Brakkkk.
"Aaaaaaaaa_____!" Pekik seorang Gadis muda yang tengah membawa beberapa kertas di tangannya.
Ya dialah Refa Andriana, seorang Gadis cantik berusia 23 tahun, yang sedang mendapatkan hukuman karena sering menghambur-hamburkan uang demi belanja Online. Karena hobinya yang tak biasa itu, Refa tak di beri uang jajan selama tiga bulan, hal ini sontak saja membuat Refa terpaksa mencari pekerjaan kerja, demi memenuhi hasrat belanjanya yang luar biasa.
"Turun woy!" Seru Refa seraya menepuk-nepuk kaca Mobil seseorang yang hampir saja menabraknya.
Turunlah Lelaki muda yang tampan dan rupawan cakep ganteng mempesona semua ada pada dirinya. Ya dialah Rafa Aditama Pria muda dengan semua ketampan dan kekayaan yang sudah melekat pada dirinya sejak, Rafa terlahir ke dunia.
"Ihhh. Apaan sih." Cetus Rafa dengan nada kesalnya saat turun dari Mobil mewah miliknya.
Refa menatap kesal, Pria muda yang kini berdiri dihadapannya.
"Woy. Memang anda kira, cuma anda saja yang punya mobil mewah!" Teriak Refa menggema dengan menunjuk wajah Rada karena kekesalannya yang amat luar biasa.
Rafa tersenyum penuh makna, menunjukan wajah sombong dan songongnya. Hal itu sontak saja membuat Refa semakin kesal.
"Dasar gila!" Umpat Refa.
"Astaga, kamu, mengumpati saya?"
"Iya." jawab Refa sarkas.
"Dasar cewek gila!" Rada kembali mengumpat.
"Kamu sinting, gak penting, enak saja bilang saya gila. Apa anda tak sadar, kalau anda baru saja hampir membunuh saya," celoteh Refa dengan nada tinggi.
Rada tak menjawab ucapan Refa, ia justru terlihat tengah memasukan tangan kedalam saku celana.
"Saya tidak perlu uang anda, yang saya butuhkan, anda meminta maaf kepada saya!" Seru Refa spontan karena melihat Rafa seperti tengah mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.
"Hiiiih. Kepedean banget sih anda, kamu kira saya akan memberi uang padamu. Hah?"
"Lah itu," Refa menunjuk tangan Rafa yang masih membenam di dalam saku celana.
"Saya mau ambil ini," Rafa menunjukan benda pipih di tangannya. "Kepedean banget kamu ya, siapa juga yang mau mengeluarkan uang untuk gadis kusut sepertimu.
CK "Sialan." Refa menginjak kaki Rafa dengan sekuat tenaga.
"Awww....!" Teriak Rafa menggema saat Refa menginjak sepatu mahal miliknya.
"Hey. Hentikan, kamu tau, sepatu saya ini mahal harganya?"
"Bodo amat."
Refa justru semakin gila, bukan hanya menginjak sepatu mahal, Rafa, dirinya juga menarik Jas hitam Rafa hingga pria muda itu tersungkur ketanah.
"Cewek gila!" Umpat Rafa lagi, seraya mengerutkan wajah.
Melihat ekspresi wajah Rafa yang tak biasa membuat Gadis itu tertawa sejadi-jadinya, dan Rafa pun semakin kesal karena sikap Refa tersebut.
"Awas kamu ya, cewek gila,"
"Bodo amat!" Cetus Refa lagi, ia pun segera berlalu dari hadapan Rafa.
Sementara Rafa hanya menatap kesal, langkah gadis itu yang semakin hilang dari pandangan.
"Tuhan. Jangan sampai wanita seperti dia yang akan menjadi jodohku," gumam Rafa dalam hati mungilnya
________________
Jam menunjukan pukul 09.00 pagi, harusnya Rafa sudah berada di Kantor, kalau sampai sang Papi tau, dirinya tak disiplin dalam bekerja, habislah dia.
Rafa melajukan mobilnya dengan kecepatan tak biasa. Tanpa rasa takut bahwa bahaya bisa saja menghampiri.
Ssssttt. Rafa menghentikan mobil mewah tepat di halaman Kantor miliknya.
