Langit mendung, udarapun mulai bertiup kencang, pepohonan bergoyang dengan daun-daun melambai lambai, pertanda langit akan menyirami bumi, kini suara suara petir sudah menggelegar halilintar seperti menyambar nyambar, para petani mengasingkan dirinya dari ladang memburu setiap gubuknya masing-masing, untuk melindungi dirinya dari derasnya air hujan dan sambarn-sambaran halilintar.
Disebuah dukuh tirta kencana, nampak sepi karena arus air hujan yang begitu deras, semua warga penduduk pada berdiam diri didalam rumahnya masing-masing.
Di antara rumah-rumah penduduk ada salah satu rumah yang cukup besar dan mewah terbuat dari papan kayu jati, disetiap bingkai jendelanya terukir sebuah ukiran-ukiran seni klasik bermotip yang cukup mahal harganya.
Pemilik rumah tersebut adalah, seorang sodagar kaya raya didukuh tirta kencana.
Tapi Sayangnya sodagar itu tidak mempunyai hati yang berbudi luhur, dia selalu meminjamkan hartanya pada setiap penduduk yang mu pinjam dengan bunga yang cukup tinggi.
Berbeda dengan anak perempuannya yang bernama Dewi kencana, dia selalu menentang dengan apa yang dilakukan orang tuanya itu, kepada warga penduduk dukuh Tirta kencana.
Sodagar badrun namanya dengan istrinya bernama nyi pandan sari.
Pada waktu itu dikala hujan lagi deras-derasnya Disebuah bangunan tua seperti sebuah kuil, Dewi kencana lagi asik berduaan dengan kekasihnya Kala seta seorang pemuda yang cukup sederhana berwajah tampan penuh wibawa.
Dewi Kencana begitu sangat mencintai kala seta, selain tampan juga baik orangnya, begitupun Kala seta sangat mencintai Dewi kencana, meskipun cinta mereka banyak ditentang oleh orang tuanya Dewi kencana, tapi mereka selalu memperjuangkan cintanya apapun alasannya.
Kini Dewi kencana menyandarkan tubuhnya didada kala seta, dan Kala seta memeluknya memberi kehangatan pada Dewi kencana yang kedinginan karena hujan yang sangat deras.
Didalam suasana yang sangat sepi dan jauh sekali dari perkampungan, semakin menguatkan cinta mereka berdua.
Sekuat apapun pendirian mereka untuk menjaga dirinya masing-masing dari kesucian ditambah cuaca yang dingin semakin menembus tulang sum-sum mereka, pada ahirnya kala seta terus memeluk mesra Dewi kencana.
Terdengar rintihan mesra dari mulut gadis cantik itu, semakin menguatkan asmara birahi kala seta untuk bangkit.
''Kakaang aku pasrah kepadamu, karena aku tidak mau berpisah dengan kakang.'' Begitu ucap Dewi kencana.
''Kakang pun begitu dewi, tapi sepertinya hubungan kita tidak akan direstui, karena orang tuamu tidak mau menerima aku, karena aku hanyalah pemuda miskin yang tidak punya apa-apa.'' Ucap Kala seta.
''Ku tidak perduli kakang, apapun yang terjadi ku akan tetap bersamamu, walaupun aku di usir oleh orang tuaku, ku akan selalu bersamamu kakang.'' Jawab Dewi kencana.
Pelukan mesra kala seta semakin erat merengkuh tubuh Dewi Kencana.
Disitu Dewa kamajayapun merasuk kedalam otak dan pikiran mereka.
Kala seta membelai belai tubuh Dewi kencana dengan belaian lembut dan penuh gairah.
Dewi kencanapun semakin bangkit asmaranya, dan desah napas sahdu meluluhkan imannya kala seta.
Kala seta terus memeluk dan membelai belai tubuh Dewi kencana, di iringi dengan ciuman-ciuman lembut mendarat dengan halus dileher dan bibir Dewi kencana.
Kini api asmara dari kedua insan yang lagi memadu kasih semakin berkobar membakar keteguhan dan pendirian mereka untuk saling menjaga kesuciannya.
Derasnya air hujan yang jatuh dari langit, menjadi saksi kedua insan yang lagi bercumbu.
Kini kedua insan sudah larut kedalam asmara birahi, ******* napas mesra agak parau terus keluar dari mulutnya Dewi kencana, karena rasa cinta yang begitu dalam dan dorongan sahwat yang begitu membakar, sehingga keduanya lupa akan dosa yang sudah diperbuatnya.
Sesudah itu.
Mereka baru sadar setelah meletusnya rasa cinta diantara keduanya, kini Dewi kencana menangis seperti merasa menyesal, dan kala seta juga seperti memarahi pada dirinya sendiri.
''Ooh yang maha agung yang maha tunggal, apa yang sudah kami perbuat, ampuni hamba dari segala kehilapan hamba, sungguh kotor kelakuan hambamu ini, sebuah aib yang amat memalukan.'' Ucap kala seta sambil meratap nangis.
''Maapkan aku kakang, ini semua salahku, seandainya aku tidak nyamperin kakang kesini, mana mungkin ini semua terjadi.'' ucap Dewi kencana sambil berderai air mata.
''Tidak dewi, ini semua salah kakang, kamu tidak bersalah.'' Ucap Kala seta.
''Ayahhandamu pasti murka, kalau tau ini semua.'' Ucap Kala seta sambil membelai pipi Dewi kencana.
''Ku sudah memperhitungkan baik buruknya kakang, apapun yang terjadi akan ku hadapi.'' Jawab Dewi kencana.
''Tapi tetap sebuah pernikahan harus ada restu dari ayahhandamu dewi.'' Ucap kala seta.
''Iya kakang aku juga paham akan hal itu.'' Dewi kencana berkata.
''Iya Dewi apa boleh buat, kita sudah melakukan dosa yang amat besar, kita harus cepat-cepat menikah, sebelum semuanya terlambat, besok atau lusa ku akan datang pada orang tuamu, untuk melamarmu dan ku harus cepat-cepat mempertanggung jawabkan perbuatanku.'' Ucap Kala seta.
''Kakang jangan bilang perbuatan kakang sendiri, ini semua perbuatan kita kakang, dan aku yang nyamperin kakang kesini.'' Jawab Dewi kencana.
.............
Setelah itu hujan sudah agak mulai mereda, tinggal rintik-rintik yang jatuh dari langit.
Kini kedua insan mulai keluar dari sebuah bangunan tua itu.
Dewi kencana bergegas pulang kerumah, karena takut ayah handanya marah, dengan di anterin sama Kala seta.
Setelah tiba didekat rumahnya Dewi kencana, kala seta pun berhenti melangkahkan kakinya karena belum waktu saat ini untuk masuk menghadap orang tuanya Dewi kencana.
Dewi kencana pun berjalan masuk menuju rumahnya, sedangkan Kala seta mengawasinya dari jauh, sebelum Dewi kencana masuk kedalam rumah, kala seta tidak mau pergi.
Disaat Dewi kencana sudah mulai membuka pintu depan rumahnya, sejenak Dewi kencana berdiam dan membalikan badannya untuk melihat kekasih hatinya itu, dan kala seta pun memandangnya dari kejauhan, setelah kala seta memberikan kode dengan lambaian tangannya baru Dewi harum masuk dan menutup pintunya.
Setelah itu Kala setapun pergi menjauh dari area rumahnya sodagar badrun yang kaya raya itu, bergegas pulang menuju rumahnya diujung dukuh tirta kencana.
Dirumahnya sodagar badrun.
Setelah dewi kencana memasuki rumahnya, dewi kencana langsung memburu menuju kamarnya karena takut ketauan ayahnya.
Dengan langkah perlahan-lahan Dewi kencana menuju ruang kamarnya, Disaat Dewi kencana mau membuka pintu kamarnya terdengar suara bernada besar agak parau bertanya sambil bentak.
''Kamu habis dari mana kencana.'' Tanya seorang lelaki bertubuh besar dan gemuk.
''Aayah, aku tidak dari mana-mana.'' Jawab Dewi kencana.
''Jangn berbohong kamu.'' Ucap lelaki itu, yang tidak lain adalah Badrun ayahnya Dewi kencana.
''Tidak Ayah, ku tidak berbohong.'' Ucap Dewi kencana.
''Oooh, semenjak kamu kenal dengan pemuda miskin itu, sekarang sudah berani berbohong dan melawan orang tuamu sendiri ya.'' Bentak Badrun.
