NovelToon NovelToon

After Married

BAB 1. PERKENALAN

Pernikahan adalah sebuah ikatan suci tentang dua hati yang mencoba bersatu demi menciptakan sebuah hubungan baru. Meski banyak sekali perbedaan tetapi tak banyak pula yang lebih memilih berpisah tanpa mau menyelami sifat pasangan kita.

Andaikan salah satu diantara pasangan bisa merendahkan egonya, tentu pernikahan bisa terus berlangsung hingga ahir hanyat. Lalu bagaimana kah kisah cinta Nisa?

Menikah itu tidak cukup dengan kata cinta, tetapi harus dipenuhi tanggung jawab untuk menjaga keutuhan sebuah pernikahan.

Sebuah pernikahan tidak bisa hanya dilandaskan oleh cinta sepihak, melainkan melibatkan dua hati. Dua hati yang sama-sama saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Setelah menikah, semua tanggung jawab bukan hanya terletak pada suami, tetapi istri juga punya peranan yang penting, agar perjalanan takdirnya bisa berjalan dengan lancar.

Ketika kita menikah, kita harus bisa menekan ego pribadi agar tidak terjadi percikan-percikan api didalam rumah tangga kita. Karena tidak ada rumah tangga yang adem ayem seperti mau kita, semua pasti ada ujian disetiap fase kehidupan.

Jika salah satu menjadi api, maka salah satunya harus bisa menjadi air. Jika satunya marah, maka pihak satunya tidak boleh ikut-ikutan marah. Kita harus bisa menjadi penyejuk tatkala salah satu pihak sedang diliputi amarah.

Jika satu pihak dalam keputus-asaan, maka pihak satunya harus bisa men-supportnya agar ia cepat bangkit dan berdiri lagi.

Justru ketika kamu memutuskan untuk menikah, artinya sebuah tanggung jawab besar sudah menantimu. Lalu bagaimana jika sedari awal pernikahanmu jalannya selalu berliku. Akankah kamu kuat dan ikhlas untuk menjalani sebuah takdir pernikahan.

Yuk kita ulas, seperti apa si gambaran sebuah pernikahan yang katanya merupakan cita-cita semua kaum hawa dan merupakan impian setiap anak manusia yang memadu kasih.

.

.

...~~~ PERJALANAN TAKDIR ~~...

Annisa Faiha, adalah gadis sederhana yang mencoba meraih mimpinya untuk bekerja kantoran di sebuah Kota X. Menjadi pekerja kantoran adalah salah satu impiannya sejak kecil.

Menjadi karyawan kantoran, menurutnya merupakan sebuah pekerjaan berkelas, seperti halnya menjadi dokter.

Ia memang terbiasa hidup susah dari kecil, tapi itu tak menurunkan kualitas cita-citanya. Sesudah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, ia memilih bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang interior design.

Ya ... sejak kecil berkat keahlian dan bakat seni yang mengalir di tubuhnya, ia pun berhasil mengembangkan bakatnya di bidang seni rupa, tepatnya sebagai designer interior.

Penampilan modis serta kecepatan Nisa dalam bekerja patut mendapat acungan jempol. Karena sejak bekerja prestasi yang ia dapat semakin terlihat. Oleh karena itu jangan salahkan jika atasannya sangat menyukainya.

Athafariz Radeya Fadhil, anak laki-laki yang merantau ke salah satu kota besar untuk meraih cita-citanya menjadi orang sukses.

Sewaktu pertama kali ia bekerja, banyak anggota keluarga besar ibunya tak menyukai pekerjaannya. Apalagi sampai keluar kota. Otomatis kedua orangtuanya akan sangat merindukan anaknya tersebut.

Waktu SMP, Fadhil kecil pernah mengikuti pendidikan pesantren. Dan waktu menempuh pendidikan di SMK, dia memilih jurusan otomotif. Sekarang ia juga melamar kerja di sebuah dealer resmi salah satu mobil terbesar di kota X.