1 Menit, 2 Menit, 3 Menit.
Rafa menunggu dua penjaga Kantor agar membuka pintu mobilnya, namun harapan Rafa sia-sia, si dua Satpam itu sedang asik dengan benda pipih yang kini ada dalam genggaman.
Dengan pelan dan sangat pelan, Rafa turun dari mobil. Rafa sengaja turun tanpa suara, agar bisa mengejutkan kedua penjaga kantor tersebut.
"Asik nih?" tanya Rafa mencoba menahan amarah.
"Iya. Nanggung lagi seru," jawab keduanya tanpa sadar bahwa yang bertanya adalah Bos mereka.
"Memang lagi pada ngapain, sih? asik banget kayaknya?" dengan santainya Rafa kembali bertanya.
"Iya. Lagi main Game Online, mumpung Bos muda belum datang," jawab sang penjaga dengan nada polos.
"Ohhh. Gitu! Memang kenapa, kalau sampai Bos kalian tau?"
"Bahaya, bisa-bisa gaji kami di potong setengah," jelasnya lagi.
Rafa masih coba menahan emosinya. "Memang Bos kalian sekejam itu, kah?"
"Sangat tega, dia bagai Domba berbulu Serigala, padahal dia Kucing, belum ada bulunya lagi," cetus salah satu penjaga lagi bahkan kali ini di iringi tawa renyah.
"BAGUSS___!" Rafa meninggikan nada bicaranya.
"Astaga___!" Seru keduanya. "Pak Rafa." Tambah mereka yang terkejut luar bisa, karena mereka baru sadar bahwa yang berbicara m sedari tadi adalah, Rafa anak Bos besar yang akan mewarisi kantor ini.
Mata kedua Satpam itu, terbelalak tak percaya, dengan rasa takut dan debaran yang tak biasa dalam hati. Keduanya sangat takut Rafa akan memecat mereka.
"Kalian bicara apa tadi? saya akan memotong gaji kalian setengah, kan? Baiklah, akan saya pastikan bulan ini kalian tak akan gajian." Ucap Rafa tegas membuat kedua Satpam itu ketakutan.
Keduanya tak mampu lagi berbicara, rasa kesal kepada Rafa tentu saja sangat memenuhi benak mereka. Namun apa daya, jangankan membantah ucapan, menatap wajah Bosnya saja, mereka tak mampu melakukanya.
Rafa melenggang dari hadapan keduanya, seraya memainkan benda pipih di tangannya.
"Siang, Pak Rafa?" sapa para Karyawan Kantor dengan sangat ramah.
"Kalian menghina saya?" tanya Rafa dengan nada kesal. "Ini masih pagi, baru jam 10.00 tapi kalian bilang sudah siang. Apa kalian sedang menyinggungku?"
"Ti-tidak, Pak!"
"Hihhh, dasar kalian semua menyebalkan!" lagi-lagi Rafa mengumpat.
Pria tampan nan rupawan itu melangkah tanpa ragu. Namun tiba-tiba Rafa menghentikan langkah kakinya, saat mendapati suasana kantor sedikit berubah.
"Kenapa warnanya, berubah kuning?" Rafa bertanya karena tembok kantor yang tadinya berwarna putih kini menjadi warna kuning.
"Maaf, Pak Rafa. Ini atas perintah, Mami, anda, agar merubah suasana kantor, agar terlihat berbeda, Beliau memintaku untuk memilih warna kuning," jelas salah satu Karyawan.
"Ih si, Mami ada-ada saja!" Guman Rafa dalam hati.
"Kalau mau protes, jangan ke mereka, marah sana ke Mamimu itu, kalau berani," Seru Rafi seseorang yang memang sudah menjadi kepercayaan kedua orang tua, Rafa.
"Wah, wah, berani sekali kamu bicara begitu pada bosmu!"
"Lah, memang apa yang perlu saya takutkan darimu?" Rafi melangkahkan kakinya mendekati, Rafa. "Dasar Anak Mami," bisiknya tepat di telinga Bosnya.
"RAFI___!" Teriak Rafa dengan sangat kesal.
Rafa mengepalkan tangan, siap menghajar wajah Rafi, seseorang yang berani membuat kesal luar biasa
Kring
Kring
Kring
Namun tiba-tiba, Ponsel Rafa berdering, dengan sigap Rafa menatap layar ponselnya, tertera nama Sang Mami di sana, seketika saja wajah Rafa menjadi semakin memerah, dan tanpa basa-basi Rafa langsung panggilan telepon tersebut.
