Aku menyesal mengenal dia, pak CEO ku yang kaku, gak peka, sombong dan dingin kek balok es kutub utara. Raka itu sosok manusia yang paling menyebalkan didunia, suka ngeremehin orang dan ngerasa dirinya itu paling perfect dan paling berkuasa.
Jika bukan karna jebakan orang tuaku dan om Chandra, aku gak akan kerja satu kantor sama Raka. Om Chandra sama tante Ratna kekeh banget pengin aku kerja di perusahaannya. Setelah aku selidiki ternyata mereka bersekongkol untuk menjodohkanku dengan anak mereka yang tak lain dan tak bukan adalah Raka dengan membuatku bekerja satu kantor dengannya.
Saat aku lulus kuliah dan ingin melamar kerja, om Chandra menyuruh perusahaan yang aku datangi untuk menolak lamaranku. Hingga akhirnya karna bujukan maut dari papa mama dan memang karna aku bosan hidup menganggur dirumah, aku memutuskan untuk menerima permintaan om Chandra dan Tante Ratna untuk bekerja di perusahaan mereka.
Sebenarnya mereka ingin menempatkanku sebagai sekertaris CEO agar aku dapat lebih dekat dengan Raka, tapi aku menolak dan meminta jabatan yang biasa saja.
Dan inilah awal dari drama dalam kehidupanku....
*******
Hari ini Seperti biasa Zara sudah rapi dengan seragam kantornya. Zara merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia mempunyai seorang kakak laki-laki yang berumur 28 tahun bernama Aska yang berprofesi sebagai perwira polisi. Ia juga memiliki adik yang sangat cantik bernama Andira Vishaka yang masih kuliah. Andira hanya berbeda 2 tahun dengan Zara.
Zara sudah duduk dikursinya dan memandang beraneka menu sarapan yg dihidangkan dimeja makan.
"Pagi ini kita makan enak nih," ucap Zara.
Seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ratih ibunya Zara menepuk bahu putrinya itu dengan kesal. "Memang setiap hari mama masakin kamu makanan yang ngga enak zara?" tanya Ratih pada Zara.
"Hehe makanan mama selalu enak, tapi pagi ini kayanya mama masak masakan yang spesial deh," ucap Zara.
"Ya iyalah mba, secara hari ini kan kak Raka pulang dari Australia dan mau diangkat jadi CEO dikantor tempat mba kerja, jadi mba sama kak Raka makin deket deh. Iya kan ma?!" kompor Andira yang membuat Zara menatap sinis pada Andira.
"Kompor lo dek!" desis zara sambil memincingkan mata ke arah Andira. Andira hanya cengengesan melihatnya.
"Tepat sekali kamu dek," ucap Ratih sambil memberikan tanda jempol kepada Andira.
"Ya iyalah, Andira Vishaka gitu loh," ucap Andira bangga. Zara yang melihatnya hanya menatap malas.
"Mbak, mama mau nanya sama kamu!" ucap Ratih.
"Tanya apa ma?" jawab Zara sambil mengunyah sarapannya.
"Kapan mama bisa cicipin sarapan buatan kamu?!" tanya Ratih kepada zara.
"Nanti ma, kalo mbak Zara ngga tidur lagi setelah solat subuh," ejek Andira yang membuat Zara kesal.
"Bisa diem gak sih lo dek!" ucap Zara kesal.
"Eh tapi ada benernya juga sih Andira, kamu tuh kalo udah solat subuh langsung tidur lagi, mana sempet bikin masakan buat sarapan," ledek Aska kakak Zara.
"Iiih bang Aska kok malah ikut-ikutan ngledek Zara sih." ucap Zara dengan wajah cemberut. Melihat itu, Andira tertawa penuh kemenangan karna berhasil membuat kakaknya Zara kesal, semua keluarga tertawa melihat tingkah kakak beradik itu.
Author : Pagi yang hangat untuk keluarga, tapi tidak untuk Zara Paramitha 😂😂😂 kasian amat sih nasib lo Zar.
"Sekarang giliran papa yang mau nanya sama kamu Zara!" ucap Adam papa Zara.
"Papa mau nanya apa sama Zara?" jawab Zara.
"Kapan kamu nikah nak? Papa ngga pernah denger tuh kamu deket sama laki-laki atau pacaran? Kamu sudah dewasa nak, kamu udah matang untuk membina rumah tangga! Kamu liat tuh Andira, dia udah diajak nikah sama pacarnya, masa kamu mau dilangkahin sama Andira sih??" tanya Adam kepada Zara.
