NovelToon NovelToon

Mencoba Menerima

Episode Satu

"assalamualaikum" ucap tedi membuka pintu dan masuk kedalam rumah, "waalaikumsallam, udah pulang dari sekolah nak" tanya ibu Eli, sambil menerima tangan anak nya yang ingin menyaliminya,

"iya Bu tadi guru di sekolah rapat untuk membahas ujian Minggu depan, jadi pulang cepat" menjawab pertanyaan ibu nya, "oooo, yaudah ganti gih baju nya abis itu makan, ibu udah masak ikan tongkol balado" ucap ibu Eli, menyuruh tedi,

"iya Bu" jawab tedi masuk ke kamar nya untuk mengganti baju,

"ibu gak makan" tanya tedi melihat ibu nya tidak makan, sambil menyendok nasi ke dalam piring nya "tadi udah" jawab ibu nya, tedi pun melanjutkan lagi menyuap nasi ke mulut nya,

selesai makan tedi duduk berdua dengan ibu nya di depan tv, "Bu tedi tamat SMA ini nggak lanjut kuliah buk" ucap tedi memulaiobrolan, "loh, kenapa begitu" tanya ibu nya bingung,

"tedi coba cari kerja dulu Bu, kalau udah terkumpul duit nya baru tedi lanjut kuliah bu" jawab tedi, sambil tersenyum, "kalau masalah biaya bisa di pikirkan nanti nak" ucap ibu nya, menatap sedih pada anaknya,

"tapi tedi tetap kerja aja Bu, udah cape juga megang pena selam 12 tahun ini" ucap tedi, tersenyum meyakinkan ibunya, "yaudah ibu ikut aja kalau itu mau kamu" jawab ibu nya, menghela nafas pasrah dengan keputusan anaknya,

tedi tersenyum mendengar ibunya menyetujui keinginannya untuk bekerja setelah tamat sekolah, "iya Bu, doain Minggu depan aku dapat nilai tinggi" ucap tedi meminta doa ibu nya,

ibu tersenyum mendengar perkataan anak nya,

"selalu nak, setiap solat kamu ibu doakan" jawab ibu Eli mengelus pucuk kepala anak nya, "terimakasih Bu. ayah kapan pulang nya Bu, biasa nya udah sampai rumah jam segini" tanya tedi ke ibu nya,

"kaya nya lagi dijalan" jawab ibu,

tak lama terdengar suara dari luar, "assalamualaikum" ucap ayah Dedi saat masuk, "waalaikumsallam, baru aja diomongin udah pulang aja ayah" ucap tedi menyalimi ayah nya,

"ayah kok telat sampai rumah nya" tanya ibu Eli mencium tangan suaminya, "tadi di jalan macet Bu" jawab ayah, "adik kamu mana ted" tanya ayah beralih bertanya pada tedi, "kaya nya masih main yah" jawab tedi,

"oooo. kamu suruh pulang gih adik kamu udah mau Maghrib ini" ucap ayah melangkah masuk kamar, "iya yah" jawab tedi melangkah keluar rumah untuk mencari adik nya,

tedi berkeliling mencari adiknya bermain, dan mendapati adiknya bermain di salah satu rumah teman wanita nya,

"de, pulang udah mau Maghrib ini" ucap tedi menyuruh resa pulang, "iya kak. aku pulang dulu ya besok lanjut lagi" ucap resa berdiri dari duduk nya, dan pamit pada temannya, "iya, kamu jagain jodoh aku ya biar nggak diambil orang" jawab Yeni teman resa, sambil cengengesan,

tedi yang mendengar hanya tersenyum kearah teman teman nya resa dan pulang kerumah bersama resa,

setelah dari rumah teman resa mereka pulang berjalan ke arah rumah mereka yang berjarak tak terlalu jauh di tempuh berjalan kaki,

"assalamualaikum" ucap resa dan tedi saat masuk ke dalam rumah, "waalaikumsallam, udah pulang anak gadis ayah" ucap ayah Dedi, mencium pucuk kepala anak gadisnya,