"Hay, Mi, ada apa?"
"Sayang, Mami sudah antarkan makan siang untukmu, melalui Bayu, kamu jangan jajan sembarangan ya!" Seru sang Mami dengan nada lembut nan melambai bagai niur yang tertiup angin di pantai wkwkwkwk.
Rafa menautkan kedua alisnya, seraya menghentakkan kaki ke lantai kantor berkali-kali.
"Ihhh. Mami, apaan sih? aku sudah dewasa, Mi, aku bisa cari makan di sekitar sini.
"No, no, no!" Tidak ada jajan atau makan sembarangan, semua makananmu harus bersih dan terpantau. Paham?"
"Tapi, Mi!
"Rafa. Apa kau mau membantah Mami?"
"Tidak, Mi, baiklah, aku akan dengarkan apapun yang Mami katakan."
"Bagus. Begitu dong Anak tampan dan kesayangan, Mami. Love you!" Sang Mami mematikan sambungan Ponselnya
Melihat hal itu membuat Rafi tak mampu menahan tawa, dirinya tertawa sejadi-jadinya. Hingga membuat Rafa semakin kesal saja.
"Dasar Anak Mami!" ledek Rafi lagi dan di iringi tawa kecil dari beberapa Karyawan yang melihatnya.
Rafa yang kesal semakin mengerutkan wajah tampan dan rupawan badai membahana, hingga wajah tampannya berubah memerah bagaikan udang rebus.
____________
Dengan raut wajah kesal Rafa masuk ke dalam ruang kerjanya, sementara Rafi tersenyum geli melihat raut wajah Rafa yang tak biasa.
Tok
Tok
Tok
"Permisi, Pak Rafa, ini beberapa berkas yang anda minta dan di sini juga ada beberapa formulir Nama-nama yang akan menjadi calon Sekretaris anda. Dan ini formulir yang paling di rekomendasikan oleh, Tuan besar," Karyawan itu menyodorkan berkas-berkas yang ada di tangannya kepada Rafa.
Rafa menautkan kedua alisnya, seraya mengambil salah satu formulir yang di Rekomendasikan oleh, sang Papi, dan seketika saja Rafa mengigit bibir merahnya, saat menatap foto ukuran 2x3 yang kini berada di tangannya.
"Astaga! Bukankah ini cewek gila yang tadi pagi mencaci makiku," lidah rafa kelu, namun sorot matanya semakin tajam membaca formulir yang kini berada di tangannya. "Kapan dia akan menemuiku?" tanya Rafa lagi.
"Sebentar lagi dia akan datang, menurut informasi, dia akan datang bersama Nyonya besar," jelas Karyawan tersebut.
"Haah! Dia akan datang bersama, Mami?"
"Benar, Pak."
"Astaga," Rafa menepuk jidatnya. "Seistimewa apa sih, dia. Sampai Mami yang harus mengantarnya, kemari" gumam Rafa dalam hati. "Keluarlah!" Seru Rafa kepada Karyawan yang masih mematung di hadapannya.
Siang pun tiba, Rafa menunggu siang dengan rasa kesal yang amat luar biasa, ada beberapa pertanyaan kini membenam dalam pikirannya. Sungguh Rafa merasa curiga, ada yang telah di rencanakan oleh Kedua Orang Tuanya.
Tag
Tag
Tag
Seseorang masuk keruang kerjanya tanpa permisi dan basa basi, bahkan Rafa pun di buat terkejut dengan hadirnya seseorang yang berdiri di hadapannya kini.
🎀MOHON DUKUNGANYA KAWAN🎀
🌱Selamat Membaca🌱
Rafa menarik nafas panjang lalu membuang dengan kasar. Sebenarnya bukan hanya Rafa yang terkejut luar biasa tapi seseorang yang kini ada di hadapanya. Gadis itu menatap tajam tak percaya, Laki-laki yang kini ada di hadapanya adalah orang yang hampir saja menabrak dirinya.
"Kau__!" Ucap Refa matanya melotot ke arah Rafa.
Rafa hanya tersenyum tipis, dirinya tak seterkejut Refa. Karna Rafa sudah membaca profil Refa sebelumnya.
