SelamatMembaca...
...🍁🍁🍁...
Seperti biasa pada saat jam istirahat sebagian para siswa dan siswi menghabiskan waktunya untuk mengisi perut mereka di kantin.
Seperti di SMK Karya Pelita sekarang, kantin terlihat sangat ramai, sebagian siswa dan siswi berdesakan untuk memesan makanan mereka.
Sama halnya dengan seorang bernama lengkap Valencia Floryna Hermawan, setelah berdesakan dengan para siswa dan siswi beberapa menit, akhirnya pesanan miliknya ia dapatkan juga. Valencia langsung saja menuju meja dimana ketiga sahabatnya berada.
Setelah sampai disana Valencia pun langsung memakan nasi goreng miliknya dengan begitu lahap, jujur saja saat ini Valencia begitu lapar karena tadi pagi ia tidak sarapan apapun, Valencia terus saja menyantap nasi gorengnya dan mengabaikan tatapan ketiga sahabatnya.
Valencia mempunyai tiga sahabat bernama lengkap Bella Larasati, Clara Keylova dan yang terakhir Joana Agnesia. Mereka bersahabat sejak kelas 10 semester 2, mungkin karena mereka satu frekuensi jadi mereka berempat memutuskan untuk bersahabat.
Joana, bella dan Clara kompak menggeleng pelan ketika melihat cara makan Valencia yang jauh sekali dari kata anggun. Sepertinya Valencia begitu lapar hingga makan dengan kalap. Walaupun mereka tahu, kalau Valencia memang mempunyai hobi makan bahkan tidak ada kata kenyang dalam kamus hidup Valencia. Tapi, entah kenapa cara makan Valencia hari ini begitu berbeda tidak santai seperti biasanya.
Kadang ketiga sahabatnya itu sering mengejek Valencia gendut, tapi Valencia hanya menganggap itu sebuah candaan. Faktanya ia makan banyak sekalipun tetap saja berat badannya susah naik dan bentuk tubuhnya pun tetap saja ideal tidak gendut seperti ejekan ketiga sahabatnya.
"Pasti saat ini Valen sangat kelaparan melihat cara makannya tidak begitu santai." Sahut Joana yang masih menatap ke arah Valencia.
"Tidak lama lagi tubuh Valen akan semakin melebar." Timpal Bella sambil tertawa renyah karena membayangkan tubuh Valencia yang berubah menjadi lebar.
Clara menatap menilai ke arah Valencia. "Aku rasa Valen sekarang memang agak gendut. Coba kalian lihat pipinya, entah kenapa jadi tambah chubby."
Valencia menatap ketiga sahabat nya dengan mata menyipit. "Aku gendut seperti ini saja, sudah banyak mematahkan hati para pria bagaimana kalau aku mempunyai tubuh yang ideal." Valencia mengatakan itu dengan nada sombong.
Joana terperangah ketika mendengar ucapan percaya diri yang keluar dari mulut Valencia, walaupun itu memang benar. "Kau benar Valen, tapi jangan lupa hatimu juga pernah dipatahkan oleh seorang pria hingga membuat dirimu balas dendam dengan pria lain."
"Bahkan mirisnya lagi kau ditinggalkan oleh pria itu dengan alasan yang tidak jelas dan tidak lama kemudian pria itu malah mempunyai kekasih baru." Clara ikut menambahi ucapan Joana.
Mendengar ucapan Joana dan Clara yang begitu telak, pedas, menusuk, dan tepat sasaran mengenai jantungnya membuat Valencia meringis pelan.
Memang benar Valencia dulu pernah patah hati karena seorang pria, wajar saja dia patah hati mengingat hubungan mereka sudah lumayan lama tapi pria itu malah memilih meninggalkannya dengan alasan yang klise dan setelah mereka putus dua minggu kemudian pria itu malah mempunyai kekasih yang baru dan itu membuat Valencia geram dan melampiaskan rasa sakit dihatinya pada pria lain.
Terkadang Valencia sering kali merutuki dirinya yang masih saja sedih ketika mengingat kenangan dirinya bersama pria itu, padahal sudah seharusnya Valencia melupakan semua tentang pria itu tapi entah kenapa susah sekali membuang pria itu dari hatinya.
