NovelToon NovelToon

Perjodohan Si Reinkarnasi Dingin S:2

Seperti ini...

#Pemakaman

"Hufhh!! bagaimana kabarmu kak Daniel?"

Gadis bernama Ayyala kini tengah berada di area pemakaman dan ia sedang mengunjungi seseorang yang disebutnya kekasih itu.

Terlihat di sebuah batu nisan yang bertuliskan nama "PRADJA DANIEL ABDY WIJAYA"

Ayyala benar-benar sangat mencintainya bahkan hingga kini usianya yang akan menginjak 30 tahun ia masih tetap melajang.

***

"Maaf ya seharusnya aku datang kemarin, tapi aku sibuk"

Masih dalam posisi yang sama, ia menatap batu nisan tersebut dengan senyum yang tak padam.

"Kangen!!"

"Kak Daniel tau gak? saat menjadi dosen banyak sekali hal yang harus ku lakukan bahkan aku terkadang harus menahan emosi pada para murid"

Entah berapa lama ia melepas rasa rindunya di makam tersebut hingga tak ingat waktu.

1 jam kemudian...

Tutt!!Tutt!!Tutt//dering ponsel

📞-Abang Nakal-

"Halo!!"

"Jangan teriak kak"

"Iya-iya"

"Ada apa kak Brian?"

"Kamu cepat pulang!"

"Emangnya ada apa?"

"Ini Caca nangis terus, pengen ketemu kamu dek!! kasian Sisi"

"Iya"

☎-Panggilan Diakhiri-

Ayyala mendengus kesal, harusnya ia izin tak mengajar di kampus karena ingin mengunjungi Daniel dan sekarang ia harus pulang untuk bermain dengan keponakannya yang bernama Caca anak dari Brian dan Sisi.

Nama itu cukup familiar bukan?

***

penjelasan:

Saat SMA, Sisi dan Brian sebenarnya telah menjalin hubungan namun secara rahasia dan hanya diketahui oleh Alm. Daniel, dan setelah menyelesaikan kuliahnya Brian dan Sisi memutuskan untuk menikah dan tentu mereka mendapatkan restu dari keluarga satu sama lain termasuk Ayyala yang juga setuju.

***

Kembali ke Ayyala...

#Rumah

Ceklek//membuka pintu

"Nah ini dia"

"Loh Caca mana? katanya nangis"

"Tidur di kamar"

"APA!"

"Jangan berisik!"

Ternyata Brian memanggil Ayyala adalah dengan tujuan yang lain bukan karena sang ponakan yang rindu.

"Aih!! kakak itu ganggu aku aja"

"Emang kamu kemana?"

"Aku izin libur itu untuk menemui kak Daniel"

Brian yang mendengarkan hal itu merasa sangat khawatir dengan adiknya, selama bertahun-tahun sang adik selalu menganggap Daniel ada bersamanya dan hal itu akan tetap berlangsung entah sampai kapan.

"Mama pingin bicara sama kamu"

Ayyala pun mengangguk dan lekas pergi mencari mamanya.

"Mama!!"

"Ayya, syukur kamu sudah pulang"

Ayyala mengernyitkan dahinya tak mengerti dan bertanya.

"Mama ingin bicara sama kamu"

"Apa ma?"

"Sebentar lagi usia kamu kan mencapai 30 tahun, mama ingin kamu menikah"

Deg.

Pernyataan sang mama membuat Ayyala merasa tak senang sama sekali, ini juga bukan lah pertama kalinya Ayyala mendengar hal tersebut melainkan berpuluh-puluh kali.

"Ma aku gak bi..."

"Kamu harus bisa!"

"Aku bahkan belum nemuin jodoh ku yang tepat mam"

"Yang tepat?? lalu sampai kapan kamu masih mengenang pria yang tentu pasti ingin melihat kamu dicintai juga"

"Aku bener-bener gak bisa"

"Kamu lihat usia mama sekarang nak! kamu juga sudah dewasa, ini waktu yang tepat untuk kamu menikah"

"Aku bahkan belum menemukan sosok yang tepat bagaimana itu bisa?"