"Ada hubungan apa antara kau dan Mami?" Rafa meninggikan nada bicaranya.
"Ohh. Jadi Beliau, Mamimu." Refa tersenyum sinis, membuat Rafa menatap nanar ke arahanya.
"Jelaskan! Ada hubungan apa antara kau dan Mami, kau kesini bersamanya, Kan?" Rafa penasaran.
"Iya, tapi Mamimu langsung pergi, tak tau entah kemana. Bukan aku yang kenal Beliau tapi Mamimu dan Mamaku Bersahabat.
"Bersahabat?"
"Iya." Jawab Refa singkat.
"Dan Sahabat Mami punya anak, cewek gila sepertimu! Tak bisa di percaya," cetus Rafa.
Ucapan Rafa membuat Refa memasamkan wajah cantiknya.
.
.
.
Ceklek
Tiba-tiba, seseorang masuk ke Ruang kerja Rafa, dengan setelan kemeja putih dan jas hitam membalut tubuhnya, walau sudah tampak tua Lelaki itu masih terlihat tampan dan mempesona.
"Papi!" Rafa mendekati si Papi lalu mencium punggung tanganya.
Refa tersenyum geli. "Lelaki songong seperti dia bisa sopan juga ternyata." Batin Refa.
"Ehh. Ada anak perawan orang di sini," sapa si Papi.
"Siang, Om." Sapa Refa dengan senyum terpaksa.
"Papi, kenal dia?" tanya Rafa.
"Papi, baru kali ini melihatnya. Dia anak sahabat Papi dan Mami namanya Refa," bisik sang Papi di telinga Rafa. "Cantik, ya?" tambah sang papi menggoda Anaknya.
"Apaan sih, Pi? gak jelas banget," cetus Rafa kesal.
"Jangan sampai kau tak menerima dia, karna jika sampai itu terjadi, kau akan berhadapan dengan, Mami."
"Astaga. Papi mengancamku?" Rafa semakin kesal dan semakin heran, kenapa kedua orang tuanya melihat gadis gila menurutnya secara istimewa.
"Papi bukan mengancam. Tapi ini permintaan, Mamimu,"
"Huuuuuf.." Rafa menghela nafas panjang, kini tatapanya mengarah kepada Refa, Gadis yang entah mendengar atau tidak percakanpan antara dirinya dan sang Ayah.
Ting
Sebuah pesan singkat masuk ke No WhatsApp si Papi Rafa.
("Yank. Jemput dong! Aku lagi kena sial nih, Mobil Mami pecah Ban)." Isi pesan singkat yang tak lain dari Sang Istri.(Mami si Rafa).
"Siapa, pi?"
"Mami, mu!" Jawab sang Papi singkat seraya melangkahkan kakinya meninggalkan ruang kerja Rafa.
Hingga kini tinggalah, Rafa dan Refa berada di ruangan tersebut.
"Apa lihat-lihat!" Cetus Rafa membuat Refa mengerutkan dahinya.
"Apaan sih."
"Mau apa kau kesini?"
"Lah. Aku kesini mau melamar kerja, dan Mamimu yang tak lain sahabat Mamaku, menyuruhku bekerja di sini, dan aku tak tau jika kau yang akan jadi, Bosku!" Jelas Refa masih dengan raut wajah masamnya.
"Aku tak akan menerima__!" Namun ucapan Rafa seketika saja terhenti saat dirinya mengingat ucapan si papi. "Huuuuuh!" Desahnya kesal.
Refa tersenyum penuh makana, dia tau bahwa Rafa tak akan bisa untuk tak menerima dirinya.
Bruuuk.
Refa menjatuhkan tubuh langsingnya di sofa empuk yang ada di ruang kerja Rafa.
"ACnya dong. Tolong di full_in! Soalnya kurang dingin," seru Refa.
"Astaga. Siapa anda? enak sekali main nyuruh-nyuruh, saya." Omel Rafa.
"Ohh. Maaf-maaf! Saya lupa, kalau ini bukan di kantor papaku dan maaf juga ya. Saya sudah terbiasa manja, apa-apa saya memang suka suruh-suruh," cetus Refa yang membuat bola mata Rafa seakan keluar karna terlalu tajam menatap wajah Refa.
