Kriing...kriing...
Terdengar sayup suara jam weker di meja samping ranjangku. Dengan mata yang masih tertutup tanganku berusaha meraih si biang kerok yang mengganggu tidur nyenyak ku. Akhirnya aku matikan lagi jam tersebut karena mataku masih terasa berat untuk di buka.
Kriiiiiiiing.....Kriiiiiiiing....
'Berisiiikkkkk...' aku tutup telingaku karena terganggu. Tapi suara jam weker ku tak kunjung berhenti. Dengan malas aku buka mataku untuk melihat jam berapakah ini.
Mataku pun terbelalak kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh.
Aku pun bergegas lari ke kamar mandi dan mandi bebek aja.
Yah, kenapa aku terburu buru? karena hari ini adalah hari pertamaku bekerja di perusahaan besar di kotaku.
Namaku Andita Pratiwi,umur 22 tahun ini. Aku adalah anak yatim. Ayahku meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit jantung nya kambuh. saat ini aku tinggal bersama ibu dan adik perempuan ku Andini, umurnya dua tahun di bawahku. Ibuku kerja keras untuk membiayai hidup kami dan biaya kuliah kami. Beliau meneruskan mengelola restoran yang di rintis ayahku sejak muda.
Aku baru saja lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan dengan jurusan sekretaris. aku bertekad untuk mandiri dan bekerja keras untuk membahagiakan ibu. Meskipun aku gadis cerewet, mudah bergaul, baik hati,tidak sombong dan ramah lingkungan (kayak motor empat tak dong ramah lingkungan..hehe) tapi aku hanya punya sahabat seorang saja. Dia Desi yang saat ini sudah lebih dulu bekerja di perusahaan Anggara yang merupakan perusahaan terbesar di negeri ini.
back to reality..
Aku bergegas turun tangga dan menghampiri keluarga ku di meja makan.
'pagi Bu..pagi Din..' sapaku terhadap ibu dan adikku.
' pagi nak..kenapa kamu terburu buru seperti itu, makan lah dulu dengan benar' tegur ibuku yang melihatku nyomot pisang goreng kemudian minum susu.
'bu.. hari ini Dita mulai bekerja di perusahaan Anggara tempat kerjanya Desi. maaf lupa ngasih tau kalo kemarin Dita di telp keterima di sana' ujarku.
' Alhamdulillah, ibu ikut senang nak..tau gitu ibu bangunin kamu dari tadi..' kata ibuku mulai ngomelnya.
' aahh...ibu kayak ga tau mbak Dita aja. dia mah kalo habis subuh pasti molor lagi lah. kalo ga ada kebakaran kagak bakalan bangun..' celoteh dini sambil ngunyah nasi gorengnya.
'apaan sih kamu.. udah ah..Bu,Dita berangkat dulu ya udah telat nich. assalamualaikum..' pamitku pada ibu setelah kuhabiskan susuku sambil kucium punggung tangannya.
Hari ini aku berangkat menaiki motor matic kesayangan ku. Untung saja jarak kantorku tidak terlalu jauh ,cukup dua puluh menit perjalanan.
'Ditaa....'terdengar suara cempreng Desi memanggilku sambil melambaikan tangannya. aku pun menghampirinya.
' haiii Des apa kabar..' sapaku sambil cipika cipiki . ' baik dit.. selamat ya akhirnya kamu bisa di terima di sini. aku seneng banget kita bisa bareng lagi. tapi sayangnya,kita di divisi yang berbeda. ga bareng aku jadi sekretaris. padahal aku dah bayangin kita bisa kerja bareng sambil bergosip ria... hihihi' ujar Desi sambil ketawa.
' yah, ga apa-apalah Des, mungkin memang belum rejeki aku kali. aku udah bersyukur bisa kerja di sini meskipun cuma jadi resepsionis yang penting aku bisa hidup mandiri.'kataku sambil tersenyum.
