NovelToon NovelToon

Manisnya Madu

1

Sabtu siang.

Dewi membuka pintu saat seseorang memencet bel rumahnya. Ternyata ibu mertuanya, nyonya Ambar Mamanya Johan suaminya. "Apa kabar Ma? " sapa Dewi meraih tangan ibu mertuanya menunduk mencium punggung tangannya, kemudian mereka duduk di sofa.

"Tentu saja kabar tidak baik sebelum kalian memberi kami cucu." ketus Nyonya Ambar pada Dewi.

Usia pernikahan Dewi dan Johan baru lima tahun tapi mertuanya dari tiga tahun yang lalu sudah ribut masalah cucu.

"Maaf Ma ." ucap Dewi menunduk tidak tau mau bagaimana lagi, Yang maha Kuasa belum memberi kepercayaan.

"Sebaiknya kamu biarkan Johan menikah lagi, bukankah laki-laki bisa nikah lebih dari satu dalam agama kita." ujar Nyonya Ambar lagi setelah Dewi duduk kembali membawa dua cangkir teh.

glek, yang benar saja. Poligami ?

"Baiklah Ma, nanti coba saya usulkan." entah kenapa kalimat itu yang keluar dari mulut Dewi.

Apakah aku akan sanggup, Ya Tuhan kuatkan imanku.

"Saya harap tahun depan keturunan Johan sudah ikut merayakan lebaran di rumah mewah kalian ini." ujar Nyonya Ambar sebelum melangkah pergi.

"Ma, gak makan siang dulu? Dewi masak soto daging angsa kesukaan Mas Johan." tawar Dewi pada Mama mertuanya.

"Tidak usah, jangan beri saya makan sebelum kalian memberi saya cucu!" jawab Ambar masih ketus bahkan tehnya saja tidak di minum. Nyonya Ambar masuk mobil dan memerintahkan supirnya jalan.

Dewi mematung di depan pintu, menarik napas dalam-dalam. Kehadiran mertuanya selalu saja membuat pnunomia nya kambuh.

*****

Menjelang isya.

Johan terhempas di samping sekretarisnya Shopie lalu bergegas ke kamar mandi. Sudah waktunya pulang di mana istri tercintanya Dewi sedang menunggu.

Sebulan setelah Shopie jadi sekretaris Johan, ia baru tau kalau Johan adalah suami Dewi teman sekelasnya waktu Sekolah menengah pertama dulu. Shopie sangat cemburu dengan kehidupan Dewi yang sangat sempurna. Punya suami tampan, tajir melintir dan sangat mencintai nya.

Sudah lima tahun Shopie jadi sekretaris Johan. Ia mendekati Johan melalui Dewi sekarang sudah dua tahun mereka berhubungan di belakang Dewi.

Keluar dari kamar mandi Johan telah mengenakan pakaiannya lagi. Melihat Shopie masih berbaring ia pun berkata.

"Kamu masih belum mau pulang?"

"Johan kapan kamu mau nikahi aku, aku gak keberatan walau hanya nikah siri." Shopie bangun dan memeluk Johan dengan tubuh polosnya.

Johan melepaskan pelukan Shopie.

"Tidak ada komitmen pernikahan, itu sudah perjanjian dari awal saat pertama kali kamu menggoda ku. Sudahlah aku pulang dulu kalau kamu masih mau di sini, terserah."

Kemudian Johan meninggalkan Shopie di hotel, lama-lama ia bosan dengan rengekan Shopie beberapa bulan ini yang minta dinikahi. Walau Johan mengakui Shopie sangat bisa memuaskan nya tapi ia sangat mencintai istrinya Dewi dan Dewi tidak mau di poligami.

"Shopie bersabarlah, setidaknya Johan masih menginginkan mu untuk melayani nya dan memanjakan mu dengan uang bulanan yang lebih dari cukup itu." Hibur Shopie pada diri sendiri setelah kepergian Johan. Yang membuat Shopie merasa spesial adalah Johan tidak memiliki wanita lain selain dirinya dan Dewi.

Seperti biasa jika selesai meeting di luar kantor mereka akan habiskan waktu satu jam berikutnya melakukan ritual panas. Bahkan di kantor pada jam sibuk kalau Johan lagi mau, Shopie lah yang jadi pelampiasan nya.