Melihat tatapan Rafa yang menyeramkan, Refa segera beranjak dari tempatnya, tanpa basa-basi langsung keluar dari Ruang kerja Rafa. Hal itu sontak saja membuat Rafa tersenyum lega.
"Akhirnya. Keluar juga dia." Ucap Rafa seraya mengelus dadanya dan mengulas senyum tipis di wajah tampanya.
🎀 🎀 🎀
Hari itu pun berlalu begitu saja, Rafa dan Refa tak lagi pernah berjumpa, hingga suatu ketika sang Mami bertanya keadaan Refa, karna yang dia tau, bahwa Refa bekerja di Kantor milik Rafa.
Rafa bingung bukan main, terlebih lagi ketika sang Mami, mengatakah bahwa dia ingin bertemu dengan, Refa. Hal itu tentu saja membuat Rafa salah tingkah dan bingung di buatnya.
"Sudah, Papi bilang. Jangan coba-coba tak menerima, Refa." Bisik si Papi di telinga Rafa.
Rafa yang mendengar bisikan sang Papi hanya mampu terdiam seraya menggaruk-garuk kepalanya. Rafa tak menyangka bahwa si Papi tau dirinya tak menerima, Refa bekerja di kantornya.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Rafa membalas bisikan si Papi.
"Nanti, Papi akan memberi tahumu. Alamat rumah si Refa itu," bisik si Papi lagi.
Sang Mami yang sedari tadi memang memperhatikan sikap tak biasa dari Anak dan Suaminya, merasa sedikit curiga. Karna rasa curiganya yang membahana, si Mami mengatakan kepada Rafa. Bahwa siang nanti dia akan ke kantor untuk menemui Refa.
Ucapan sang Mami membuat Rafa berada di puncak kegalaunya. "Astaga. Kalau sampai Mami tau, aku tak menerima dia, bisa-bisa terjadi perang Dunia ketiga nih, kayaknya," gumam Rafa.
Tanpa fikir panjang Rafa segera pergi meninggalkan Rumah, bahkan karna terlalu terburu-buru membuat Rafa melupakan sesuatu.
.
.
"Kenapa Rafa belum meminum obatnya," batin sang Mami yang mendapatan beberapa butir obat yang sudah di siapkanya tapi tak di minum oleh Anaknya.
🤔🤔🤔🤔🤔
___________
Di lain tempat Rafa melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tak biasa. Dirinya menuju sebuah Alamat yang di beri tau sang Papi.
.
.
Chiiit
Rafa menghentikan laju mobilnya di sebuah rumah mewah, berlantai dua dengan warna cat Hijau dan Kuning yang membut pemandangan rumah tersebut terlihat dingin dan begitu indah. Nampak jejeran mobil-mobil mahal terparkir di halaman Rumah mewah nan megah.
"Apa ini benar-benar rumah dia?" batin Rafa.
Benar saja, tak selang beberapa lama keluarlah Refa dan masuk ke dalam mobil mewah berwarna merah. Tanpa fikir pajang Rafa segera mengikuti kemana Refa pergi.
.
.
Turunlah Refa di salah satu pusat perbelanjaan, Gadis cantik tersebut tersenyum sumringah saat membaca tulisan besar yang tertera di pintu utama.
(PROMO! BELI APA SAJA DISCON 50 PERSEN)
pemberitahuan itu terpampang nyata, dan hal itulah yang membuat Refa nampak bahagia, jiwa belanja pada dirinya benar-benar menggelora.
Langkah kaki Refa dengan licah membawa tubuhnya bolak-balik memilih barang-barang yang di inginkanya. Bola Matanya menatap kesana-sini mencari barang yang sesuai seleranya. Bahkan karna jiwa belanja yang membahana membuat Refa tak sadar telah banyak memilih barang-barang mewah. Yang lebih mengherankan bahwa Refa memasukan celana dalam Pria kedalam list belanjanya.
"Mumpung murah. Lumayan buat kado Ulang Tahun, Papa." senyum Refa bahagia di iringi tawa kecil dari bibir merahnya.
Rafa yang sedari tadi memang mengikuti Refa, hanya menggelengkan kepala melihat tingkah konyol Wanita muda yang kini sedang di perhatikanya.
"Cewek aneh," batin Rafa.
