Halo, Salam kenal yah... Semoga kalian menyukai karya Novel keduaku yang aku tulis disini . Mohon bantuan kalian yah, kalau kalian berkenan mohon like, koment cerita aku dan ikuti profil aku ya. Dan mohon berikan vote juga, Terimah kasih.
Happy Reading...
Seorang Pria yang jatuh cinta kepada wanitanya akan selalu memperjuangkan cintanya dan seorang pria yang setia kepada pasangannya akan selalu mempertahankan perasaanya meskipun banyak godaaan dari wanita yang lebih sempurna.
Seorang Pria bernama Betrand, dia memiliki perawakan yang tampan, wajahnya cakep dan kulitnya tidak terlalu putih namun enak dipandang.
Dia telah tergila gila pada seorang gadis yang bernama Richa. Betrand adalah seorang Pengusaha lukisan, dia merupakan pemilik Galery lukisan yang sudah lumayan sukses dan high class.
Betrand berasal dari keluarga Seniman, ayahnya yang bernama Leonardo juga merupakan seorang pelukis terkenal yang kemudian membuka Galeri lukisan yang akan diwariskan kepada Betrand anak tunggalnya, sedangkan ibu Betrand bernama Ariana yang juga merupakan seorang Pelukis,
Ariana berasal dari Panti Asuhan di kota Semarang karena dia merupakan anak yang yatim piatu, dia besar di Panti Asuhan dan kemudian dinikasi ayah Betrand.
Betrand memiliki keluarga yang cukup harmonis dan bahagia, Betrand mencintai Richa yang merupakan seorang Desainer yang merintis kariernya sejak dua tahun lalu.
Betrand mengejar cinta Richa satu tahun lebih, dia berusaha meyakinkan Richa bahwa dia adalah pria yang baik. Richa memang sangat selektif dalam mencari calon pendampingnya karena dia tidak ingin gagal dalam berumah tangga.
“Sudah berulangkali kau datang ke Butikku... Aku masih sama seperti dulu, aku tidak bisa menerima cintamu..!” Ucap Richa yang sengaja menyibukkan tangannya membuat gambaran baju yang akan dia ciptakan.
Betrand memandangi gadis cantik yang berada di hadapannya, “Bidadari nyata!” Gumamnya dalam hati sambil mengangumi kecantikan dan kesempurnaan gadis itu.
“Kenapa kau memandangku dengan tatapan itu? Kau ingin menculikku?” Tanya Richa dengan wajah bingung.
Betrand menyukai Richa dari ujung kaki sampai rambutnya, tak heran jika hampir setahun dia selalu datang ke Butik Richa hanya sekedar untuk melihat senyumnya, dan tak jarang pula Richa memberikan wajahnya yang manyun dan cemberut karena merasa kesal didatangin pria yang tak diundang.
“Kau begitu cantik...!” Ucap Betrand memuji Richa.
“Aku tidak tahu itu adalah kata kata keberapa yang kau ucapkan, yang jelas aku tidak menyukainya..!” Jawab Richa melanjutkan pekerjaanya.
“Kau tidak menyukai kata kata itu atau aku?” Tanya Betrand lagi sambil tersenyum.
“Aku tidak menyukai semuanya...!” Jawab Richa Jutek.
“Kau tau, ini adalah aniversary kita!” Ujar Betrand tersenyum manis.
Richa menolehkan pandangannya kepada Betrand, dengan wajah bingung dia bertanya, “Anniversary kita? Kapan jadiannya?” Tanya Richa sambil mengernyitkan keningnya.
“Iya, setahun sudah aku mengejar cintamu... itu anniversary buat kita... anggap aja kita sudah berpacaran sejak setahun lalu...!” Ucap Betrand memberikan senyuman.
“Dasar orang stres.... ngaco aja lu! Jadian juga kagak, dah pede banget bilang pacaran... huft,!” Ujar Richa dengan mimik wajah menggemaskan.
Suara Bel butik berbunyi Tinon.... tin..non
“Aku harus ke depan, ada yang ingin masuk!” Ucap Richa beranjak dari duduknya dan menghampiri seorang bapak yang ada didepan pintu butiknya.
“Selamat siang, saya kurir yang sedang menghantarkan pesanan mbak!” Ujar bapak yang ada di hadapan Richa.
“Pesanan? Perasaan saya gak mesan barang apa-apa, atau mungkin ini milik Aisyah?” Ucap Richa sambil menerima bungkusan dari Kurir.
“Maaf, ini dengan Ibu Richa Devanya kan? , ini paket yang dikirimkan Tuan Pemuja Rahasia Bu' Richa, ini juga ada suratnya...!” Ujar Bapak kurir.
“Richa Devanya itu saya Pak...Makasi yah.” Ucap Richa tersenyum.
Richa menerima pesanan itu, dia berterimahkasih kepada bapak kurir lalu Richa membaca surat yang diberikan pemuja cinta itu.
“Teruntuk dirimu yang aku cintai, aku tidak akan pernah berhenti mengejar cintamu... love you, dari pemuda yang berada dibelakangmu, pemuda yang kau abaikan.”