Sampai kapan gak tau lah, dalam hati Johan.

Johan sering merasa bersalah pada Dewi namun karena nafsunya yang gak kadang kadang gak bisa dikontrol, sehingga ia kasihan pada Dewi yang sering kewalahan melayani nya. Sedangkan Shopie sangat ahli dalam memenuhi kebutuhannya yang satu itu.

Shopie yang pertama menggoda Johan, lama-lama Johan takluk juga dengan godaan Shopie. Tapi belakangan ini Shopie minta hubungan mereka dihalalkan, bisa bahaya kalau ketahuan istriku, dalam hati Johan.

Johan memacu mobilnya agar segera sampai di rumah. Ia tidak mau melewatkan makan malam bersama Dewi yang telah memasak untuknya.

Tiba di kediaman mewahnya ia disambut Dewi istrinya dengan tatapan hangat dan pelukan mesra. Tak lupa Johan mendaratkan kecupan hangat di kening istrinya. "Bagaimana kabarnya hari ini, sayang?" tanya Johan pada Dewi sambil membuka sepatunya.

"Baik mas, tadi Mama datang lagi." jawab Dewi. "Mama mendesak terus kapan kita akan memberi nya cucu, mas."

"Biarkan saja, Tidak usah didengarkan sayang. Kamu masak apa hari ini, kenapa mas tidak ditawari makan." ujar Johan mencubit pipi Dewi mesra.

"Mas mandi dulu gih, aku siapkan meja."

"Baiklah sayang, mas mandi dulu." dengan mesra Johan mengecup bibir istrinya kilas.

Kemudian Johan masuk ke kamar mereka di lantai dua. Selesai mandi Johan menemui Dewi di ruang makan.

Seperti biasa Dewi melayani Johan dari mengambil piring, mengisi nasi dan sayur serta lauk pauknya.

Selesai makan mereka duduk santai di ruang tengah menonton televisi. Dewi bersandar di dada Johan, dagu Johan di pucuk kepala istrinya.

"Mas, bagaimana kalau kita cari seorang perempuan yang mau dihamili." suara Dewi tiba-tiba mendongak pada Johan.

"Maksudnya apa sayang?" tanya Johan merasa aneh dengan perkataan Dewi.

Apa dia mau aku kawin lagi tapi tidak mungkin! Bukankah Dewi mengancam cerai kalau aku ketahuan nikah lagi. Kalau tidak diancam cerai, sudah lama aku mau poligami tidak perlu berzinah dengan shopie.

"Iya, kita kontrak dia. Kalau dalam enam bulan gak hamil kita tukar lagi dengan yang lain. Tapi gak boleh gadis lho mas, harus janda punya anak jadi gak baper-an kalau anaknya lahir kita ambil." jelas Dewi.

Dewi sudah pasrah dengan kehamilannya. Secara ia sudah tiga kali keguguran. Johan sudah berusia 37 tahun, mertuanya ingin segera punya cucu.

"Dimana cari perempuan yang mau?" tanya Johan memeluk Dewi kemudian menyeringai tersenyum licik.

"Dari pada pusing memikirkan nya, bagaimana kalau sekarang kita berusaha lagi." sambil berkata Johan memiringkan leher istrinya sehingga mudah dijangkau oleh bibirnya.

"Mas aku serius." ujar Dewi menahan geli di lehernya dengan tangan Johan yang menyentuh dadanya.

"Aku juga serius sayang." bisik Johan suara berat di telinga Dewi.

Karena Dewi mengingatkan nya tentang anak, sedangkan Johan lebih tertarik dengan proses pembuatan nya segera Johan mematikan tv dan lampu menggunakan remot otomatis lalu menggendong Dewi masuk ke kamar mereka di lantai dua.

Mereka tertidur dengan tenang setelah membuat kasur bantal guling dan selimut huru-hara seperti kapal pecah.

***

Hari berikutnya, minggu.

Dewi bersama Shopie di ruang tengah, sambil ngemil keripik kentang. Karena Johan sedang bermain futsal dengan teman-temannya, Dewi mengundang Shopie ke rumahnya. Dewi mau curhat pada Shopie ingin mencari janda buat dihamili Johan.

