NovelToon NovelToon

Pretty Danger

First Meet

"Aahhh, Tuan" suara Fredella mengerang , "Seeddikittt laggiii ooohhhh" .....

***

"Ini bayaran mu malam ini" sodoran lengan Fredella dengan beberapa lembar uang kertas pada wanita itu "1.000 dollar? wow kau murah hati sekali" ucap Audrey yang sambil mengipas-ngipas uang dari Fredella yang tak lain tak bukan adalah teman walaupun tidak bisa dianggap teman juga.

"Pergilah, aku akan mengirimkan pesan untuk job lainnya" ucap Fredella

Dia Fredella Ava Elvarette Wanita yang sangat cantik dengan mata berwarna coklat usianya 29 Tahun memiliki body aduhai dengan tinggi badan yang semampai

Anak yang sebenarnya bukan yatim piatu tapi dibesarkan oleh pasangan suami istri yang tidak memiliki keturunan. Dia adalah wanita cerdas, jenius, dan cantik.

Dia sebenarnya bekerja disebuah Perusahaan Meshach Corp. sebagai Manajer Pemasaran.

Dia sudah bekerja untuk perusahaan tersebut selama 5 tahun tentunya dengan posisi rendah terlebih dahulu, lalu naik dengan segala prestasi dan pencapaian yang dia lakukan untuk perusahaan.

Dia selalu hidup glamour, terbiasa dengan barang mewah, kehidupannya yang hedon dan sangat boros.

Hampir setiap malam Fredella melakukan bisnis tersebut dengan beberapa 'teman'.

Dan malam ini ia kembali memiliki janji dengan dengan Audrey untuk pekerjaan khusus itu.

"Sky Night 9pm, 1510" tertulis sebuah pesan dari Fredella untuk Audrey.

Fredella dengan cermat menaruh sebuah kamera untuk merekam aksi porn*ografi tersebut.

Hal itu Fredella lakukan dan menjadikannya senjata agar kembali mendapatkan uang. Memang kotor tapi apa pedulinya?

Fredella terus mengeluarkan suara seperti sedang merasakan kenik*matan adegan berkuda, agar si 'Pelanggan' percaya jika wanita itu lah yang sudah menghabiskan malam dengannya.

"Sedikit lagi tuan"

"kau benar-benar liar Sayang, i'm coming ooooohhhhhh". Erangan Fredella keluar walaupun bukan Fredella yang sedang melakukan Posisi WOT diatas ranjang.

"untuk malam ini, terimalah" ucap Fredella yang memberikan lembaran uang kepada Audrey

"1.000 dollar lagi? dan kali ini hanya 5 menit oh senang berbisnis denganmu Fredella". Ucap Audrey yang girang karna baru kemarin malam mendapatkan sebanyak itu hanya dari Fredella dan malam ini ia mendapatkan nominal yang sama dan cukup lumayan bagi Audrey.

Walaupun Audrey cantik, namun nasibnya hanya menjadi penari striptis di sebuah bar kalangan bawah dan dengan penghasilan 500 Dollar permalam.

"Pelankan suaramu, apa kau ingin mendapat masalah?" timpal Fredella yang menarik lengan Audrey ke ruang tamu.

"Masalah apa yang kau maksud? Pria itu mabuk dan tidak akan sadar sampai pagi, btw kau ingin obat itu lagi? aku masih tersisa stock" tawar Audrey

"berikan padaku besok, cepatlah pergi" jawabnya,

Fredella menghela nafas lalu mengusir Audrey pergi dari kamar hotel bertipe President Suite itu "Cih dasar! Hey pelan pelan sedikit, kau mendorongku hampir jatuh, aku bisa berjalan sendiri" teriak Audrey yang jalannya sedikit terhuyung karena dorongan dari Fredella.

Fredella membalikkan badan lalu berjalan menuju ranjang King size, setelah berhasil membawa Audrey keluar ia kembali melihat Pria paruh baya berperut buncit menjijikan itu tertidur karna pengaruh obat.

Dia menyenggol pria itu menggunakan kaki dan dia kaget karna pria itu masih bisa berbicara "Ada apa sayang kau ingin lagi?" tanya pria itu.

Fredella menyunggingkan senyum jijik mendengar ucapan pria itu dan berusaha menahan mual.

