NovelToon NovelToon

Cute Love

Prolog

...Aku alien? Apa ada alien yang tampan seperti aku? Aku kaya dan punya ketampanan. Kita itu bernafas dengan udara yang sama tapi kita berbeda....

...-Arlan Arlic-...

...🥀🥀🥀...

...Aku Dean, manusia. Irit kata bukan berarti aku orang yang dingin. Aku hanya malu bersikap berlebihan....

...-Dean Atlanta-...

...🥀🥀🥀...

...Bisa main video game nggak? Mau main dengan aku? Kalah jangan nangis ya! Karna kamu tidak akan bisa dan tidak akan pernah bisa mengalahkan aku....

...-Algeria Abraham-...

...🥀🥀🥀...

...Hidup mati itu pilihan, mau hidup ya hidup. Mau mati harus bertahan, jangan ambil garis finis kalo belum start dulu....

...-Raykenzi Fairuz-...

...🥀🥀🥀...

...Aku akan menghadapi takdirku! Tidak akan aku biarkan aku di permainkan oleh takdir. Masalah akan datang pada waktunya, tidak ada orang yang tidak memiliki masalah dalam hidupnya. Bertahan!...

...-Felita Felysia-...

~Cute Love~

Felita Felysia, seorang gadis yang hidup dengan optimis dan pantangan menyerah. Ia di kenal sebagai anak pintar di kelasnya, ia juga pernah memenangkan olimpiade tingkat provinsi namun gagal di tingkat antar negara.

Ia unggul dalam bidang olahraga, sejak kecil ia memiliki fisik yang kuat dari pada anak seumurannya. Hidupnya berubah saat bertemu dengan empat pria yang perlahan membuka misteri dalam hidupnya. Perlahan kejadian dalam hidupnya membawanya dalam jeratan cinta yang membuatnya kebingungan.

Arlan Arlic, pria sombong dan angkuh juga aneh. Sejak kecil ia tidak memiliki teman dan merasa kesepian akibat ayahnya yang selalu sibuk bekerja, hingga suatu hari ayahnya yang seorang menteri mengadopsi anak laki-laki bernama Ray.

Berkat kepribadian Ray yang ramah ia bisa dengan mudah akrab, Ia juga menggap Ray sebagai saudara kandungnya sendiri. Pertengkarannya dengan Feli merupakan candu baginya, ia selalu suka melihat wajah marah Feli dan selalu membuatnya bisa tertawa dan bahagia sepanjang hari.

Dean Atlanta, pria dingin yang dulunya memiliki senyuman manis namun harus hilang kerena pertengkaran kedua orang tuanya sejak ia masih TK. Ia merupakan kapten basket di sekolahnya dan selalu mendapat mendali emas dalam setiap perlombaan.

Ia terus berusaha memenangkan perlombaan agar kedua orang tuanya bisa melihat prestasinya. Ia Perlahan berubah akibat pertemuannya dengan Feli, kejadian demi kejadian membuat senyuman pria itu kembali dan membuatnya bisa merasakan kebahagiaan yang sangat ia rindukan.

Algeria Abraham, pria periang yang sangat terobsesi dengan video game. Ia juga tidak akan main-main dengan yang namanya game dan sangat jahil, juga bisa di bilang kekanak-kanakan. Ia hidup tanpa beban dan seperti tidak memiliki masalah sama sekali.

Ia melakukan duel dalam video game dan orang pertama yang mengalahkannya adalah seorang gadis bernama Feli. Sejak saat itu Feli merupakan rival sekaligus teman bermain video gamenya, ia akan selalu menantang Feli hingga ia bisa menang.

Raykenzi Fairuz, pria yang menjadi alat pembunuh dan perebutan kekuasaan untuk ayahnya sendiri. Sejak ia di adopsi hal pertama yang ayah angkatnya ajarkan adalah cara membunuh dan melumpuhkan orang. Ia menjadi tameng dan sekaligus pijakan untuk ayahnya agar mendapatkan kekuasaan.

Ia tidak suka berurusan dengan wanita karena ayahnya selalu mengingat ia bahwa membuat hubungan apapun dengan wanita hanya akan merugikan dirinya sendiri, perasaan adalah hal yang bodoh dan tidak berguna.

...TO BE CONTINUED...

