NovelToon NovelToon

Kau Ajarkanku Cinta

Kau Merubah Duniaku

Dalam gelap ku tertatih melangkah

Meraba harapan dalam kegelapan

Dan kau datang bagaikan cahaya kunang

Menatihku melangkah ke depan

Pagi ini Caca bergegas bersiap untuk meeting di kantor.

"Semoga aku tidak terlambat hari ini," gumam Caca sambil mengendarai motornya.

Setelah beberapa menit kemudian, tiba-tiba terdengar suara benturan.

Gubrakkk

"Awww sakit sekali kakiku," rintih Caca.

Tak lama kemudian beberapa warga dan pengguna jalan berkerumun untuk membantu Caca.

"Hei berhenti! Jangan kabur!" teriak beberapa warga yang berusaha mengejar pengemudi motor yang menyerempet Caca.

"Sudah Pak tidak perlu dikejar, ini cuma luka kecil." cegah Caca.

Beberapa warga tampak tidak terima dengan keputusan Caca untuk melepaskan pelaku itu, mereka tampak kesal.

"Ini Dek, diminum dulu teh manisnya biar nggak gemetaran," ucap seseorang sambil menyerahkan segelas teh manis.

"Terima kasih Bu," jawab Caca ramah.

"Apa perlu diantar ke rumah sakit?" tanya salah seorang warga dengan ramah.

"Oh tidak perlu Pak, saya telepon teman saya saja, biar jemput saya."

Caca meraih tas kecilnya dan mulai mencari daftar nama teman yang ada di kontak ponselnya.

"Yogi ... aku kena musibah nih, boleh minta tolong nggak?" tanya Caca lewat sambungan telepon.

"Musibah apa Ca? Kamu dimana? Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Yogi beruntun.

"Aku nggak apa kok, cuma ada sedikit luka. Aku ada di depan minimarket yang di sebrang SD Suka Pintar, kamu bisa kesini nggak jemput aku?"

"Ok Ca, kamu tunggu di situ bentar ya," jawab Yogi.

Beberapa menit kemudian Yogi datang bersama salah satu temannya.

"Ya ampun Ca kok bisa sih? Kamu jatuh?Kamu ditabrak?" tanya Yogi seperti wartawan.

"Udah nanti aja aku ceritain. Sekarang, tolong anterin aku ke kantor, aku ada meeting soalnya," ucap Caca.

"Ke kantor apanya, kamu luka gitu lho! Udah, ijin aja ke bos, pasti juga ngertiin kok, namanya juga musibah," protes Yogi.

"Tapi …."

Belum selesai berbicara, Yogi sudah memotongnya. "Pokoknya nggak ada tapi-tapian! Sekarang, aku bawa motor kamu ke bengkel, sekalian aku kerja, soalnya aku shift pagi nih."

"Terus aku giman dong?" tanya Caca sambil meringis kesakitan.

"Udah kamu tenang aja, biar diurus Alex semua. Aku berangkat kerja duluan ya Ca sekalian masukin motor ke bengkel."

"Ok thanks," jawab Caca.

Lalu Alex membantu Caca untuk naik ke atas motor. Sesekali Alex melirik Caca yang meringis menahan sakit di kakinya.

Tanpa basa basi Alex membawa Caca ke klinik terdekat.

"Nih obatnya buruan diminum biar sakitnya reda," ucap Alex lembut.

"Oh ok thanks ya, tapi aku belum sarapan jadi nggak bisa minum obat dulu. Nanti aja deh kalau udah sampai kos," jawab Caca.

Alex membantu Caca untuk naik ke motor dan membawanya ke warung Mak Inem. Warung itu warung yang biasa Yogi dan Alex nongkrong.

"Lhoh kok kesini? Kamu laper?" tanya Caca kebingungan.

Alex memberikan seporsi makanan dan segelas teh hangat.

"Nih buruan makan terus minum obatnya," ucap Alex lembut.

"Oh ok, thanks ya," jawab Caca tersenyum.

Setelah selesai makan dan minum obat, Caca baru sadar kalau bahkan Caca belum tau siapa nama orang yang sudah menolongnya ini.

"Eh hmm sekali lagi thanks ya," ucap Caca.

"Iya sama-sama, tapi kalau sekali lagi kamu bilang thanks lagi nanti dapet hadiah piring cantik lho," canda Alex mencairkan suasana.