"kamu udah mandi kak" tanya ayah menatap tedi, "belum yah" jawab tedi menggeleng, "yaudah mandi gih abis mandi kita ke masjid" ucap ayah memerintah, "iya yah tunggu" jawab tedi,

tedi langsung melangkah ke kamar, dan resa berjalan ke arah tempat sambal terletak, "ehhh, mandi dulu baru makan" ucap ibu Eli menepis tangan resa dengan muka galak, "hehhehe, galak amat sih Bu, iya iya ini juga mau mandi" jawab resa cengengesan, berlalu menuju kamarnya,

 

"gimana sekolah kamu nak" tanya ayah saat di perjalanan pulang selepas solat Maghrib dari masjid, "lancar yah Minggu depan mau ujian, doain tedi ujian nya lancar yah" ucap tedi, "iya nak, itu pasti" jawab ayah,

"tamat sekolah kamu lanjut kuliah dimana nak" tanya ayah tanpa melihat ke arah tedi,

"tedi tamat SMA ini kayanya nggak lanjutin kuliah yah, mau langsung kerja aja" ucap tedi,

"kenapa nggak kamu lanjutin kuliah kamu" tanya ayah, kaget dan melihat ke tedi, "kerja dulu tedi yah kalau udah kekumpul duit dari hasil kerja tedi baru lanjut kuliah yah" jawab tedi,

"kalau soal biaya ayah usahain nak" ucap ayah, memandang sedih ke arah tedi yang mau mengalah untuk bekerja, "tedi mau kerja aja dulu yah, udah cape juga megang pena terus dari sekolah dasar sampai SMA ini yah" ucap tedi,

"kalau itu udah pilihan kamu dan kamu senang dengan pilihan kamu ayah ngedukung nak" ucap ayah bijak, tersenyum ke arah tedi, pembicaraan mereka terhenti saat sudah berada di depan rumah,

"assalamualaikum" ucap ayah dan tedi bersamaan saat masuk kedalam rumah, "waalaikumsallam" jawab ibu dan resa dari depan tv yang masih asik menonton sinetron,

ayah yang melihat ibu dan anak itu hanya menggeleng, dan melangkah menuju meja makan untuk makan, "kamu udah makan ted" tanya ayah, "udah yah. tadi waktu pulang sekolah" jawab tedi, ayah hanya membulatkan bibir nya sambil menyendok nasi ke piring nya dan mengambil lauk dan memasukkan ke dalam piring nya dan langsung menyuap nasi kedalam mulut nya,

tedi memilih duduk bersama adik dan ibu nya yang asik menonton. tedi yang merasa terabaikan langsung mengambil hp nya dan membuka aplikasi remote tv digital, dan mengganti siaran nya, "ibu kok diganti sih" ucap resa kesal,

"maaf kak kaya nya kepencet ni" ucap ibu mengembalikan siaran semula dan ibu meletakkan remote di atas meja, tedi senyum melihat itu dan kejahilan nya masih berlanjut ia mencoba mengganti siaran lagi, "ibu kok diganti lagi sih itu lagi seru serunya" ucap resa,

"remote nya aja disana mana bisa ibu ganti siaran nya" jawab ibu "trus siapa yang ganti siarannya" tanya resa, melihat ibu dan adik nya berdebat tedi menukar nukar siaran tv untuk menakut nakuti adiknya, "ibu coba liat" ucap resa menunjuk tv yang mengganti ganti siaran nya sendiri,

"jangan....jangan.... ayah.... ada setan..." ucap resa berteriak memanggil ayah nya sambil memeluk ibu nya yang juga ketakutan memeluk resa, ayah yang lagi makan tersedak dan langsung meneguk air, ayah langsung berdiri dan melangkah ke tempat resa duduk,

tedi yang melihat ibu dan adik nya ketakutan tertawa, "ada apa res, kok kamu ketakutan gitu" tanya ayah, "kamu ngapain ketawa kak" tanya ayah,

