NovelToon NovelToon

CINTAKU LDR TERUS

PROLOG

Hastari Ananda, seorang gadis yang manis, tinggi berkulit putih langsat dengan rambut panjang. Dia berusia 22 tahun pembawaannya periang tapi juga perasa. Saat ini ia tengah senang bukan kepalang karena berhasil diterima di sebuah perusahaan retail besar di Indonesia.

Esok ia akan mulai bekerja maka hari ini ia akan mempersiapkan segalanya, seperti baju seragam, sepatu, tas dan tentu saja hairnetnya, karena ia berambut panjang maka ia harus menggunakan hairnet tersebut.

"Seperti security saja seragam gw ya...hmm" gumamnya seraya merapikan lagi baju seragamnya kemeja hitam dan celana hitam, sepatupun harus pantovel hitam dan kaos kaki hitam..serba hitam kan bagaimana tidak dibilang security coba!!

Keesokan harinya ia bangun pukul 4.30 pagi, setelah sholat shubuh ia merapikan tempat tidurnya beranjak untuk ke dapur membuatkan teh dan sarapan untuk keluarganya. Tugas seperti ini sudah rutin ia lakukan semenjak kelas X SMA makanya ia sudah tidak asing lagi mengerjakan ini semua.

Pukul 7.00 ia sudah bersiap siap untuk mandi, 30 menit kemudian ia telah selesai mandi, berpakaian dan sudah rapi menggunakan baju seragamnya.

Kini ia tengah di depan kaca untuk sedikit memoles wajahnya dengan sedikit bedak dan lipstik. "Sudah!!" serunya.

Pukul 9.30 Tari sudah berada tepat di depan cabang yang akan ia tempati, di depannya sudah terlihat rolling door terbuka setengahnya bertanda sudah ada orang di sana, dengan cepat Tari membuka rolling door tersebut dan masuk ke dalam, betul saja di sana sudah ada 2 orang laki laki, yang satu kelihatannya berusia dibawah dari Tari dan yang satu lagi terlihat lebih dewasa dari Tari.

Sesaat mereka saling bergantian tatapan dan kemudian Tari menyerahkan surat tugas kerjanya yang di dapat dari kantor pusatnya.

Kemudian laki yang lebih tua dari Tari berucap

"Kemarin udah di ajarin kan finger print?" kemudian Tari menganggukkan kepalanya seraya berkata "udah mas"

"Ya udah absen dulu ya, habis itu lu ambil air dari washtafel terus ngepel." ucapnya memerintah

"Nanti habis ngepel lu langsung siap-siap aja ya nanti ngelap kaca biar.." belum selesai ucapan laki-laki itu tiba-tiba datang seorang laki-laki lagi yang seumuran dengan Tari.

"Sorry Jon gw hampir telat tadi berangkat dari rumah soalnya, gw ngapain nih?"

"Lu ngelap kaca aje Yas"

Iyas teman cabang Tari yang seumuran dengannya dan dia adalah pimpinan cabang tempat Tari bekerja.

"Eh anak baru, kenalin gw Joni", sambil mengulurkan tangannya dan disambut oleh Tari.

Joni juga teman satu cabang Tari yang berusia lebih tua dari Tari dan sudah memiliki istri.

"Gw Rudi, lu siapa namanya dari tadi diem aja".

"Gw Hastari Ananda, panggil aja Tari" kemudian bersalaman dengan Rudi, ia juga teman secabang Tari dan usianya beda 1 tahun dibawah Tari.

Terakhir ia berjabat tangan dengan Iyas sang pimpinan cabang yang kelihatan cuek sambil menyebutkan nama masing-masing.

Saat Tari memulai tugas di hari pertamanya ia mendapatkan seorang pengunjung yang sangat sombong dan sangat tidak ramah, mungkin usianya tidak jauh dari dirinya. Laki-laki itu tengah memilih frame untuk di buatkan kacamata anti UV juga anti radiasi komputer, mengingat laki-laki itu tidak mempunyai minus dimatanya.

