Menceritakan tentang seorang wanita ceria, anggun, baik dan banyak orang mengatakan dia sosok wanita yang sangat cantik dan ramah.
Wanita tersebut bernama Sasya, memiliki seorang kakak yang cantik pula bernama, Rasya. Berbeda dengan sifat dari sang adik, Rasya memiliki karakter yang sangat pendiam dan tertutup. Sehingga membuat Sasya beserta kedua orang tuanya tidak mengetahui tentang kepribadian dari Rasya, masalah sosialnya, hingga ke masalah percintaannya. Semua itu disebabkan oleh kepribadiannya yang selalu tertutup dengan siapapun, ia tidak pernah bercerita tentang semua hal, ia berpikir bahwa tidak mau membebani orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Ah, ya ... perkenalkan juga kedua orang tua dari Sasya dan Rasya, ia bernama Sita selaku wanita yang kalem, baik dan sangat penurut dengan suaminya sendiri yaitu bernama Surya. Surya sendiri merupakan lelaki yang memiliki sikap tegas, jiwa pemimpin, serta tidak suka menerima bantahan sedikitpun.
Suatu saat, Rasya merasakan jatuh cinta kepada seseorang yang didambakannya selama ini, dia yang dimaksud merupakan seorang CEO ternama di negaranya. Suatu ketika, Rasya sudah mulai bisa mendekati lelaki tersebut yang notabennya adalah seorang CEO, ia bernama Xander. Itu semua berkat usahanya sendiri, yang mencari tau kesana kemari tentang semua latar belakang dari, Xander.
Xander sendiri memiliki wajah yang sangat tampan, jiwa pemimpin, sifat yang tegas, tubuh yang tinggi dan sangat ideal, ia juga memiliki daya pikat yang sangat kuat. Dengan memiliki ciri seperti itu, banyak kalangan wanita yang ingin sekali bersanding dengannya. Dan tak kalah banyaknya juga wanita yang takut terhadapnya, mereka memilih bungkam dan ada juga yang mengundurkan diri atas perasaannya. Dikarenakan sifat keras dan cuek dari Xander, selain itu ia juga memiliki tatapan tajam bak elang yang akan menerkam mangsanya, serta aura kemarahan yang terlihat mengerikan.
Xander memiliki prinsip dan ketekatan yang sangat kuat. Dia akan berusaha mengambil dan memperjuangkan sesuatu demi keinginannya. Jika ia telah memiliki sesuatu yang sangat berharga baginya, dia tidak akan pernah melepaskannya.
Sudah sangat lama sekali ... belum ada yang bisa menakhlukkan seorang lelaki tampan bernama Xander itu. Akan tetapi hari demi hari berlalu, takdir dapat melumpuhkan hatinya begitu saja. Ya ... ia dapat ditakhlukkan dengan seorang wanita yang melalui jarak jauh, bahkan tanpa bertemu.
Bagaimana bisa?
Karena semua itu disebabkan oleh rasa nyaman, serta perhatian lebih yang Xander dapat, hanya melalui chattingan serta saling mengirim foto satu sama lain, sebagai bentuk adanya ikatan hubungan diantara mereka.
Tetapi sebelumnya, Xander ternyata sudah pernah bertemu dengan sosok wanita ini tanpa diketahui oleh sang wanita itu sendiri. Dia juga tidak tinggal diam saja, dengan bantuan dari asisten pribadi yang selalu setia kepadanya, dengan mudah semua itu bisa Xander ketahui seluk beluk dari keluarga sang wanitanya tersebut.
Siapakah yang dimaksud dengan wanita itu? Tentu saja dia adalah Rasya, yang dengan ketidak percayaan akan dirinya sendiri, ia malah memperkenalkan diri sebagai adiknya yang bernama, Sasya. Ia belum mampu memberitahukan jatidirinya yang sesungguhnya.
Ya... itu artinya Xander salah mengira. Sang wanita yang selalu melontarkan perhatian lebih kepadanya dan selalu bertukar kabar lewat chatt itu bukanlah Sasya, melainkan kakaknya yang bernama, Rasya.
Bahkan foto yang diperkenalkan lewat chat kepada Xander tersebut merupakan foto wajah dari, Sasya. Tak salah juga, jika Xander memang mengira itu adalah Sasya yang asli.
Lika liku cerita cinta yang awalnya tidak diiringi dengan kepercayaan diri, mengantarkannya sampai ke tahap jenjang pernikahan. Kesalahpahaman keluarga CEO dengan keluarga Sasya, percintaan lelaki bernama Xander yang seharusnya bersama Rasya punah seketika, karena yang diinginkannya adalah wanita yang bernama, Sasya.
Sasya yang tidak tau apapun, serta tidak pernah mengenal seorang Xander dipaksa menikah dengannya. Dikarenakan kedua orang tua dari Sasya, tidak mau ada prokontra dengan pihak keluarga terpandang, yang notabennya merupakan keluarga seorang CEO. Di lain sisi, orang tua dari Sasya juga memanfaatkan semua itu dalam bisnisnya, yang membuat perusahaannya semakin terkenal dan berjaya.