' oh ya, kamu buruan ke HRD sana lapor dulu kan hari pertama kerja,,yang semangat ya. aku naik dulu, maklum beginilah kerjaan sekretaris harus datang duluan nyiapin semua kegiatan atasan.. bye dita' Desi pun pergi setelah menunjukkan tempat aku harus lapor di hari pertama kerja.
'pagi pak.. saya Dita. Saya karyawan baru bagian resepsionis pak.' ucapku kepada kepala HRD setelah aku mengetuk pintu ruangannya dan di persilahkan masuk.
'Kamu Andita Pratiwi ya..baiklah selamat datang Dita semoga kamu betah bekerja di sini,tentang apa saja yang harus kamu lakukan tentu saja kamu bisa tanya kepada atasan kamu dan rekan rekanmu nanti.'ujar pak Handoko kepala HRD.
' baik pak. terima kasih' ucapku sambil tersenyum.
tok..tok..tok..
' masuk..' ucap pak Handoko
Masuklah seorang gadis cantik dan seksi ke dalam ruangan.' bapak manggil saya?' tanya gadis tersebut.
' Selvi..ini karyawan baru bagian resepsionis, tolong kamu antarkan dia dan bimbing dia sampe bisa' perintah pak Handoko.
' baik pak. saya permisi dulu.. ayo Dita..'
Setelah sampai di meja resepsionis, mbak Selvi memberitahu apa apa yang harus aku lakukan dan yang tidak boleh.
meskipun mbak Selvi cantik dan seksi tapi sikapnya terhadapku terkesan sombong dan memandangku remeh.
' kok bisa sih kamu keterima disini.. memang sih wajah kamu lumayan,tapi masih cantikan akuuhh, bodi kamu.. kurang seksi tapi masih okelah.. baju kamu kurang seksi..dandan juga ga pandai..dada juga kurang semok..' kata mbak Selvi sambil melihatku dari atas sampai bawah. aku sampe keki sendiri. hanya senyum kaku yang bisa aku lakukan .
' ya sudah, kamu mulai kerja sana. inget ya. jangan bikin masalah disini.' ucap mbak Selvi dengan sombongnya.
' iya mbak'sebel banget deh, kenapa harus kerja sama atasan yang kayak gini sih..hemm..sabar sabaarr.
cantikan juga aku dibanding kamu yang make up nya sepuluh Senti. semangat Dita, demi hidup mandiri dan ga nyusahin ibu aku harus semangaaatttttt...
waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. sampai saat ini pekerjaan ku lancar dari menerima telpon,menyambut tamu penting perusahaan dan banyak lagi.
aku menyempatkan diri ke toilet selain menunaikan hajat kecilku, aku juga mencuci muka dan memakai lipgloss. yah, dengan wajah cantik alamiku,hidung mancung,kulit putih aku tidak perlu memakai make up berlebih. itulah kelebihanku. hanya orang sirik aja yang bilang aku jelek.
sekembalinya dari toilet aku melihat seorang anak kecil yang seperti kebingungan mencari seseorang. Akupun menghampirinya.
' haloo cantik..kamu lagi ngapain disini, lagi nyari siapa..?' tanyaku ramah.
'namaku Lusi.. umurku lima tahun. aku kesini mau ketemu sama papa.tadi aku sekolah di jemput sama nenek sihir tapi aku di tinggalin. katanya suruh nunggu asisten papa jemput..tapi lama banget Tante. Lusi udah pengen pipis nih.'celoteh anak kecil itu dengan lucunya.
' ok.. sekarang Tante antar ke toilet ya. setelah kamu pipis nanti balik lagi kesini buat ketemu sama yang jemput' saranku kepada gadis kecil ini.
lucu banget kamu nak,gemeess dech. seperti nya aku jatuh cinta dengan anak ini.
Tante ini sepertinya baik, cantik lagi. aku pengen banget punya mama kayak dia.daripada si nenek sihir yang jadi mamaku. aku ga mau.pokoknya aku mau Deket terus sama mama cantik.batin Lusi gembira.
setelah selesai dari toilet, Akupun mengantar kembali Lusi ke kursi tunggu dekat resepsionis. belum sampai kursi Tiba tiba ada seorang laki-laki yang datang langsung menggendong Lusi dan memeluknya. kemudian langsung marah kepadaku.
