NovelToon NovelToon

TWIN FLAME

TWIN FLAME (SINOPSIS)

LUNA namanya, perempuan berparas manis, lembut hatinya dan santun sikapnya. Dia juga cerdas dan pekerja keras. Mempunyai rasa emphaty yang tinggi dan humanis.

Ternyata dibalik penampilan fisiknya yang membuat banyak pria jatuh hati, Luna juga memiliki kepribadian yang kuat, pemberani dan mandiri. Bukan perempuan cengeng, manja atau tergantung sama orang lain. Sebuah perpaduan antara feminim dan maskulin yang sempurna dan jarang ada.

BILLY adalah seorang yang berkedudukan tinggi di sebuah insitusi, seorang yang terdidik, terlatih dan terhormat. Dia sangat profesional dan bertanggung jawab baik terhadap pekerjaan maupun keluarganya.

Billy adalah kembaran Luna di alam sebelumnya. Sebelum mereka berada di dunia mereka adalah satu jiwa. Hadir ke alam dunia terpisah dalam dua tubuh manusia. Satu jiwa dalam tubuh dua manusia.

YULIA, Perempuan biasa, perkepribadian rata rata, dengan penampilan sederhana, tak ada yang istimewa. Keistimewaanya adalah memiliki suami yang sangat istimewa seperti Billy. Mereka telah dikarunia satu putra dan satu putri. Keluarga mereka aman dan damai, sampai datang suatu masa...

Pertemuan yang tak sengaja, tak direncana, terjadi begitu saja. Pertemuan 5 menit yang merubah tatanan kehidupan mereka sepanjang masa.

Luna dan Billy tak pernah mencari satu sama lain. Mereka tak pernah tahu sampai takdir menuntunnya dalam pertemuan 5 menit yang menghentikan roda kehidupan dan merubah seluruh sendi sendi kehidupan mereka sebelumnya.

Tatanan kehidupan yang sudah mapan porak poranda oleh badai gelombang cinta yang teramat dahsyat yang tak pernah mampu dibendungnya, dan tak akan pernah bisa kembali seperti sebelumnya.

Siapalah Luna siapalah Billy harus melawan takdirnya. Takdir untuk bersama, kembali dalam satu jiwa. Kembali jadi satu. Sekuat apa mereka bertahan, sejauh mana mereka berlari, selalu, seperti ada kekuatan yang tak dapat dilawan menarik kembali ketempat yang sama.

Luna adalah rumah bagi jiwa Billy dan demikian juga sebaliknya. Mereka adalah cermin antara yang satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang bisa memisahkan mereka dan mereka pun tidak akan pernah kehilangan satu sama lain karena mereka ada dalam jiwa yang sama, laksana Yin dan Yang yang saling melengkapi tak ada yang bisa menggantikan sekalipun kedua orang tua mereka.

Kelemahan Luna adalah, lemah terhadap orang lemah. Luna mudah merasa kasihan yang akhirnya selalu dimanfaatkan dan menjadi korban. Termasuk mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan orang lain. Tantangan Luna, mengalahkan rasa kasihannya dan lebih mencintai dirinya sendiri, berjuang untuk kebahagiaannya.

Tantangan Billy, menjaga janjinya pada ikatan perkawinan dan sumpah jabatan, berperang mendamaikan jiwanya yang selalu ingin kembali ke Rumahnya, dalam jiwa Luna.

Bagaimana mereka menjaga agar tidak ada yang tersakiti dan sekaligus juga tidak menyakiti diri dalam hubungan ini? Mungkinkah?

Apa pointnya cinta luar biasa kalau tak ada tantangan yang luar biasa?

☯☯☯

Dibalik semua tantangan dan pengalaman yang dihadapinya, bagi Luna ini adalah cerminan dari apa yang ada dalam jiwanya. Semua yang terjadi dalam kehidupannya hanyalah refleksi dari apa yang terjadi dalam dirinya.

Ini adalah perjalanan spiritual seorang Luna untuk bisa bersatu dengan Twin Flame nya.

Twin Flame hadir dalam kehidupan Luna untuk membangunkannya, menyadarkannya untuk berubah menjadi versi terbaik dirinya, The highest expression of her truest self. .

Menjadi diri sesuai takdirnya.

“Suatu hari apakah di usia 14, 28 atau 65, kau akan bertemu seseorang yang menghidupkan api dalam dirimu yang tidak bisa mati, ialah Twin Flame mu. Pada awalnya hatimu berkata kalau itu hubungan biasa seperti yang lainnya dan kamu dapat melupakannya, tetapi segera setelah Kebenaran itu datang, mengetahui akan Keberadaanya adalah Segalanya”

☯☯☯

PAGI YANG SEMPURNA

Pagi yang sempurna untuk memulai sebuah cerita. Matahari tidak terlalu bersemangat dan itupun hanya sebentar saja menjatuhkan cahayanya di kasur sebelum menghilang lima menit kemudian.