"Hahaha bisa aja kamu, oh iya kenalin aku Caca," ucap Caca sambil mengulurkan tangan.

"Aku Alex," balas Alex seraya menjabat tangan Caca sambil tersenyum.

Kring ... kring ... kring ....

Suara telepon Caca memecah suasana

"Halo Kak Igun," jawab Caca lirih.

"Halo Ca, kamu kemana kok nggak ikut meeting hari ini?" tanya Kak Igun.

"Aduh maaf Kak belum sempat ngabarin, aku habis kena musibah kak di jalan. Jadi aku ijin ya kak, nih ada surat dokternya kok Kak," terang Caca.

"Ya ampun kamu baik-baik aja kan Ca?yaudah nggak papa kamu istraht dulu aja," ucap Kak Igun lembut.

"Ok thanks Kak," jawab Caca.

Tanpa disadari, Alex sedari tadi terus mencuri pandang saat Caca sedang menerima telepon. Sepertinya Alex merasakan sesuatu.

"Yaudah yuk aku anterin kamu ke kos biar bisa istirahat," ucap Alex lembut.

"Ok," jawab Caca tersenyum.

Alex menyadari bahwa ada perasaan bahagia saat bersama Caca dan perasaan ingin melindunginya.

Saat di perjalanan tiba-tiba Caca meminta Alex untuk mampir ke warung nasi terdekat.

Caca membeli dua bungkus makanan, air mineral, susu kotak dan beberapa biskuit.

Setelah itu Caca meminta Alex untuk putar balik dan berhenti di suatu tempat.

Caca perlahan turun dari motor dan menyerahkan semua yang dibelinya tadi kepada seorang Ibu yang duduk di bawah pohon bersama seorang anak kecil dengan pakain lusuh dan raut wajah yang terlihat lemas.

Dengan ramah dan ceria Caca menyapanya. Mereka tampak sangat bahagia. Ucapan terimakasih mereka ucapkan berulang-ulang kepada Caca.

Alex semakin kagum dan tertarik terhadap kepribadian Caca.

Setelah itu Caca berpamitan dan segera kembali ke kos untuk beristirahat.

Alex meminta untuk bertukar nomor hp dengan Caca dengan dalih kalau motor Caca sudah selesai diperbaiki bisa langsung menghubungi Caca.

Semenjak saat itu Caca semakin dekat dengan Alex. Caca juga merasakan kebahagiaan saat bersama Alex.

Semakin dekat dengan Caca, semakin Alex sering menyaksikan Caca sering memberikan sekadar makanan dan minuman untuk orang-orang yang membutuhkan.

Perasaan kagum, bangga, suka dan sayang terhadap Caca semakin besar.

Alex memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Caca.

Dan ternyata Caca mempunyai perasaan yang sama terhadap Alex. Mereka menjalani hari-hari mereka dengan bahagia dan bermakna.

Alex yang biasanya bersikap dingin sekarang menjadi Alex yang ramah. Alex yang biasanya tidak peduli dengan orang di sekitarnya, kini menjadi Alex yang lebih peka terhadap orang di sekitarnya yang membutuhkan.

Tiga hari kemudian, mereka bertemu di kos Caca. Mereka asik berbincang di teras kos untuk melepas rindu.

"Sayang apa kamu bisa main capit boneka?" tanya Caca penuh harapan.

"Bisa dong sayang, yuk kita main capit boneka. Kita ambil sebanyak mungkin," jawab Alex bersemangat.

Alex berhasil mendapatkan banyak boneka. Caca terlihat sangat bahagia. Senyum Caca benar-benar membuat Alex bahagia dan bertanya dalam hatinya, kenapa Caca bisa sebahagia itu hanya karena boneka?

Setelah bermain capit boneka, Caca meminta Alex untuk mengantarnya ke minimarket untuk membeli beberapa sembako.

Alex semakin bingung di buatnya, tapi Alex tetap menuruti keinginan Caca. Alex terus melaju sesuai arahan Caca.

Betapa terkejutnya Alex karena ternyata Caca membawanya ke sebuah panti asuhan.

Untuk pertama kalinya Alex berkunjung langsung ke panti asuhan.

Semua yang ada di panti asuhan menyambut mereka dengan hangat dan ceria.

Mereka terlihat sangat dekat dan akrab dengan Caca.