"itu ada setan tv nya ganti siaran sendiri" ucap resa, tedi masih saja tertawa, ayah yang melihat tedi tertawa langsung menjewer telinga tedi, "kamu suka banget jailin adik kamu" ucap ayah, "aduh sakit yah lepasin" ucap tedi,

ibu dan resa melihat tedi tertawa yang di jewer ayah Dedi langsung berdiri di depan tedi, "kakak.... tedi...." teriak resa dan ibu memukul mukul tedi pakai bantal, ibu juga mencubit cubit pinggang tedi,

"ampun... Bu.... dek udah jangan dipukul lagi dong sakit" ucap tedi, "makanya jangan usil Suka banget jailin ibu kalau lagi nonton kemarin kamu cabutin kabel tv sekarang kamu tukar saluran nya pakai hp kamu" ucap ibu yang sudah berhenti memukuli tedi,

"maaf, lagian sih aku nya di cuekin, gara gara tv" jawab tedi dengan tatapan tanpa dosanya, "kan ada ayah" ucap resa menatap kesal kakak nya, "ayah lagi makan, lagian lebih asik jailin kamu sama ibu" jawab tedi,

ayah yang habis menjewer tedi melanjutkan kegiatan makan nya, ibu dan resa melanjutkan menonton sinetron nya, tedi yang kembali di cuekin kembali ambil ancang ancang berdiri dan menghidupkan hp nya masuk ke aplikasi remote tv,

tedi langsung mematikan tv dan langsung berlari masuk kamar, "tedi.... kakak....." teriak ibu dan resa mengejar tedi ke kamar, ayah yang melihat hanya menggeleng geleng melihat kelakuan anak lelaki nya yang sangat usil.

Bersambung....

wassalam,

salam hormat

~Haf.

Episode Dua

hari dilewati begitu indah canda tawa selalu terdengar di rumah itu. seminggu berlalu hari ini hari pertama tedi dan resa mengikuti ujian nasional,

"yah tedi udah selesai ini, ayo berangkat ntar telat" ucap tedi, pada ayah nya yang sedang duduk di ruang tamu sambil menyesap kopi buatan ibu, "adik kamu udah siap belum" tanya ayah, "ntar tedi lihat dulu" ucap tedi melangkah ke kamar adik nya,

"dek udah siap belum" tanya tedi, "ntar kak lagi pasang sepatu ini" jawab resa sambil memasang sepatu nya, "udah, ayo berangkat" ucap resa. mereka langsung berjalan menuju ruang tamu tempat ayah duduk menunggu mereka,

"ayo yah resa udah siap" ucap resa, ayah Dedi langsung berdiri mendekati istrinya yang lagi mencuci piring bekas sarapan mereka tadi, "Bu ayah berangkat dulu" ucap ayah,

"iya yah hati hati" jawab ibu sambil menyalami ayah, "ibu kami berangkat sekolah dulu" ucap resa dan tedi menyalami ibu nya, "iya hati hati, semoga ujian nya lancar ya nak" jawab ibu sambil mengusap kepala tedi,

"iya bu" jawab tedi, "kami berangkat dulu Bu, assalamualaikum" ucap resa dan tedi, "waalaikumsallam hati hati" jawab ibu,

ibu mengantar mereka hingga teras rumah, mereka langsung mengambil posisi duduk diatas motor bapak, "kami berangkat" ucap tedi, "hati hati" ucap ibu melambaikan tangan,

 

"yah.. aku masuk dulu" ucap tedi menyalami ayah nya, "iya semoga lancar ujian nya" jawab ayah. tedi langsung melangkah masuk ke pekarangan sekolah, ia disambut hangat oleh 2 sahabat nya,

"ted, tunggu" ucap Ari dan Deri, Ari dan Deri sahabat dekat tedi sejak SMP, tedi langsung membalikan badannya dan melihat dua sahabat nya sedang berjalan mendekati nya,

"ayo lama amat sih jalan nya" ucap tedi, "sabar napa," jawab Deri, "eh Ted, adik Lo makin lama makin cantik aja" ucap ari saat sudah berada di samping tedi,

tedi tak menjawab ucapan Ari dia langsung melangkah meninggalkan kedua teman nya, Ari dan Deri mengikuti tedi ke ruangan ujian,