"Tuan, aku menginginkan Tas dan Sepatu dari Brand Di*r ini, aku sangat menginginkannya dari minggu lalu" Ucap Fredella menggunakan suara yang sedikit manja.

"Tenanglah, kau mendapat video syur tubuhku sebagai jaminan dariku agar aku tidak akan pernah membuka mulut" ucapnya lagi.

"Hmmm, ambillah ambil sesukamu aku mengantuk sayang" balas pria itu sambil menarik selimut dan lalu tidur yang mungkin tidak sadar dengan ucapannya.

"Yeeeaaaaahhhh I GOT YOU HONEY" girangnya Fredella yang lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti bajunya.

Setelah Fredella keluar dari kamar mandi dengan bersiul ria karna mendapatkan tas dan sepatu juga barang lain.

Tentunya dari pria hidung belang yang sedang nyenyak tertidur setelah menghabiskan tenaga dengan pelac*ur sewaan Fredella. Ya, tentu saja pelac*r tersebut adalah Audrey.

Tak lupa dia mengambil habis semua lembaran uang dalam dompet pria buncit untuk memerikan tip pada karyawan parkir dan sekuriti.

Walaupun sebenarnya dia sudah menerima transferan uang sebanyak 20 Ribu Dollar sebelumnya. Tak ingin rugi memang.

***

Disisi lain Kota S Pukul 23:45 disebuah Mansion, seorang pria paruh baya sedang berdebat dengan kedua anaknya berusaha membujuk agar mau menggantikannya untuk menjadi pemimpin perusahaan yang dibangun olehnya dari titik terendah.

Arlo Meshach pria berusia 67 Tahun yang masih memimpin perusahaannya yaitu Meshach Corp.

Dia ingin segera hidup damai dirumah bersama istri tercinta, dia ingin pensiun dengan segala urusan perusahaan.

Entah, untuk kesekian ratus kali dia berdebat dengan kedua putranya yang tidak mau meneruskan perusahaannya itu, lalu ancaman telak pun dikeluarkan yaitu tidak akan memberikan warisan sepeserpun kepada kedua anaknya.

Damien Eckhart Meshach 33 tahun putra pertamanya, dan Finch Alger Meshach 25 tahun putra kedua dari pasangan Arlo Meshach dan Marlyn Noreen.

Mereka menyerah kali ini dengan ancaman sang Ayah, dan akhirnya terpaksa si sulung Damien yang diangkat menjadi CEO dan Finch sebagai Direktur Utama.

Arlo memanggil 2 orang kepercayaannya untuk membimbing kedua anaknya yaitu Greg untuk Damien dan Petter untuk Finch.

***

Hari pun mulai pagi, Fredella sudah bangun dan melakukan workout ringan dan jogging sekitaran apartemen.

Fredella sangat melakukan pola hidup sehat untuk keperluan "bisnis"nya, dia hanya akan makan makanan sehat dan sedikit junkfood setidaknya ketika sedang makan bersama menyenangkan para karyawannya yang bekerja sangat keras untuk Divisi Pemasaran yang ia pimpin.

Pukul 08:00 Fredella sudah siap untuk ke kantor dan menempuh perjalanan selama 15 menit menggunakan mobil.

Rambut bergelombang, setelan blouse bermotif bunga berbahan shiffon menerawang memperlihatkan dalaman tanktop di padu padankan dengan rok diatas lutut.

Memperlihatkan mulus dan jenjangnya kaki Fredella juga heels setinggi 10cm, penampilannya membuat pria manapun tidak akan berkedip melihat Fredella yang cantik bagai bidadari.

Ia masuk lobby kantor, lalu mendengar semua orang sedang ribut membicarakan Forum kantor.

Iapun mengambil handphone dari tas Mini Birkin berwarna hitam untuk melihat juga forum yang berisikan CEO nya sudah mengundurkan diri dan diganti oleh anaknya dan diharapkan pukul 09:00 semua jajaran direksi dan Up Manajemen berkumpul diruang rapat.

Sementara itu ada Damien yang tidak berhenti mengoceh kepada Greg dengan segala permintaannya.

Mulai dari sekretaris wanita yang pintar, seksi dan cantik tentunya harus lajang, jam kerja yang singkat khusus untuk Damien dan sederet permintaan lainnya.

Pukul 9 pagi semua yang bersangkutan dan disebutkan dalam forum Kantor berkumpul termasuk Fredella.