"Ucapan kalian berdua berhasil membuat Valen kembali mengingat pria sialan itu." Bella menyahut sambil melihat menunjuk ke arah Valencia.
Joana dan Clara menjadi merasa bersalah karena ucapan mereka membuat Valencia kembali sedih mengingat pria itu.
"Maaf Valen, mulutku refleks mengatakan itu. Aku tidak akan mengulanginya lagi." Joana berjanji dengan ekspresi merasa bersalah.
"Aku juga minta maaf karena mulutku begitu ceplas-ceplos dan membuatmu kembali sedih karena membahas pria itu." Clara ikut meminta maaf.
Valencia tersenyum menatap ketiga sahabatnya, Valencia tahu kalau sahabatnya itu tidak bermaksud untuk membuat dirinya kembali sedih. "Jangan khawatir, masa sedih ku sudah berakhir, sudah seharusnya bukan aku melupakan semua tentang pria sialan itu. Pria sialan itu memang harus segera dilupakan."
Joana menepuk pelan bahu Valencia kebetulan Joana saat ini sedang duduk disebelah Valencia. "Jangan dipaksa, aku tahu melupakan itu tidak mudah apalagi mengingat kau menjalani hubungan dengan pria itu selama dua tahun. Jika kau ingin menangis, maka menangislah biar bebanmu tentang pria itu sedikit hilang."
Valencia menggeleng pelan dan menampilkan senyumnya. "Aku tidak ingin menangisi pria itu lagi, air mataku terlalu berharga untuk menangisi pria brengsek seperti dia. Lagi pula masih banyak pria baik diluar sana yang bersedia untuk membantuku melupakan pria itu."
Clara tersenyum mendengar ucapan Valencia. "Ternyata sahabatku sudah mulai dewasa. Kau benar Valen, masih banyak diluar sana pria baik yang mau membantumu untuk melupakan pria itu."
"Lagi pula kau masih memiliki kami yang selalu ada untukmu." Timpal Bella yang juga ikut tersenyum.
Valencia terkekeh pelan. "Rasanya aku ingin memeluk kalian."
"Ayo, kita berpelukan." Joana pun memeluk Valencia setelah itu Bella dan Clara pun beranjak dari kursi mereka dan juga ikut berpelukan mengabaikan beberapa pasang mata yang menatap heran ke arah mereka berempat.
Valencia bersyukur ia masih mempunyai sahabat yang selalu ada dan perduli padanya. Walaupun mereka bersahabat ketika kelas 10, tapi Valencia merasa mereka berempat seperti telah bersahabat sejak lama, Valencia juga menganggap sahabatnya seperti keluarga sendiri.
Bersahabat dengan mereka seperti Valencia menjadi dirinya sendiri, ia bebas mengekspresikan dirinya tanpa ada rasa canggung.
"Lebih baik sekarang kita kembali makan, sepertinya sebentar lagi bel masuk akan berbunyi." Bella menyahut sambil melihat ke arah jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
Clara mengangguk mengiyakan. "Kau benar Bella, kita harus segera menghabiskan makanan kita."
Mereka pun melepaskan pelukannya dan kembali duduk dikursi masing-masing dan melanjutkan kegiatan makan mereka yang sempat tertunda, sesekali mereka berempat menyelipkan candaan dan itu membuat mereka tertawa.
...🍁🍁🍁...
"Valen, bagaimana sekolahmu hari ini? Apa ada tugas?" Tanya Risa Hermawan Ibu nya Valencia.
Keluarga Valencia bisa dikatakan harmonis, ia mempunyai Ibu, Ayah dan dua Kakak pria. Ayah nya bernama lengkap Hery Hermawan
Sedangkan Kakak pertamanya bernama Raga Hermawan dan Kakak keduanya bernama Farel Hermawan. Hidup dikeluarga Hermawan membuat Valencia begitu dimanja dan dilimpahkan kasih sayang.
Selain bersyukur karena mendapatkan sahabat yang begitu menyayanginya, Valencia juga bersyukur karena terlahir dikeluarga Hermawan.
Walaupun hanya tinggal dirumah sederhana dan tidak mewah tapi itu sudah cukup membuat Valencia bahagia. Ayah nya hanya seorang penjual roti dan usaha itu sudah Ayah ku tekuni sejak dia masih muda dan belum menikah dengan Ibu. Walaupun Ayah ku hanya seorang penjual roti setidaknya Ayah ku telah berhasil mendirikan toko roti miliknya sendiri bahkan penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolahku serta biaya kuliah kedua Kakak ku.
