hal itu Marine.

Bayi itu sama sekali tidak bersalah.

Dia juga adalah Keponakanmu."

"Dia bukan keponakanku.

Aku tidak akan pernah mengakuinya.

Karena dia berasal dari rahim gadis itu.

Dia adalah dalang di balik semua ini."

Sementara Raphael mencoba mengubungi Seraphine, namun gadis itu sama sekali tidak menjawab panggilannya.

Seketika perasaannya begitu khawatir.

Ia takut terjadi apa-apa pada Seraphine.

Apalagi saat ini Seraphine sedang mengandung anaknya.

Ia tidak mau Ayahnya sampai berbuat nekat.

Ia harus melindungi Seraphine dan anak mereka walau harus merelakan apa yang ia miliki saat ini.

Dan ia sudah siap untuk melepaskannya.

Karena nyatanya kebahagiaannya bukan berasal dari harta dan kekayaan melainkan dari cinta dan kasih sayang tulus.

Dan cinta tulus itu benar-benar ia dapatkan dari Seraphine.

Gadis yang telah mengajarkan banyak hal padanya.

Termasuk bahwa segalanya tidak bisa diukur dengan uang.

"Aku sangat khawatir padamu dan anak kita Sera.

Aku mohon bertahanlah.

Aku akan datang untuk menjemput kalian.

Aku berjanji.”

Dakota adalah keluarga ternama di Indonesia.

Keluarga mereka adalah pemilik perusahaan properti terbesar di Indonesa.

Sehingga tidak heran media selalu menyoroti kehidupan mereka.

Kesuksesan yang mereka miliki membuat publik menjadikan mereka sebagai panutan.

Bahkan mereka sangat jarang terkena skandal ataupun perselisihan dengan pihak manapun.

Oleh karena itu Leornado benar-benar bersikeras mempertahankan nama baik keluarga mereka.

Termasuk dengan menikahkan anak-anaknya dengan orang yang berada di kalangan atas juga.

Upayanya itu terkabul pada Marine, sang Putri yang merupakan Anak sulungnya.

Namun sepertinya tidak untuk Raphael.

Anak bungsunya itu bersikeras menolak perjodohannya dan menikah dengan gadis yang berasal dari kalangan bawah.

Sungguh hal itu sangat memalukan.

Ia akan melakukan segala cara untuk menghentikan tindakan Raphael yang akan merusak nama baik keluarganya.

Bahkan jika harus melenyapkan gadis itu.

Berita

Seorang gadis menangis tersedu-sedu.

Ia menangisi keadaannya yang begitu menyedihkan.

Sera sudah menyadari bahwa hubungannya dengan Raphael tidak akan pernah berhasil.

Kehidupan mereka berdua sangat berbanding terbalik.

Raphael berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan dia hanya seorang gadis miskin dan bahkan yatim piatu.

Ia sudah berulang kali minta berpisah, namun Raphael menolak dan memintanya untuk bertahan.

Mereka mencoba lagi hubungan mereka.

Namun Ayah Raphael tidak pernah menyetujui hubungan mereka berdua.

Hingga ia akhirnya saat ini ia sedang mengandung anak Raphael yang sudah berusia 9 bulan.

Sebentar lagi ia akan melahirkan.

Hal itu membuatnya begitu sedih.

Bagaimana jika ia sendirian saat melahirkan nanti?

Sebelumnya Raphael berjanji padanya akan menjemputnya dan akan menemaninya saat bersalin nanti.

Setelah itu mereka akan menikah dan hidup baru.

Dan sekarang ia rasa itu tidak akan terjadi.

Raphael pasti tidak diperbolehkan keluar rumah.

Bahkan mereka tidak bisa berkomunikasi karena handphonenya jatuh ke dalam air sehingga tidak biasa berfungsi lagi.

Dengan kondisi yang sedang hamil tua, tidak memungkinkan jika ia keluar untuk memperbaiki handphonenya.

"Kita pasti bisa bertahan sayang.

Ibu berjanji akan selalu menjagamu."

Sera menghapus air matanya dan tersenyum ke arah perutnya.

--

"Biarkan aku pergi."

Jika kalian menghalangiku, aku akan menghajar kalian."

Raphael mencoba menghalau para pengawal yang berdiri di pintu utama.

"Maaf Tuan.