"Mama sudah menemukan nya! kamu hanya harus nurut dan terima"

"Maksud mama aku di jodohin gitu? maaf ma aku gak bisa"

Ayyala lekas pergi menuju ke kamarnya dengan kesal dan tak mempedulikan sang mama yang terus memanggil nya.

"Biar Brian yang ngomong ma"

Brian yang menenangkan sang mama kemudian ke kamar Ayyala.

Terlihat Ayyala tepat duduk di ranjang dan sedang merasakan sakit yang merajang kepalanya.

"Ini!! minum obat kamu"

Kenyataan nya, Ayyala pernah mengalami depresi berat sehingga ia harus meminum obatnya rutin dan sampai sekarang hal itu masih berlangsung.

"Kalau Daniel disini dia gak bakal senang liat kamu seperti ini"

"Kalau kak Daniel disini aku gak akan seperti ini"

"Dek!! kamu harus terima perjodohan ini"

"Atas hal apa? aku bahkan gak mencintai dan mengenalnya jadi bagaimana bis...arghh"

"Atas hal untuk kebahagiaan mama!! atas hal yang akan bisa membuat kamu jadi lebih mengerti"

Entah mengapa ucapan Brian membuat Ayyala diam tak bergeming.

"Pikirkan itu dengan bijak!"

Ayyala masih terdiam tak berkata sedikit pun.

"Butuh pelukan?"

Tak perlu waktu lagi Ayyala memeluk sang kakak dengan erat.

15 menit Kemudian...

"Dah!! istirahat ya, kakak mau ke kamar"

Ayyala hanya mengangguk mengiyakan.

Ayyala POV ON***

Rasanya sangat aneh, setiap saat aku tak pernah bisa melupakan bayang mu kak. Aku bahkan tak yakin apakah ada pria yang terbaik selain dirimu?

Apakah harus aku melupakan mu seperti hubungan singkat kita?

Bahkan lukisan yang kau buat untukku masih tak luput untuk ku pandang setiap waktu. Andai saja kau tak pergi dan masih disini, kebahagiaan pasti akan bersama.

Tapi... perkataan kak Brian juga benar, kebahagiaan mama adalah yang terpenting. Apa aku harus mau menerima perjodohan ini?

Seandainya Angga juga ada di sini dia pasti akan membantu ku untuk memilih jalan yang terbaik.

Dia teman yang baik, aku juga menyesal tak bisa menghabiskan waktu ku bersama mu dan kini kau berada sangat jauh di Prancis.

"When I look my bear dan best friend again?"

Ayyala POV OFF***

Dalam diam Ayyala merindukan dua sosok cinta sejatinya dan sahabat sejatinya juga.

Serasa sangat aneh saja, bertahun-tahun terlarut dan tak ingin melepas juga.

"Aku yang akan memutuskannya, semoga ini tepat"

Tap!!Tap!!Tap//langkah kaki.

"Ma"

Mama Ayyala yang dipanggilnya pun berpura-pura tak mengetahui keberadaan sang anak.

'Maaf mama harus melakukan hal ini, agar kamu tak keras kepala' batin sang mama.

'Sepertinya mama marah sama aku' batin Ayyala.

"Huhh!! aku setuju ma"

Deg.

Seketika perkataan Ayyala membuat sang mama sontak memeluknya bahagia.

"Kamu serius kan nak?"

Ayyala mengangguk dan berdehem.

"Mama akan mempertemukan kamu dengannya besok, kamu harus bersiap diri ya"

"Iya ma"

'*Ini berita bahagia? atau justru buruk? tapi aku melakukan hal ini untuk kebahagiaan mama' batin Ayyala.

'Aku hanya berharap Ayyala bisa bahagia dengan pria yang tepat, semoga pilihan mama adalah yang terbaik buat kamu dek' batin Brian*.