Saat ini Valencia sedang duduk diatas sofa sambil menonton acara televisi bersama Ibu nya, sesekali Valencia akan memakan cemilan yang ada ditangannya. "Sekolah ku menyenangkan. Hari ini tidak ada tugas, para guru masih sibuk mengurus pelepasan magang senin nanti."
"Bagaimana denganmu, apa kau sudah menemukan tempat magang?" Tanya Risa tatapannya masih fokus ke arah televisi.
"Sudah Ibu, padahal aku ingin magang di Syden Corp mengingat jarak perusahaan itu dari rumah lumayan dekat. Tapi, wali kelas melemparku ke Aldebaran Company dan keputusan itu tidak bisa diganggu gugat." Jawab Valencia panjang lebar.
Mata Risa membulat sempurna ketika mendengar ucapan Valencia. "Aldebaran Company, astaga perusahaan itu sangat besar dan terkenal, Ibu tidak menyangka kau ditempatkan magang disana."
Valencia mengangguk tanda mengiyakan ucapan Ibu nya. "Aku juga tidak menyangka Bu, padahal nilai ku standar tapi malah ditempatkan di perusahaan yang besar."
"Mungkin keberuntungan sedang memihak padamu."
Valencia hanya diam tidak membalas ucapan Ibu nya dan sesekali ia kembali memakan cemilan yang sedikit lagi akan habis.
"Lalu, bagaimana dengan temanmu? Mereka magang dimana?" Tanya Risa lagi.
"Joana dan Clara mereka magang di Maxton Corp sedangkan Bella dia magang di perusahaan milik Ayah nya sendiri yaitu Winata Group." Jawab Valencia.
Risa mengangguk mengerti. "Berarti hanya Joana dan Clara yang satu tempat magang."
Valencia mengangguk pelan. "Iya Ibu, aku sedikit sedih karena sebentar lagi akan berpisah dengan mereka selama 6 bulan."
Risa mengusap kepala Valencia pelan, wajar saja putri kesayangannya ini merasa sedih karena Valencia begitu menyayangi sahabatnya, ia bersyukur karena Valencia mempunyai teman yang baik di sekolah.
"Kalian hanya berpisah sebentar, lagi pula kalian masih bisa bertemu diwaktu luang."
Valencia tersenyum. "Ibu benar, aku masih bisa bertemu mereka diwaktu luang."
"Ibu bersyukur di sekolah kau mempunyai teman yang baik." Ujar Risa.
"Aku juga bersyukur Ibu karena memiliki sahabat seperti mereka." Balas Valencia dengan senyum yang masih melekat dibibirnya.
"Ibu harap persahabatan kalian tetap awet." Harap Risa.
"Aku juga berharap begitu Bu."
Risa melihat ke arah jam di dinding, sekarang jam menunjukkan pukul 21.45. Mungkin karena mereka terlalu asik mengobrol membuat waktu terasa berjalan begitu cepat. "Lebih baik sekarang kita tidur. Besok kau harus sekolah."
Valencia mengangguk patuh, ia pun meletakkan cemilan yang ia makan diatas meja. "Baik Ibu, aku akan tidur. Selamat malam Ibu." Setelah mengucapkan itu Valencia pun beranjak dari sofa dan menuju ke arah kamarnya.
Risa pun mematikan televisi setelah itu Risa menuju kamarnya dan tidur tepat disebelah suaminya yang telah tertidur lebih dulu.
...🍁🍁🍁...
SelamatMembaca...
...🍁🍁🍁...
Hari ini, kegiatan belajar mengajar dikosongkan, karena guru masih sibuk untuk mengurus pelepasan magang untuk hari senin mendatang. Membuat para siswa dan siswi mempunyai kesempatan untuk keluyuran kemana pun, bahkan ada juga sebagian siswa dan siswi yang memilih membolos dari sekolah lantaran bosan terlalu lama berdiam diri di sekolah.
Jika ditanya apakah Valencia pernah bolos atau tidak maka jawabannya tidak, karena Valencia tidak mempunyai nyali yang besar untuk menantang peraturan sekolah yang tidak memperbolehkan siswa dan siswinya bolos.