"kamu mau bawa kemana anakku..berani sekali kamu.." aku pun kaget mendengar Omelan dari lelaki tampan tapi galak ini hingga tubuhku terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.
"Papa..mama cantik ga salah.tadi Lusi di turunkan di depan kantor papa oleh si nenek sihir. katanya dia ada janji sama temennya. terus mama cantik nganter Lusi ke toilet dan mau nemenin Lusi nungguin om Reno"ujar gadis kecil ini. Saking gugupnya,Dita ga sadar bahwa Lusi memanggilnya dengan sebutan mama cantik.
"Apaa..siskaa..bener bener ngecewain kepercayaan aku. renoo..kamu cek apa saja kegiatan Siska hari ini" teriak Adit sambil berjalan menuju lift dengan Lusi di gendongannya.
jiaahhh..langsung pergi gitu aja..habis ngomelin aku tiba-tiba, ga ada minta maaf lagi..huuhh..dasar cowok batu.."batinku jengkel dituduh macem-macemin anak orang.
# mohon maaf ya masih berantakan. ini karya pertamaku, semoga teman-teman semua sukaaa...
Happy reading
Sejak kepergian Lusi dan cowok batu alias Aditya, Dita pun langsung menarik nafas panjang pertanda kelegaan karena sudah dijauhkan dari cowok tampan nan galak itu.eh..tampan? itulah kesan pertama Dita ketika bertemu Adit.
'tampan sih, sayang galak banget..atuuttt' batin Dita sambil bergidik. Dita segera kembali ke meja resepsionis mengingat dia telah kelamaan pergi dari toilet. sesampainya di lobi mbak Selvi berada di sana sambil melipat tangan di dada.
herannya, bukannya nanya aku darimana malah mbak Selvi nanya seakan menginterogasi ku.
"ada hubungan apa kamu sama Tuan Adit? kenapa kamu berusaha mendekati nya, ha? jangan-jangan kamu bekerja di sini karena ingin menarik simpati nya?benar begitu?" aku yang di berondong pertanyaan itu cuma bengong. 'apa maksudnya ini,emang siapa tuan Adit itu sampai mbak Selvi segitu marahnya.mungkin ayah Lusi itu Tuan Adit yang dimaksud.' batinku.
"maaf mbak Selvi,saya tidak ada hubungan apa-apa dengan tuan Adit,tadi saya hanya mengantar Lusi ke toilet saja karena tadi dia kelihatan kebingungan sendirian di sini" ungkapku jujur.
"awas ya kalo kamu berani deketin tuan Adit, dia itu calon suami aku. kamu anak baru, kerja aja yang bener"ancamnya padaku sambil pergi dengan berlenggak lenggok bak model.
Aditya Putra Anggara,30 tahun. seorang CEO perusahaan terbesar di negeri ini. Adit meneruskan kedudukan ayahnya yang memilih untuk pensiun dini dan menikmati hidup bersama istri kesayangan nya. Karena ayah Adit, Tuan Dimas Anggara sangat yakin bahwa anaknya mampu meneruskan usaha keluarga ini.
Adit semenjak SMA memang selalu berprestasi,kuliah di luar negeri jurusan bisnis bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan,selalu memberikan solusi terbaik setiap ada permasalahan, itulah yang membuat tuan Dimas rela melepaskan jabatannya untuk anak semata wayangnya itu.
Ibu Adit bernama Mayang, seorang ibu rumah tangga yang sedikit cerewet, ceria,penyayang hobi masak juga. pokoknya rumah akan terasa sepi kalo tidak ada beliau.