Dan saat tengah memilih, wanita disampingnya selalu memberikan pendapat yang menyebalkan, seperti kurang bagus yank, kampungan ih, norak modelnya dan masih banyak lagi lainnya.

"Dit kamu pilihnya di toko lain aja yuk" ucap wanita disampingnya

Namun laki-laki tersebut sepertinya masih enggan untuk pergi dan menjatuhkan pilihannya pada kacamata pertama yang ia coba atas dasar pilihannya sendiri. Karena hanya membuat kacamata anti radiasi maka Tari tidak perlu repot untuk memeriksa, hanya butuh pengukuran jarak pupil kanan dan kirinya saja. Itu saja sih Tari juga bisa melakukannya.

Maka dilakukanlah pengukuran tersebut. Saat Tari sedang memegang alat untuk pengukuran pupil, tak sengaja laki-laki itu juga memegang alat yang dipegang Tari dan malah tangan Tari yang dipegangnya. Saat tangan mereka bersentuhan mereka merasakan hal yang tak biasa, degupan jantung mereka tiba-tiba bekerja tiga kali lebih cepat.

Keduanya pun sama-sama berpikir, ada apa dengan diri mereka. Namun mereka sama-sama masih belum tahu pada perasaannya sendiri. Setelah selesai pengukuran Tari kembali ke tempatnya, yaitu di balik show case tokonya, dan mencatat hasil pengukuran. Setelah itu ia juga menanyakan biodata dari laki-laki tersebut untuk kelengkapan melakukan transaksi.

Setelah selesai semua laki-laki tersebut melunasi semua biayanya di muka. Dan mengatakan kalau yang mengambil kacamatanya nanti bukanlah dirinya, melainkan sekretarisnya, dan hanya di jawab anggukkan oleh Tari.

Keesokan harinya

Tari yang sedang membersihkan kacamata yang baru selesai di potong lensanya melihat pada sebuah frame yang kemarin dipilih oleh seorang laki-laki yang ia tahu namanya Aditya. Ia pun tersenyum simpul mengingat kejadian kemarin.

"Aneh, cowok kaya cewek yang belanja sibuk cari-cari barang bagus tapi pilihannya jatuh ke barang cobaan pertama" batin Tari dalam hatinya

Beberapa bulan kemudian

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Saat sudah 3 bulan ia berada di cabangnya ia mendapat panggilan dari HRD kantor pusat untuk melaksanakan training kenaikan tingkat, karena itu pimpinan cabangnya Iyas memberikan persiapannya untuk training tersebut, tak terasa hal tersebut membuat mereka saling akrab satu sama lain dan karena hal itulah mereka sekarang sudah sering pulang bersama karena ternyata rumah orang tua Iyas tak berada jauh dari rumah Tari, hanya berbeda Rt saja.

Saat yang ditunggupun datang, hari dimana Tari akan mengikuti training kenaikan tingkat, tak disangka teman-teman satu angkatannya pun ikut juga di sana. Mereka berbincang di ruang tunggu sambil membicarakan cabang masing-masing, tidak kalah Tari pun menceritakan bagaimana cabangnya, bagaimana pimpinannya dan teman-temannya di sana, tak lama trainer mereka pun datang tandanya kelas akan dimulai.

Setiap hari Tari dan teman-temannya mendapatkan materi untuk tingkat berikutnya, mereka mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama karena materi ini nantinya akan diujikan dihari terakhir mereka berada di sana. Akhirnya setelah 2 minggu mendapatkan materi keesokan harinya Tari dan teman-temannya akan ujian materi yang selama ini diberikan sebagai syarat kenaikan tingkat.

Malam ini Tari tengah berada di atas tempat tidurnya sambil telungkup dan mempelajari materi tersebut dari awal, saat sedang mengingat-ingat pelajaran praktiknya ponsel Tari berbunyi pertanda ada pesan masuk,

dilihatnya ponsel tersebut,

"Woi besok ujian yaa?"

"Iya nih...ada tips ga biar gw lulus nih?"

"Ada nih"

"Apaan tuh yas?"