"Gimana Zara mau pacaran pa? Orang kalo Zara deket ama cowo aja bang Aska langsung introgasi Zara ini itu. Kalo Andira mau nikah duluan, ya silahkan. Zara gapapa kok, toh jodoh Zara juga masih dalam perjalanan," jawab Zara.
"Abang ngelakuin itu karna abang mau jagain kamu Zara!" ujar Aska kepada Zara. Zara hanya diam mendengar perkataan Aska.
"Tapi Nak, mama takut loh kamu dapet jodohnya lama karna harus ngelangkah gitu," ucap mama khawatir.
"Mama kamu benar Zara!" tambah Adam.
"Ya udah Andira nikahnya kalo Zara sama bang Aska udah nikah, gampang kan?" jawab Zara.
"Andira ga mau! Masa Andira nikahnya nungguin Mba Zara sama Bang Aska yang jodohnya entah kapan sih? Kan kelamaan," protes Andira.
"Resiko jadi adek lo, hahaha," ucap Zara tertawa penuh kemenangan.
Calon suami Andira adalah seorang dokter di rumah sakit terkenal di kota ini. Andira dan Wishnu sudah lama berpacaran. Wishnu sudah lama mengajak Andira menikah.
"Kalo bang Aska belum menikah, itu ngga masalah karna dia itu laki-laki bisa menjaga diri sendiri. Sedangkan kalian berdua kan perempuan, harus ada laki-laki yang harus menjaga kalian. Juga kan ngga baik kalo sesama kakak adik ngelangkah kaya gitu," ucap mama memberikan nasehat.
Adam yang sejak tadi hanya diam mendengar pembicaraan istri dan anak-anaknya. Mengingat usia Zara yang sudah 26 tahun dan sudah matang untuk membina rumah tangga pun angkat bicara.
"Gimana kalau kamu papa jodohkan dengan Raka," ucap Adam mengingat Raka anak sahabat baiknya yang juga belum menikah.
"Ogah! Masa Zara nikah sama boss Zara sendiri pa, lagian dia juga anak sahabat papa kan?" ucap Zara tidak setuju dengan ide papanya itu.
"Raka kan baru selesai S3 di Australia, itu sangat membanggakan nak. Apalagi dia itu bos kamu juga Om Chandra sama Tante Ratna itu ingin sekali kamu menjadi menantunya nak," jelas Adam.
"Ogah pa, kayak gak ada cowo lain aja," kesal Zara.
Papa malu-maluin aja sih, syukur kalo dia suka ama gue. Akrab juga kagak. Ngomong ama gue aja kaga pernah, dah sikapnya juga dingin gitu kek balok es, gimana nasib gue kalo nikah ama tuh orang, bisa jadi es balok gue.
Batin Zara.
"Sok cantik lo mbak, belum tentu juga kak Raka mau nikah sama lo yang cerewetnya minta ampun," ejek Andira membuat kesal Zara.
"Yang penting kalo gue blom nikah, lo gak akan bisa nikah dek. Hahahah," ucap Zara dan segera melangkahkan kakinya dengan menenteng tas dan berkas-berkas ditangannya.
Zara keluar dari rumahnya dan melihat seseorang yang keluar dari mobil yang tak lain adalah tante Ratna yang ingin berkunjung ke rumahnya bersama Raka yang mengantarnya. Zara membuka pintu pagar rumahnya.
"Zara, bareng Raka aja sekalian ke kantor!" ucap Ratna pada Zara.
"Makasih mi ngga usah. Zara udah pesen ojek online, ini bentar lagi dateng kok ojeknya," ucap Zara menolak dengan sopan.
Astaga, gila gue bareng ama Raka apa kata dunia. Bisa abis gue dikeroyok ama fans-fansnya dia.
Batin Zara.
Bersambung...
Jangan lupa vote,like,and komen ya!!!
Follow Ig-ku : @nona.rul
Makasih.
Zara masuk ke kantor dengan ceria, seperti biasa dia bersikap ramah kepada semua pegawai kantor. Dia masuk kedalam lift dan segera menekan nomor 4 lantai tempat divisinya berada.
Zara duduk ditempat kubikelnya berada. Perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan produk makanan dan perhotelan. Divisi Zara bergerak dibidang pemasaran. Raka Aditya adalah CEO diperusahaan ini. Raka merupakan anak dari sahabat papanya Zara dan juga merupakan tetangga satu kompleks. Rumah Raka adalah rumah yang paling besar dan mewah diperumahan kompleks tempat mereka tinggal.