Kemudian Caca membagikan boneka hasil bermain capit tadi kepada adik-adik di sana dengan penuh canda tawa.

Beberapa sembako Caca serahkan kepada ibu pengurus panti. Ibu pengurus panti tampak bahagia dan mengusap kepala Caca dengan penuh kasih sayang.

Alex masih terpana dengan kekasihnya. Alex merasa sangat bahagia bisa memiliki kekasih seperti Caca. Tak henti-hentinya Alex memandangi kekasihnya yang sedang bersendau gurau bersama adik-adik panti.

"Kami pun juga sangat mengagumi Caca," ungkap Ibu pengurus panti memecah lamunan Alex.

"Apa Caca sering kemari Bu?" tanya Alex penasaran.

"Ya ... Caca rutin kemari untuk memberikan sembako dan kebutuhan yang lain, setelah dia menerima gaji atau mendapat rezeki. Dia selalu berbagi dengan kami.

Disaat Caca sedih, dia juga datang kemari tapi tidak untuk berkeluh kesah. Dia tetap berusaha tersenyum dan ceria di hadapan kami meskipun dia sedang bersedih," ucap Ibu pengurus panti.

"Ya ... dia gadis yang baik, aku sangat menyayanginya." ungkap Alex sambil tersenyum.

Tak terasa hari sudah sore, Alex dan Caca mohon diri untuk pamit pulang. Alex dan Caca berhenti sejenak untuk makan malam.

Alex mengenggam erat tangan Caca.

"Sayang kenapa kamu begitu baik," tanya Alex lembut.

Caca tersenyum dan menggenggam erat tangan Alex.

"Sayang aku tak sebaik itu, aku hanya melakukan sedikit kebaikan. Aku merasa belum taat dalam beribadah, setidaknya aku berusaha untuk tidak menambah dosa dan berusaha menabung sedikit pahala dengan sedikit kabaikan tadi," terang Caca lembut dengan tatapan yang dalam.

Alex sekali lagi terpana dan memeluk erat kekasihnya itu. Jawaban Caca itu selalu terngiang-ngiang dalam benak Alex. Dia menyadari betapa buruk dirinya selama ini.

Kau Mengalihkan Duniaku

Gelapku perlahan bersemi

Berwarna dan bermakna

Sepiku tak nampak lagi

Kini kurasa apa itu cinta

Beberapa makanan berjejer rapi di meja makan. Aroma lezatnya mengudara di ruangan itu.

"Alex ... waktunya sarapan sayang!" seru Mamah alex memanggil.

"Iya Mah," jawab Alex dari kamarnya.

"Wah wah anak mama ceria sekali hari ini, siapa gerangan yang menjadi alasan anakku senyum di pagi ini?" goda Mamah Alex tersenyum

"Mamah bisa aja, Mah aku rasa dia bukan hanya kekasihku tapi dia juga tekhnisi hati yang dikirim Tuhan untukku." ucap Alex berbinar.

"Wow sepertinya gadis itu benar-benar special ya," ucap Mamah Alex bersemangat.

"Ya ... dia wanita special kedua setelah Mamah," ucap Alex.

"Oh ya ... oke ceritakan tentangnya sambil sarapan!" ucap Mamah Alex penasaran.

Mereka sarapan dengan iringan cerita dari Alex. Dengan antusias dan berbinar Alex menceritakan semuanya tentang Caca kepada Mamahnya. Mamah Alex bahagia melihat Alex yang terlihat bahagia menceritakan kekasihnya itu.

Alex tak pernah terlihat sebahagia ini sebelumnya. Bahkan ini tak terlihat seperti Alex yang dingin dan tak acuh itu.

"Udah dulu ya Mah ceritanya, Alex berangkat kerja dulu." pamit Alex .

"Oke lah ... tapi kamu beneran nggak ada cita-cita buat ngenalin Caca ke Mamah?" ucap Mamah Alex protes.

"Hahaha iya besok Alex kenalin," ucap Alex seraya mencium tangan Mamahnya.

Sejak hari itu tatapan mata yang dingin,raut wajah yang kaku tak nampak lagi pada Alex.

Alex menjadi lebih ramah dan itu membuat teman-temannya merasa aneh karena belum terbiasa.

Seminggu ini, Alex tidak bisa menemui Caca.

mereka hanya berkomunikasi melalui hp.

