NovelToon NovelToon

Sweet Moments

Erkan Gibra Arsakha

...🎼 IMAGINE DRAGONS 🎼...

...Beliver...

...☘☘☘...

Matahari telah tenggelam yang memperlihatkan warna senja yang begitu indah, Seorang pria baru saja keluar dari Jet pribadi miliknya, dia baru saja tiba di negara kelahiranya Indonesia, pria itu mendongkakan kepalanya ke atas melihat langit lalu menarik napas untuk menghirup udara sudah hampir 3tahun lamanya pria itu tidak pulang, lalu pria tersebut berjalan dengan di ikuti seorang bodyguard di belakangnya Menuju mobil yang sudah menunggu mereka.

"Tuan! sahabat anda, sepertinya sudah tahu kedatangan anda" ujar sang bodyguard yang kini sudah duduk di kursi depan samping supir

"Apa yang mereka katakan" tanya pria tersebut yang sudah duduk di kursi belakang dengan kaki yang menyilang, pria itu memejamkan matanya dan bersandar dengan nyaman, dia terlihat begitu lelah

Namun saat sang bodyguard ingin meberitahukan pada Tuanya terdengar bunyi telpon dari saku Jas pria itu, dengan reflek pria itu membuka matanya merogoh ponsel di saku jasnya

"Lo udah sampe?" tanya seseorang di sebrang telpon

^^^"Hmmm"^^^

^^^pria itu hanya menjawab dengan gumaman^^^

"Kita tunggu di tempat biasa sekarang! "

Tut...

Pria itu langsung mematikan telponya tanpa menjawab seseorang yang sudah menelponya " kita ke Black Rose " ujar pria tersebut pada sang bodyguard lalu memejamkan matanya kembali.

🍃🍃🍃

Sura dentuman musik cukup keras terdengar di salah satu Club terkenal di jakarta, tiga pria berparas tampan saat ini sedang duduk sambil menikmati minuman berada di ruang Private Room, dua dari mereka sudah di temani dengan wanita dengan pakaian yang begitu sexy, hanya satu pria yang tidak di temani wanita justru menjaga jarak dengan wanita yang akan mendekat untuk menggodanya, hanya dengan satu tatapan tajam wanita-wanita itu tidak jadi untuk mendekatinya.

"Lo gak mau di temenin cewe juga?" lumayan bos seneng-senenglah malam ini cuman lo doang setiap kumpul gak pernah mau di gerepe grepe, lo normalkan ?..

Pria itu hanya menoleh pada sahabatnya dan membuang nafas panjang, dia sama sekali tidak menanggapi apa kata sahabtanya dan tetap menikmati minumanya..

"Yaelah... lo kaya gak tau si Erkan ajah lo gk percayakan kalo dia sampe sekarang masih perjaka ting ting" pecah sudah tawa mereka berdua karna sudah mengoda seorang bernama Erkan

Pria dengan paras tampan itu adalah Erkan Gibra Arsakha orang terkaya no 3 di dunia yang baru saja tiba di indonesia, langsung menemui kedua sahabatnya, dan club ini salah satu milik mereka

Marvel dan Roy adalah sahabat Erkan dari SMA mereka berdua sama suksesnya dengan Erkan,

Marvel si pemilik klub 'Black Rose' terkenal di Asia cabang ada dimana-mana, Roy dia seorang seniman lukis dan namanya sudah tidak asing lagi untuk para pecinta seniman dan dia mempunyai beberapa Galeri,

Erkan yang di goda sahabatnya hanya diam dan tidak ingin menjawab sama sekali, bohong jika Erkan hidup selama 35thn tidak pernah melakukan one night stand, hanya saja dia jarang melakukanya mungkin dalam setahun hanya sekali atau tiga kali bahkan tidak sama sekali dia juga pantang melakukan hal tersebut di indonesia mangkanya sahabatnya itu tidak tahu, Erkan adalah seorang Workaholic bahkan hidup percintaanyapun tidak pernah Erkan pikirkan padahal banyak wanita yang mendekatinya atau menggodanya secara terang-terangan tapi Erkan tidak pernah terpengaruh sama sekali, , hatinya begitu beku, tidak mudah untuk di dekati atau di sentuh.

"Lo mau berapa lama di indonesia" tanya Roy

"Gue gak tahu, bisa ajah besok harus pergi lagi" jawab Erkan sambil menyesap minumannya

"Semenjak lo mengambil alih perusahan milik kakek lo, Winchester Company menjadi bagian dari Arsakha Grup lo berhasil menjadi bagian orang terkaya di dunia" ujar Marvel standing applause memberi selamat kepada Erkan begitupun juga dengan Roy

Erkan menghela napas kedua sahabatnya itu tidak tahu jika setelah melakukan hal itu Erkan selalu mendapat teror dari seseorang, ia masih mencari tahu akan hal itu tapi pirasatnya selalu mengatakan jika seseorang yang kini masih ia cari keberadaannya, kemungkinan besar orang itulah pelakunya.

"Gue balik" pamit Erkan berdiri dari duduknya

Kedua sahabatnya hanya bisa mengelengkan kepala melihat sifat Erkan yang acuh itu

"Cek.." decak Marvel "seriously lo mau pulang gitu ajah padahal gue udah stok cewe buat seneng-seneng.

"Hmmm" gumam Erkan

"Kitakan udah lama gak kumpul, masa lo mau balik? tanya Roy

"Sorry, another time " jawab Erkan sambil melakukan salam khas mereka dengan menempelkan buku tangan mereka seperti meninju, lalu Erkan pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu keluar dari Club.

Dijalan yang cukup sepi Erkan melajukan mobilnya sendiri dengan di temani lagu 'Adel-Skyfall'. tidak ada lagi bodyguard yang mengikutinya lebih tepatnya seorang ajudan, Erkan sudah menyuruhnya pulang untuk beristirahat, dan Erkan juga butuh menikmati waktunya sendiri.