Rapat dimulai dari perkenalan diri hingga rapat evaluasi rutin mengenai peningkatan kinerja para karyawan perusahaan.

Disaat bersamaan tanpa Fredella sadari, mata Damien tidak berhenti melihat pada Fredella, dia tertarik saat Fredella mempresentasikan hasil kinerja Divisi Pemasarannya.

Dan saat rapat usai, Damien meminta pada Greg untuk memanggil Fredella ke ruangannya.

"Fredella Ava Elvarette, cocok sekali" seringai Damien sambil melihat data diri Fredella di kursi CEO yang sekarang dia tempati.

Sedangkan di ruangannya Fredella yang sedang mengscroll Aplikasi E-Commerce.

Tak lain untuk belanja kebutuhan fashionnya, lalu dikejutkan oleh ketukan pria tampan berbadan tegap yang ia lihat di dalam ruang rapat tadi.

"Permisi Nona Fredella, Tuan Damien meminta anda untuk datang ke ruangannya sekarang" Pinta Greg pada Fredella yang berdiri dibalik meja menatap Greg.

Fredella terdiam sejenak mengingat siapa itu Damien, sepersekian detik terdiam.

Akhirnya Fredella mengingat nama itu "CEO baru perusahaan? Baiklah sebentar lagi aku kesana" ucap Fredella.

Setelah melihat Greg pergi, Fredella kembali duduk untuk melihat-lihat lagi deretan Blouse dan Dress yang akan memenuhi isi lemarinya.

To Be Continue

Fredella Story I

Fredella Ava Elvarette

"Aku titipkan anak ini padamu, ekonomiku dan suamiku belum stabil dan kami belum mampu untuk menafkahi anak ini jika salah satu dari kami tidak bekerja"

"Jagalah dia semampumu, sebisa mungkin aku akan mengirimkan uang untuk kebutuhannya disini" Ucap wanita muda berusia 30 Tahun di ruang tamu.

Ia adalah Mariana ibunda Fredella yang kala itu bertekad menitipkan anaknya yang berusia 7 tahun ke sahabatnya,

"Pergilah, aku tau kau tidak akan pernah kembali untuk Aileen karna aku pun tau pria yang kau sebut suami itu sudah tidak bersamamu lagi" ucap Dorothi sahabat dari Mariana.

Mariana pun menunduk tak berkutik dan mencengkram roknya mendengar ucapan Dorothi.

"Benar! Kau benar Dorothi aku salah aku tidak mendengar apapun yang kau ucapkan dan sekarang aku menyesal-" teriak Mariana "Dan penyesalanmu berakhir dengan Aileen yang kini disini untuk hidup bersamaku?"

Dorothi memotong ucapan Mariana, Fredella yang kala itu mendengar dari balik pintu yang tidak tertutup pun hanya diam mematung.

Ia mendengar seluruh obrolan dua sahabat tersebut lalu berlari keluar rumah.

Sesaat obrolan itu usai, Mariana berjalan keluar rumah disusul oleh Dorothi dibelakangnya. Mariana mulai mengatakan sesuatu pada Fredella kecil.

"Sayangku Aileen, tunggu mommy disini ya jadilah anak hebat dan pintar seperti biasanya jangan merepotkan Bibi Dorothi oke? Mommy sangat menyayangimu"

Tanpa ciuman, tanpa belaian perpisahan Mariana meninggalkan Fredella kecil kepada Dorothi.

Mariana menghilang tanpa tolehan kebelakang sedikitpun sekedar untuk melihat Fredella yang menahan tangis dan amarah dalam diri seorang anak kecil.

Dorothi berjongkok mengusap dan memeluk Fredella kecil lalu berkata "Sayangku, Ailee-"...Dorothi terhenti seketika saat Fredella kecil memotong ucapannya.

" I'm not Aileen anymore, wanita itu tidak menginginkanku lagi jadi bisakah kau mengganti namaku dan anggap aku anak kandungmu, Mommy?"

Dorothi yang tidak percaya akan ucapan gadis kecil tersebut membelalak dan seketika menangis.

Karna ia dengan senang hati dia akan merawat gadis cerdas itu memberikan yang terbaik dan seluruh kasih sayangnya.