Richa menoleh kebelakang, Betrand tersenyum saat gadis yang dia cintai itu sudah membaca surat yang dia kirimkan lewat kurir.
“Kau suka bunganya?” Tanya Betrand.
“Aku pikir siapa, duh kau ini yah... kau ada disini tapi kau memberikan aku bunga seperti ini, seharusnya kau tidak perlu merepotkan Kurir untuk mengantarnya, kau bisa bawa saja kan?” Oceh Richa.
“Emangnya kau pikir ada laki-laki yang lebih memujamu bahkan melebihi pemuja setan?” Tanya Betrand tersenyum.
“Kau membandingkanku dengan setan?” Tanya Richa lagi.
“Jadi gimana? Kau mau menerimaku kan?” Tanya Betrand.
“Kau memaksa?” Tanya Richa lagi
“Tidak... Aku hanya sekedar memastikan kalau kau akan menerimaku... dan kau jangan khawatir, aku pasti akan senang hati kok menangkap cintamu..!” Ujar Betrand.
“Kau terlalu banyak menggombal, aku tidak menyukai pria perayu sepertimu..!” Ujar Richa sambil berlalu dari hadapan Betrand, dia kembali duduk di kursinya dan meletakkan bunga pemberian Betrand di meja.
“Aku akan menunggu jawabanmu...aku tidak pernah merayu wanita manapun selain dirimu, aku mencintaimu, kalau kau berkenan izinkan aku masuk ke dalam hatimu, yuk kita berbahagia!” Ucap Betrand.
“Hadew, dasar pria buaya...!” Ucap Richa.
***
Ariana sedang mempersiapkan pakaian suaminya, dia mengambilkan sebuah kemeja biru muda, celana bahan berwarna hitam dan sepatu yang sudah bersih.
“Pah... pakaian Papa sudah mama buat di dekat sofa kamar, Papa bersiaplah, Papa kan ada meeting hari ini dengan Pelukis terkenal itu!” Ucap Ariana.
“Sampai kapan Betrand cuek seperti ini, sudah seharusnya dia mengurusi Galeri papa 100 persen, bukan hanya menghabiskan waktunya mengunjungi wanita itu.!” Ujar Leonardo kepada istrinya.
“Tapi Betrand sangat mencintai dia Pah... biarkan saja!” Ucap Ariana kepada suaminya.
“Tapi masalahnya Mah, wanita itu selalu menolak Betrand, kayak anak kita gak laku aja..!” Ucap Leonardo.
“Iya Pah, kita doakan saja supaya Betrand segera memenangkan hati wanita itu, dan mereka menikah terus kita jadi kakek nenek.” Ucap Ariana.
“Iya semoga aja... yauda kalau begitu papa mandi dulu ya, Mah, papa gak bisa harapkan Betrand untuk mengurus Galery 100 persen, dia itu emang gak berguna sama sekali, semua semuanya masih harus campur tangan papah.. padahal papa ini uda pengen pensiun bekerja.” Ucap Leonardo bergegas pergi menuju kamarnya dan mandi.
***
Richa Devanya merupakan seorang anak pertama dari pasangan Ari dan Bunga, Bunga meninggal saat melahirkan Richa, tiga tahun kemudian Ari menikah lagi dengan wanita bernama Dewi. Dari pernikahan kedua ayahnya, Richa memiliki adik perempuan bernama Debby.
Richa menolak cinta semua laki laki yang datang mengutarakan perasaan kepadanya.
“Sudah 9 laki laki yang aku tolak, dan Betrand adalah laki laki ke 6 mengutarakan cintanya namun dia adalah laki laki yang selalu berusaha merebut cintaku, sudah setahun dia mengejar aku... dia berbeda dengan laki laki yang lain? Maafkan aku Betrand, aku gak bisa menerima cintamu meskipun aku mulai jatuh cinta kepadamu, kau begitu romantis dan sabar..!” Ucap Richa dalam hati.
Debby adik Richa adalah seorang anak Sekolah, dia masih duduk dibangku SMP, cita-citanya adalah nikah muda dan menjadi istri orang kaya.
“Kau gila Deb? Tampang pas pas an aja, cita citanya jadi istri orang kaya terus nikah mudah pula!” Ledek teman dekat Debby.
“Slow aja, casing gue aja yang begini... dalamnya luar biasa, garansi dijamin beb!” Ucap Debby membela dirinya.
“Idih... Kepedean amat sih, Lu... Tapi jujur yah, Lu dengan Kakak lu cantikan kakak lu tau, lu itu gak ada apa-apanya dibandingkan kakak lu.” Ucap Teman Debby tertawa.
Debby sangat kesal setiap kali dirinya dibandingkan dengan kakaknya yang bernama Richa, tidak satu dua orang yang akan membandingkan mereka tapi hampir semua orang yang mengenal mereka.
“Kenapa sih gue gak secantik ka Richa...” Ucap Debby kesal.
***
Seorang ibu guru bernama Celine, dia seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sudah 2 tahun bekerja di Bogor mengajar di sekolah TK, dia mengajar dengan penuh kasih sayang. Celine mendapatkan upah yang sangat minim di sana namun dia tetap semangat.