Halo dan hai para readez, aku kembali lagi dengan cerita baru....🤗

Jangan lupa vote, coment, like dan rate ya guys😘. Promosi di sini boleh kok (◠‿◕)

Salam manis,

Tirfa_ledina.

Bab 1 [Tantangan!!]

"Feli, berhenti di sana!" Ujar Salsa.

Gadis bernama Feli hanya bisa mendengus kasar melihat gadis di hadapannya. Salsa terus mengoceh sambil menunjuk wajah Feli dengan kesal dan penuh amarah. Feli hanya menanggapi dengan wajah datar dan berusaha untuk tidak terbawa amarah.

"Apa? Kenapa kau marah seperti orang gila di depanku? Ini bukan pasar, berhenti berteriak dan mengundang banyak perhatian orang." Feli yang awalnya ingin pergi terpaksa harus berhenti saat satu kalimat laknat keluar dari mulut Salsa.

"Maniak lollipop!" Ujar Salsa dengan wajah sombong.

"Fans fanatik!" Ujar Feli tak kalah kesalnya.

"Aku bukan fanatik, aku ini fans bersertifikat dan memiliki tanda anggota resmi fans. Aku ini merupakan wakil ketua dari organisasi fans mereka, dari sisi mana yang kau maksud fanatik?" Ujar Salsa dengan nada sombong dan sedikit tertawa kecil.

'Ada apa dengan nenek sihir ini? Baru saja dia memasang wajah kesal sekarang tiba-tiba tersenyum seperti orang kesurupan' Batin Feli.

"Untuk apa menjadi fans mereka yang hanya modal kekayaan dan tampang? Sudahlah aku mau pergi, capek berdebat dengan nenek sihir sepertimu."

"Beraninya kau menghina mereka!!" Salsa mulai marah sambil mengepalkan kedua tangannya.

Feli tetap memasang wajah datar dan tak peduli pada seberapa banyak siswa yang menontonnya saat ini. Ada banyak cibiran yang terus masuk ke dalam telinga gadis itu. Feli masih tak peduli, hanya anak kaya untuk apa harus takut? Itulah yang ada dalam pikiran Feli.

"Baiklah aku tidak akan menggangumu dan memberikan satu kotak penuh lollipop paling mahal jika kau mau menerima tantangan dariku." Salsa tersenyum saat melihat perubahan wajah Feli yang terlihat tertarik.

"Tantangan? Kau yakin tidak takut kalah?" Ujar Feli dengan wajah meremehkan.

Wajah Salsa mulai memerah akibat menahan amarah yang sudah di ambang batasnya. Gadis itu menatap Feli dengan raut wajah marah dan penuh dendam.

"Ah, jangan memasang wajah seperti itu Salsa. Aku jadi takut, baiklah aku akan menemani kau bermain. Ayo cepat sebutkan tantangannya," Ujar Feli.

"Jika kau kalah kau harus keliling satu sekolah sambil berteriak 'Aku bodoh dan sangat jelek' dan menjadi pembantu di rumahku selama satu bulan penuh. Waktu menyelesaikan tantangan hanya satu minggu, apa kau sanggup?" Ujar Salsa sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Oke, sebutkan saja." Salsa semakin kesal saat Feli sama sekali tidak ketakutan.

"Kau harus mengambil 3 foto jarak dekat milik kak Dean secara terang-terangan di depannya."

"Itu sangat mudah. Aku merasa ini jadi membosankan," Ujar Feli.

'Jangan salahkan aku bertingkah jahat Feli, salahkan saja dirimu karena telah bertingkah sombong' Batin Salsa.

"Masih ada, jangan menyela saat aku bicara. Kau juga harus mengambil video game kesayangan milik Algeria dan menunjukkan padaku hasilnya."

'Algeria sangat membenci jika ada seseorang yang menyentuh bahkan mengambil video game miliknya. Hari ini kau harus menerima akibat dari kesombonganmu itu Feli' Batin Salsa dan tertawa dalam hati.

"Oke, deal."

...🥀🥀🥀...

Sambil meminum susu kotak rasa coklat miliknya kini seorang gadis tampak sedikit kesal dan marah pada dirinya sendiri. Beberapa kali ia memukul kepalanya karena kesal atas perbuatannya tadi.

"Ah, Feli apa yang kau lakukan? Mana mungkin aku melakukan hal gila itu," Ujar Feli sambil mengacak rambutnya.