Adit menikah umur 24 tahun dengan seorang wanita cantik bernama Sinta dan dikaruniai seorang putri cantik seperti ibunya, Lusi. Sinta terpeleset di kamar mandi ketika umur kehamilannya menginjak sembilan bulan. dia dilarikan ke rumah sakit segera setelah dia berteriak minta tolong dan di dengar oleh pelayan rumah itu. Sinta harus di operasi sesar karena mengalami perdarahan dan kondisinya lemah. dia pun meninggalkan dunia ini ketika melahirkan Lusi karena adanya perdarahan hebat yang tidak bisa berhenti. dokter sudah berusaha sebaik mungkin untuk menolongnya, akan tetapi tuhan berkehendak lain. sejak saat itu, Adit berubah dari sosok yang penyabar dan ceria menjadi galak dan dingin kepada kebanyakan orang kecuali kepada Lusi anak semata wayang nya.
*Di ruang CEO
Adit pun membawa Lusi masuk ruangan diikuti oleh Reno yang sudah selesai menelpon anak buahnya untuk mencari info tentang kegiatan Siska .
"maafin papa ya sayang karena papa ga bisa jemput,tadi Tante Siska menawarkan diri buat jemput kamu jadi papa ijinin" ucap Adit kepada Lusi.
" ga apa2 papa, Lusi ngerti kok. papa kan sibuk jadi ga bisa jemput Lusi di sekolah" jawab Lusi sambil tersenyum manis. senyum yang selalu membuat Adit merasa tenang dan damai.
" Tuan,nona Siska pergi bertemu dengan teman-teman sosialitanya di cafe Brown kemudian menjemput nona Lusi. setelah itu dia kembali ke cafe tersebut kembali untuk makan siang bersama seorang pria. pria itu tuan Jodi anak dari pemilik perusahaan Pratama saingan kita." jelas Reno kepada Adit tentang kegiatan Siska.
" jadi kamu mau main-main denganku Siska, berusaha mendekati ku melalui anakku untuk mendapatkan ku. tapi kamu juga serakah dengan mendekati saingan Bisnisku. lihat saja nanti" geram Adit sambil mengepalkan tangannya.
Siska adalah teman kuliah Adit dan istrinya. dia menyukai Adit sejak dulu namun Adit tidak pernah meliriknya. dia lebih memilih ibunya Lusi yaitu Sinta karena kebaikan hatinya dan keluguannya. oleh karena itu Siska merasa kecewa dan akhirnya memilih pindah kuliah ke luar negeri. Setahun yang lalu Siska kembali dan setelah mengetahui bahwa Sinta telah meninggal, dia pun berusaha mendekati Adit kembali.
Karena Adit begitu cuek padanya, dia pun berusaha mendekati anaknya walaupun sebenarnya dia tidak suka dengan anak kecil. tapi demi mendapatkan Adit Siska berpura-pura baik padanya.
Jodi yang merupakan saingan bisnis Adit mengetahui kedekatan nya dengan Siska . dia pun berusaha mendekati Siska untuk menggali informasi tentang perusahaan Adit dan menghancurkannya. Siska yang merasa cantik dan merasa cinta nya kepada Adit bertepuk sebelah tangan pun akhirnya luluh ketika di ajak ketemuan oleh Jodi.
seperti pepatah tidak ada rotan akar pun jadi. kalau Adit ga bisa di dapat Jodi pun bolehlah. begitu kiranya pemikiran Siska.
*jam 12 siang kurang sepuluh menit
"papa, Lusi mau ketemu mama cantik dong..ajak makan siang bareng kita yah pa..please.."ucap Lusi memohon kepada papanya.
Adit pun tersadar, anaknya menyebut kata mama..siapa yang di maksud,"siapa itu mama cantik sayang.."
" Mama Cantik itu yang tadi papa marahin di bawah, dia baik banget nganterin Lusi ke toilet, mau nyebokin ga jijik,terus ngajak ngobrol ga kayak si nenek lampir tuch yang ga mau nyebokin Lusi kalau habis pipis" ujar Lusi panjang lebar.
Reno yang mendengarnya pun menahan tawanya.
