"Hai..."
Michael menoleh.
Seorang gadis tampak menarik bangku di sebelahnya dan menghempaskan diri.
Meraih tasnya dan mengeluarkan dompet pensil dari dalam.
Meletakkan dengan rapi di sudut meja lalu merogoh tasnya kembali. Kali ini sebuah penggaris yang kemudian diletakkan di sebelah dompet pensil.
Gadis itu kemudian berdiri dan berjalan ke depan kelas lalu melempar tas bersama dengan kumpulan tas lainnya.
Lalu berjalan kembali ke meja Michael.
"Hai lagi..." sapa gadis itu sambil tersenyum.
Astaga...manis banget. - batin Michael saat menatap gadis itu.
Mata bulat dengan bulu mata lentik.
Hidungnya mancung,
Dagunya lancip dengan belahan ditengahnya.
kulit coklat muda, khas ras Melayu muda.
Rambutnya ombak. Bergelombang indah di ujung bawah. Membingkai wajah oval dengan cantiknya.
Ada tahi lalat mungil di lehernya
Michael tak mampu melepaskan matanya.
"Saya Tia...Mutiara.. kamu siapa?" sapanya menyodorkan tangan.
Michael berdehem. Tak menyangka dengan keramahan kakak kelas yang satu ini.
" ehemm...ehmm...saya...saya.. Michael kak. " gagapnya
Tia tersenyum.
Tidak sempat menyahut karena guru sudah masuk dan persiapan ujian dimulai.
Michael melirik kartu ujian Tia di ujung kanan meja.
Nama Mutiara Putri Anjani.
Kelas XII IPA 3
No absen 26
hmm...namanya juga secantik orangnya - batin Michael.
Tia sedang mengecek kembali jawaban
"st..kak...sst.."
Tia menoleh.
Michael sedang meringis, menatapnya memelas.
"Kak...tau ini gak?" bisiknya sambil menunjuk sebuah soal.
Tia membaca soal yang ditunjuk.
'Makna yang terkandung dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 2 adalah...'
"ehhmmm....kayaknya sih c ."
"c ya kak?" Michael memastikan.
"bentar....
hmm...ehmm...iya...ini sih c " kata Tia sambil mengangguk.
"oke kak....makasih yaaa..." balas Michael dengan ceria.
"iyaaa.... bayar pake bakso yaaa..." canda Tia.
"amaaan kak...."
"gak lah..gue becanda kok" bisik Tia.
"gue serius kak"
"sstt....!!!" guru memperingatkan dari depan.
Tia dan Michael kembali menunduk menekuri soal-soal dihadapan mereka.
...***********...
Hari ini matematika.
Tia mengelus-elus kepalanya.
Sebentar kemudian menggulung-gulung rambutnya dengan jari.
Tinggal 3 soal.
Tia stuck.
"Haddehh.....niy guru kesambet apaan siy !!" Tia bersungut- sungut.
Waktu masih tersisa 35 menit lagi.
Tia melirik sebelahnya.
Mencoba mengalihkan pikirannya.
Michael tampak masih sibuk mengerjakan beberapa soal terakhir.
Merasakan tatapan gadis disebelahnya, dia menoleh lalu tersenyum .
"susah ya kak"' bisiknya.
"hooh..."
"yang mana?" bisiknya lagi.
"eh...emang kamu bisa?"
"mana tau kak.."
"ehmm...yang ini." tunjuk Tia pada sebuah soal.
Dia menggeser kertas soalnya sedikit ke tengah.
"coba bentar kak"
Michael lalu menyalin soal dan mulai mencoret-coret kertas buramnya.
Tak berapa lama...
"ini kak...bener gak" katanya sambil menggeser sedikit kertasnya ke tengah meja.
Tia melirik.
Dia lalu menyalin coretan Michael dan mencocokkannya dengan jawabannya sendiri.
"ihh...kok hasilnya sama ya? Pinter kamu ya...
gantian gue yang traktir yaa.." bisik Tia.