Keluarga Aditya terkenal di dunia bisnis karena hampir semua produk makanan dan hotel milik perusahaan menjadi sangat terkenal dan populer hingga ke luar negeri. Semenjak Raka memegang posisi sebagai CEO, perusahaan Aditya grup menjadi semakin berkembang dengan ide Raka untuk membuat tempat pariwisata yang menarik minat masyarakat domestik sampai manca negara.
"Zar lo udah baca file tentang produk baru yang mau diluncurkan perusahaan?" tanya Mia rekan divisi Zara.
"Udah, tapi gue belum punya ide buat tim iklan. Kita harus masarin keunggulan produk ini biar meledak dipasaran," ucap Zara.
"Ya udah nanti kita diskusiin sama rekan yang lain aja, kalo cuman lo yang mikir takutnya lo bingung sendiri," ucap Mia.
"Oke deh," ucap Zara menurut.
Seorang laki-laki masuk keruangan divisi membawa berkas dengan wajah kusut membuat Zara dan teman-teman satu divisinya heran.
"Lo kenapa Bram?!" tanya Zara.
"Gila ya CEO Raka, kali ini bukan pak direktur yang turun buat rapat, tapi Pak CEO Raka sendiri yang mau liat hasil kerja kita!" ucap Bram dengan nada serius.
"Astaga! Ini gawat bro. Kalian tau kan pak Raka itu maunya semuanya terlihat sempurna pokoknya bener-bener sempurna deh ngga boleh ada kesalahan sedikit pun," ucap Rendi yang sudah pusing duluan mendengar ucapan Bram.
"Tapi kan pak Raka itu cakep, gue gak akan bosen deh liat mukanya yang ganteng banget gitu," ucap Mia.
"Betul tuh, pak CEO dingin-dingin gitu tapi mempesona banget!" tambah Manda.
"Iya tuh saking gantengnya gue juga ikut terpesona," ucap Bram nyeleneh.
Mendengar ucapan Bram, Rendi kemudian menyentil dahinya.
"Homo lo pe'a!" cibir Rendi pada Bram.
"Gak punya perasaan lo jadi temen Ren, nyentil dahi gue keras banget ampe sakit gini," protes Bram.
"Ampun gue refleks tadi karna denger lo ngomong kayak tadi, tapi ada niatan dikit sih buat nyentil lo biar tu otak gak geser lagi!" ucap Rendi sambil nyengir membuat Bram mendengus kesal.
"Astaga gue takut salah tingkah nanti kalo berhadapan langsung sama Pak Raka," ucap Manda.
"Biasa aja kali Man, gak usah lebay kek gitu juga kali!" ucap Mia.
"Cakep dari mananya Mia and Manda sayang?! Manusia dingin, sombong, gak punya perasaan gitu dibilang cakep. Dia aja kaga pernah senyum tuh, kalo dia senyum itu patut untuk dipertanyakan. Dia itu anak mam...." ucapan Zara terhenti karena Mia menyuruhnya untuk menengok ke belakang.
"Saya tunggu kalian semua diruang rapat sekarang J-U-G-A!" ucap Raka membuat semua orang diruangan itu pucat pasi termasuk direktur dan manager yang berada dibelakang CEO Raka. Mereka menuju ruang rapat.
"Sabar ya Zara, kali ini lo gak akan tertolong, lo pasti dipecat hari ini," ucap Rendi prihatin.
"Tenang aja Zar, kalo lo dipecat, gue bakal bantu lo cari lowongan kerja," ucap Mia menghibur.
"Gue bantu do'a aja ya Zar, moga lo kaga dipecat sama pak CEO," ucap Manda.
"Udah, sekarang kita cepetan ke ruang rapat, kalo kelamaan bisa kena semprot kita sama pak CEO Raka!" ucap Bram.
Zara melangkahkan kakinya keruang rapat dengan hati was-was, juga teman-teman satu divisinya yang wajahnya pucat pasi karna ketakutan. Wajah Raka terlihat sangat dingin. Ia mendengar perkembangan pemasaran produk dan rencana perkembangan produk baru yang akan segera diluncurkan perusahaan.
Raka sangat mengenal Zara, sosok perempuan cantik yang merupakan anak dari sahabat mami dan papinya. Zara sangat setia menemani maminya ketika ia, adik dan papanya sedang sibuk. Zara merupakan perempuan yang di idam-idamkan maminya untuk menjadi menantunya.