"siapa lagi nenek lampir?" tanya Adit yang ga sadar sejak di lobi anaknya udah memberi julukan Siska dengan sebutan nenek lampir.
Adit pun menoleh ke arah Reno seolah minta penjelasan.
Reno yang mengerti pun menjelaskan kalau yang dimaksud nenek Lampir adalah Nona Siska sedangkan mama cantik adalah gadis dengan seragam resepsionis, Reno menduga dia anak baru karena merasa baru pertama kali bertemu.
" baiklah,kamu dengar permintaan putriku panggil karyawan baru itu ke sini" perintah Adit kepada Reno. Reno pun membungkukkan badannya sambil mengiyakan perintah Adit.
Reno pun segera menelpon lobi dan di angkat oleh Selvi. " halo, saya Reno"
"iya tuan Reno, saya Selvi. ada yang bisa di bantu?" jawab Selvi yang senang mendengar suara orang kepercayaan Adit itu.
" tolong suruh karyawan baru yang tadi pagi bertemu Tuan Adit untuk segera menghadap. Tuan Adit menunggunya sekarang" ucap Reno dan langsung menutup telpon.
Selvi bertanya tanya ada masalah apa sampai tuan Adit menyuruh Dita ke ruangannya di lantai 15 . mungkin mau memberi hukuman karena berani mendekati putrinya. ' hehh,,sukurin, biar ga sok kecantikan jadi orang' batin Selvi.
" Dita, kamu di suruh ke lantai 15 menghadap CEO sekarang" Dita bingung, kenapa dia dipanggil menghadap CEO. tapi ia tetap melangkah ke arah lift sambil memikirkan alasannya.
" inikan waktunya makan siang,mana laper banget lagi . tadi pagi cuma sarapan pisang goreng dan segelas susu."keluh Dita.
Sesampainya di lantai 15 Dita pun melangkah ke arah pintu yang bertuliskan Ruang CEO. Ragu ragu untuk mengetuk, tapi akhirnya di ketuk juga.
"masuk" suara dari dalam ruangan. Dita pun membuka pintu.
"permisi pak, saya Dita resepsionis baru. tadi kata mbak Selvi saya di suruh kesini" ucap Dita sambil menunduk.
" Mama cantiikkkk..." Lusi berlari dan langsung memeluk kaki jenjang Dita yang membuat Dita kaget dengan panggilan itu.
" ehh.. Lusi. Tante bukan mama kamu sayang. panggil Tante aja ya. kamu kenapa disini?" ucap Dita.
"ini kan kantor papa Lusi ma, Lusi biasa ke sini pulang sekolah." Dita pun terkejut. jadi Lusi anak pemilik perusahaan ini. pantas saja tadi aku di marahin dikira menculik anak. 'aduuhh, jangan sampai karena salah paham aku di pecat. ga lucu kan baru hari pertama kerja terus di pecat.' batin Dita gelisah.
"Mama, ayo sini duduk kita makan siang bareng. tadi om Reno dah pesen Sop ayam kesukaan lusi,oh ya..Lusi ga mau panggil Tante maunya manggil mama cantik aja karena mama emang cantik..hehe"
Belum juga Dita protes karena panggilan Lusi ke Dita, Lusi dah memberi alasan yang ga bisa di tolak. Dita hanya bisa tersenyum.
Di sofa ada Adit memperhatikan interaksi keduanya membuat Adit teringat akan mendiang istrinya. " andai kamu masih ada sayang, Lusi tidak akan kekurangan kasih sayang seorang ibu"
Adit melihat Dita, mata mereka bertemu. keduanya merasakan jantung yang tiba-tiba berdetak kencang. kemudian Adit membuang muka dan Dita menunduk.
untuk menghilangkan kecanggungan Adit pun berkata," terimakasih telah menemani anak saya tadi. maaf karena telah membentak mu. duduklah kita makan bersama, setidaknya untuk permohonan maaf ku" ucap Adit yang membuat bengong Reno karena baru kali ini Adit meminta maaf kepada orang lain dan bersikap tidak sedingin biasanya.