Valencia juga tidak ingin terkena atau pun terlibat dalam masalah, ditambah lagi mereka ingin melaksanakan kegiatan magang, jadi Valencia memilih alternatif yang aman yaitu menaati peraturan yang ada di sekolahnya.
Saat ini Valencia bersama ketiga sahabatnya sibuk dengan obrolan mereka dan mengabaikan keadaan kelas yang begitu berisik. Beginilah kelas Valencia ketika guru tidak masuk pasti akan berisik, tapi Valencia tidak masalah akan hal itu selagi tidak mengusik dirinya.
"Ternyata waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa dua hari lagi senin akan tiba, itu tandanya kita semua akan pergi melaksanakan magang." Joana berucap yang saat ini sedang duduk dikursinya sambil menatap ke arah tiga sahabatnya dengan ekspresi sedih.
Bella mengangguk lesu menanggapi ucapan Joana, hari ini adalah hari terakhir semua para siswa dan siswi kelas 11 berada di sekolah, karena ketika senin tiba semua para siswa dan siswi mulai melaksanakan kegiatan magang sesuai dengan perusahaan yang telah ditentukan oleh wali kelas masing-masing.
Ketika menginjak kelas 11 semester 4 para siswa dan siswi diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan magang, selain untuk menambah nilai kegiatan magang juga bertujuan agar para siswa dan siswi mengetahui bagaimana dunia kerja sesungguhnya.
Jika ada siswa dan siswi tidak tuntas atau membuat masalah yang fatal ketika magang, maka mereka tidak akan naik ke kelas 12 dan mereka pun harus kembali mengulang magang tahun depan.
Valencia berharap semoga dirinya dapat menyelesaikan magang dengan baik tanpa terlibat masalah apapun, jika ia sampai terlibat masalah bisa saja dirinya akan terancam tidak naik ke kelas 12 dan Valencia tidak ingin itu terjadi padanya.
"Mengingat itu hanya membuatku sedih." Valencia ikut menyahut dengan wajah tidak bersemangat.
"Aku pasti akan sangat merindukan kalian. Aku harap selama magang kita berempat tidak putus komunikasi." Timpal Clara yang saat ini sedang duduk diatas meja milik Joana.
"Tapi, kau magang tidak sendirian karena kau satu tempat dengan Joana." Ujar Bella pada Clara.
Clara menghembus napas pelan. "Ya, memang benar, tapi bisa saja bukan kami tidak satu ruangan mengingat perusahaan tempat kami magang lumayan besar."
Joana bertopang dagu sambil mendengarkan ucapan sahabatnya. "Yang diucapkan Clara memang ada benarnya. Walaupun kami satu tempat magang, bisa saja kami terpisah ruangan. Tapi, aku berharap semoga satu ruangan, jadi aku tidak kesepian." Setelah mengatakan itu Joana menampilkan senyum yang memperlihatkan jejeran giginya yang putih.
"Ini hanya magang bukan, kita berempat masih bisa bertemu diwaktu luang." Valencia ikut menimpali obrolan sahabatnya.
Clara mengangguk tanda mengiyakan ucapan Valencia. "Benar yang dikatakan Valencia, kita masih bisa bertemu, jadi berhenti bersikap dramatis seolah kita tidak dapat bertemu lagi selamanya."
Bella terkekeh mendengar ucapan Clara. "Aku suka ucapan telakmu, Clara."
"Aku berharap, semoga aku dapat melaksanakan magang dengan baik tahun ini." Harap Valencia.
Joana menghembus napas pelan. "Entah kenapa aku jadi gugup melaksanakan magang senin nanti."
Bella mengangguk tanda setuju dengan ucapan Joana. "Aku juga, rasanya gugup bercampur takut, aku takut jika nanti ditempat magang susah beradaptasi dan tidak mempunyai teman."
"Tenang saja, kau pasti bisa beradaptasi dengan cepat dan juga mempunyai teman, jika tidak ada yang mau berteman denganmu kau tinggal melapor saja pada Ayah mu, gampang bukan." Clara memberi saran untuk Bella diakhir ucapannya.
Mulut Bella ternganga ingin membalas ucapan Clara, tapi Bella kembali mengatupkan mulutnya lantaran dirinya kehilangan kata-kata.