"Belajar yang bener sekarang, terus besok pas mau ujian baca Bismillah dulu nah habis itu lu jawab deh soal-soal itu sama jawaban yang bener" jawab Iyas sambil terkekeh di depan layar ponselnya.

"Eh dasar lu gimana sih, kalau itu mah gw juga udah tau, kasih kisi-kisinya kek" kata Tari sambil mendengus kesal.

"Hahaha, kaya ujian semesteran aja lu. Semua yang dikasih kemarin ada kok walaupun cuma 1 soal aja"

"Udah lu pasti bisa jawabnya semua, kemarin aja udah sedikit paham kok pas di cabang!"

"Semangat yaa!!"

"Ya udah deh iya. Makasih yaa."

Setelah itu Tari sibuk lagi dengan buku bukunya, hingga malam dan tertidur diantara tumpukkan buku buku itu.

Keesokan harinya Tari bangun pukul 5.00 pagi dan setelah itu cepat-cepat ia membuat teh, kemudian cepat-cepat mandi, cepat-cepat sarapan dan berangkat ke tempat dia akan tes ujian hari ini. Semua dikerjakan cepat-cepat karena ia takut akan terlambat ke tempat ujian, seperti yang kalian tahu Jakarta adalah sarang kemacetan hehe.

Setelah 2 jam perjalanan akhirnya Tari sampai di tempat ujian dan sebelum ujian dimulai ia pun membaca-baca lagi bukunya. Tak berapa lama ada tanda pesan masuk dari ponselnya,

"Semangat Tari"

"Isss deg-degan nih w Yas, nanti ujian w jelek hasilnya gimana gw dibuang ke cabang pelosok lagi"

"Tenang aja...calm down, pasti lu bisa"

"Iya deh, doain gw ya"

"Selalu...udah sana konsentrasi"

"Ya udah...makasih ya"

Ternyata Iyas yang mengirim pesan. Tak lama trainer pun datang dan membagikan kertas selebaran untuk absen dan setelah itu memberikan soal-soal ujian kepada para peserta. Akhirnya ujian pun dimulai.

Setelah 3 jam berkutat dengan ujian mereka telah selesai dan mengumpulkan hasilnya. Dan sesuai instruksi dari HRD mereka diwajibkan untuk kembali ke cabang masing-masing setelah ujian selesai dan hasilnya akan diumumkan 1 minggu lagi.

Beberapa teman Tari menawarkan diri untuk mengantarnya sampai ke cabang, namun tak ada satupun yang diterimanya. Begitulah Tari lebih senang menggunakan transportasi umum dari pada harus berboncengan dengan teman-temannya, lagi pula mereka juga harus kembali ke cabang masing-masing jadi harus bergegas agar tidak terlalu kena macet saat jam makan siang nanti. 2 jam perjalanan dari tempat training sampai ke cabang Tari, akhirnya ia pun sampai disana. Setibanya di cabang,

"Assalamu'alaikum," seru Tari

"Waalaikum salam" jawab teman teman Tari serempak

"Lah kok balik sini sih lu!!" kata Rudi

"Lah terus gw harus kemana? Masa ke rumah? Nanti gw di bilang ga masuk!!" ucap Tari kesal karena masih capek setelah perjalanan yang melelahkan itu.

"Kan emang hari ini jadwal libur lu Tari!" ucap Iyas mengingatkan

"Tadi kenapa nggak tanya jadwal dulu sih!"

"Ya ampun Yas gw lupa, yah gimana dong masa udah sampe sini suruh langsung pulang lagi, gila berkonde betis gw mana tadi gw berdiri di bis sekarang suruh balik pulang!" seru Tari dengan panjang lebar karena kesal.

"Ya udah absen aja lah, nanti juga diitung masuk, nanti email aja sekalian" seru Joni memberi solusi

"Oke deh, lu email ya" jawab Iyas

"Tenang bos" jawab Joni lagi sambil menautkan jari telunjuknya dan ibu jarinya hingga membuat huruf O.