...For this is the end...

...Karena inilah akhirnya...

...I've drowned and dreamed this moment...

...Aku tlah tenggelam dalam dan mimpikan saat ini...

...So overdue, I owe them...

...Sangat terlambat, aku berhutang pada mereka...

...Swept away, I'm stolen...

...Hanyut, aku tlah tercuri...

Di saat menikmati musiknya Erkan menyeritkan dahinya melihat ke arah kaca sepion seperti ada mobil yang mengikutinya dari belakang, merasakan ada yang tidak beres Erkan menambah kecepatan mobil, dan bener saja mobil yang tadi di belakang mobilnya sekarang mengikutinya.

"Damn It! "

Erkan menabahkan kebali kecapatan mobilnya dan benar saja mobil di belakangnya terus mengejar, keduanya sekarang seperti sedang melakukan balapan dan keduanyapun seperti ingin menunjukan kemampuan masing-masing siapa yang tercepat sampai garis Finish, namun Mobil yang tadi mengikutinya kini sudah berada tepat di samping mobil Erkan, lalu mobil itu mendekat seperti ingin menabrakan pada sisi samping mobil Erkan, namun dengan cepat Erkan langsung menghindarinya dengan menambahkan kembali laju mobil.

Namun saat kecepatanya bertambah injakan ramnya tidak berfungsi sama sekali.

"Shit!.." umpat Erkan sepertinya mobil tadi sengaja memancingnya, Erkan menyeringai tidak ada kepanikan sama sekali di wajahnya, kalian bermain dengan orang yang salah.

Dengan cepet Erkan mengndalikan mobilnya dengan menurunkan gigi secara bertahap sambil memainkan Ram tangan namun Erkan tidak mematikan mesin mobilnya secara pelan-pelan Erkan menjauhkan kakinya dari pedal gas dan menguncangkan pedal rem dan inilah cara terakhir untuk menghentikan mobilnya.

Brukkkkk!...

Erkan sengaja menabrakan mobilnya pada pohon karna itulah cara terakhir dengan membenturkan mobil "Darah.. brengsek! " maki Erkan memegang kepalanya yang mengeluarkan darah tidak ada raut wajah kesakitan di sana.

Ternyata Airbag mobil Erkan juga tidak dapat berpungsi, orang itu sepertinya mempunyai perhitungan ini akan terjadi,

Perlahan Erkan mencoba untuk keluar dari mobilnya. tepat saat Erkan keluar, mobil yang tadi mengikutinya berhenti di hadapan Erkan tidak ada tanda-tanda orang yang akan keluar dari mobil tersebut, Erkan terus melihat ke arah mobil itu dengan tatapan dinginya, lalu mobil itu berjalan kembali meninggalkanya, Brengsek!...

🍀🍀🍀

Di tempat berbeda seorang gadis cantik, sedang melakukan tindakan, gadis itu begitu fokus menjait luka pasienya dengan di temani seorang dokter yang menjalani Coas di rumah sakit itu, malam ini gadis itu sedang bertugas di IGD

"Dokter Sepertinya sebentar lagi kita akan keadatangan pasien kecelakaan ambulance saat ini sedang menuju kemari" ujar seorang prawat.

Karna hanya dia Dokter senior yang ada saat ini yang lainya hanya Dokter Coas, adapun satu lagi Dokter senior yang juga bertugas malam ini namun etah kemana perginya Dokter itu karna sudah lama tidak ada di IGD

"Dokter Juli!. " panggil gadis itu pada Dokter Coas "kamu tangani dulu pasien yang datang nanti, saya akan menyelesaikan ini terlebih dulu"

"Iya Dok" jawab Juli

Beberapa menit kemudian suara sirine sudah terdengar di depan pintu IGD pertanda pasien sudah datang, perawatpun langsung membatu mendorong branker tersebut menuju ruang tindakan

"Saya baik-baik saja jadi biarkan saya pergi" ujar seorang pria hendak bangun dari tidurnya, pria itu yang baru saja datang tadi ternyata sudah sadarkan diri

"Maaf pak anda tidak boleh pulang, anda harus di priksa terlebih dulu" ujar seorang Dokter Coas

"Sial! " kenapa bisa dia berada disini, kecelakan tadi membuat Pria itu pingsan di samping mobilnya, karna luka di kepala membuat ia tidak sadarkan diri dan berakhir di rumah sakit.

Gadis cantik yang berprofesi sebagi Dokter itu, menedengar suara keributan antara pasien, Dokter Coas yang ia suruh tadi dan juga seorang perawat, dengan secepat gadis itu menghampiri keributan itu setelah selsai melakulan tidakanya.

"Sreeekkkkk!..." gadis tersebut langsung membuka tirai saat itu juga matanya bertatapan dengan mata asing di hadapannya, pria tersebut terlihat seperti orang asing, wajahnya terlihat seperti orang eropa, mata hazel pria itu terus menatapnya intens padanya. benar-bener tidak sopan!....

"Kenapa?" tanya Dokter cantik itu pada Dokter Coas dan juga seorang perawat disana

"Dok bapak ini tidak mau di priksa dan memaksa untuk pulang, tapi.."

"Karna saya merasa baik-baik saja, jadi biarkan saya pergi" si pria itu langsung memotong pembicaraan Perawat

Dokter cantik itu langsung melirik pria keras kepala ini di depanya "Maaf tuan anda memang harus menjalani periksaan, lebih baik ada bisa berkerja sama dengan saya" terang Dokter cantik itu dengan sopan "karana keadaan anda juga tidak memungkinkan, saya liat sepertinya luka anda bukan luka ringan, harus melakukan beberapa periksaan takutnya ada pendaratan di kepala anda" lanjutnya

"Tidak perlu! saya merasa baik-baik saja"jawab pria itu yang masih kekeh ingin pulang

"Tidak bisa tuan libih baik anda menurut jangan sok kuat, saya tahu ada saat ini sedang sedikit mabuk bukan! saya tahu itu! sadarlah Tuan!"