Disinilah gadis kecil itu tinggal dirumah berdinding dan berlantai kayu dengan padang rumput luas membentang

Dan kebun sayuran di belakang rumah, tepat saat dia ditinggalkan ia langsung tidak sungkan lagi pada Dorothi.

Setelah membereskan kamar yang akan ditempati Fredella, dia pun membantu mengerjakan pekerjaan rumah dengan riang tertawa bersama Dorothi hingga petang.

"Tok..Tok..Tok" terdengar pintu diketuk, "Sayang, tunggu Mommy disini ya" dibalas anggukan oleh Fredella kecil.

Dorothi yang kala itu sedang menyiapkan malam berhambur keluar menyambut sang suami.

"Akhirnya kau datang" ucap Dorothi "Aku sangat lelah, 2 sapi kita akhirnya melahirkan anak-anaknya" ucap Raymond Dominic Elvarette, suami dari Dorothi.

"Aku ada kejutan untukmu" ucap Dorothi dengan mata berbinar dan senyum sangat lebar kepada suaminya.

"Apa hari ini hari special? Aku bahkan tidak mengingat apapun" ucap Raymond sambil berjalan ke dapur dan terkejut melihat Fredella kecil "Aile-".... ucapan Raymond tersekat saat Dorothi menempelkan jari telunjuknya pada bibir Raymond.

"Sekarang dia bukan Aileen lagi, dia anak kita sayang dia akan kita rawat sepenuh hati seperti aku yang melahirkannya, dan sekarang mari kita beri ia nama baru, Daddy"

Raymond yang seketika mengerti arti ucapan istrinya langsung memeluk Fredella kecil mengusap kepala dan berkali-kali memeluk gadis kecil itu.

"Fredella Ava Elvarette, aku bahkan diberi kesempatan memberi nama seorang anak" Suara Raymond bergetar menahan tangis bahagianya memeluk Fredella dan Dorothi bersamaan.

"Terima kasih, Tuhan atas kebahagiaan yang kau limpahkan" ucap Raymond dalam hati.

"Jadi sekarang namaku Fredella? Dad, Mom?" Ucap anak kecil itu.

"Ya, Sayang sekarang kau Fredella kami" ucap Raymond yang tak kuat lagi menahan air mata dengan kabahagiaan yang membuncah menyambut Fredella.

Mereka makan malam dengan riang mendengar cerita Fredella dengan teman-teman di sekolah sebelumnya.

Mereka tertawa bahagia hingga kedua pasangan tersebut mengantar Fredella masuk kamar untuk tidur.

"Sayang, segeralah tidur besok Mommy akan mengantarkanmu sekolah" ucap Dorothi.

"Daddy, pun akan ikut mengantarmu sekolah bahkan menjemputmu lepas pulang sekolah sayang" ucap Raymond.

Fredella kecil yang mendengar itu langsung berbinar bahagia berjingkak dengan senyum lebar.

"Benarkah? Mommy dan Daddy akan mengantar dan menjemputku dari sekolah? Setiap hari?" girang Fredella.

"Yes, Pretty Honey. As you wish, sekarang tidurlah dan beri Mommy dan Daddymu ini kecupan selamat tidur" ucap Raymond sambil berjongkok untuk menyamai tinggi Fredella.

Gadis kecil itu mencium pipi Raymon dan mencium kedua pipi Dorothi lalu memeluk Mommy nya itu.

"Hei Honey, kenapa aku hanya diberi satu kecupan?" ucap Raymond yang iri melihat kemesraan Ibu dan Anak tersebut.

"Sudahlah sayang" ucap Dorothi sambil mengusap pundak suaminya.

"Tidurlah Princess, mimpi indah sayang" mengusap kembali puncak kepala Fredella

"Good Night Mommy, Daddy" ucap Fredella

"Good Night Sweetheart" ucap Raymond sambil menutup pintu kamar Fredella

Hari berganti menjadi minggu, Minggu berganti bulan dan Bulan berganti tahun.

Fredella memang anak yang cerdas dengan sederet prestasi dari sekolah dasar hingga ia lulus sarjana dan lagi dia mendapat beasiswa untuk pasca-sarjana nya.

Namun, dia harus meninggalkan kedua orangtua nya untuk menimba study di kota besar.

"Sayang, tidakkah kau ingin meminta sesuatu pada kami?" ucap Raymond yang sedang duduk di teras rumah bersama istri dan anaknya menikmati senja.