"siiip..."
"ada lagi kak ?" bisiknya.
"ganggu kamu gak ?" bisik Tia.
Michael menggeleng.
Tia kembali menggeser kertas soalnya setelah sebelumnya membulatkan 2 soal.
Michael menggeser lengannya ke tengah, sedikit menarik kertas. Lengan mereka bersentuhan.
Michael tersenyum tipis.
Aljabar.
Michael jago aljabar.
Kemampuannya diatas rata-rata.
Michael mulai menyalin dan mengerjakan kedua soal itu sekaligus.
Beberapa saat kemudian Michael menggeser kertas buramnya ke tengah.
Tia menggeser lengannya untuk menarik kertas itu mendekat.
Kembali lengan mereka bersentuhan.
Gelenyar aneh menerpa Michael.
Jantungnya berdebar.
Deg
deg
deg
kenapa jadi deg-degan ya?- batinnya.
Michael melirik Tia.
Mengamati.
Wajah Tia tertutupi oleh rambut yang jatuh.
Hanya nampak sedikit ujung hidungnya yang mancung.
Sementara yang diamati sibuk menghitung kembali hasil perhitungan yang dibuat Michael.
Bibirnya tersenyum saat mendapati hasilnya sama.
Tia lalu mulai menyalin hasil coretan nya ke lembar soal.
Beberapa saat kemudian lembar kertas buram bergeser ke tengah.
Michael melirik.
thanks - tulis Tia.
Michael tersenyum lalu mengangguk.
selesai ujian aku traktir - tulis Tia.
Michael kembali mengangguk.
gotcha !! serunya dalam hati.
Masih ada waktu 10 menit.
Tia melirik Michael.
Gila nih anak, pinter banget - batinnya.
Diam-diam Tia memperhatikan Michael.
Kartu ujian Michael tergeletak di sudut atas meja.
Tia memajukan tubuhnya untuk membaca nama yang tertera di kartu itu.
Nama Michael Hermawan
Kelas X IPA 2
No absen 26
Tia kembali melirik Michael.
Mengamati wajahnya.
Kacamatanya berbingkai tipis membingkai kedua matanya yang sipit.
Alis tebal menaungi kedua mata itu.
Ada tahi lalat kecil di sudut bawah mata.
Hidungnya mancung.
Kulitnya putih khas keturunan Tionghoa.
Rambut belah pinggir.
Mata Tia turun ke bawah.
Bahunya lebar dengan lengan kokoh.
Menunjukkan bahwa Michael suka olahraga.
Kakinya yang panjang tertekuk ke belakang.
Michael mengangkat wajahnya.
Dia merasa diamati.
Tia buru-buru menunduk.
Duh...gue ke gep gak ya ? - Tia bertanya tanya dalam hati.
Kamu ketauan kak ! - batin Michael tersenyum kecil.
...*************...
Ujian hari terakhir.
Michael sengaja menunggu Tia selesai.
Dia sudah selesai dari tadi.
Dia ingin keluar bersama sama Tia.
Kembali memindai hasil kerjanya, matanya melirik ke arah Tia.
Tia masih tampak sibuk mengerjakan soalnya.
Hmm..sedikit lagi - batin Michael melihat 2 nomor terakhir yang masih kosong.
Setelah kisah saling memberi jawaban, mereka mulai akrab.
Mengobrol ringan sebelum ujian dimulai.
Selama ujian berlangsung, diam-diam Michael sering mengamati Tia.
Michael jadi tau kebiasaan Tia yang kalau sedang berfikir akan membelai ujung pinsil dengan jempolnya.
Atau menggulung-gulung ujung rambut dengan jari telunjuknya.
Saat sedang menggulung-gulung rambut, Michael ingin sekali bertanya apakah itu ombak rambut asli atau hasil keriting di salon.
Kebiasaan Tia lainnya adalah meletakkan dagunya di telapak tangan dan memejamkan matanya.