Muezza kucing kesayangan masih bermalas malasan merebahkan tubuh dan menyandarkan dagunya di atas selimut tebal, matanya memandang kosong garis garis lantai didepannya. Luna menyodorkan semangkuk kecil tuna kering kehadapannya. Tak dihiraukannya.

Mendung menggantung. Tanaman yang tumbuh di teras diam tak bergerak tak ada angin. Tak ada bunga yang berkembang. Hanya cicit burung entah apa namanya yang menghidupkan suasana, dan sesekali penjual makanan yang lewat depan rumah bersuara menjajakan dagangannya.

Luna tak sedang ingin apa apa. Dia menikmati nafas dan waktu luangnya saja. Tak ada televisi dirumahnya, tak punya sosial media hanya instagram satu satunya tempat dia melarikan diri dari alam nyata ke dunia maya. Dan sesekali mengunjungi channel youtubenya yang bisa dihitung dengan jari subscribers nya.

Ini adalah hari paling tenang dalam hidupnya beberapa bulan terakhir ini. Setelah dia keluar dari rumah impian itu. Rumah yang saat dia datang seolah ingin mengatakan.. “Silahkan masuk tuan putri, tak ada security, kami semua sudah lama menantimu disini”. Rumah yang telah mempertemukan dia dengan cinta sejatinya. Namun juga, rumah yang dengan sadar telah ditinggalkannya. Bahkan langit pun menangisi kepergiannya.

Luna tak menyalahkan siapa siapa dan tak juga menyesali apa apa. Tak juga menyalahkan waktu atau pun keadaan. Dia menerima semua dengan lapang dada. Ini adalah kenyataan yang harus dihadapinya. Masing masing sudah ada jalannya, Tuhan maha sempurna dan tak pernah salah dalam mengurus makhluk Nya. Kalau saat ini masih belum bisa menikmatinya, pasti memang belum waktunya. Tapi dia yakin, akan tiba saatnya.

Every second of every hours

And every where on earth

And everyday in every way

Everything is perfect in my life

And I’m doing better and better

(Setiap detik setiap jam

Dan di manapun di bumi ini

Dan setiap hari dalam segala cara

Segalanya begitu sempurna dalam hidupku

Dan aku melakukan dengan baik dan lebih baik)

Luna bercermin sambil melafalkan mantra. Mantra mantra ini yang menjadi hiburannya sehari hari. Dan lagu lagu yang terdengar pada saat saat tertentu, hampir dipastikan dia membawa pesan tersendiri.

Baru saja memikirkan lagu, seorang pengamen datang dan berdiri di luar pagar. Dia menyanyikan tembang Sunda penuh penghayatan diiringi sitar yang dia mainkan, cengkok khas Parahiyangan membuat Luna tersadar bahwa dia sedang berada di Kota Kembang, bukan di kampung halaman.

Dan lagu lama berjudul Kalangkang pun berkumandang...

Mungguhing dina impenan

Geuning sakitu deudeuhna

Kanyaaah nu wening bersih

Satia jadi kakasih...

Mungguhing dina impenan

Geuning sakitu leahna

Pameunteu marahmay manis

Teu isin ...kaambung damis

(Datang di dalam mimpi.....

Kok segitu pedulinya...

Kasih sayang tulus...

Setia menjadi kekasih

....

Datang di dalam mimpi...

Kok segitu ramahnya....

Terlihat sangat manis...

Tak malu mencium keningnya...)

Luna sengaja membiarkan pengamen menyelesaikan lagunya, dia tak buru buru memberikan imbalannya karena benar benar menikmatinya. Lagu itu mengingatkan pada cinta pertamanya ketika kuliah di Bandung dulu. Sudah lama sekali.

Kini dia kembali ke Bandung untuk pekerjaannya, tiba tiba lagu itu hadir lagi saat hatinya dipenuhi cinta. Bukan pada cinta pertamanya. Kini ada cinta yang baru. Cintanya pada diri sendiri, cinta pada kehidupan lengkap dengan suka dukanya.

Sungguh bukan hal yang mudah untuk bisa sampai pada titik ini.

Tiba tiba feed IG nya pop up dilayar HPnya, sebuah postingan terpampang di sana.

Semua akan indah pada waktunya

Bersabarlah

Luna memberikan Like nya, lalu keluar.

Hari ini sudah cukup.

