Terletak di wilayah Gangnam, Seoul berdiri sebuah sekolah menengah atas yang berdiri dengan kokoh. Ribuan murid dari berbagai kalangan terdapat di sekolah ini.
Perundungan pun tak luput mewarnai.
Aria Kim, siswi yang sudah menjadi korban perundungan selama 2 tahun belakangan.
Dia memiliki seorang pacar, tapi pacar nya itu hanyalah memanfaatkannya.
Aria siswi yang cerdas, hanya saja fisik nya itu membuat dia menjadi bual-bualan siswa-siswa lain.
Aria memiliki tubuh yang sangat gemuk, dia juga tidak punya teman.
Sementara pacarnya hanya bisa meminta ini itu dengan Aria, dan Aria dengan senang hati menuruti. Pacar nya bernama Lucas Park terkenal akan ke playboy annya dia sekolah ini.
Hanya saja walaupun mengetahui ini, Aria tetap menyukai Lucas.
"Aria sayang, apa kau sudah menyelesaikan tugas Matematika." Manja Lucas pada Aria.
"Tentu saja sudah, kamu mau." Tanya Aria dengan wajah yang riang.
"Ini sebabnya aku menyukai mu, kau sungguh tahu apa yang aku sukai." Pukau Lucas pada Aria.
Aria tersenyum kecil dan dengan senang hati menyalin jawabannya ke buku Lucas.
"Oppa...." Panggil seorang gadis dari luar kelas.
Aria dan Lucas bersamaan melihat ke arah suara itu, untuk Aria tentu dia kesal, tapi lain untuk Lucas dia gembira.
"Aria, kau selesaikan ini ya, aku pergi dulu." Lucas mengelus rambut Aria, dan layak nya seekor kucing Aria menyukainya.
dasar b*b* akhh aku mual. Lucas.
Lucas menyapu tangannya tanpa terlihat Aria dan pergi menghampiri gadis yang memanggil nya tadi.
Aria lagi-lagi sendirian, dalam diam dia hanya melihat pemandangan itu.
.
"Oppa, apa masih pacaran dengan si gendut itu." tanya gadis yang memanggil Lucas tadi yang bernama Mina Seo.
"Apa salah nya." Tanya Lucas.
"Apa oppa tidak malu pacaran dengan dia."
"Lalu? Apa kau cemburu." Goda Lucas.
"Tentu saja." Mina menjawab dengan wajah cemberut sehingga membuat Lucas gemas dan mencium bibir Mina.
"Aku pacaran dengan dia hanya untuk memanfaatkan otak nya saja, dia tidak punya kelebihan lain selain itu, jadi kau tenang saja."
Percakapan Mina dan Lucas secara tak sengaja di dengar oleh Aria, dan betapa sakit hatinya mendengar pengakuan Lucas dan bagaimana mesra nya dia dengan Mina.
Bagaimana bisa aku pacaran dengan br*ngs*k ini, sial.
Kalian sama saja, aku gendut ya memang, tapi bagaimana jika aku bisa berubah.
Lihat saja.
.
"Opp...Lucas, aku ingin putus dari mu." Pinta Aria.
Respon yang sudah diduga Lucas sama sekali tidak peduli, entah apa dia dengar atau tidak dia mengiyakan saja.
Setelah putus dari Lucas, Aria mengambil cuti sekolahnya selama setahun. Kepergian Aria berhasil membuat orang-orang kesusahan karena tidak ada lagi Si Otak.
{ Setahun kemudian }
"Aaaa aku rindu bau sekolah." Dengan langkah percaya diri Aria kembali, pastinya dengan berbagai perubahan pada dirinya membuat orang-orang yang dulunya memandang rendah dia menjadi terpukau dan terpesona.
Lihat lah sekarang pandangan kalian membuat aku jijik saja.
Dasar tidak berguna.
Dengan tubuh yang ramping dan mulus, rambut panjang bergelombang serta wajah cantik nya membuat nya sekarang dijuluki Bunga Mawar.
Bunga Mawar apanya, bisakah kalian jangan seperti ini.
Karena berhenti selama setahun, Aria masih menempati kelas 2.
.
Setelah bel istirahat berbunyi, Aria langsung pergi menuju taman belakang sekolah.
Aria mempunyai kebiasaan baru setelah cinta nya pupus dia enggan memulai hubungan lagi dan memilih membaca cerita romantis daripada mengalaminya sendiri.
Tanpa ia sadari, seseorang terganggu dengan tawa nya.
"Hei kau apa bisa berhenti kenapa tertawa mu keras sekali." Keluh seorang siswa yang tidur nya terbangun gara-gara Aria.
Tak lama kemudian, dari arah lain Aria melihat sosok yang tak asing baginya.
astaga.