Dia penyabar dan sangat ramah kepada anak anak, anak anak juga sangat sayang kepada Celine. Celine juga menjadi Kakak Asuh di Panti asuhan ‘Kasih Ibu’ sebab dia juga besar disana.
“Ibu kasihan padamu,Nak, Kau ini capek-capek kuliah tapi kau hanya mengajar Anak TK, gajimu juga gak seberapa... gak sebaiknya aja kamu pergi Ke Jakarta untuk mencari pekerjaan... TK di kota Jakarta itu gajinya gede lho, Nak...gak kayak di sini.... lagi pula kapan kau mencari jodoh jika terus berada di tempat ini...” Ucap Ibu Celine.
Ibu Celine bernama Astuty, dia seorang ibu asuh yang hebat, dia adalah Kepala Yayasan Panti Asuhan. Dia telah menganggap Celine seperti anak kandungnya sendiri.
“Gak, Bu.. Celine disini aja yah temenin masa tua ibu, Celine uda senang kok kalau harus tinggal didesa ini mengajari anak anak TK, walaupun gaji Celine gak gede tapi Celine bahagia...” Ucap Celine kepada Astuty ibunya.
Tapi Karna kebutuhan mendesak Akhirnya Celine menerima tawaran bekerja di Jakarta namun dia gak mau menetap stay di Jakarta. Dia pulang pulang ke Bogor.
Bersambung ya guys mohon like, koment, vote dan jangan lupa follow aku yah dan makasi.
Jangan Lupa Tekan tanda Love agar ceritaku menjadi favorit diberanda kalian yah, tekan tanda Like dan koment biar author semangat ya kak , kalau berkenan mohon votenya juga ya kak.
Happy Reading....
Pagi di kota Jakarta, cuaca sangat cerah memberikan sinarnya kepada alam semesta.
Ari ayah Richa sedang duduk di kursi meja makan, dia sedang terlihat badmood dipagi itu. Seperti biasa badmood karena Debby sang adik tiri Richa.
“Papa kan sudah bilang sama kamu Debby, kamu itu jangan suka bolos.. kenapa sih kamu selalu bikin papa malu?” Tanya Ari pada anak bungsunya Debby.
Debby menunduk, di tidak bersuara sedikitpun. Sang ibu membelai rambutnya, “Sayang.. kamu kenapa sih suka bolos? emangnya kamu gak nyaman ya sama kelas kamu?” Tanya Dewi ibunya.
“Bukan gak nyaman, Bu... Debby emang gak pengen sekolah...” Jawab Debby.
“Kalau kamu gak sekolah, kamu mau jadi apa?” Tanya Papanya mulai meninggikan nada suaranya.
Debby menuduk lagi dan membisu, sedangkan ibunya selalu berusaha membelanya.
“Pah, jangan terlalu keras kepada anak... Kasihankan dia, kita orangtua sebaiknya harus bisa menjadi teman buat anak kita...” Ujar Dewi.
“Mama ini memang terlalu lembek, tu lihat surat panggilan lagi, papa malas ke Sekolah Debby hanya untuk hal yang memalukan seperti ini, Mama saja yang pergi!” Ucap Ari.
“Iya, Pah... mama akan kesekolah Debby, mama tahu kok kalau papa memang gak perduli sama Debby, papa itu hanya perduli sama Richa, iya kan?” Ujar Dewi.
“Kamu ini.... papa dari tadi tidak ada bandingkan Debby dengan Richa, kamu malah mikir yang tidak tidak...!” Jawab Papah.
Richa mendengar semua pembicaraan orangtuanya, dia merasa kehilangan sosok ibu. Richa memang tidak dekat dengan ibu tirinya yang bernama Dewi.
“Seandainya ibu masih ada, mungkin ibu akan selalu menyayangi aku.” Ucap Richa dalam hati sambil melangkah menuju meja makan.
“Selamat pagi, Pah... Mah... Debby...” Ucap Richa menyapa.
“Iya pagi!” Jawab Dewi sedikit jutek.
Begitulah Dewi, dia memang selalu cemburu dengan Richa, dia cemburu saat suaminya lebih perhatian kepada Richa dibandingkan anaknya Debby.
“Selalu Richa yang jadi kebanggaan papah, padahal Debby juga anak kandung papah” Itulah yang selalu ada dibenaknya.
“Richa... Gimana sakit kepalamu? Kamu sudah jadi periksakan?” Tanya Papah.
“Iya, Pah!.... aku akan memeriksanya nanti siang.” Jawab Richa sambil mengoleskan coklat ke rotinya.
“Yauda kamu hati hati ya nak... papa gak bisa menemanimu karena papa ada urusan.” Ujar papa.
“Iya, Pah! Gak masalah..” Jawab Richa.
Richa adalah gadis berusia 27, kata orang orang sudah sepantasnya dia menikah. Dia juga ingin menikah, namun dia sedang mencari laki-laki yang tepat untuk dirinya.
Betrand sudah memulai pendekatan kepadanya sama seperti laki-laki lain, namun dia memiliki kriteria khusus untuk laki-laki yang akan menjadi suaminya.