"ted Lo ruang berapa" tanya Ari, "ruang 4" jawab tedi, "serius Lo ruang 4" tanya deri, "iya ni Lo liat" jawab tedi menunjuk kan kartu ujian nya,

"kita satu ruangan brader, jangan pelit nanti di dalam" ucap Deri memeluk tedi, "ih Lo apaansih der, jijik gue kalau Lo yang peluk, kalau cewek cantik gue ikhlas" ucap tedi melepas pelukan Deri,

"yah masa gue sendirian di ruang 2, gak asik ni yang milihin ruangan gue" ucap Ari lesu, "itu derita Lo" ucap Deri, tedi hanya diam melihat perdebatan kecil kedua sahabat nya itu,

"bel udah bunyi tu ayo masuk" ajak tedi, "Lo balik keruangan Lo sana ngapain Lo disini" ucap Deri ke Ari, Ari langsung berlari ke ruangan nya ketika melihat para siswa sudah berbaris di depan kelas dan sudah ada guru pengawas di depan,

ujian berjalan lancar tedi dapat menjawab dengan mudah karena selama seminggu ini dia belajar dengan serius, kadang ada kendala yang dirasakan tedi ketika Deri meminta jawaban,

bel pulang sekolah sudah berbunyi, "der gue nebeng Sam Lo ya pulang" ucap tedi, "oke" jawab Deri,

"gimana ujian Lo lancar" tanya Deri ke ari, "ribut Lo, 5 gua gak ngisi, Lo enak ada si tedi" ucap Ari sewot, "hahhah, yaudah gue pulang dulu, ayo ted" ucap Deri, berjalan mendahului tedi dan Ari,

"gue pulang dulu RI, belajar biar bisa ngisi" ucap tedi memanasi teman nya, Ari hanya diam tak menjawab, karena benar ia tak belajar kemarin jadi ada yang tak dijawab nya tedi saat ujian,

 

tedi turun saat motor Deri berhenti di depan rumah nya, "makasih der, belajar Lo jangan cuma minta, ribet kalau ketauan" ucap tedi, "heheheh, sesekali nggak apa apa brader" jawab deri, sambil tertawa,

"yaudah gue pulang dulu" ucap Deri, "ya hati hati" ucap tedi,

tedi langsung masuk kedalam rumah, "assalamualaikum" ucap tedi, "waalaikumsallam, udah pulang anak ibu, gimana ujian nya" tanya ibu Eli,

"Alhamdulillah lancar bu" jawab tedi, "bagus kalau lancar, ganti gih baju nya trus makan" ucap ibu, "iya Bu, ibu buat apa" tanya tedi,

"gulai ayam, cepat ganti baju kamu, nanti baru bahas makan" ucap ibu Eli, "galak amat sih ibu negara" ucap tedi melangkah ke kamar mengganti pakaian sekolah nya dengan pakaian santai yang biasa dipakai di rumah,

"emmm, enak banget bu" ucap tedi selesai makan, "gak ada tandingannya kalau ibu yang masak" ucap tedi memuji masakan ibu nya,

ibu Eli hanya tersenyum ketika mendengar anak lelaki nya memuji masakan nya,

"resa jam berapa pulang nya buk?" tanya tedi, "jam 12" jawab ibu, "siapa yang jemput bu?" tanya tedi, "ayah, kata ayah pas jam makan siang dia jemput resa" ucap ibu menjelaskan, tedi langsung membulatkan bibir nya,

"assalamualaikum" ucap resa dan ayah yang baru pulang dari menjepit resa di sekolah, "waalaikumsallam, anak gadis ibu sudah pulang, gimana ujian nya" tanya ibu, bertanya antusias, "Alhamdulillah lancar bu" ucap resa, tak kalah antusias nya,

"ganti gih baju kamu, ibu buat gulai ayam tu" ucap ibu, "wah enak tu aku makan dulu ya bu" ucap resa yang langsung dapat pelotottan dari ibu, "ehhehe, iya iya ini mau ganti baju" ucap resa cengengesan,

