Sinopsis “My Secretary”
Elsa Maritz Veldman : Seorang gadis blasteran Belanda, bekerja sebagai sekretaris CEO, untuk menghidupi keluarganya di perkebunan teh milik ayahnya yang bangkrut. Karena ruda paska yang dilakukan Edward saat mabuk, membuatnya depresi dan dinikahi oleh Edward yang akhirnya saling jatuh cinta.
Edward Gerald Smith : CEO muda dari London yang mempunyai perangai buruk, temperamen, suka mabuk dan main perempuan. Sejak kecil ditinggal meninggal oleh ibunya. Sebenarnya Edward sangat mencintai istrinya, karena masalalu dari ayahnya membuatnya terpaksa meninggalkan Elsa yang sedang mengandung anaknya.
Steve : Asistennya Edward juga sekaligus kakak angkatnya yang dianggap saingan oleh Edward, yang diam-diam menyukai Elsa.
Olivia : Calon tunangannya Edward dari London, yang akhirnya menikah dengan Edward padahal status Edward masih menikah dengan Elsa yang sedang mengandung anaknya Edward. Disaat Edward kembali kepada istrinya, Olivia berusaha membuat Edward kembali padanya, berbagai carapun dilakukan termasuk berbohong tentang kehamilannya.
**James Anderson ** : Pria rivalnya Edward dalam bisnis\, yang jatuh cinta pada Elsa\, istrinya Edward. Yang akhirnya bisa menikahi Elsa dan memiliki seorang putra\, kemudian berpisah dengan Elsa secara dramatis.
**Winda ** : Adik kandung Elsa yang selalu mensupport kakaknya\, yang akhirnya menikah dengan pria asal Korea.
**Dr. Daniel ** : Seorang dokter umum\, yang merupakan Dokter keluarganya Edward\, juga temannya Edward semasa kuliah di London. Dia merupakan saksi hidup perjalanan cinta Edward dan Elsa.
Bagaimana perjuangan Elsa dan Edward untuk mempertahankan keutuhan rumahtangganya di antara banyaknya badai yang menimpa rumah tangganya?
Cerita lengkapnya ada di novel “My Secretary”
****************
Sinopsis “My Secretary” season 2 (Love Story in London)
Cerita terjadi 20 tahun kemudian.
McLaren Valkyrie (Mac) : Putra dari Elsa dan James Anderson, yang dibesarkan oleh Elsa dan Edward, mencari tahu siapa ayah kandungnya hingga pergi ke London dan menemui James.
Richard : Putra dari Elsa dan Edward , menjalin hubungan dengan Rose, putri dari Olivia, mantan istri ayahnya.
Caroline Rhea ( Carrie ) : putri dari Elsa dan Edward yang jatuh cinta pada Julian, putra angkatnya James Anderson, mantan suami ibunya.
**Julian ** : Putra angkat James Anderson\, yang jatuh cinta pada Carrie\, berbagai upaya dilakukannya demi bersama wanita yang dicintainya.
Rose : Putri dari Olivia dan Jeremy ( pria ONSnya), yang berusaha mencari tahu keberadaan ayah kandungnya dan jatuh cinta pada Richard.
Jeremy : Seorang mafia Hongkong, Pria ONS nya Olivia, atau ayah biologisnya Rose, yang memiliki wajah mirip dengan James, yang akhirnya berteman dengan Elsa.
**Pamela ** : Istri dari James Anderson\, yang sangat mencintai suaminya\, dan tidak merestui hubungan Julian dengan Carrie\, putri mantan istri suaminya.
Bagaimana perjuangan Elsa dalam mewujudkan kebahagiaan putra dan putrinya yang penuh dengan pertentangan dan dilema ? Juga permasalahan pernikahannya di masa lalu yang terungkit kembali.
Cerita berakhir dengan Elsa melahirkan putri kembar di usianya yang sudah tidak muda lagi. Putri kembarnya bernama : Agatha dan Amanda.