" seperti nya gadis ini memberikan dampak positif buat Adit" batin Reno yang merupakan orang terdekat Adit sekaligus sahabat diluar jam kerja.
karena perut Dita sudah demo pengen sengera diisi akhirnya Dita pun menerima undangan makan atasannya itu dengan canggung.
*eng ing Eeng....getar getar cinta mulai muncul nich... jangan lewatkan episode selanjutnya yah. jangan lupa di like biar lebih semangat author nya.
Waktu menunjukkan pukul 5 Sore waktu nya pulang kerja. Ketika Dita bersiap2 pulang Dini pun sudah sampe di lobi. " Ayo dit pulang bareng aku" ajak Desi sambil jalan bareng menuju parkiran.
"aduh des, aku bawa motor tuch. aku pulang sendiri aja ya. "ujar Dita. "ok, kamu tiati di jalan ya" ucap Desi sambil masuk mobilnya. Dita pun sampai di rumah.
"assalamualaikum bu..dita pulang" Dita masuk rumah kemudian Salim ke ibunya. "gimana nak hari pertama kerja?"tanya Bu susi ibunya Dita.
" capek bu..tapi senang bisa bekerja..semangat terus pokoknya..hehe" ucap Dita kemudian bercerita tentang kejadian di hari pertamanya kerja.
Dari ketemu Lusi sampai di ajak makan siang bareng sama CEO. tapi Dita ga bercerita kalau dia sepertinya tertarik dengan CEO nya yang keren itu.ketika makan siang tadi Dita sesekali melirik tuan Adit yang makan dengan tenang dan terlihat keren.
Dita senyam senyum dalam lamunan " kamu kenapa nak?kok melamun gitu?" tegur ibunya. "aahh ga Bu ga ada apapun, Dita mau mandi dulu ya Bu" ucap Dita bergegas ke kamar nya untuk mandi.
Di rumah Adit, datanglah Siska yang setelah dapat laporan dari mata matanya di kantor Adit bahwa Adit tidak jadi meeting di luar dan tahu kalau Lusi tidak di antar sampai ruangannya. Itu karena Siska tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu Jodi dan mengira Adit meeting. Dia meminta Selvi untuk mengantarkan Lusi ke ruangan papanya. tapi Selvi tidak ada di lobi, sehingga Lusi di suruh menunggu dan dia hanya mengirim pesan kepada Selvi tapi Selvi hari itu lupa membawa ponselnya.
"Halo dit, maaf ya tadi aku ada keperluan mendadak jadi ga bisa anter Lusi ke ruanganmu" ucap Siska beralasan.
" untuk apa kamu menawarkan diri kalau memang kamu tidak bisa bertanggung jawab pada anakku. "geram Adit.
"ayolah dit, jangan marah. kamu kan tau aku sayang banget sama kamu dan anakmu" Siska berusaha merayu adit tapi Adit tidak bergeming.
"cukup.. mulai sekarang kamu tidak usah dekat dekat kami lagi. aku tau kasih sayang mu cuma palsu. kamu juga mendekati Jodi saingan Bisnisku kan?..apa tujuanmu..mau menghancurkan ku hah.."ucap Adit sedikit berteriak.
" ga dit..aku ga ada apa-apa dengannya .itu cuma ketemuan biasa." ucap Siska sambil bergelayut manja. tapi di hempaskan oleh Adit.
" pergi dari sini.. dan jangan tunjukkan batang hidungmu di hadapanku lagi. pergi..!" usir Adit sambil menunjuk pintu keluar. Siska pun menghentakkan kakinya sambil pergi dengan kesal. dia tidak berani beralasan lagi takut di seret oleh satpam rumah Adit.
Adit pergi ke lantai dua menuju kamar putrinya,dia melihat Lusi yang sedang tidur dengan mbok Sumi pembantu setianya.
melihat putrinya tidur nyenyak, aditpun ikut mengantuk apalagi seharian ini emosinya terkuras banyak.
di atas tempat tidur, Adit tiba tiba terbayang wajah Dita yang cantik." ahh..kenapa wajah gadis itu terbayang di pikiranku padahal baru pertama ketemu, " cantik itulah yang terlintas di benak Adit.