Caca sedang pulang ke rumah orang tuanya dan menyelesaikan beberapa pekerjaan di sana.

Tanpa disadari Alex mulai terbiasa dan tergerak hatinya ketika menjumpai orang yang membutuhkan. Kebiasaan itu membuat Alex merasakan ketenangan dan kepuasan hati. Alex semakin mengerti apa itu bersyukur.

Akhirnya Alex bertemu dengan Caca setelah seminggu tidak bertemu. Alex membawa Caca ke rumahnya dan mengenalkan Caca kepada mamahnya. Mamah Alex menyambut Caca dengan hangat.

"Pagi tante ... saya Caca," ucap Caca ramah sambil mengulurkan tangannya.

"Pagi Caca, saya Mamahnya Alex,oh ya panggil Mamah aja Ca," ucap Mamah Alex lembut.

"Iya tan- eh Mah," jawab Caca canggung.

Selanjutnya Caca sering bertemu dengan Mamah Alex. Mamah Alex sangat menyayangi Caca dan memperlakukannya dengan baik.

Suatu hari Caca menemani Alex untuk latihan band. Salah satu anggota band Mars tidak hadir saat itu. Mereka berlatih dengan tidak bersemangat. Banyak kesalahan terjadi berulang-ulang dan itu membuat Alex marah.

Situasi menjadi hening akibat kemarahan Alex. Lalu Caca beranjak dari duduknya dan mengambil gitar. Caca mulai memainkan lagunya. Alex dan anggota Mars yang lain terkejut dan kagum dengan permainan gitar Caca.

"Mau sampai kapan kalian cuma ngeliatin aja? Yuk aku temenin kalian latihan!" ajak Caca tersenyum.

"YA!" jawab Mars serentak.

Sesekali Alex bernyanyi sambil melirik Caca dengan bahagia. Anggota Mars yang lain juga menjadi bersemangat latihan.

Setelah latihan selesai Mars mengucapkan terimaksih pada Caca atas partisipasinya dalam latihan.

Kemudian Alex membawa Caca ke tepian danau untuk menikmati suasana sore. Mereka berbincang dan bercanda gembira.

"Sayang ternyata kamu pintar memainkan gitar ya," ucap Alex.

"Gak sepandai itu kok, aku cuma belajar sedikit karena di bandku posisiku sebagai vokalis sama kaya kamu," jawab Caca.

"Wah kamu punya band juga?" tanya Alex antusias.

"Ya ... namanya Venus, bukankah kalian berlatih untuk festival minggu depan? Kami juga mengikutinya." terang Caca.

"Benar, kami berlatih untuk festival itu. Semoga kita sukses bersama dalam festival itu." ucap Alex.

"Ya tentu, kita akan berhasil dalam festival itu." jawab Caca meyakinkan.

Hari-hari berikutnya Caca dan Alex disibukkan dengan latihannya masing-masing. Tiba saatnya Festival dimulai. Sebelum acara dimulai Mars dan Venus bertemu. Mereka saling berjabat tangan dan berkenalan satu sama lain.

Acara dimulai, satu per satu peserta sudah tampil, begitu juga dengan Mars dan Venus. Keduanya tampil memukau. Dan saatnya pengumuman pemenang festival tiba.

"Yo yo yo kira-kira siapa ya juaranya?" ucap pembawa acara menyemarakkan acara.

Para peserta tampak tegang menantikan pengumumannya.

"Ok langsung aja deh, untuk juara ke tiganya adalah ... Galaxy!" ucap pembawa acara semangat.

Penonton bersorak tak henti-hentinya.

"Mohon tenang dulu, sekarang saya akan membacakan juara ke dua dan juara pertamanya," ucap pembawa acara menenangkan.

"Ok juara ke dua adalah... Mars!" ucap pembawa acara.

Alex dan anggota Mars yang lain tampak gembira, Caca dan anggota Venus lainnya pun ikut senang dan memberikan selamat kepada Mars. Sorak penonton semakin riuh menyemarakkan acara.

"Dan juara pertama festival band kali ini adalah ... VENUS!" ucap pembawa acara ceria.

Caca dan anggota Venus lainnya bersorak dan berpelukan. Alex dan Mars juga ikut bersorak untuk Venus.

