"Antara rasa kagum dan Cinta, jika kau kagum pada Mawar kau akan memetiknya, dan jika Cinta pada Mawar kau akan merawatnya dan menyiramnya setiap hari"
Zahira Al Mahyra
^^^"Tidak semua orang yang datang dalam kehidupan mu datang untuk menyakitimu, suatu saat akan ada seseorang yang rela mempertaruhkan segalanya hanya demi membuatmu tersenyum dan bahagia. "^^^
^^^Fachrul Razi^^^
Matahari membuat lukisan garis tipis berbelok dinding hingga lantai. Tapi gorden tebal yang melapisi jendela-jendela serba lebar dan tinggi melindungi seisi kamar dari tumpahan cahaya nya yang menyilaukan.
Kamar itu masih gelap, hening dan tenang. Sebenarnya Zahira sudah terjaga, tepatnya ia tidak bisa terlelap semalaman. Padahal kamarnya begitu nyaman, luas, berlangit-langit tinggi, harum, dan sangat lengkap.... untuk dirinya sendiri.
Selain garis tipis sinar matahari yang bandel menyelinap masuk, sejak tadi Zahira hanya termenung sendirian.
Terdengar ketukan di pintu, Zahira langsung mempersilahkan orang itu masuk.
"Ada apa? "
Seorang perempuan tersenyum kepada Zahira, ia menatap wajah Zahira lekat-lekat, ia melihat mata Zahira memerah dan kantung matanya terlihat seperti panda.
"Kau tidak bisa tidur lagi ya? " tanyanya dengan nada khawatir.
"Aku hanya sedikit tidak enak badan, makannya aku tidak bisa tidur" sahutnya pendek.
Perempuan bernama Nadia itu menghela nafas.
"Jangan mencoba berbohong kepadaku, aku ini sahabat sekaligus asisten mu, aku sudah lama mengenalmu dan tinggal bersamamu"
Zahira menatap Nadia dengan senyum datar.
"Lain kali kita bicarakan ini, sekarang aku mau mandi, siap-siap mengajar, aku udah telat kalo nggak cepat-cepat siap-siap"
Zahira beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi.
"Nad ...., pihak penerbit buku mau ketemu kamu lusa, jangan lupa tanyain pemasaran bukunya, banyak yang minat apa nggak? " teriaknya dari kamar mandi.
Nadia memutar bola mata nya merasa kesal terhadap Zahira.
"Iya aku udah tahu! " ujarnya ketus lalu meninggalkan kamar Nadia.
Zahira tampak sudah terlihat rapi dengan seragam mengajarnya, rok dan baju warna hitam dengan pashmina cream di kepalanya, ia membersihkan kacamata yang ia pegang lalu memakai nya.
"Kamu nggak mau kuliah? " tanya Zahira melihat Nadia yang masih memakai baju tidur.
"Aku masuk siang, ini roti buat mengganjal perutmu. nanti siang kan kamu ngajar di megare, nanti aku bawain makan siang. "
Kata Nadia menyodorkan kotak makan berisi roti.
"Makasih ya aku berangkat dulu, kamu mau bawa motor atau mau pesan taksi online? " tanyanya sekali lagi lalu beranjak pergi.
"Aku bareng Ayu, oiya Ra jangan lupa, jangan terlalu cuek kalo orang-orang tau kalo ibu Zahira adalah penulis novel-novel yang mereka sukai, pasti mereka akan ogah baca novel mu, dan berkurang lah jutaan idola mu."
Nadia cengengesan mengejek Zahira, sedangkan yang di ejek hanya memperlihatkan wajah tidak peduli.
"Aku berangkat dulu, sampai ketemu nanti siang" ujar Zahira lalu memakai helm dan menghidupkan motornya dan dalam beberapa saat motornya sudah berada dijalan Raya.
Zahira adalah seorang guru muda disebuah SMK di Sidoarjo, lebih tepatnya dia mengajar di SMK YPM 1 taman Sidoarjo. Dia berasal dari Surabaya namun dua tahun belakangan dia tidak pernah pulang dan tinggal di Sidoarjo, lebih tepatnya di sebuah perumahan tawangsari.
