Selama ini identik dengan pria yang melamar wanita. Namun ini sebaliknya. Ashimah setiap bertemu dengan pria yang bernama Dikau ia akan selalu meminta pria itu untuk menikahinya. Semua itu berawal karena Dikau yang pernah menciumnya, pria itu mencuri ciuman pertamanya tapi pria itu seolah-olah bersikap biasa dan memberi alasan jika ia tidak sengaja melakukannya. Tapi Ashimah bertekad menjadikan Dikau menjadi suaminya. Ia meyakini jika pria itu memiliki Akhlaq yang indah walau pria itu tidak pernah menyadarinya. Karena terbukti pria itu selalu menolongnya diam-diam.
Dikaulah suami terbaik.
****
Waktu itu aku pergi ke mall. Awalnya semua baik-baik saja. Hingga aku bertemu dengan pria yang kata nya ingin menikahiku. Pria yang mengatakan ingin ta'aruf, katanya tak kenal maka tak sayang. Namun semua pandangan itu berubah. Benar adanya di postingan Instagram, berhati-hatilah dengan Ikhwan (Pria) zaman sekarang yang suka PHP (Pemberi Harapan palsu) dan suka tebar pesona.
Pria itu sekarang sedang jalan berduaan dengan wanita lain. Aku mengeram marah, seharusnya aku tidak percaya dengan kata-kata pria itu. Aku menghampiri mereka yang sedang bermesraan. Aku menampar pria itu.
"Dasar Kau berengsek!" Umpat ku marah pada pria brengsek tersebut l.
Pria bernama Ray itu menatapku kaget. Sudah kutebak dia pasti kelagapan melihatku bisa disini.
"Ashimah, ini tidak seperti yang kamu lihat. Dia cuma teman." Ujar Ray mencoba mengelak, aku menatapnya tidak percaya. Tiba-tiba terdengar satu tamparan lagi. Aku menoleh menatap wanita yang di samping Ray bingung.
"Kak Ray jahat, bukannya kakak mau ngajak aku nikah." Gadis itu ikut bicara. Aku jadi jijik dengan Ray, bisa-bisanya dia menjanjikan pernikahan ke semua wanita.
"Sekarang jangan hubungi aku lagi." Aku berbalik tepat saat itu aku merasa tubuhku di peluk seseorang dan pria itu mencium bibirku bahkan melumatnya sekilas. Aku terpaku, jantungku rasa nya seperti ingin copot.
Ketika ciuman itu terlepas aku melihat wajah pria yang menciumku tanpa alasan itu. Sungguh nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan. Pria itu begitu tampan, dan mempesona. Aku sampai tidak bisa berkata-kata menerima ciumannya. Aku hanya diam memandangi pria itu. Apakah ini nama nya cinta pada pandangan pertama?
"Maaf," ujar pria itu dengan nada dingin sekeras es. Aku tersadar dari lamunanku ketika pria itu pergi meninggalkanku. Aku bahkan sudah lupa dengan permasalahan ku dengan Ray karena pada awal nya aku memang tidak tertarik pada pria itu. Dulu aku hanya mengikuti naluri yang mengatakan jika ada pria yang melamarnya maka kita tidak boleh menolaknya! Sekarang aku mempelajari satu hal bahwa semua harus dipikirkan baik-baik.
Aku memukul kepalaku, dan merutuki kebodohanku. Sialan! Seharusnya aku meminta pria itu bertanggung jawab, pria itu telah mencuri ciuman pertamanku. Ciuman yang seharusnya aku berikan pada suaminku. Tapi pria itu merenggut nya dan pergi berlalu seakan-akan itu tidak ada artinya.
Aku berbalik ingin mengejarnya tapi aku tidak menemukan jejaknya. Aku kesal karena dia menghilang padahal aku belum mengenalnya.
Aku berkacak pinggang sambil bergumam
"Kau siapapun itu, aku pastikan kamu akan menjadi suamiku! Salahkan dirimu yang telah mencuri ciumanku dan terlahir tampan." Tekad Ashimah kepada Pria yang telah mencuri ciuman pertamanya.
Ashimah dan teman-temannya makan di kantin kampus. Seperti biasa gerombolan mereka menjadi paling berisik disana. Karena hobi mereka yang menggosip.
"Itu bukannya Mas Dikau." Ujar salah satu temannya.
"Mas Dikau tambah ganteng ya. Pantes aja jadi duta jurusan."
"Tapi dia jadi dingin banget, semenjak putus sama Febri. Padahal dulu dia ramah banget,"
"Kok bisa?"