"Hey anda jangan sembaranganya saya seratus persen sadar perlu bukti" Mata pria langsung tertuju pada ID Card yang terpasang pada Snelli Dokter cantik itu, tangan pria itu langsung memegang ID Card tersebut

"Doktr Grizella"ujar pria itu membaca Id card Dokter yang ada di hadapanya "Nama yang cantik" batin si pria sambil tersenyum

Dokter cantik yang bernama Grizella itu langsung menepis lengan tersebut pria itu "Anda jagan kurang ajar yah tuan" sambil menatap tajam orang yang memegang Id cardnya tadi "Ck... pria ini benar-benar mabuk" batinnya

"Bukanya anda sendiri perlu bukuti kalo saya ini sadar seratus persen dokter" sambil membalas tatapan tajam sang Dokter dengan tak kalah tajamnya,

"Ok! jika anda merasa baik-baik saja, silahkan anda keluar dari rumah sakit ini, jika nanti sesuatu terjadi pada anda jangan pernah menyesal dan menyalahkan kami" ujar Dokter cantik itu penuh penekanan karna dia begitu kesal dengan pria mabuk ini.

"Fine!.. cepat lakukan, tapi saya akan duduk saya tidak ingin berbaring di tempat tidur ini" jawab pria itu dengan datar, akhirnya dia mengalah

"Anda selain keras kepala tapi juga kekanak-kanakan tidak bisa anda harus berbaring, apa perlu saya pangil ibu anda untuk menemani anda di sini takutnya anda nanti merengek kesakitan, badan doang gede tapi tingakahnya kaya anak kecil" ledek Dokter cantik itu tak kalah sengitnya perawat dan Dokter Julia, yang mendampingi Dokter Grizella haya mampu menahan tawa yang hampir meledak karna melihat perdebatan atara dokter dan pasienya...

"Apa tadi lo bilang kekanakan, lo gk tahu siapa gue"

"Trus... gue harus tahu lo siapa, yang gue tau lo itu cuman seorang pasien disini, gak penting bagi gue tahu siapa lo, dan yang jelas sekarang lo harus nurut apa kata dokter dan dokter itu gue ngerti!.." tekan Dokter cantik itu menjawab tak kalah sengitnya hilang sudah bahasa formal yang sedari tadi di pakai.

Sungguh ia benar-benar kesal dengan tingkah pasien yang ada di hadapanya ini.

Mau tak mau pria itupun akhirnya menurutinya, memang bener apa yang di katakaan dokter tadi dia memang benar-benar harus di priksa karana entah kenapa tiba-tiba saja badanya merasakan sakit dan hal itu sangat janggal baginya, apa mungkin karna?... Erkan langsung menatap Dokter yang ada di depannya penuh tanya.

Dokter Zella langsung melakukan tindakan tapi mata pria itu terus menatapnya, namun ia lebih memilih acuh tidak peduli seakan memberi tahu si pria bahwa dia tidak terpengaruh sedikitpun dengan tatapan itu.

"Menarik," batin Erkan dengan seringai kecil di sudut bibirnya.

Tanpa dokter cantik itu sadari ternyata dia sudah di beri tanda yang tak akan pernah di hilangkan, karna telah membuat sang pemangsa tertarik untuk mendekatinya.......

...Erkan Gibra Arsakha...

...Grizella Maheswari...

...Marvel Alexander...

...Roy Khendrick...

Erkan Gibra Arsakha

...🎼 LADY GAGA 🎼...

...SHALLOW ...

...☘☘☘...

"Tuan maafkan saya, karna tidak mengecek terlebih dulu mobil anda " ujar seseorang

Saat ini Erkan sudah berada di rung prawatan VVIP setalah melakukan beberapa pemeriksaan seprti Xray dan CT Scan kepalanyapun terdapat beberapa jaitan karna ternyata lukanya begitu dalam tetapi Erkan tidak merasakan hal itu lehernya juga di pasang Cervical Collar (Penyangga Leher).

"Its okay Robby! bisa saja orang tersebut melakukannya ketika mobil itu sudah berada disana " ujar Erkan pada ajudannya itu

"tentang polisi sudah saya bereskan Tuan "

Akhhh....Erkan lupa yang satu itu ternyata ketika ia pingsan, Erkan di temukan oleh polisi yang kebetulan sedang berpatroli sehingga membawa dia ke rumah sakit ini, jika saja tidak ada polisi etah apa yang akan terjadi padanya karna jalanan memang begitu sepi. polisi itu tadi ingin memintai keterangan pada Erkan namun hal itu ia menyuruh Robbi untuk membreskanya karna Erkan malas jika berurusan dengan polisi.

"Good!.. Kamu cari tahu siapa orang yang telah menyabotase mobil itu" printah Erkan

"Baik Tuan!.." patuh Robbi lalu keluar dari kamar prawatan tersebut

Tidak lama setelah Robbi pergi masuklah seorang Dokter kedalam ruangan prawatan tersebut "Bagai mana keadaan anda sekarang Pak Erkan " tanya sang Dokter

Erkan hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari Dokter itu, Justru Erkan terus memandanginya Dokter itu intens

"Eeeekhmmm" deheman Dokter Grizella membuat Erkan tersadar apa yang sedang Pria itu lakukan

"Just Call me Erkan, no pak "

Dokter Grizella mengerutkan halisnya "Anda ini pasien saya, jadi saya wajar memangil anda bapak"

"Bagaimana hasinya" tanya Erkan singkat sambil medekap lenganya, duduk bersandar kepala ranjang

"Apa sudah menghubungi keluarga anda" tanya Dokter Grizella namun lagi-lagi Erkan hanya terdiam "Ahhh.. sepertinya anda belum mengabarinya?"