Kalau Tia sedang seperti itu, Michael akan menegakkan tubuhnya, mengangkat kertas soal menutupi wajahnya dan kemudian terang-terangan menatap lurus pada Tia.
menikmati pesona yang ada disampingnya.
Lupa bahwa mereka sedang di kelas dan sedang ujian.
"sst..Michael..."
Michael menoleh
"sudah selesai?" tanya Tia
Michael mengangguk.
"mau keluar?"
"heeh...yuk kak bareng.."
Tia mengangguk sambil tersenyum.
Mereka mulai membereskan alat tulis.
"Kak..."
"Hmm..?"
"Kakak senyumnya manis banget."
Hah?!
Ya ampun...bocah...
Kecil-kecil udah pinter banget ngerayu - batin Tia.
Untung adik kelas. Coba kalo kakak kelas udah meleleh gue.
Sementara Michael menyumpah-nyumpah dirinya sendiri yang keceplosan memuji Tia.
"minta tambahan traktiran ya ?" bisik Tia.
Michael nyengir.
Tia lalu berdiri berjalan ke meja pengawas untuk menyerahkan kertas jawabannya.
Kemudian membungkuk memungut tasnya yang tergeletak di depan.
Michael mengikuti langkahnya.
Mereka berjalan keluar meninggalkan kelas.
Tia sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas sehingga lupa menyadari langkah Michael yang pelan di belakangnya.
Michael berjalan perlahan mengikuti langkah Tia di depannya.
"Kak..." panggil Michael
Tia menoleh, melihat Michael yang mengikutinya dari belakang setelah mengambil tas dari tumpukan tas di depan kelas.
"Mau langsung pulang?" lanjut Michael.
"enggak...mau duduk dulu tuh di depan. Nungguin teman-teman." sahut Tia.
"oh...aku temani ya..."
"okee...gak papa?" balas Tia
"enggak apa-apa lah...aku juga belum pingin pulang.." sahut Michael.
"maksudku..gak papa kamunya? gak pingin main bareng teman kamu sendiri?" lanjut Tia.
"lagi males...nemenin kak Tia aja."
Tia tertawa.
"Dasar kamu"
"yuk duduk situ aja" kata Tia sambil menunjuk bangku di pojokan tangga sekolah.
"biasanya aku duduk-duduk disini bareng teman-teman aku"
Mereka kemudian mengambil tempat di sebuah bangku panjang.
"aaahh...akhirnya selesai juga." kata Tia sambil meregangkan tangan ke kiri dan kanan. Matanya terpejam.
Tangan kirinya menyenggol Michael.
Michael menangkap tangan Tia lalu membawa ke pangkuannya.
Tia menggerakkan tangan mencoba melepaskan tangannya.
"Kak...sering disini ya ?" tanyanya mengalihkan perhatian Tia
"iya. Kamu suka liat ya ?" tanya Tia
"enggak peratiin.
waktu itu kan belum kenal." jawab Michael sambil melirik Tia.
"Lagipula... kakak kan segerombolan gitu nongkrongnya. Aku ngeri liatnya." kata Michael menggerak-gerakkan alisnya dengan lucu.
"Kurang aja kamu. emang kita reman ?!" kata Tia menonjok bahu Michael.
Michael cepat menangkap tangan Tia. Sehingga kedua tangan Tia berada dalam genggaman Michael.
"Eh...lepasin gak ?" ancam Tia
"Enggak !" senyum Michael.
"Eh...bocah kecil nakal.!! Lepasin !"
Michael melepaskan satu tangan kanan Tia.
"Lepasin satu lagi !!" kata Tia.
"Enggak ah.....yang ini buat sandera." kata Michael sambil menepuk tangan Tia yang ada dalam genggamannya.
"Eh Kel, kamu jago math ya.."
"Enggak juga kak.
Aku ikut les. Disana lebih dulu belajarnya dibandingkan di sekolah.
makanya aku bisa ngerjain soal kakak tadi."
"hmmm..ya berarti kamu pinter."
"ehmm..kakak juga pintar. Buktinya bisa jawab soal aku."