Tuan Leonardo telah memerintahkan kami untuk tidak membiarkan anda pergi dari rumah."

"Aku tidak peduli.

Aku akan tetap pergi."

Raphael berniat melewati para pengawal yang berdiri di depan pintu utama.

Namun saat baru melangkah, para pengawal itu menarik tangannya dan memaksanya masuk.

"Lepaskan aku!"

Raphael kemudian mencoba melawan mereka.

Namun ia kalah dan tidak bisa bergerak di bawah kungkungan mereka.

"Kau ingin melarikan diri lagi?"

ucap Marine yang baru saja keluar dari kamarnya.

Raphael membalikkan badannya.

Ia harus memohon pada Marine agar memperbolehkannya pergi.

Karena saat ini Marine adalah jalan satu-satunya untuknya.

"Kak tolong biarkan aku pergi.

Sera saat ini membutuhkanku Kak.

Sebentar lagi ia akan melahirkan.

Aku harus berada di sisinya."

"Persetan dengan gadis itu.

Kau tidak mengkhawatirkan kondisi Ayah dan lebih memilih gadis miskin itu?

Semua ini karena ulahmu Raphael.

Ayah saat ini sakit karena dirimu.

Dan sekarang dengan teganya kau ingin pergi setelah berhasil menciptakan semua kekacauan ini?

Aku tidak akan membiarkannya."

"Kak, aku mohon."

ucap Raphael dengan wajah memelas, berharap Marine akan luluh padanya.

Namun harapannya pupus seketika.

Marine malah tidak menghiraukannya.

"Bawa Raphael kembali ke kamarnya.

Dan ingat, jangan sampai ia pergi dari rumah.

Kalian berjaga-jaga di depan kamarnya dan perketat seluruh penjagaan."

"Baik Nyonya."

Para pengawal itu menarik paksa Axel dan membawanya kembali ke kamar.

“Kak, aku mohon jangan lakukan ini.

Aku mohon Kak.”

Marine tidak peduli dengan ucapan memohon dari Raphael.

Ia malah melenggang pergi dan kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Lepaskan aku!"

Pengawal menarik Raphael kembali ke kamarnya.

Dan Raphael akhirnya tidak berdaya dan terpaksa masuk ke kamar.

--

Marine membaca berita soal Raphael yang ketahuan berhubungan dengan Sera.

"Sial!"

"Ada apa sayang?"

Mario langsung menghampiri Marine setelah mendengar teriakannya.

"Mario, kau lihat.

Ini semua karena ulah Raphael.

Media sudah mengetahui hubungan Raphael dengan gadis miskin itu.

Apa yang harus kita lakukan?

Jika Ayah mengetahuinya, kondisi Ayah akan semakin parah."

"Tenanglah sayang.

Aku akan mengatasi semua ini."

"Tidak Mario.

Bagaimana jika kita tidak bisa mengatasinya?"

"Kau harus percaya padaku.

Semua akan baik-baik saja."

Mario memeluk Marine dengan erat.

Berusaha menenangkan Istrinya.

"Mario.."

Mario melepaskan pelukannya pada Marine dan kemudian melihat ke arah Sergio yang baru saja datang.

"Sergio, kau sudah melakukan semuanya kan?"

"Aku sudah berusaha menghentikan penyebaran berita itu.

Aku harap semuanya akan segera teratasi."

"Terima kasih."

"Bagaimana keadaan Paman?"

"Ayah masih beristirahat di dalam kamar.

Sekarang kita harus berusaha agar Ayah tidak mengetahui berita itu.

Jangan sampai berita itu mempengaruhi kondisinya."

"Kau benar."

Sergio adalah sahabat Mario sekaligus anak kerabat Leonardo.

Mereka hidup berdampingan dan bahkan sangat dekat.

Tidak heran mereka seperti layaknya keluarga kandung.

"Nyonya, Nona Kate menangis di kamarnya.

Ia ingin bertemu dengan Nyonya."

"Baiklah.

Masalah ini telah membuatku melupakan Putriku sendiri."

Kate Patricia adalah Putri Marine dan Mario yang saat ini berusia 1 tahun.

Marine masuk ke dalam kamar dan menemukan Kate menagis di dalam boxnya.

Ia langsung menggendong Putri kecilnya itu.

"Sayang maafkan Ibu.