Mereka berempat pun diam tidak ada yang berbicara lagi, sedangkan Joana ia seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Dari pada kita terus saja sedih mengingat senin nanti magang telah dimulai, bagaimana kalau malam ini kita berempat menghabiskan waktu untuk bersenang-senang." Joana menyuarakan isi pikirannya.
Mendengar itu Valencia langsung mengangguk antusias. "Benar, lebih baik, kita malam ini menghabiskan waktu untuk bersenang-senang."
"Lalu, kita akan pergi ke mana nanti malam?" Tanya Clara pada tiga sahabatnya.
Bella berpikir akan pergi kemana mereka berempat. Kalau pergi ke cafe sepertinya itu percuma, tiga sahabatnya tidak akan mau pergi kesana menurut mereka cafe sangat membosankan. Tiba-tiba saja satu tempat muncul dikepala Bella, ia yakin pasti ketiga sahabatnya akan setuju pergi kesana."
"Bagaimana kalau nanti malam kita pergi ke timezone." Bella memberi saran.
"Aku setuju, mengingat kita sudah lama tidak pergi kesana." Ujar Joana yang setuju dengan saran Bella. "Bagaimana dengan kalian?" Tanya Joana sambil menunjuk pada Valencia dan Clara.
Clara mengangguk tanda setuju. "Tentu saja aku setuju kalau kita pergi ke timezone."
"Ya, aku juga setuju. Tapi, kita akan ke timezone di Mall yang mana?" Valencia bertanya pada tiga sahabatnya.
Clara, Joana, dan Bella kembali berpikir Mall apa yang akan mereka datangi nanti malam.
"Bagaimana kalau di Mall Pondok Indah." Joana memberi saran.
Valencia mengangguk bersemangat. "Aku setuju dengan saranmu Joe, dulu aku memang berencana pergi kesana untuk membeli novel tapi tidak pernah kesampaian."
"Kita pergi jam berapa?" Clara bertanya.
"Bagaimana kalau jam 7, kita pergi kesana pakai mobilku saja." Bella memberi saran.
"Oke, kami bertiga akan datang ke rumahmu sebelum jam 7 setelah itu kita akan berangkat bersama dengan mobilmu." Ujar Joana pada Bella.
Valencia menatap ke arah jam yang ada di dinding kelas nya. Sekarang jam menunjukkan puku 15.55 berarti 5 menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi.
"Sebentar lagi bel pulang berbunyi." Valencia memberitahu.
Mendengar ucapan Valencia otomatis Clara, Joana dan Bella menatap ke arah jam didinding.
Tidak lama kemudian bel pulang pun berbunyi dan itu sukses membuat kelas Valencia kembali heboh, langsung saja teman sekelasnya mengambil tas mereka dan berjalan keluar kelas untuk pulang ke rumah.
Valencia hanya menggeleng pelan melihat teman sekelasnya yang berdesakan menuju pintu keluar kelas, berada dikelas ini membuat Valencia seperti masih duduk dibangku SMP.
"Ingat sebelum jam 7 kalian bertiga harus sudah berkumpul di rumahku." Peringat Bella pada tiga sahabatnya.
Valencia, Clara, dan Joana serempak menganggukkan kepala mereka sambil tersenyum.
"Ayo kita ke parkiran bersama." Ajak Valencia pada tiga sahabatnya.
Valencia memakai tas ransel nya terlebih dahulu setelah itu baru ia dan tiga sahabatnya berjalan keluar kelas dan langsung menuju parkiran.
...🍁🍁🍁...
SelamatMembaca...
...🍁🍁🍁...
Malam pun telah tiba, kini Valencia, Joana, dan Clara sudah berkumpul di rumah Bella. Saat ini mereka sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu Bella turun dari kamar nya.
Terkadang sesekali mereka memakan cemilan yang telah disediakan oleh pelayan Bella, setidaknya memakan cemilan membuat rasa bosan mereka sedikit terobati karena menunggu bella yang sedari tadi belum juga turun dari kamar nya.
"Aku heran, kenapa Bella lama sekali keluar dari kamar nya." Sahut Clara sambil sesekali memakan cemilan.
"Mungkin, dia sedang merias wajahnya." Balas Valencia santai.