"ya mestinya bisa donk. kan aku udah lewatin kelas X " kata Tia tertawa.
"Aku nyerah kak kalo udah pelajaran model gitu."
"hmm...tiap orang punya kecerdasannya masing-masing Kel.
makanya ada minat dan bakat. Beda-beda setiap orang."
"Kak Tia ...selain pintar juga bijak."
"Jangan gitu ah.. ntar geer aku."
"Pujiannya gak gratis lho kak."
Tia tertawa.
"Aku udah tau maksud terselubung kamu Kel. ."
"nah kan betul...kakak pintar.
jadi...kapan kita makan-makan berdua kak ?"
"eh...nodong kamu ya ?"
"gak nodong kak. cuma ngajak makan berdua kok "
"oke... kapan kamu mau ?"
"kapan kakak bisa ?"
"Di sekolah apa di luar ?"
"Di luar donk kak. Disekolah mah namanya bukan kencan ."
"eh...anak kecil udah pinter kencan."
"ah kak...udah SMA nih.."
Tia tertawa.
"iya..iya...deh..yang udah SMA....
eh Kel...lepasin tangan aku donk."
"katanya aku anak kecil.
gak papa donk tangannya dipegang anak kecil." tolak Michael.
'"katanya udah SMA.
kalo udah SMA, pegangan tangan ntar disangka pacaran Kel."
"Pacaran beneran sama kak Tia juga gak papa kok."
"Michael!" tangan kanan Tia kembali melayang memukul bahu Michael.
Michael cepat menangkap tangan Tia.
"Hmm..tangannya dua-duanya udah aku pegang nih.
jadi kita pacaran aja ya.."
"Michael ! lepasin !"
"hmm ..?" Michael tidak menjawab.
"iya..iya..iya...lepasin dulu."
" iya apa kak ?"
"eh.. Kel..
dimana-mana nembak dulu baru jadian."
Michael menoleh.
Matanya mengamati Tia.
"Aku suka kamu kak.
Jadi pacar aku ya ?" katanya.
uhuk..uhukk...
Tia keselek.
Michael menepuk-nepuk punggung Tia.
"Kel....udah.." katanya mendorong tangan Michael.
"Minum?"
Michael menyodorkan air mineral yang baru dibuka segelnya.
"hmm...makasih ya Kel."
"Anything kak.
Buat kakak apa sih yang enggak." sahut Michael enteng.
uhuk..uhuk...
Tia keselek lagi.
"duh kak...minumnya pelan-pelan kenapa siy .'' Michael kembali menepuk punggung Tia.
"Bukan minumnya, tapi omongan kamu tuh bikin aku keselek." kata Tia melotot.
"ehmm yang mana.?
kalo yang nembak siy gak usah dijawab sekarang kak. Besok juga gak papa."
brrr....air tersembur dari mulut Tia.
" Michael !!"
"apaan siy...
Gak usah jerit-jerit. Aku deket kok kak."
Tia tak tau harus berkata apa.
"eh...eh..eh.... mentang-mentang udah selesai ujian, lu pacaran berdua disini."
Michael dan Tia menoleh.
Via dan Aster berjalan menghampiri mereka. Dibelakang mereka nampak Nathan, Randy, Andre, Davina, dan Tika menyusul.
"wadduh kak...aku pamit dulu deh. gerombolan kakak udah gentayangan tuh." bisik Michael.
"ett dah bocah.. sembarangan kalo ngomong.."
"yuuuk...daah kak..."pamit Michael sambil menuju arah yg berlawanan.
"daah..." lambai Tia
"Siapa tuh Ti?" tanya Aster sambil duduk.
" sebangku aku. anak kelas X."
"ooo... kok deket? gue aja kagak nyapa sama sekali sama sebelah gue." sahut Nathan.
"dihh...kita berbeda yaa.
Pasti sebelah lu cowok kan? Makanya lu males kenalan." tebak Tia.
Nathan nyengir.