Tak jauh dari sang mama dan adik Brian tengah melihatnya dan tersenyum bahagia.

"Kamu jangan khawatir!! Ayyala akan segera kembali"

"Iya Si!! aku berharap begitu"

Tepat di sebelah Brian Sisi juga tengah melihat hal tersebut.

Cup!

Brian mencium puncak rambut Sisi dengan penuh cinta.

"Caca kamu tinggal!!"

Deg.

"Iya ya!! wah moga-moga dia masih tidur"

Begini lah suasana keluarga mereka dibilang harmonis itu tak akan pernah berlangsung lama, kadang ada intrik juga dan kadang penuh perdebatan tiada hentinya.

-Wellcome to Mood Booster Family-

...----------------...

Di sisi lain.

"Mama sudah bicara, semoga saja dia menyetujui perjodohan mu bersamanya nak"

"Aku akan menunggu!!"

.

.

.

...BERSAMBUNG...

**Don't forget to like, coment, share and vote my story. Thank you for All readers

Love from Author**

Lebih Mengingatnya...

Esok Harinya...

#Ruang Makan

Tap!Tap!Tap//Langkah Kaki.

"Pagi neng dosen abang yang cantik"

"Pagi Aunti comel"

"Pagi Abang paling ngeselin, pagi juga buat ponakan gemesh"

Setelah saling menyapa Ayyala duduk tepat disebelah Caca, ponakan tersayang nya.

"Nanti kita ke mall dan kamu juga harus dandan yang cantik ya, kan mau ketemu calon mertua kamu"

Ayyala mendengarkan ucapan sang mama dan hanya mengangguk meng-iyakan.

'Kenapa perasaanku gak enak ya?' batin Ayyala resah.

. . .

Setelah sarapan Ayyala pun bergegas berangkat ke kampus tempat ia menjadi dosen, hari ini memang jadwalnya untuk mengajar pagi.

#Kampus

Para mahasiswa yang berlalu lalang tak lepas memandang Ayyala takjub.

Bagaimana tidak? wanita yang sangat cantik dan sangat idaman apalagi ia masih single.

"Ehh!! Bu dosen cantik tuh"

"Widihh!! calon istri nih"

"Gila!!awet muda ya"

(Ya...setidaknya begitulah ucapan kaum adam)

"Huh!!dosen ganjen"

"palingan juga udah gak suci

"Cihh!! cantikan juga gue"

(Sebaliknya hinaan atau jelas kecemburuan kaum hawa tak luput juga)

Ayyala mendengar dan tau betul apa yang sedang mereka gosip kan, namun ia tak mempedulikan nya sama sekali.

Tap!Tap!Tap//Langkah kaki

Sampai di ruangan para dosen tatapan tak suka juga tetap saja ada, walaupun mereka menutupinya dengan senyuman palsu.

"Bu Ayyala!! ini saya habis beli makanan buat kamu"

Pria yang masih muda namun berwatak Playboy seperti itulah gambaran dari pak Ali. Dia sering mendekati bahkan menggoda Ayyala.

Dari awal Ayyala menjadi dosen pria tersebut bertekad menjadikan Ayyala sebagai kekasihnya.

Namun Ayyala tetap lah Ayyala, seberapa banyak pun pria yang mendekatinya ia tak akan mau menerima cinta dari siapapun.

'Dia lagi, kau pikir aku tak tau seperti apa kau itu cihh' batin Ayyala namun masih diam.

Terkadang Ayyala berterima kasih pada Daniel karena nya ia bisa belajar menjadi orang yang sangat dingin.

Kringg!!Kringg!!Kringg//Bel berbunyi.

'Bel penyelamat ku' batinnya lega.

"Maaf pak, saya harus segera mengajar permisi"

Setelah pergi Ayyala tersenyum tipis karena bisa menghindari serigala jantan itu.

"Dasar!! serigala"

Kegiatannya kini adalah sedang mengajar kelas.