“Aku ingin memiliki suami yang benar-benar sabar, baik, menerima kekuranganku...” Gumam Richa setiap kali memikirkan jodoh.
Richa memulai harinya, dia berangkat ke butik, butik kecil yang dia bangun dengan modal uang tabungannya sendiri. Dia masih dalam tahapan merintis, butiknya belum terlalu rame namun setiap hari pasti ada setidaknya 5-10 orang yang mampir.
“Namanya usaha, memang harus dimulai dari nol... Semangat ajalah!” Ujar Richa dalam hati setiap kali dia melihat tokonya belum serame toko lain.
Richa telah sampai didepan toko, seperti biasa dia menemukan sekuntum bunga. Itu adalah bunga yang ke 370 dari orang yang sama. Dari Betrand laki laki yang tak pernah berhenti mengejarnya.
“Dasar laki-laki konyol... Dia gak berhenti mengejarku meskipun aku tidak pernah menggubrisnya.” Ujar Richa membuka pintu butik dan masuk.
Richa hanya memiliki seorang anggota pekerja, dia hanya mampu menggaji seorang saja. Anggotanya bernama Aisya, dia adalah perempuan yang selalu membantu Richa di butik, Aisyah juga merupakan teman curhatnya saat Richa mengalami masalah dalam hidupnya.
“Tumben Aisyah belum sampai, biasanya dia sudah menunggu di depan, mungkin macet kali yah?...” Gumam Richa sambil duduk dimeja kasir.
Richa meletakkan bunga pemberian Betrand diatas meja, dia tidak membaca surat yang menempel dibunga itu.
“Ngapain dibaca, paling juga isi suratnya sama seperti dulu dan kemarin...” Ujar Richa.
Betrand selalu memperlakukan Richa sangat romantis, Betrand sering memberinya kejutan kejutan kecil yang belum berhasil menarik hati Richa.
Richa membuka ponselnya, seperti biasa dia mulai membalas pesan pesan pelangganmya karena dia memang menjual barang-barang dagangannya di aplikasi online shop.
“Lumayanlah, dari online ada beberapa pesanan.” Ucap Richa dalam hati.
Betrand si pria konyol menghampiri Richa yang berada dibutik, dia membunyikan bel berkali kali meskipun dia lihat Richa sedang mengamatinya.
“Reseh!” Ucap Richa menggerutu.
Betrand masuk tanpa diundang, “Kemana Aisyah? Gak biasanya kalian terpisah?” Tanya Betrand iseng.
“Ngapain kamu kesini?” Tanya Richa.
“Seperti biasa, aku ingin melihat senyumanmu...” Ujar Betrand.
“Aku tidak mau...!” Jawab Richa.
“Kenapa?” Tanya Betrand.
“Aku hanya akan tersenyum kepada Pembeliku!” Jawab Richa acuh.
“Apa kau akan tersenyum kepada pembeli yang hanya membeli satu potong pakaian?” Tanya Betrand.
“Iya tentu saja..!” Jawab Richa.
“Berapa potong semua baju yang ada di tokomu?” Tanya Betrand lagi.
“Aku tidak tahu!” Jawab Richa.
“100 pieces?” Tanya Betrand lagi
“Lebih...!” Jawab Richa
“200 pieces?” Tanya Betrand lagi.
“Lebih...” Jawab Richa
“400 pieces?” Tanta Betrand lagi.
“Mungkin kalau dengan stok yang kusimpan di gudang iya, emangnya kenapa?” Tanya Richa bingung.
“Kalau begitu berikan aku 400 senyuman, aku akan membeli 400 pieces barang jualan mu... Kau setuju?” Tanya Betrand.
Betrand emang tidak bisa diduga-duga, dia selalu membuat situasi menjadi rame dan asyik. Betrand merupakan laki-laki misterius yang penuh dengan akal untuk memberikan kejutan kepada Richa.
Richa mulai mengaguminya “Laki-laki ini memang pantang menyerah, aku beneran gak nyangka kalau dia akan bertahan selama ini hanya untuk mengejar cintaku, berbeda dengan laki-laki lainnya yang langsung ciut dan mundur saat kutolak...” Gumam Richa.
“Richa!” Sahut Betrand dan duduk di hadapan Richa tanpa dipersilahkan duduk.
“Ada apa?” Jawab Richa acuh.
“Aku mencintaimu.....!” Ujar Betrand memandang mata Richa.
Betrand bisa melihat mata wanita yang ada dihadapannya sudah mulai menyimpan perasaan. Berbeda dengan dulu saat masih baru baru dikejar cintanya.
Betrand adalah laki-laki yang setia pada cintanya, namun dia memiliki kekurangan yaitu malas bekerja. Papanya selalu mengeluh dan emosi setiap kali mengingat Betrand. Apakah Richa bisa merubah Betrand? Baca terus yah.
Richa terdiam mendengar ucapan Betrand, kali ini berbeda dengan perasaan tempo hari, hari ini ada perasaan yang bahagia mendengar ucapan cinta itu, jantung Richa berdetak lebih kencang.
“Ada apa denganku?” Tanya Richa dalam hati.
“Aku pergi dulu ya, kalau kau rindu sms saja aku...!” Ujar Betrand tersenyum dan pergi.