Dua orang gadis lalu menghampiri Feli dan memberikan satu pukulan di kepala Feli.

"Yakk, apa lagi yang kau buat dengan Salsa? Aku dengar dari siswa kau melakukan tantangan gila," Ujar Ratu yang merupakan kakak kelas sekaligus sahabat dari Feli.

"Aaauuh, sakit tau kak." Feli mengelus kepalanya yang terkena pukulan.

"Harusnya kau tidak menerima tantangan itu Feli, aku yakin ada suatu yang buruk akan terjadi." Flora langsung duduk di depan Feli, gadis itu adalah sahabatnya dari SMP.

Ratu lalu duduk sambil membuang nafas panjang. Ia tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini, ia tau jika Feli bukan tipe orang yang suka menghindari tantangan. Salsa dan temannya tiba-tiba datang sambil melipat tangannya di dada.

"Wah, Feli ada apa nih? Sepertinya kau terlihat takut, mau menyerah sekarang? Mungkin aku akan berbelas kasih padamu." Salsa semakin sombong melihat tatapan kesal Feli.

"Cih, ngapain kau disini? Kurang kerjaan? Datang-datang bikin kesal aja," Ujar Ratu.

"Kau!!" Salsa berniat memberikan satu tamparan pada Ratu namun dicegah oleh Ratu sendiri.

"Apa? Mau berkelahi, hah?" Ujar Ratu dengan wajah menantang.

"Udahlah kak, kita nggak usah ladenin dia." Feli menarik Ratu pergi dan Flora langsung mengekor.

"Cih, dia pikir dia siapa? Berani sekali bertingkah sombong di depanku," Ujar Salsa.

"Udahlah Salsa. Bukannya dia bakal mampus gara-gara tantangan itu," Ujar Fani.

"Betul, tuh. Nggak ada yang berani lakuin hal terlarang itu, secara mereka semua tuh anak berpengaruh di sekolah. Bisa-bisa dia keluarin dari sekolah." Bunga berusaha meredakan amarah Salsa.

...🥀🥀🥀...

"Kau harus berani Feli! Harus berani, berani pokoknya." Feli langsung memakai masker dan tudung jaket abu-abunya.

Gadis itu mulai mengintip di sebuah kelas dan mencoba mencari target yang ia incar. Seorang pria yang masih duduk sambil menatap keluar jendela masih belum menyadari gadis yang kini telah berdiri di dekatnya.

Feli telah menyiapkan kamera dan bersiap untuk mengambil foto jarak dekat Dean. Pria itu berbalik dan menatap gadis yang menggunakan masker. Feli seketika membeku melihat tatapan mengintimidasi dari Dean, kini ia mengakui bahwa Dean memang sangat menakutkan seperti yang di gosipkan.

"Kau siapa?" Ujar Dean dengan suara beratnya dan berhasil menyadarkan Feli dari lamunannya.

Cekrttt...

Satu foto berhasil Feli dapatkan, gadis itu kemudian langsung berlari. Dean hanya bisa terdiam dan berusaha mencerna kejadian tiba-tiba tadi dengan pikiran negatif. Disisi lain seorang gadis berteriak senang karena telah berhasil mengambil satu foto Dean.

"Tinggal dua foto lagi, semangat Feli!" Ujar Feli sambil berjalan tertunduk melihat foto di kameranya hingga akhirnya tak sengaja menabrak seseorang.

Feli terjatuh namun orang yang di tabraknya masih berdiri dengan kokoh. Gadis itu lalu mendongak untuk melihat siapa yang ia tabrak. Dua pria tampan kini telah berdiri di hadapannya dan tak ada niat untuk membantu Feli untuk berdiri. Mereka hanya terdiam seraya menatap gadis yang terjatuh di lantai.

"Hei, kenapa kau menabrak orang di siang hari? Ada di mana matamu itu? Dasar gadis bodoh!" Ujar Ray dan sukses membuat Feli memasang wajah kesal.

Suara dering ponsel terdengar dari kantong celana milik Ray. Pria itu langsung mengangkatnya tak peduli dengan Feli yang sedang menatapnya kesal.

"Ada apa kak Dean?" Ujar Ray dan membuat Feli gugup bukan main mendengar nama Dean.

"Apa? Ada gadis yang mengambil foto wajahmu?" Ujar Ray.