Begitulah mereka di cabang saling memberi solusi saat ada masalah, bercanda tanpa ada batasan pimpinan atau bukan.

"Tari nanti gw pulang ke rumah ibu gw, lu mau bareng nggak" ucap Iyas.

"Iya yas boleh, capek gw udah mikir pas ujian trus kena macet kesini, tapi sampai depan rumah ya, please!" ucap Tari memohon

"Yah dasar minta jantung lu udah di kasih hati juga, wani piro?" ucap Iyas

"Sekarepmu" jawab Tari sambil mencebikkan bibirnya.

"Hahah ngambek gitu aja, iya nyonya nanti diantar sampai depan pintu" jawab Iyas sambil menepuk jidat Tari.

Diperjalanan pulang Tari mengajak Iyas mengobrol membahas ujiannya tadi "Yas nanti buat tau gw udah lulus apa ga nya gimana?" tanya Tari sambil berpikir karena dia belum berpengalaman.

"Telepon aja HRD nya dulu tanya lu lulus kaga terus kalau udah tau baru bikin surat pengajuan ganti transport, baru nanti disitu ditulis lu lulus" diam sejenak kemudian Iyas buka suara lagi

"Terus habis itu lu di mutasi deh ke luar pulau".

Deg

Setelah kata-kata Iyas barusan membuat Tari tidak tenang, memikirkan bagaimana ia nanti akan hidup di luar pulau, iya di luar pulau karena Tari akan di mutasi ke daerah seperti Sumatra, Sulawesi, Kalimantan atau Papua mungkin.

CHAPTER 1 - HASIL UJIAN

Setelah 1 minggu dari ujiannya, "Yas gw telepon HRD gimana ngomongnya?"

Iya sangat cemas dengan hasil ujiannya karena takut tidak lulus.

"Bilang aja mau tanya hasilnya Mba, lulus apa nggak! Gitu aja susah bener!" jawab Iyas sambil bersungut.

"Oh gitu ya Mba, jadi saya lulus ya terus bisa ajuin uang transport ya?" kata Tari sambil menggigit-gigit ujung kukunya.

"Iya mba, silahkan!" kata HRD nya di ujung telepon.

"Oke deh, makasih" kata Tari seraya menutup gagang telepon cabangnya.

Setelah itu Iyas langsung memberikan kertas untuk Tari menulis besaran uang transport yang akan di reimbursenya dan menanda tangani kertas itu selaku pimpinan. Sambil memberikan kertas tersebut dan memberikan tatapan tajam pada Tari.

Tari yang sadar akan hal itu akhirnya bertanya pada Iyas, "muka ditekuk aja kenapa sih Yas? Emang gw ada salah ya sampe di jutekin dari tadi pagi sampe sore begini!" kata Tari sambil menulis kertas yang tadi diberikan kepada Iyas.

Iyas memang agak kesal dengan Tari sejak tadi malam saat akan pulang kerja, dia melihat Tari ditunggu seorang lelaki di depan cabang tempat kerjanya dan ternyata itu pacar Tari yang baru saja jadian beberapa minggu yang lalu.

Flashback On

"Perasaan di depan ada cowok perhatiin ke sini mulu deh" ucap Joni sambil menunjuk seorang cowok yang menggunakan sweater abu-abu di depan tokonya.

"Nggak tau, ga kenal gw," kata Iyas sambil mengangkat kedua bahunya.

"Terima kasih pak!" kata Tari setelah selesai melayani customernya.

"Tari kenal cowok di depan itu ga pake sweater abu-abu?" tanya Joni lagi kepada Tari sambil menunjuk ke arah laki-laki itu dengan matanya.

"Mana? Yang lagi duduk itu ya?" kata Tari sambil menunjuk laki-laki itu.

"Hmmm...kaya....Ardy?" sahut Tari,

"Kok tuh orang bisa disini ya?" gumam Tari dalam hati.

"Kenal ya?" kata Iyas lagi membuyarkan lamunan Tari yang sedang berfikir bagaimana bisa Ardy ada disini.