"Hmm..." gumam Erkan

"Baiklah kalo begitu, saya akan menjelaskan kondisi anda nanti ketika wali anda sudah datang, saya permisi dan sebaiknya anda beristirahat" pamit Dokter Grizella dan sedikit memberikan printah pada Erkan

"Grizella Maheswari"

Dokter cantik itu langsung membalikan tubuhnya melihat Erkan yang baru saja memangilnya dengan nama lengkap "Anda tahu nama lengkap saya?" karna dia merasa aneh dari mana pria ini tahu nama lengkapnya, karna di Id cardnya hanya tertulis Dokter Grizella.

"Hanya menebak!.." bohong Erkan tersenyum menatap Dokter cantik itu padahal ia tahu hasil menanyakannya pada seorang perawat

"Menebak atau mencari tahu dari orang lain?"

senyuman di bibir Erkan langsung pudar ternyata bukan dia yang menebak, tetapi Dokter cantik itu yang menebak dan tebakan benar Sial!

"Well.. dugaanmu benar, tapi aku juga tidak salah" sangkal Erkan tidak ingin kalah dari Dokter cantik itu "Karna aku harus mengetahui seperti apa Doktor yang menanganiku" sekarang sekor seimbang satu sama..

"Ya..ya.. terserah apa kata anda!... saya harap wali anda besok datang"

"Tidak bisakah Dokter mejelaskanya hanya pada saya" pinta Erkan

"Dengar.. Pak Erkan apakah anda jika meninggal dunia nanti akan mengurusi Jenazah anda sendiri, tentu tidak bukan?"

"Kau!..aishhh" ringis Erkan memegang kepalanya yang sakit, sekali lagi dia merasakan sakit dan itu ketika berhadapan dengan gadis di depanya, sungguh aneh, sepertinya ia tidak akan melepaskan sumber rasa sakitnya.

Mendengar Erkan yang meringis, Zella langsung menghampiri Erkan tanpa banyak bicara Ia memeriksa Erkan kembali kondisi pria itu "Kali ini anda harus mendengar kata-kata saya, ada harus istirahat sekarang" tegas Zella

Lagi-lagi Erkan hanya menurut, mendengarkan apa kata Dokter cantik itu "Sial! baru kali ini seorang Erkan mau mendengarkan printah orang lain, selain kedua orang tuanya, sunguh menarik bukan?...

Tidak lama kemudian Zella keluar dari rungan Erkan dengan Mood yang tidak baik padahal ia sering menghadapi pasien yang menjengkelkan menurutnya, tetapi entah kenapa dengan pasien ini sangat berbeda karna pria itu selalu memandangnya tajam seperti seolah ingin menelanjanginya,

"Dokter Zella kenapa" tanya seorang perawat yang melihat raut muka Zella yang terlihat sedang kesal

"Gak apa-apa Sus" jawab Zella yang kini sudah duduk mengambil laporan data pasien yang ada di meja

"Zell tadi gue denger dari suster-suster kalo ada pasien ganteng banget bule yang sekarang kamar perwatanya di jagain sama dua Bodyguard bener gak Zell" Tanya orang tersebut

"Hmmm" gumamnya tanpa sedikitpun melihat orang yang bertanya padanya ia tetap fokus menulis laporan

"Tuh benerkan kata saya dok, coba tadi dokter Vani gak pergi, pasti liat cogan dok,, duhh ya allah liatnya ajah bikin meleleh hati ade bang " ujar salah satu Perawat pada Dokter Vani yang baru saja menanyakan hal tersebut kepada Zella

"Serius ?" tanya Dokter Vani penuh minat langasung di angguki oleh perawat tersebut " Zel paien yang di bilang suster lisa lo oper ke gue ajah please" mohon Dokter Vani

Zella mendongkakan kepalanya melihat kearah Dokter Vani, dia benar-benar kesal dengan orang yang ada di hadapanya ini giliran ada pasien yang masuk kriteria target icaranya langsung datang sedangkan giliran lagi banyak pasien orang itu malah hilang pergi entah kemana

"Sorry gk bisa! dia tanggung jawab gue, lagian dari tadi lo tuh kemana ajah, kenapa sekarang baru nongol" tanya Zella kesal

"Gue beli makan, jadi lo bisa gak?" Jawab Dokter Vani

Detik kemudian karna tidak tahan rengekan si ular pemburu lelaki tampan dan berduit ini akhirnya Zella langsung berdiri melihat Dokter Vani

"Sorry tetep gak bisa, karna itu udah masuk tanggung jawab gue, jadi saya mohon dokter Vani untuk mengerti!" Zella menoleh ke arah suster lisa "Suster lisa saya butuh bantuan anda" ujar zella sambil berlalu dan di ikuti suster lisa di belakang

"Cih..sombong banget dia. liat aja nanti " ujar Vani kesal

"Wih Dokter Zella emang paling bisa bikin dokter vani kehabisan kata-kata" puji suster Lisa

"Bisa ajah sus, memang benerkan pasien itu sudah tanggung jawab saya" jawab Zella

"Hehe... iya yah dok bener juga" jawan suster Lisa, lalu Zella hanya bisa menggelengkan kepalanya liat tingkah asistennya ini.

🍃🍃🍃

Ke esokan paginya di ruang perawatan Erkan yang sudah kedatangan kedua orang tuanya mamih Tania dan Papih Gibran, dan kedua adiknya Revan dan si bungsu Vreya , merka langsung masuk ke dalam kamar VIP tersebut..

