NGIIIIIIIIIINNNNGG
Pesawat mulai mendarat dibandara surabaya dengan lancar, tapi tiba-tiba badan pesawat bergoyang pengumuman darurat pun mulai terdengar. beberapa bodyguard bersiap menjaga sang bos agar tidak terjadi apa-apa.
"shit" umpat sibos dengan geramnya
"Dō shita? (apa yang terjadi?)" teriak sibos terhadap salah satu bodyguardnya dengan geram. dan dijawab menunduk memberi hormat oleh salah satu bodyguard "Hikōki no sharin ga de rarenai, nogasu (roda pesawat tidak bisa keluar, nona)"
"nani"
(berhubung author tidak bisa bahasa jepang, kalimatnya saya pakai bahasa indo saja🙏)
PENDARATAN DARURAT, PENDARATAN DARURAT PASANG SABUK PENGAMAN!!
pengumuman terdengar lagi, lampu merah dipesawat pribadi sudah menyala sudah sejak tadi. seluruh awak pesawat mulai terlihat panik pasalnya belum pernah pesawat pribadi sang bos mengalami masalah seperti ini.
BRAAK, CKIIIIIIIIIITTT
Benturan keras dari badan pesawat yang menghantam landasan aspal membuat pesawat tidak bisa terkendali lagi. suara deru mesin bertempur dengan suara badan pesawat diatas aspal membuat seluruh orang dibandara bergidik ngeri, ada yang berdoa, ada yang memegang kepalanya sendiri, menutup mulut, menangis dan lainnya tak kalah juga tangisan anak-anak yang menyaksikan kecelakaan itu. "oh my good" ucapan itu terdengar berulang kali dari sebagian wanita juga pria.
"lindungi diri kalian sendiri, jangan sampe yawa kalian lepas dari badan kalian" teriaknya sambil berpegangan pada kursi disebelahnya
"hai" serempak menjawab
Karin Arandita Sanjaya dia masih dua puluh dua tahun, sang pemilik dari THE SAVANA HOTEL berbintang diJakarta dan THE BLUE COFFE disSurabaya. Walau seorang cewek tapi Karin tidak pernah mau memakai pakaian wanita dia begitu tomboy sekaligus badung. Akibatnya seluruh karyawannya mengira dia cowok tulen, selain badung dan tomboy Karin memiliki kecerdasan tinggi dari sang kakaknya.
Sebulan berlalu penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat sudah dibereskan, saat ini karin berada disebuah hotel dikota surabaya sambil mengerjakan perkerjaannya. Para bodyguard yang berada disampingnya juga sudah kembali keJepang, itu dilakukan supaya tidak mengganggu dan menyolok kini dia hanya seorang diri di Surabaya.
Karin duduk dikursi kebesarannya dengan santainya dia meneliti setiap laporan yang diberikan menejernya. lalu dia menyunggingkan senyum disudut bibirnya.
"sepertinya aman-aman saja" Karin mulai membuka mulutnya sang menejer tahu arah majikannya bicara.
"seperti yang anda lihat tuan, semuanya aman" menundukkan kepala seraya memberi hormat
"hhmmmm"
"sory Anton, kamu harus mengurus caffe ini sendiri" melihat kearah luar cendela
"ini sudah menjadi tanggung jawab saya tuan, anda tidak perlu sungkan"
"aku harus keJakarta Anton sudah lama sekali aku gak melihat keadaan disana"
"saya mengerti tuan"
Karin tetap melihat keluar cendela dengan menyandarkan kepala dibibir cendela, pandangan yang begitu sayu dan kesepian seolah merindukan sesuatu membuat sang menejer juga bisa merasakan apa yang difikirkan sang majikan.
"keluarlah" sepatah kata yang terucap dari bibir Karin tanpa melihat kearah sang menejer.
"saya permisi tuan" menundukkan badannya lalu berjalan keluar, tanpa mendengar jawaban dari situan.
Karin berjalan kearah sofa panjang lalu membaringkan badannya disana, tangannya meraih hp yang berada disaku dan memainkan jari lentiknya yang panjang. membuka kembali beberapa laporan yang dikirim sebulan yang lalu laporan itu tidak dihapusnya melainkan disimpan rapat disebuah file pribadinya.
Mata sayu Karin menatap langit-langit ruangannya, tersirat cahaya kebencian sekaligus kerinduan yang begitu mendalam dimata yang sayu itu. Ya, semua hanya mereka berdua yang tahu perasaan yang terus berkecamuk didalam hati.