"Hahahaha.." Shopie pura-pura tertawa mendengar keinginan Dewi.

Kenapa harus janda, gadis bukan perawan seperti aku juga mau, dalam hati Shopie.

"Apa Johan setuju Dewi?" Shopie masih pura-pura bertanya padahal Johan sudah lebih dulu memberitahu nya, kalau ada yang cocok dia setuju.

'Kalau berani sana menawarkan diri.' Begitu Johan menantang shopie kemaren jika ingin dinikahi.

"Semula ia menolak, aku ancam cerai dengan alasan aku gak tahan sama ocehan mertua. Akhirnya dia setuju tapi aku yang harus milih perempuannya, sesuai kriteria aku." jawab Dewi lemas.

Mana ada istri yang mau nyari perempuan lain untuk ditiduri suaminya. Sejujurnya Dewi juga gak mau mempermainkan pernikahan, mencari perempuan yang mau dikontrak untuk hamil.

"Kamu sudah ada calonnya Dewi?" tanya Shopie serius kali ini, sebelum ia menawarkan diri.

"Ada tiga calon lumayan cakep dan masih muda, masing-masing sudah punya satu anak. Lihat ini photo-photonya." Dewi membuka galeri ponselnya menunjukkan beberapa gambar wanita.

"Iya cakep-cakep ya Dewi." ujar Shopie merapatkan tubuhnya. "Maulah mereka secara laki kamu ganteng, aku aja mau."

Ups!

Shopie menutup mulutnya dengan tangannya, saat melihat langsung perubahan di wajah Dewi. "maaf." ucap nya.

****tbc.

Pembaca yang budiman. Mohon kritik dan saran. Dukung dengan Like dan vote ya. Thanks , semoga berjumpa lagi di bab berikutnya. 🙏

2

Sedikit tercengang Dewi mendengar perkataan Shopie, mungkinkah Shopie ada hati pada Johan.

"Yang pentingkan Johan nya mau enggak? Yang aku tau Johan sangat mencintai kamu Dewi." lanjut Shopie, gak nyangka jantungnya akan se-berdebar ini mengutarakan niatnya walaupun dengan cara bercanda.

"Kamu suka sama Johan ya Shop?" tanya Dewi menatap Shopie menyelidik.

Shopie gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. "Hahaha. Dewi kamu jangan naif deh, perempuan mana yang gak suka sama Johan. Model-model ternama saja pasti berebut kalau kamu buat sayembara buat jadi istri Johan apalagi perempuan buluk kaya aku." ujar Shopie sambil bercanda sesungguhnya ia sangat gugup.

"Iya tapi aku maunya janda jadi gak baper-an kalau anaknya kita ambil, Kamu kan gadis Shop." Dewi menatap gelisah, gak senang dengan candaan Shopie.

Bisa jadi mereka ada main di belakangku, tapi gak mungkin mas Johan sangat ketus kalau bicara pada Shopie atau hanya pura pura agar aku tidak curiga.

"Shop, saya tau kamu orang nya baik. Kamu cantik Shopie, pasti ada pria yang mau jadiin kamu istri yang sesungguhnya bukannya jadi istri kontrakan." jelas Dewi.

Shopie gak jelek bahkan seksi dengan pakaian terbuka gitu, tidak akan susah mendapatkan jodoh lalu kenapa sampai saat ini dia belum menikah, batin Dewi mulai menaruh curiga.

"Masalahnya aku belum nemu Dewi, gak apa aku ikhlas bantu kamu setidaknya biarkan aku mencoba." ujar Shopie kekeh menantang Dewi, kepalang basah biarlah mandi.

Lihat saja kalau aku jadi istri Johan, aku akan menyingkirkan kamu Dewi.

Semakin Dewi gak senang dengan nada memaksa Shopie maka ia menolaknya secara halus.

"Aku akan mencoba dengan ketiga wanita ini dulu, setidaknya mereka pernah beranak jadi sudah bisa dipastikan hasilnya. Dari pada wanita yang belum, sama saja kayak saya bisa hamil tapi keguguran."

Ujar Dewi merasa sedih mengingat ke tiga bayinya yang tak pernah mampir ke dunia. Dwi membuang jauh pikiran jelek tentang suaminya.