"Kenal...itu...cowok gw, tapi gw ga minta jemput, kok bisa ada disini ya bilang juga enggak dia" kata Tari sambil menjelaskan

"Ya mana tau!! Ya udah buruan beres-beres bentar lagi pulang!" jawab Iyas sebal setelah mendengar penjelasan Tari kalau itu adalah pacarnya.

Setelah itu mereka beberes dan mematikan semua peralatan periksa, komputer dan juga lampu tokonya.

Sesampainya di luar, "Tari lu duluan aja, kunci gw aja yang bawa kan gw besok masuk juga, yang libur kan Joni. Kesian cowok lu udah nunggu lama tuh!" kata Iyas agak ketus.

Tari yang tak sadar akan hal itu hanya mengiyakan saja dan langsung bergegas pulang dengan kekasihnya. Iyas tak tau perasaan apa yang ada di dalam dadanya, mendengar penjelasan Tari tadi membuatnya agak marah dan kesal hampir saja marahnya meledak karena mendengar penjelasan Tari, tapi buru-buru ia meredakannya dengan berpikir bahwa Tari bukan siapa siapanya. Akhirnya Iyas pun pulang dengan gontai seperti tak semangat.

Flashback Off

"Gw nggak apa-apa kok, sorry ya kalau jadi nggak enak ke lu nya, lagi ada masalah aja dikit nih" jawab Iyas

Kemudian Iyas melihat lagi ke arah Tari yang sedari tadi sudah selesai menulis di kertas dan tengah menaruh kertas itu ke sebuah amplop.

"Iya ga apa, santai aja, kaya sama siapa aja lu. Oh iya Yas nanti malem pulangnya berengan ya, nanti kita makan nasgor dulu di tempat biasa, mau ga?" tanya Tari.

"Emangnya cowok lu nggak jemput? Bisa aja lu mau nyogok gw biar mau nganterin lu!" sahut Iyas sambil memegang dadanya yang bergemuruh lagi seketika ingat kalau Tari sudah punya kekasih,

"gw kenapa sih nih" gumam Iyas dalam hati.

"Terserah deh mau bilang nyogok, anggep aja traktiran gw lulus ya, soalnya gw udah di telepon lagi sama HRD buat training lagi nih...trus ditanyain mau di tempatin ke luar pulau yang mana...gw aja masih ga tau nih mau maju apa kaga, bingung!" jawab Tari menjelaskan sambil sedikit menekuk mukanya yang ingat kalau sudah waktunya bersiap untuk pergi ke luar pulau sesuai perjanjian kontrak kerjanya.

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Iyas, Tari dan Rudi pun bergegas pulang.

"Duluan ya," kata Rudi sambil melambaikan tangannya pada Iyas dan Tari yang ada disebelah motornya.

"Iya hati-hati Rud," kata Tari.

"Ayo Tari," lalu dengan sigap Tari langsung naik ke motor Iyas dan berpegangan pada pinggang Iyas yang ada di depannya.

"Jadi nih makan nasgornya Tar?" tanya Iyas memastikan

"Jadi dong, gw udah laper nih" jawab Tari sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan.

Setelah melaju 30 menit akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

" Pak nasi gorengnya 2 ya, kaya biasa." kata Tari pada penjual nasi goreng tempat langganannya.

"Iya neng, pedes kan?" kata pak penjual sambil menyiapkan bahan yang akan di buat.

" Iya pak" sahut Tari.

"ditunggu ya neng" kata bapak penjual itu lagi.

"Kita duduk sini aja ya" kata Iyas sambil menarik sebuah kursi untuk didudukinya.

"Iya terserah Yas" sahut Tari sambil menarik kursi di depan Iyas.

"Eh kata lu HRD udah telpon lu lagi mau nyuruh training? Kok cepet banget ya? Emang kapan di teleponnya?" tanya Iyas yang sudah tidak sabar mendengar jawaban Tari

"Iya Yas, tadi pas lu lagi istirahat gw di telepon, di bilangin siap-siap nanti mau di panggil training lagi karena sebentar lagi jadwal angkatan gw yang ke luar pulau, gitu katanya HRD." menjelaskan seperti apa yang diucapkan oleh HRD tadi siang.