Selain menjadi seorang guru, Zahira juga penulis novel terkenal selama dua tahun ini, bahkan banyak perusahaan perfilman yang ingin bekerja sama dengan nya, namun hanya beberapa yang di terima untuk bekerja sama. sekalipun Zahira penulis novel terkenal, ia tidak pernah menampakkan diri di hadapan publik, bahkan ia menggunakan nama belakangnya di semua novel yang telah ia terbitkan yaitu Al Mahyra.
Segala urusan Nadia yang mengurusnya, karena Nadia adalah asisten sekaligus sahabatnya.
Zahira mempunyai banyak jutaan penggemar di instagram, twitter, bahkan di dunia nyata, muridnya pun adalah pembaca Setia ceritanya. bahkan dalam setengah hari ceritanya di update, pembacanya mencapai 5,89 k.
Tapi siapa sangka Zahira adalah gadis yang cukup muda, umurnya baru 23 tahun, dia cantik, pintar, dan sangat religius dalam hal agama, bahkan di usianya yang masih muda, ia sudah sukses dalam dunia bisnis kuliner ataupun perusahaan. tapi ia gadis yang jutek, dingin, jarang bergaul, keras kepala, dan sangat menjauhi yang namanya pria, entah apa alasannya namun yang jelas dua tahun belakangan ia tidak pernah dekat dengan siapapun.
Zahira adalah sosok gadis misterius bagi kalangan orang yang mengenal nya, banyak pria yang ingin mendekati nya bahkan jajaran guru di tempat nya mengajar, namun ia tidak pernah mau dan tetap bersikap dingin.
"Aku hanya ingin menikmati kehidupan ku dengan kemauan ku, salah ataupun benar, aku akan siap menghadapi apa yang akan terjadi, sekalipun ada bagian cerita yang tak mampu orang lain pahami dari diriku, dan mengira aku begitu angkuh dengan kehidupan ku. tapi mereka juga tidak tahu apa yang kurasakan dalam dua tahun ini, mereka mengira sosok Zahira begitu menikmati kehidupannya, namun mereka tidak tahu bahwa aku pun sangat menderita menjalaninya, hanya saja allah selalu menjadi alasan aku berusaha agar terlihat baik-baik saja. "
Zahira Al mahyra
"Aku hanya ingin menikmati kehidupan ku dengan kemauan ku, salah ataupun benar, aku akan siap menghadapi apa yang akan terjadi, sekalipun ada bagian cerita yang tak mampu orang lain pahami dari diriku, dan mengira aku begitu angkuh dengan kehidupan ku. tapi mereka juga tidak tahu apa yang kurasakan dalam dua tahun ini, mereka mengira sosok zahira begitu menikmati kehidupannya, namun mereka tidak tahu bahwa aku pun sangat menderita menjalaninya, hanya saja allah selalu menjadi alasan aku berusaha agar terlihat baik-baik saja. "
Zahira Al mahyra
***
Zahira berjalan tergesa-gesa saat melihat jam di pergelangan tangan nya menunjukkan jam 11:05 , ia harus mengajar di dekat campus Nadia karena terlalu fokus mengetik ceritanya ia jadi lupa waktu.
Zahira menyalakan motornya dan mengarahkan motor nya ke jalan Raya menuju campus Nadia.
Zahira melihat beberapa mahasiswa yang sedang ada di depan campus, ia mencari Nadia karena makan siangnya akan di bawa Nadia, tapi ia sudah telat bila harus mencari-cari Nadia di sekitar campus, akhirnya Zahira memutuskan menuju ruangan guru.
"Baru datang bu? " tanya salah satu guru yang ada di ruangan tersebut.
Zahira hanya menganggukkan kepalanya tanpa tersenyum dan langsung duduk.
"Huh! Dasar gadis sombong, di tanya malah hanya menganggukkan kepala doang, cantik-cantik kok nggak pernah senyum!" gerutunya kesal karena Zahira hanya menganggukkan kepala.
"Ra, tolong tandatangani jurnalnya dulu" kata seorang pria menyodorkan sebuah buku jurnal.
Zahira langsung menandatanganinya lalu menyerahkan kembali kepada pria tersebut.