Richa tersenyum mengingat tindakan tindakan laki kaki itu, “Dia emamg konyol, dia selalu membuatku tersenyum dan bahagia...” Gumam Richa dalam hatinya.
Aisyah datang dan masuk ke dalam toko, belum ada pengunjung yang datang.
“Maafin aku, Mbak.. Aisyah telat, tadi aku ketiduran di dalam bis, jadi aku kelewatan haltenya, makanya aku muter lagi...!” Ujar Aisyah.
“Iya, gak apa apa, Aisyah... Lagi pula toko juga masih sepi kok, belum ada pembeli...” Ujar Richa.
“Ini bunga dari Mas Betrand ya Mbak?” Tanya Aisyah.
“Iya.... dia meletakkan bunga di depan pintu, terus lima belas menit kemudian dia nongol di pintu tanpa diundang...!” Jawab Richa.
“Emang kenapa mbak gak mau menerima Mas Betrand? Dia kan baik, dia juga setia dan sayang banget sama mbak.” Ujar Aisyah.
“Kamu tahu dari mana dia baik dan setia? Emang kamu kenal sama dia Tanya Richa ingin tahu.
“Gak sih, Mbak... tapi Dari sekian banyak laki-laki yang mengejar mbak, gak ada satupun yang mbak terima. Apa mbak memang gak mencintai mereka salah satu?” Tanya Aisyah.
Richa tersenyum, dia mengatakan pada Aisyah kalau dia mau ambil hasil pemeriksaanya di rumah sakit. Dia membuat Aisyah penasaran dan tak menjawab pertanyaannya yang sudah sering kali dia tanyakan.
“Mbak mau ke Rumah Sakit dulu ya. Mbak mau ambil hasil Laboratorium kesehatan mbak.” Ucap Richa.
“Iya, Mbak.. hati-hati yah!” Jawab Aisyah.
Richa mengangguk, dia pergi menuju Rumah Sakit dengan mobilnya.
”Semoga hari ini hasilnya tidak membuatku panik, sudah setahun belakangan ini kepalaku sering pusing, aku juga suka mual, mudah- mudahan aja hanya asam lambung biasa penyakitnya” Ucap Richa.
Richa telah sampai di Rumah Sakit, dia bertemu dengan beberapa suster yang berada di meja recepsionis.
“Halo ... Sus! Saya Richa, mau bertemu dengan Dokter Rian, kmarin sudah membuat janji hari ini jam 11 sebelum makan siang!” Ucap Richa.
“Baik, Mbak... langsung aja masuk, Dokter Rian ada kok di dalam ruanganya.” Ujar seorang perawat yang duduk di situ.
Richa tersenyum dan dia melanjutkan langkahnya menuju ruangan Dokter Rian, dia sudah melakukan pemeriksaan tempo hari dan sekarang adalah waktunya mengambil hasil Laboratoriumnya.
“Siang... Dokter!” Sapa Richa.
“Iya siang, silahkan masuk!” Ujar Dokter Rian.
Richa duduk dihadapan Dokter Rian, dia tersenyum “Gimana Dokter... hasil Lab nya?” Ujar Richa.
Dokter Rian sedikit sedih dan berubah mimik wajahnya, dia sangat tidak enak untuk memberitahukan hasil Lab pasien yang ada dihadapannya saat ini.
“Aku harus memberitahukan yang sebenarnya, Ini hasil Laboratorium kamu, tapi saya minta kamu jangan syok yah, percayalah semua akan ada solusinya.” Seru Dokter Rian.
Richa melihat mimik wajah Dokter Rian, dia sedikit cemas apalagi mendengar kata-kata barusan.
“Ada apa Dokter? Saya sakit apa?” Tanya Richa membuka isi Lab.
“Kamu lihat aja dulu hasilnya!” Jawab Dokter Rian.
“Saya gak mengerti, Dokter, saya gak paham sama sekali membaca hasil diagnosa yang Dokter berikan” Jawab Richa.
“Ini hasil Lab kamu, Dari hasil Lab nya terlihat di dalam tubuh kamu ada sel kanker yang aktif, di bagian otak dan sekarang sudah menyebar ke darah, tapi untuk kanker otak, masih belum separah kanker darahmu, kamu terkena kanker.” Ucap Dokter Rian
Seperti disambar petir di siang bolong, Richa sangat sedih, dia meneteskan air mata. “Aku sakit kanker?” Ucapnya menangis dan tak percaya.
“Yang sabar ya, Mbak... saya akan mencoba merekomendasikan obat yang paten” Ucap Dokter Rian.
“Gak mungkin, ini bohongan kan Dokter? Ini gak mungkin, aku gak mungkin sakit ini.....Ini bohongan kan, Dokter?”Tanya Richa tak percaya dengan kenyataan yang terjadi.
“Maaf, Mbak... seharusnya saya memang tidak menyampaikannya langsung ke mbak, tapi kalau saya gak menyampaikannya, kita bisa lambat menangani penyakit ini, semua masih bisa diatasi..!” Ujar Dokter Rian mencoba menenangkan Richa.