Awalnya Ashimah tidak mempedulikan itu ia masih fokus dengan nasi gorengnya. Tapi ketika Irma temannya memaksanya untuk menatap pria itu, mau tak mau Ashimah mengalah.
Ashimah terpaku melihat sosok itu. Sosok pria yang selama ini dicarinya. Ternyata pria itu satu kampus dan jurusan dengan dia. Astaga kenapa dia baru menyadarinya. Kemana saja dia selama ini.
"Dengar-dengar Mas Dikau Deket sama Febri anak jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi sayang cintanya bertepuk sebelah tangan. Febri udah nikah ama Pak Arkan. Dosen paling ganteng di kampus." Aisyah dengan menggebu-gebu menceritakan informasi yang ia dapat. Ashimah meringis mendengar itu, jadi pria itu sedang patah hati. Tapi ia sudah bersumpah pada dirinya sendiri untuk meminta pertanggungjawaban pria itu. Jadi ia tidak boleh menyia-nyiakan waktunya saat ini.
"Mungkin dia jadi kaku begitu karena ditinggal Rabi (nikah)."
Ashimah berdiri tiba-tiba, hal itu membuat semua temannya menatapnya. Memandang Ashimah bingung.
"Aci, kamu mau kemana?" Ujar temannya dengan menyebut nama kecilnya.
Ashimah menunjuk ke arah meja Dikau.
"Aku ingin meminta pertanggungjawaban"
"Apa?"
"Aci kamu jangan gilalah. Nanti kamu di cuekin baru tau rasa. Mas Dikau lagi patah hati."
Ashimah tidak mempedulikan ucapan Zila. Ia tetap melangkah ke arah Dikau. Pria itu dari jauh saja terlihat mempesona. Ashimah berdebar ada sedikit keraguan untuk menghampiri pria itu.
"Pergi,"
"Tidak,"
"Pergi,"
"Tidak," kok tidak sih batin Ashimah bergumam.
"Pergi," ucap Ashimah sekali lagi.
Sekarang ia berdiri di depan Dikau. Pria itu sedang memakan baksonya tanpa menghiraukan sekitar. Aura dingin pria itu benar-benar terasa disekitar tubuhnya. Pria itu hanya menatapnya sebentar tapi memberikan efek berlebihan uuntuknya.
Ketika Ashimah menonton drama korea. Banyak sekali drama yang selalu menceritakan bahwa si wanita akan bertemu seorang lelaki yang menatapnya dengan tajam dan penuh kepemilikan, lelaki yang memberi efek lemah pada lutut, perut yang berputar seperti dikelilingi kupu-kupu dan memicu sisi feminimitas si wanita.
Selama 20 tahun hidup, Ashimah selalu berpikir lelaki itu hanya ada dalam drama. Hari ini Ashimah bertemu dengan lelaki dalam drama itu. Dia datang dan menciumnya tiba-tiba. Dan merubah hidupnya dalam sekejap. Dia adalah Dikau Prasetya. Pria yang akan ia taklukan hatinya. Tak peduli sekeras apapun hatinya.
"Assalamu'alaikum," ujar Ashimah dengan nada imut.
"Waalaikumsalam," pria itu mengangkat wajahnya mendengar suara yang menarik perhatiannya. Dikau tidak mengenal gadis di hadapannya. Tapi wajahnya terasa tak asing. Ada keperluan apa gadis ini dengannya? Kenapa gadis itu menghampirinya? Batin Dikau bertanya-tanya namun dia masih bisa menyembunyikan rasa keingintahuannya.
"Ada apa?" Dikau melanjutkan makannya lagi.
"Kamu harus tanggung jawab."
Dikau hanya menaikkan alisnya, menatap wanita ini dengan tatapan bingung. Dikau merasa ia tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Bahkan ia tidak pernah melanggar lampu lalu lintas ataupun menghamili gadis itu. Dikau terkekeh dengan pikirannya yang semakin ngelantur. Jadi disini apa yang harus ia pertanggung jawabkan.
"Waktu itu kamu mencuri ciuman pertamaku di mall." Teriak Ashimah menarik perhatian banyak orang. Banyak yang memandangnya tidak percaya, ada yang berteriak sampai berbisik-bisik, bahkan menyebutnya orang gila. Ashimah tidak peduli dengan orang-orang itu. Baginya saat ini hanya ada dia dan Dikau yang lain cuma ngontrak. Kan ini ceritanya, dia peran utamanya.
"Saya tidak sengaja." Ujar Dikau ketika dia mengingat kilasan yang terjadi padanya kemarin.
"Pokoknya kamu harus tanggung jawab!"