Ayyala adalah termasuk contoh dosen yang sangat baik dan pintar, dalam menjelaskan pun ia tak berbelit-belit.

SKIP>

Setelah mengajar ia bergegas kembali ke ruang dosen dan bersiap-siap untuk pulang.

Ia memang izin untuk mengajar satu kali saja untuk hari ini, mamanya yang sudah mengingatkan pun tak ada hentinya mengirim pesan.

'Mama sangat bahagia sepertinya, kenapa aku tidak?' batinnya yang tentu tau jawabannya.

Dalam perjalanan nya ia tak henti-hentinya masih memikirkan Daniel, tersenyum tipis dan mengingat pilu juga.

"Apakah aku termasuk berdusta padamu kak?"

"Tak ada yang memahami ku, dan mereka hanya menuntut untuk ku turuti"

Berbicara dan berpendapat pada diri sendiri rasanya adalah kelegaan Ayyala, ia tau kenapa dirinya merasa demikian.

Daniel berada dirinya menjadi bayangan dan nafas kelegaannya.

"Kau pasti mendengarkan ku bukan?"

Dan terus-menerus Ayyala masih curhat pada diri sendiri.

Sesampainya Di rumah...

"Ayya!! kamu akhirnya pulang juga, ayo Mandi terus kita ke mall beli baju"

"Ayya kan udah punya baju, ngapain harus beli?"

Mama Ayyala pun menghela nafas kasar dan kembali menjelaskan. Tak berselang lama mereka berdebat harus ke mall ataukah tidak.

Tapi...bukan mama Ayyala jika ia tak berhasil membujuk sang putri tersayangnya itu.

Ayyala mengangguk pasrah dan segera masuk ke kamar untuk mandi.

Setelahnya....

"Ayo nak!! kita berangkat"

"Hmm..."

Padahal sudah sangat terlihat bahwa Ayyala tak merasa bahagia sama sekali.

'Yang jelas ikutin aja mama' batinnya semakin pasrah.

Sesampainya mereka di mall, mama Ayyala lah yang memilih pakaian dan perlengkapan lainnya.

'Padahal kan cuman pertemuan, bukan upacaranya langsung' batin Ayyala yang ingin berkomentar.

Entah berapa lama sang mama terus-terusan memintanya untuk mengganti pakaiannya karena tak sregk.

Hingga pada akhirnya...

"Emmm yang ini ya"

Menghela nafas dengan gusar dan tersenyum palsu adalah gambaran yang tepat untuk saat ini pada Ayyala.

"Wahh mama suka yang ini sayang, anak mama ini memang cantik ya"

"Ya kan emang dari mama aku cantik-_-"

Ternyata hal ini belum selesai, Ayyala harus memilih sepatu, pergi ke salon dll...

"Ma!! udah belum sih"

"Bentar lagi Yaya"

'Bentar lagi terus' batinnya kesal.

. . .

Setelah semua hal selesai mereka memilih untuk bersinggah terlebih dahulu di sebuah restoran yang masih berada di mall.

"Nanti kita ketemuannya di Cafe Melati nak"

Deg.

'Tempat itu...' batinnya.

Mama Ayyala sedari tadi melihat ekspresi wajah sang anaknya itu, seperti ada sebuah kegelisahan.

"Kamu kenapa sayang?"

Sontak Ayyala yang mendengar panggilan sang mama pun menggeleng pelan.

'Apa aku beritahu sekarang aja ya pada Yaya' batin sang mama bimbang.

Menarik nafas perlahan dan menggenggam tangan sang anak dengan penuh harapan sang mama pun menyampaikan apa yang sedari tadi ingin diberitahukan.

"Sayang, usia bukanlah batasan untuk jatuh cinta kan? mama pun merasa seperti itu. Cinta di dapat bukan karena umur melainkan kebersamaan jadi..."

Ayyala mengerutkan dahinya meminta penjelasan yang jelas dan to the point pada sang mama.