"Ya ampun A kunaon atuh bisa kaya begini, ikhh kamu kecelakan gak kasih tau ke mamih kalo ajah adik kamu yang sableng itu gak ngasih tau mamih teh gak bakalan tau! " Mamih Erkan, yg baru masuk langsung memarahi anaknya

"Ko aku di katain sableng sih Mih, aku kan anak Mamih yang paling ganteng cewe-cewe ajah sampe ngantri Mih " jawab Revan yang tak terima di katain, dia itu seorang Play Boy masa di katain sableng apa kata cewe-cewe nanti

"Diem kamu!" duh kenapa sih anak Mamih tuh gk ada yang bener semua "

"Reya gak gitu yah Mih " Sela Vreya tak terima dengan wajah cemberut

" Tenang Mih Aa gak kenapa-napa, kita lagi rumah sakit Mih jangan terik-triak " terang Papih Erkan sambil menarik tangan istrinya dan mendudukanya di samping putra sulungnya itu,

"Duh si Papih teh kumaha ini anaknya abis kecelakan Pih, tuh liat kepalanya ajah sampe di perban, masa di bilang gak kenapa-napa" ujar Mamih Tania dengan raut wajah yang sedih

"Udah Mih Pih, Erkan gak kenapa-napa, hanya kecelakan kecil ajah" jawab Erkan

"Eekhhh. Aa liat eta teh jidad di perban, dibilang gak apa-apa mangkanya kalo bawa mobil jangan sambil mabok, sok tah karasakan, ketulah itu namanya, pulang dari Itali bukanya langsung ke rumah malah nangkring di Club" jawab mamih Erkan sambil mengelus kepala anaknya itu

Erkan bernapas lega ternyata mamihnya tidak tau pirihal kecelakan yang terjadi sebenarnya, pasti adiknya tidak menceritakan kebenaranya, karna semalam dia membritahu Revan adiknya itu.

"Ok fine Erkan yang salah, gak langsung kasih tau Mamih udah bikikn hawatir Mamih jadi Erkan minta maaf.. lagian ini luka ringan ko " Jawab Erkan sambil memegang tangan mamihnya dengan lembut, Erkan sudah tau pasti jika semalam memberi tahu orang tuanya akan seprti ini terlebih Mamihnya yang sangat menyayangi semua anaknya dan tidak ingin hal buruk terjadi dengan anak-anaknya,

Seprti inilah sosok Erkan yang selalu hangat pada keluarganya, sangat berbeda jika berhadapan dengan orang lain.

"Kita perlu bicara setelah kamu sembuh son" tanya papih Erkan

"Hmmm " gumam Erkan tahu apa yang ingin di katakan papihnya pasti pirihal kecelakan yang menimpanya

"Kalian mau bicarin apa sih, pasti kerjaan yah, duh si Papih naha atuh anaknya baru sembuh di suruh bahas kerjaan" tanya Mamihnya

"Iya sayang, cuman sedikit ko ada yang perlu di bahas" jawab Papih Erkan sambil mengusap sayang rambut istrinya.

" Dukhhh mulai deh alaynya" ledek Ravan yang melihat papih dan mamihnya yang selalu mesra setiap saat

"bilang ajah Aa sirik, Vreya jadi pengen di punya suami kaya papaih nanti, bolehin Reya pacaran yah?" ucap Vreya

"Gak Boeleh!" jawab mereka serempak, karna menurut mereka Vreya itu masih kecil walupun sudah menginjak akhir masa SMA, banyak yang ingin mendekatinya, tetapi semuanya pasti akan mundur karna takut pada kedua penjaga Vreya yaitu Erkan dan Revan

" Aishhh.. selalu begitu, Sebel.." kesal Vreya cemberut

Sekarang ruangan tersebut di isi dengan perderdebat, atau membicarakan hal-hal lain, tidak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar dari luar di ikuti pintu yang terbuka

"Permisi! selamat siang" sapa Zella ketika masuk ruangan

Yang ada di dalam semuanya langsung menoleh ke arah Zella

"Oh iya siang" Sapa mamih Erkan dengan senyum yang ramah "mau priksa yah silahkan Dokter di priksa anak saya" tanya mamih Tania pada Zella

"Ah.. iya ibu maaf mengangu, iya saya akan memeriksa keadaan pasien" jawabnya sambil meleirik ke arah Erkan yang juga sudah menatapnya sedari Dokter itu masuk ke ruangan, tatapan yang sama seperti semalam, dan Zella mencoba biasa saja tidak merasa terintimidasi sekalipun dengan tatapan itu terkesan masa bodoh dan cuek.

Di sisilain mamih Erkan malah berbisik-bisik pada suaminya " Pih liat Dokternya geulis pisan Pih cocok kayanya sama anak mamih" bisik Mamih tania

"Iya Mih, udah itu anaknya lagi mau di priksa" Jawab Papih Gibran sambil berbisik juga

"Mih boleh juga tuh Dokternya cantik" Revan ikut berbisik di telinga mamihnya,

"Aushhh... Mih ko Revan di cubit sih" tanya Revan masih sambil berbisik, karna Mamih Tania tadi mencubit perutnya

"Ekhhh... gak liat tuh si Aa liatin itu Dokter sampe gak berkedip, lama-lama matanya keluar itu sebentar lagu, baru kali ini Mamih liat si Aa kaya begitu" jawab mamih Tania sambil melihat ke arah Erkan yang masih di priksa ada perasaan yang tidak bisa Tania ungkapkan apa anaknya itu tertarik terhadap Dokter itu, jika benar Tania sangat bahagia jika akhirnya anakanya menemukan kebahagian sendiri

"Gimana dokter keadaan anak saya" tanya langsung Papih Gibran ketika Zella sudah memeriksa anaknya

"Sekarang keadaanya baik-baik saja, karna kepala Pak Erkan mengalami benturan kami melakukan MRI atau CT Scan hasilnya kepala Pak Erkan mengalami Gegar Otak ringan jadi jadi harus di pasang Cervical Collar (Penyangga leher) untuk sementara, sedangkan hasil Rontgen baik-baik saja, tapi Pak Erkan harus menjalani prawatan" terang Zella pada keluarga Erkan

"Waah.. bagus doang anak saya bisa ketemu dokter terus" ucap mamih Erkan sambil melirik anaknya yang juga melirik padanya seakan bertanya apa maksud Mamihnya berbicara seperti itu pada Dokter, karna Mamih Tania merasa senang jika anaknya harus di rawat sedikit lama di Rumah sakit pasti akan selalu bertemu Dokter cantik itu.