"Oiya Ra tadi aku ketemu Nadia, dia bilang makan siang mu kelupaan, jadi kamu di suruh beli"
Zahira menghela nafas lalu menghembuskan nafasnya secara perlahan.
"Makasih udah dibilangin. oiya Dit, tolong temani Nadia lusa"
"Kemana? "
"Ketemu sama penerbit, sekalian ngomongin kerja sama mereka"
Pria bernama lengkap Radit Supriadi tersebut tersenyum nakal yang membuat Zahira tak mengerti terhadap pria di hadapan nya.
"Kenapa kamu senyum-senyum kek gitu? nggak enak lagi senyuman mu" sarkas nya pada Radit.
"Tiap ada kontrak kerja sama atau bertemu penerbit buku selama ini kan aku yang selalu nganterin, pekerjaan kantor aku yang handle, dan rahasia mu masih aman. sebagai sekretaris mu aku ingin bonus karena sudah bekerja dengan sangat baik di bawah bimbingan mu"
Zahira tersenyum sinis pada Radit, yah memang selama ini dia yang selalu mengantar Nadia dan dirinya kemana-mana, ia juga menyerahkan urusan kantor kepada Radit saat ia tengah sibuk, bahkan Radit adalah satu-satunya pria yang akrab dengan Zahira.
"Kamu ingin apa? Langsung ke intinya saja nggak usah tersenyum dengan wajah jelek mu itu" kata Zahira begitu ketus.
"Beneran nih? " tanya Radit tidak percaya.
Sekilas Zahira melirik jam di pergelangan tangannya.
"Datanglah ke rumahku nanti, sekalian aku mau ngasih sesuatu. sekarang aku mau sholat dulu udah mauk adzan dan habis ini aku harus mengajar "
Zahira meninggalkan Radit yang masih kegirangan.
Sorenya sekitar jam setengah empat Zahira, Nadia dan Radit sedang santai di depan rumahnya.
"so Radit sekretaris ku, tadi siang itu kamu bilang ingin bonus dari pekerjaan mu kan? jadi kamu ingin bonus apa? Uang, hp, atau kamu ingin kredit motor baru? " Zahira mengawali pertanyaan nya pada Radit.
"Apa?? Bonus?? " Nadia kaget mendengar pertanyaan Zahira.
"Eh Nadia bisa nggak jangan motong pembicaraan orang, Zahira nanya ke aku bukan ke kamu" Radit menegur Nadia.
"Hehe.. Maaf deh. " kata Nadia cengengesan.
"Aku ingin kredit motor, soalnya adikku di rumah nggak punya kendaraan untuk lanjutin sekolahnya. " Radit akhirnya menjawab pertanyaan Zahira.
"Bukan nya kamu sangat ingin membeli hp IPhone?? " Zahira memicingkan alisnya menatap Radit yang langsung tertawa kecil.
"Iya, tapi aku nggak bisa egois mikirin keinginanku Ra. aku tidak seperti mu yang banyak uang, gaji mengajar ku saja sebagian besarnya aku kasih ke keluarga, aku anak tertua dan aku masih punya tiga adik yang masih sekolah. aku kerja sama kamu aja aku udah bersyukur banget, berkat pekerjaan ini kehidupan aku tercukupi, aku sangat terbantu. yah meski punya bos yang jutek, dingin dan jarang tersenyum"
Zahira menatap tajam saat Radit dengan sengaja mengatakan karakter dirinya.
Radit dan Nadia tertawa terbahak-bahak melihat Zahira ngomel-ngomel yang semakin membuat Zahira kesal.
"Aku tuh harus gaji kalian berdua, dan karyawan lain. emang sih aku sering dapat kontrak kerjasama dengan banyak penerbit, toko, dan perusahaan. mengenai motor, gini aja Dit, aku kredit-in motor buat kamu, tapi tiap bulan gaji mu aku potong. soal masalah uang makan dan untuk bayar kontrakan mu, in syaa allah aku tetep kasih, dan masalah bonus kalian, tunggu sebentar ya"
Zahira meninggalkan Nadia dan Radit yang malah terlihat kebingungan.