Clara memutar matanya. "Kita hanya pergi ke Mall untuk bersenang-senang, bukan pergi ke acara formal, jadi tidak perlu merias diri terlalu lama."
"Kau seperti tidak tahu Bella saja, dia memang selalu lama hanya untuk merias diri." Joana ikut menimpali.
"Itu, Bella sedang menuju kemari." Tunjuk Valencia ke arah Bella yang sedang turun dari anak tangga dan menuju ke arah mereka.
Sontak Clara dan Joana pun menatap ke arah tangga, akhirnya setelah lama menunggu Bella turun dari kamar nya.
"Kenapa kau lama sekali?" Tanya Clara pada Bella yang saat ini sedang berdiri didekat Valencia.
"Aku harus merias diri secantik mungkin sebelum pergi." Bella menyengir.
Clara berdecak pelan. "Ternyata, kau mengingatkan kami untuk datang sebelum jam 7, hanya untuk menunggumu yang lama sekali merias diri."
Mendengar ucapan sarkas Clara membuat Bella tak enak hati karena telah membuat tiga sahabatnya menunggu lama. "Maaf karena telah membuat kalian menunggu lama." Bella meminta maaf.
"Sudahlah jangan mendebatkan masalah itu, lebih baik kita sekarang berangkat untuk bersenang-senang." Ujar Joana menyudahi perdebatan antara Clara dan Bella.
"Ayo kita berangkat sekarang." Seru Bella girang, langsung saja Bella mengajak tiga sahabatnya segera pergi menuju mobil miliknya.
Setelah Bella melihat tiga sahabatnya sudah masuk kedalam mobil barulah ia melajukan mobilnya menuju ke Mall Pondok Indah.
Hanya membutuhkan waktu 25 menit untuk mereka sampai ke Mall Pondok Indah. Mereka berempat bersyukur malam ini jalanan tidak macet, membuat mereka cepat sekali sampai. Mungkin, jika macet mereka membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai kesini.
Valencia dan tiga sahabatnya pun keluar dari mobil, Valencia melihat kearah sekitarnya yang begitu ramai masuk ataupun keluar dari Mall tersebut.
"Apa kita langsung ke timezone?" Tanya Joana pada tiga sahabatnya.
"Tentu saja, kita langsung pergi ke timezone, karena aku sudah tidak sabar untuk mengalahkanmu dalam permainan melempar bola basket." Sahut Bella begitu antusias pada Joana.
"Kalian duluan saja, aku ingin pergi ke Gramedia dulu untuk membeli novel." Ujar Valencia.
"Kau ingin ditemani." Tawar Clara pada Valencia.
Valencia menggeleng pelan sambil tersenyum. "Tidak perlu, kalian duluan saja pergi ke timezone, nanti aku akan menyusul."
"Kau yakin." Joana memastikan
Valencia kembali mengangguk. "Ayolah, aku sudah besar, jadi aku tidak masalah kalau kesana sendirian."
"Baiklah, ayo girls kita ke timezone." Seru Bella, "Sampai jumpa di timezone Valen." Setelah mengucapkan itu, Bella pun langsung menarik tangan Joana dan Clara untuk menuju ke timezone.
Melihat ketiga sahabatnya telah menghilang dari pandangan Valencia baru ia melangkahkan kakinya pergi menuju Gramedia yang berada dilantai 3.
Beberapa menit kemudian Valencia telah berdiri didepan Gramedia, tanpa membuang waktu lagi Valencia pun langsung masuk kedalam untuk berburu novel.
Mata Valencia berbinar ketika ia melihat banyak novel yang berjejeran rapi di rak. Mungkin, jika ia orang kaya seperti Bella, pasti ia sudah memborong semua novel disini dan membuat perpustakaan pribadi di rumah nya.
Bella sahabat Valencia yang satu itu memang berasal dari keluarga kaya, mungkin Ayah nya bisa saja membeli Mall ini jika Bella menginginkannya. Walaupun Bella berasal dari keluarga kaya, dia tidak pernah sombong atau pamer harta milik keluarganya.
Valencia kembali fokus mencari-cari novel dan tidak lupa ia juga membaca sinopsis yang tertera dibelakang novelnya. Setelah hampir 20 menit, akhirnya Valencia menemukan satu novel bergenre romance yang menarik perhatiannya.