*Ilustrasi gambar Xander dan Sasya*
...*XANDER...
...*SASYA...
Aku adalah Sasya, aku tinggal di amerika serikat bersama Mama, Papa, serta kakak aku yang bernama Rasya. Aku masih kuliah di universitas S.U di California di bidang Business semester akhir.
Dikarenakan aku dipaksa juga untuk menekuni bidang bisnis agar bisa memberikan peningkatan terhadap perusahaan yang papa bangun di negara amrik yang dibantu oleh kakakku, ya yang artinya kakak aku sudah bekerja di Perusahaan milik Papa untuk membantu meningkatkan mutu dan kualitas perusahaan sekarang ini.
Sasya di kampus memiliki beberapa sahabat dekat yaitu Andini atau bisa di panggil Ani, Belva, dan Ceysa. Kami sering menjalani hari hari bersama di kampus. Dan ketika istirahat telah tiba kami pun bergegas ke kantin untuk makan bersama.
*Ilustrasi kantin
"Yukk guys buruan kita ke kantin, keburu lapar," ucap Ani.
"Loe tu kenapa gak sabarin sih, pikirannya makan mulu ...!" sahut Belva.
"Emangnya loe yang si tukang dandan gak kelar kelar!" seru Ani yang tidak terima.
"Sudah-sudah ayo sama-sama. Eh... Cey loe mau makan apa?" tanya Sasya sambil berjalan bersama.
"Ya ... liat aja ntar disana, yang penting makanan enak," jawab Ceysa.
"Yeee... loe tu gimana, semua makanan tuh enak, kalau gak enak gak mungkin dijual kali," sahut Ani.
"Loe tu jangan sok tau, gue pernah kok beli makanan tapi gak enak," kata Ceysa sambil melirik Ani."
"Itu mah bukan gak enak, tapi loe aja yang gak doyan," balas Ani sambil ngomong sewot.
"Hei...! Sudahlah ayo duduk disana," lerai Sasya, sambil nunjukin beberapa kursi kosong. Dan berjalan untuk menghampiri kursi yang ditunjuknya.
Mereka bertiga nurut aja, dan Belva dengan enaknya tanpa malu berjalan sambil berkaca. Dan sesudah pesan mereka berempat makan dengan bercanda gurau.
"Eh ... eh ...! Kalian tau gak cowok yang cakep banget yang namanya 'Sadam'? Itu loh yang punya julukan Si Ganteng Kampus!" seru Belva.
"Kenapa emang? Loe suka Bel?" tanya Ceysa.
"Apaa!! Jadi loe suka sama Sadam yang ganteng itu?" sahut Ani tiba tiba nyrobot bicara dengan suara naik 1 oktaf.
"Huss ... jangan kenceng-kenceng napa, jangan malu maluin ih," tutur Belva sambil bedakan manja.
"Hehe... sorry-sorry biar dia denger aja, soalnyaaa tuhh ... orangnya ngantri makanan sama teman-temannya sekalian biar kedengeran," kata Ani sembari bicara santuy sambil cengengesan.
Belva, Ceysa, Sasya sontak langsung melirik ke Ani bersamaan sambil tutup telinga.
"Tau gak suara loe tuh bener-bener bisa kedengeran sampe ke wc umum," gereget Sasya ke Ani.
"Loe kenapa kalau ada dia, malah keluarin suara oktaf loe sihh ...," ucap Belva dengan ngomong bisik-bisik tetangga sama Ani.
"Iya, iya sekali lagi sorry ...! Habisnya pas kalian ngomongin dia tuh si Sadamnya sempat ngeliatin kesini," ujar Ani.
"Oh ya?" ucap Belva spontan sambil langsung benerin rambut, ambil kaca,tebelin gincu, dan bedak.
"Ih loe tuh kenapa? Nohh si Sasya yang di liatin aja diem diem bae," sahut Ceysa.
Sontak Sasya pun tersedak kaget dan ngomong bisik-bisik ke Ceysa. "Loe gak salah liat? Jangan bikin gue ketakutan dong ...!! Ehh ... maksudnya kepedean."
"Loe gak salah liat apa? Bukan gue yang diliatin?" ucap Belva auto over percaya diri.
"Tuh ... tuh... tuh, dia liat kearah sini lagi!" seru Ceysa memberitahu.
Sontak Sasya, Belva, dan Ani langsung ngeliat Sadam bebarengan.
Sadam pun tersenyum ke mereka berempat dan terlihat berpamitan ke teman-temannya, lalu berjalan kearah Sasya dan semua sahabatnya itu.