Karena mereka sama sama merantau, dan masih dalam satu tempat di kota X, mengharuskan mereka untuk tinggal kost. Dan jauh dari keluarga tentunya.

Nisa lebih memilih indekost di sebuah pemukiman penduduk yang jarang dilanda banjir. Karena kebanyakan daerah disana rawan terendam banjir saat musim hujan, ia pun memilih kamar di lantai dua.

Sebuah ironi yang tidak bisa dipungkiri. Semakin banyak dan padat sebuah perkotaan, artinya semakin sedikit lahan hijau disana. Semakin banyak bangunan yg berdiri kokoh, akan menggerus area lahan hijau, bahkan untuk hidup sebuah pohon, mereka harus ditanam di sebuah pot.

Lalu bagaimana bila terjadi hujan lebat, bagaimana penyerapan air bisa terjadi ketika tidak ada pepohonan yanag mampu menyerap air dengan baik. Tentunya parit kecil di sekitar jalan pun tak akan mampu menampung debit air yang tinggi.

Dan hal itu tentunya mengakibatkan banjir kecil. Bahkan jika hujan turun lebih dari dua jam, sudah bisa dipastikan debit air yang tinggi akan membuat jalanan disana terkena banjir, tak luput rumah penduduk di pinggir jalan juga terkena banjir. Bahkan airnya sampai masuk rumah setinggi mata kaki.

Sedangkan Fadhil lebih memilih indekost di dekat kantornya yang bisa ia tempuh dengan hanya berjalan kaki. Tentunya dengan pertimbangan irit biaya, karena ia juga masih merintis karir.

Kebetulan kedua tempat mereka bekerja tidak jauh, tidak pula berdekatan, tetapi masih bisa bertemu sesekali waktu. Karena Kota X tempat mereka tinggal adalah salah satu pusat kota terpenting, disana banyak sekali perusahaan yang bertumbuh dan menyumbang pemasukan dan perekonomian negara.

Dari beberapa industri besar banyak mempekerjakan tenaga kerja. Banyak orang dari segala penjuru kota kecil berjuang hidup disana. Sekedar mencari sesuap nasi atau sebongkah berlian.

Oh ya, sebelum ini mereka berdua juga belum pernah bertemu, tapi karena takdir telah memutuskan, maka apa yang seharusnya terjadi maka akan terjadi.

Sebuah keputusan besar yang mereka dulu ambil, mungkin akan mengubah kehidupan mereka berdua pada nantinya. Demi menggapai cita-cita, mereka berdua sama sama berjuang dari nol, dan tentunya tanpa bantuan sanak keluarga.

Hidup jauh dari keluarga, akankah membuat mereka lebih dewasa dan mampu berpikir secara bijak? Entahlah, karena tanpa mereka sadari takdirlah yang mempertemukan mereka berdua, dan menyatukannya dalam sebuah ikatan pernikahan.

Pernikahan yang dilandasi sebuah cinta, tetapi juga banyak pengorbanan di dalamnya. Semoga pernikahan mereka langgeng sampai ahir hayat.

Karena bagaimana pun kita hanya manusia biasa, yang hanya bisa berusaha dan berdoa. Dan mencoba ikhlas tatkala ujian datang dari-Nya.

Cinta itu bisa menyakiti, bisa juga menjadi obat. Cinta bisa datang karena telah terbiasa, ataupun karena kebetulan.

...Cinta membawa kedua hati untuk saling memahami....

...Cinta datang memberikan nafas baru untuk sebuah kehidupan....

...Cinta abadi tak kan pernah tergantikan...

...Meskipun takdir begitu kejam padanya...

...Tapi yakin lah akan datang cinta yang baru...

...Yang mampu menguatkanmu...

...Yang menjadi sandaran hatimu...

...Yang mengusap segala peluhmu dengan kasih...

...Dan memelukmu dengan kehangatan....

Masa lalu adalah pembelajaran hidup, dimana ada sesuatu yang bisa kita ambil dan ada pula yang harus kita lupakan. Kita bisa menjadi seseorang yang lebih baik dari masa lalu. Asalkan kita bisa menemukan jalannya.