Valencia sangat suka sekali novel bergenre romance, apalagi dibumbui dengan action serta fantasi, ditambah lagi alur cerita yang sulit ditebak itu membuat Valencia semakin menyukainya.
Langsung saja Valencia menuju kasir untuk membayar novel pilihannya. Setelah membayar Valencia pun segera pergi menuju timezone, ia tidak ingin dapat ceramah dari tiga sahabatnya karena dirinya terlalu lama berdiam diri di Gramedia.
Tidak membutuhkan waktu lama Valencia pun telah sampai di timezone, ia pun masuk kedalam dan mencari keberadaan tiga sahabatnya. Mata Valencia terus mencari, sampai akhirnya ia melihat Bella dan Joana sedang bertanding melemparkan bola basket kedalam ring. Valencia pun mempercepat langkahnya untuk menghampiri tiga sahabatnya itu.
"Coba kau lihat siapa yang menang." Seru Joana pada Bella dengan napas yang memburu, sambil menunjuk ke arah skor yang tertera dilayar, "Kau terlalu percaya diri untuk mengalahkanku, padahal kau masih payah dalam permainan ini."
"Aku tidak payah, kau saja yang terlalu cepat melempar bola basketnya dan membuatku kalah." Bella membela dirinya.
Joana tersenyum miring. "Poin kita beda jauh, poin milikmu 70 sedangkan poin milikku 200."
"Kalian sudah beranjak dewasa, tapi kalian masih saja suka mendebatkan hal kecil seperti itu." Sahut Valencia menengahi perdebatan antara Bella dan Joana.
"Valen, kenapa kau lama sekali membeli novel?" Tanya Clara dengan alis terangkat.
"Aku harus membaca sinopsis novelnya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya." Jawa Valencia pada Clara.
"Sekarang giliran kalian yang bertanding." Tunjuk Joana pada Valencia dan Clara.
"Ayo kita bertanding, siapa yang kalah orang itu harus mentraktir boba." Tantang Clara pada Valencia.
Valencia menampilkan smirknya. "Dengan senang hati aku menerima tantanganmu, Clara."
"Wah sepertinya pertandingan kali ini akan seru." Sahut Bella bersemangat.
Valencia menyerahkan novel yang baru saja ia beli kepada Bella. "Aku titip novel milikku."
Bella hanya mengangguk dan mengambil novel tersebut dari tangan Valencia.
Valencia maupun Clara telah bersiap-siap untuk bertanding.
Sebelum permainan dimulai, Joana pun menggesekkan kartu timezone terlebih dahulu. Setelah itu, Valencia dan Clara langsung berlomba melemparkan bola basket kedalam ring untuk memperoleh poin yang banyak.
Joana dan Bella pun berteriak heboh ketika melihat Valencia dan Clara begitu bersemangat untuk mendapatkan poin yang banyak. Hingga membuat beberapa pasang mata menatap ke arah mereka.
Permainan pun berlangsung selama 20 menit, Clara dan Valencia pun memutuskan untuk mengakhiri permainan karena lelah. Valencia tersenyum menatap kearah Clara dengan napas yang memburu serta keringat yang membanjiri dahinya.
"Aku mengalahkanmu, Clara."
"Aku akui kau begitu hebat jadi kau pantas memenangkan permainan ini." Balas Clara sambil mengatur napasnya.
"Perutku lapar, bagaimana kalau kita makan terlebih dahulu, baru setelah itu kita lanjut bersenang-senang." Saran Bella pada tiga sahabatnya.
Joana mengangguk tanda setuju dengan saran Bella. "Aku juga lapar, lebih baik kita makan saja dulu."
"Kebetulan cacing diperutku sedang demo saat ini ingin diberi makan, jadi aku setuju kalau kita makan terlebih dahulu sebelum lanjut bersenang-senang." Ujar Valencia, "Clara kau tidak lupa dengan kesepakatan kita bukan." Valencia mengingatkan Clara.
Clara menghembus napas pelan. "Tentu saja aku tidak lupa, setelah makan aku akan mentraktir boba untuk kalian."
"Ayo kita cari makan yang enak." Seru Bella girang.
Mereka berempat pun pergi keluar dari timezone dan menuju tempat makan untuk mengisi perut mereka yang lapar.
...🍁🍁🍁...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!