Cerita lengkapnya ada dinovel “My Secretary”
****************
Selanjutnya… “My Secretary” season 3, Always Loving You (Jodoh Yang Tertukar)
Karena ingin segera melihat putri kembarnya (Agatha dan Amanda) menikah, Edward berencana menjodohkan mereka dengan pria-pria pengusaha muda tampan dan kaya putra dari relasi-relasinya ( Jonathan dan Vincent )
Agatha di jodohkan dengan Jonathan, Amanda dijodohkan dengan Vincent.
Pertentanganpun terjadi. Agatha dan Amanda juga Jonathan dan Vincent, tidak menerima perjodohan ini.
Apa yang terjadi jika Agatha bertemu dengan Vincent (jodoh buat Amanda) dan Amanda bertemu dengan Jonathan (jodoh buat Agatha) ?
Apakah mereka akan jatuh cinta pada pria yang dijodohkan untuk saudara kembarnya?
Simak kelanjutannya..
*************************
Jangan lupa Like Vote dan Komen ya.
Bagi yang mau baca season 1 dan 2 silahkan baca di "My Secretary"
Nama kami adalah Agatha dan Amanda, kami lahir di London, terlahir dari seorang ibu yang bernama Elsa Maritz Veldman, dan ayah kami bernama Edward Gerald Smith.
Kami tinggal dan besar di sebuah perkebunan teh yang hijau dan sejuk. Ditengah keluarga yang hangat.
Namun suatu takdir membuat hidup kami berubah, inilah kisah kami.
Si Putri Kembar Agatha dan Amanda.
Sepulang dari rumah sakit, Elsa masih menggunakan kursi roda yang didorong Edward, suaminya, memasuki rumahnya di rumah kediaman keluarga Mr.Smith.
Dua orang babysitter menggendong masing-masing bayi kembar Agatha dan Amanda. Hanya mereka berempat ditambah supir dan seorang pelayan.
Semua putra putri dan menantunya kembali ke rumah mereka masing-masing.
Carrie dan Julian membawa putra mereka ke rumah mertuanya, begitu juga dengan Mac yang kembali tinggal bersama ayah kandungya. Sedangkan Richard dan Rose kembali ke rumah mereka.
“Honey, kamar untuk bayi-bayi kita sudah disiapkan di atas, tapi karena kau masih lemah dan jangan terlalu capek, jadi bayi-bayi akan diurus babysitter,” ucap Edward, sambil membantu Elsa pindah duduknya ke sofa di ruang keluarga.
“Jadi aku masih harus menggunakan kursi roda?” tanya Elsa.
“Ya sementara ini begitu, terpaksa kita masih menggunakan kamar yang dibawah,” jawab Edward.
Terdengar handphone Edward berdering. Diangkatnya panggilan itu. Elsa hanya menatap suaminya yang sedang menelpon. Kemudian diliriknya bayi yang digendong salah satu babysitter.
“Aku ingin menggendong bayi-bayiku,” ucapnya pada babysitter itu.
“Yang mana Mrs? Anda akan kerepotan kalau menggendong dua-duanya,” kata babysitter.
“Yang mana saja, semuanya putriku,” jawab Elsa, mengulurkan tangannya pada bayi yang digendong lebih dekat. Babbysitter memberikan bayi itu.
“Ini Agatha bukan?” tanya Elsa pada babysitter karena bayinya masih berselimut jadi dia tidak mengecek tanda di kakinya, dia ingat selimut yang digunakan Agatha berwarna merah.
“Iya,” jawab babysitter.
“Kalian ingat-ingat ya, masing-masing memegang satu bayi. Kau, siapa namamu?” tanya Elsa pada Babbysitter baru itu.
“Nanny,” jawab babysitter.
“Nanny memegang Agatha, dan kau siapa namamu?“ tanya Elsa lagi pada babysitter yang menggendong Amanda.
“April,” jawab babysitter itu.