Papinya yang bernama Chandra Aditya sibuk mengurus bisnis keluarganya, sedangkan Raka dan adiknya yang bernama Arfan Aditya kuliah diluar negeri. Arfan adiknya berkeinginan menjadi seorang dokter sehingga ia kuliah dijurusan kedokteran di Amerika sedangkan Raka sendiri memilih jurusan bisnis dan manajemen di Australia hingga jenjang S3 untuk melanjutkan bisnis milik keluarganya.
Maminya yang kesepian selalu meminta sahabatnya Ratih yang merupakan ibunya Zara untuk berkunjung kerumahnya atau kadang maminya sendiri yang datang kerumah Ratih. Ketika Ratih berkunjung kerumah Ratna dia selalu mengajak Zara, dan dari situlah Zara dan maminya menjadi akrab, bahkan Zara sering menginap dirumah Ratna untuk menemani Ratna ketika papinya sedang ke luar kota agar tidak kesepian. Raka memang orang yang tidak banyak bicara ia cenderung lebih fokus belajar, ia tidak suka bergaul dengan perempuan karna dianggapnya sangat berisik. Tapi ia bukan homo yang menyukai sesama jenis.
Author : Kirain Author kak Raka kek jeruk makan jeruk. Xixixi
Raka Masih berpegang teguh pada agama dan baginya pacaran hanya akan mengganggu konsentrasi belajar dan menyebabkan dia tidak fokus, juga pacaran itu menambah dosa dalam hidup.
"Semua yang kalian laporkan itu masih data mentah dan bukan solusi terbaik untuk pemasaran produk baru yang akan kita luncurkan! Apa yang kalian lakukan Satu minggu ini hah? Bergosip?" ucap Raka memandang peserta rapat dengan dingin.
"Apa perusahaan menggaji kalian hanya untuk bergosip bukan untuk bekerja, huh?" tanya Raka tegas. Semua orang bungkam tak terkecuali Zara.
"Baik, saya harap dalam kurun waktu tiga hari kalian harus membuat laporan yang lebih rinci lagi, dan ya pak Hadi dan pak Budi saya harap anda berdua bisa lebih menegaskan bawahan anda agar lebih disiplin dalam bekerja," ucap Raka membuat semua orang diruangan ini merasa terintimidasi.
"Baik pak," jawab pak Hadi dan Pak Budi.
"Dan kamu..." panggil Raka menatap dingin Zara yang sedang menunduk.
"Kamu..." panggil Raka lagi membuat Manda menyenggol lengan Zara membuat Zara mengangkat wajahnya. Zara menatap Raka dengan terkejut.
"I-iya pak," ucap Zara menelan ludahnya.
"Kamu ikut saya ke ruangan saya sekarang juga!" ucap Raka dengan muka datar.
"Baik pak," jawab Zara pasrah tapi tak rela.
Zara menatap rekan divisinya dengan ekspresi meminta pertolongan. Rekannya hanya menatap Zara dan menggelengkan kepala.
Maaf kita gak bisa berbuat apa-apa.
Mungkin itulah arti dari tatapan mereka.
Kini Zara hanya pasrah, ia melangkahkan kaki keluar dari ruang rapat. Langkahnya lunglai seakan tak bertenaga. Ia masuk lift memencet tombol menuju lantai dimana ruang CEO berada.
Tuh pak CEO baperan amat sih jadi orang, manusia dingin kek gitu kan harusnya gak punya perasaan, kan jadi kaga gampang baper kek gini.
Gerutu Zara dalam lift.
Bersambung...
Jangan lupa vote, like, and komen ya!!!
Follow Ig-ku : @nona.rul
Makasih.
Jangan lupa vote dan komennya y!!!
Selamat membaca...
________________
Ting....
Pintu lift terbuka, Zara segera keluar dari lift dan segera menuju ke ruangan CEO. Ia melewati beberapa ruangan. Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya membuat Zara hanya tersenyum canggung. Zara merupakan perempuan tercantik di kantor ini. Tentu saja membuat sepasang mata laki-laki tersenyum kecantikan Zara.