"Hei kau, jadilah pacar palsuku." Tanpa mendengar jawaban dari remaja laki-laki itu, Aria merebahkan kepala nya ke pangkuan remaja itu yang tak lain adalah Min Ho yang sekarang menatap nya dengan penuh ketidaksukaan.
Bersambung!!!
Terletak di wilayah Gangnam, Seoul berdiri sebuah sekolah menengah atas yang berdiri kokoh. Ribuan murid dari berbagai kalangan terdapat di sekolah ini.
Aria Kim seorang siswi yang berada di kalangan menengah, dia tipe pekerja keras, dengan otak yang cerdas membuat nya bersekolah dengan mengandalkan beasiswa.
Walaupun di balik kelebihan itu, Aria termasuk korban perundungan, dia memiliki bobot tubuh yang biasanya tak dimiliki siswi SMA semestinya.
"Oi b*b*, kenapa kau tidak olahraga dan kempes kan tubuh balon mu ini."
Seorang perundung menyiramkan seember air bekas pel ke tubuh Aria.
"Dasar tubuh saja yang besar seperti tong melawan saja tidak bisa."
Aria diam tanpa melawan, walaupun dia tahu kalau tenaga nya cukup untuk melempar para siswi kertas ini dia hanya menahan.
Aria tidak mau hanya karena masalah ini beasiswa nya dicabut, dia tidak punya keluarga, maka nya Aria mati-matian menahan sakit demi sekolah gratis.
Beberapa perundung itu pun pergi meninggalkan Aria yang sudah basah kuyup.
"Untung saja aku sudah biasa dengan ini." Aria mengambil baju ganti dalam tas nya dna mengganti baju kotornya dengan yang bersih.
Aria keluar dari kamar mandi dan secara langsung dia di banjiri dengan tatapan jijik karena bau air pel itu tidak hilang.
Aria hanya bisa menghembus napas dan dengan santai masuk ke kelas.
"Kira-kira ukuran pakaian nya itu berapa ya, gila besar sekali."
......
.....
.....
Aria tidak peduli dengan ocehan siswa di kelas nya itu, dia kembali belajar dengan tekun.
Tak lama kemudian seorang guru masuk dan memulai pelajaran.
Pelajaran sekolah selesai dan hari ini Aria piket, sebenarnya bukan hanya Aria yang piket ada beberapa orang lagi, tapi mereka semua melimpahkan tanggungjawabnya pada Aria.
Semua siswa telah pulang dan kini tinggal Aria sendiri.
Tapi seperti nya ada orang lain disini.
Aria mendengar suara langkah kaki yang semakin didengar semakin dekat.
Aria dengan sigap mendekati pintu dan bersembunyi dibaliknya dengan sapu yang masih di tangannya.
"Hmm...tidak ada orang."
Aria mendengar jelas apa yang dikatakan orang itu.
Merasa sesuatu orang itu pun melihat pintu disampingnya.
Kalau kau orang mesum maka habislah kau kali ini.
Dengan penuh keberanian, Aria melindungi diri saat orang itu melihat siapa yang ada di balik pintu itu.
"Aaaaakhh." Dengan sekuat tenaga Aria memukul orang itu tanpa mendengar apa yang dikatakan orang tersebut.
"Berhentiii." Teriak orang itu dan Aria pun berhenti dengan mata yang terpaku saat melihat siapa yang dia pukul.
Mati aku.
"Lu...lucas." Ucap Aria terbata-bata.
Dia tahu siapa yang dia pukul ini, siswa laki-laki yang jadi idaman remaja putri sekaligus playboy.
"Kau tahu siapa aku." Tanya Lucas.
"Ten...tentu saja."
Mendengar jawaban Aria, Lucas pun tersenyum.
"Kalau begitu aku perkenalkan diri sekali lagi, Aku Lucas Park kelas 2 -A, kau." Sambil mengulurkan jabatan tangan.
"A...aku Aria Kim kelas 2 -B." Jawab Aria menerima jabatan tangan tersebut.
"Berarti kita satu angkatan hanya beda kelas, ya".
"Iya."
Perhatian Lucas langsung teralih saat mengetahui hanya ada Aria disini.
"Apa kau piket." Tanya Lucas.
Aria mengangguk dan kembali bekerja.
"Aku bantu." tawar Lucas.
Tentu saja Aria menolak, karena pekerjaan ini tidak cocok untuk Si Pangeran Sekolah.
"Tidak...tidak perlu, aku tidak mau merepotkan mu." Aria merebut kembali sapu yang sudah di pegang Lucas.
Ck...
"Apa." Tanya Aria karena seperti nya dia mendengar Lucas berdecak kesal.
"Tidak...bukan apa-apa, kalau kau tidak mau ku bantu, izinkan aku melihat kau bekerja, ya."
Aria mengangguk dan dia kembali bertugas tanpa memedulikan Lucas.