"ayah jam berapa berangkat kerja lagi" tanya ibu, "jam 1 Bu, makan dulu kaya nya ayah" jawab ayah, ayah dan resa makan bersama,

 

***

3 hari berlalu dengan tenang dan ujian resa dan tedi pun sudah selesai, tinggal menunggu pengumuman kelulusan,

"kapan pengumuman kelulusan nya nak" tanya ibu Eli, "2 hari lagi bu" jawab tedi menatap sekilas ke ibu dan kembali menatap hp nya yang sedang memainkan game,

"kalau kamu kapan nak" tanya ibu kepada resa yang duduk di sebelah tedi di depan tv, "sama Bu 2 hari lagi" jawab resa,

"kamu mau masuk SMA mana sa" tanya ibu, "kaya nya SMA kakak Bu, mudah mudahan nilai resa cukup buat masuk ke SMA kakak" jawab resa, "amin" ibu mengamini,

tedi yang sedang asik memainkan game di hp nya terganggu dengan panggilan telpon dari Deri, "ah ganggu aja ni anak" ucap tedi, "siapa nak" tanya ibu, "Deri Bu, aku angkat dulu ya bu" ucap tedi mengangkat telpon dari Deri,

"halo waalaikumsallam, ada apa" tanya tedi,

"....................."

"hmmmm, oke jam berapa" tanya tedi

"................"

"oke, assalamualaikum" ucap tedi memutus sambungan,

"ada apa di" tanya ibu, "ngajak ngumpul bu" jawab tedi, "oooooo" ucap ibu, tedi melanjutkan lagi main game nya, tak lama terdengar klakson dari depan, tedi langsung berdiri dan melangkah menuju pintu,

saat dilihat nya Deri yang datang langsung disuruh nya masuk, "masuk dulu der, gue mau ngambil jaket di kamar" ucap tedi menyuruh Deri masuk,

"eh ada nak Deri duduk dulu" ucap ibu saat Deri menyalimi ibu Eli, "iya bu" jawab Deri duduk di kursi ruang tamu, tak lama tedi keluar dari kamar "ayo Deri, Bu aku pergi dulu ya" ucap Deri menyalimi ibu nya,

"Bu saya pergi dulu" ucap Deri menyalimi ibu Eli, "assalamualaikum" ucap Deri dan tedi, "waalaikumsallam, hati hati" ucap ibu lembut,

Deri dan tedi melangkah menuju motornya dan menghidupkan motor itu, Deri langsung melajukan motornya ke tempat tongkrongan,

"ni dia dari tadi di tungguin" ucap Ari, "sibuk banget Lo bro, sibuk ngapain Lo dirumah" tanya Ari, "ribut lo" ucap tedi langsung duduk di kursi sebelah sebelah Ari dan diikuti Deri di sebelahnya,

10 menit tedi disana "bosan bro minjem gitar dong"ucap tedi, tedi langsung diberi gitar oleh teman nya yang sedang memegang gitar, tedi langsung menekan senar membentuk chord,

Menunggumu-Noah

Di dalam sebuah cinta terdapat bahasa

Yang mengalun indah mengisi jiwa

Merindukan kisah kita berdua

Yang tak pernah bisa akan terlupa

Bila rindu ini masih milikmu

'Ku hadirkan sebuah tanya untukmu

"Harus berapa lama aku menunggumu?"

Aku menunggumu

Di dalam masa indah saat bersamamu

Yang tak pernah bisa akan terlupa

Pandangan matanya menghancurkan jiwa

Dengan segenap cinta aku bertanya

Bila rindu ini masih milikmu

'Ku hadirkan sebuah tanya untukmu

"Harus berapa lama aku menunggumu?"

Aku menunggumu

Aku menunggumu

Dalam hati 'ku menunggu

Dalam hati 'ku menunggu, aku-

Dalam benak 'ku menunggu

Dalam hati 'ku menunggu, aku-

Masih menunggu

Bila rindu ini masih milikmu

'Ku hadirkan sebuah-

Harus berapa lama? Harus berapa lama?