Sedangkan Zella sedikit bingung pada respon Mamihnya Erkan yang merasa senang ketika Zella menjelaskan hasil pemeriksaan dari anaknya

"Maksud istri saya senang jika Erkan tidak mengalami hal yang serius " ujar Papih Erkan mencoba mencoba menjawab kebingungan pada Dokter cantik itu

" Dokter udah punya pacar,? calon suami atau sudah menikah?" tanay Mamih Tania, sambil tersenyum menatap Erkan

"Ekhhh maksudnya" bingung Zella

"Mamih" Pangil Erkan panggil Erkan lembut, karna iya tidak ingin Mamihnya itu melakukan hal yang tidak-tidak nanti

mamih tania hanya melirik sekilas pada Erkan langsung melihat Zella kembali "Kayanya belum yah syukur deh, oh iya nama dokter siapa" mamih Tania langsung bertanya lagi tanpa menunggu jawaban yang tadi dia tanya di awal

"Akhh.. Iya nama saya Zella bu" jawab Zella dengan sopan

"Salam kenal Zella saya Tania Mamihnya Erkan, itu suami saya Gibran, tunjuk mamih pada suaminya, dan di sebalhnya itu Revan adik Erkan dan yang cewe itu Vreya si bungsu, pangil saja saya Mamih siapa tahu nanti Dokter mau jadi menantu saya "

"Mihh " kali ini Erkan memangil dengan sedikit keras karna dia tahu pasti mamihnya tidak akan berhenti setelah ini...

Zella haya diam dia juga tidak tahu harus menjawab apa, karna dari tadi orang tua pasienya yang ingin di panggil Mamih terus saja berbicara, jadi dia memutuskan untuk diam saja.

"Apasih A orang mamih mau kenalin sama Revan juga"jawab mamihnya sambil melirik Revan

Revan yang sepertinya tau lirikan mamihnya dia langsung berdiri dari duduknya dan melangkah mendekati Zella sambil mengukurkan tangannya untuk berjabat tangan

"Hallo.. cantik salam kenal, kayanya kita seumuran dan siapa tahu kita jo..."

"Maaf dokter seprtinya anda sudah selesai memeriksa saya dan bukanya anda juga harus memeriksa pasien lainya" sela Erkan langsung memotong kata-kata adiknya..

"Akhh.. iya terimakasih sudah mengingatkan pak Erkan, kalo begitu saya permisi dulu, mari pak, ibu" jawab Zella sopan

"Mari dokter selamat bertugas" mamih Erkan

"Bye!... cantik semoga kita ketemu lagi" goda Revan langsung dapat tatapam tajam dari kakanya, Revan langsung memperlihatkan jarinya tanda damai sambil tersenyum lebar

keetika Zella sudah keluar dari ruangan tersebut seketika suara tawa terdengar di seluruh ruangan yang menertawakan tingkah Erkan pada Zella..

...*Di b**awah ini Visulnya kelurga ARSAKHA*...

...Daniel Gibran Arsakha...

...Tania Zaara Arsakha...

...Revan Gibra Arsakha...

...Vreya Zaara Arsakha...

Grizella Maheswari

...🎼 BRUNO MARS 🎼...

...Talking To The Moon...

...☘☘☘...

"Ampun tante sakit hiks.. sakit tante"

Di sudut ruang kamar mandi seorang gadis kecil dengan tangis pilu tidak hentinya di pukuli oleh seorang wanita dengan bibir merah yang tebal, dia terus meronta minta di lepaskan ketika wanita itu menjambak rambut dari gadis kecil tersebut,

"Ini palajaran buat kamu anak sialan! "bentak wanita itu

Wushhh!...

Wanita itu langsung menyiramkan air melalui shower kepada tubuh gadis kecil tersebut "Rasakan!.... ini anak sialan " wanita itu langsung melayangkan shower hendak memukul gadis kecil tersebut dan...

"TIDAK! aku mohon" Zella langsung terbangun dari tidurnya dengan napas terengah tubuhnyapun sedikit bergetar, keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya,

Zella menghela nafas lalu mengusap wajahnya "huh... Mimpi itu lagi" ujarnya dengan gusar

Setelah merasakan dirinya sedikit tenang Zella beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, lalu Zella menyalakan shower dan membirkan seluruh tubuhnya basah dengan baju tidur yang masih melekat di tubuhnya, ia langsung menjatuhkan tubuhnya duduk di lantai, besandar di tembok dan membiarkan air itu terus mengalir membasahinya, hanya dengan cara ini dapat membuatnya tenang, hingga 15 menit lamanya Zella berada di bawah guyuran air tersebut

"Hallo" sapa seseorang di sebrang telpon

" Kenapa pasti lo mimpi lagi yah? ini udah jam 3, dan lo gk bakalan telpon gue kalo gak ada apa-apa"

^^^"Hmm.. padahal udah 1tahun ini geu ^^^

^^^gk pernah mimpi itu dan sekarang Huh..."^^^

^^^Zela hanya mampu membuang napas panjang dan tidak ingin melanjutkan kata-katanya^^^

"Its Ok Zel, kapan lo mau kesini"

^^^"Gue gak tahu Din"^^^

"Zel dengerin, gue pernah bilangkan sama lo klo gue sahabat lo bukan dokter lo" jawab Dina

^^^"Kita ketemu besok sore di tempat biasa "ajak Zella^^^

"Okay!..."