Richa hanya terdiam, dia sangat syok mendengar ucapan dokter Rian. Hatinya benar benar syok berat.
“Aku gak mungkin mengatakannya kepada keluargaku, papa akan sedih mendengar aku sakit kanker..” Ujar Richa dalam hatinya.
Dokter Rian memberinya beberapa obat untuk menghilangkan rasa nyeri, dan mengatur jadwal fisio therapy.
*“*Ini resep obat, kamu bisa tebus di Apotik ya, dan jangan lupa untuk datang Fisio Therapy!” Ucap Dr.rian.
“Apa penyakitku sudah parah Dokter?” Tanya Richa.
“Stadium 2, masih bisa diupayakan kesembuhannya... kita boleh berobat sambil berdoa, kamu jangan stres ya , pastikan kamu bahagia selalu agar sel kankernya tidak berkembang. Ini ada buku tentang kanker, kamu boleh baca di rumah...” Ujar Dokter Rian.
Richa tidak sanggup lagi untuk berkata apa apa, jantungnya sakit, nafasnya tersendat-sendat sedikit sesak. Dia sangat lemah. Dia berusaha bangkit berdiri dan ingin keluar dari ruangan dokter Rian.
Bug....
Richa Pinsan, Dokter Rian menyuruh suster memindahkannya ke atas tempat tidur yang ada di ruangan itu, “Tolong bawa dia ke bed pasien, dan segera berikan pertolongan dasar agar dia siuman!” Perintah Dokter Rian.
“Baik,Dokt..” Jawab Suster segera mengambil tindakan.
***
Terimah kasih ya telah membaca Novel karya aku yang kedua, tolong bantu Love favoritkan diberanda teman teman, dan tolong berikan like dan tanggapan kepada ceritaku yah,makasi.
Richa Akhirnya sadarkan diri, dia masih terbaring di tempat tidur. “Suster!” Sahutnya.
Dia tahu kalau dirinya sekarang masih berada di Rumah Sakit.
Seorang Perawat menghampirinya, “Iya Mbak...Syukurlah Mbak akhirnya sadarkan diri... Mbak mau saya panggilkan keluarga tidak? Kalau mbak mau, saya bisa bantu hubungin... mbak berikan saja nomor telepon orang terdekat mbak...” Ucap Suster itu.
“Tidak, Suster... Saya justru tidak ingin memberitahukan hal ini kepada keluarga saya” Ucap Richa.
“Tapi, Mbak!... ini penyakit yang lumayan serius loh, sebaiknya ada anggota keluarga atau teman mbak yang tau hal ini” Ucap suster lagi.
Richa terdiam, dia mengingat keadaan keluarganya yang biasa aja, “Kalau papa dan ibu tiri saya tahu kalau saya ini penyaki kanker, pasti mereka sedih... sebaiknya saya memang gak usa memberitahukannya, mereka pasti melarang saya bekerja” Ucap Richa dalam hatinya.
“Sust.. Saya gak harus dirawat disini kan karna pinsan tadi?” Tanya Richa.
“Tidak, Mbak!mbak pinsan karna mbak syok... Mbak boleh berobat jalan sambil terapi karena penyakit yang mbak derita ini masih bisa kok diobatin.” Ucap suster memberikan ketenangan kepada Richa.
Richa akhirnya memutuskan pulang ke rumahnya, dia gak tahu harus melakukan apa lagi. Dia sadar kalau penyakit kanker adalah penyakit berbahaya.
“Jarang sekali orang sembuh karena kanker..” Ucap Richa patah semangat.
Ponselnya berdering, itu dari Betrand. Dia tidak bersemangat untuk menerima panggilan dari siapapun saat ini.
“Aku gak bisa memberikan harapan kepada Betrand, kasihan dia... kalau dia terus mengharapkan cintaku, padahal aku ini bakalan mati...!” Ucap Richa dalam hati.
Betrand panik karena teleponnya tidak diangkat, dia sedang berada di butik Richa bersama anggota pekerjanya yang bernama Aisyah.
“Duduk dulu, Mas, mungkin sebentar lagi Mbak Richa sampai kok!” Ujar Aisyah.
“Gak biasanya dia menolak teleponku, meskipun dia selalu jutek, biasanya dia pasti mengangkat teleponku loh Aisyah...” Ucap Betrand.
“Iya... chat Aisyah juga gak dibalas kok, Mas... mungkin Mbak Richanya lagi di jalan” Jawab Aisyah.
Richa mengemudi mobilnya menuju butik, dia tahu kalau dia harus tetap bekerja. Dia masuk ke dalam butik dan melihat laki-laki yang biasanya memang selalu datang sedang duduk di hadapan Aisyah.
“Aku sangat khawatir sama keadaanmu... kau baik-baik saja kan?” Tanya Betrand sambil beranjak dari duduknya.
“Ngapain sih kamu datang kemari? Kau gak punya pekerjaan lain apa?” Tanya Richa.
“Iya... aku sedang melaksanakan pekerjaanku saat ini..” Ucap Betrand.