*****
Sepatu warna hitam bermerk REEBOK berjalan menuruni tangga, dengan santainya dia berjalan menuju pintu keluar bandara SOEKARNO HATTA. Semua orang terpana, bukan hanya sepasang mata saja yang mengarahkan pandangannya, baik cewek cowok tua muda ibu hamil atau sepasang kakasih tak terkecuali.
"Nana jemput aku sekarang!" dia terus berjalan tanpa mempedulikan mata semua orang yang melihatnya dari atas sampai bawah.
"baik, nona"
"akan kushare lokasinya" dia menutup telfnya sepihak dan berjalan keluar bandara mencari sebuah restouran karena perutnya minta diisi sedari tadi.
Karin mencari tempat duduk didekat cendela tempat yang paling disukai saat dia makan sambil melirik kearah luar. Tak selang berapa lama pesenan datang sang pelayan meletakannya dengan wajah yang merona saat melihat wajah Karin. "terima kasih" ucap Karin dengan tersenyum
Tak selang berapa lama Nana sekretaris Karin datang, setelah makan-makan mereka berdua langsung berangkat ketempat yang dituju THE SAVANA HOTEL tak sabar ingin melemparkan tubuhnya disana. Disepanjang perjalanan Karin memeriksa laptop yang dibawa Nana memeriksa laporan yang sudah disimpan dengan rapi oleh menejer hotel.
Dua buah mobil BMW terlihat mengikuti mobil yang membawa Karin. Nana yang tahu mobilnya ada yang mengikuti dari belakang mulai menambah kecepatan lajunya.
"Nani ga mondaidesu ka? Nana" tanya Karin yang merasa heran merasa mobil yang dia tumpangi melaju lebih cepat.
"ada yang mengikuti kita Nona" balas Nana menjelaskan
"kita kemall dekat sini" dengan santainya Karin berkata sambil berkutat sengan laptopnya
"apa nona mau belanja!?" heran dengan apa yang dikatakan nonanya. Mendengar pertanyaan seperti itu Karin menyunggingkan senyum disudut bibirnya seolah dia mendapat ide.
"sudah jalan saja" sepatah kata saja yang diucapakan Karin, tanpa berkata lagi Nana melajukan mobil kesebuah mall terdekat. Memarkirkan mobil, tanpa berkata apapun Karin keluar begitu saja dari mobil membuat Nana bingung dengan kelakuan nonanya.
"hoteru ni modoru dakedesu (kamu balik kehotel saja)" mungkin karena dia dibesarkan dinegri sakura jadi sering kelepasan ngomong. Sementara si Nana kali ini cuma melongo karena dirinya kurang mengerti bahasa jepang.
Karin yang melihat sekretarisnya masih bingung dengan perkataannya membungkuk lalu memicingkan sebelah matanya dan tersenyum "sepertinya kamu harus les bahasa asing Nana"
"kembalilah kehotel" setelah berkata lagi Karin berjalan masuk kemall yang tidak terlalu besar, tidak ada yang dilakukan Karin dia hanya jalan-jalan setelah itu keluar lagi menuju tempat parkiran. Matanya melirik kesana kemari jika ada beberapa orang yang mencurigakan, kakinya berjalan disetiap deretan mobil mewah juga sepeda motor, tanpa sadar tangannya membuka pintu sebuah mobil mewah bermerk ferrari.
KLEK
"aneh kenapa tidak dikunci nih mobil, gimana kalo ada yang masuk lalu dibawa kabur" batin Karin dalam hati setelah cukup lama berfikir akhirnya Karin masuk dan tidur ditempat duduk belakang.
Karin yang sudah tertidur dibangku belakang tidak menyadari seseorang berjalan menuju mobil itu. Mobil itu memang sengaja tidak dikunci karena orang itu cuma mampir sebentar dimall ini. Dia dengan tenang menyalakan mobil lalu melajukannya meninggalkan parkiran mall tanpa melihat kearah belakang tempat Karin tertidur dengan pulas saking capeknya.
Mobil ferrari warna hitam memasuki taman hiburan yang berada ditengah kota jakarta, memarkirkannya tidak jauh dari tempat hiburan itu Karin yang sadar mobil tidak melaju lagi mulai bangun dan melihat keadaan sekitarnya. dia mengarahkan pandangannya kearah luar yang begitu ramai dengan berbagai macam permainan lengkap berada disana.