“Iya, April kau memegang Amanda,” lanjut Elsa. April hanya mengangguk.
Edward mematikan ponselnya, menoleh pada istrinya.
“Honey, aku ada urusan bisnis dulu sangat penting, jadi akan pergi keluar sebentar. Kau langsung istirahat saja juga bayi-bayi,” ucap Edward menatap istrinya yang masih bermuka pucat.
“Baiklah,” jawab Elsa, yang sedang menggendong Agatha.
Edward berjongkok melihat bayi yang digendong Elsa.
“Dia sangat cantik. Ini adik apa kakak?” tanya Edward, menatap istrinya.
“Kakak, Agatha,” jawab Elsa.
“Baiklah, Agatha, Daddy berangkat dulu,” ucap Edward sambil mencium Agatha kemudian berdiri mendekati Amanda dan menciumnya, tidak lupa diciumnya juga istri tercintanya.
Kepala pelayan datang menghampiri mereka.
“Mr, petugas dari toko perhiasan sudah datang,” kata kepala pelanyan.
Elsa menoleh pada suaminya.
“Kau membeli perhiasan?”tanya Elsa.
“Iya, aku akan membuat gelang inisial buat putri-putri kita,” jawab Edward, lalu berjalan ke ruang tamu.
Elsa menoleh pada babysitter Agatha, Nanny.
“Tolong gendong putriku, aku akan ke ruang tamu,” ucapnya, babysitter itu langsung menggendong Agatha.
Di ruang tamu, dua orang petugas toko tampak duduk berhadapan dengan Edward.
“Ini model-model gelangnya, Sir,” ucap salah satunya sambil memberikan sebuah album.
“Ini pesanan pertama anda,Sir,” kata satunya lagi membuka sebuah kotak diatas meja, diambilnya dua belah gelang yang sudah di cetak dengan nama Agatha dan Amanda.
Edward menerima dua buah gelang itu, lalu menoleh pada Elsa yang datang dengan kursi rodanya.
“Jadi Honey, untuk membedakan mana kakak dan adik, aku akan memberikan mereka gelang setiap mereka ulang tahun dengan nama mereka masing-masing. Mereka sangat mirip, aku tidak mungkin mengecek kakinya setiap akan memanggilnya,” kata Edward sambil memberikan dua gelang itu pada istrinya.
“Tidak semua saudara kembar itu tumbuh segala sama. Bisa saja nanti ada yang gemuk atau kurus,” ucap Elsa, menatap suaminya.
“Tapi untuk saat ini mereka sangat mirip, aku bingung,” keluh Edward.
“Ya terserah kau saja,” jawab Elsa.
Edward menoleh ke petugas toko itu.
“Kau harus ingat, setiap tahun kau harus menyiapkan dua buah gelang untuk putrid-putriku yang bagus-bagus dan model yang berbeda, biar mereka tidak bosan, aku akan memberikannya di hari setiap mereka ulangtahun,” ucap Edward.
“Baik Sir,” petugas toko itu mengangguk.
Setelah petugas toko itu pulang, Edward langsung berangkat menemui rekan bisnisnya yang sudah dijadwalkan oleh Steve untuk bertemu dengannya.
“Mr. Edward! Selamat atas kelahiran putri-putrimu!” kata Mr. Darwin, sambil bersalaman dengan Edward.
“Aku juga mengucapkan selamat, Mr. Edward,” kata Mr.Arthur, diikuti oleh yang lainnya yang hadir dalam ruangan itu.
“Terimakasih, tapi mereka sangat mirip membuatku bingung untuk membedakannya,” jawab Edward, duduk bergabung dengan rekan-rekannya.
“Kau hebat Mr. Edward, dengan usiamu saat ini kau punya bayi lagi,” ucap Mr.Darwin.
“Sepertinya kau harus mempersiapkan jodoh buat mereka juga,” kata Mr.Arthur.