''Bener ayah, ku tidak berbohong.'' Jawab Dewi kencana membela diri.
''Dasar anak kurang ajar kamu.'' Bentak badrun.
Pllaaaaakk.
Sebuah tamparan mendarat dipipi Dewi kencana.
''Ampuun, ayah sakiitt.'' Jerit Dewi kencana
Biar kapok kamu.'' Ucap Badrun.
Disaat Badrun lagi cekcok dengan putrinya, terdengar sama nyi pandan sari suara tamparan, dan nyi pandan sari langsung menuju arah dari suara itu.
Terlihat sama nyi pandan sari, Dewi kencana lagi menangis.
''ada apa ini sih pak?'' tanya nyi pandan sari.
''Tuh urus anak kesayanganmu, anak susah di atur, begitulah kalau sudah bergaul sama pemuda miskin itu.'' Bentak badrun.
''Kakang itu seorang ayah, seharusnya janganlah berkata begitu pada anakmu sendiri, manusia itu tidak bisa dilihat dari harkat dan martabatnya, kakang juga jangan terlalu banyak menghina orang, karena manusia itu punya batas kesabarannya kakang.'' Teriak nyi pandan sari, tidak terima anak satu-satu diperlakukan kasar.
''Ya sudah kencana jangan nangis terus, kamu juga jangan bandel atuh nak, sudah tau ayah mu begitu ringan tangan.'' ucap nyi pandan sari.
''Emang aku bandel apa buk, ku hanya ingin bahagia dengan perasaanku sendiri.'' Kata Dewi kencana..
Setelah itu Dewi kencana pun langsung masuk kamarnya dan menguncinya dari dalam.
Ditempat lain.
Badrun, berjalan kebelakang rumah menuju sebuah dimana para anak buahnya tinggal.
''Barrjaa, barja.'' Teriak badrun memanggil Barja selaku tangan kanannya.
Barjapun segera datang mendengar panggilan juragannya.
''Iya juragan, ada apa?'' tanya Barja.
''Sekarang juga kamu beresin pemuda yang bernama si kala seta itu usir jauh-jauh dari dukuh tirta kencana itu.'' Ucap Badrun.
''Kala seta, anaknya wikrama juragan, tapi gimana ya.'' Ucap Barja
''Kenapa kamu takut sama si wikrama, percuma saya bayar kamu, katanya kamu jawara, baru mendengar begitu saja nya sudah ciut, pokonya saya tidak mau tau.'' Ucap Badrun sambil pergi.
Setelah itu Barja dan kaspar mengumpulkan anak buahnya, untuk membereskan Kala seta, yang di anggap sudah menjadi duri dalam daging di keluarganya badrun.
Kaspar dan barja kini berjalan pergi meninggalkan tempatnya, untuk mencari pemuda yang bernama kala seta itu.
Sementara ditempat lain.
Kala seta, sepulang dari tempatnya Dewi kencana, dia langsung pergi menuju ladang untuk membantu ayahnya yaitu wikrama, karena sehabis hujan tanaman-tanaman pada ruksak apalagi anginnya kenceng banget, semua tanaman yang roboh karena tertiup angin, semua dirapihin dan dikasih lagi penyangga-penyangga untuk memperkuat tanaman dari tiupan angin.
Setelah semua beres, wikrama dan kala seta pun bergegas pulang karena hari sudah mulai senja.
Sebelum mereka sampe ditempat kediamannya, tiba-tiba dibalik semak-semak belukar bermunculan enam lelaki berpakaian serba hitam, dan menghadang perjalanannya wikrama dan kala seta.
''Pantesan kamu tidak ada dirumh kala seta, rupanya kamu ngumpet ya.'' Ucap lelaki berkumis
''Waah anak buahnya pak badrun mau ngapain, jangn-jangan Dewi kencana disiksa sama ayahnya, terus dia ngaku apa yang sudah dilakukan waktu itu.'' ucap kala seta dalam hatinya.
''Waai kala seta, kenapa kamu diam hah.'' Bentak lelaki itu.
''Goblog siah, dasar kamu antek-antek sibadrun lintah darat, ngapain kamu pake bentak-bentak anak saya.'' ucap wikrama naik pitam, tidak suka anaknya diperlakukan seperti itu.
''Wikrama-wikrama, masih punya nyali juga rupanya.'' Ucap lelaki berkumis yang tidak lain adalah Barja.
''Dasar cecunguk-cecunguk badrun, dipodaran siah, seta pergi kamu, biar ayah yang menghadapi para cecunguk ini.'' Ucap Wikrama pada kala seta.
''Tidak ayah, ku bukan keturunan pengecut, apapun yang terjadi akan kuhadapi.'' Jawab Kala seta.
''Kamu belum sempurna dalam penguasaan ilmu kanuraganmu.'' Ucap wikrama.
''Wikrama jangan banyak mulut kamu, ayo semua serang dia.'' Teriak Barja.
Akhir Barja kaspar dan anak buahnya menyerang wikrama dan kala seta, pertarungan berlangsung sengit, wikrama digempur oleh Barja dan Kaspar sementara kala seta melawan empat orang dari anak buahnya Barja dan Kaspar.
Daun-daun yang terkena sabetan-sabetan senjata dari kedua belah pihak saling berhamburan, pukulan demi pukulan dan tendangan terus saling menggempur untuk melumpuhkan lawannya masing-masing.
Dan kala seta yang melawan ke empat orang dari anak buahnya Barja dan kaspar, berada lebih unggul karena ilmu silatnya mereka masih berada dibawah kala seta, hingga delapan jurus kala seta berhasil menembuskan pukulan demi pukulan dan tendangannya.
Buuk buk duk duk..
Pukulan dan tendangan Kala seta mengenai sasaran dari ke empat orang itu.
''Aaauuu
Aaaauuuuuuu
Adaaaawww.
Begitu suara yang terdengar dari mulut mereka.
Sementara wikrama yang lagi digembur oleh Barja dan kaspar, begitu kesit dan lincah karena imu silatnya wikrama jauh diatas Barja dan kaspar, biarpun wikrama di keroyok oleh dua orang, tapi wikrama berhasil mendesak Barja dan kaspar, jurus maung ngamuk wikrama mendarat ditubuh kedua orang itu.
Bukk buk buk.
Pukulan dan tendangan wikrama menghantam dada Barja dan Kaspar.
''Adaaaawww.
''Aduuuuuhhhh.
Begitu suara yang
terdengar dari Barja dan Kaspar.
''Cuma segitukah kemampuan cecunguk-cecunguk badrun.'' Ucap Wikrama.
''Kurang ajar kau wikrama, ayo kaspar kita habisi siwikrama.'' Teriak Barja.
Sebruuuuttt Barja dan Kaspar membangun serangan lagi, menggempur wikrama dengan sabetan-sabetan goloknya.
Tapi wikrama juga tidak mau kalau harus terkena sabetan dari golok-goloknya mereka, Wikrama pun mencabut goloknya untuk menahan dari serangan-serangan Barja dan Kaspar.
Sementara lawannya Kala seta kini sudah terbangun dan membentuk lagi serangan baru, ke'empat dari mereka semua menggunakan senjata tajam sedangkan kala seta meladeninya hanya dengan tangan kosong, kilatan-kilatan dari senjata mereka seperti ingin mencincang tubuhnya Kala seta.
Kala setapun seperti kewalahan menghindari sabetan-sabetan dari ke'empat golok yang dimainkan mereka, hingga disaat kala seta mau mengelak sabetan golok dari kedua lawannya yang disamping dan didepannya, secepat kilat yang dari belakang menyabet, tidak bisa dihindari lagi oleh Kala seta, salah satu golok dari mereka merobek pangkal lengannya kala seta, kala seta berteriak kesakitan.
Aaaaauuuuuuuuu..
Wikrama yang sedang bertempur dengan Barja dan kaspar, kaget saat mendengar anak satu-satunya itu terkena hantaman golok dari anak buahnya Barja.
Dengan secepat kilat kala seta melompat kearah mereka dan langsung menggempur dengan jurus babad alas, golok dari wikrama memutar seiring dengan tubuhnya menghantam mereka ber'empat.
Clek clek clek cleek.
Suara golok Wikrama merobek dada, tangan, muka dan pinggang dari ke'empat anak buah Barja dan kaspar.