Ibu terlalu sibuk memikirkan semuanya sampai akhirnya melupakanmu."

Kate akhirnya berhenti menangis dan tenang di dalam pelukannya.

Marine kemudian mencoba menidurkan Kate.

Setelah Kate tidur, ia membawa Kate ke dalam boxnya.

Marine memandangi Putri kesayangannya itu.

"Kate, anak yang sangat manis."

Marine mengalihkan pandangannya dan tersenyum saat melihat kedatangan Laura dengan Ellijah di dalam pelukannya.

"Tidak seperti Ell.

Dia sangat nakal dan perlu waktu lama untuk menidurkannya.

Sungguh ia benar-benar seperti Ayahnya."

Marine terkekeh.

"Memang benar.

Ell juga anak yang sangat tampan.

Beruntung ia mengikuti Ayahnya."

"Jadi kau ingin mengatakan bahwa aku wanita yang tidak cantik?"

Laura merengut.

"Oh Sahabatku.

Kau cantik, sangat cantik."

Laura akhirnya tersenyum.

Tiba-tiba Elljah bergerak.

"Jangan sampai dia terbangun.

Kau bisa meletakkannya di samping Kate."

"Kau benar Marine.

Aku akan meletakkannya dengan hati-hati."

Saat ini Ellijah sudah tidur di samping Kate.

Mereka tampak begitu menggemaskan.

Di usia yang sama, Marine dan Laura berharap anak-anak mereka juga kelak bisa dekat sama seperti mereka.

"Mereka sangat menggemaskan Laura."

"Kau benar.

Kelak mereka akan bersahabat seperti kita."

"El dan Kate terlihat serasi.

Apa kita tidak berencana menjodohkan mereka berdua?"

tanya Marine.

Marine pikir Ellijah adalah jodoh yang sangat tepat untuk Kate, Putrinya.

Selain karena telah lama berhubungan baik, Ellijah juga berasal dari kalangan yang sama mereka dengan mereka.

Ia dan Mario juga tidak perlu menjodohkan Kate dengan Pria lain.

Ia yakin Elljah bisa menjaga dan membahagiakan Kate.

"Kita serahkan semuanya pada mereka Marine.

Jika mereka ditakdirkan bersama, Tuhan akan membuat mereka berjodoh."

"Kau benar.

Kita hanya berharap yang terbaik untuk mereka berdua."

"Kau lihat?

Kate tidak terganggu sama sekali dengan Ell."

"Aku berharap Ell tidak terbangun dari tidurnya.

Sangat sulit untuk menidurkannya kembali."

"Kalau begitu, kita harus meninggalkan mereka."

Marine menarik tangan Laura dan keluar dari kamar.

Kate, gadis yang akan mengisi hari-hari Ellijah.

Mereka akan tumbuh bersama bahkan akan hadir cinta di antara keduanya.

Raphael meninggal dunia

Seperti biasa, Sera akan mengisi kesibukannya dengan merajut baju Putrinya yang sebentar lagi akan lahir.

Sera tersenyum melihat hasil rajutannya.

Ia kemudian memasukkan kembali benang ke dalam jarum dan melanjutkan rajutannya.

Tiba-tiba Sera merasakan sakit pada perutnya.

Rasa sakit itu semakin bertambah hingga piluh membasahi wajah Sera.

"Ah..."

Sera memegang perutnya kesakitan.

Ia menarik napas, berusaha mengontrol dirinya.

Namun rasa sakit itu semkin bertambah.

Sera kemudian berjalan dengan penuh hati-hati untuk mencari pertolongan.

Ia takut terjadi apa-apa pada anaknya.

"Tolong.."

Saat ini kondisi perumahan dimana ia tinggal terlibat begitu sepi.

Namun Sera tidak menyerah.

"Tolong.."

teriaknya lagi.

Beruntung ada pengendara yang lewat dan mendengar teriakannya.

Ibu tersebut langsung menghampirinya.

"Nona..

Nona baik-baik saja?

Ya ampun.."

"Ibu, sepertinya saya akan melahirkan.

Saya mohon cari pertolongan Bu."

"Baik, tunggu sebentar.

Aku akan mencari pertolongan."

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil angkot datang.

Beberapa orang mengangkat tubuh Sera dan membawanya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Sera segera di bawah ke ruangan bersalin.