Sedangkan masa depan adalah tujuan hidup yang harus kamu kejar agar semua keinginan, impiab bisa terwujud disana. Apapun masa lalumu kamu berhak bahagia. Dunia sangat luas, begitu pula dengan kasih sayang-Nya.

.

.

.

.

Kira kira seperti apa dan bagaimana kisah mereka ...

.

.

.

Tunggu update selanjutnya ya para readers kesayangan🙏😊.

.

.

Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan

...LIKE...

...KOMEN...

...FAVORIT...

...GIFT...

...Terimakasih 🙏...

BAB 2. ALL ABOUT NISA

Nisa adalah gadis yang periang, ia sangat supel dan ramah. Pembawaan ceria gadis tersebut mampu mencuri perhatian orang-orang yang mengenalnya. Sifat yang rajin dan pantang menyerah menjadi nilai plus dalam dunia kerjanya.

Ia pun mampu beradaptasi dengan cukup baik dalam waktu singkat. Dalam beberapa hari kerja, ia sudah mempunyai cukup banyak teman.

Begitu pun dengan kualitas pekerjaannya dari hari ke hari yang makin meningkat. Atasannya begitu menyukai tentang perkembangan masa training Nisa yang semakin pesat.

Untuk menjadi karyawan tetap dalam perusahaan itu, Nisa harus menempuh masa training selama emam bulan. Selepas masa training maka barulah secara otomatis Nisa akan menjadi karyawan tetap.

Berat, ya memang berat, apalagi ia belum pernah mempunyai pengalaman kerja. Bagaimana pun, selama masa training, Nisa akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik.

Dalam masa training ini, ada lima belas karyawan pria dan dua diantaranya wanita, yang salah satunya adalah Nisa.

Semasa training, ruangan mereka akan terpisah dengan ruangan kerja para karyawan tetap, tetapi untuk masalah kantin dan fasilitas kesehatan, mereka akan tetap menjadi satu dengan para karyawan lainnya.

Perusahaan tempat Nisa bekerja adalah salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara. Karena kualitas pekerjaan mereka terbukti cukup baik, tentunya mereka selalu mendapat tender-tender yang besar, sehingga jam kerja mereka juga lebih panjang daripada perusahaan lain.

Seperti kali ini, perusahaan tempat Nisa bekerja sedang menangani sebuah proyek berskala nasional. Nisa sangat antusias untuk menyambut itu, meskipun ia hanya sebagaia karyawan training.

Setiap hari Nisa selalu berkutat dengan pensil, kertas dan komputer. Berangkat jam tujuh pagi dan masuk kerja jam setengah delapan pagi. Untuk jam istirahat makan siang sekitar jam dua belas kurang lima menit sampai jam satu siang. Sedang jam pulang kantor setengah empat sore.

Setiap hari aktivitas yang dilakukan selalu sama. Monoton, tetapi bagi Nisa selama itu menghasilkan uang, ia akan tetap berusaha untuk selalu enjoy. Baginya jam kerja selama delapan jam cukup membuatnya sibuk seharian, tapi tak menurunkan kualitas kerjanya.

Di sekitar kost Nisa ada empat orang yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Nisa. Ada Kak Edo, Erik, Regi, Ari, dan masih ada satu cewek yaitu Ita.

Dua orang yang berada di ruangan yang sama dengan Nisa hanya Kak Ari, dan Kak Regi. Kak Regi adalah senior Nisa, sedangkan Ari masih satu angkatan dengannya, dan status mereka sama-sama masih training.

Sebenarnya Ari kakak kelas Nisa sewaktu sekolah, tapi anehnya ia tak pernah ketemu saat sekolah dulu, dan baru kali ini mereka mengenal satu sama lain. Begitulah kehidupan, terkadang berada dalam satu sekolah ataupun lingkungan yang sama dalam beberapa tahun pun tidak membuat seseorang bisa bertemu.