"Eh ... eh ... eh, guys Sadam kesini! Sadam kesini guys!!" ucap Ani heboh sembari nepuk-nepuk tangan Belva yang di sampingnya menggunakan sendok makannya. Belva yang merasa kesakitan karena tangannya telah ditepuk-tepuk, ia langsung membungkam mulut si Ani.
Ketika Sadam sudah sampai di tempat mereka, ia langsung duduk di samping Sasya.
Dannn ...!
*Ilustrasi gambar Sadam*
...*SADAM...
Dannn ...!
"Masih lagi makan nih? Gue numpang duduk sini ya?" kata Sadam sambil tersenyum ke mereka berempat.
"Iya-iya boleh," jawab Belva sembari mengambil tempat di depannya Sadam.
"Kalau begitu kalau kalian mau nambah silahkan ya, hari ini gue traktir kalian berempat," ucap Sadam sambil tersenyum.
"Wahh beneran ini? Kalau gitu aku mau nambah ya," sahut Ani sambil cengengesan dan bergegas mengambil makanan lagi tetapi dicegah oleh Ceysa.
"Loe mau kemana? Sudah makan banyak banget kan tadi, jangan malu-maluin! Duduk lagi!" seru Belva
"Iya-iya ...! Gue sudah kenyang!" sahut Ani dengan muka cemberutnya.
Sasya dan Ceysa geleng geleng sambil tersenyum ke Ani.
"Ngomong-ngomong nanti pulang bareng siapa, Sya?" alih Sadam tude point ke Sasya yang terlihat sudah pernah mengenal satu sama lain.
Teman teman Sasya kaget dan ngeliatin Sasya bebarengan, mereka curiga terhadapnya yang terlihat sudah akrab lebih dulu dengan Sadam.
"Gue ... gue nanti di jemput sama kakak gue," jawab Sasya sambil agak tertawa ringan sambil ngeliatin teman-temannya yang mantengin Sasya seperti minta penjelasan.
"Kamu mau nggak sepulang nanti jalan bareng sama aku?" tanya Sadam ke Sasya.
"Hah!! Aaa ... m-maaf nggak bisa ya, soalnya gue ada janji sama teman-teman gue, ya kan guys!" Tersenyum sambil mengedarkan pandangan ke mereka untuk bantu bilang iya.
Dan mereka bertiga mengerti yang diisyaratkan Sasya langsung saling sahut-menyahut menjawab iya.
"Yasudah kapan kapan aja boleh kan? Rencananya tadi mau ajak kamu jalan-jalan bareng." Sambil menatap Sasya dengan senyuman yang memikat.
"I-iya ... kapan-kapan aja kalau senggang," jawab Sasya yang mengalihkan pandangan dari Sadam.
"Ok, aku tunggu waktu senggangmu. Aku balik ke teman-temanku dulu ya semuanya." Melambaikan tangan sambil tersenyum ke Sasya dan teman-temannya.
Lalu dengan sigap si Ceysa mengarahkan Sasya ke hadapannya dengan menatap intens. Tak kalah juga si Ani dan si Belva seakan mau mengintrogasi dan menghantam beribu-ribu pertanyaan yang mau diajukan kepada sasya tentang kedekatannya secara tiba-tiba dengan Sadam.
"Ok-ok guys, gue tau maksud kalian apa. Tolong bersikap biasa aja dulu ya. Nanti akan gue ceritain semua ke kalian setelah pulang nanti," kata Sasya yang agak berbisik dan bersikap seperti menenangkan teman-temannya.
"Baiklah, nanti kita pulang bareng ke rumah loe ya, Sya. Langsung jelasin ke kita! Kalau nggak kita bakal usilin kamu sampek loe ngaku," kata Ceysa yang dianggukin Belva dan Ani.
"Sip, nanti mampir beli jajan dulu ya, stock jajan di rumah menipis hehehe ...!" Cengingisan sambil berkata dalam hati, "kalian tuh berdosa banget!"
...*****...
Sesudah pulang dari kampus, mereka berempat cari makan dan berhenti di supermarket untuk beli jajan untuk ngemil nanti.
...*Di rumah Sasya*...
"Kalian mau minum apa? Minta di ambilin atau ambil sendiri nih?" tawar Sasya ke teman-temannya.
"Sini-sini ayo gue bantuin pilih dan bawain," sahut Ani.
"Yeee ... giliran makanan loe langsung semangat empat lima buat ngebantuin," ketus Belva.
"Biarin wekkk ...!" jawab Ani dan ngeliatin muka jeleknya sambil melet ke Belva.
Setelah makanan, jajanan dan minuman sudah tersedia, mereka langsung mengobrol ria sambil memakan makanan yang sudah tersedia.
"Ehh gimana, Sya? Ceritain dong tentang loe sama Sadam, kok bisa si Sadam kenal dan kayak akrab gitu ke loe?" Belva memulai pembicaraan yang mau dibahas yang hampir lupa gegara keasyikan makan, ngobrol dan bercandaan.
"Gini nih ceritanya ...!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!