"Tau nih Nathan. gue juga kenalan sama sebelah gue. Gaby namanya. manis juga.." sambar Randy si playboy.
"hallah...lu mah kambing dikuncir juga diuber!!" cetus Davina.
"eett dah..bocah...sembarangan ngomong. gue pites lu!! kata Randy lagi.
"ihh...emang bener kan.." balas Davina.
"Gaby ? itukan teman sekost gue. Jangan macem-macem lu !!" kata Tia.
"enggak macem-macem Ti. semacam aja gue mah "
"Dasar lu playboy cap kapak !!" kata Davina
"udah...udah...
ehh..abis ini kita mau kemana?" tanya Tia.
"nongkrong di kumis aja yuk.."
"hayukklah...gue lagi males pulang ke kost-an" sahut Tia.
"Yuk..yuk..yuk...tuh...si Ambar sama Doni juga udah keluar." ajak Aster.
"Mbaarr... Doon....ke kantin yuuk !!!" teriaknya.
Tia berdiri dari bangku panjang.
Lalu berjalan mengikuti langkah teman-temannya.
"Makan apaan ya ?"cetusnya.
"kalo abis ujian gini, gue bawaannya laper mulu." sahut Tika.
"gue lagi pingin seblak pedes." kata Davina
"hmm...ketoprak aja deh gue." kata Nathan.
"Lu apa Ti ?" tanya Aster.
"gak tau nih." kata Tia.
ehh..minumnya si Michael jadi kebawa sama gue.- batin Tia melihat botol yang dipegangnya.
Sesampai di kantin, mereka mengambil 1 meja panjang.
Tia melihat Michael 2 meja darinya sedang bersama teman-teman nya.
Nathan melambai ke arah meja Michael.
"kenal Than ?" tanya Tia.
"iya...anak basket." jawab Nathan.
"Ooo..."
Tia berdiri membeli air mineral lalu menghampiri meja Michael.
"Ini minum kamu." katanya tersenyum sambil meletakkan botol di meja depan Michael.
Tanpa menunggu jawaban, Tia berlalu meninggalkan meja itu.
"Siapa Kel ?" tanya Sandy.
"Calon" ' jawab Michael singkat.
Tatapannya mengikuti kepergian Tia.
Seandainya Tia mendengar percakapan itu pasti dia sudah keselek lagi.
... ---------------------------...
Mohon keihklasannya untuk like, komen, vote biar author tambah semangat nulis kisah bucinnya. 😘😘😘
Esoknya...
"Kak!!"
"ooh...hai Michael..." lambai Tia
"Mau basket ya? lawan siapa?"
"lawan X IPS 2 kak. Doain yaa.."
"Pasti donk...ntar aku sorakin dari pinggir lapangan deh.!" janji Tia
"beneran lhoo yaa..."
Tia mengangguk sambil tersenyum.
Michael pun berlalu menuju lapangan.
"Ti...beneran lu mau nonton basket" tanya Aster
"Beneran lah..gue janji. Kita beresin dulu seragam volleynya."
Selesai membagikan seragam volley untuk para pemain volley di kelas mereka, Tia dan Aster menuju lapangan basket.
Di lapangan pertandingan sudah berlangsung beberapa saat.
sorak sorai para penonton memenuhi lapangan indoor sekolah.
Posisi seri.
Nampak Michael sedang mengelap keringat yang bercucuran.
"Ter...gue ke kantin dulu bentar. Beliin minum buat Michael.." kata Tia.
"oke..."
Sesaat setelah kembali dari kantin.
Prittt
Tia melambai-lambaikan botol air mineral pada Michael.
"Kel...tuh ada kakak kelas yang ngelambain minum buat elu." kata Robert.
Michael menengok ke arah telunjuk Robert.
"ah.. Kak Tia.." senyum Michael.
Michael lalu menghampiri Tia.
"Nih...minum dulu" kata Tia seraya menyodorkan botol minuman pada Michael.
"Terima kasih Kak..." balas Michael lalu menenggak minumannya.