Kalau memang mas Johan menginginkan anak dari wanita lain dan mereka ada hubungan, lalu kenapa Shopie tidak hamil.

Shopie terdiam menutupi rasa kecewanya.

Aku akan tetap menjaga hubungan baik dengan Johan. Mencoba ikhlas karena tubuh Johan akan di kongsi tiga, hm si Dewi yang akan dimadu kenapa gue yang sakit hati ya.

Gak lama kemudian, mobil Johan memasuki pekarangan rumah, Dewi keluar menyambut suaminya.

Shopie di ruang tengah hatinya resah, pasrah jika setelah ini Dewi akan menjaga jarak dengannya.

Dewi dan Johan masuk ke ruang tengah di mana Shopie masih ada di sana. "Kamu kapan datang!"

Tanya Johan gak ada lembut lembutnya, setelah duduk di sofa dengan Dewi di sebelahnya. Tak lupa Dewi memperhatikan body language antara mereka berdua.

"Sudah dari tadi Pak, ini mau pulang." jawab Shopie dengan sikap yang biasa seperti CEO dan sekretarisnya.

"Dewi aku pulang, tapi tolong dipertimbangkan permintaanku tadi ya."

Ujar Shopie tersenyum licik sambil melirik Johan. Dewi merasa panas dengan sikap Shopie.

Perempuan ini seperti ular, menuggu waktu saja sampai dia menyemburkan bisa-nya ke aku.

Johan mengernyitkan dahinya, merasa ada aura panas yang tercipta antara istrinya dan sekretarisnya

"Permintaan apa?" tanya Johan mengusap rambut Dewi, memandang istrinya dan sekretarisnya itu bergantian.

"Sebaiknya kamu pulang Shop, makasih ya sudah menemani aku ngobrol." Dewi menatap Shopie dengan matanya mengerling menyuruh nya agar segera pergi.

"Oke oke! Baiklah tapi kamu pertimbangkan lagi ya, daripada yang lain bukankah aku lebih bisa di percaya sehat lahir batin."

Ujar Shopie sambil berdiri megambil tas dan kunci mobilnya mempersiapkan diri untuk pulang.

"Permintaan apa sayang?" tanya Johan lagi pada Dewi.

Mendengar perkataan Shopie dan melihat raut wajah istrinya, sepertinya ia tau masalahnya. Mungkin Shopie sudah mengutarakan maksudnya untuk menjadi istri kontraknya, ah. Johan menarik napas dalam.

"Sebaiknya kamu pulang, Shopie." tegas Johan pada Shopie.

"Baik Pak, saya permisi! Tapi kalau bapak ingin mencari wanita untuk berkembang biak saya bersedia, Permisi." setelah berucap, Shopie pergi begitu saja tanpa memandang Dewi lagi.

"Apa maksud kamu Shopie!" teriak Dewi berdiri merasa kesal dengan tingkah dan perkataan Shopie. Langkah Shopie terhenti.

"Sudah sayang, biarkan dia pergi." Johan berdiri menarik istrinya ke dalam pelukannya.

Sepertinya sulit jika meminta secara baik baik, jangan salahkan aku jika cari cara yang licik.

Batin Shopie tak ingin melihat lagi drama romantis selanjutnya, ia pun berlalu pergi membawa hati yang kecewa.

Dewi sesenggukan di pelukan Johan. "Lho kok malah nangis, kenapa sayang coba cerita sama mas." ujar Johan memujuk istrinya.

Dewi mengurai pelukan menatap Johan. "Mas, sepertinya Shopie ada hati sama kamu! Kalian gak ada main di belakang aku kan?" tanya Dewi.

Mana ada maling mau ngaku, dalam hati nya,

"Oh kamu cemburu?" ujar Johan santai.

"Sayang, kamu kan tau aku ini tampan. Tentu saja banyak wanita yang suka. Shopie itu hanya sekretaris, kamu tau di kantor kalau ada affair sekecil apa pun pasti ketahuan jadi gak mungkin lah sayang kamu jangan khawatir." jelas Johan dada berdebar.

Dewi mendengus kesal. "Aku gak mau si Shopie jadi istri kontrak kamu, mas. Dan kalau sampai kamu ketahuan sekali saja main dengan si Shopie, kamu janji akan melepaskan aku." Dewi suara mengancam.