Ada lagi Kak Reza yang satu kelas dan satu angkatan dengan kak Ari, dan lagi-lagi Nisa juga baru mengenal mereka saat di tempat kerja.

Beruntung atasan mereka sangat sayang dan perhatian terhadap para anak training. Selama itu pula, Nisa memiliki teman satu angkatan yang bernama Yogi. Dia juga sama dengan Nisa, sama-sama statusnya sebagai karyawan training.

Tapi Yogi tidak satu kost dengan Nisa.

Jadi semisal mereka pengen pergi malam atau jalan-jalan bareng, Yogi-lah yang akan nyamperin Nisa ke tempat kostnya.

Seperti malam itu, tadi di kantor Yogi udah janjian dengan Nisa untuk makan mie ayam di depan gang kantor yang katanya rasanya enak. Jam tujuh malam Yogi pun sudah sampai di kos Nisa.

Tut ... tut ... tut ....

"Hallo ...."

"Hei Gi, bentar lagi gue turun, tungguin di depan bentar ya."

"Oke Nis ...."

Setelah merasa pas dengan penampilannya, Nisa segera keluar kamar dan tak lupa mengunci pintu kostnya. Ia segera turun ke lantai satu untuk menemui Yogi.

"Sorry ya ... agak telat ... he he he ..." Sapa Nisa sedikit tak enak hati karena Nisa sudah telat lima menit.

"Santai aja Nis ... yuk cuzz lah!" ajak Yogi dengan gaya santainya.

Padahal di dalam hati Yogi masih terpana dengan kecantikan Nisa malam ini, tapi ia menyembunyikan perasaannya demi sebuah rasa persahabatan. Penampilan Nisa memang memukau. Hanya dengan berbalut kaos pink dan celana jins dan sedikit pulasan make up, Nisa sudah terlihat cantik.

Setelah itu, Nisa segera naik ke motor Yogi. Karena semua sudah siap, Yogi segera menekan gas motornya dan berangkatlah mereka ke tempat yang sudah direncanakan dengan menggunakan sebuah motor.

Sesampainya di tempat tujuan, ternyata sudah ramai. Terang saja ini kan "malming" alias malam minggu. Jadi sudah pasti banyak pasangan yang kencan. Akhirnya mereka memilih tempat duduk di luar.

Kalo orang yang nggak kenal mereka, pasti menganggap Nisa dan Yogi sedang pacaran. Padahal Nisa dan Yogi udah mempunyai pacar sendiri-sendiri, alias mereka menjalin hubungan LDR-an.

Mereka akrab karena sewaktu berangkat ke Kota X, Yogilah yang diberi tanggung jawab untuk menjaga Nisa. Karena memang di Kota X, Nisa nggak punya kerabat atau saudara, begitupula dengan Yogi.

"Sa ... minggu depan, 'kan ada tanggal merah double tuh, kamu mau ikut aku pulang nggak?"

"Eh iya ya ... hu um deh aku ikut, lagian disini nggak enak, kalau minggu pada mudik semua, lah gue disini kaya orang ilang ... he he he ...."

"Ok lah, kita naik bus kaya biasanya ya?"

"Asiappp kakak."

Seru Nisa sambil tersenyum, tapi tetep tangannya masih setia sama ponsel. Maklum meski malming mereka tetep chat sama pacar masing-masing meskipun nyatanya mereka jalan berdua.

Makanan pun datang dan mereka pun memasukkan ponselnya ke dalam saku dan segera makan mie ayam Jakarta yang sudah di depan mereka dengan lahap. Meskipun rasanya masih enak mie ayam dikampung mereka.

"Ngomong-ngomong masih enak mie ayam depan sekolah dulu ya, Nis."

"Ya jelas lah, rempah-rempahnya aja beda, ya rasanya pasti beda!"

"Berarti lidah mereka yang bilang mie disini enak itu lagi keseleo ya ... ha ha ha ..." Ucap Yogi dengan gelak tawa.