^^^"*Yau**dah, sorry di jam segini udah ganggu lo*"^^^

"Yaelah kaya kesiapa ajah sih lo mah nyatai aja gue udah biasa, tar lain kali harusnya lo tuh telpon cowo lo, sampe sekarag masih betah jomblo inget gue tuh masih normal masa yang di tlpn gue mulu"

^^^Zella hanya tertawa kecil mendengarnya^^^

^^^"sembarangan lo! gue masih normal yah!..^^^

^^^gak kepikiran buat gue menjalin hubungan"^^^

"Nah gituh dong ketawa, yakin lo gk butuh cowo?.. Punya pacar enak lo biar bis...

^^^"Stop dah sono lo tidur gue juga mau tidur lagi,^^^

^^^Ok Baye!..^^^

Tut..

Zella langsung mematikan sambungan telpon tersebut karna kalo di lanjutkan, sahabatnya yang satu itu tak akan berhenti mengodanya. Zella menghela nafas benar apa kata sahabatnya tadi dia sudah lama tidak pernah kontrol. Zella sangat benci ini dalam hidupnya selalu di kejar mimpi buruk terus menerus.

Karana sudah terbangun Zella tidak bisa tidur lagi sekarang, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke balkon dimana dia sering memandangi bintang-bintang.

Ketika pintu balkon itu terbuka udara dingin langsung menyentuh tubuh Zella walupun sudah mengenakan blazer,

"Hay?.." sapa Zella sambil menatap bintang di langit, memejamkam matanya menghirup udara yang dingin itu sejenak lalu membuka matanya kembali secara perlahan menatap bintang itu kembali .

"Kamu tahu?" Tanya Zella berbicara pada bintang

"Aku merindukanmu Rai, kenapa kau tak pernah datang dalam mimpiku dan kenapa harus wanita itu yang selalu datang" wajah cantik itu masih setia menatap bintang bulir air mata mulai jatuh membasahi wajah cantiknya setiap kata dia keluarkan mengisyaratkan rasa sakit yang amat dalam, ia bener-benar lelah menajalani hidup seperti ini selalu di hantui oleh masalalu

Kesokan paginya Zella melakuan aktifitas seperti biasa, pagi ini dia sedang melalukan Visit pada pasien yang Zella tangani, seperti sekarang Zella tepat di depan pintu ruangan Pasien yang sangat malas Zella temui,

"Dok, kita gak masuk ke dalem nih?" Tanya seorang perawat karna sedari tadi Zella hanya diam di depan pintu

"Akhhh.. iya ayo kita masuk" ajak Zella pada Asistenya mau bagai manapun Zella harus professional dan ini juga sudah menjadi tanggung jawabnya seperti apapun pasienya,

Dan akhirnya Zella masuk ke dalam ruang prawatan tersebut, saat sudah di dalam Zella melihat pasienya itu sedang duduk bersandar di kepala ranjang sedang serius menatp IPad di tanganya.

"Selamat pagi Pak Erkan" sapa Zella

Erkan meletakan iPad yang di pegang tadi ke pangkuanya lalu menoleh ke arah Zella menatapanya dengan intens, inilah yang Zella tidak suka Pria itu selalu saja menatpanya, sebnarnya apa ada yang salah dengan dirinya

"Ekhmmmm" dehem Zella menyadarkan Pria di hadapanya.

"Hmmm" gumam Erkan

Ingin rasanya Zella mencakar pria di depanya ini

"Apa yang anda raskan saat ini pak Erkan , apakah ada keluhan ?" tanya Zella sopan

"Tidak Ada" jawab Erkan singkat

Zella memasangkan Stetoskopnya pada telinganya "maaf saya priksa sebentar " ujar Zella lalu menempelkan ujung stetoskop itu pada tubuh Erkan untuk mendengarkan detak jantung, pernapasan dan suara bising usus, sedangkan Erkan hanya diam saja tidak ada sepatah katapun yang dia ucapkan,

"Sus bagai mana dengan pemeriksaan tanda-tanda vital pak Erkan?" tanya Zella pada asistenya setelah selesai memeriksa Erkan, lalu sang asisten langsung menjelaskan hasil pemeriksaan rutin tersebut pada Zella..

"Pak Erkan dari hasil semua priksaan anda sudah baik-baik saja, sore ini anda bisa pulang" jelasnya

"Dokter yakin saya baik-baik saja, tapi saya ingin di rawat lebih lama lagi" ujar Erkan sambil mendekap lenganya di depan dada

"Apa?.. astaga pria ini benar-benar" batinya lalu Zella menghembuskan nafasnya "Tapi hasil semua periksaan anda sudah baik-baik saja, dan boleh pulang sore ini?"

Ada pasien seperti ini sudah sembuh, malah minta di rawat lama, sangat merepotkan dan menyebalkan

"Tujuh hari bagi saya tidak cukup membuat saya pulih"

Zella menghembuskan napas lelah dengan pria di depanya " apa pria ini pikir sedang berada di hotel bisa menentukan sesuka hati" pikir Zella

"Akhhhhhhh.... "

"Emang seyebelin apa sih pasien lo itu Zell?" tanya Dina yang melihat Zella yang sedang meluapkan kekesalanya,

"Nyebelin banget tahu gak sih Din, itu cowo ngotot gak mau pulang, padahal dia udah bisa keluar, gue minta dia buat kontrol malah gak mau, ribetlah apalah, " ujar Zella dengan kesal

Dina hanya menggelengkan kepala melihat sahabatnya yang sedang kesal itu, dia hanya menjadi pendengar setia untuk Zella

"Terus lebih parahnya lagi, mau minum obat ajah harus gue yang liatin.. Nyebelinkan tuh orang dikit-dikit selalu panggil gue padalah dia gak kenapa-kenapa alasanya kepalanya selalu sakit "

Pecah sudah tawa Dina yang melihat kekesalan Zella karna Dina jarang melihatnya sekesal ini

"Ikhhh.. kok lo malah ketawa sih Din... ?