"Gadis yang memakai masker dan jaket abu-abu?" Ray terlihat melirik Feli yang memiliki ciri-ciri yang sama yang di gambarkan Dean.

Feli berbalik perlahan kemudian berjalan dengan cepat. Ia kemudian berlari saat bariton Ray menyapu telinganya.

"Yakk, kau gadis bodoh yang dia sana. Berhenti!" Ujar Ray sambil mengejar Feli yang telah berlari cukup jauh.

"Ray tunggu, aku juga ikut." Arlan langsung menyusul Ray.

Feli mulai gelagapan saat berada di taman sekolah. Gadis itu pusing harus bersembunyi kemana hingga satu ide terbesit di pikirannya. Ray terus berlari dan akhirnya berhenti di bawah pohon dan mengatur nafasnya.

"Kemana gadis itu? Bisa-bisanya tubuh kecil itu berlari cukup cepat." Ray berbalik dan melihat ada Arlan.

"Bagaimana gadis itu bisa hilang dengan cepat?!" Ujar Arlan.

Disisi lain seorang gadis tengah sibuk berdoa dan berharap agar kedua pria di bawah pohon itu tidak melihat keatas dan akhirnya menemukan dia. Saat ini Feli sedang duduk di atas dahan pohon yang kokoh, gadis itu akhirnya bisa bernafas lega saat kedua pria tadi pergi.

"Hufftt... Selamat," Ujar Feli berniat turun namun Ray dan Arlan tiba-tiba datang dan menatapnya.

"Ketemu," Ujar Arlan.

"Kau turun!" Ujar Ray namun Feli menggelengkan kepalanya sambil memeluk pohon.

"Tidak mau turun, ya?" Ray lalu melompat dan berusaha meraih kaki Feli.

Feli melipat kakinya dan melepas kedua sepatunya. Gadis itu mengambil nafas panjang lalu melemparkan kedua sepatunya tepat di wajah milik Arlan dan Ray. Tanpa ragu Feli melompat dari atas pohon, gadis itu lalu berlari secepat mungkin saat kedua pria itu masih meringis kesakitan.

"HEI!! KALIAN DUA PRIA MANJA! AKU MENANG, SAMPAI JUMPA DAN SEMOGA KITA TIDAK BERTEMU LAGI!" Teriak Feli dan menghilangkan dari balik gedung.

...TO BE CONTINUED...

Hai semuanya, aku kembali lagi. Semoga kalian terhibur dengan cerita ini🤗

Ingat! Jangan lupa ya. Like, Rate, Vote dan Coment nya ya😘

Salam manis,

Tirfa_ledian.

Bab 2 [Pria Gigi Kelinci?]

Dengan deru nafas yang tak lagi beraturan, seorang gadis duduk sambil mengipasi dirinya dengan kedua tangannya dan berharap panas yang ia rasakan segera menghilang. Flora terkejut saat menemukan Feli yang seperti habis di kejar setan, ia lalu memberikan Feli air dan tissue.

"Ada apa denganmu Feli? Kau terlihat seperti orang yang di kejar setan saja." Flora menggelengkan kepalanya melihat Feli yang secara rakus meminum air dalam botol itu.

"Pelan-pelan Feli. Sebenarnya apa yang terjadi? Tiba-tiba saja kau menyuruhku untuk ke atap," Ujar Flora.

"Panjang ceritanya, aku boleh pinjam sepatumu nggak? Aku harus ke ruang guru. Ibu Siska mencariku tadi," Ujar Feli.

"Kemana sepatumu itu?" Ujar Flora dengan nada pemasaran.

"Di ambil setan, maksudku hilang di semak-semak." Feli segera berdiri.

"Kau ada-ada aja. Nah ini ambil," Ujar Flora.

"Nanti aku cerita, aku pergi dulu ya." Flora hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Feli yang sudah menghilang dari balik pintu.

Setelah mendapatkan sepatu dari Flora, kini Feli telah berlari dengan terburu-buru ke ruang guru. Gadis itu segera membuka pintu dan mencari seorang guru, ia lalu berjalan menuju meja sudut yang merupakan meja milik ibu Siska.

"Permisi Bu," Ujar Feli.

"Oh, Feli. Bagus kau sudah datang, ayo sini duduk dulu." Sang guru memberikan instruksi agar Feli duduk di hadapannya.

"Hmm... Ada apa ya Bu? Kenapa tiba-tiba memanggilku?" Ujar Feli.