Beberapa menit kemudian Zahira muncul membawa dua books kecil, ia duduk lalu menyerahkan books berisi hp IPhone itu kepada Nadia dan Radit. seketika Nadia dan Radit membelalakkan matanya karena tak percaya.
"Ini serius buat kita? " tanya Nadia mengambil books iPhone tersebut.
"Ini bonus untuk kalian karena dua bulan lalu novelku di rilis menjadi film, dan aku dapat proyek besar. selain laku di pemasaran, novelku juga best seller, apalagi novelku juga akan di rilis menjadi film "
Zahira tersenyum mengingat novelnya sangat banyak peminatnya dan karyanya selalu menjadi best sellers.
"Makasih Ra, akhirnya hp impianku bisa aku dapetin, aku do'ain karyamu semakin meningkat lagi, semakin berjaya, dan ke depan nya makin sukses. "
"Aamiin makasih do'a nya Dit, semua ini juga berkat bantuan kalian. "
Zahira sedikit tersenyum melihat Radit dan Nadia senang.
..."Ternyata bahagia itu sederhana, hanya melihat orang-orang terdekat kita tersenyum rasanya kita sudah sangat senang, tidak harus selalu dengan memberikan hal-hal yang luar biasa, tapi kadang bahagia itu cukup dengan melakukan hal-hal kecil yang bisa membantu orang lain itupun sudah membuat kita bahagia, allah itu selalu punya cara untuk membahagiakan hambanya. "...
"Aku mau ngajak kalian pergi setelah ini, aku ingin menunjukan sesuatu" tuturnya kepada mereka, namun tak mendapat respon dari Radit maupun Nadia.
Zahira menatap Nadia dan Radit yang tengah sibuk menatap hp yang baru Zahira kasih, melihat keduanya tak mendengarkan perkataan nya seketika tatapan Zahira menjadi dingin.
"Radit, Nadia! Kalian denger apa tidak?? " teriaknya begitu dingin.
Seketika juga Nadia dan Radit menjadi takut melihat tatapan dingin Zahira.
"Aku denger kok Ra, aku akan mandi dulu mau siap-siap" kata Nadia lalu segera masuk
karena takut Zahira marah.
Radit tersenyum kikuk dan segera meraih kunci motornya dan hp nya.
"Aku pulang ke kosan dulu ya, aku mau siap-siap juga. "
Radit hendak menyalakan motornya namun Zahira menghentikan nya.
"Keluarin mobilku dulu taro di depan pagar, lalu kamu boleh pulang.dan satu lagi pak Radit Supriadi, jangan lama-lama! "
Radit menghela nafas lalu masuk ke dalam rumah Zahira mengambil kunci mobil Zahira.
Beginilah nasibnya klo ibu bos udah kumat ngomelnya.
◈
Sekitar jam setengah lima Zahira, Nadia dan Radit sudah berangkat menuju tempat yang Zahira katakan, dan setelah menempuh perjalanan selama satu jam akhirnya mereka sampai di sebuah toko kue dan roti yang terlihat sangat ramai.
Zahira turun di ikuti 5 dan Radit masih memarkirkan mobil Zahira lalu menyusul mereka.
"Ngapain kita ke toko kue dan roti? Mau kursus membuat roti ya?" tanya Nadia yang tak mengerti karena Zahira membawa mereka ke toko kue dan roti.
Radit menarik telinga Nadia yang tertutup oleh hijab.
"Yaelah Nad, asisten macem apaan sih kamu ini? dodol banget sih, kamu nggak lihat tulisan Al Mahyra di toko ini, udah jelas ini toko milik Zahira. "
Radit dan Nadia mengoceh nggak jelas yang membuat Zahira merasa kesal.
"Kalian berdua bisa diem nggak sih? "
Seketika Nadia dan Radit diam karena Zahira terlihat kesal.
"Kalian masuk aja duluan aku nggak mau ada orang yang tahu kalo Al mahyra itu aku! Aku akan masuk lewat pintu belakang." ucapnya penuh penekanan.
..."Kadang-kadang kita berfikir untuk bahagia itu sangat sulit, tapi sekarang aku sadar bahagia itu sangatlah sederhana, tidak serumit dan sesulit pemikiran kita. "...
...Zahira Al mahyra....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!