"Daddy, apa yang harus aku pinta? Kalian merawatku sejak usiaku 7 tahun, aku tidak mau merepotkan kalian jika aku manja meminta segalanya" ucap Fredella.

"No Honey, kami bahkan menghitung jika kau hanya 3x meminta pada kami. Pertama, ketika kau ingin dikursuskan bela diri. Kedua, saat kau ingin kursus 4 Bahasa. Dan yang terakhir, yaitu kau meminta Handphone yang bahkan tidak kau ganti semenjak kelulusan sekolah menengahmu hingga saat ini" Ucap Dorothi sambil mengelus rambut panjang Fredella.

"Kapan kau berangkat untuk Pasca-Sarjana mu?" Fredella menoleh mendengar Daddy nya berbicara

"Lusa Dad, aku akan pergi bersama Luana untuk mencari tempat tinggal dan tempat bekerja, aku berusaha untuk tidak merepotkan kalian bahkan jika perlu aku akan mengirimi uang untuk kalian. Mommy dan Daddy tidak perlu lagi bersusah payah mencari uang"

Raymond dan Dorothi yang mendengar ucapan anak semata wayangnya tersebut terharu dan tersadar jika Fredella kecilnya sudah dewasa.

Raymond menghela nafas dan berkata "Lusa juga adalah ulang tahunmu ke 21, right?" Tanya Raymond

"Yes, Daddy" Fredella mengangguk

"Kami ada kejutan untukmu" ucap Dorothi

"Ayolah Mom Dad, aku bukan anak kecil lagi yang harus diberi kejutan ulang tahun" keluh Fredella

"Tapi kau tetap gadis kecil kami sayang" balas Raymond

Fredella menghirup nafas panjang lalu berkata "Terserah kalian, aku tidak akan menolak kasih sayang kalian" ucapnya sambil memeluk Dorothi

"Karna kau anak kami, Fredella". Balas Raymond sambil menepuk kepala Fredella dengan bangga dan haru.

"Aku ingin iga asam manismu Mommy" celetuk Fredella.

"Baiklah kita masak bersama sayang" ucap Dorothi lalu menoleh pada sang suami "Sayang, bisakah kau memetik beberapa paprika di ladang?",

"Baiklah, aku akan cepat" ucap Raymond diikuti kecupan dikening Dorothi.

To Be Continue

Fredella Story II

"SUREPRISEEEEEEEE" Kejut kedua orang tua Fredella yang berdiri di depan pintu saat Fredella keluar dari rumah.

Fredella yang kaget pun melotot lalu berteriak.

"Mommy Daddy, kalian akan membuatku mati muda kalau begini caranya".

"Maafkan kami Honey, kami terlalu berantusias memberikan kado untuk ulang tahunmu kali ini" ucap Dorothi sambil memeluk Fredella dengan bahagia.

"Taraaaaaa, mobil ini untukmu agar kau tak kesulitan berada di kota besar, sayang" Fredella melongo tidak percaya akan hadiah ulang tahun ke-21 nya.

"Ini gila, Sedan Ford Focus seharga 30 Ribu Dollar" Ucap Fredella dalam hati.

"Mom Dad, bangunkan aku Mom, Help me Please, aku tidak sanggup memimpikan ini. Moooooommmmm Daaaaadddd" Teriak Fredella

"Astaga, kenapa kakiku lemas sekali. Kenapa ini?" Fredella terduduk lemas

"Awwwww kenapa tamparan ini terasa nyata sekali" Fredella menampar dirinya sendiri dua kali.

"Oh sayangku, kau senang hadiah dari kami?" ucap Raymond melihat Dorothi membantu Fredella berdiri. Fredella yang masih Shock menengok ke arah orang tuanya seakan tak percaya.

Dia mengira dia akan pergi ke kota menggunakan mini bus kuno milik Daddy nya.

"Oh My God, bagaimana aku tidak senang Dad, ini luar biasa ini..ini..ohhhh aku bahagia sekali" jerit Fredella sambil melompat-lompat kegirangan.

"Untuk barang yang akan kau bawa biar Daddy yang urus menggunakan Mobil jasa pindahan agar kau tak terlalu membawa banyak barang bawaan dalam mobil ini" Ucap Raymond

"Kau sudah menemukan tempat tinggal, Honey? Tanya Dorothi pada Fredella.