"Berarti Rudi sebentar lagi dong kan duluan dia, kapan katanya training lu?" kata Iyas lagi semakin penasaran

"Nah itu gw juga ga tau Yas"

"Ini neng, mas nasi gorengnya," kata Bapak penjual seraya meletakkan 2 piring nasi goreng pesanan Iyas dan Tari.

"Ya udah makan dulu lah," ucap Iyas sambil mulai menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.

"He-eh" kata Tari sambil juga menyendokkan nasi gorengnya. 30 menit Iyas dan Tari disana sambil bercanda dan sesekali mereka terlihat berpikir serius, entah apa yang mereka bicarakan sampai bisa mengerutkan kening mereka bersamaan.

Akhirnya mereka pun bergegas kembali melanjutkan perjalanan mereka setelah selesai membayar pesanannya. "Udah Tar?" kata Iyas memastikan kalau Tari sudah siap melanjutkan perjalanan pulangnya,

"He-eh, udah nih, yok!" jawab Tari sambil mengambil ancang-ancang akan berpegangan di pinggang Iyas. Setelah di jalan Iyas pun memecah keheningan antara mereka

"Langsung kan ke rumah lu Tar?" kata Iyas memastikan lagi

"Iyalah, emang mau kemana lagi udah malem Yas," sahut Tari sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Ya kali mau beli cucur dulu hahaha" jawab Iyas sambil menunjuk ke arah tukang cucur yang berjajar menjajakan makanannya.

Mereka memang melewati pasar besar Kramat Jati yang selalu

beroperasi 24 jam, saat pagi sampai siang disana menjual berbagai macam sayuran, buah, ayam dan ikan. Namun saat malam disana menjual ikan ikan segar yang baru turun dari laut dan juga banyak jajanan tradisional seperti cucur, kue putu ayu dan lainnya.

Setelah 10 menit mereka sampai di depan gang rumah Tari dan melajukan motor agak pelan karena banyak polisi tidur disana, setelah 5 menit akhirnya mereka sampai di depan rumah Tari. Tari kemudian turun dan langsung berbalik hendak langsung ke rumah namun di tahan oleh Iyas

"Tar sebentar deh," kata Iyas sambil mencekal pergelangan tangan Tari.

"Iya Yas kenapa?" jawab Tari sambil mencoba melepas tangan Iyas.

"Besok kan libur, ada acara ga?" tanya Iyas.

"Ada yas...mau pergi." kata Tari sambil memainkan rambutnya

"Kenapa?" sambung Tari lagi.

"Nggak deh, nggak jadi, nggak kenapa-kenapa" kata Iyas lagi sambil mencoba membelokkan motornya karena akan segera pulang.

"Ya udah gw pulang ya" kata Iyas sambil berlalu pergi.

Belum sempat Tari menjawab Iyas sudah tidak ada dihadapannya lagi.

"Ya udah, kenapa sih tuh anak, agak aneh" gumamnya dalam hati sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.

CHAPTER 2 - PERGI KENCAN

Hari ini adalah hari libur Tari, dia sudah ada janji dengan kekasihnya untuk pergi jalan-jalan ke salah satu mall sore nanti, jadi pagi sampai siang dia hanya bermalasan saja di rumah sambil chat grup dengan teman-teman angkatannya di tempat kerjanya.

Dan sebagai salah satu anggota dia hanya menyimak sampai salah satu teman ada yang bertanya baru dia menjawab

"Eh Tari lu lagi libur ya? Udah liat jadwal belum buat training?" Yudi salah satu temannya di grup.

"Iya nih libur, emang udah ada jadwal ya? Training mana nih? Ada nama gw ga?" tanya Tari beruntun

"Ada tuh Tar, liat aja besok" ucap Adi salah satu dari mereka menimpali

"Yang training nggak semua ya kan" sekarang Tri yang berkata anak paling muda diangkatan mereka.