Mereka tertawa bersama, sepertinya mereka tidak sadar akan kehadiran teman kantor mereka yang sedang makan disitu juga. Tentu saja akan membuat gosip kedekatan mereka semakin menjadi ketika berada di kantor.

Selesai makan mereka berniat pulang, dan tak kemana mana. Karena memang niatnya mau cobain mie yang lagi hits dan enak, kata orang-orang lo. Tapi tidak dilidah mereka berdua.

Ahirnya pukul setengah sembilan, Nisa sudah berada di area kostnya. Saat mau masuk ke kamar dia sempat bertemu Ari dan kak Regi.

"Cie-cie yang baru pulang dari kencan!" Canda Ari pada Nisa yang kebetulan lewat depan kamarnya.

Sedangkan Kak Regi hanya senyum-senyum melihat Nisa. Dia memang pendiam nggak kaya Ari yang suka usil.

"Ha ha ha ... iya dari malmingan kak, Kak Ari nggak malmingan sama pacarnya nih?"

"Ha ha ha ... ya jelas uda lah, by online tapi."

"Oke kak, aku permisi dulu ya kakak-kakak."

Nisa segera masuk kamar dan tak lupa mengunci pintu. Sayangnya di kost Nisa, tidak ada kamar mandi dalam, jadi kalau mau ke kamar mandi, ya harus keluar kamar lebih dahulu.

Yang nggak enak tuh, kalau kebelet pipis malem-malem, soalnya depan kamar mandi tu katanya angker, apalagi pas tangga naik ke lantai lantai, banyak syaitonnya... ya auto ngiprit sekenceng-kencengnya lah, wkwkwkwk...

Jadilah acara malmingannya dilanjut dengan nonton televisi aja di kamar berukuran tiga kali tiga meter itu.

Di kamar Nisa sebenarnya nggak ada yang istimewa, hanya ada kasur lipat, lemari kecil, televisi dua puluh inchi, kipas angin, rak piring, magicom, udah deh itu aja.

Nggak ada yang istimewa kan? ya iyalah namanya lagi berjuang ya dinikmatin aja dulu, siapa tau ntar dapat rezeki dan bisa beli rumah ... Aamiin.

Malam pun semakin larut, rembulan sudah nangkring cantik diatas sana, meskipun di luar masih ramai dengan penghuni kost yang lain. Tapi tak membuat Nisa ingin bergabung dengannya.

Karena kebanyakan mereka masih suka ngobrol-ngobrol berjamaah, tapi Nisa 'ga pernah berniat buat ikutan nimbrung. Karena Nisa adalah orang yang introvert dan suka menyibukkan diri dengan dunianya sendiri.

...~ Bersambung ~...

...JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN LIKE, KOMEN, FAVORIT DAN GIFT, TERIMAKASIH BANYAK🙏...

BAB 3. ALL ABOUT FADHIL

Fadhil adalah pemuda berkulit putih dengan alis tebal, rambut sedikit bergelombang dengan belahan tengah. Untuk ukuran tubuhnya enggak tinggi juga enggak pendak, tingginya sekitar seratus enam puluh lima centimeter.

Karakternya sedikit pendiam, tidak banyak bicara apalagi dengan orang yang belum dikenal. Sedikit introvert, tapi disukai teman-temannya karena ia merupakan tempat curhat yang asyik.

Fadhil adalah lulusan otomotif, sebelumnya ia juga pernah mengikuti pendidikan pesantren selama tiga tahun. Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Tapi adiknya yang kedua meninggal saat bayi, sedangkan adiknya yang ketiga sekarang masih duduk di kelas dua Sekolah Menengah Pertama.

Fadhil sebenarnya tak boleh bekerja ke luar kota. Karena kedua orang tuanya tak ingin jauh dari anaknya. Perasaan bersalah selalu meliputi kedua orangtuanya, karena tanpa memikirkan keinginan Fadhil, mereka terpaksa memasukkan Fadhil ke pondok pesantren.