Aku menunggumu

Aku menunggumu (Aku menunggu)

Dalam hati 'ku menunggu

Dalam lelah 'ku menunggu

Dalam hati 'ku menunggu

Dalam lelah 'ku menunggu

Dalam hati 'ku menunggu

"galau nih si kawan" ledek teman teman tongkrongan nya, yang hanya dibalas cengiran oleh tedi,

sesudah bernyanyi bersama sama tedi langsung pamit pulang, "Bro gue pulang dulu ya, udah sore ni, der ayo Anter gue" ucap tedi mengajak Deri pulang,

 

tedi turun dari motor Deri setelah berhenti di depan rumah sederhana milik keluarganya, "makasih der" ucap tedi, "sama sama, gue balik dulu ya" ucap Deri langsung memutar motor nya, "hati hati" sorak tedi yang dijawab klakson Deri,

saat membalikkan badan dia kaget dengan kehadiran mobil di depan halaman rumah nya, "mobil siapa ini" ucap tedi melangkah masuk kedalam rumah,

"assalamualaikum" ucap tedi, masuk kedalam rumah,

"waalaikumsallam"jawab orang yang ada disana bapak dan ibu nya, serta lelaki dan wanita seumuran ibu bapak nya,

wanita paruh baya yang melihat tedi langsung berkaca kaca menatap sedih ke arah tedi,

siapa mereka? nantikan kelanjutan nya di episode berikutnya.

Bersambung......

wassalam

salam hormat saya

~Haf.

Episode Tiga

"waalaikumsallam"jawab orang yang ada disana bapak, ibu dan adik nya, serta lelaki dan wanita seumuran ibu bapak nya,

wanita paruh baya yang melihat tedi langsung berkaca kaca.

tedi mendekat ke arah kedua orang itu dan menyalami nya, karena sudah di biasakan oleh kedua orang tuanya untuk berbuat sopan pada orang yang lebih tua,

"ibu dan bapak ini siapa bu" tanya tedi, ibu dan ayah tak menjawab mereka hanya diam,

ibu paruh baya itu langsung memeluk tedi, "nak ini mama" ucap wanita itu memeluk tedi sambil terisak,

"mama? maksud nya apa ini?" tanya tedi bingung mendengar ucapan wanita yang sedang memeluk nya, "iya nak, mereka orang tua kamu" ucap ayah bersuara walau terasa berat untuk di ucapkan olehnya,

"mana mungkin orang tua ku cuma ayah dan ibu, jangan bercanda yah" ucap tedi yang mulai bingung,

"kenyataan nya memang seperti itu nak" ucap ayah menatap nanar tedi, "iya nak, maaf dulu kami ninggalin kamu, karena waktu itu keadaan yang memaksa kami untuk meninggalkan kamu" ucap pak feri membuka suara,

"nggak mungkin, orang tua ku cuma ayah dan ibu" ucap tedi tegas mulai tak suka dengan keadaan ini, "maaf kan kami nak" ucap ibu Siska sambil terisak, tedi langsung melangkah masuk ke dalam kamar meninggal kan mereka tanpa menjawab lagi,

tedi pergi karena merasa tak percaya dan merasa di permainkan oleh ibu dan ayah nya, akal sehat tedi belum bisa menerima ucapan mereka,

daripada ia mengamuk dan tak bisa mengontrol diri lebih baik ia menghindar, walau itu tak sopan sama sekali, tapi lebih tidak sopan ketika ia marah dan membentak orang tua,

"mungkin ini terlalu cepat untuk tedi" ucap ayah Dedi, "iya pak maafkan kami, terimakasih sudah merawat tedi dari kecil" jawab pak feri, "iya sama sama pak, nanti saya coba untuk menjelaskan ke tedi lagi" ucap ayah Dedi,