"Jadi ibu mau kamu menjadi partner Arlan dalam olimpiade fisika bulan depan. Ibu sudah mendiskusikannya dengan guru fisika kalian dan dia memilihmu untuk satu tim dengan Arlan muridnya itu," Ujar ibu Siska.

"Kenapa harus saya Bu? Saya sudah punya olimpiade bahasa Inggris mana mungkin saya harus mengikuti olimpiade fisika, acaranya juga bersamaan Bu." Feli memasang wajah terkejut.

"Oh, soal itu kau tidak perlu khawatir ibu telah memilih seseorang. Nah itu dia, namanya Rizky." Seorang pria dengan lesung pipi berdiri di sebelah Feli.

"Hai, aku Rizky." Ujarnya dan di balas Feli dengan senyuman.

...🥀🥀🥀...

Feli mendengus kasar di meja kantin. Sesekali gadis itu memasukkan makanan ke mulutnya untuk menahan agar ia tidak berteriak di kantin yang penuh siswa ini. Sudah tiga hari gadis itu terus mengawasi Dean untuk mendapatkan foto kedua namun hasilnya nihil. Tak ada yang ia dapat sama sekali, setiap rencananya selalu gagal akibat Ray dan Arlan.

Keputusan ibu Siska yang memintanya untuk satu tim dengan Arlan membuat Feli sedikit lega saat Arlan masih belum mengkonfirmasi untuk satu tim dengannya. Kini gadis itu sudah tidak perlu khawatir akan hal yang bisa membuatnya dalam masalah jika satu tim dengan Arlan.

"Mereka itu punya masalah apa sih denganku? Aku jadi selalu gagal mendapatkan foto kak Dean gara-gara mereka." Feli mendaratkan kepalanya di meja sebanyak tiga kali hingga terdengar suara benturan cukup keras akibat hal itu.

Ratu dan Flora hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah absud sahabatnya itu. Dari meja sebelah sudah ada beberapa siswa yang menatap Feli dengan wajah aneh dan sulit di artikan.

"Hei Feli. Berhenti melakukan hal bodoh itu! Ini baru hari ke empat masih ada tiga hari sebelum tantanganmu dengan Salsa berakhir," Ujar Ratu berusaha menyemangati adik kelasnya itu.

"Aish... Kau jadi jelek, berhentilah melakukan hal itu. Katakan saja apa yang harus kita lakukan, kita pasti bantu kok." Flora tersenyum lembut menatap Feli.

Feli berhenti melakukan kegiatan anehnya itu. Kini ia mulai menatap kedua sahabatnya dengan wajah memelas, Ratu dan Flora terlihat gemas melihat wajah Feli. Keduanya lalu mengusap kepala Feli kasar dan mengacak-acak rambut gadis itu.

"Kalian kenapa malah menghancurkan rambutku?" Ujar Feli dan membuat Ratu tertawa lebar sedangkan Flora tersenyum.

"Ohiya, organisasi 'Black and White' udah buka pendaftaran penerimaan anggota baru bukan? Aku punya cara nih Feli," Ujar Flora dengan semangat.

"Apa emangnya?" Ujar Feli.

"Gimana kalo kau coba masuk deh ke organisasi itu, Algeria dan Dean kan salah satu anggota mereka. Kau akan sering berinteraksi dengan mereka bukan? Jadi tantanganmu akan lebih mudah nantinya." Feli terdiam untuk sekedar memikirkan rencana Flora.

"Tapi selama ini belum organisasi itu belum pernah menerima anggota wanita," Ujar Feli.

...🥀🥀🥀...

Sambil memakan keripik miliknya seorang gadis masih sibuk duduk di halte bus dan menatap jalanan. Feli melihat kekiri dan kanan untuk menemukan bus yang akan menjemputnya, seseorang tiba-tiba duduk di sebelah gadis itu. Matanya masih sibuk melihat ponsel dan tak ada niat untuk melirik gadis yang telah memasang wajah kebingungan di sebelahnya.

'Algeria? Dia Algeria bukan?' Batin Feli.

"Berhenti menatapku dengan wajah mesummu itu." Algeria langsung memasukkan ponselnya ke saku celana kemudian berdiri saat bus telah tiba.