"Iya sayang, kamu atur saja. Di hati mas itu cuma ada kamu." Johan memujuk istrinya menggendong nya naik ke kamar.

"Mas, kita belum selesai bicara." ujar Dewi ingin turun dari gendongan Johan.

"Kita bicara di kamar sayang, mas mau mandi. Kamu mandikan mas ya!" ujar Johan tersenyum licik membawa lari Dewi masuk ke bathtub dan mengisi air dengan sabun aromatherapy.

Semoga bisa mendinginkan hatinya yang panas.

Dalam hati Johan kemudian masuk ikut berendam.

*

Menjelang malam.

Dewi di dapur bersama mbok Senah menyiapkan makan malam. Tekadnya sudah bulat mau mengontrak janda untuk mengandung anak Johan.

"Mbok Senah." panggil Dewi memandang mbok Senah.

"Iya Nya, apa yang bisa mbok bantu?" tanya mbok Senah.

"Hm begini mbok, mengenai janda yang kita bicarakan tadi, kapan mereka bisa datang kemari untuk diseleksi?"

Mbok Senah tersenyum.

"Apa Nyonya sudah siap mental, Nya?" tanya Mbok Senah lagi.

"Mana ada perempuan yang siap dimadu walaupun hanya satu jam, apalagi satu tahun. Makanya nanti dijelaskan ya mbok sejelas-jelasnya pada calonnya, setelah anak lahir akan segera dicerai dan anaknya kita ambil mbok." jelas Dwi.

"Coba deh mbok tanyain apa mereka bisa datang dalam dua hari ini, saya juga mau yang polos-polos dan gak banyak menuntut mbok. Tolong diusahakan ya mbok, yang agak susah hidupnya. Yang benar-benar memerlukan uang untuk biaya hidup. Maaf ya mbok kalau kata-kata saya ada yang gak nyaman." lanjut Dewi lagi.

"Iya, gak apa Nya nanti saya tanya bapak agar segera menghubungi mereka." ujar Mbok Senah.

Dewi melihat Johan berjalan ke ruang tengah, sudah mandi dan kelihatan segar.

"Makasih ya, mbok bisa siapkan meja mungkin Tuan mau makan malam sekarang."

"Baik Nya." jawan Mbok Senah.

Kemudian Dewi ke ruang tengah menemui Johan yang lagi duduk di sofa.

"Sayang!" ujar Johan membuka tangannya lebar agar Dewi bisa masuk ke dalam pelukannya.

"Mas sebentar mbok Senah siapkan meja, kamu sudah lapar kan." ujar Dewi manja.

"Iya." jawab Johan memandang Dewi.

Dalam hati ia kasihan, istrinya ini sudah tiga kali keguguran jadi gak tega memaksa Dewi untuk hamil lagi. Johan menarik napas dalam tangan satunya memegang remot mencari siaran bola di televisi.

"Kenapa mas ?" tanya Dewi melihat raut suaminya seperti ada masalah.

"Nggak sayang." ujarnya mengecup bibir istrinya.

Mbok Senah yang baru mau akan mengatakan meja udah siap seketika membuang muka. Walaupun sudah biasa Tuannya memperlakukan istrinya dengan mesra tapi ia tetap malu melihatnya. Justru yang berbuat gak ada malunya.

"Mbok, kenapa berdiri saja." tanya Dewi yang melihat Mbok Senah mematung.

"Eh anu, meja sudah siap Nya."

Dewi tersenyum. "Baiklah mbok, terima kasih."

Mbok Senah pergi ke kamarnya, istirahat. Nanti kalau Nyonya dan Tuannya sudah siap makan baru ia keluar untuk membereskan meja.

Dewi melirik Johan suaminya.

"Mas, ayo kita makan." ujarnya pada Johan yang fokus menonton bola.

"Baiklah sayang, kamu masak apa hari ini?" tanya Johan sambil berdiri, menggandeng Dewi menuju ruang makan.

"Tomyam Mas, sayur kailan ikan masin sama telur bungkus." jawab Dewi.

Dewi mengambil duduk di samping Johan, menyiapkan piring dan mengisi nasi.

"Mas ini sambel terasi mangga udang, enak lo mas dicampur nasi." ujar Dewi.