Acara hari itu berakhir menyenangkan. Para pemenang mendapatkan hadiah uang tunai, piala dan sertifikat festival. Setelah acara selesai Mars mengajak Venus untuk beristirahat sejenak di warung Mak Inem.

Mars terdiri dari Alex, Yogi, Diky dan Viko.

Venus terdiri dari Caca, Mhocan, Pia dan Cika.

"Gimana kalau kita rayain kemenangan ini bareng-bareng?" ajak Yogi antusias.

"Tapi Caca udah rencanain kalu menang mau dirayain bareng adik-adik panti," terang Mhocan.

"Yaudah kita ngikut aja ya guys," pinta Alex pada Mars.

"Oke!" sahut Mars mengiyakan.

Sebelum ke panti mereka ke minimarket untuk membeli beberapa sembako. Sesampainya di panti, adik-adik panti bersorak gembira.

"Kak Caca datang!" teriak Kiko gembira.

Caca memeluk Kiko dan tersenyum. Mereka berbaur dengan adik-adik panti, bermain dan menyanyi bersama. Yogi mendekati Mhocan. Mereka berbincang dan mulai akrab.

"Venus sering kesini?" tanya Yogi penasaran.

"Caca yang mengenalkan kami dengan panti ini. Setiap kami menang dalam festival, kami merayakannya disini. Dulu Caca pernah bilang kalau disini kita akan dapetin kebahagiaan yang istimewa. Awalnya aku juga nggak percaya, tapi setelah bertemu dengan adik-adik ini, melihat mereka tertawa membuat kami senang dan tenang."cerita Mhocan.

"Ya ... aku juga merasakannya, Caca juga berhasil membuat perubahan besar pada Alex." ucap Yogi tersenyum.

Hari mulai gelap, Mars dan Venus berpamitan. Mereka mampir di sebuah cafe untuk merayakan kemenangan. Kini mereka menjadi lebih dekat. Banyak hal yang mereka obrolkan.

Disaat mereka sedang asik bercanda, Caca meninggalkan meja dan berjalan ke teras samping cafe itu. Caca memandangi langit yang bertabur bintang.

Alex menyusul kekasihnya dan menggenggam tangannya.

"Hai, kenapa kamu disini?" tanya Alex lembut.

"Sayang lihatlah bintang-bintang itu, bukankah sangat indah?" ucap Caca tersenyum.

"Ya ... bintang itu indah sepertimu," jawab Alex.

"Hmm sejak kapan kamu belajar nggombal?" ucap Caca tersipu.

Ya Ca, kamu bagaikan bintang-bintang itu, dan aku bagaikan langit gelap itu, ucap Alex dalam hati.

"Udah malam nih, pulang yuk Ca, Cika udah ngantuk." ucap Cika.

"Oh oke," jawab Caca mengiyakan.

Saat mereka bersiap untuk pulang tiba-tiba Caca jatuh pingsan. Mereka terkejut dan panik. Alex meminta anggota Mars yang lain untuk mengurus motor Alex dan mengantar Venus pulang. Alex memanggil taxi dan membawa Caca pulang ke rumahnya.

Mereka semua pulang dengan khawatir.

Sesampainya di rumah, Mamah Alex terkejut melihat Alex yang menggendong Caca. Alex meletakkan Caca di tempat tidur dengan lembut.

"Sayang, Caca kenapa?" tanya Mamah Alex khawatir.

"Caca tiba-tiba pingsan Mah,mungkin Caca kecapekan." jawab Alex.

Beberapa saat kemudian Caca mulai sadar, matanya terbuka perlahan. Alex dan Mamahnya lega karena Caca sudah sadar.

"Sayang ... kamu nggak papa kan?" tanya Alex khawatir.

"Aku nggak papa kok, paling cuma kecapekan." jawab Caca menenangkan.

"Yaudah sekarang biarin Caca istrahat dulu, biar Mamah temani Caca tidur di sini." ucap Mamah Alex.

"Terima kasih Mah," ucap Caca lembut.

"Sama-sama sayang, sekarang kamu istirahat dulu gih!" pinta Mamah Alex.

"Iya Mah, Mamah juga istirahat ya. Sayang kamu juga istirahat ya, kamu pasti juga capek." pinta Caca pada Alex.

"Yaudah aku istrahat dulu ya," ucap Alex lembut sambil mencium kening Caca.