☯☯☯

TAMU HARAP LAPOR

Luna melongok kedalam ruangan. Tak ada orang. Sebuah stiker bertuliskan ‘Tamu Harap Lapor’ tertempel di salah satu sisi dindingnya. Rumah yang megah itu tampak lengang. Luna masuk melewati ruang pertama.

Didepan kamar nomor 2 dilihatnya sepasang sandal. Perasaannya langsung tak suka. Padahal dia sudah bilang ke bu Yulia akan pindah hari ini. Bu Yulia juga sudah konfirmasi kalau kamarnya sudah ready. Sesampainya di rumah itu pintu kamar tertutup rapat dengan sepasang sandal didepan pintu.

Luna masuk lebih kedalam lagi melewati kamar kamar yang berjejer, melongok ke sebuah pintu yang nampaknya menghubungkan antara rumah kost dengan rumah induk.

Terhampar didepan matanya sebuah taman yang luas, indah dan sejuk. Rumput hijau, bunga bunga anggrek berwarna warni menempel didinding, dan kolam ikan besar dengan ikan ikan koi yang berenang kesana kemari, suara gemericik air dari dinding kolam turut menenangkan suasana.

Tak dijumpainya seorangpun dia kembali ke kamar yang sudah di bookingnya, dihitungnya lagi kamar dari ujung untuk meyakinkan kalau itu kamarnya. Baru saja dia hendak mengetuk pintunya, tiba tiba pintu terbuka.

Seorang pria berdiri di depannya, bertelanjang dada dengan handuk dikalungkan di lehernya sambil mengeringkan rambut dengan tangannya. Sejenak terdiam terpana melihat sosok perempuan yang begitu anggun tiba tiba berada tepat didepannya.

“Ini kamar siapa?” Tanya Luna ketus dengan pandangan menyelidik kedalam menghakimi.

Pria itu berpikir cepat seraya menjawab, “Maaf, numpang mandi sebentar.”

Huh.

Tak lama kemudian pria itu keluar setelah mengenakan T Shirtnya dengan sebuah senyum diwajahnya.

Tak habis pikir Luna dengan orang itu, masih sempat sempatnya tersenyum.

Mungkin dia pengurus rumah kost itu atau asisten bu Yulia, pikirnya. Seharusnya mandi di kamar mandi luar sana, bukan di kamarnya. Sungutnya dalam hati.

☯☯☯

Rumah ini sangat lapang dan nyaman membuat Luna jatuh hati bahkan sejak melihatnya dalam iklan. Halaman depannya luas melebar cukup untuk parkir 4 mobil,

Berderet 6 buah kamar memanjang dari tempat parkir sampai kebelakang membentuk huruf L. Paling ujung sebelah luar ada kamar asisten bu Yulia, kemudian kamar nomor 1 masih kosong tapi sudah ada yang booking, dan Luna menempati kamar nomor 2.

Didepan ketiga kamar itu motor motor berjejer rapi diparkir. Ruang tamu terletak di depan kamar nomor 3 dan 4 dan sebelah paling dalam ada dapur komplet dengan perlengkapan masak memasak.

Sebuah pintu yang menghubungkan rumah kost dengan rumah induk terletak berhadapan dengan pintu kamar 3, persis di perbatasan tempat parkir motor dan ruang tamu.

Lantai dua juga terdiri dari beberapa kamar kamar dengan ukuran lebih besar.

Di lantai 3 kebun sayuran hydroponic menghampar dengan suburnya, udaranya bersih dan sejuk, matahari dan angin berhembus bebas dari segala penjuru arah, pemandangannya sangat asri.

Semua yang ada ditempat ini terasa berkelimpahan. Bagi Luna, menemukan tempat ini adalah keajaiban, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

☯☯☯

Sepasang anak kucing berwarna coklat dan hitam bermain main diatas meja. Luna mendekati dan duduk di sofa, anak kucing itu melompat keatas pengkuannya. Diam duduk tenang membelakangi Luna memandang pemandangan yang sama. Tempat parkiran didepannya.

Tiba tiba pria tadi terlihat lagi berjalan dari luar menenteng sebuah kemeja menuju pintu penghubung di sebelah ruang tamu. Tak sengaja Luna menangkap sebuah kerlingan mata,

tepat selangkah sebelum dia menghilang dibalik pintu.

Sebuah lagu lawas Somewhere over the rainbow terdengar sayup mengalun dari lantai atas..

Somewhere over the rainbow, way up high

There's a land that I've heard of

Once in a lullaby

Somewhere over the rainbow, skies are blue

And the dreams that you dare to

Dream really do come true

Someday I'll wish upon a star

And wake up where the clouds

Are far behind me

Where troubles melt

Like lemon drops

Way above the chimney tops

That's where you'll find me…

☯☯☯

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!