'Setelah Sinta ini kali pertama aku merasa jantung ku berdetak kencang saat dekat wanita.' batin Adit. Adit berusaha menepis pikiran itu dan tidur.
____________________________
Sudah sebulan Dita bekerja di perusahaan Anggara. Dita betah bekerja di perusahaan ini, walaupun Selvi selalu terlihat iri dan semakin tidak suka padanya. Apalagi setelah kedekatan nya dengan anak CEO. Selvi yang merupakan mata-mata Siska setiap hari memberi tugas yang aneh agar Dita membuat kesalahan dan tidak betah bekerja. tapi bukan Dita namanya kalau tidak bisa menghadapi kesulitan-kesulitan itu. contohnya selvi menyuruhnya membeli makanan di tempat yang jauh dan harus pergi sendiri. Dita ga hilang akal. dia pesan melalui aplikasi lalu menjemput makanan di luar kantor seakan akan dia yang pergi sendiri. dan masih banyak lagi sampai Selvi habis ide untuk mengerjai Dita.
Lusi selalu makan siang bareng Dita ketika di kantor Adit. Aditpun terbiasa dengan itu.
Dua hari ini Lusi tidak ke kantor karena kakek dan nenek nya menginap di rumah. tapi Adit yang sudah terbiasa makan siang dengan Dita pun merasa ada yang kurang. akhirnya meminta Reno untuk menelpon Dita ke ruangannya. #masih gengsi nih Yee..hihi
Dita mengira Lusi datang ke kantor, tanpa bertanya langsung naik ke lantai 15 dengan membawa masakannya dan mengetuk pintu yang bertuliskan ruang CEO itu.
"permisi pak" ijin Dita.
"duduklah di sofa" ucap Adit sambil berjalan menuju sofa dan duduk di samping Dita tanpa ragu .
Dita menengok kanan Kiri mencari Lusi. melihat itu Adit pun berkata "Lusi di rumah bersama kakek neneknya. temani aku makan"
Dita pun kaget, ternyata hari ini dia makan siang hanya berdua dengan bosnya. antara gugup,senang, campur aduk perasaannya.
"apa ini?" tanya Adit sambil menunjuk kotak makan di depannya.
" ini bekal saya tuan, saya memasak buat Lusi. ada Sop ayam kesukaan lusi dan rendang sapi kesukaan saya. tuan.. mau coba?" ucap Dita ragu.
tanpa basa basi Adit pun mengambil rendang buatan Dita dan ternyata Adit menyukainya.
" enak sekali..kamu yang masak?" Dita hanya mengangguk sambil memperhatikan Adit yang makan dengan lahap hingga rendangnya habis tak tersisa.
"ehh,,kamu ga makan. maaf ya aku habisin rendangnya. kamu makan ini aja ya, tadi Reno yang pesankan." ucap Adit yang tidak sadar mengubah panggilannya jadi aku kamu.
"iya tuan ga apa-apa, makasih. saya senang kalau tuan suka masakan saya." Dita pun tersenyum manis hingga membuat Adit pun terbuai dengan kecantikan alami Dita yang hanya bermake up tipis.
setelah selesai makan Dita pun membereskan bekas makan mereka. entah mengapa Adit ingin sekali berlama-lama memandang wajah Dita yang membuatnya nyaman seperti ketika bersama Sinta. apalagi tubuh Dita wangi vanilla kesukaan Adit. dia bisa menghirupnya ketika Dita membereskan bekas makan didepan adit. hingga tanpa sadar Adit memeluk Dita dari belakang dan menghirup dalam-dalam harumnya tubuh Dita.
Dita pun terkejut, dan berusaha melepaskan pelukan Adit kemudian bergeser dua langkah dari Adit. " maaf tuan, apa yang tuan lakukan?" tanya Dita.