Tetapi disaat Fadhil masih ingin mendalami ilmu agama, kedua orangtuanya malah menyuruh Fadhil bekerja. Padahal ia ingin melanjutkan pendidikan agamanya di pesantren, tapi karena tidak memiliki biaya yang cukup, akhirnya Fadhil lebih memilih bekerja dan menjauh dari kedua orang tuanya untuk belajar mandiri.

Berbekal ijazahnya, Fadhil mengirim lamaran kerja di Kota X, dan ahirnya diterima. Fadhil berangkat sendiri ke Kota X. Bermodalkan uang yang sedikit ia mencoba peruntungannya. Beruntung, di tempat ia bekerja mempunyai sebuah asrama untuk pekerja dari luar kota seperti dirinya.

Kebetulan pula asrama Fadhil berdekatan dengan kost Yogi. Hingga akhirnya mereka berteman. Enaknya di dekat asrama Fadhil banyak sekali penjual makanan yang selalu terparkir rapi di depan asrama setiap sore sampai malam hari.

Mengakibatkan banyak pula anak rantau yang suka jajan makanan di situ. Pilihan menunya pun banyak ada bakso, nasi goreng, aneka penyetan, nasi campur, sate, aneka gorengan, mie ayam dan ada sebuah warung kopi.

Hampir setiap malam daerah situ selalu ramai, terang saja karena harganya pun cukup ramah kantong. Misalnya saja nih penyetan telur terong dan tempe plus es tehnya cukup membayar sepuluh ribu saja. Sedangkan untuk aneka gorengan harga perbijinya cukup lima ratus rupiah saja. Cukup ramah kantong, 'kan ya buat anak kost.

Karena kebetulan atau mungkin karena sering bertemu ahirnya Yogi dan Fadhil pun berteman. Fadhil anak yang pendiam dan introvert sama persis kayak Nisa.

Bedanya ia tak seceria Nisa si, tapi pembawaannya yang mengayomi, membuat Yogi bisa nyaman dengannya. Dengan menemukan sedikit persamaan dengan Nisa dan membuat mereka bisa berteman.

🍃Sore itu..

"Hei Fadhil, baru pulang ni?"

"Eh Yogi ... iya ni, baru aja sampai, tadi banyak yang service mobil, jadinya ya beginilah jam segini baru pulang!" Celetuknya.

"Oh ya udah kalau gitu, cepetan masuk sana, trus abis itu kita ngopi bareng guys."

"Sip."

Yogi hanya membalas senyum sembari membayar jajan gorengannya. Selesai membeli camilan ia pun kembali masuk ke area kostnya.

Maklum Yogi memang doyan ngemil, apalagi ngemil aneka jajan gorengan. Dia mah tipikal cowok yang suka gemil banget! Nggak kalah sama wanita.

Setelah Fadhil memasuki asrama, ia segera mengganti baju kerja lalu bersiap mandi, sehabis itu melaksanakan sholat maghrib. Sesuai janjinya ia pun mengirim pesan singkat pada Yogi, untuk persiapan ngopi bareng bersamanya.

Dret ...

Dret...

Dret...

"Gik, jadi ngopi nggak? Kalau iya sekalian, gue mau keluar sebentar cari makan abis itu kita ngopi di tempat biasa."

Pesan terkirim.

"Emm, oke deh! Nanti gue tunggu di sana 😎 "

Setelah meletakan ponsel di saku celananya, Fadhil segera bersiap untuk keluar dari kamar.

Ia bergegas menuruni tangga dan menuju gerbang, niatnya malam ini ia mau makan penyetan ayam saja. Rasanya itu bisa mengobati rasa rindunya akan citarasa masakan ibunya.

Setelah makan malam selesai, ia bergegas untuk menemui Yogi di tempat biasa.

Beberapa menit kemudian.

"Hai Bro, baru sampai? udah kenyang belum?" sapa Yogi dari tempat duduknya.

"Alhamdulillah udah, makanya gue kesini buat nyamperin elu."

"Gimana-gimana kerjaannya lancar kan?"

"Ya, begitulah, alhamdulillah lancar. Bersyukur banget punya bos kaya pak Reno, yang baik hati dan sabar buat ngajarin aku."