Aaadaaaaawww
Aaaaauuuuuuu
Aaaaawwwwww.
Suara yang terdengar dari ke'empat anak buahnya Barja dan kaspar sambil tersungkur di semak semak belukar.
Wikrama langsung memburu Kala seta.
''Kamu tidak apa-apa seta?.'' Tanya Wikrama pada Kala seta.
''Aduuuh ayah sakit, pangkal lenganku robek.'' Jawab Kala seta.
''Cepet kamu pergi dari sini, selamatkan dan obati dulu lukamu, ayah mau membuat pelajaran dulu pada mereka.'' Ucap wikrama.
Kala setapun langsung pergi meninggalkan Ayahnya.
Sedangkan Wikrama langsung melompat, untuk melanjutkan lagi pertempurannya dengan Barja dan kaspar.
*************************
Lanjut Eps 2
Semoga cerita dari karyaku bisa menghiburnya.
Selamat kepada para pembaca, dan tinggalkan jejaknya dengan.
. 👍 like
. Comentar
. ❤ Favorit
. 💓 Vote.
Terima kasih atas dukungannya.
Kala seta langsung pergi meninggalkan ayahnya, sedangkan wikrama terus melompat untuk melanjutkan kembali pertempurannya dengan Barja dan kaspar.
Kala seta terus menorobos rimbunan semak-semak belukar, dengan darah yang terus mengalir dipangkal lengannya yang sobek karena sabetan golok dari anak buahnya Barja dan kaspar, berjalan sempoyongan sambil menutupi lukanya dipangkal lengan sebelah kanan
Setibanya dirumah, kala seta terus mengompres lukanya dengan air hangat, untuk mencegah inpeksi, lalu ditaburinya obat luka yang biasa ayahnya bikin, lalu di ikatnya dengan kain putih, setelah luka kala seta di obatin kini kala seta merebus ramuan untuk pengobatan dari dalam.
Dua puluh menit kemudian, kala seta langsung meminum ramuan obat yang direbus tadi, kini kala seta berbaring lemes karena terlalu banyak darah yang keluar dari lukanya itu, dan obat yang diminum kini sudah mulai bereaksi, rasa kantukpun datang yang memberatkan matanya kala seta, akhirnya mata terpejam dengan tubuh terbaring disebuah bangku yang terbuat dari bambu yang ditata rapi menyerupai ranjang tempat tidur.
Sementara ditempat lain.
Pertarungan wikrama melawan Barja dan kaspar masih berlangsung, karena wikrama merasa cemas dengan keadaan anaknya yaitu Kala seta, kini Wikrama memainkan goloknya dengan jurus laba-laba hitam, dengan lincahnya wikrama melompat sana lompat sini dengan sabetan sabetan goloknya yang menderu menggempur kedua lawannya, Barja dan Kaspar sangat kewalahan menghadapi amukannya wikrama, sehingga membuat nyalinyanya Barja dan kaspar menjadi menurun di saat itu pula serangan wikrama semakin hebat, hanya dengan lima jurus laba-laba hitam sabetan goloknya wikrama merobek dada Barja dan Kaspar.
Aaaaauuuuuuuuuui
Adaaaawwww tobaaaaatttt.
Dengan luka yang merobek di dada Barja dan kaspar, sehingga mereka hilang keseimbangan, disaat itu pula wikrama menerjang Barja dan kaspar dengan jurus tendangan laba-laba.
Blaaaakkk.
Kedua tubuh tinggi besar itu jatuh terpental menimpa semak-semak belukar.
Kini Barja dan kaspar tidak sadarkan diri, melihat begitu wikrama langsung menyarungkan kembali goloknya.
''Mampuslah kau para cecunguk-cecunguk badrun silintah darat itu, wai kalian semua apa pingin bernasib sama seperti si Barja dan kaspar?.'' Tanya Wikrama ke pada empat orang anak buahnya Barja dan Kaspar.
''Ampuuuun wikrama, kami menyerah.'' Jawab salah satu dari mereka.
''Kalau begitu, urus tuh majikan kalian.'' Ucap Wikrama sambil melangkah pergi meninggalkan mereka semua.
Kini wikrama berjalan sangat terburu-buru takut kenapa-napa dengan luka yang di alami anaknya itu.
Setibanya dirumah wikrama terus membuka pintu rumahnya, nampak kala seta lagi berbaring dibangku dengan luka yang sudah dibalut dengan kain putih.
''Syukur deh kala seta sudah bisa mengobati lukanya sendiri.'' Ucap Wikrama didalam hatinya.
Sementara Barja dan Kaspar yang terluka oleh sabetan goloknya Wikrama dan sempat tidak sadarkan diri, kini sudah terbangun dan diboyong sama anak buahnya masing-masing, meninggalkan tempat itu, untuk kembali lagi kepada juragannya yaitu badrun
Setibanya mereka ditempat kediamannya, yang berada tidak jauh dari belakang rumahnya badrun.
Kini Barja dan kaspar dibaringkan di bale bale untuk dikompres lukanya, sementara anak buahnya yang terluka juga, berusaha untuk mengobati lukanya sendiri.
Disaat itu pula munculah badrun dan bediri dihadapan mereka semua yang lagi meringis ringis kesakitan.
''Ada apa ini?.'' Tanya badrun.
''Maap juragan kami tidak sanggup untuk menghabisi kala seta.''
''Apaa, kamu bilang, jadi kalian semua keok oleh pemuda ingusan itu.'' Ucap Badrun.
''Bukan juragan, kala seta sebenarnya sudah terluka dan hampir kami habisi.'' Jawab Barja.
''Terus kenapa kalian semua bisa terluka begini?.'' Tanya Badrun.
''Kami semua tidak kuat menghadapi amukannya dari Wikrama.'' Ucap kaspar.
''Payah, badannya aja digedein, tampang pada serem-serem ternyata itu semua cuma buat menakut-nakuti bocah kecil aja, kalian semua lembek kos waduk, percuma saya bayar kalian mahal.'' Ucap Badrun sambil melangkah pergi.
''Juragan Badrun, ternyata hanya butuh tenaga saja pada kita.'' Ucap Kaspar.
''Dasar badrun gelo, kudu dibekok ku aing.'' Ucap Barja.
Barja dan Kaspar beserta anak buahnya, lagi pada meringis kesakitan, dan mereka berusaha mengobati luka dengan ramuan-ramuan alami, mungkin butuh beberapa hari atu minggu mereka untuk memulihkan lukanya.
Sementara Dewi kencana dikurung dikamarnya oleh badrun, tidak boleh keluar rumah, sungguh malang nasibnya gadis cantik iti, harus menanggung derita karena perlakuan dari orang tuanya sendiri, Dewi kencana dari hari kehari hanya menangis dan menangis, apalagi ayahnya sudah mengancam mau menghabisi kekasihnya yaitu kala seta.
''Ooh sang pencipta lindungilah kekasihku, kakang Kala seta, dari segala mara bahaya dan angkara muraka ayahhandaku.'' Ucap Dewi kencana.
''Maapkan aku kakang, aku tidak bisa menolongmu, karena aku tidak berdaya.'' Ucap Dewi Kencana berkata sendiri sambil mengeluarkan air matanya.
Dari hari ke hari Dewi kencana hanya mengurung diri dikamar, dengan pikiran yang sangat kacau, karena ayahnya sudah melarang keras berhubungan lagi dengan kala seta, pintu kamar pun dikunci dari luar, sungguh kejamnya badrun pada anaknya sendiri.
Dua minggu kemudian.
Kala seta, sudah sembuh dari lukanya, kerinduan kala seta pada Dewi kencana tidak bisa ditahan lagi.
Kini hari sudah berganti dengan malam, Kala seta keluar dari rumahnya dengan tujuan ingin menemui kekasihnya yaitu Dewi kencana.
Setibanya dekat rumahnya Badrun, kala seta bersembunyi dibalik pohon yang besar, karena takut ketauan para antek-anteknya sodagar Badrun.
Disaat malam sudah mulai sepi, kala setapun langsung mengendap-ngendap dengan cadar yang menutupi kepalanya, cuma matanya saja yang terlihat, dengan penuh hati-hati kala seta menuju kebelakang, kearah posisi kamarnya Dewi kencana.
Kini kala seta sudah berada dibawah jendela kamar Dewi kencana.
Terdengar suara Dewi kencana seperti lagi menangis sedih, dengan pelan-pelan kala seta mengetuk jendela kamarnya Dewi kencana.