*****
Hari masih sore, ditempat parkir Karin masih tidur dengan pulasnya dibangku belakang, orang yang mengendarai tadi keluar tapi berdiri dipinggir mobil seolah sedang menunggu seseorang.
"sudah lama ya Rick" tanya seorang perempuan berjalan kearah mobil yang terparkir.
"tidak nona, silakan" jawab orang yang mengendarai mobil ferrari membukakan pintu untuk nonanya.
Erick Adiputra seorang sekretaris perusahaan X, dia juga sahabat bosnya bahkan istri bosnya juga menganggapnya seperti saudara sendiri. Vivi nama istri bosnya terlahir dari keluarga sederhana, dia tampak terkejut begitu melihat sosok pria yang tertidur pulas dibangku belakang.
"kamu bawa temen ya Rick?!" tanya Vivi yang tetap melihat kewajah pria yang tertidur.
"tidak nona" dengan wajah yang terkejut
"lha trus dia siapa? malah cakep banget gitu kaya bintang korea siapa itu namanya Jung.... apa Jin gitu" Vivi berkata sambil mendongak keatas dengan tangan menyentuh dagu seolah berfikir.
Erick langsung saja berjalan kearah belakang melihat apa yang dikatakan nona Vivi. dan saat tahu matanya langsung mendelik melihat ada orang yang tidur dibelakang.
"hei bangun-bangun" Erick menepuk pundak Karin yang tertidur
"ennngg hhhmmmm" karing menggerang saja lalu tidur lagi
"woi bangun, malah tidur lagi nih orang" mengguncang bahu karin dengan keras membuatnya terpaksa bangun
"ada apa sih gak tahu orang lagi tidur apa" gerutu Karin lalu melihat kanan kiri, melihat dirinya masih dalam mobil orang lalu mendongakan kepalanya keatas melihat seseorang yang berdiri diatas kepalanya.
"maaf ya bang aku ketiduran" mengucek matanya
"siapa kamu seenaknya tidur dimobil orang" tanya Erick, sedangkan Vivi diam memperhatikan
"kamu nyuri ya, dasar kecil-kecil udah jadi maling gini"
"enak aja maling, aku cuma numpang tidur doang soalnya capek banget nih badan, lagi pula kalo aku niat udah kubawa kabur nih mobil"
"sudah jangan banyak alasan pergi sana" usir Erick terhadap Karin
"ya ya ya aku pergi pelit banget jadi orang"
Vivi tertawa cekikikan melihat adegan Karin dan Erick sekretaris suaminya yang beradu mulut. Padahal dari dulu waktu pertama kali ketemu Erick sampai sekarang dia jarang sekali banyak bicara seperti ini.
Karin turun dari mobilnya dan hendak berjalan pergi, belum juga melangkahkan kakinya beberapa bodyguard sudah mengintip-ngintip beberapa mobil yang berjajar ditempat parkir.
BRAK
Karin masuk dan menutup pintu mobil lagi duduk didekat Vivi sambil melihat kaca spion.
"ngapain kamu masuk lagi"
"berisik lo"
"cecan kamu bisa suruh dia melajukan mobil ini segera gak" Karin memegang tangan Vivi seolah memohon
"cecan!!" tanya Vivi terkejut
"nanti kujelasin ya, please!!" Vivi tersenyum memandangi Karin yang tampan, ganteng juga cool abis gayanya (padahal sebenarnya cewek😭)
"woi hallo ko tambah ngelamun sih" Karin menggoyangkan tangannya didepan wajah Vivi
"singkirkan tanganmu dari tangan nona" Erick melirik Karin yang dari tadi tetap memegang tangan Vivi.
"oh iya lupa hehe, tapi dia kenapa begini bengong mulu dari tadi"
Lalu Karin melepaskan tangannya dan pindah kedepan duduk bersama Erick.
"bro kamu bisa jalanin mobilnya gak"
"kamu siapa majikanku bukan" pandangan lurus kedepan
"woi cecan sampai kapan mau bengong trus, suruh dia cepet jalan" Karin menengok kebelakang melihat Vivi masih melongo, karena triakan Karin yang keras Vivi akhirnya tersadar juga dari lamunannya.
"maaf maaf, ayo Rick kita jalan sudah lama juga" senyum Vivi membahana diseluruh mobil
"arigatou, cecan" dengan tersenyum kearah Vivi dan disambut keterkejutan oleh Erick dan Vivi.
*****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!