"Alhamdulillah kalo begitu, gue ikut seneng dengernya."

"Nah kalo kerjaan kamu gimana? lancar juga kan? enak banget kerjamu di ruangan AC makanya sekarang tambah putih aja," serunya sambil terkikik kecil.

"Ahai ... lu bisa aja, kalau kulit gue mah item manis, jadi meskipun di ruangan AC ya tetep aja kayak gini, ga kaya Nisa tu yang tambah manis aja dari hari ke hari, apalagi kalo dibanding elu ya jelas gue kalah jauh lah."

"Kalau kerjaan gue mah ya gitu deh, cuma Nisa dan Ari aja yang disukai pak Boss. Kayaknya mereka anak emas gitu, beda ama gue," tambahnya lagi.

"Oh... emang Nisa siapa si? bukannya sama kayak kamu masih anak training. Kok bisa beda gitu perlakuannya."

"Ya emang si, tapi Nisa dan Ari tu anaknya cepet adaptasi gitu dan yang jelas lebih rajin ketimbang aku..."

"Wkwkwkkwk... kan lu tau sendiri, aku mah banyak becandanya ketimbang kerja, dan kalo disuruh lembur ya gue ogah, beda lagi ama tu anak berdua."

"Ya kalo gitu ya nggak salah si, 'kan emang jelas penilaiannya."

"Ya begitulah, tapi gue mah nggak ambil pusing, yang penting kerja, kalau uda bosen ya pasti gue out."

"Kok gitu? kan perusahaan tempat lu kerja gajinya gede?"

"Ya emang gede si, tapi makanan sini nggak ada yang cocok ama lidah gue, gue masih nyaman ama kampung halaman gue yang asri. "

"Oh."

Fadhil hanya manggut-manggut saja meng-iya-kan perkataan Yogi barusan. Obrolan mereka terus berlanjut sampai malam. Sampai akhirnya pukul setengah sepuluh malam Fadhil ijin undur diri, karena udah capek dan pengen segera istirahat.

Ahirnya pertemuan kedua anak rantau tersebut berahir.

.

.

...Di dalam kamar Fadhil....

Fadhil memang tinggal di asrama, dan mayoritas penghuninya cowok semua. Jadi, ya, begitulah kehidupannya tak jauh beda saat seperti di pesantren. Cuma bedanya dulu ia sekamar dengan beberapa santri, kalo sekarang sekamar ya sendirian. Untungnya ada kamar mandi dalam. Enggak seperti kost Nisa.

Sesudah memasuki kamar, Fadhil segera ambil wudhu dan segera menunaikan ibadah sholat Isya' dan sesudahnya ia rebahan di kasurnya. Sambil menyalakan televisi dan sesekali mencari acara hiburan yang barangkali bisa menemani kesepiannya.

Begitulah Fadhil yang lebih banyak memilih menghabiskan waktu di dalam kamar, dan sesekali keluar kamar hanya untuk cari makan atau minum.

Kalo urusan mencuci atau membersihkan kamar, semua akan dilakukan Fadhil sendiri. Ia sudah terbiasa hidup mandiri saat masih di pesantren dulu. Jadi kehidupannya sekarang tak lebih jauh dari jaman dulu.

Di dalam kamar Fadhil juga cuma ada 1 tempat tidur, 1 almari, 1 kipas angin, 1 TV dan 1 tempat air minum ( galon AQua ), dan 1 alat pemanas air, yang bisa dipake buat mie instan atau kalo lagi pengen ngopi.

Soalnya di asrama Fadhil dilarang untuk masak, karena ditakutkan akan terjadi kebakaran.

.

.

...MAAF KALAU MASIH CERITANYA MASIH ACAK ADUL 🙏...

...MAAFIN OTHOR YA, MASIH BELAJAR NULIS SOALNYA 🙈...

.

.

...~ Bersambung ~...

...JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN LIKE, KOMEN, FAVORIT DAN GIFT, TERIMAKASIH BANYAK🙏...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!