Zara mendekati Sekertaris CEO yang ternyata seorang laki-laki membuat ia menahan tawa mengingat cerita mami Ratna yang mengatakan bahwa Raka itu anti cewek. Zara ingin sekali menggoda Raka agar dia bisa melihat raut wajah kesal Raka. Bukan Zara Paramitha namanya kalo ia tidak takut dipecat sekarang juga. Ia sebenarnya takut, tapi karna mami Ratna sering menceritakan banyak hal tentang Raka, membuat Zara sangat mengenal siapa itu Raka.
kalo gue kaga kenal nyokap ama bokap lo, mungkin sekarang gue udah takut setengah mati karna gue lo pecat
Batin Zara.
"Apa pak CEO sedang berada diruangannya?" tanya Zara.
"Apakah anda Zara Paramitha dari divisi pemasaran?" tanya Sekertaris Althaf.
"Iya pak," ucap Zara.
"Kalau boleh saya tahu, nama bapak siapa?" tanya Zara sambil menjulurkan tangannya.
"Eh ya nama saya Althaf Mahendra, anda bisa memanggil saya Althaf," ucap Rendi menerima uluran tangan Zara.
Zara sempat kagum dengan ketampanan sekertaris Raka yang bernama Althaf. Tapi mengingat ia sedang ditunggu oleh CEO Raka diruangannya, dia urungkan niatnya untuk PDKT nya dengan Sekertaris Althaf.
Ternyata sekertaris tuh kutub cakep juga ya, jadi pengin PDKT-in tapi tuh bapak negara dah nungguin di dalem. Besok-besok aja deh PDKT nya kalo dah ada waktu.
Xixixi...
Batin Zara sambil senyum-senyum sendiri.
"Silahkan masuk mbak, anda sudah ditunggu CEO Raka diruangannya," ucap Sekertaris Althaf.
"Panggil Zara aja," pinta Zara menunjukkan senyum manisnya membuat sekertaris Althaf tersenyum malu.
Astaga, gila dia terpesona ama gue. Ternyata dia normal. Gue kira dia ikutan kek bossnya jeruk makan jeruk. Gila kok gue jadi merinding kek gini yah.
"Gue masuk ke dalem ya!" ucap Zara melangkahkan kakinya memasuki ruangan CEO.
"Pagi jelang siang pak CEO," ucap Zara membuat mata dingin Raka mengangkat wajahnya dan menatap ke arahnya.
"Masuk!" perintah Raka.
Zara melangkahkan kakinya masuk, ia melihat Raka sedang duduk dikursi kebesaran CEO. Zara langsung duduk di sofa, membuat Raka langsung berdiri dan menghampiri Zara. Ia duduk dihadapan Zara sambil menatap wajah Zara yang tadinya merasa takut sekarang malah terlihat berani, membuat Raka heran.
"Kenapa pak CEO memanggil saya?" tanya Zara karna sejak tadi Raka hanya diam menatapnya.
"Saya hanya heran kenapa mami saya selalu membicarakan tentang kamu," ucap Raka.
"Owh kirain bapak mau bahas masalah kantor," ucap Zara.
"Kamu apakan mami saya hingga mami saya meminta saya menikahi kamu, huh?" tanya Raka membuat Zara angkat bicara.
"Mana saya tau pak, pak CEO tanya aja sendiri aja sama mami pak CEO. Bisa jadi karna saya itu emang cantik dan menarik, juga baik hati dan tidak sombong hingga mami pak CEO menginginkan saya menjadi menantunya," ucap Zara.
"Harusnya lo tuh nyari pacar kek, trus ajakin dia nikah, biar gue gak pusing mikirin permintaan mami gue buat jadiin lo menantunya," ucap Raka menatap tajam Zara.
"Loh kok gue sih pak??? Harusnya yang nyari pacar tuh lo bukan gue. Liat umur lo itu lebih tua dari gue, jadi lo aja sono yang nyari pacar duluan trus ajakin nikah," Zara diam sejenak.
"Upsss, gue lupa pak CEO kan anti perempuan yh, mana bisa dapet pacar. Pak Ceo kan jeruk makan jeruk!" ejek Zara kesal.
"Jeruk makan jeruk?!" tanya Raka bingung.
"Emang bener kan perkataan saya?Bapak itu suka ama laki-laki ya kan?" ucap Zara tersenyum penuh kemenangan.
"Lo gila ya! Kalo gitu lo belom nikah juga karna lo suka sama perempuan gitu?" ucap Raka kesal dengan ucapan Zara.
"Gue masih normal kalo lo tahu. Gue kaga suka perempuan gue masih suka laki-laki kali, gue bukan jeruk makan jeruk kek lo yah," ucap Zara. Hilang sudah kata-kata formal Zara kepada Raka karna Raka sudah membuatnya sangat kesal.