“Apa maksudmu dengan jodoh?” tanya Edward, menatap Mr.Arthur.
“Aku minta maaf sebelumnya, dengan usiamu saat ini, kau belum tentu bisa cepat cepat melihat putrimu menikah nanti. Saat putrimu berusia diatas 20, usiamu sudah sangat tua dan sakit sakitan. Aku juga dengan usiaku yang lebih muda darimu aku gampang terkena sakit,” jawab Mr.Arthur.
“Kau benar Mr.Arthur,” kata Mr.Darwin, setuju dengan pemikiran rekan bisnisnya.
Edward tampak manggut manggut mendengarkan obrolan rekan bisnisnya. Apa yang dikatakan mereka benar. Dia dan Elsa akan udah sangat tua saat putri-putrinya menikah nanti. Sekarang saja usianya sudah lebih dari 40 tahun bahkan mendekati 50 tahun, tapi masih memiliki bayi. Kalau dia panjang umur bisa melihat putri-putrinya menikah, bagaimana kalau dia meninggal sebelum putri-putrinya menikah?
“Kalian benar, bagaimana kalau putriku di usia 25 tahun belum menikah?” gumam Edward.
“Bagaimana kalau kita jodohkan saja putrimu dengan putraku? Aku juga setua ini masih punya putra yang masih kecil, usianya 4 tahun,” usul Mr. Darwin.
“Kau masih punya putra yang kecil?” tanya Edward, menatap Mr.Darwin.
“Iya, kakaknya perempuan sudah menikah, aku fikir aku tidak akan punya anak lagi,” jawab Mr. Darwin.
“Sama denganku, putraku juga masih kecil, 3 tahun. Aku malah baru sekarang punya putra, aku mempunyai riwayat penyakit jantung, jadi susah punya anak. Jadi aku punya putra satu-satunya dan tidak mungkin punya anak lagi. Semua kekayaanku akan ku wariskan pada putraku satu-satunya,” kata Mr.Arthur.
“Maksud kalian, kalian akan menjodohkan putra-putra kalian dengan putri kembarku?” tanya Edward, menatap rekannya.
“Bagaimana kau setuju tidak? Biar saat kita semakin tua nanti, kita sudah tenang anak kita sudah memiliki jodoh. Sebenarnya aku takut kalau putraku berlama-lama mencari istri dan aku tidak sempat melihatnya menikah karena penyakit jantungku bisa setiap saat menyerangku,” jawab Mr.Arthur.
“Aku juga setuju kalau kita berbesan Mr.Edward. Kau jangan khawatir, putraku, putra laki-laki satu-satunya, dia akan memilki hak waris lebih banyak dari kakaknya, kau tidak perlu khawatir dengan kesejahteraan putrimu,” kata Mr.Darwin.
Edward tampak mengangguk-angguk, mengerti apa yang rekan-rekannya usulkan.
“Kalian benar, aku juga khawatir tidak bisa melihat putri-putriku cepat menikah. Tapi bagaimana kalau mereka dewasa nanti mereka menolak?” tanya Edward.
“Aku yakin anak-anak kita pasti mengerti kenapa kita melakukan ini. Belum tentu juga mereka menolak bukan?” jawab Mr.Darwin.
Lagi-lagi Edward mengangguk, sebenarnya tidak ada salahnya juga apa yang mereka katakan. Sepertinya dia harus mempertimbangkan perkataan rekan bisnisnya. Apalagi Mr. Darwin dan Mr. Arthur adalah pengusaha kaya raya yang memiliki banyak bisnis, dan sudah dikenalnya berpuluh-puluh tahun yang lalu, mereka orang-orang yang jujur dan bertanggungjawab dalam bisnisnya, makanya kerjasamanya dengan orang orang ini bertahan cukup lama, dia tidak akan khawatir dengan kesejahteraan putrinya nanti.
“Siapa nama putra kalian?” tanya Edward.
“Putraku namanya Jonathan, dia berumur 4 tahun,” jawab Mr.Darwin.