Sebentar lagi.
Bersambung!!!
Setelah selesai, Aria merapikan kembali perlengkapan kebersihan dan menaruhnya ketempat semula.
Dilihatnya juga Lucas yang terpejam. Sepertinya dia ketiduran, pikir Aria.
Aria menghampiri Lucas. Sebelum membangunkan, terlebih dahulu Aria menatap paras Lucas yang nyatanya benar-benar tampan.
Apa orang seperti ini bisa bersamaku, suatu hari mungkin.
Aria tertawa sendiri mendengar harapan hatinya.
Itu mustahil.
Setelah puas melihat, Aria pun membangunkan Lucas.
"Lucas." Panggil Aria.
Aria menggerak-gerakkan tubuh Lucas, tapi Lucas masih belum bangun juga.
Aria memberanikan diri memilih cara ini.
"Aaww." Rintih Lucas dan langsung bangun.
"Kenapa kau menarik rambut ku." Kesal Lucas.
"Maaf...tapi kau tidak bangun-bangun saat aku panggil nama, makanya aku pilih cara ini.Sekali lagi maaf." Dengan rasa bersalah Aria membungkukan badan menghadap Lucas sebagai permintaan maaf.
Lama Lucas menatap Aria seperti itu.
"Sudahlah, kau tidak salah aku yang salah karena susah bangun kalau sudah tidur." Lucas berdiri dan menghampiri Aria yang masih membungkukan badan.
"Tegakkan tubuh mu." Pinta Lucas dan Aria pun menuruti.
"Kau tidak salah, jadi jangan merasa bersalah. Ok." Lucas mengelus lembut kepala Aria.
Aria yang mendapat perlakuan seperti ini tidak tahu mau merespon seperti apa, jadi dia hanya diam.
"Bicaralah."
"Aaa...baiklah." Dengan terbata-bata Aria menjawab.
"Baiklah, karena semakin sore sebaiknya kita pulang." Lucas membawa tas Aria.
"Ehh...emm Lucas tas itu...."
"Aku akan membawakannya untuk mu. Ayo." Lucas pun pergi keluar kelas di susul Aria.
Apa ini.
.
Lucas terus berbicara ini itu tanpa lelah, malahan Aria yang mendengarnya merasa telinga nya berdengung karena sakit.
Cerewet sekali.
"Lucas." Panggil Aria.
"Hmm."
"Kenapa kau kelas tadi, itu kan bukan kelas mu." Tanya Aria penasaran.
"Mmmm...aku hanya ingin bertemu dengan Aria saja." Jawab Lucas dengan senyum tipisnya.
"Lucas, tahu aku? Padahal kita baru saja kenalan tadi." Tanya Aria keheranan.
"Yaa...aku bertanya dengan siswa lain. Dan katanya kau piket jadi aku tunggu semua siswa lain pulang dan bertemu dengan mu, siapa yang menduga kedatangan ku disambut sebuah sapu dari mu." Lucas tertawa mengingat kejadian tadi.
Aria hanya bisa ikut tertawa dan lagi-lagi merasa bersalah.
"Apa Lucas tidak malu bersama dengan ku berdua seperti ini." Tanya Aria dengan wajah tertunduk melihat tubuhnya sendiri seperti apa.
Lucas melihat ketidaksukaan Aria pada dirinya sendiri.
"Buat apa aku malu, kau manusia kan aku juga manusia, kita sama. Jangan merasa rendah diri dengan penampilan diri sendiri, percaya dirilah. Kau mengerti."
Begitulah Lucas memberikan pengertian pada Aria.
Yang mana langsung merasuk kedalam hati Aria dan seketika itu pula Aria mulai membuka hati nya untuk Lucas.
.
"Terima kasih ya sudah mengantar ku sampai ke rumah." Ucap Aria.
"Ini bukan apa-apa, apa besok aku juga boleh mengantar mu bahkan menjemputmu aku juga bisa." Tawar Lucas.
Aria merasa tidak nyaman karena jika para siswa lain melihat kedekatan nya dengan Lucas, maka habis lah dia.
"Tidak usah. Aku baik-baik saja." Tolak Aria.
"Baiklah. Jika kau butuh bantuan hubungi saja ya, nomor ku ada di saku tas mu."
Lucas menunjuk saku tas Aria.
"Kalau begitu aku pulang. Dah Aria." Lucas berlalu pergi meninggalkan Aria tanpa melirik ke belakang lagi.
Apa aku yang terlalu percaya diri kalau dia menyukaiku.
Tapi kenapa?.
Kepala Aria penuh dengan pikiran "kenapa Lucas yang baru dia kenal beberapa jam lalu sudah sedekat ini dengannya.
Semoga harapan ku terkabul.
Aria pun masuk ke rumah setelah tidak terlihat lagi sosok Lucas.
Bersambung!!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!