"saya tinggal sebentar pak, bu" ucap ibu yang mendapat anggukan, ibu langsung melangkah ke kamar tedi,

di dalam kamar tedi ibu sudah duduk di sebelah tedi dan memangku kepala tedi,

"nak, mungkin ini tak bisa kamu terima" ucap ibu yang sudah berada di dalam kamar tedi sambil mengelus pundak tedi,

"tidak Bu, aku tidak akan percaya begitu saja" jawab tedi, "kalau pun iya mereka orang tua kandung aku, tapi bagiku ibu dan ayah lah orang tua ku yang menyayangi ku sedari kecil, tidak dengan mereka yang meninggalkan ku sedari kecil" lanjut tedi pada ibu yang sedang mengelus kepalanya,

"tidak nak, mereka meninggalkan kamu sama ibuk dan bapak karena keadaan mereka waktu itu sangat mendesak mereka untuk meninggalkan kamu bersama kami. dulu mereka datang ke rumah ibu dengan wajah yang ketakutan dan menitipkan kamu bersama kami, karena mereka sedang diincar untuk dibunuh oleh kakak dari pak feri, papa kandung kamu. karena masalah entah apa masalah nya ibu tidak tahu, jadi mereka memikirkan kamu yang masih berusia 4 bulan takut terjadi hal yang tak diinginkan maka nya mereka memilih untuk menitipkan kamu bersama ibuk dan bapak, cobalah kamu maafkan mereka, bukan nya mereka ingin membuang kamu tetapi mereka ingin melindungi kamu karena mereka sangat menyayangi kamu" ucap ibu menjelaskan cerita Dimana saat tedi di titip kan oleh orang tua kandung tedi ke pada mereka,

tedi yang mendengar cerita ibu nya mulai sadar, "apakah benar seperti itu cerita nya bu" tanya tedi duduk tegap dan menatap ibu meminta jawaban, ibu mengangguk dan tersenyum, "ayo kita kedepan" ucap ibu mengajak tedi kedepan tempat ayah dan yang lain berkumpul,

mata Bu Siska berbinar ketika melihat tedi keluar dari kamar nya, tedi langsung duduk berhadapan dengan Bu Siska dan pak feri,

tedi hanya diam,

"maaf kan kami nak" ucap Bu Siska yang tak henti hentinya meminta maaf, "iya Bu, saya sudah tau alasan mengapa ibu dan bapak meninggalkan saya, maaf tadi saya sudah tidak sopan" jawab tedi, "apakah kamu sudah memaafkan kami nak" tanya pak feri,

tedi hanya mengangguk sambil tersenyum, "apakah kamu mau untuk ikut dengan kami nak" tanya pak feri, "maaf untuk itu saya tidak bisa, karena saya tidak mungkin meninggalkan ibu, ayah dan adik ku disini" jawab tedi,

"mereka akan ikut nak" ucap pak feri, "bagaimana apakah kamu mau untuk tinggal bersama dengan kami, semua memang terkesan mendadak, tapi kami ingin menebus kesalahan, kami ingin hidup bersama kamu nak" tanya pak feri,

"keputusan ada di tangan ayah" ucap tedi, meminta persetujuan ayahnya, "bagaimana pak, apakah bapak mau" tanya pak feri pada pak dedi, "kalau saya selama itu bisa membahagiakan keluarga saya, saya akan melakukan nya. kalau dengan ikut dengan bapak bisa membuat keluarga saya bahagia terutama anak saya, tentu saya akan ikut selama itu baik" jawab ayah mengangguk,

"Alhamdulillah, baik kalau begitu nanti malam kita akan berangkat ke Jakarta" ucap pak feri, "kalau nanti malam tidak mungkin pak, barang barang saya belum saya bereskan" ucap pak Dedi,

"bapak tenang saja barang bapak akan menyusul nanti orang saya yang akan membawa nya ke rumah saya" ucap pak feri, "baik pak saya ikut saja" jawab pak Dedi,

"nak, bolehkah mama memeluk mu" tanya Bu Siska ke tedi yang dapat anggukan dari tedi, "terimakasih nak kamu sudah memaafkan kami, mama harap kami bisa menebus kesalahan kami padamu" ucap mama Siska di pelukan tedi, masih dengan isakan bahagianya