"Apa?? Ga semua?? Trus siapa-siapa aja dong, nanti gw nggak ada yang kenal, mati gw!" batin Tari

Akhirnya karena rasa penasaran Tari mengirim pesan kepada Iyas

" Yas, emang ada jadwal training ya?".

Lama Iyas tidak membalas pesan Tari,

"Ah lagi sibuk kali ya, eh tunggu sebentar ini kan hari Senin ya iyalah dia nggak bales dia kan libur juga ya, mana tau dia!" gumam dalam hati Tari.

Selang setengah jam akhirnya ponsel Tari berbunyi tanda ada pesan masuk

"Apa Tari, gw kan libur. Sebentar gw liat email gw dulu biasanya masuk email gw juga tuh." balas Iyas

Selang berapa menit kemudian akhirnya ada kiriman jadwal training dari Iyas dan deg!

"Mati gw, itu siapa aja namanya nggak ada yang gw kenal" teriak Tari panik dan saat dia kembali melihat jadwalnya kapan harus dihadiri matanya sampai terbelalak tak percaya,

"Hah?? kenapa pas gw libur lusa sih!!" sambil bersungut sungut karena kesal, akhirnya karena kesal Tari memilih tidur siang, "Tidur ajalah dulu dari pada bete!"

Sore hari saat yang ditunggupun sudah tiba, Tari akan hang out dengan sang pacar. Setelah bangun tidur ia merapikan lagi tempat tidurnya, langsung ke kamar mandi, bersiap-siap dan sholat Ashar, setelah itu bersiap untuk pergi karena sang pacar akan datang pukul 15.30 nanti. Jam sudah menunjukkan pukul 15.25, sang pacarpun sudah datang,

"Assalamu'alaikum" Ardy sudah ada di depan pintu

"Waalaikumsalam" Mama Tari yang menjawab dan membukakan pintu

"Eh ada tamu, cari siapa ya Nak?" tanya Mama Tari, Mama Tari memang belum tau anaknya sudah punya pacar karena mereka baru jadian selama 1 bulan.

Dan inilah pertama kali Ardy main ke rumah Tari untuk memperkenalkan diri.

"Tarinya ada Tante? Saya Ardy." jawab Ardy sopan

"Oh teman Tari, sini masuk dulu nak, Tari ada di kamarnya, sebentar ya Tante kasih tau dia dulu, Ardy duduk dulu ya." Mama Tari mempersilahkan

Setelah itu Mama Tari menaiki tangga dan memberitahukan kepada Tari tentang kedatangan Ardy.

"Tari di bawah ada teman kamu tuh, namanya Ardy, dia siapanya kamu Nak?" Mama Tari memberitahu sekaligus memberondong pertanyaan untuknya.

Ragu-ragu Tari menjawab," Hehe itu pacar Tari mah, kita baru jadian sebulan mah, makanya Tari ajak ke rumah biar mama tau." jawab Tari sambil nyengir kuda.

Mama Tari memang membiasakan Tari agar selalu mengajak temannya ke rumah baik teman dekat ataupun hanya teman biasa jadi Mama Tari bisa mengawasi dan menilai teman-teman Tari.

"Ya udah yang penting jaga diri, ingat jangan pulang malam-malam ya Nak." Mama Tari mengingatkan.

"Siap bos!" jawab Tari sambil posisi hormat menaruh tangan kanannya di kening.

"Ya udah turun yuk, kasian pacar kamu kelamaan nunggu." Mama Tari mengingatkan.

"Iya ayo mah." sahut Tari lagi sambil bergandengan dengan mamanya. Tari dan mamanya memang sangat dekat dan Tari selalu bercerita siapa saja teman-taman sekolahnya, teman kerjanya di cabang maupun teman angkatannya.

Setelah sampai di ruang tamu Tari pun menyapa Ardy,

"Dy lama ya...maaf ya." kata Tari sambil beranjak kesebelah Ardy.