Feli juga ikut berdiri dan masuk ke dalam bus. Gadis itu memilih duduk jauh dari Algeria untuk menghindari ia di cap mesum oleh pria itu. Saat bus berhenti di halte selanjutnya Algeria keluar begitupun dengan Feli, gadis itu sedikit kebingungan saat Algeria memilih jalan yang sama dengan yang ia lalui untuk bisa sampai ke rumahnya.

"Kau kenapa mengikutiku?" Ujar Feli.

"Siapa yang mengikutimu? Kau tuh yang mengikutiku," Ujar Algeria dengan tatapan tajam kemudian berjalan mendahului Feli.

"Kenapa dia selalu memarahiku? Huh, dasar pemarah!" Gumam Feli.

Keduanya terus berjalan sambil memikirkan pikiran mereka masing-masing. Algeria berhenti di depan rumah berpagar putih, pria itu lalu menekan bel beberapa kali hingga seorang wanita paruh baya keluar sambil memeluknya erat. Wanita paruh baya itu adalah tentangga Feli yang sangat dekat dengan keluarganya, ia mulai bermain dengan otaknya dan mencoba menebak hubungan Algeria dan tetangganya itu.

"Eh, Feli. Kenapa diam aja di situ? Ayo sini tante mau kenalin seseorang," Ujar tante Riana yang merupakan tetangga Feli.

Feli mendekat dan dihadiahkan pelukan yang sama seperti yang di dapat Algeria. Pria di sebelahnya mendengus kasar saat tante Riana tak berhenti mencubit pipi Feli dengan gemas dan seolah-olah telah melupakan keberadaanya. Algeria menatap Feli dengan tatapan mengintimidasi dan mencoba memberikan tanda agar gadis itu segera pergi dari hadapannya.

"Tante, aku mau pulang dulu. Mama mungkin udah nungguin di rumah," Ujar Feli sambil melirik Algeria yang terus saja memberikan tatapan tidak suka.

"Jangan buru-buru. Ibu kamu nggak bakal marah kok kalo kamu mampir ke rumah tante, kau juga sudah lama tidak mampir ke rumah tante. Udah yuk kita masuk disini panas," Feli hanya bisa mengangguk ragu dan tidak berani melirik Algeria.

"Ohiya ini keponakan tante." Feli membulatkan matanya tak menyangka dengan kata yang keluar dari mulut tante Riana.

"Kenapa kau melihat aku seperti itu?" Ujar Algeria.

"Aku hanya kaget saja, tante Riana yang murah senyum dan baik hati kok bisa punya keponakan pemarah sepertimu." Tanpa sadar kata itu keluar dari mulutnya Feli dan membuat Algeria memasang wajah kesal.

"Aku juga kaget kok bisa tante Riana punya tetangga mesum sepertimu. Gadis gendut yang mesum dan jelek," Ujar Algeria dan berhasil menyulut kemarahan Feli.

"Aku tidak gendut!"

"Gadis gendut, gendut, gendut, gendut, gendut, gendut." Kalimat itu terus Algeria ulang.

"Kau minta aku pukul, ya?" Ujar Feli sambil menggulung lengan bajunya.

"Iya, sini coba pukul kalo bisa." Algeria bersembunyi di belakang punggung tante Riana.

"Kau jangan sembunyi, kalo berani ayo sini."

"Nggak mau, dasar gendut." Kalimat yang keluar dari mulut Algeria berhasil membuat Feli naik darah.

"Aku tidak gendut! Tante liat dia mengejek Feli," Ujar Feli dengan nada manja dan Riana hanya tertawa pelan.

"Kalian terlihat cocok, apa mau tante jodohin?" Ujar Riana untuk menggoda keduanya.

"Gendut gini, siapa yang bakal mau?" Ujar Algeria.

"Aku juga nggak mau sama cowok pemarah dan nyebelin." Feli memalingkan wajahnya dari Algeria.

Keduanya memalingkan wajahnya, tak ada niat untuk damai di antara keduanya. Riana tersenyum melihat keduanya yang terlihat lucu dan menggemaskan.

"Dasar anak muda. Tante masuk duluan. Kalo kalian masih mau berdua silakan saja," Ujar Riana seraya terkekeh.

...TBC...

Yuk dukung author dengan like, rate, vote dan coment ya. Pantau dan favoritin biar nggak ketinggalan cerita serunya😉😁

Salam manis,

Tirfa_ledina.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!