Rasa kesakitan dirasakan Sera saat mengeluarkan bayinya.

Namun ia tetap berusaha agar bayinya dapat selamat.

"Ah..."

Sera kembali mengerang.

Hingga akhirnya suara bayi menangis terdengar.

Putrinya telah lahir ke dunia.

"Selamat Nona.

Putri anda lahir dengan kondisi sempurna."

Sera tersenyum bahagia.

Ia kemudian membawa bayinya ke dalam pelukannya.

"Hai sayang.

Akhirnya kita bertemu untuk pertama kalinya."

Sera kemudian mencium bayinya dengan lembut.

Putrinya terlahir dengan wajah yang sangat cantik, terlihat seperti Raphael.

Keduanya begitu mirip satu sama lain.

Hal itu membuatnya teringat kembali dengan Raphael.

Padahal sebelumnya Raphael berjanji akan menemaninya saat melahirkan.

Sera menghapus air matanya.

Ia harus melupakan semua kesedihannya.

Karena saat ini kebahagiaan tebesar di dalam hidupnya telah hadir.

Alice Brielle, nama yang diberikannya pada Putrinya.

Nama itu dibuat oleh Raphael dan dirinya sejak pertama kali mengetahui bahwa bayinya berjenis kelamin perempuan.

--

Hari sudah larut malam, Raphael sama sekali tidak bisa tidur.

Ia masih memikirkan Sera dan anak mereka.

Ia kemudian beranjak dari tempat tidur.

Bagaimanapun caranya, ia harus melarikan diri dari rumah.

Sera sangat membutuhkannya, ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Raphael melihat kondisi luar rumah dari jendela kamarnya.

Tampak 2 orang penjaga sedang berjaga di depan gerbang utama.

Ia pikir ia bisa melarikan diri dari belakang rumah.

Raphael kemudian mencari cara keluar melalui jendela kamarnya.

Dan berhasil, ia akhirnya bisa keluar dari kamarnya.

Ia kemudian berjalan penuh hati-hati menuju belakang rumah.

Jangan sampai ia ketahuan.

Setelah sampai di belakang rumah, ia membuka gerbang belakang dengan hati-hati.

Ia kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Namun sayang, saat ia menjalankan mesin mobilnya, penjaga mendengar suara mobilnya dan akhirnya ketahuan.

Raphael tidak menyerah.

Ia melajukan mobilnya begitu cepat sehingga berhasil keluar dari rumah.

Para penjaga itu juga belum berhenti.

Mereka mengejar Raphael dari belakang menggunakan mobil.

Raphel berusaha meninggalkan jejak, namun mobil yang berada di belakang mobilnya semakin mendekatinya.

"Tuan, hentikan mobilnya.

Kami tidak akan membiarkan Tuan pergi."

Raphael semakin mempercepat mobilnya.

Namun tidak disangka, mobil dari arah berlawanan juga melaju dengan begitu cepat.

Hingga akhirnya mobil itu menabrak mobil Raphael.

Raphael mengalami kecelakaan yang cukup dahsyat.

Ia mengeluarkan darah di kepalanya dan tidak sadarkan diri.

Para pengawal itu langsung mendekati mobil Raphael dan membukanya.

Kondisi Raphael sangat mengenaskan.

Mereka kemudian langsung membawa Raphael ke rumah sakit.

"Apa?"

Marine menjatuhkan handphone yang berada di tangannya.

"Ada apa sayang?

Kenapa wajahmu begitu pucat?"

tanya Mario yang terbangun dari tidurnya.

"Raphael.."

"Ada apa dengan Raphael."

"Dia kecelakaan."

"Kecelakaan?

Bukankah tadi ia dikamarnya?"

"Ia mencoba melarikan diri.

Dia.."

Marine tidak bisa berkata apapun saat ini.

Ia begitu khawatir dengan Raphael.

Bagaimanapun Raphael adalah adik kesayangannya.

"Ayo kita pergi Mario.

Bawa aku ke rumah sakit sekarang.

Aku mohon."

Mata Marine mulai berkaca-kaca.

Sungguh ia begitu ketakutan sekarang.

"Baiklah sayang.

Ayo kita ke rumah sakit."

Marine berlari menuju ruangan dimana Raphael di rawat.

"Nyonya.."