"Nggak kok, belum sampai 15 menit hehe. Kalau udah sekarang aja yuk jalannya nanti keburu sore, soalnya kata ibu kamu nggak boleh pulang malam-malam." ucap Ardy sambil beranjak berdiri.

Akhirnya Ardy dan Tari pun berangkat menuju mall dekat rumah Tari saja,

"Mah Tari berangkat ya," kata Tari seraya bersalaman dengan mamanya.

"Ibu Ardy izin ajak Tari dulu ya, janji nanti pulangnya ga malem kok bu", Ardy pun meminta izin sembari mencium tangan mamanya Tari.

"Iya nak hati-hati ya kalian berdua." ucap mama Tari sambil melambaikan tangan ke arah mereka berdua.

Setelah 20 menit diperjalanan menggunakan motor Tari dan Ardy pun sampai di mall dekat rumah Tari. Setelah parkir Ardy pun melepaskan helm yang digunakan Tari.

"Makasih dy" ucap Tari lembut. "Sama-sama honey" balas Ardy sambil tersenyum

"Panggilnya honey ya mulai sekarang" pinta Ardy untuk panggilan sayang mereka dan Tari pun mengangguk setuju.

"Kita mau kemana honey? Nonton apa makan dulu?" ucap Tari penuh antusias, karena sejak Tari mulai bekerja rasanya sudah lama ia tidak pergi ke mall, walaupun Tari bekerja di area mall tapi tetap saja dia pergi untuk bekerja kan bukan untuk bermain.

"Terserah Hon kamu mau yang mana dulu," ucap Ardy sambil mengambil tangan Tari untuk digenggam. Dan saat bersamaan tangan Tari digenggam Ardy rasanya jantungnya berdebar-debar dan seperti tersengat.

Cepat-cepat Tari menetralkan perasaannya dan menjawab pertanyaan pacarnya,

"Kita nonton aja dulu ya, habis itu makan, gimana?" tanyanya antusias.

Dan Ardy pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Akhirnya mereka menaiki lift untuk pergi ke lantai paling atas gedung mall ini. Sesampainya disana mereka keluar lift dan langsung menuju ke ruang bioskop untuk melihat film apa yang akan mereka tonton, akhirnya mereka menjatuhkan pilihannya untuk menonton film terbaru saja yang menceritakan cerita cinta masa remaja.

Setelah membeli tiket mereka langsung masuk ke dalam gedung teater karena film yang mereka akan tonton sudah jadwal tayang walaupun belum mulai karena masih ada jeda iklan dulu disana. Dan akhirnya film yang ditunggupun mulai, saat sedang pemutaran film Ardy menggamit lengan Tari digenggamnya tangan Tari, setelah itu diapun menawarkan makanan dan minuman ringan yang sempat dibeli Ardy saat setelah membeli tiket tadi.

Mereka pun makan berdua sambil menonton film dengan serius, sampai Ardy pun memecah keheningan,

"Hon kamu kalau berangkat kerja jam berapa biasanya?" sambil mencium punggung tangan Tari.

"Emang knpa? Aku berangkat jam 8 pagi biar ga telat." jawabnya sambi masih menikmati filmnya.

"Bareng aku aja yuk besok, tapi jam 9 aja honey" jawab Ardy sambil memohon.

"Nggak bisa sayang, aku takut terlambat, apalagi besok hari Selasa. Biasanya lebih macet dari hari ini" Tari pun menjelaskan alasannya.

"Eh kamu nggak kerja ya hari ini, kan hari Senin nih?" Tari pun baru sadar kalau sekarang ini Senin bukan weekend karena Ardy biasanya libur saat Sabtu dan Minggu.

"Nggak kok, aku udah izin hari ini, ganti Sabtu aja kan kalau Sabtu masih ada yang masuk lembur" Ardy pun menjelaskan.

Tak lama kemudian ada pesan masuk ke ponsel Tari,

"Tari besok masuk kan lu?" ternyata Iyas yang mengirim.

"Iya Yas, kenapa?" jawab Tari dan langsung dikirim, namun jawabannya pun tak langsung di dapat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!