Refa segera menuju meja Kasir untuk membayar semua barang yang telah di belinya. Namun di luar dugaan Refa. Barang yang dia pilih melebihi kapasitas uang yang kini di milikanya.
"Berapa, Mbak?" tanya Refa ramah.
"SATU JUTA SEMBILAN RATUS SEMBILAN PULUH SEMBILAN RUPIAH!" Jawab si Mbak-mbak Kasir.
"Ahh. Masa sih, Mbak? coba hitung lagi! Bukankah masih Discon 50 persen ya?"
"Iya, Mbak, tapi belanja Mbak ini banyak sekali, coba anda kurangi saja sesuai dengan uang yang ada di tangan anda!" Seru si mbak kasir di iringi senyum sejuta makna.
Refa pun mengambil celana dalam Pria yang masuk list belanjanya. "Mbak kalau di kurangi ini, kira-kira tinggal berapa, ya?" tanya Refa dengan menunjukan barang yang kini ada di tanganya.
Si mbak kasir hanya menggaruk-garuk kepalanya, iya melihat jelas raut wajah tak rela Refa bila harus mengurangi barang-barang yang telah di pilihnya.
"Biar saya saja, Mbak, yang bayar. Total semuanya berapa?" ucap Rafa tiba-tiba membuat Refa cukup terkejut melihatnya.
"Hampir Dua Juta, Mas."
Rafa pun mengeluarkan uang tunai dari dompetnya dan segera melunasi semua barang yang telah di pilih Refa. Hal tersebut membuat Refa menghela nafas lega, karna dia tetap bisa membawa pulang semua belanjaan yang di inginkanya.
Setelah keluar dari tempat tersebut, Refa pun mengucapkan terima kasihnya kepada Rafa.
Seraya menyodorkan kotak segi empat kepada Pria tampan yang sudah menolongnya.
"Apa ini?" Tanya Rafa heran.
"Ini celana dalam Pria, ambilah sebagai bentuk terima kasihku padamu," ucap Refa sambil tertawa sejadi-jadinya.
Sementara Rafa menautkan kedua alisnya, tampak expresi tak biasa terpacar dari wajahnya. Wajah tampan Rafa berubah merah dan bola matanya menatap tajam ke arah Refa.
"Sial. Dasar cewek gila!"
😁😁😁😁😁😁😁😁.
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
❤JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA
🌱LIKE
🌱KOMEN
🌱RATE
🌱VOTE
❤TERIMA KASIH❤
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA.
ANDA BACA KARYA SAYA.
SAYA BACA KARYA ANDA.
MARI SALING MEMBAGI BAHAGIA.
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
🌱SELAMAT MEMBACA🌱
Refa tersenyum renyah ke arah Rafa, tawanya seketika saja pecah. Hingga membuat lelaki tampan yang kini bersamanya menautkan kedua alisnya.
Rafa menatap tajah wajah Refa, sorot matanya seolah-olah ingin sekali menelan mentah-mentah sosok wanita yang kini tengah menertawakanya.
Refa memasukan hasil belanjanya ke dalam mobil mewah berwarna merah miliknya. Namun saat Refa akan masuk kedalam mobilnya, tiba-tiba Rafa menarik tanganya dan membalikan tubuh Refa, hingga keduanya kini saling berhadapan, membuat Refa menatap wajah Rafa yang tampan nan rupawan.
"Astaga. wajahnya mirip Kim Soo Hyun," batin Refa yang salah tingkah. "Kau mau apa? lepaskan tanganku!" Ucap Refa kesal.
"Apa hanya dengan ini caramu berterima kasih?" tanya Rafa seraya mengembalikan kotok segi empat yang berisi celana dalam, yang Refa berikan padanya sebagai tanda terima kasih dari Refa untunya.
"Lalu kau mau apa, hah?" Tanya Refa curiga.
Rafa tak menjawab, hanya tatap matanya saja yang semakim tajam dan dalam.
"Tunggu. Tunggu! Wah, wah, horang kaya sepertinya_!" Ucapan Refa tertahan. "Astaga, Pak Rafa. Jangan-jangan anda..!"Otak Refa mulai berfikir nakal😂.
"Apa___?" Rafa bertanya dengan nada tingginya.
"Apa anda memintaku untuk menemanimu tidur satu malam?"
Mata Rafa semakin tajam saja, kekesalan semakin memenuhi benaknya.