Mamah Alex senang melihat anaknya yang kini menjadi lembut dan penyayang. Beberapa saat kemudian Caca sudah tertidur, Mamah Alex bersiap untuk beristirahat juga.

Alex datang lagi ke kamar untuk memastikan Caca tidur. Setelah melihat Caca sudah tertidur di sebelah Mamahnya yang juga sudah tertidur, Alex tersenyum lega lalu beranjak pergi ke kamarnya.

Drettt drettt ....

Ponsel Alex bergetar.

"Haloo," ucap Alex.

"Lex Caca gimana? Dia nggak kenapa-napa kan?" tanya Yogi khawatir.

"Caca tadi udah sadar tapi ni dia udah tidur lagi. Mungkin Caca kecapekan," terang Alex.

"Syukurlah kalau gitu, yaudah deh istirahat sana gih," kata Yogi.

"Oke," jawab Alex singkat.

"Eh Lex jangan tutup dulu teleponnya! Tadi Mhocan telepon, katanya Caca besok nggak usah masuk kerja dulu. Mhocan udah minta ijin ke atasannya Caca." ucap Yogi.

"Oh oke, thanks ya." jawab Alex sembari menutup telepon.

Ada Apa Denganmu

Cahaya kunang terlihat meredup

Kabut tebal seakan menghalanginya

Mata elang pun tak mampu menembus

Kini gelapku merindukan cahaya

Pagi pun menyapa. Mamah Alex sudah disibukkan dengan masakannya. Caca terbangun dan bergegas ke kamar mandi untuk membasuh muka. Setelah itu Caca menghampiri Mamah Alex yang sedang sibuk memasak sambil bernyanyi kecil.

"Pagi Mah," sapa Caca lembut.

"Pagi sayang, gimana udah enakan belum?" tanya Mamah Alex sambil mengelus kepala Caca.

"Udah enakan kok Mah," jawab Caca tersenyum.

"Yaudah kalau gitu tolong bangunin Alex ya, sebentar lagi sarapannya siap!" pinta mamah Alex.

"Iya Mah," pungkas Caca seraya meninggalkan Mamah Alex.

Perlahan Caca membuka pintu kamar Alex. Caca melihat ada beberapa fotonya bersama Alex terpajang rapi di dinding. Beberapa piala tersusun rapi di meja sudut kamar.

Caca mendekati Alex yang masih tertidur lelap.

Dipandanginya lelaki yang sangat dia cintai. Caca menatap Alex semakin dalam, matanya berbinar dan menteskan air mata. Caca segera menghapus air matanya dan mencoba tersenyum kembali. Caca membelai lembut rambut kekasihnya. Perlahan Caca mencium kening Alex.

Alex terbangun karena merasa ada sentuhan hangat di keningnya. Perlahan dia membuka matanya. Senyum manis Caca terlihat jelas menyambutnya.

"Sayang apa kamu udah baikan?" tanya Alex sambil memegang pipi Caca.

"Udah kok, yuk bangun Mamah udah nyiapin sarapan." ajak Caca.

Saat hendak keluar dari kamar, tiba-tiba Alex meraih dan memeluknya dengan erat. Pelukan ini tak seperti biasanya. Ini terasa sangat erat seakan tak akan dilepaskan.

Caca perlahan melepas pelukan Alex lalu menciumnya.

"Udah ah kita sarapan dulu, kasihan Mamah udah nungguin kita." pungkas Caca tersipu.

Alex tersenyum kecil menyaksikan kekasihnya tersipu malu. Mereka sarapan sembari sedikit berbincang. Ketiganya terlihat bahagia dengan senyum yang menghias wajah mereka.

Setelah selesai sarapan, Caca membantu Mamah Alex untuk beberes. Alex duduk di sofa sambil memainkan gitarnya.

"Mah Caca siap-siap dulu ya mau pulang ke kos ambil seragam, Caca harus kerja soalnya." ucap Caca.

"Sayang, kenapa nggak istirahat sehari, besok baru mulai kerja lagi." pinta Mamah Alex.

Alex yang mendengar itu lalu menghampiri Caca.

"Sayang hari ini kamu nggak perlu kerja!" tegas Alex.

"Tapi aku harus kerja," ucap Caca.

"Tenang aja, Mhocan semalam udah ijin ke atasanmu." ucap Alex menenangkan.

"Oh ya?" ucap Caca kaget.

Tin ... tin ... tiinnn ....