“Putraku namanya Vincent, dia baru merumur 3 tahun,” jawab Mr. Arthur.
“Putriku yang kakak bernama Agatha, dan adik bernama Amanda,” kata Edward.
“Kalau begitu bagaimana kalau putrimu yang kakak dijodohkan dengan putraku saja, Jonathan? Dia lebih tua setahun dari Vincent,” usul Mr.Darwin.
“Aku setuju. Putraku Vincent dijodohkan dengan putrimu yang adik, Amanda,” kata Mr. Arthur.
“Aku setuju, tapi aku harus membicarakannya dengan istriku dahulu. Nanti kita bicarakan masalah ini lebih lanjut,” ucap Edward, yang diangguki dua rekannya itu.
Sore harinya saat pulang ke rumah, Edward langsung mengutarakan niatnya pada Elsa. Istrinya itu sedang ada diruang tengah dengan dua bayinya yang ada di ranjang bayi yang sengaja disediakan di ruang keluarga, ditemani dua babysitternya.
“Kau serius akan menjodohkan putri-putri kita dari bayi?” tanya Elsa, menatap suaminya.
“Aku rasa tidak ada salahnya, Honey. Aku akan merasa tenang kalau mereka sudah punya calon suami saat kita semakin tua nanti. Aku khawatir aku tidak bisa melihat mereka menikah kalau dibiarkan mereka mencari jodohnya sendiri nanti,” jawab Edward.
“Entahlah sayang, apa ini sesuatu yang baik? Bagaimana kalau dewasa nanti mereka menolak?” tanya Elsa.
“Aku juga berfikir begitu, tapi itu bisa difikirkan lagi nanti, aku sudah melihat foto-fotonya Jonathan dan Vincent, mereka anak-anak yang tampan, aku yakin dewasa nanti mereka juga akan tampan, orangtuanya juga dari keluarga yang baik, aku sudah mengenalnya sangat lama, jadi aku setuju kalau berbesan dengan mereka,” jawab Edward.
“Baiklah kalau menurutmu begitu. Aku setuju saja, semoga dewasa nanti mereka akan setuju dengan jodohnya masing-masing, setidaknya kita lebih tenang kalau ada pria yang akan menjaga mereka,” jawab Elsa.
Edward memeluk istrinya yang duduk disampingnya, sambil menatap putri-putri mereka.
“Apakah gelangnya sudah dipakai?” tanyanya pada istrinya.
“Belum, mereka masih kecil, sangat tidak nyaman kalau dipakaikan perhiasan. Nunggu mereka usia beberapa bulan baru dipakaikan,” jawab Elsa.
“Aku sudah memesan gelang-gelangnya lagi,” kata Edward.
“Kau bersabar sebentar,” ucap Elsa.
Edward masih menatap putri-putrinya.
“Kenapa mereka sangat mirip?”keluhnya.
“Namanya saudara kembar ya mirip. Bukankah kau yang ingin anak kembar? Kenapa sekarang mengeluh?” ucap Elsa.
“Bukan begitu, aku bingung tertukar terus. Apalagi sekarang musin dingin, mereka harus selalu berselimut tebal dan aku tidak bisa melihat kakinya,” jawab Edward.
“Kau bisa lihat Babysitternya. Miss.Nanny memegang Agatha, Miss. April memegang Amanda,” kata Elsa menjelaskan pada suaminya. Kedua babysitternya tampak mengangguk membenarkan.
“Ya itu juga bukan solusi yang buruk,” jawab Edward, sambil mendekati putri-putrinya. Dilihatnya satu-satu.
“Bukankah mereka mirip denganku?” gumamnya. Membuat Elsa mencibir, lagi-lagi semua putra putrinya disebut mirip ayahnya.
**************************
Jangan lupa like, vote dan komen ya..
Yang belum baca season 1 dan 2 boleh mulai dibaca , di novel “My Secretary”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!