"iya... m..ma" jawab tedi patah patah, Siska masih memeluk tedi, ibu dan ayah yang melihat tedi mulai bisa menerima keadaan merasa senang,

"assalamualaikum" ucap resa saat masuk ke dalam rumah yang melihat tedi lagi dipeluk oleh wanita seumuran ibu nya, "waalaikumsallam" ucap mereka serentak,

resa langsungnmenyalimi pak feri dan buk Siska, karena ajaran yang sudah di ajarkan ayah dan ibu nya jika ada tamu dirumah langsung menyalimi,

"ibu dan bapak ini siapa bu" tanya resa yang sudah duduk di sebelah ibu nya, menatap heran melihat tedi memeluk seorang wanita seusia ibu nya, "nanti ibu ceritain" jawab ibu Eli, resa hanya mengangguk, "sudah mau Maghrib ni tedi mandi sana ayah tunggu" ucap ayah Dedi,

tedi langsung melangkah masuk ke kamar untuk mandi, "boleh saya pinjam WC nya pak" tanya pak feri, "oh boleh pak, WC nya di belakang pak" ucap pak Dedi,

tedi dan pak Dedi sudah siap untuk berangkat ke masjid, "pak tunggu saya juga mau ke masjid" ucap pak feri yang baru ke luar dari WC, mereka pun pergi ke masjid ber tiga, dan dirumah tinggal para wanita,

"buk saya bantu ya" ucap Bu Siska, "nggak usah buk biar saya saja" tolak Bu Eli, "ngga papa Bu, saya seneng kalau di repotin" ucap Bu Siska, Bu Eli hanya bisa membiarkan dan mereka mulai memasak,

"Bu masak apa, eh ada Bu...." "siska" ucap Bu Siska sambil senyum, "iya, Bu siska" ucap resa cengengesan, "masak Kalio ayam" jawab ibu, "nama kamu siapa sayang" tanya Bu Siska, "resa Bu" ucap resa tersenyum mu malu,

"cantik, sama kaya ibu nya" puji Bu Siska, yang membuat resa tersenyum malu,

"Bu saya tinggal sebentar ya saya mau ke kamar dulu" ucap Bu Eli melangkah ke kamar, yang disusul resa dari belakang yang baru ke luar dari dapur,

"Bu, ibu Siska dan bapak bapak tadi itu siapa bu" tanya resa penasaran, "ya manusia lah" jawab ibu, "Bu aku serius" ucap resa cemberut, "sini kamu ibuk ceritain" ucap ibu menepuk kasur kosong di sebelah nya,

ibu Eli pun langsung menceritakan apa yang di ceritakan nya pada Geri tadi, resa yang mendengar cerita ibu nya sempat shock, "gitu cerita nya" ucap ibu, "masa sih bu" ucap resa,

"iya memang gitu, oh iya kita malam ini pindah ke jakarta" ucap ibu, "hah, ibu serius" tanya resa, "ya serius lah, kamu cari SMA di Jakarta aja" ucap ibu, "ayo kita kedepan nanti Bu Siska kelamaan nunggu" ucap ibu, mereka langsung melangkah keluar kamar menuju ke tempat Bu Siska duduk,

"maaf buk lama" ucap Bu Eli duduk di depan Bu Siska, "nggak apa apa buk" ucap Bu Siska, tak lama para lelaki sudah pulang dari masjid, "assalamualaikum" ucap mereka masuk,

"waalaikumsallam" jawab para perempuan dari dalam, "ayo makan, udah pada lapar kan" ajak Bu Eli, mereka langsung melangkah ke arah meja makan kecil yang dimiliki keluarga sederhana itu,

"maaf pak buk, meja nya kecil" ucap ayah, "nggak apa apa pak" jawab Bu Siska dan pak feri, mereka langsung mengambil nasi dan lauk nya, dan mulai menyiapkan nasi ke mulutnya.

Bersambung......

wassalam

Salam hormat saya

~Haf.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!