Terdengar suara klakson dari luar. Alex segera bergegas keluar untuk membuka gerbang. Caca dan Mamah Alex mengikutinya dari belakang. Beberapa motor masuk ke halaman rumah Alex. Terlihat ada beberapa orang yang datang. Setelah parkir mereka bergegas menuju ke rumah Alex.

"Cacaaaa!" teriak Venus sembari berlari kecil memeluk Caca.

Venus memeluk erat Caca dan diikuti Mars yang mengantri untuk berjabat tangan dengan Caca dan Mamah Alex.

"Ca, kamu nggak apa kan? Udah baikan belum? Udah minum obat belum?" tanya Pia bagaikan wartawan.

"Udah sayang, aku nggak apa kok." jawab Caca.

Hari itu mereka menghabiskan waktu di rumah Alex. Canda tawa dan kebahagiaan memenuhi rumah Alex. Caca memandangi satu per satu yang ada di dalam ruangan itu. Perasaan bahagia dan sedih berkecamuk di hatinya.

Caca berusaha mengendalikan perasaannya. Matanya berbinar seakan menahan air mata.

Alex sesekali memandangnya. Raut wajah Caca membuat Alex gelisah.

Setelah makan malam bersama di rumah Alex, Mars dan Venus bergegas pamit pulang ke rumah masing-masing. Caca juga pamit untuk pulang ke kos. Alex mengambil jaket dan kunci motor di kamar. Caca sudah menantinya di sebelah motor Alex.

Alex mendatangi Caca dan memakaikan helm pada Caca.

Kring ... kringg ... kring ....

Ponsel Caca berdering, tertulis nama Jhony di layar ponselnya. Caca meminta ijin untuk mengangkat telepon. Dia berjalan perlahan ke taman rumah Alex dan berbicara dengan orang yang ada di telepon.

Alex merasa aneh karena biasanya Caca selalu mengangkat telepon di hadapan Alex.

Dan siapa Jhony? Pertanyaan itu menari-nari di pikiran Alex. Beberapa saat kemudian Caca menghampiri Alex.

"Siapa yang telepon?" tanya Alex penasaran.

"Oh itu temen kok, biasa masalah kerjaan." jawab Caca ragu.

"Owhh," jawab Alex tak percaya.

Beberapa hari kemudian Caca menemui Alex. Caca berpamitan karena akan pulang ke rumah orang tuanya selama seminggu.

Ayah dan Ibu Caca sudah menantinya di rumah. Setelah Caca datang mereka segera memeluk Caca.

"Sayang kamu nggak papa kan? Kata Jhony kamu kemarin sempat pingsan lagi ya?" tanya Ibu Caca sambil menangis.

"Ibu jangan menangis, Caca baik-baik aja kok," ucap Caca sembari menghapus air mata Ibunya.

Kemudian Caca bercengkrama dengan keluarganya. Di rumah itu hanya ada Ayah dan Ibunya karena adiknya sedang melanjutkan pendidikan di luar kota.

"Ayah ... ibu ... boleh nggak Caca minta sesuatu?" tanya Caca yang sedang berbaring di pangkuan ibunya.

"Boleh dong, Caca mau minta apa?" tanya Ayah Caca penasaran.

"Caca mau, setelah ini jangan khawatir berlebih dengan apa pun yang Caca lakukan. Percayalah apa pun yang Caca lakukan itu adalah yang terbaik buat Caca." pinta Caca.

Ayah dan ibu Caca saling memandang setelah mendengar permintaan putrinya.

"Ya, kami janji nak." jawab Ayah dan Ibu Caca serentak.

Caca tersenyum lega mendengar jawaban orang tuanya. Ibu Caca terus membelai rambut Caca.Terbesit kesedihan pada raut wajahnya, begitu juga dengan Ayah Caca.

"Ayah dan ibu tenang saja, di sana ada Alex yang mencintai Caca, Mamah Alex yang menyayangi Caca. Ada Mars dan Venus yang menyayangi Caca." ucap Caca.

"Adik-adik panti dan Ibu pengurus panti juga menyayangi Caca. Mereka semua sudah seperti keluarga bagi Caca." imbuh Caca sembari tersenyum.

"Syukurlah ... ibu bisa tenang kalau begitu, kapan-kapan kenalin Alex ke Ibu dan Ayah ya sayang." pinta Ibu Caca.