"Iya." Jawab Rafa singkat padat dan jelas.
Refa mengernyitkan dahinya seraya mengigit kecil bibir tipisnya.
Ck
"Awwwww_____!" Pekik Rafa. Lagi-lagi Refa menginjak kaki Rafa dan menendang tepat di bagian telur masa depanya.
Refa dengan sigapnya segera menjauhi Rafa, dan meningglkan lelaki tampan itu, merasakan sakit yang luar biasa karna serangan yang dia berikan.
"Refaaaaa___!"
Refa tak menghiraukan teriakan Rafa, dia justru menunjukan jempol tanganya yang mengarah ke bawah.
"Sial_!" Upat Rafa kesal.
Sementara Refa sudah berlalu dari hadapanya, melenggang santai entah kemana, menggunkan mobil mewahnya yang berwarna merah.
Rafa segera masuk kedalam mobilnya pula, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi. Iya sesekali mengusap si telur masa depan, karna merasa masih cukup kesakitan. "Kau baik-baik saja, kan?" tanyanya seraya membuang nafas panjang. "Dasar cewek gila!" upat Rafa lagi.
Deeeerrrrrtttt
Suara getaran dari benda pipih milik Rafa. Dia mendapati nama sang papi dari layar ponselnya.
("Hallo, Rafa. Kau dimana?")
"Aku masih di jalan, Pi. Ada apa?"
("Cepatlah ke Kantor! Mami sudah ada di sini.)"
"Tapi, Pi, aku gagal membawa, Re_." Tut Tut Tut. Belum selesai Rafa berbicara si Papi sudah mematikan sambungan Ponselnya. "Astaga! Kenapa di matiin sih?" cerocos Rafa dengan kesalnya.
Tanpa fikir panjang lagi, Rafa segera melajukan mobilnya menuju kantornya, ada debaran-debaran yang tak bisa di jelaskan, raut wajah Rafa saat ini, tampak sedih. "Haah. Ya sudahlah, terima saja, jika nanti, mami marah." Ucap Rafa dalam hatinya.
🎀 🎀 🎀 🎀
Chiiitttt
Rafa memarkirkan mobil mewahnya tepat di samping mobil milik si mami. "Mami benar-benar sudah datang," batin Rafa.
Tag
Tag
Tag
Dengan pelan Rafa memasuki kantornya. Karna terlalu larut dalam fikiranya, Rafa sampai tak perduli bahwa semua para Karyawan kantor, menyapanya dengan sangat Ramah.
"Kenapa, Pak Rafa?" Tanya salah satu Karyawanya. Melihat sikap tak biasa dari atasanya, maklumlah biasanya jika Rafa datang, pasti ada-ada saja cara Rafa yang selalu membuat kesal para pekerjanya. Namun berbeda dengan hari ini. Rafa benar-benar sedang tak perduli.
.
.
.
Ceklek
Rafa masuk di ruang kerjanya dan ternyata sudah ada sang mami di dalam sana.
"Pasrah. Pasrah. Jika mami tau bahwa aku tak menerima Refa untuk bekerja di kantor," gumam Rafa.
"Anak mami sudah datang. Kamu dari mana sih, sayang?" tanya si Mami perduli.
"Keluar bentar, Mi."
"Sebentar apanya sayang? ini sudah siang."
"Maaf, Mi,"
"Kenapa minta maaf. Apa Mami terlihat marah padamu?"
Rafa melempar senyum terpaksa ke arah maminya. "Duh sebentar lagi, mami pasti akan marah-marah." Ucap Rafa dalam hati.
Ceklek
Seseorang membuka pintu ruang kerja Rafa.
"Siang, Nyonya, hidangan makan siang yang anda minta sudah kami siapkan," ucap si orang itu di sertai senyuman.
"Oke. Terima kasih." Balas si Mami dengan ramah.
"Mami siapkan hidangan makan siang dimana, Mi?"
"Di ruang tunggu, Mami sudah sulap ruangan itu menjadi ala-ala Cafe, biar kamu senang dan nyaman makan siang di sini bersama, mami."
"Baiklah." Jawab Rafa. "Aku sudah siap lahir batin, jika di ruang makan nanti, pasti mami akan mempertanyakan Refa," batin Rafa.