"Sudah mom, walaupun sederhana tapi cukup untukku. Akupun sudah menemukan pekerjaan yang layak untuk aku menyambung hidup di kota nanti" Jawab Fredella

"Kau tak perlu bekerja, Honey. Daddy masih sanggup memberimu uang untuk memenuhi segala keperluanmu di kota" Ucap Raymond dengan tatapan sendunya.

"Daddy mu benar sayang, kau fokus saja pada Study mu. Mom dan Daddy masih sanggup melakukan semuanya" suara Dorothi bergetar menahan tangis karna akan ditinggalkan anaknya untuk melakukan Study Pasca-Sarjana

"No Mommy, BIG NO!!! Aku tak tau apa yang kalian korbankan untuk sebuah mobil dihadapanku sekarang. Beri putri cantikmu ini kesempatan agar kalian tahu bahwa aku akan membuat kalian bangga dan tidak sia-sia sudah membesarkanku"

Dorothi seketika menangis kencang "Sayaaaanggggkuuu, Tidak suamiku lihatlah anak kita sudah besar sekarang. Aku tidak sanggup dengan ini semua, Fredella-ku sudah tidak bisa aku gendong seperti dulu dia sudah tidak akan aku suapi lagi. Bagaimana ini Raymond? Hatiku sakit"

Fredella yang melihat Mommy nya menangis langsung tidak tega melihatnya, ia menghampiri mommynya dan memeluknya.

"No, Mom. I still your little Princess", dibumbui dengan kebebasan sedikit karena memang aku bukan Little Princess anymore" ucap Fredella dengan senyum menyesal lalu Dorothi kembali menangis

"Lihat dia suamikuu, lihat anak kita. Dia memang sudah besar" Menangis lebih keras karena memang tidak sanggup mengalami kesepian yang disebabkan kepergian puteri semata wayangnya ke kota besar.

"Bye Mom Dad, Kita bertemu di apartemenku besok. Jangan lupa iga asam manis nya mom, karena aku akan menangis kencang seperti yang Mom lakukan tadi jika Mommy sampai lupa memasakkan itu untukku" Ucap Fredella memeluk Mommy nya sebelum masuk mobil.

"Hati-hati Honey, kabari Mom and Dad saat kau tiba di Kota" Ucap Raymond dibalas anggukan dan acungan jempol oleh Fredella.

Selepas mobil yang dibawa Fredella menghilang dari tatapan mata tak diduga Dorothi kembali menangis kencang.

"Suamikuuuuuu, hatiku sakit. Bagaimana ini? Apakah kita juga harus ikut tinggal bersama dia di Kota? Aku belum sanggup melepasnya, huuuuaaaaaaaaaaa Anakkuuuuuuu hhhuuuuuuuaaaaaaa"

Tangis Dorothi membuat Raymond menjadi pening dan sekaligus malu mengetahui ternyata istrinya masih bisa menangis seperti bocah yang kehilangan permen.

 

Sesampainya di Kota, Fredella merasa gugup karna ia akan menjalani hidup di Kota Besar dan semuanya pasti akan berbeda dari kehidupannya di Desa.

"Oke Tariik nafas dan buang. C'mon Fredella kau harus tetap pintar tetap tenang dan tetap cantik seperti biasanya" ucap Fredella menenangkan dirinya sendiri namun berbeda dengan Luana yang terlihat tenang dan menyebutkan arah pada Fredella.

Luana adalah teman Fredella di Desa, mereka sebaya dan teman sekolah saat di sekolah menengah namun Luana tidak seberuntung Fredella untuk melanjutkan studi.

Jadi setelah Lulus dari Sekolah Menengah, Luana pergi ke Kota untuk bekerja dan membantu ekonomi keluarganya.

"Belok kiri, dan sampai" ucap Luana. Fredella memakirkan mobilnya didepan sebuah halaman apartemen.

Apartemen kecil hanya 4 lantai tidak ada lift untuk mencapai lantai atas, mereka menaiki tangga untuk mencapai unit masing-masing.

"Ini kamarku dan dua lantai diatas adalah kamarmu, ayo aku bantu membawa barangmu" tawar Luana pada Fredella dan dijawab dengan anggukan.