"dikasih doping gini sama kakak...makin semangat nih aku" lanjutnya.
"iya donk...kudu menang ya.." kata Tia memberi semangat.
"pasti Kak!"
Prittt.....
Pertandingan dilanjutkan.
"Michael....ayo Michael..!!" jerit Tia
"Putraaa...oper..oper.." jerit Gaby teman sekelas Michael.
"Sandiii.....bawa San...!!"
"shoot...shoot..!!"
Pritttt.
Pertandingan berjalan ketat.
Michael sudah bercucuran keringat.
Pritt.
Pergantian pemain.
Michael keluar.
Tia beranjak hendak menawarkan handuk kecil.
Langkahnya tiba-tiba terhenti.
Dilihatnya seorang gadis sedang menyeka dahi dan leher Michael.
Tia berhenti. Tidak berniat mengganggu momen itu.
Dia memalingkan wajahnya.
kembali mengobrol dengan Aster.
Michael tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Olive.
Sebelum tangan Olive sampai di lehernya, ditahannya tangan itu.
"tengkyu Olive....biar gue aja yang ngelap. kasian lu...keringat gue bau" katanya cengar cengir.
Olive nampak kecewa.
Michael lalu menoleh ke arah Tia, berdiri dan melangkah menuju Tia.
"Kak...." senyumnya.
"Loh...kok kesini?"
"emang kenapa kak?"
"Bukannya tadi kamu lagi sama pacar kamu?"
'"Kakak nuduh aja..!" elak Michael
"ett dah bocah...kagak kenapa-napa kalee kalo lagi bareng pacar mah.." kata Tia.
"bukan pacar kak..teman kok..''
"pacar juga gak papa kok Kel..." sambar Aster.
Aster juga melihat adegan Olive menyeka keringat Michael.
"Bukan kak.. teman ituuuu..."
"iya deh..iya....terserah kamu."
"Kak Tia nih...dibilangin gak percaya."
"nih...masih mau minum gak?" kata Tia sambil menyodorkan botol minuman isotonik.
"mau donk kak. khusus buat aku kan?" manja Michael.
"ya emang buat kamu. minum deh mumpung masih dingin."
Michael menenggak minumannya.
"Kak... aku bawa minumnya yaa.
Aku ngumpul dulu sama pemain yang lain."
"Iya....sana." jawab Tia.
Permainan terus dilanjutkan.
Babak berikutnya, Michael kembali masuk lapangan.
Dia terlihat sudah segar kembali.
"Michaelllll.....semangatttt!!!" jerit Tia.
Michael menengok sambil melambai.
Michael mendapat operan bola, mendrible lalu.....
"yeeeaaaa..!!!" prok prok prokk
Tambah 2 point untuk kelas XIPA 2.
Susul menyusul angka terjadi.
Tubuh Michael yang tinggi tampak basah dengan keringat.
Saat berdiri dekat Tia, dia menyambar handuk yang ditawarkan Tia, mengelap dahi dan lehernya lalu mengembalikan pada Tia.
Tia menerima lalu menyampirkannya ke bahu.
Aster yang melihat berbisik, " lu gak geli Ti?"
"hah?! enggak lah."
"Hmmm... jangan-jangan lu punya rasa sama dia." selidik Aster.
"Hah?!
Dia baru kelas X neng !" bantah Tia.
"Iya..iya..
gak usah emosi gitu.
Lagian kalo bener juga gak papa Ti." senyum Aster.
"ya ampun.
Dia udah kayak adik aja Ter.!" bantah Tia lagi.
Aster tersenyum.
Pertandingan ditutup dengan hasil tipis untuk kemenangan X IPA 2
Tia dan Aster ikut bersorak dengan kemenangan kelas Michael.
Michael dan kawan-kawan sekelasnya berjingkrak-jingkrak. Beberapa pemain berpelukan.
Tia melihat Michael sedang dipeluk oleh gadis yang tadi mengusap leher dan dahi Michael dengan handuk.