"Suami kamu memang masih lebih muda dari mu, ia berusia 18 tahun tapi mama percaya karena dari yang mama ketahui ia juga seorang pekerja keras dalam usianya ini, jadi bagaimana nak?"

Kalau dibilang ia terkejut itu sangat tepat sekali, bahkan tak habis pikir bagaimana bisa hal ini terjadi. Tapi ia sudah berjanji akan menuruti sang mama memberontak sekarang justru akan membuat gemuruh petir.

"Aku mau ma, tenang saja"

'Semoga saja ia bukan pria yang menjengkelkan' batinnya was-was.

Atas jawaban dari Ayyala sang mama pun tersenyum dengan penuh kebahagiaan dan harapan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19:00.

"Ayo kita berangkat sekarang"

Selain Ayyala sang mama pun tadinya juga ikut untuk memilih pakaian dan berdandan juga.

SKIP.

#Cafe Melati.

Mereka telah sampai dan terlihat ada yang melambaikan tangan.

'Jadi kakak ninggalin aku sama mama gitu?' batinnya.

Saat berjalan dan mendekat Ayyala merasa marah pada sang kakak, sedangkan Brian sendiri hanya tersenyum seakan tak bersalah.

"Kenapa Ay?"

Ayyala yang terlihat sangat kesal pun ditahannya dan tersenyum palsu.

'*Kenapa kakak tadi ninggalin aku sama mama aja sih' racau batinnya.

'Maafin kakak dek, kalau kakak ikut subuh baru selesai' batin Brian*.

'Ini kenapa sih?' batin Sisi bertanya-tanya.

"Eh, duduk dong adikku"

"Iya kakak"

Jikalau pun sekarang bertengkar itu tak akan ada gunanya juga.

Mama Ayyala terlihat mengedarkan pandangan di pintu ia melihat seseorang yang sangat familiar.

"Yuni!! Kemari"

Wanita yang dipanggilnya Yuni pun melihat pada arahnya dan tersenyum.

"Halo!!"

Mereka yang di sapa pun mengangguk.

"Ini sayang calon mertua kamu, Salim ya"

"Halo Tante, aku Ayyala"

Ayyala tak berhenti untuk menuruti sang mama dan tersenyum.

"Cantik ya"

"Ini kenalin Brian anak ku sama Sisi menantu ini juga cucuku"

Mereka pun kembali bersalaman satu sama lain.

"Menantu ku mana nih?"

"Derry tadi nerima telpon dari kantor papanya, jadi masih di luar"

Ny. Widya atau mama Ayyala pun hanya ber 'oh'ria saja.

Tak lama...

Tap!Tap!Tap//Langkah kaki.

"Ehh, itu anakku Derry"

Mereka pun mengedarkan pandangan ke arah yang di tunjukkan.

Deg.

Brian, Sisi termasuk Ayyala benar-benar terkejut.

Ayyala yang terlihat bergetar pun melihat sosok yang sangat ia rindukan.

Ia pun berjalan ke arah pria yang kini juga berjalan ke arahnya.

Mereka saling memandang satu sama lain dan bingung juga.

Brian dan Sisi tak henti-hentinya merasa risau namun juga bahagia.

. . .

Tepat posisi mereka saling berhadapan, Ayyala menyentuh wajahnya dan tanpa sadar air mata mulai menggenang.

Setelah melakukan hal itu ia menarik tangannya kembali.

"Ka...kamu bukan dia"

'Aku...semakin merindukanmu kak Daniel' batinnya.

"Gue Derry"

Pria bernama Derry itu mengenalkan dirinya dengan datar dan dingin.

Suasana, suara dan tatapan seakan membawa Ayyala kembali ke dahulu.

"Kau memang bukan dia"

Ayyala yang yakin, walaupun sebenarnya ia bergetar tak hentinya.

"Bukan."

Derry menyahutinya singkat, dan hal tak terduga pun terjadi.

Bugh//

Ayyala pingsan jatuh ke pelukan pria yang bernama Derry ini.