“Kau ini membuang waktumu hanya untuk datang kesini, kenapa kau tidak bekerja untuk mencari masa depanmu saja... kasihan orangtuamu kan, mereka pasti kesal punya anak yang tidak loyal dengan pekerjaaanya, yang seenaknya mau kerja atau gak” Ucap Richa emosional.
“Kamu kenapa? Gak biasanya kamu se emosi ini? Ada apa?” Tany Betrand.
“Maafkan aku Betrand, aku terpaksa marah-marah seperti ini, agar kau membenciku... Umurku gak akan lama lagi, jadi percuma saja aku menerima cintamu... Meskipun aku sudah jatuh cinta kepadamu...” Ucap Richa dalam hati.
“Kamu kenapa? Aku mengenali sikapmu, ini bukan Richa yang kukenal...” Ucap Betrand.
“Ini adalah asliku, pemarah... sekarang kau tau kan kenapa sampe sekarang aku belum mempunyai pacar.. tidak akan ada laki-laki yang sanggup menghadapiku, termasuk dirimu..” Ucap Richa
Aisyah juga merasakan ada yang berbeda dari Richa, dia tahu kalau Richa bukan wanita pemarah. “Ada apa dengan mbak Richa?” Tanya Aissya dalam hati.
“Kau ada masalah? Ceritakanlah padaku!” Ucap Betrand.
“Iya... memang benar aku memiliki masalah, masalahku itu berasal dari kau... sebaiknya kau menjauh dariku, jangan pernah datang kesini dan hubungi aku lagi...” Ucap Richa.
Richa melihat sebuah coklat berada di atas meja, dia tahu itu adalah pemberian Betrand.
“Ini darimu?” Tanya Richa.
Betrand menganggukan kepalanya bertanda iya, “Seperti feeling, *kau pasti badmood hari ini, aku membawakanmu coklat agar kau ceriah.... aku gak menyangka feeling**ku benar, kau sedang badmood*.. Makanlah !” Ucap Betrand.
Richa segera membuang coklat itu ke dalam tong sampah, “Aku sudah bilang sama kamu, tolong menjauhlah dariku...” Ujarnya.
Betrand tahu kalau Richa memang pasti sedang ada masalah besar, gak baik juga kalau dia memaksakan diri untuk berada di butik itu.
“Baiklah.. aku pulang dulu yah, kalau kau butuh teman cerita, aku siap kok 24 jam” Ucap Betrand pergi dari butik Richa.
Richa duduk di kursi biasanya dia duduk dibutik, dia sangat terlihat tidak baik. Aisyah mengambilkan sebotol air mineral yang ada di lemari pendingin, dia memberikan air itu kepada Richa.
“Mbak.. diminum dulu air mineral ini, Mbak kelihatannya lelah.” Ucap Aisyah.
“Iya, makasih!” Jawab Richa lembut.
Aisyah takut untuk banyak bertanya, dia mengurungkan niatnya untuk mengajak Richa ngobrol.
“Sebaiknya aku gak ngajak ngobrol dulu, pasti Mbak Richa ada masalah dengan ibu tirinya.” Ucap Aisyah didalam hati.
Aisyah berusaha menyibukkan dirinya, karena dia tidak enak hanya duduk saja saat Richa dalam keadaan badmood. Aisyah merapikan baju-baju yang ada di butik. Dia merapikan letak pakaian sesuai kategori bahannya.
Richa sedang menghayal, dia sedang memikirkan akhir hidupnya. Dia meratapi hidupnya yang penuh derita.
“Beginlah akhir hidupku, papa akan syok kalau tahu ini.... dan pasti ibu tiriku senang kalau aku tiada secepat ini, dia akan menguasai harta ayahku..” Ucap Richa dalam hati.
***
Betrand sampai di rumahnya, ibunya sedang duduk melukis. Ibunya memang sering melukis dirumah, dia tidak suka melukis di Galeri lukisan milik suaminya. Karena di rumah bisa memberikan inspirasi di kepalanya.
“Ibu...!” Sapa Betrand mencium tangan ibunya.
“Kau sudah pulang, Nak? Kau tidak ke Galeri?” Tanya ibunya.
“Tidak, Bu! ... Betrand lagi kesal...” Ucap Betrand.
“Kesal sama siapa?” Tanya Ibunya menghentikan tangannya melukis.
“Entahlah, Bu!... wanita yang uda Betrand kejar selama setahun ini, dia tidak pernah mau membuka hatinya kepada betrand, dia malahan tadi marah marah kepada betrand.” Ucap Betrand.
“Marah? Mungkin dia ada masalah, Nak..” Jawab Ariana.
“Gak biasanya, Bu...Biasanya dia itu selalu lembut walapun kadang dia jutek..” Jawab Betrand.
Ariana melihat mata Betrand, ada perasaan cinta yang mendalam. Ariana berusaha menenangkan hati anaknya.
*“*Nak... mungkin dia itu ilfeel karena kau gak bekerja maksimal, cobalah kau membantu ayahmu di Galeri lukisannya, karena suatu saat nanti kan Galeri itu akan menjadi milikmu juga... cobalah aktif bekerja disana, mungkin wanita itu akan kagum padamu...” Ucap Ariana.