Si Mami menggandeng tangan Rafa, dan membawanya keruangan yang memang sudah dia siapkan
Ck.
Tampak seorang Gadis cantik nan menarik, tersenyum penuh makna ke arah Rafa, yang tengah duduk santai bersama si Papi.
"REFA..." Rafa terkejut dengan kehadiran Refa yang tiba-tiba ada di sana tanpa sepengetahuanya.
"Ada apa. Kenapa kau terkejut dengan kehadiran, Refa, bukankah dia memang Sekretarismu?" Tanya si Mami curiga melihat sikap Rafa yang tak biasa.
"Ah biasa tante, karna tadi waktu, Pak Rafa mengajaku makan siang bersamanya, aku menjawab tak bisa. Jadi wajar sekali jika di terkejut dengan kehadiran saya," jelas Refa dengan senyum penuh makna dengan sorot mata tajam ke arah Rafa.
"Oh begitu," jawab si Mami.
Rafa pun segera duduk di samping Refa, mata Rafa bagai tak mau berpaling darinya. Rafa masih tak percaya, dengan kehadiran Refa yang tiba-tiba berada di kantornya.
"Eheem. Kau dari mana saja? kenapa baru tiba?" tanya si Papi seraya mengedipkan matanya.
Rafa menangkap sinyal tak bisa dari si Papi, sepertinya ada kerjasama antara dirinya dan Refa. "Oh aku baru faham, sepertinya si Papilah yang meminta Refa datang ke Kantornya.
"Haaaaah. Syukurlah." Rafa menarik nafas lega.
Sementara si Papi dan Refa tersenyum penuh makna, melihat exspresi wajah lega dari Rafa.
"Sayang. Kamu makan ini, Ya!" Si Mami mengambikan Rafa makan dengan penuh perhatian.
Sikap si Mami yang tak biasa kepada Rafa membuat Refa tak mampu menahan tawa.
"Ternyata dia tak punya Nyali jika di hadapan sang Mami," Tawa Refa dalam hati.😁
Rafa menatap senyum tak biasa dari Refa, seraya meremas-remas tanganya. "Habislah aku, setelah ini, dia pasti menghardiku tanpa henti," ucap Rafa yang melihat tatapan Refa dengan senyuman yang tak biasa.
"Oh. Iya, Pak Rafa, aku punya sesuatu untukmu," Rafa menyodorkan kotak segiempat yang di balut kertas kado berwarna merah lengkap dengam pita sebagai pemanisnya.
"Ihh so sweet sekali," cetus sang Mami.
Rafa mengambil hadiah yang di berikan Refa padanya. "Terima Kasih," ucapnya walau terpaksa.
Si mami dan si Papi tampak bahagia dengan tingkah dua anak muda yang kini ada di hadapanya.
Acara makan siang bersama Refa berjalan dengan sempurna, si mami menunjukan rasa senangnya, ternyata Refa benar-benar bekerja di kantor Rafa. Walau sebenarnya itu semua terjadi atas bantuan si papi. Tapi syukurlah dengan begitu, tak terjadi perang Dunia ketiga seperti yang di khawatirkan Rafa sebelumnya. Semua ini berkat bantuan si Papi, yang meminta Refa untuk makan siang bersamamanya.
_____________
Rafa menatap tajam kotak Segiempat yang di berikan Refa padanya. Entah mengapa Rafa merasa curiga dengan isi kotak yang kini berada di tanganya. Tanpa fikir panjang Rafa segera membukanya.
Dan benar saja, isi kotak segiempat itu sesuai dengan kecurigaan Rafa. Yang isinya adalah celana dalam disconan yang di berikan Refa padanya tadi pagi. Bahkan ada tulisan yang membuat Rafa semakin kesal dengan ulah Refa untuknya.
(SELAMAT ANDA BERUNTUNG, SEPERTINYA CELANA DALAM INI MEMANG JODOH DENGAN ANDA)
Setelah membaca tulisan itu, Rafa langsung memasamkan wajah tampan rupawan nan membahana.
"Sial__!" Cetus Rafa kesal.
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
**MOHON DUKUNGANYA.
JAGAN LUPA TINGGAKAN JEJAK YA.
LIKE
KOMEN
VOTE
RATE
TERIMA KASIH
SALAM DAMAI RAFA ❤ REFA
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!