"Apa bapak CEO yang terhormat menginginkan bukti bahwa saya itu normal?" ucap Zara sengaja membuat Raka bertambah kesal.
"Tidak perlu, saya minta kamu segera mencari pacar!" perintah Raka.
"Ogah amat, kalo saya bilang ke mami pak CEO kalo saya mau jadi menantunya gimana pak?!" tantang Zara penuh percaya diri.
"Dasar gila!" teriak Raka emosi.
Zara berdiri lalu dengan berani mendekati Raka. Tiba-tiba ia memeluk Raka membuat jantung keduanya berdetak sangat kencang tak beraturan.
Cuuup...Zara mencium pipi Raka membuat ia pipinya merah merona karna tingkahnya sendiri. Sedangkan Raka mematung ditempat. Zara melepaskan pelukannya dan menatap Raka dengan tatapan kesal dan malu.
"Gue dah buktiin ke Pak Ceo yang terhormat kalo gue itu masih normal, gue masih suka sama laki-laki. Gue masih belom nikah sampe sekarang karna emang jodoh gue aja yang belom ketemu, kalo bapak sih udah jelas jeruk makan jeruk," ucap Zara.
"Kalo cuman ini yang bapak pengin omongin dengan saya, saya permisi," ucap Zara dengan wajah merah menahan malu setengah mati.
Mikir apaan sih gue...Gilaaa masa gue nyium tuh pak CEO, apalagi ampe peluk-peluk-peluk dia gitu. Murahan amat sih gue. Arghhhhh
Batin Zara meronta - ronta.
Zara melangkahkan kakinya menuju pintu untuk keluar dari ruangan. Tiba-tiba Raka menyuruhnya berhenti.
"Berhenti disitu!" perintah Raka.
"Ada apaan lagi sih pak?!" tanya Zara kesal.
"Kamu sudah berani bertindak tidak sopan kepada saya bahkan berani-beraninya kamu memeluk saya dan mencium saya, jadi kamu akan saya hukum," ucap Raka dingin.
"Dihukum?? Apa salah saya pak?" tanya Zara balik.
"Saya sudah mengatakannya tadi dan saya tidak suka mengulang perkataan saya untuk yang kedua kalinya," tegas Raka.
"Baik pak, maafkan tingkah saya yang sudah kurang ajar terhadap bapak dan bapak bisa menghukum saya sekarang juga," ucap Zara pasrah.
"Baik saya akan memaafkan kamu, tapi saya akan tetap menghukum kamu," ucap Raka.
"Saya akan menghukum kamu dengan menjadikan kamu sekertaris saya." ucap Raka dengan senyum terselubung.
"Apa?! Jadi Sekertaris pak CEO? Gak salah pak, itu hukuman apa penaikan jabatan? Tapi pak Ceo kan udah punya Sekertaris gimana sih pak," protes Zara.
"Kamu itu cerewet sekali yah. Saya akan mengangkat Sekertaris saya itu menjadi Asisten pribadi saya sekaligus tangan kanan saya, sedangkan kamu akan menggantikan dia untuk menjadi sekertaris saya. Kamu paham?!" jelas Raka.
"Tapi pak...masa hukumannya jadi sekertaris sih kan aneh," protes Zara kepada Raka.
"Saya tidak menerima penolakan, kamu harus menerima hukuman yang sudah saya tentukan. Mulai besok kamu bukan bekerja di bagian divisi pemasaran lagi tapi menjadi sekertaris saya," ucap Raka tegas membuat mulut Zara bungkam.
Akhirnya Zara pun dengan terpaksa menerima hukuman Raka yaitu menjadikan dirinya sebagai sekertaris, walaupun hukumannya terdengar aneh tapi ada untungnya juga buat Zara karna otomatis pangkatnya di perusahaan akan lebih tinggi dan gajinya pun akan lebih besar.
"Baik pak, kalau begitu saya kembali ke ruangan divisi saya, permisi!" ucap Zara pasrah dan segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Raka. Raka pun hanya diam tak bersuara. Bibirnya terangkat menatap wajah pasrah Zara penuh kemenangan.
Kayaknya tuh kutub kaga bisa ngasih hukuman ke orang deh, masa hukumannya ngasih jabatan tinggi ke gue, kan aneh. Tapi bodo amat lah yang penting gue untung.
Gumam Zara dalam hati.
Bersambung...
Jangan lupa vote, like, and komennya ya!!!
Follow Ig-ku : @nona.rul
Makasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!