"Maaf," ujar Dikau kemudian pria itu pergi tanpa melanjutkan makannya. Ia sedang tidak ingin berhadapan dengan wanita manapun. Ia sedang ingin sendiri. Gadis ini menghancurkan moodnya.
Ashimah kesal, ia mengikuti Dikau yang pergi. Enak saja pria itu hanya mengucapkan maaf. Bukan pertanggungjawaban seperti itu yang ia inginkan. Ashimah menarik belakang kemeja pria itu, membuat langkah Dikau berhenti.
Dikau melepas tarikan itu. Ia berdiri di hadapan wanita yang tidak ia ketahui namanya itu.
"Apa yang kamu inginkan?" Dikau melangkah mendekat ke arah Ashimah. Ashimah terdiam ia menelan ludah gugup ketika pria itu menghimpitnya. Jadi rasanya seperti ini, jika ia menonton drama Korea pasti akan ada adegan dimana tokoh pria akan memperpendek jarak dengan tokoh wanita dan memberikan sensasi efek yang mendebarkan. Membuat wanita itu gugup dan tak sanggup bicara.
"Bukannya saya sudah meminta maaf." Dikau membela dirinya. Ia menatap tajam gadis itu. Gadis itu nampak seperti kucing yang ketakutan padahal tadi dia bersikap ganas seperti singa. Dikau terkekeh menyadari kemana perginya keberanian gadis itu tadi.
"Bukan itu yang aku inginkan." Entah dari mana kekuatan itu muncul Ashimah menantang Dikau.
"Aku ingin kita menikah." Dikau tersenyum mendengar itu. Sepertinya gadis ini benar-benar tergila-gila padanya. Dikau hanya menggelengkan kepalanya, ini kali pertama Dikau bertemu dengan gadis unik seperti itu. Gadis yang berani memalukan dirinya sendiri untuk menikah dengannya. Hanya karena ciuman gadis itu minta untuk dinikahi. Itu hanyalah sebuah ciuman yang tidak disengaja minus ******* bibir lembut gadis itu, Dikau sepenuhnya sadar waktu itu. Awalnya ia ingin meminta maaf tapi karena gadis itu terdiam seperti patung bahkan dipanggil tidak sadar. Ia memutuskan untuk pergi.
"Saya sedang tidak ingin menikah. Lebih baik kamu fokus saja kuliah. Lagi pula itu cuma sebuah ciuman belum sampai ke tahap serius seperti menghamili kamu. Apa kamu mau saya hamili?" Ujar Dikau. Ashimah menatap Dikau marah, enak saja dia pikir ciuman bukanlah hal yang berharga. Mana ada wanita yang ingin dilecehkan. Dan ucapan terakhir dikau benar-benar membuat pipinya merah karena malu, Dikau berucap tanpa disaring terlebih dahulu. Tapi Ashimah menahannya ia harus tegar.
"Ashimah, namaku Ashimah Kyla." Dikau membalikkan badannya tidak peduli. Tapi di dalam hatinya ia mengeja nama itu tanpa sadar.
"Dengarkan ini,"
"Aku Ashimah dan kamu Dikau Tondo Prasetya akan jadi suamiku." Ujar Ashimah dengan penuh percaya diri. Tidak mempedulikan sekitar yang menatapnya aneh, bahkan teman-temannya menunduk malu. Mereka seperti siap untuk menggempur Ashimah sehabis ini karena telah mempermalukan mereka. Rasanya mau ditaruh mana muka mereka saat ini. Ashimah teman mereka ternyata diam-diam memiliki ketidaknormalan.
"Kalau kamu pikir ciuman itu adalah hal biasa. Bahkan kamu hanya mengatakan maaf untuk kesalahan kamu. Kamu salah! Ciuman itu adalah harta paling berharga bagi seorang wanita. Tidak ada wanita yang ingin dilecehkan. Aku menuntut karena aku ingin kamu mempertanggung jawabkan apa yang kamu ambil." Ashimah menghembuskan napas melanjutkan kalimatnya.
"Jadilah pria yang bertanggung jawab karena telah mengambil suatu hal yang berharga dari seorang wanita. Bukan menjadi lelaki pengecut yang hanya bisa berkata maaf." Dikau terdiam sudut bibirnya terangkat sedikit, kemudian ia melangkah meninggalkan gadis itu sendirian yang sedang menahan malu karena tidak di hiraukan Dikau.
"Dasar Pria arogan!" Teriak Ashimah kepada Dikau. Tentu saja pria itu mengabaikan. Dalam hati Dikau terkekeh karena merasa terhibur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!