'Kau benar-benar mengingat pria itu?' batin Derry.

"AYYALA!!"

Brian dan Sisi sontak merasa khawatir termasuk sang mama segera mendekati mereka.

Derry pun menggendong tubuh Ayyala.

"Kita bawa dia ke rumah sakit"

Setelah ucapan singkat itu ia membawa Ayyala pergi ke rumah sakit.

. . .

#Rumah Sakit.

Brian dan Sisi sedari tadi memandangi Derry dengan penuh tanda tanya.

Sikap yang sama dingin, datar, dan diam.

'Dia...terlihat seperti Daniel' batin Brian.

Brian mendekati Derry untuk mengajaknya berkenalan.

"Gue Brian"

"Derry"

"oke"

"Adik loh suka pingsan ya?"

"Enggak, dia cuman syok"

Derry pun mengangguk mengiyakan saja.

'Gimana gak syok kalau wajah loh, sudahlah!! aku hanya berharap Ayyala tak merasa sedih itu saja' batin Brian risau.

Ceklek//Pintu terbuka.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?"

"Anak ibu baik-baik saja, tak perlu di cemaskan"

Mereka yang mendengar hal ini pun menghela nafas tenang.

Brian yang benar-benar khawatir pun masuk ke kamar Ayyala terlebih dahulu.

"Ayya, kakak khawatir. Tapi...sekarang sepertinya kamu memang memiliki harapan untuk bisa bersama Daniel lagi"

Brian menggenggam tangan sang adik dan mengobrol dengannya walaupun Ayyala belum sadar.

"Tatapan yang sama, suara yang sama kakak harap kamu beruntung ya"

Beberapa menit Brian mengobrol tanpa jawaban apapun dari Ayyala.

"Adikku masih tidur ya, kakak di luar dulu ya"

Brian pergi keluar dan menunggu di sana.

Sedangkan...

Sebenarnya Ayyala sudah terbangun, ia hanya masih tak ingin membuka matanya.

'Wajah, suara, apakah jiwanya juga? Dia bukan kak Daniel, namanya berbeda mereka berbeda' batin Ayyala meyakinkan.

Ia sangat percaya bahwa itu memang bukan Daniel, ia sudah sering datang ke makamnya bahkan memimpikannya.

Tapi, Ayyala juga merasakan getaran yang sama saat bersama Derry.

'*Apa ini waktu ku untuk memendam sepenuhnya tentang mu?'

'Saat ini aku semakin lebih mengingatmu...'

Author: ⬇️ Nih yang membuat Ayya syok*

*Derry atau Kak Daniel??

Mari kita mulai ke misterian dan hal tak terduga lainnya*

...****************...

Author**: Halo readers!, maaf ya author masih ngegantung ceritanya. Saat ini author lagi sibuk, doain aja cepat selesai dan bisa crazy up ya, thanks semuanya ❤️

...****************...

...BERSAMBUNG...

**Don't forget to like, coment, share and vote my story. Thank you for All readers

Love from Author**

Bisakah Tanpa Mencintai...

Ceklek//Pintu terbuka.

"Kamu udah sadar nak, mama khawatir"

Ayyala yang memang sudah sadar terlihat senyum tipis.

"Kamu kenapa sayang?"

"Enggak apa-apa ma"

Mama Ayyala nampak sangat khawatir dan mengusap lembut rambut anak nya itu.

"Apa kamu tetap setuju untuk menikah nak?"

Ayyala sedikit berfikir dan ia menatap mata mamanya yang nampak penuh harapan di dalamnya.

"Aku setuju ma, apapun demi mama"

Ny. Widya kembali tersenyum haru dan memeluk Ayyala.

"Mama yakin seiring berjalannya waktu kamu akan mencintai Derry ya"

Ayyala hanya mengangguk mengiyakan tak bergeming lagi.

Tok!Tok!Tok//Ketukan pintu.