Dengan sisa-sisa tawanya Dina mencoba menjawab Zella " Sorry beb sorry ... Abis lo lucu sih" ujar Dina

"Tauah bete gue! " cemberut Zella lalu pergi meninggalkan Dina, sedangkan sahabatnya itu kembali menertawakan Zella.

🍀🍀🍀

"Tuan kita harus kembali ke itali" ujar Robbi pada Erkan yang kini sedang duduk di sofa sedang serius menatap Laptopnya

"Hmmm" gumam Erkan

"Iya Boss kita harus pergi, lagian Boss bukanya udah boleh pulang, harusnya Boss seneng dong?" ujar Hardi Sekretaris Erkan

Erkan langsung menatap Hardi tajam lalau menghela nafas panjang baru kali ini Erkan merasakan malas pergi untuk urusan bisnis tapi mau bagaimana lagi ia tidak bisa berlama-lama di indonesia dia harus kembali lagi ke itali ke prusahan Winchester Company yang kini sudah menjadi bagian dari Arsakha Grup.

"Urus kepulangan ku" Ujar Erkan kepada Robbi

"baik Tuan"

"Aishhh.. si Boss kenapa gak dari kemarin-kemarin ajah sih Boss" keluh Hardi menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bosnya ini yang tidak seperti biasanya menunda pekerjannya, apalagi jika berurusan dengan Winchester Company.

Beberapa lama kemudian Erkan sudah bersiap untuk meninggalkan rumah sakit namun Erkan tetap duduk di dalam ruang prawatanya itu sesekali Erkan melihat jam di tanganya

"Tuan seprtinya Dokter Grizella tidak akan kesini" ujar Robbi yang sepertinya tahu jika Tuanya itu sedang menunggu Dokter yang sering keluar masuk kemari karna permintaan aneh Tuanya

"Ekhmmm" dehem Erkan sedikit melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya " aku tidak menunggunya " sangkal Erkan

"Kalo begitu anda bisa melihatnya di IGD karna saya sempat dengar jika Dokter Grizella sedang bertugas disana"

Mendengar itu Erkan langsung bangun dari duduknya berjalan keluar dari ruangan prawatanya sedangkan Robbi hanya bisa menggelengkan kepalanya di belakang, Tuannya ini benar-benar gengsi bilangnya tidak sedang menunggu Dokter cantik itu, buktinya sekarang malah semangat untuk menemui Dokter itu.

Erkan Berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju IGD, membuat semua orang yang Erkan lewati merasa kagum padanya karna pria itu terlihat begitu tampan dengan setelan Jas dan kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya membuat Erkan menjadi pusat perhatian. tetapi Erkan tidak memperdulikan itu.

ketika Erkan sudah masuk ke ruang IGD ia melihat seseorang yang ia tunggu-tunggu tadi di ruang perawatanya ada disana, Erkan melihat Zella sedang berada di atas pasien sedang memberikan CPR memberi pertolongan gawat darurat. hal itu membuat Erkan tidak henti memperhatikan Zella bagai manacara gadis itu memberi pertolongan begitu serius, dan gadis itu sangat cekatan untuk memberi arahan kepada Perawat dan dokter yang sedang membatu gadis itu disana.

"Tuan kita harus segera pergi "

Erkan menghela napas benar kata Robbi dia tidak boleh lama-lama di sini, Erkan akan membiarkannya untuk kali ini tunggu setelah Erkan menyelesaikan urusanya setelah itu Erkan tidak akan pernah melepaskanya.

tanpa menjawab Robbi Erkan langsung membalikan tubuhnya pergi meninggalkan ruangan IGD, dan meninggalkan gadis itu untuk semntara.

🍁🍁🍁

"Dokter pasien mengalami henti jantung" ujar seorang Dokter Residen

"Shit!...."

Mendengar itu Zella langsung naik ke atas tempat tidur pasien yang mengalami henti Jantung Zella langsung melakukan CPR dengan cara memompa bagian dada pasien Zella berusaha untuk mengembalikan irama jantung yang sempat berhenti, alat bantu napas pun sudah terpasang Zella memompa selama 30 kali di selangi dengan melakukan oropharyngeal airway dengan cara meremas bag untuk memasukan udara ke paru-paru pasien,

" Epinephrine "triak Zella pada seorang perwat karna tidak ada tanda-tanda irama jantungnya kembali berdetak selama 2 menit Zella melakukan CPR

Dengan cepat perawat tersebut langsung menyintikan Epineprin, Zella langsung turun dari tempat tidur pasien dengan cepat seorang perawat langsung membuka bagian atas baju pasien, dengan cepat Zella mengambil alat untuk DEFIBRILLATION ELEKTRO-KARDIOVERSI  atau alat untuk respon shock jantung.

Seorang perawat langsung memberikan jeli pada alat tersebut dengan cepat Zella menempelkan benda tersebut ke dada pasien, sudah tiga kali Zella melakukan tidakan tersebut sampai akhirnya...

"Jqntung sudah kembali berdetak Dok"

"Syukurlah Akhirnya" ujar Zella dengan lega karna pasienya berhasil selamat melewati masa kritis "bagaimana tekanan darahnya?" lanjutnya

"100/60 Dok"

Mendengar itu Zella bernapas lega begitupun dengan yang lainya" pantau terus kaedaan pasien jika sudah normal baru di pindahkan " printah Zella,

Zella menoleh ke arah pintu masuk karna sedari tadi merasa jika ada seseorang memperhatikanya namun yang Zella lihat hanya petugas kesehatan yang berlalulalang menangani pasien, Zella menghela napas lelah hari ini dia sudah tiga kali menangani oprasi, setelah selesai Zella langsung pergi ke IGD karna ada pasien darurat, yang Zella butuhkan kali ini hanya istirahat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!