Tok tok tok.
''Dewi, dewi kencana.'' Ucap kala seta bernada pelan.
Kini tangisan Dewi kencana berhenti, karena terdengar suara yang mengetuk pintu jendela, dan suara berbisik memanggilnya.
''Siapa diluar?.'' Tanya Dewi kencana.
''Aku, kala seta.'' Jawab kala seta
Kini rasa sedih Dewi kencana mendadak hilang, berganti dengan rasa rindu yang begitu dalam, saat mendengar jawaban nama kala seta.
Dewi kencana kini mulai mendekati pintu jendelanya itu dengan pelan-pelan Dewi kencana membuka selot jendela kamarnya, tapi belum juga Dewi kencana selesai membuka selot jendela tiba-tiba seperti ada suara pintu kamarnya terbuka, dengan penuh rasa ketakutan Dewi kencana lalu mengancing lagi jendelanya, dan langsung membaringkan tubuhnya ditempat tidur.
''Kamu belum tidur nak.'' Sapa seorang wanita, yang tidak lain adalah ibunya nyai pandan sari.
''Ku tidak bisa tidur buk.'' Jawab Dewi kencana.
''Sudah kamu jangan bersedih terus, nanti kamu malah sakit, ayo makan dulu.'' Ucap nyai pandan sari.
''Ku tidak lapar buk.'' Jwab Dewi kencana.
Sementara di luar, begitu Kala seta mendengar ada suara ibunya Dewi kencana, dia langsung merunduk, dan masuk ke kolong rumah, Kala seta kini terdiam didalam kolong rumahnya badrun, persisnya dibawah kamarnya Dewi kencana.
''Lama sekalai ibunya Dewi, lama-lama saya juga pegel harus diam terus dikolong, mana banyak semut lagi.'' Berkata kala seta didalam hatinya.
Karena terlalu lama berada dikolong rumah, kala seta terus keluar dari kolong rumah, sambil lihat-lihat situasi, takut antek-anteknya badrun lagi mengontrol, pelan pelan kala seta mulai menjauh dari rumahnya badrun, dari kejauhan terlihat sebuah obor menyala seperti mendekati kala seta.
''Itu pasti anak buah nya si barja dan kaspar, yang lagi tugas jaga malam.'' Kata kala seta dalam hatinya.
Kala seta pun menyelinap kebalik tumpukan-tumpukan kayu bakar, terlihat oleh kala seta dua orang lagi berjalan mengelilingi rumahnya badrun, dengan menahan napas kala seta terus merunduk dibalik tumpukan kayu bakar, dengan secara tidak disengaja kaki kala seta menyenggol tumpukan kayu bakar itu hingga kayu itu sampai roboh.
Serentak anak buah kaspar dan barja membalikan badannya dan langsung membawa obornya ke arah tumpukan kayu itu, kedua orang itu terus melihat lihat disekitar tumpukan kayu itu.
''Tapi tidak ada apa-apa basar.'' Ucap busro.
''Lalu yang tadi apa, masa tumpukan kayu tiba-tiba bisa roboh.'' Ucap Basar.
''Entahlah saya juga tidak mengerti.'' Jawab Busro.
Basar dan Busro juga tidak habis pikir dengan robohnya tumpukan kayu bakar itu, padahal tumpukan kayu itu besar-besar biarpun sudah kering, secara akal sehat diterjang kucing juga tidak mungkin roboh, Basar dan Busro ahirnya pergi meninggalkan tempat itu dan kembali pada pondoknya yaitu tempat markasnya, yang sengaja dibikin oleh sodagar badrun dibelakang rumah.
Sementara kala seta yang terhimpit oleh tumpukan kayu itu, sampai-sampai tidak kelihatan oleh Basar dan Busro, padahal tubuhnya sudah ke injak-injak sama basar dan busro berhubung gelap hanya diterangi oleh obor, dan pada saat tumpukan kayu itu jatuh kala seta sengaja membaringkan tubuhnya, dan kayu-kayu itu sengaja kala seta tumpuk diatas tubuhnya sambil berbaring pakai tangan kanannya.
Terus kala seta sedikit-sedikit menurunkan tumpukan kayu itu dari atas tubuhnya, setelah semua kayu bakar yang menumpuk diatas tubuhnya itu bersih, dengan pelan-pelan kala seta bangun dan berdiri sambil membungkukan badannya, lalu dia memilih langsung pulang kerumahnya, dikit demi sedikit bayangan tubuh kala seta menghilang ditelan gelapnya malam dan rimbunnya dedaunan dari pepohonan.
Waktu kini terus berlalu seirng dengan roda kehidupan berputar, hingga tidak terasa kini malampun telah berganti dengan siang dimana sang surya telah bersinar menyinari jagat raya, dengan sinarnya yang kuning ke'emasan.
Diudara pagi hari yang sejuk, kepulan-kepulan kabut masih terlihat diantra dedaunan-dedaunan.
Disebuah rumah kecil, yang atapnya terbuat dari daun lontar yang di tata sedemikian rupa hingga akhirnya bisa berlindung dari derasnya airnya hujan, dan panasnya sengatan cahaya matahari.
Dipagi itu kala seta lagi duduk sambil melamun jauh, ingatannya selalu tertuju pada sang kekasih hatinya yaitu Dewi kencana.
''Ooh Dewiku, lagi ngapain kamu sekarang, pastinya kamu lagi bersedih hati, karena ayahmu tidak merestui hubungan kita ini, dan apa yang akan menimpamu bila perbutan kita membuahkan hasil, tidak terbayangkan ayahmu itu, pasti akan menyiksamu, saya heran, pada badrun, sebenarnya Dewi itu anaknya apa bukan, ko sekeji itu perlakuannya pada anak sendiri.'' Kala seta berkata sendiri.
Menjelang siang datang, Kala seta melangkahkan kakinya meninggalkan rumahnya, tanpa ijin dulu pada ayahnya kala seta, berniat memberanikan diri mendatangi rumah sodagar sombong yang angkuh itu, untuk melamar anaknya yaitu Dewi kencana.
Karena kala seta terus dihantui rasa bersalahnya, atas apa yang telah diperbuatnya bersama Dewi kencana disebuah bangunan tua itu.
Dengan rasa penuh tanggung jawab, kala seta tidak perduli apa yang akan menimpanya nanti, yang terpenting bagi kala seta mpertanggung jawabkan atas perbuatannya itu.
Setibanya dirumah Badrun, kala seta langsung menuju pintu depan rumahnya Badrun.
Tok tok tok.
''Sampuu Rasuuun.'' Ucap Kala seta.
''Rammpess.'' Terdengar dari dalam menjawab, dan membuka pintu rumah depan.
Begitu yang punya rumah membuka pintu, yang kebetulan sodagar badrun sendiri yang membuka pintunya.
''Oooh, sungguh berani sekali kau datang kerumahku hah.'' Ucap sodagar Badrun.
''Maap atas kelancangan saya tuan, saya pingin bertemu dengan putri tuan.'' Jawab Kala seta.
''Dasar anak miskin tidak punya malu, sudah saya bilangin jangan berani menginjakan kakimu disini lagi, pergi sana sebelum anak buahku mengusirmu.'' Ucap Badrun.
''Saya mohon tuan sebentar aja, saya ingin melihat keada'an putri tuan.'' Ucap Kala seta.
Suara ribut-ribut diluar rumah terdengar sama Dewi kencana.
''Seperti suara kakang seta, aku harus temuai kakang seta.'' Berkata Dewi kencana, sambil keluar dari kamarnya.
Pas Dewi kencana keluar dari kamarnya, nampak terlihat oleh Dewi kencana kala seta lagi di caci maki oleh ayahnya.
Dewi kencana langsung memburu pada ayahnya, untuk melindungi kala seta.
''Jangan ayah jangan sakiti kakang seta.'' Ucap Dewi Kencana sambil merangkul ayahnya.
''Diam kamu kencana, dasar anak tidak berbakti pada orang tua.'' Jawab Badrun.
''Tuan jangan sakiti putrimu sendiri, itu darah dagingmu, yang seharusnya tuan sayangi.'' Ucap Kala seta membela kekasihnya.
''Ijinkan saya untuk menikahi putru tuan, karena saya sangat mencintai Dewi kencana tuan.'' Kata Kala seta.
''Bedebah, lancang sekali cakapmu, hai pemuda miskin, mau dikasih makan apa nantinya anak saya.'' Ucap Badrun.
Ucapan badrun sangat menyakitkan hati kala seta, tapi kala seta berusaha untuk bersabar.
''Saya mohon tuan, berilah kesempatan padaku dan Dewi kencana, untuk Bersatu dalam suatu ikatan pernikahan.'' Ucap kala seta sambil memohon-mohon dengan menyembah nyembah.
''Lepasin kaki saya, saya tidak sudi mempunyai mantu orang miskin.'' Ucap Badrun sambil menendang kepalanya kala seta.
Kala seta langsung tersungkur ditanah, dan Dewi kencana langsung memburu kala seta, sambil menangis histeris.
''Kakaaaang, ayah kejam sekali, asal ayah tau, tidak ada seorangpun yang akan bisa memisahkan cintaku pada kakang Kala seta meskipun itu orang tuaku sendiri.'' Teriak Dewi kencana sambil ter'isak-isak dengan air mata yang terus keluar karena terdorong oleh rasa sedihnya itu.
''Dasar anak kurang ajar.''
Keepllaaakk, sebuah tamapran hinggap dipipi Dewi kencana,
''Aawww, bunuhlah aku sekalian supaya ayah puas.'' Teriak Dewi kencana.
Jeritan dan tangisan Dewi kencana sampai terdengar oleh nyi pandan sari yang lagi memasak didapur.
Nyi pandan sari langsung bergegas keluar, menuju arah dari suara jeritan itu.
''Bapak ini apa-apa'an sama darah dagingmu sendiri, berlaku sekeji itu.'' Ucap nyi pandan sari, sambil merangkul putrinya.
''Saya tidak perduli itu siapa, bila tidak menuruti semua dengan aturanku, maka akan bernasib sama, termasuk istriku sendiri.'' Ucap Badrun.
''Orang tua macam apa, yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak dan istrinya, ini malah harus mengikuti aturan busukmu itu.'' Bentak Kala seta mulai bangkit emosinya.
''Kurang ajar kau malah menceramahi saya, Barja, kaspar.'' Teriak Badrun memanggil kaki tangannya.
Barja dan Kaspar pun langsung lari, mendengar teriakan majikannya yang memanggil dirinya.
''Iyaa, juragan ada apa?.'' Tanya Barja.
''Urus tuh pemuda miskin itu, bila perlu habisi dia.'' Ucap Badrun sambil melangkah pergi.
''Haiii sodagar badrun yang terhormat, biarpun saya orang tidak punya, setidaknya saya masih punya hati dan harga diri, tidak berperilaku busuk seperti anda, cukup sudah penghinaanmu selama ini pada keluargaku.'' Teriak Kala seta naik pitam.
''Ooo rupanya si miskin punya nyali juga, Barja, Kaspar bunuh dia.'' Ucap Badrun yang akhirnya terus meninggalkan tempat itu
''Haii pemuda brengsek, sekarang tamatlah riwayatmu.'' Ucap Barja sambil mencabut goloknya.
Melihat begitu Dewi kencana langsung melompat kearah kala seta.
''Jangan sakiti kakang Kala seta.'' Ucap Dewi kencana.
''Maap non saya cuma menjalankan tugas.'' Jawab Barja.
''Sudah Dewi jangan takut, kakang akan baik-baik aja, sekarang kamu masuk kedalam rumah, kakang tidak mau kamu jadi kenapa-napa, percayalah pada kakang.'' Ucap Kala seta.
''Tapi kakang.'' Saut Dewi kencana.
''Sudah percayalah sama kakang.''
''Iya putriku, kala seta benar ayo nak kita masuk, nanti Ayahandamu, akan semakin marah.'' Ucap nyi pandan sari.
Setelah Dewi kencana dan ibunya masuk kedalam rumah, Barja dan Kasparpun langsung menyerang Kala seta.
Pertarunganpun terjadi kala seta digempur oleh dua orang jago-jago sodagar badrun.
Sabetan-sabetan goloknya Barja dan kaspar mengurung tubuh Kala seta, tapi sekarang Kala seta sudah menguasai jurus-jurus laba-laba dari ayahnya.
Begitu kedua senjata dari barja dan kaspar seperti ingin memecahkan kepala Kala seta, ia lalu merubah jurusnya dengan jurus laba-laba merayap.
Kala seta menjatuhkan tubuhnya, plooos sabetan kedua golok itu makan ruang kosong, dengan mudahnya Kala seta menghantam kedua kaki barja dan kaspar dengan jurus sengatan laba-laba, kedua tangan Kala seta yang sudah di lapisi tenaga dalam membidik kedua kaki barja dengan sengatan Laba-laba.
Duk duk duk.
suara terdengar dikaki kedua jago itu.
''Aadaaaaawwww.
Terdengar dari kedua mulut jagonya badrun itu.
Dengan langkah tertatih tatih Barja dan Kaspar sesumbar pada Kala seta.
''Kurang ajar kau kala seta, akan ku bunuh kau, sebagai balas dendamku pada si Wikrama.'' Teriak Barja.
''Bagai mana bisa kamu mau membunuh saya, sedangkan langkahmu juga pincang begitu, paling sekali tendang aja kalin sudah pada nyungseb, Hahahahaaa'', teriak kala seta.
''Bedebah kau anak ingusan, ciaaattttt, aduu aduu aduuuuhhh'', teriak Barja, mau menyerang Kala seta, tapi tiba-tiba rasa sakit di kakinya terus terasa dan ahirnya barja merobohkan tubuhnya, karena sakit dikaki kanannya terasa sangat amat.
''Jihahahahahaaaa, apa ku bilang, cuma sigitukah jagonya tuan Badrun'', teriak Kala seta sambil tertawa terbahak-bahak.
''Kurang ajar kau anak ingusan.'' Ucap Kaspar.
''Jangan sesumbar terus ayo serang aku.''cap Kala seta menantang.
Dengan kaki pincang sebelah kaspar pun langsung menyerang Kala seta membabi buta, tentu saja sangat mudah bagi Kala seta untuk melumpuhkannya.
Kala seta melompat ke atas lalu dengan cepat mengeluar senjata jaring laba-labanya, tubuh Kaspar langsung masuk terperangkap masuk ke jaring laba-labanya, setelah lawannya masuk terperangkap, Kala seta langsung melompat keatas dahan kayu terus menarik tali jaring laba-labanya, kini tubuh kaspar ketarik keatas, setelah itu kala seta mengikat tali tersebut didahan kayu yang lainnya.
Jagoan andalannya badrun, menjerit-jerit minta dilepasin, tapi Kala seta tidak menghiraukannya ia lalu memanggil-manggil Badrun.
''Tuan tuan badrun, keluarlah, kini jagoanmu sudah tidak berdaya lagi, ingat besok atau lusa ku akan datang kembali, untuk mempersunting putrimu'', ucap Kala seta sambil melangkah pergi meninggalkan tempat itu.
Sementara sodagar badrun, begitu mendengar teriakannya Kala seta, ia langsung keluar, begitu dia melihat tukang pukulnya sudah tidak berdaya, dia bukannya kasihan, malah mencaci maki Barja dan Kaspar.
''Apa-apa'an ini, masa kalian sama anak ingusan saja sudah keok, percuma saya bayar kamu.'' Ucap Badrun.
''Tolong juragan, tolong turunin saya dari Jaring ini'', ucap kaspar sambil melas banget.
''Apa kamu bilang, kamu sudah berani ya memerintah sama saya juraganmu.'' Bentak Badrun.
''Ya maap juragan, panggilin Basar dan Busro.'' Ucap Kaspar sambil bergelantungan di dalam jaring.
Badron lalu bergegas pergi kebelakang rumahnya untuk memanggil Basar dan Busro.
Basar dan Busro pun langsung bergegas menuju arah suara yang memanggilnya.
''Iya juragan, ada apa?.'' Tanya Busro.
''Tuh tolongin, sikaspar, turunin dari pohon.'' Jawab Badrun.
Basar dan Busro langsung berlari menuju kedepan, betapa kagetnya Basar dan Busro, pas dilihat kaspar lagi bergelantungan di dalam jaring laba-labanya.
''Haahaahaaa, ya ampun kakang kaspar, ngapain pake bergelantungan begitu.'' Ucap Basar.
''Buruan, Busro, Basar malah cengengesan, Belegug kalian.'' Bentak Kaspar.
Basarpun langsung memanjat pada pohon yang dijadikan tali pengikat jaring laba-laba itu, sesampainya didahan yang dibuat ikatan tali jaring itu, Basar langsung membacok tali itu, dan talipun putus, tapi tubuh kaspar melorot jatuh laksana buah duren.
Buuuuukkkkk.
Adaaawwwwww.
''Basarr, bodoh, toloolll, kenapa kamu bacok talinya, aduuuuhh.'' Ucap Kaspar sambil meringis kesakitan.
Barja yang lagi meringis mengelus-ngelus kakinya yang sakit, mendadak rasa sakitnya hilang berubah menjadi sebuah tawa yang terbahak-bahak.
''Hahahahahaaa, makan tuh tanah Kaspar, hahaha.'' Begitu Barja tertawa riang yang diikuti oleh Busro.
Di hari itu, hari apesnya sodagar badrun, kabut hitam kini sedang menyelimuti Badrun, sodagar kaya raya yang jumawa dan berbuat sesuka hatinya pada siapa saja yang membangkang, dan apabila ada seorang warga yang telat membayar utangnya, tanpa mikir baik buruknya gimana, dengan kejamnya sodagar badrun membawa apa saja yang ada buat jaminan hutang piutangnya.
Tiga bulan kemudian, kemelut kini menimpa lagi pada sodagar sombong itu.
Putri sulungnya, Dewi kencana, terlihat lemas dan lesu ditambah sering mual dan muntah-muntah.
''Bagaimana aku ini, sepertinya aku hamil, apa yang ku takutkan akhirnya terjadi, oooh sang pencipta, kalau emang ini semua sudak menjadi suratan takdirku, ku terima dengan lapang dada, karena ini juga hasil dari perbuatan kotorku, kabulkanlah permintaanku ini, satukanlah aku dengan kakang Kala seta.'' Begitu kata Dewi kencana didalam hatinya.
''Uuuooo uuooo uuoooo.
Dewi kencana muntah-muntah, ibunya Dewi kencana yaitu nyi pandan sari langsung nyamperin anaknya yang lagi muntah-muntah itu.
''Kamu kenapa nak, sakit, makanya kamu itu makan, jangan membiarkan perutmu kosong'', ucap Nyi pandan sari.
''Tidak Bu, cuma kepalaku puyeng rasanya.'' Jawab Dewi kencana.
Dewi kencana terus muntah-muntah, terkadang sering makan makanan yang pedes dan asam-asam, sampai-sampai nyi pandan sari bertanya-tanya dalam hatinya.
''Apa mungkin putriku itu ngidam, Oooh jagat dewa batara, andaikan itu benar apa yang akan terjadi pada putriku nanti.'' Ucap Nyi pandan sari.
Melihat putrinya sering mual-mual dan muntah-muntah, pertamanya nyi pandan sari di anggap hal yang biasa kemungkinan hanya sakit biasa, tapi lama-kelama'an, Dewi kencana mual-mual terus ditambah sering muntah.
Pada suatu waktu dimana sodagar badrun lagi berniaga dipusat kota keraja'an, nyi pandan sari secara diam-diam bertanya pada Dewi kencana.
''Nih sekarang ibu buatkan makanan kesuka'anmu, makan dulu ya.'' Ucap nyi pandan sari.
''Baik Bu.'' Jawab Dewi kencana.
Dewi kencana pun langsung menuruti apa yang diperintahkan oleh ibunya.
Dan setelah Dewi kencana selesai makannya, baru nyi pandan sari memasukan pertanya'annya.
''Ibu mau bertanya, mohon kamu jawab dengan jujur ya pada ibumu, ibu perhatikan selama ini, kamu sering mual dan muntah-muntah, ibu tidak suka kamu menyimpan sesuatu kebohongan.'' Ucap nyi pandan sari.
Pas mendengar ibunya betanya begitu, Dewi kencana merasa sabil dan bingung harus menjawab apa.
''Kenapa kamu diam nak?.'' Tanya nyi pandan sari.
''Ma'apkan aku buj.'' Jawab Dewi kencana sambil terisak menangis.
''Apa kamu lagi ngidam nak?.'' Tanya Nyi pantan sari.
Dewi kencana tidak mengeluarkan kata-kata, hanya menjawab dengan isarat, mengangguk-ngagukan kepala saja.
''Terus dimana kamu berbuat begitu sama kekasihmu?.'' Tanya nyi pandan sari.
''Di kuil tua, waktu hujan deras itu Bu, ma'apkan anakmu ini bu, sudah mencoreng muka dikeluarga ini, sekarang ku pasrah, apabila ayahanda mau bunuh aku atau mengusirku dari sini.'' Ucap Dewi kencana.
''Pantesan waktu itu kala seta tetap keukeuh pingin menikahimu.'' Kata nyi pandan sari.
Nyi pandan sari sudah merasa lega dengan kejujuran anaknya, walau ada sedikit rasa kecewa pada putrinya yang terlalu gampang memberikan kehormatannya pada kekasihnya itu.
Enam bulan kemudian.
Perihal kehamilannya Dewi kencana sudah diketahui oleh ayahnya yaitu Badrun.
Sodagar sombong itu terasa dicoreng mukanya oleh kotoran yang menjijikan, kemarahan sodagar badrun tidak bisa dikendalikan lagi,
Badrun sangat sangat murka sekali setelah mendengar pengakuan dari anaknya, dengan muka yang merah seperti terbakar, Badrun sangat marah sekali, kata-kata yang tidak sepantasnya di ucapkan pada darah dagingnya sendiri.
''Dasar anak tak tau diri, mau ditaro dimana muka saya ini kencana.'' Ucap Badrun marah sekali.
''Ma'aapkan saya ayah, sekarang aku pasrah mau di apain sama ayah, ku dah kebal ayah.'' Ucap Dewi kencana sambil bersujud pada ayahnya.
''Percuma kamu memohon-mohon padaku juga, itu tidak akan menghapus rasa malu ayah dimata para penduduk.'' Ucap Badrun.
''Ya sudah ini semua sudah terjadi pak, sebelum semua orang mengetahui kabar ini, jalan satu-satunya kita harus cepat-cepat nikahin anak kita pak.'' Ucap nyi pandan sari.
''Iya dengan terpaksa, kita harus cepat-cepat nikahkan anak kita buk.'' Ucap Badrun.
Tiga Hari kemudian.
Dewi kencana dan Kala seta ahirnya bisa juga bersatu, walaupun dengan terpaksa badun merestuinya.
Untuk menghilangkan jejak dari para penduduk, Badrun pun membikin meriah acara pernikahan anaknya, dua hari dua malam acara pesta diselenggarakan, dengan acara terakhir, badrun menanggapi hiburan yaitu acara seni tarian ronggeng. acarapun cukup meriah sekali dan banyak dihadiri oleh warga penduduk tirta kencana.
............
Seminggu sehabis acara pernikahan.
Betapa bahagianya Dewi kencana dan Kala seta, karena cintanya bisa bersatu..
***************
lanjut Eps 3.
Dukung terus ya karyaku, Demi kelangsungannya, karena dukungan dan suport dari kawan" sangat berharga bagi kelangsungan karyaku.
Tinggalkan jejaknya dengan.
. 👍 like
. Comentar
. ⭐⭐⭐⭐⭐ Ranting
. ❤ Favorit dan 💓 votenya.
Selamat membaca, semoga bisa menghibur.
Terima kasih.
Seminggu sehabis acara pernikahan.
Dewi kencana dan kala seta sangat berbahagia karena pada akhirnya cintanya itu bisa bersatu, meskipun orang tuanya karena terpaksa menikahkannya, karena untuk menutupi malu dari warga kampung tirta kencana.
Dewi kencana dan kala seta lagi bermesra-mersra'an, kala seta terus mengelus-ngelus perutnya Dewi kencana yang semakin membesar, terkadang kuping kala seta ditempelkan pada perutnya Dewi kencana, seperti ingin mendengar suara jabang bayi yang lagi berada didalam kandungan.
''Sebelum kamu terlahir anaku, kau ku beri nama: Siliwata.'' Ucap Kala seta.
Wah nama yang bagus kakang, itu kan nama kalau bayi kita laki-laki, terus kalau bayi kita terlahir perempuan namanya siapa?.'' Tanya Dewi kencana.
''Kalau bayi kita perempuan, ku kasih nama: Anjar wati.'' Ucap kala seta.
''Wah kakang sangat pintar memberi nama, ku suka namanya bagus-bagus kakang.'' Kata Dewi kencana.
Disaat mereka lagi ngobrol asik berdua di kamar, nyi Pandan sari memanggil-manggil Dewi kencana.
''Nak makan dulu sekalian sama suamimu.'' Ucap nyi pandan sari.
''Baik Bu, kakang ayo kita makan dulu.'' Ucap Dewi kencana.
''Kamu aja dulu nyi, ku belum lapar, lagian ku tidak enak sama ayahmu, kalau melihatku seperti melihat kotoran yang menjijikan.'' Jawab Kala seta.
''Tidak usah dihiraukan kakang, sekarang lihat saja aku istrimu, setidaknya temenin aku makan ya, demi jabang bayi
ini.'' Kata Dewi kencana.
''Biaklah kalau begitu.'' Jawab Kala seta.
Ahirnya Kala seta menuruti apa kata istrinya Dewi kencana.
Setelah tiba disebuah meja makan, Mereka berdua duduk dikursi yang terbuat dari rotan, Dewi kencana lalu mengambil Nasi dan di tuangkan kedalam tempat nasi yang terbuat dari tanah liat yang bentuknya menyerupai batu cobek dijaman itu, karena dijaman itu peralatan" masih banyak menggunakan bahan" alami.
''Kamu gak makan nak seta.'' Sapa nyi pandan sari.
''Tidak buk saya masih kenyang.'' Jawab Kala seta.
''Makanlah nak seta, jangan sungkan-sungkan, anggap saja ini rumahmu sendiri.''
Tiba-tiba Badrun datang, dengan roman tidak suka melihat Kala seta.
''Enak saja, biarpun kamu sudah memperistri anak saya, bukan berarti kamu berhak dirumah ini.'' Bentak Badrun.
''Ya jangan begitu atuh pak, biar bagaimanapun Kala seta sudah menjadi bagian dari keluarga kita.'' Tegas nyi pandan sari.
''Tidak buk, sekali tidak ya tidak.'' Jawab Badrun sambil melangkah pergi keluar rumah.
Nyi pandan sari sampai menggeleng-gelengkan kepala, atas sikap suaminya itu.
''Sabar ya nak seta, atas perlakuan bapak terhadapmu.'' Ucap nyi pandan sari memberi semangat.
''Iya buk, tidak apa-apa, karena ku sudah kebal dicaci dan di maki, dan aku juga menyadari ku cuma orang tidak punya, yang mungkin merepotkan keluarga disini.'' Jawab Kala seta.
''Iiih kakang jangan bilang begitu, napsu makanku jadi berkurang kakang.'' Ucap Dewi kencana.
''Apa yang dibilang kencana itu benar nak seta, Ibu dan kencana tidak pernah membeda-bedakan manusia didalam pangkat dan derajat, semua sama dihadapn sang pencipta.'' Kata nyi pandan sari.
''Aku bilang apa adanya tentang keluargaku.'' Ucap Kala seta.
..........
Sementara Badrun, langsung pergi menemui antek-anteknya dibelakang rumah.
''Barja, Kaspar.'' Teriak Badrun.
''Iya Juragan'', jawab Barja sambil cepat-cepat menemui Badrun yang disusul olek Kaspar.
''Sini kalian.'' Ucap Badrun.
''Iya ada apa? juragan?.'' Tanya Barja dan Kaspar.
''Begini, sebentar lagi, kencana pasti melahirkan bayinya, kalau bayinya sudah keluar dengan selamat, ambil bayi itu dan buang biar jadi mangsanya binatnang buas.'' Ucap Badrun sambil berbisik.
''Tapi juragan, bagaiman caranya, pastinya ditungguin sama non dewi.'' Ucap Barja.
''Goblog, tolol, masih belum pintar juga kamu, cara berpikirmu masih aja lempeeng, ya pake otak atuuh.'' Bentak Badrun.
''Sial sibadrun, kalau saya tidak butuh, sudah ku robek tuh mulutnya.'' Kata Barja berkata dalam hati.
''Mengerti tidak maksud saya?.'' Tanya Badrun.
''Mengerti juragan.'' Jawab Barja.
''Apa emang?.'' Tanya Badrun.
''Ya itu, yang juragan omongin.'' Jwab Barja.
''Ya sudah, sekarang cepat kamu bersihin kandang kuda terus kudanya di elapin sampe bersih pake air hangat.'' Perintah Badrun pada Barja dan Kaspar.
''Baik juragan, ayo kaspar kita kerja lagi.'' Ucap Barja.
Barja dan Kaspar terus kemabali lagi melakukan pekerja'annya seperti biasa.
.........
Kini hari sudah mulai senja, langit memerah disebelah barat, dilapisi dengan awan putih tebal.
Di hari selasa kliwon, bulan kabisat di Tahun Saka, diakala Bulan sedang purnama penuh, Dewi kencana sudah terasa mules-mules pada kandungannya, mungkin Dewi kencana mau melahirkan jabang bayinya.
Dewi kencana kini terbaring ditempat tidur sambil merasakan mules diperutnya.
''Kakang perutku mules.'' Ucap Dewi kencana.
''Kamu tenang nyi, itu tandanya sijabang bayi sudah waktunya lahir kedunia, sebentar ya panggil ibu dulu.'' Kata Kala seta.
Kala seta terus keluar dari dari tempatnya Dewi kencana lagi berbaring, dan memburu pintu kamar ibunya.
Tok tok tokk.
''Bu bu ibu, nyi Dewi sudah mules-mukes, mungkin mau melahirkan.'' Ucap Kala seta.
Nyi pandan sari terus keluar dan membuka pintu kamarnya.
''Ada apa nak seta?.'' Tanya nyi pandan sari.
''Itu buk, nyi Dewi sudah mules-mules.'' Jawab Kala seta.
''Oooh, baru mules-mules nak seta, ya sudah sekarang panggil nyai paraji, di kampung sebelah.'' Kata nyi pandan sari.
''Baik buk.'' Jwab Kala seta.
Disaat Kala seta mau pergi untuk memanggil dukun beranak, tiba-tiba Badrun keluar dengan nada enak didengar.
''Nak seta, biar kamu disini, menemani istrimu, biar yang memanggil dukun beranak Barja dan Kaspar saja.'' Ucap Badrun.
''lah tumben pak Badrun bernada lemah lembut begitu, tidak seperti biasanya, ada apa ya dibalik semua itu.'' Berkata Kala seta di dalam hati.
''Iya baik pak.'' Jwab Kala seta.
Badrun pun terus keluar, dengan tujuan mau suruh Barja dan Kaspar untuk memanggil nyai paraji alias dukun beranak.
Sesampainya dtempat Barja dan kaspar beserta anak buahnya tinggal, Badrun pun memanggilnya.
''Tok tok tok.
''Barja, Kaspar.'' Panggil Badrun.
''Iya juragan, ada apa?.'' Tanya Barja sambil membuka pintu.
''Sekarang Kamu dan kau Kaspar, pergi kerumahnya nyai sulampe dukun beranak itu, panggil kesini, karena kencana sebentar lagi mau melahirkan, ingat apa yang telah kita bicarakan, nih upah untuk kalin, dan ini upah untuk nyai sulampe.'' Ucap Badrun.
''Nyai sulampe kan tinggalnya dibukit dadap, itu jauh sekali juragan.'' Ucap Kaspar.
''Ternyata kalian itu masih aja bodoh, kalau panggil nyai paraji yang dikampung sebelah, nanti bisa ketauan, Si kala seta pasti akan bertanya-tanya, pokonya atur serapi mungkin, supaya tidak ketauan.'' Ucap Badrun sambil bisik-bisik.
''Baik juragan.'' Jwab Barja.
''Agar lebih cepat diperjalanannya, Kalian bawa kuda, tapi jalannya harus pakai jalan memotong, supaya tidak ada yang tau kalian keluar dari tirta kencana.'' Ucap Badrun.
''Baik juragan.'' Jawab Kaspar.
Barja dan kaspar ahirnya pergi dari tirta kencana dengan tujuan nenek sulampe yang berada cukup jauh dari tirta kencana.
Setibanya dibukit kristal merah, nampak ada sebuah gubuk kecil dengan beratapkan jerami.
Disitulah nenek Sulampe tinggal, dia sengaja mengasingkan diri dari keramain.
Barja dan kasparpun turun dari kudanya, langsung menuju pintu depan gubuk itu.
Tok tok tok
''Sampuuuu rasuun.'' Ucap Barja.
''Rampessss, terdengar dari dalam menjawab dengan suara sangat menyeramkan bila yang baru mendengarnya.
Dan Penghuni gubuk pun keluar.
''Ada apa kisanak?.'' Tanya nenek Sulampe.
''Kami ada perlu nek.'' Jawab Kaspar,
''Ya sudah, ayo masuk.'' Kata Nene Sulampe.
Barja dan Kaspar lalu memasuki gubuk kecil dan apa adanya itu.
''Sekarang, apa perlu kalian pada nenek?.'' Tanya Nenek sulampe.
''Begini nek, anak majikan saya mau melahirkan, jadi saya disuruh majikan saya datang kesini.'' Ucap Barja.
''Siapa majikan kalian itu?.'' Tanya Nenek sulampe.
''Juragan Badrun.'' Jawab Barja.
''Oooh sibadrun, kan disitu juga ada nyai paraji, kenapa harus nenek.'' Ucap nenek sulampe.
''Begini ne ceritanya'.'' Ucap Barja sambil menceritakan, tentang hubungannya Dewi kencana sama Kala seta yang ditentang oleh Badrun, dan ahirnya mereka dinikahkan karena aib yang menimpa keluarga badrun, untuk menutupi rasa malunya sodagar Badrun, dimata warga tirta kencana.
''Naah begitu ne ceritanya.'' Ucap Barja
''Terus nene harus ngapain?.'' Tanya nenek sulampe.
''Begini.'' Kata Kaspar membisikan ke kupingnya nenek sulampe, apa yang ditugaskan oleh juragan Badrun tentang Bayinya Dewi kencana dan Kala seta, yang harus di buang.
''Nah begitu ne, apa yang ditugaskan majikan kami.'' Ucap Kaspar.
''Dasaar sibadrun, dari dulu masih saja kaya begitu tabeatnya, kapan sadarnya, juraganmu yang sinting itu, terus berapa mau bayar saya, karena ini sangat berisiko.'' Ucap nenek sulampe.
''Tenang ne, kalau masalh bayaran, juragan sudah siapkan, ya gak par.'' Ucap Barja.
''Betuull nek.'' Jwab Kaspar.
''Baiklah kalau begitu, mana bayarannya.'' Ucap nenek Sulampe.
Lalu Barja mengeluarkan kantong dari kain, dan dibikin tali diatasnya, ditatar sunda namanya kanyut kunang yang isi uang koin lima ratus kepeng.
''Nih ne, bayaran nene, awas jangan sampai gagal.'' Ucap Barja.
''Berani juga kau menggeretaku, apa kalian pingin ku jadikan tikus buat penunggu gubuk ini.'' Bentak nenek Sulampe sambil melotot dengan mata yang merah bersinar.
''Ampun nek jangn, ma'ap ku bercanda.'' Jawab Barja.
''Ya sudah sekarang kalian pulang duluan, nanti saya menyusul.'' Ucap nenek Sulampe.
''Nanti bagaimana kalau bayinya sudah keluar duluan, nenek bareng kami saja naik kuda.'' Ucap Kaspar.
''Nene punya kendara'an sendiri, ayo cepetan kamu pulang duluan, apa pingin ku jadikan tikus kalian semua.'' Ucap Nenek Sulampe.
''Ba baik nek.'' Jawab Barja dan Kaspar.
Nenek Sulampe lalu keluar dari gubuknya, yang di ikuti oleh Barja dan Kaspar.
Setelah itu nenek Sulampe mengeluarkan kendara'nnya upih sakti.
''Upih Sakti keluar.'' Kata Nenek Sulampe.
Lalu sebuah benda meluncur dari angkasa, sebuah upih meluncur kebawah dan mendarat didepan nenek Sulampe, lalu nenek Sulampe menaiki kendara'annya.
''Upih ayo jalan ke tirta kencana.'' Ucap Nenek sulampe.
Upih sakti terus terbang meluncur dengan cepatnya, Barja dan Kaspar tercengang, karena baru kali ini melihat kesaktiannya nenek Sulampe, sebuah pelapah pinang bisa terbang dengan cepatnya.
''Waah ternyata nenek Sulampe itu sangat sakti, pantesan dia tidak mau di ajak naik kuda.'' Ucap Barja.
''Iya benar, e'eeh Barja ayo kita kejar nene sulampe, dari tadi bengong aja.'' Bentak kaspar.
''Ooh iya, ayo kita kita jalan Kaspar.'' Ucap Barja.
Hea hea hea.
Barja dan kaspar memacu kudanya di kegelapan malam.
Kuda terus berlari dengan kencangnya mengejar upih Sakti yang sudah tidak terlihat dipandangan Barja dan Kaspar.
.........
Tidak lama kemudian Barja dan Kaspar sudah tiba di tirta kencana.
Dan kudapun langsung di masukin ke istal kuda.
Sementara Nenek Sulampe sudah berada didalam kamarnya Dewi kencana,
Sungguh senangnya sodagar badrun, ternyata nenek sulampe datang tepat waktu.
Kala seta, nyai pandan sari dan sodagar badrun disuruh menunggu diluar.
Dewi kencana masih berjuang, dengan sekuat tenaga demi sijabang bayi agar bisa secepatnya terlahir kedunia.
''Ayo tarik napas pelan-pelan, terus, ayo terus.'' Kata Nenek sulampe memberi semangat.
Setelah Dewi kencana mengumpulkan tenaga, kini jabang bayi sudah terasa mau keluar, dan ahirnya.
Ea ea ea ea ea.
Suara jeritan jabang bayi terdengar memecah kesunyian di malam hari, dan Dewi kencana langsung tidak sadarkan diri.
''Wah waah bayi yang cukup tampan, dan gagah.'' Ucap nenek sulampe.
Kala seta yang menunggu didepan pintu mendengar suara nenek Sulampe menyebutkan bayinya laki-laki tapi belum berani masuk karena belum dipersilahkan untuk masuk.
Sementara nenek Sulampe siap menjalankan tugasnya, sepertia apa yang dibisikan oleh kaspar waktu itu, karena demi uang nenek penyihir sakti itu, langsung membungkus bayi itu dengan kain yang sudah ia persiapkan, sementara diluar jendela sudah siap Barja dan kaspar untuk melaksanakan tugasnya dari sodagar badrun, si bayipun lalu dikeluarkan lewat jendela, Barja dan kaspar langsung menerima bayi yang masih merah itu, dan tidak mikir panjang lagi, Barja dan kaspar segera pergi meninggalkan tempat itu, dengan tujuan utama membuang bayi tersebut.
Sedangkan Nenek sulampe, sipenyihir sakti itu melakukan tugasnya, membikin bayi palsu yang sama persis dengan bayi siliwata, entah apa yang dijadikan bayi palsu itu oleh nenek sulampe, setelah itu sibayi pengganti ditaro dipinggirnya Dewi kencana dan nenek sulampe langsung menghilang tanpa pamitan dulu pada badrun, demi menghilangkan jejak dari Dewi kencana dan Kala seta.
Kala seta begitu mendengar tangisan bayi itu, wajahnya sangat ceria, karena kebahagia'annya sudah sempurna dengan lahirnya siliwata.
''Ooh satriaku sekarang kamu sudah terlahir kedunia, Siliwata anaku, rasanya ku tidak tahan pingin melihat wajahmu.'' Ucap kala seta didalam hatinya.
''Ko lama sekali dukun beranak itu tidak keluar-keluar, jangan-jangan, nak seta coba buka pintunya, ibu rasanya curiga pada dukun beranak itu.'' U1
cap nyi pandan sari.
''Ooh iya, baik buk.'' Ucap Kala seta sambil membuka pintu kamarnya.
''Haaah, Bu bu, dukun beranak itu menghilang.'' Teriak Kala seta.
Nyi pandan sari lalu setengah lari memburu kamar, tempat dimana Dewi kencana melahirkan.
*************
Lanjut eps 4
selamat membaca.
Dukung terus karayaku dengan.
. 👍like
. Comentar
. ⭐⭐⭐⭐⭐ Ranting
. ❤ favorit dan 💓 votenya.
Terima kasih atas dukungannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!