"Darimana kamu belajar sayang, mangga dimasak sambel? " tanya Johan.

"Dari buku variasi memasak Mas." jawab Dewi meletakkan semangkok Tomyam di depan johan.

"Hm, soup ini sangat segar." ujar Johan setelah menyesap sesendok Tomyam

"Terima kasih mas atas pujiannya."

Dewi telaten melayani Johan makan, ia bantu mengopek kulit udang agar suaminya mudah menyantapnya.

"Ah, enak sayang Mas sampai kekenyangan." ujar Johan selesai makan, mengusap lembut bibirnya pakai serbet makan.

Dewi tersenyum senang, suaminya selalu suka dengan apa saja yang dimasak nya.

cup.

Johan mengecup bibir istrinya.

"Hadiah." ujarnya tersenyum manis.

"Hehe, makasih sayang." jawab Dewi tersipu.

Kemudian Dewi dan Johan kembali ke ruang tengah sebentar sebelum mereka masuk ke kamar.

~

Di peraduan, Dewi berbaring di pelukan Johan. "Mas janji ya, istrinya cuma kontrak."

"Kenapa sayang?" tanya Johan heran. Istrinya ini ngelindur atau apa, soalnya mulutnya bersuara tapi matanya terpejam.

Digoyang nya pipi istrinya pelan, sudah terlelap.

Hm, maafkan aku sayang karena belum bisa buat kamu bahagia

sepenuhnya.

Gumam Johan mengecup kening istrinya lalu ia menarik selimut sampai ke dada dan ikut memejamkan matanya.

*****tbc

Hi , pembaca yang budiman. Semoga suka dengan cerita ini. Beri dukungan ya . Like dan vote. koment juga share ya guys. Sudah pada taukan caranya. 🙏

3

Pagi berikutnya.

Shopie di ruangan kantor Johan sedang membacakan jadwal kerja mereka hari ini.

"Sebaiknya kamu jangan ganggu istriku Shopie kalau kamu masih mau berhubungan denganku." ujar Johan meneliti berkas meeting tanpa melihat Shopie.

"Baiklah Johan." jawab Shopie patuh. Harapan menjadi istri Johan harus dikubur nya dalam-dalam.

Apa takdir hidupku hanya untuk jadi selingkuhan tanpa status yang sah, batin Shopie.

"Baiklah Johan." ucapnya lalu keluar dari ruangan Johan dengan kecewa.

Satu hari lewat begitu saja Dewi di rumah seperti biasa, makan, nonton drama bantu si mbok masak.

Sore hari, "Nya!" tiba-tiba si mbok datang menghadap nya.

"Ada apa mbok." tanya Dewi.

"Anak perempuan saya mau melahirkan bulan depan, saya ingin merawat nya beberapa bulan." ujar mbok Senah.

Dewi tahu anak perempuan bungsu mbok Senah sudah menikah hampir dua tahun dan sudah hamil beberapa bulan yang lalu.

"Baiklah mbok, ambil saja cuti tapi mbok carikan untuk menggantikan mbok sementara ya." ujar Dewi.

"Baik Nya."

"Jangan lupa mbok pesanan saya, apa calon-calonnya besok bisa datang?"

"Iya Nya, suami saya sudah  menghubungi mereka, kemungkinan sebelum siang mereka sudah sampai di sini." ujar si mbok.

Dewi menarik napas dalam menyakinkan dirinya lagi, apa cara ini akan berhasil membuat ibu mertuanya tidak lagi membenci nya.

******

Keesokan hari menjelang siang.

Di rumah Dewi sedang kedatangan tamu yaitu tiga janda yang akan diseleksi jadi istri kontrak Johan. Ketiganya lumayan cantik-cantik, semua  sekampung dengan mbok Senah, ART terlama Johan.

Dewi mulai menyeleksi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Mulai dari Kebersihannya, kehalusan kulitnya. Rambutnya juga diperiksa berketombe atau tidak, apakah berminyak atau kering.

Tidak lama kemudian datang seorang dokter yang akan mengambil sampel darah dan cairan kelaminnya. Mereka bergantian masuk ke ruangan yang sudah disulap jadi klinik dadakan.