Ny. Widya segera membuka pintu dan terlihat Derry sedang berdiri tepat di sana.

"Eh nak Derry, silahkan masuk!!"

Ayyala yang mendengar nama itu berusaha bersikap se-biasa mungkin, ya pantas saja jika ia masih merasa demikian itu hanya mengingat kan pada Alm. kakak kelasnya Daniel (bisa gak si tanpa Alm😭).

'Selalu ingat! Dia bukan kak Daniel' batin Ayyala mengingatkan.

"Bisakah saya berbicara berdua sebentar dengan anak nyonya?"

"Tentu saja, kau calon menantuku bukan? satu hal lagi panggil saja saya mama ya"

Derry hanya mengangguk tanpa senyum ataupun berkata lagi.

Mama Ayyala pun segera keluar dan menutup pintunya kembali.

Derry menatap Ayyala yang terlihat memalingkan wajahnya, saat ini Ayyala merasa jantungnya berdegup kencang.

'Kenapa si nih jantung' batinnya geram.

"Loh udah baikan?"

Tiba-tiba saja Derry bertanya pada Ayyala dengan suara yang terdengar sangat tegas dan dingin.

Ayyala menatap Derry dan mengangguk meng-iyakan.

Beberapa saat Derry duduk di kursi sebelah tempat tidur pasien dan terjadilah hening.

. . .

"Gue tau loh pasti gak setuju sama pernikahan ini, apalagi kalau calon suaminya lebih muda"

Ucapan yang sekali lagi yang tiba-tiba namun terdengar jelas itu seperti sindiran.

Ayyala berpikir sejenak, mungkin itu benar.

"Kenapa kau menyetujui pernikahan ini?"

Tanpa berpikir ucapan dari Ayyala langsung saja membuat Derry menatapnya tajam dan berpikir.

"Mungkin sama sepertimu, tapi aku tak bisa menjelaskannya untuk saat ini"

Dari yang Ayyala liat mungkin wajah Derry dan Daniel sama namun cara bicara mereka sedikit berbeda, Daniel yang kulkas irit bicara dan Derry si cerewet pikirnya.

"Pernikahan ini tidak bisa dibatalkan"

"Aku tau itu"

"3 hari lagi kita menikah dan aku ingin setelah menikah kau tinggal di apartemen ku"

'Apa-apaan ini? Dia sudah berpikir hal itu' batin Ayyala tak percaya.

"Jangan meremehkan ku, meskipun gue muda loh bakal gue nafkahi"

Setelah mengucapkan hal itu Derry berdiri dan bergegas pergi, hal itu pun membuat Ayyala lega namun tiba-tiba...

"Gue gak maksa loh jatuh cinta lagi..."

Ucapan terakhir yang keluar dari bibir Derry, dan ia segera keluar.

Deg.

Masih berpikir apakah Derry tau tentang rahasianya.

"Bisakah pernikahan tanpa cinta? Atau aku harus belajar kembali mencintai?"

Ayyala menghela nafas gusar, ia hanya merasa pusing akan situasi ini bahkan ia curiga dengan pria yang memiliki wajah Daniel itu.

BRAKK!!!

Ayyala terlonjak kaget saat pintu terbuka kasar dan nampak seseorang yang pasti dia sangat kenal.

"Ayya!!! Loh gak apa-apa kan?? gue khawatir tau gak?"

"Rena!!!"

Siapa lagi jika bukan Rena, sahabat yang selalu menempel seperti perangko itu.

"Bukannya loh bulan madu ya?"

"Iya!! Tadi gue hubungi kak Sisi karena telpon gue gak loh angkat ehh ternyata loh balik lagi ke rumah sakit"

Ayyala menatap geram pada Rena yang tak sengaja mengatainya seperti pasien tetap di rumah sakit.

"Loh gak capek apa Ay? gue khawatir tau"

"Antara khawatir ama pengen ngomel loh"

Rena terkekeh dan memeluk Ayyala sangat erat hingga sulit bernafas, