...Zen adalah pangeran dari kekaisaran EMPRESS MEGA UNI EMERALD GREEY kekaisaran terbesar di belahan bumi bagian Utara ....
......Ayahnya bernama Zeiland Skywest dan ibunya bernama Fiona.Zen adalah anak yang sangat jenius, karena pada saat umurnya satu tahun dia sudah bisa membaca dan juga membangkitkan kekuatannya,padahal orang orang yang bisa membangkitkan kekuatan berumur sepuluh tahun...
...

Ini adalah cerita seorang pangeran yang berkarisma, tampan, dan juga jenius. Nama lengkapnya adalah "Zen Lord Skywest" dan nama panggilannya iyalah "Zen."
Dia adalah anak dari seorang Kaisar yang bernama "Zeiland Skywest" yang terkenal dengan sikap bengis dan kejam dalam medan peperangan.
Dia juga memiliki kekuatan yang sangat hebat dan langka yaitu kekuatan es abadi dan api naga yang berwarna ungu. Tapi sesadis apapun dirinya, dia selalu lemah di depan istrinya.
Ibunya Zen adalah satu-satunya wanita yang bisa meluluhkan hati dingin dari seorang Kaisar yang mempunyai sikap bengis dan kejam, bahkan dia sampai membuat Kaisar yang dijuluki sebagai "b*jing** gila yang haus akan darah" itu menjadi seperti anjing yang sangat patuh kepada majikannya. Nama ibunya Zen adalah "Fiona."
Apa alasannya Zen disebut sebagai jenius? Itu karena pada saat umurnya satu tahun dia sudah bisa berbicara dan bisa mengobrol ke orang sekitarnya yang tidak lain adalah kedua orang tuanya. Pada saat itu juga dia membuat seluruh dunia gempar karena dia sudah bisa membaca padahal tidak ada yang mengajarkan kepadanya cara membaca.
Buku pertama yang dia baca berjudul "Cara cara agar bisa membangkitkan kekuatan yang ada didalam diri sendiri." Dia bukan hanya membacanya saja, tetapi dia juga mempraktekkannya langsung setelah membaca dan memahami isi dari buku tersebut.
Lalu dia berhasil membangkitkan kekuatan api naga yang berwarna ungu sama seperti ayahnya padahal itu adalah percobaan pertama kalinya.
Semua orang yang ada di situ langsung takjub karena umur rata-rata orang yang bisa membangkitkan kekuatan yang ada di dalam diri mereka berkisar dari umur sepuluh tahun sampai dua belas tahun.
Tetapi Zen sendiri membangkitkan kekuatanya saat dia masih berumur satu tahun.
Di pagi hari yang cerah saat Zen masih berumur satu tahun....
"Waah, malaikat kecilku yang tampan ini sudah bangun rupanya." Kata ibunya sambil mencubit pipinya.
Tapi, alangkah terkejutnya ibunya saat mendengar suara yang keluar dari anak yang berumur satu tahun itu.
"Ma akit, angan ubit piku agi." (mama sakit jangan cubit pipiku lagi) Ucap Zen yang masih berumur satu tahun.
Seketika saja ibunya langsung berteriak karena kata kata yang keluar dari mulut anaknya itu.
"Kyaa!" Teriak Ratu Fiona.
Suara teriakan itu terdengar sampai diruang kerja ayahnya, yang mana pada saat itu dia sedang berbicara dengan Perdana menteri membahas tentang politik.
"Eh, bukannya teriakan itu seperti teriakan yang mulia Ratu," Kata Perdana menteri kepada yang mulia Kaisar.
"Kau benar Roan, aku akan pergi ke sana." Ucap Kaisar Zeiland yang kemudian berlari keluar. Drap drap drap,
"Yang mulia tunggu dulu bagaimana dengan dokumen dokumen ini." Ucap Perdana menteri.
Kemudian Kaisar Zeiland berhenti dan memalingkan wajahnya dan juga berkata, "Kau saja yang mengurus semua dokumen itu." *D**rap* drap drap.
Setelah sampai di depan kamar Zen, dia menendang pintu kamarnya Zen, brakk.
Sementara itu diruangan tempat kerja Kaisar....
"Haaah, sialan... kenapa harus aku yang mengerjakan dokumen sebanyak ini." Ucap Perdana menteri.
Brakk, suara pintu yang ditendang dari luar....
Semua orang yang ada di dalam kamar Zen, yaitu ibunya dan para pelayan dan juga Zen, semuanya terkejut.
"Apa yang telah terjadi istriku? sampai kau berteriak histeris seperti itu?" Tanya ayahnya Zen.
Lalu Ratu Fiona menjawab, "Kau tau sayang, malaikat kecil kita ini bisa bicara."
"Apa kau baru saja menghayal, mana mungkin anak yang berumur satu tahun itu bisa bicara." Sahut Kaisar Zeiland.
"Jika kau tidak percaya, coba cubit pipinya," Sahut Ratu Fiona.
"Iya, iya, aku akan mencobanya." Ucap Kaisar Zeiland. Lalu dia mendekat untuk mencubit pipi anaknya itu tiba tiba....
"Udah u ilang angan ubit piku agi! Akit au." (sudah ku bilang jangan cubit pipiku lagi! sakit tau) Ucap Zen.
"A-apa yang dikatakan anak ini barusan, ini tidak masuk akal. Hei sayang apa kau yang sudah mengajarkan cara berbicara kepada anak ini." Ucap Kaisar Zeiland yang syok mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anaknya itu.
Bhuaak, suara yang keluar dari pukulan Ratu Fiona Kepada Kaisar Zeiland. Dan dia berkata,"Coba kau pikir dulu bodoh, jika aku yang mengajarkan anak ini bicara, mengapa aku harus berteriak, haaah!" Sahut Ratu Fiona dengan berbicara dengan penuh emosi.
"I-iya, aku salah oke. Jadi tenangkan emosi mu dulu." Sahut Kaisar Zeiland.
Beberapa menit kemudian...,
"Yah, eluarin ku ari sini."(ayah, keluarkan aku dari sini) Maksudnya keluarkan dia dari tempat tidurnya. Ucap Zen kepada Kaisar Zeiland.
"Kau ingin keluar ya, oke ayah akan mengeluarkan mu dari situ. Satu dua tiga ... happ, ayo kita ke taman sekarang juga." Ucap Kaisar Zeiland yang kemudian mengangkatnya dari tempat tidur.
"Kau mau bawa dia kemana?" Tanya ibunya kepada ayahnya.
"Ke taman, memangnya kenapa?" Sahut Kaisar Zeiland sambil menatap dengan ekspresi yang kebingungan.
"Dia belum mandi, sayang." Ucap Ratu Fiona.
"Tapi dia bau wangi kok." Sahut Kaisar Zeiland dengan mengendus-endus ke tubuhnya Zen.
"Jika dia belum mandi, kau tidak boleh membawanya ke mana mana, mengerti." Sahut Ratu Fiona.
"Ah, ta-tapi." kata ayahnya.
"Ayo Zen ikut ibu kita bersihkan badanmu dulu supaya bersih dan wangi." Sahut ibunya yang kemudian merebut Zen yang awalnya ada di pangkuan ayahnya ke pangkuannya lalu pergi bersama para pelayan untuk memandikannya.
Pada saat lagi memandikan Zen, ibunya bertanya kepadanya tentang bagaimana dia bisa berbicara.
"Bagaimana kamu bisa bicara dan mengerti percakapan orang orang yang ada di sekitarmu Zen?" Tanya ibunya, lalu setelah itu Zen menjawab.
"Ku uga idak au," (aku juga tidak tau) Sahut Zen Kepada ibunya. Kemudian setelah itu, percakapan ibunya dan Zen pun berhenti.
"Nah, sudah selesai Zen. Kamu sudah bersih dan wangi, ayo kita keringkan rambut dan tubuhmu lalu setelah itu memakaikan mu baju dan celana yang mewah dan juga bagus." Kata ibunya.
Beberapa saat kemudian ...,
"Oke sudah selesai. Waah Zen, kamu sangat imut dan tampan sekali, ayo kita temui ayahmu di ruang kerjanya." Ucap Ratu Fiona.
"Emm." kata Zen sambil menganggukkan kepalanya.
Krittt, suara yang keluar dari dorongan pintu.
"Zen, cobalah menyapa ayahmu dan Perdana menteri yang ada di situ." Kata ibunya kepada Zen.
"Aik ma," (baik mama) Sahut Zen.
Kemudian....
"Ai ayah, ai eldana menteli." (hai ayah, hai perdana menteri) Ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah ayahnya dan si Perdana menteri.
"Zen pintar sekali, ibu tidak menyadari bahwa kamu sepintar ini sayang."Ucap ibunya sambil mengusap kepalanya.
Setelah mengatakan itu, ibunya Zen langsung mencium pipi anaknya itu.
Dua orang yang disapa Zen tadi langsung syok terlebih lagi si Perdana menteri yang tidak tau kejadian sebelumnya yang membuat ratu berteriak histeris.
Si Perdana menteri berkata, "apa yang telah dikatakan anak berusia satu tahun itu, apa benar kata-kata itu keluar dari mulutnya?" Ucapnya yang kemudian menatap Kaisar dan Ratu dengan penuh rasa kebingungan.
"Iya, kata-kata tadi itu berasal dari putra ku, Roan." Kata ayahnya kepada perdana menteri dengan penuh rasa bangga.
"Itu tidak masuk akal yang mulia, anak kecil yang masih berumur satu tahun itu bisa bicara?" Kata perdana menteri dengan ekspresi wajah yang masih syok.
"Anggap saja dia jenius dan jangan terlalu dipikirkan, oke." Sahut Kaisar Zeiland.
Kemudian dia mendekati istrinya dan berkata, "ayo sayang, kita ajak putra kita ke taman kerajaan."
"Yang mulia tunggu dulu bagaimana dengan dokumen dokumen ini," Kata Perdana menteri.
Lalu Kaisar menoleh ke arah perdana menteri tersebut dan berkata....
"Kau saja yang mengurus semua dokumen dokumen itu mengerti, jika sekali lagi kau mengatakan itu akan ku bakar semua dokumen itu sekarang juga dengan kekuatan api yang ku punya." Ucapnya dengan wajah yang sangat mengerikan dan haus akan darah.
"Yah, apan Ita an elgi e aman alau yah icala ma olang itu." (ayah kapan kita perginya kalau ayah berbicara terus dengan orang itu) Ucap Zen sambil berpegangan tangan dengan ibunya.
"Eh, iya iya. Ayo kita pergi ke taman sekarang juga," Kata ayahnya yang kemudian mendekat lalu menggandeng tangan Zen.
Kemudian mereka pergi bersama-sama ke taman. Sementara itu, diruang kerja kaisar....
"Bagaimana bisa si "b*jing**" itu langsung berubah sifatnya setelah mendengar suara dari anaknya, haaah... kalau aku memikirkan orang brengsek itu, amarahku langsung meledak." Kata Perdana menteri yang mengoceh sendirian di ruang kerja Kaisar seperti orang bodoh.
^^^Bersambung....^^^
Di tengah perjalanan menuju ke taman mereka berhenti, karena....
"Ma, ku udah elah alan aki. Endong ku arang uga." (mama, aku sudah lelah berjalan kaki. gendong aku sekarang juga) Ucap Zen kepada ibunya.
"Jadi anak kecilku yang imut dan tampan ini sudah lelah ya rupanya."
Kata ibunya sambil mencubit pipinya Zen.
Dengan ekspresi wajah yang kesal dan jengkel, Zen berkata, "dah ku ilang angan ubit piku agi!" (sudah aku bilang jangan cubit pipiku lagi)
"Ma-maafkan mama. Sini mama gendong." Sahut ibunya.
Dan sesampainya di taman....
"Ouahh, dah seali. Unganya uga angat anyak an arna arni." (whoaah, indah sekali. Bunganya juga sangat banyak dan berwarna warni) Ucap Zen.
"Indah sekali kan Zen." Kata ibunya sambil mengusap kepalanya.
"Emm," Kata Zen sambil menganggukkan kepalanya.
"Cihh, menurutku itu tidak indah dan malah sangat membosankan." Kata ayahnya sambil berpikir untuk membuat taman itu tidak membosankan lagi.
"Ahha, aku tahu harus berbuat apa untuk membuat taman ini tidak membosankan lagi." Ucap Kaisar Zeiland.
Kemudian kaisar baj**g*n yang bodoh itu mengeluarkan kekuatan api dan membakar semua bunga yang ada di taman itu.
"Indah sekali bukan?" Kata Kaisar Zeiland kepada Zen sambil tersenyum ke arah Zen.
"Emm, tu angat elin." (ya, itu sangat keren) Sahut Zen.
Tanpa disadari ayahnya, pemilik dari taman itu yaitu ibunya, marah besar dan kemudian menendang dan menginjak injak dirinya karena telah membakar semua bunga yang ada di taman
Bak, buk, gubraak, "ke-kenapa kau menendang dan menginjak injak diriku? tanya Kaisar Zeiland kepada istrinya.
Dia sangat kebingungan karena dia merasa tidak melakukan hal-hal yang membuat istrinya marah.
Dengan mata melotot dan amarah yang meledak ledak istrinya berkata, "Kenapa kau bilang! Harusnya aku yang bilang kenapa! Setelah kau menghancurkan taman indahku, haaah!"
Kemudian dia memeluk kaki istrinya sambil berkata, "Ma- maafkan aku. Akan ku kembalikan seperti semula nantinya taman ini, ku mohon ampuni aku."
Pertengkarannya itu pun terhenti karena pertanyaan dari Zen....
"Yah, agaiana alanya gal ku isa elualkan euatan sepelti yah adi?" (ayah bagaimana caranya agar aku bisa mengeluarkan kekuatan seperti ayah tadi) Tanya Zen Kepada ayahnya.
"Maksudmu mengeluarkan kekuatan seperti ini," Ucapnya, lalu dia Menunjukkan kekuatan api yang keluar dari tangannya kepada Zen.
"Emm," Kata Zen sambil menganggukkan kepalanya.
"Bagaimana ya, kau masih belum cukup umur untuk membangkitkan kekuatan yang ada didalam dirimu." Kata ayahnya sambil menggaruk kepalanya.
"U moon yah, ajalkan ku alang uga." (aku mohon ayah, ajarkan aku sekarang juga) Ucap Zen yang memohon dengan versi imut super cute.
"Ah ... kau tau Zen untuk membangkitkan kekuatan itu kau harus membaca dan memahami buku yang menjelaskan tentang cara-cara untuk membangkitkan kekuatan." Sahut Kaisar Zeiland.
"Alau egitu elikan adaku uku yang halus diaca tu!" (kalau begitu berikan padaku buku yang harus dibaca itu!) Ucap Zen.
Lalu ayahnya menggaruk garuk kepalanya sambil berkata, "kenapa bocah ini banyak tanya dan maunya sihh!"
"Itu semua kan salahmu sendiri, menunjukkan kekuatan kepada anakmu yang masih berumur satu tahun itu. Berikan saja bukunya padanya." Kata istrinya sambil tersenyum.
"Haaah... baiklah. Tapi buku itu terletak di perpustakaan kerajaan yang besar itu, cukup sulit untuk menemukannya." Sahut Kaisar Zeiland.
"Alau beitu, ita ke ana alang uga!" ( kalau begitu, kita ke sana sekarang juga) Ucap Zen.
Kemudian dia menarik tangan ayah dan ibunya agar pergi ke ruang perpustakaan kerajaan.
"Baiklah Zen kita akan pergi ke sana." Kata ibunya yang tersenyum ke arah Zen.
Sesampainya di depan pintu masuk perpustakaan kerajaan....
Ada dua prajurit penjaga ruang perpustakaan kerajaan berkata sambil membungkuk, "Semoga yang mulia kaisar dan yang mulia ratu di berkati oleh sang pencipta." Kemudian mereka membukakan pintu untuk mereka.
"Kalian duduk saja di sofa yang ada disini, biar aku yang mencari bukunya." Kata ayahnya kepada dia dan ibunya.
"Zen, apa mama boleh bertanya?" Tanya ibunya sambil menatap ke arahnya.
"Emm," Kata Zen pada ibunya sambil mengangguk.
"Sebenarnya apa alasan kamu sangat ingin membangkitkan kekuatan yang ada didalam dirimu?" Kata ibunya. Lalu ibunya bertanya lagi.
"Kalau mama pikir-pikir, keinginanmu untuk membangkitkan kekuatan itu bukan karena kau takjub akan kehebatannya. Benar bukan?"
"Emm," Katanya sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian dia berkata lagi.
"Asan ku ngin isa angkit an euatan u alah, gal ku Isa indungi alian eldua." (alasan ku ingin bisa membangkitkan kekuatanku ialah, agar aku bisa melindungi kalian berdua) Katanya sambil tersenyum ke arah ibunya.
Sementara itu dari arah kejauhan....
Ayahnya berkata sambil menunjukkan sesuatu yang ditangannya, "Zen coba lihat apa yang ada di tangan ayah ini?"
"Oah, uku. Elikan adaku!"(wah, buku. Berikan padaku) Sahut Zen.
Kemudian ayahnya mendekat lalu memberikan buku itu pada Zen.
Lalu ayahnya bertanya pada ibunya dengan tangan kiri yang ada di atas kepalanya karena kebingungan dengan tingkah laku anaknya, "kau tau sayang, mengapa Zen ingin sekali akan buku itu, dia kan tidak biasa membacanya dan di dalamnya tidak ada gambar sama sekali tapi hanya ada tulisan yang sangat membosankan."
Kemudian istrinya menjawab, "aku juga tidak tau dan sama sekali tidak mengerti?"
"Bukanya kau itu adalah ibunya, bagaimana kau bisa tidak mengetahui perkembangannya!" Kata ayahnya dengan berteriak tepat di depan wajah ibunya.
Dengan amarah yang meledak-ledak ibunya berkata lalu menampar ayahnya dengan keras, "dasar brengsek!" plak.
"Kau juga ayahnya, mengapa kau juga tidak tau perkembangan anakmu haaah!" Tanya istrinya.
Lalu ayahnya berkata dengan nada suara yang tinggi dan mata melotot, "itu karena aku selalu sibuk dengan pekerjaan seorang Kaisar, kau pikir aku hanya bermain main!"
Dan pertengkaran antara dua benua pun terjadi....
Kemudian dari arah kejauhan tampak terlihat dua prajurit menghampiri mereka berdua, lalu salah satunya berkata dengan hormat dan menundukkan kepalanya, "yang mulia Kaisar dan yang mulia Ratu, maafkan atas kelancangan Saya karena memotong pembicaraan kalian, tapi ada hal penting yang harus kami sampaikan kepada yang mulia Kaisar dan yang mulia Ratu."
"Katakan saja sekarang!" Kata Kaisar Zeiland dengan tatapan mata yang dingin.
"Raja dari kerajaan Leopold Nesia beserta keluarganya sudah tiba dan mereka ada di depan gerbang istana." Sahut prajurit itu.
Dengan wajah yang kesal sambil menggertakan giginya, Kaisar Zeiland berkata, "si tua brengsek itu ternyata dia benar benar pergi ke sini!"
Kemudian Ratu Fiona memegang tangan Suaminya dan berkata, "ayo kita pergi ke sana untuk manyambut kedatangan mereka!"
"Untuk apa aku menyambut kedatangan si tua brengsek itu!" Kata Kaisar Zeiland, lalu dia mengoceh tidak karuan.
Setelah selesai mengoceh tidak karuan, istrinya kemudian menjewer telinganya dan berkata, "sebegitu sulitnya kah engkau menyambut kedatangannya?"
"A-aduh, lepaskan tanganmu dulu, rasanya telingaku hampir copot karena jeweranmu," Kata Kaisar Zeiland.
Lalu Ratu Fiona pun melepaskan tangannya dari telinga Kaisar Zeiland dan bertanya kepada Zen, "Zen ayo ikut mama menyambut tamu dari kerajaan Leopold Nesia dan kau bisa berteman dengan Putri mereka yang seumuran dengan mu."
Kemudian Zen menjawab, "ku isini ja, ku asih ngin aca uku." (aku disini saja, aku masih ingin membaca buku)
"Baiklah Zen kami pergi dulu, ya." Kata ibunya sambil melambaikan tangan ke arah Zen.
Kemudian ayahnya berkata dengan para prajurit dengan ekspresi dingin dan tatapan mata yang mengerikan, "perketat penjagaan di depan pintu masuk perpustakaan ini. Jika anakku sampai lecet sedikit saja, jangan harap besoknya kalian masih bernapas!"
Lalu dia memegang tangan istrinya dan kemudian pergi ke gerbang istana untuk menyambut kedatangan si raja brengsek itu. Sesampainya di sana....
Dengan ekspresi datar Kaisar Zeiland berkata, "selamat datang raja brengsek di kekaisaran ku, silahkan pergi dari sini sekarang juga!"
Setelah itu Ratu Fiona tersenyum mengerikan ke arah Kaisar Zeiland dan kemudian dia menginjak kaki Kaisar Zeiland dengan sangat keras dan berbisik, " perbaiki sikapmu! Jika tidak kau akan tidur diluar malam ini, mengerti!"
"Maafkan kata kataku tadi, selamat datang di kekaisaranku dan semoga kalian semua betah selama berada disini." Ucap Kaisar Zeiland Sambil membungkukkan badannya.
Lalu si raja brengsek itu menutup mulutnya dengan tangan kanannya karena ingin tertawa melihat sikap Kaisar yang berubah karena istrinya.
Dalam hati Kaisar Zeiland berkata, "dasar orang brengsek menjengkelkan, seandainya istriku tidak ada disini akan ku tebas lehernya!"
^^^Bersambung....^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!