"Kau tak apa tinggal di tempat seperti ini, Baby?" tanya Luana dan Fredella menoleh kesamping kiri seketika mendengar Luana berbicara.

"Ayolah aku bukan anak manja kau tahu? Berhenti mengkhawatirkan hal tak penting" Jawab Fredella.

Mendengar ucapan Fredella pun membuat Luana tersenyum lega dan mereka masuk untuk merapikan ruangan agar nyaman ditinggali.

"Ah aku sangat lapar Luana" Keluh Fredella yang sedang terduduk lemas bersandar di dinding.

Sama hal nya dengan Luana yang sudah menghabiskan satu liter air mineralnya karena kelelahan membereskan kamar. Bukan, gudang tepatnya.

Fredella melihat sekeliling kamar yang sudah hampir selesai di bersihkan lalu berkata "Ayolah, aku tak sanggup lagi jika harus bekerja dengan rasa lapar!"

Fredella membanting kain yang ia gunakan sebelumnya untuk mengelap kaca jendela, "Baby come on, aku tunjukan tempat makanan enak yang bisa memanjakan lidahmu" ucap Luana,

"Hei aku sudah mengeluh sejak tadi. Tunggu apa lagi? Ayo kita Mukbang" Seru Fredella

Di sela-sela makan Fredella tiba-tiba terkejut karena ia lupa mengabari orang tua nya padahal ia sudah sampai di Kota 5 Jam yang lalu.

"Astaga, aku lupa mengabari Mommy dan Daddy ku"

Tak lama ia mengambil Handphone lalu mendial nomor Mommy nya dan menempelkannya pada telinga.

"Hallo, Mommy?"

"Maafkan aku Mom, sesampai apartemen aku langsung merapikan kamar"

"Yes Mom aku mengerti"

"Aku sedang makan malam bersama Luana"

"I Miss You So Much"

"Mom dan Dad jangan begadang"

"Bye". Setidaknya itu yang Luana dengar dari percakapan Fredella dan kedua orang tuanya.

Luana membuka percakapan "Apa rencanamu besok?" Fredella yang sedang mengunyah pun menelan dulu makanannya lalu menolah pada Luana dan menjawab.

"Aku akan pergi ke Universitas dulu besok pagi menyelesaikan urusan Administrasi, lalu aku akan mengambil surat rekomendasi dari kampus ke tempat aku akan bekerja"

Luana mengangguk mengerti.

Kehidupan Kota sangat membuat Fredella berubah, ia sangat menginginkan segalanya karena melihat sekelilingnya yang serba mewah dan mahal.

Untuk itu ia mulai mencari cara agar cepat kaya dan mengenakan barang-barang branded.

Dari menggunakan kecantikannya untuk menggaet Pria kaya hingga saat ini, ia menjual para pelacur kenalannya sendiri hanya untuk kesenangannya membeli kebutuhan tersier tak penting.

Ia bahkan mendekati para petinggi perusahaan dan mengeruk harta mereka, tapi apa kalian pikir Fredella adalah Wanita Jal*ang murahan? Jawabannya No! Karena sampai saat ini ia Still Virgin.

Yaps dia berani mengajak para petinggi perusahaan Check In Hotel untuk menikmati 'Lubang Buaya' yang Fredella miliki, kalian tau Fredella kan kalau ia sangat pintar.

Ia selalu membuat para pria hidung belang sampai mabuk atau memasukkan obat sebelum beraksi.

Fredella menggunakan jasa para pelacu*r untuk aksinya, dan membayar untuk hasil kerja keras mereka yang bisa mereka anggap lumayan.

Ia menggunakan hasil uang Haram tersebut untuk menunjang Gaya Hidupnya seperti Apartemen mewah, perawatan, mentraktir bawahannya dan untuk barang-barang branded.

Bagaimana dengan gaji yang ia dapat di perusahaan? Tentunya ia gunakan sesukanya.

Disinilah Fredella mulai ketagihan menjalani aksinya selama bertahun-tahun tanpa ketahuan.

Ia mulai berdandan cantik layaknya sosialita, menggunakan barang mewah demi kelancaran kedok 'bisnis' nya itu.

Dan dari situlah ia mengenal para pelacu*r dan dia 'bantu' untuk mendapatkan uang yang lebih banyak.

To Be Continue

Jangan Lupa Like, Komen, dan Votenya temen-temen.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!