"Iya Bu," jawab Caca.

Tak lama kemudian Caca tertidur di pangkuan Ibunya. Ibu Caca masih membelai rambut Caca dengan tersenyum kecil dan mata berbinar seperti manahan air mata.

Ayah Caca memandang sudut rumahnya dengan tatapan kosong.

Di tempat lain, Alex merasa kesal karena merindukan Caca. Terlebih lagi nama Jhony masih terngiang dipikirannya.

Namun Alex terus mencoba untuk tetap berfikir positif dan percaya pada kekasihnya.

Tiga hari kemudian setelah pulang kerja Alex dan Mars nongkrong di warung Mak Inem. Alex nampak murung dan memutar-mutar ponselnya.

Tak lama kemudian terdengar suara motor yang datang ke warung. Caca turun dari motor dan masuk ke warung.

Alex yang murung tak menyadari kedatangan Caca.

Caca memberi kode kepada Mars untuk diam dan mereka pun memahaminya. Perlahan Caca duduk di sebelah Alex dan menggenggam tangan kekasihnya. Alex terkejut mendapati Caca yang sudah berada di sampingnya. Segera Alex memeluk Caca dan mencium keningnya. Senyuman di bibir Alex kini kembali merekah.

Hari demi hari berlalu, Caca terlihat tak seperti biasa. Senyum yang selalu menghiasi wajahnya kini sedikit memudar. Seringkali Alex mendapati Caca yang sedang melamun. Namun Caca selalu menegaskan bahwa dia baik-baik saja. Hal itu membuat Alex gelisah. Dia berusaha keras untuk menghibur Caca dan mengembalikan senyumnya.

Suatu hari Alex dan Caca duduk di tepi danau. Tiba-tiba Caca memeluk Alex dengan erat tanpa bicara apapun. Setiap kali mereka berpelukan Alex selalu merasa senang, nyaman dan tenang.

Tapi kali ini berbeda, rasa takut, gelisah dan perih di hati yang Alex rasakan. Caca melepas pelukannya dan menyandarkan kepalanya di bahu Alex. Alex menggenggam erat tangan Caca. Dia berharap dengan begitu bisa sedikit mengurangi kegelisahan yang sedang Caca rasakan.

Sore itu mereka menghabiskan waktu untuk melihat sang surya terbenam. Tampaknya Caca sudah merasa lebih baik sekarang. Senyum manis kembali menghias wajahnya. Semangat dan keceriaannya mulai muncul setelah beberapa hari tenggelam dalam lamunan.

"Sayang pulang yuk aku laper nih," ajak Caca ceria.

Alex terkejut dan senang melihat Caca sudah kembali ceria.

"Ok," jawab Alex seraya menggandeng tangan Caca.

Setelah selesai makan malam, Alex mengantar Caca ke kos. Saat akan bersiap tidur air mata Caca menetes. Seakan kesedihan Caca tumpah dari hatinya.

*T**uhan terimakasih karena Engkau telah mengabulkan permohonanku. Telah kau anugerahkan padaku orang-orang yang sangat menyayangiku.Tapi Tuhan berdosakah aku kepada mereka?

Pantaskah aku menerima kasih sayang mereka?Bukankah sebenarnya aku sangat egois?Melibatkan banyak orang untuk kebahagiaanku.

Tuhan bolehkah aku meminta bantuanmu lagi? Aku ingin mereka semua bahagia kelak. Jangan biarkan mereka membenciku setelahnya. Engkau sangat baik Tuhan. Terimakasih." ucap Caca dalam hati*.

Air mata Caca belum mau berhenti menetes.

Hatinya merasa sedikit lega sekarang. Matanya mulai terpejam, perlahan dia terlelap tidur dalam tangisnya.

Keesokan harinya Caca bangun dari tidurnya, dia merasa lebih segar. Tapi matanya terasa berat karena menangis semalam.

Kring ... kring ... kring ....

Ponsel Caca berdering.

"Halo," ucap Caca lemas.

"Tumben jam segini baru bangun?" ledek Alex.

"Hehehe entahlah," jawab Caca santai.

"Sayang aku udah di depan kos lhoh, yuk kita cari sarapan!" ajak Alex.

"Haaaa udah di depan? Yaudah aku siap-siap dulu deh." jawab Caca terkejut sembari menutup telepon.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!