"Mbak Juana masuk duluan ya." ujar Dewi mempersilahkan janda berambut keriting.

Setelah Juana keluar, masuk yang nomor dua janda manis berambut gelombang, bernama Desiana.

Rambutnya wangi yang ini.

Dalam hati Dewi lebih menyukai Desiana jadi tinggal menunggu hasil tes darah saja.

Kalau yang ketiga bernama Jamila, sangat seksi menggoda. Dewi tidak terlalu suka, takut suaminya lupa daratan gak ingat pulang ke kamarnya.

Setelah selesai sambil menunggu hasil tes keluar, mereka berbincang bincang. Sekalian nanti bertemu Johan yang sebentar lagi akan sampai di rumah karena Dewi memesan nya agar hari ini bisa pulang sebentar saat makan siang.

Dari hasil pembicaraan Dewi memang menyukai Desiana, profesinya yang sebagai customer servis sangat pandai berbicara dan terlihat cerdas.

Jamila seorang penghibur acara kawinan, pandai bergaya dan ber-make up tebal. Suaranya merdu mendayu bahkan saat berbicara saja dia seperti bernyanyi.

Si rambut keriting Juana orangnya pendiam, dia berprofesi sebagai sebagai tukang payet baju kebaya. Jadi diantara janda bertiga Juana lah yang paling miskin dan lugu.

"Mbak Desi kenapa bercerai dari suaminya?" tanya Dewi pada Desiana.

Desiana terdiam sejenak segan mau menjawab, namun karena dia lagi seleksi penerimaan calon ibu pengganti terpaksa ia bicara. "Saya gak tau kalau saya ternyata istri kedua mbak. Setelah istri pertamanya memergoki saya dan suaminya di kontrakan, suami langsung menalak tiga saya." ujarnya tertunduk malu.

Dewi menarik napas dalam. "Maaf" ucap nya pada Desiana.

Desiana tak kuasa menahan haru hingga menitikkan air mata.

"Siapa pun yang lolos, kalian harus mematuhi semua perintah saya. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Kalau dalam enam bulan kalian tidak hamil maka akan dibayar tiga puluh persen dari harga kesepakatan. Hanya jika sampai melahirkan Kalian baru mendapatkan bayaran penuh, bisa dimengerti?"

Ketiga tamunya manggut-manggut.

Gak lama Johan datang, Dewi tersenyum menyambut suaminya. Johan melirik kilas pada ketiga janda berjalan dingin naik ke lantai dua masuk ke kamarnya diikuti Dewi yang merasa gak enak hati pada ketiga tamunya.

"Mas kok gak disapa sih tamunya?" tanya Dewi sambil membantu Johan membukakan dasi suaminya.

"Sayang, semua kamu atur saja mas malas basa-basi." ujar nya menarik Dewi ke pelukannya, mencium mesra bibir istrinya.

"Sayang kita campur sebentar ya." pinta Johan tak sabar membaringkan Dewi di kasur, Dewi tersenyum geli.

"Dasar kamu mas, disuruh pulang bukan untuk ini."

Tapi Dewi tetap melayani suaminya dengan senang hati, untungnya gak lama-lama Johan akhirnya terpuaskan.

"Sebaiknya saya ke bawah dulu mas, hasil sample darah mungkin sudah keluar." ujar Dewi setelah mengenakan lagi pakaiannya.

"Oke sayang, I love you." ujar Johan kemudian berbalik badan memeluk guling.

Dewi keluar kamar berjalan menuju ruangan klinik dadakan bertemu dokter.

"Bagaimana hasilnya, dok?" tanya Dewi tak sabar setelah duduk di depan dokter.

"Baiklah Bu, saya akan buka satu persatu." jawab dokter membuka amplop hasil labnya.

"Kita mulai dari Jamilah, sample darah bagus tapi dia baru saja dikurat sepertinya keguguran paksa. Jadi mungkin akan berpengaruh pada kehamilan selanjutnya."

Jelas dokter memandang Dewi, Dwi bergidik mendengar nya.

Kemudian dokter membuka hasil lab kedua. "Yang namanya Desiana sample darah bagus gak ada penyakit, tapi terlalu banyak keputihan dan sedikit kotor." jelas dokter lagi.