Betrand memang malas bekerja, dia merasa Richa adalah segala-galanya. “Bu.. kalau Richa mau menerima aku jadi suaminya, aku pasti akan bekerja maksimal..” Ucap Betrand
Ariana penasaran dengan Richa wanita yang dikejar anaknya lebih dari setahun lamanya. Ariana ingin sekali melihat wanita itu.
“Nak... siapa sih wanita beruntung itu? Dia sangat beruntung karna ada laki-laki yang setia mengejar cintanya selama setahun.” Ucap Ibunya.
“Dia Richa, Bu! Dia pemilik butik kecil di Jalan Besar Arah Jl. Anggur” Ucap Betrand.
“Oh begitu... Ibu penasaran ingin melihat wanita itu.” Ucap Ariana.
*“*Iya , ibu lihat saja butiknya namanya Richa Boutique, tapi kalau ibu kesana , jangan katakan kalau Betrand yang memberitahukannya. Dia akan semakin marah sama Betrand” Ucap Betrand
“Iya,Nak!... Ibu tidak mungkin seperti itu, ibu hanya ingin melihat dia dan sikapnya melayani ibu bagaimana” Ucap Ariana.
***
Debby bolos akhirnya Guru BP meminta Debby mengirimkan surat panggilan kepada orangtua nya. Ayahnya tidak mau menghadiri panggilan memalukan itu tetapi Dewi sang ibunda selalu mau dan dia bersedia menghadirinya. Dewi adalah ibu kandung Debby, dia menikah dengan Ayah Richa saat Richa berusia 3 tahun.
Dewi sangat memanjakan Debby, dia sangat sayang kepada Debby. Dulu sebelum Debby lahir, Dewi juga menyayangi Richa, namun setelah kehadiran anak kandungnya, kasih sayangnya berubah. Dia lebih menyayangi Debby dari pada Richa anak tirinya.
Dia selalu pilih kasih setiap memperlakukan kedua anaknya itu, hingga Richa merasa benci dengan ibu tirinya. Sedangkan Debby selalu cemburu dengan apa yang dimiliki Richa, termasuk kecantikan Richa.
“Ibu mohon ini adalah panggilan terakhir untukmu Nak, ibu malu sebenarnya jika harus datang kesekolah ini karena kenakalanmu, lagi pula ibu takut kalau kamu tinggal kelas lagi karena kelakuanmu ini... Tolong ibu yah!”Ucap Dewi setelah keluar dari ruang Guru Bp.
“Debby gak ingin sekolah bu.. Debby ingin merid.” Ucap Debby.
“Kau mau merid sama siapa? Kau bahkan belum tamat SMP, kau harusnya rajin belajar agar kau bisa meraih cita citamu nak...” Ucap Ibunya.
“Bu... jodohkan Debby dong sama orang kaya!” Pinta Debby .
Ibunya menghentikan langkahnya, “Kamu ini ada ada aja, sekarang kamu masuk ke dalam kelas, kamu belajar... ibu mau pulang kerumah.. dan pastikan ini panggilan terakhir yah, kalau nanti ibu gurumu memberikan surat panggilan lagi, ibu gak akan mau datang lagi.” Ujar Dewi mengancam.
Debby kesal, dia terpaksa masuk ke dalam kelas. “Uhft.. males banget belajar setiap hari, enakan jadi istri, tinggal sama suami, layani suami, terus minta duit sama suami..” Ucapnya dalam hati sambil melangkah masuk ke dalam kelas.
Debby sangat tidak fokus belajar, setiap hari dia selalu membuat ulah, ada aja tingkah lakunya yang membuat ibu bapak gurunya kesal. Kadang Debby tidur dikelas saat guru menjelaskan, kadang dia bolos, kadang dia permisi ke kamar mandi dan tidak kembali lagi, dia juga malas mengerjakan PR. Hari itu dia masuk kedalam kelas, Ibu guru sudah berada di dalam kelas.
“Debby! Kamu telat lagi?” Tanya Ibu Gurunya.
“Debby baru dari ruang BP bu, kalau ibu gak percaya, ini buktinya..” Ucap Debby memberikan ponselnya.
“Apa ini?” Tanya Ibu Gurunya.
“Itu bu foto Debby selfi di ruang BP tadi sama mama Debby.” Ucap Debby.
“Apa? Bisa-bisanya ya kamu selfi dengan mamamu sambil tersenyum diruang BP, kamu tidak malu mengambil fhoto ini? Kamu kan dipanggil bukan karena prestasimu?” Ucap Ibu Guru.
Debby hanya menarik nafas dan dengan tidak sopan dia duduk ke bangkunya.
“Kamu memang anak yang tidak sopan!” Ucap Ibu gurunya.
Debby cuek dengan perkataan ibu gurunya, dia tahu kalau dia memang akan dimarahin. “Yah mau gimana lagi, gue emang pengen dikeluarin kok dari sekolah ini, gue uda muak dengan sekolah gak jelas.” Ucap Debby dalam hati.
Terimah kasih ya telah membaca Novel karya aku yang kedua, tolong bantu Love favoritkan diberanda teman teman, dan tolong berikan like dan tanggapan kepada ceritaku yah, makasi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!