Bukannya minta maaf atau menjelaskan, Adit langsung meraih pinggang Dita dan di peluk lagi. ketika Dita memberontak dan berteriak protes Adit pun mengeratkan pelukannya kemudian dengan satu tangan meraih tengkuknya lalu dikecupnya bibir tipis Dita.
mata Dita terbelalak kaget dengan kejadian ini. hingga Dita tidak bisa berkata apa-apa karena ini ciuman pertama bagi Dita. melihat tidak ada reaksi dari Dita membuat Adit mengulangi perbuatannya lagi. kali ini Adit ******* bibir tipis yang membuatnya tergoda itu. dia pun memainkan lidahnya dengan lihai. Dita hanya diam saja karena tidak berpengalaman. entah mengapa tubuh Dita seakan tidak menolak sentuhan Adit.
setelah dirasa Dita seperti kehabisan nafas barulah Adit berhenti. sambil memandang mata Dita Adit pun berkata "maafkan aku Dita..entah sejak kapan tapi sepertinya aku mulai menyukaimu"
mendengar ucapan Adit wajah Dita pun memerah. Dita sebenarnya juga merasakan hal yang sama, akan tetapi dita sadar siapa dirinya. tidak sebanding jika di bandingkan dengan tuan Adit.
"maaf tuan, saya permisi.." Dita tiba tiba berlari keluar ruangan Adit dan hampir bertabrakan dengan reno. Adit ingin mengejarnya tapi tidak jadi karena Reno mengingatkan akan ada meeting dengan klien penting sebentar lagi.
Adit pun meeting dengan klien bersama Reno, direktur proyek,dan sekretarisnya desi . Melihat Desi, Adit terbersit niat untuk menaikkan jabatan Dita jadi sekretaris nya mengingat sekretaris sebelumnya resign karena mengikuti suaminya ke luar kota.
Meskipun masih memikirkan Dita,adit memimpin meeting dengan tegas dan dingin. meeting berakhir dengan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Adit sudah melihat CV Dita sebelumnya yang ternyata lulusan sekretaris. kemudian memerintahkan Reno "Reno, kamu hubungi HRD bilang mulai besok Dita jadi sekretaris ku dan cari penggantinya di bagian resepsionis" Reno pun mengerti dan mengiyakan perintah atasannya itu. kemudian keluar ruangan untuk mengurus semua.
Adit tersenyum manis memikirkan bisa dekat dengan Dita setiap hari.
desi yang mendengar itu merasa kaget sekaligus senang karena sahabatnya naik jabatan. "Alhamdulillah, Dita jadi sekretaris CEO.biarkan jadi kejutan untuknya,aku tidak akan memberi tahunya. tapi kasihan dita harus menghadapi bos yang galak dan dingin seperti tuan Adit. semoga Dita betah nantinya" batin desi memikirkan nasib sahabatnya.
"Dita, pulang kerja ikut ke rumah saya. Lusi menangis seharian ingin bertemu denganmu" itulah perintah tuan Adit sebelum jam pulang.
"tapi tuan.." sebelum Dita menyelesaikan perkataannya Adit sudah menyela, " aku anggap sebagai lembur.. tolong ya demi Lusi"
"baik tuan.."
"kalau demi Lusi aku bisa apa.aku sayang banget sama Lusi seperti anakku sendiri. " gumam Dita.
'ehh.. gimana aku bersikap di hadapan tuan Adit.. ciuman pertama ku..tuan Adit yang keren dan tampan adalah orang pertama yang menciumku. aku gugup tapi rasanya ingin lagi merasakan bibirnya yang seksi itu..ehh...mikir apa aku ini.." batinku sambil menepuk keningku.
*wah..wah..waahhh.. ada yang gercep nich. bakal seru deh pokoknya. konflik dengan Siska, kisah cinta Reno dan tentunya kisah Dita sendiri. ikutin teruusss..
**terlalu cepat ya..mohon maaf author masih belajar.. mohon dukungannya agar author semangat dalam belajar berkarya
happy reading
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!