"Yang ketiga, Juana sample darah bagus, organ reproduksi juga bagus." lanjut nya.

"Begitu ya, jadi Juana." Dewi melihat lagi berkas Juana. Memang sih, makin lama dilihat Juana makin kelihatan manis, dalam hati Dewi.

"Baiklah dokter terima kasih atas waktunya." Dewi dan dokter bersalaman.

Kemudian Dewi keluar dari ruang dokter menemui ketiga tamunya, memberi mereka masing-masing satu orang satu amplop.

"Ini ada uang sekedar ongkos hari ini, di dalamnya ada hasil tes kesehatan mbak bertiga, saya umum kan yang lulus adalah mbak Juana."

Juana memandang kedua temannya tak percaya, padahal diantara mereka bertiga dia merasa yang paling buluk.

Alhamdulillah, ucapnya dalan hati. Kedua temannya mengucapkan selamat dan mereka saling berpelukan.

Saat ini Dewi merasa gak ada beban, gak tau lah nanti saat menikahkan suaminya, apakah dia akan sanggup atau tidak menyaksikan nya. Belum lagi malam pertama, tak terasa air jatuh di sudut matanya.

"Kalian boleh pulang sekarang dan mbak Juana siapkan diri seminggu lagi akan dijemput kemari." ujar Dewi.

Ketiga tamu pulang dengan berbesar hati karena di dalam amplop mereka masing-masing mendapatkan 25jt rupiah, padahal tidak melakukan apa-apa kecuali tes kesehatan.

Setelah dokter diantar pulang, Dewi masuk ke kamarnya menemui suaminya. Ternyata dia tertidur, Dewi meletakkan berkas Juana di nakas. Hatinya ragu-ragu mau membangunkan suaminya atau tidak, soalnya tadi dia lupa menanyakan apakah suaminya sudah makan siang atau belum.

Dikecup nya pipi Johan yang tertidur itu tapi dia malah ditarik ke pelukannya.

"Mas ih, kirain tidur beneran." ujar Dewi merengut.

"Mas sudah makan belum?" tanya Dewi lagi.

"Aku sudah kenyang makan kamu tadi." Canda Johan mengusap wajah istrinya. Dalam hati dia bersyukur memiliki Dewi, entah kenapa dia bisa begitu sangat mencintai Dewi. Tidak punya keturunan juga gak apa-apa, ia hanya butuh Dewi di sisinya.

Walaupun usia pernikahan mereka sudah lima tahun tapi kemesraan mereka masih seperti pengantin baru. Bahkan cinta yang mereka rasakan semakin kuat.

"Ya sudah jangan menggodaku dengan bibirmu yang merengut itu kalau mau makan sekarang, hayuk." ajak Johan.

Johan menggandeng istrinya Dewi ke meja makan. Di ruang makan ada mbok Senah yang lagi menyiapkan meja.

Johan duduk manis sambil menunggu Dewi menyiapkan makanannya. Mereka pun makan dengan tenang. Selesai makan Johan dan Dewi kembali ke kamar.

"Mas masih mau ke kantor lagi? " tanya Dewi pada Johan.

"Iya sayang, hari ini ada jadwal keluar kota, mungkin akan pulang larut malam." jawab Johan memandang istrinya dengan sayang.

"Baiklah, aku akan siapkan pakaian Mas." ujar Dewi kemudian pergi ke lemari pakaian mengambil satu setel pakaian lengkap untuk Johan.

"Oh ya mas, ini berkas yang lulus seleksi, entah mas suka atau tidak tapi dia yang paling bersih." ujar Dewi menunjuk berkas Juana di nakas.

"Ya sayang simpan saja dulu, aku akan baca lain kali. Sekarang aku buru-buru."

Ujar Johan cuek kemudian mengenakan pakaian yang disiapkan Dewi untuknya, Johan dijemput Devan, asisten Johan merangkap supirnya.

Di dalam mobil juga ada Shopie yang tidak lagi ramah seperti biasanya.

Dewi memandang Shopie dingin, ia sudah tau kalau Shopie menyukai suaminya tapi ia percaya pada suaminya tidak akan berselingkuh di belakangnya.

******tbc

Selamat membaca. Dukung dengan vote yang banyak ya dan Like nya jangan lupa. Thanks.🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!