Michael tidak membalas, malah terlihat risih dan berusaha melepaskan pelukan Olive.
Tia tertawa melihatnya.
"Tuh liat.." katanya mencolek Aster,
"gue bakal marah-marah ngeliat itu kalo gue punya rasa sama dia."
Aster menatap arah yang ditunjuk Tia.
"iya deh..
tu cewek nyosor banget ya ?" celetuk Aster.
"yaah...gitu deh..
maklum ajalah..."senyum Tia
Michael sedang berusaha menahan pelukan Olive.
Dia risih dipeluk-peluk.
Walaupun dia memeluk teman-teman se tim nya.
Tapi mereka kan cowok.
Kalo ini cewek. Di tempat umum pula !
Dan...ada kak Tia.
Bagaimana kalau dia melihat ?
Berabe urusannya !!
Niat Michael mendekati Tia bisa berantakan.
Michael mengambil jarak dari Olive.
Berusaha berdiri sedekat mungkin dengan teman setimnya supaya tidak ada kesempatan Olive menyelip diantara mereka.
Michael melihat ke arah Tia dan melambai.
Tia balas melambai.
Olive cemberut.
Michael lalu berlari kecil menghampiri Tia.
"Selamat ya Kel " ucap Tia dan Aster bersamaan.
Tia mengulurkan tangan hendak menjabat.
Michael meraih tangan Tia lalu menariknya mendekat. Sedikit memeluk Tia.
Tia yang kaget lalu bergerak mundur.
Bahunya menabrak siswa dibelakangnya.
Michael kembali menarik Tia sambil berkata , "jangan mundur kak...ada orang." katanya.
"oh..eh..iya.." gagap Tia.
Mukanya memerah.
Michael lalu meraih handuk yang tersampir di bahu Tia.
"handuk yang tadi ya." tanyanya.
"oh..i..iya Kel." kata Tia sambil menarik handuknya.
Tangan mereka bertemu di pundak Tia.
Telapak tangan Tia menutupi tangan Michael.
Tia buru-buru menarik tangannya.
Mukanya kembali memerah.
Michael tersenyum kecil.
Aster memperhatikan interaksi mereka dengan intens.
mereka ini kakak-adik, teman biasa, atau lagi usaha ya ? - batinnya bertanya.
"Kak...handuknya biar aku pegang dulu ya. Nanti aku cuci."
"oh..iya... ambil aja Kel."
Michael mengangguk.
"Eh..Kel, handuk yang udah kena keringat lu kan bisa buat melet Tia.!" pancing Aster.
"masa iya Kak ?"
"Iya!! Penelitiannya valid Kel.!"
"hmmm..." Michael menatap Tia
"apa ?!" kata Tia membelalakkan mata.
Michael meraih tengkuk Tia lalu menempelkan handuknya ke wajah Tia.
"Michael !!! hffft...hfftt..." jerit Tia.
Michael dan Aster tertawa.
Beberapa kepala menoleh ke arah mereka.
"Udah Kel...cukup.
yang penting dilakukan setiap hari..." Aster nambahin.
"oo ..oke kak..." Michael nyengir. Matanya terlihat jail.
"Michael !! Kalo kamu lakuin, aku bakal..bakal.." Tia kesulitan mencari kata-kata.
"Lu lagi usaha ya Kel ?
Gue bantuin deh.
asal jangan lupa pajaknya.." kata Aster ngasal.
"Pajak mah aman kak.
yang penting hasilnya dulu." sahut Michael.
Mereka berbicara seolah-olah Tia tidak ada di sana.
"Wooi...gue ada di sini yee.." kata Tia kesal.
"Lu tenang aja Kel.." kata Aster lagi.
"Oke...Deal !!!" kata Michael.
"Woooii..." jerit Tia kesal.
... ***************...
Terima kasih sudah membaca.
Komen dan sarannya ditunggu yaa.
Supaya bisa nambah idenya author yang kadang suka ilang timbul
Tengkyuuu...😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!