"Bagaimana bisa kalian bekerja tidak becus, hah?

Jika terjadi sesuatu pada adikku, kalian akan menanggung akibatnya."

"Maafkan kami Nyonya."

Tiba-tiba Dokter keluar dari ruangan Raphael.

"Pasien ingin bertemu dengan Kakaknya.

Beliau berkata bahwa ia ingin mengatakan sesuatu yang penting."

"Saya Kakaknya Dok."

"Kalau begitu, anda harus segera menemuinya."

Marine langsung masuk ke dalam ruangan Raphael dengan Mario yang menemaninya.

"Raphael..."

"Kakak.."

"Ini Kakak sayang."

"Kakak aku ingin mengatakan sesuatu sebelum aku pergi."

"Aku mohon jangan katakan itu Raphael.

Sebentar lagi kau akan segera sembuh dan kita akan pulang ke rumah.

Ayah sedang menunggu kita."

Raphel meneteskan air matanya menahan rasa sakit.

"Aku mohon jaga Sera dan anakku Kak.

Mereka tidak bersalah."

"Raphael jangan sebut gadis itu lagi.

Sekarang kamu harus bertahan untuk Kakak, Ayah dan keluarga kita."

"Jangan sakiti mereka Kak.

Aku akan pergi jauh.

Aku tidak akan bisa menjaga mereka.

Kakak pernah berjanji akan menuruti apapun permintaanku sebagai hadiah ulang tahunku kan?

Aku ingin Kakak menuruti permintaanku yang ini."

"Raphael.."

"Maafkan aku Kak.

Aku juga sangat mencintai Ayah dan Kakak."

Napas Raphel kemudian tersenggal-senggal dan perlahan ia menutup kedua matanya.

"Raphael..

Kakak mohon jangan seperti ini.

Dokter, tolong!"

"Raphael buka matamu sayang."

Marine menepuk pipi Raphael.

"Jangan tinggalkan Kakak Raphael."

Beberapa saat kemudian, Dokter masuk dan kemudian melakukan langkah penyelamatan pada Raphael.

Namun hasilnya nihil.

Raphael sudah tidak bernapas lagi.

Ia telah meninggal dunia.

"Maaf Nona.

Kami sudah melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan Tuan Raphael.

Namun Tuhan berkehendak lain.

Beliau sudah meninggal dunia."

"Tidak..

Tidak kau bohong.

Adikku masih hidup!"

Marine berteriak histeris.

Marine mendekati ranjang dan menggerakkan tubuh Raphael.

"Raphael, buka matamu.

Buktikan pada mereka kalau kau masih hidup."

"Aku mohon.."

Air mata Marine bercucuran menatap mayat yang berada di hadapannya.

"Sayang, Raphael sudah pergi dengan tenang."

Mario memeluk tubuh Marine dengan erat.

"Lepaskan aku!

Kau sama saja dengan Dokter itu.

Adikku belum meninggal!"

"Marine.."

Marine menggerakkan tubuhnya.

Kemudian ia akhirnya menyerah dan membiarkan Mario memeluknya.

Mario juga ikut menangis.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Raphael akan pergi secepat ini.

"Mario, aku mohon katakan padaku kalau Raphel belum meninggal.

Dia hanya tidur bukan?"

Mario menarik napas panjang.

"Sayang, Raphael sudah pergi meninggalkan kita.

Dia pergi selama-lamanya sayang."

"Tidak, adikku..

Dia orang yang baik.

Mengapa ia pergi begitu cepat?"

Beberapa saat kemudian, Sergio dan Laura telah sampai di rumah sakit.

Mereka langsung masuk setelah mendengar tangisan Marine.

"Marine, Mario..

Raphael.."

Laura menutup mulutnya melihat pemandangan yang berada di hadapannya.

"Raphael, tidak.."

Laura dan Sergio mendekati Raphael yang terbujur kaku.

"Raphael..

Tidak mungkin."

Laura mulai menangis.

Sergio langsung memeluk Laura dengan erat.

Sama seperti Istrinya, ia begitu syok mendapati bahwa Raphael telah meninggal.

Mereka semua menangisi kepergian Raphael yang begitu tiba-tiba.

Hinga kabar meninggalnya Raphael tersebar kemana-mana.

Semua media menayangkan kabar dukacita tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!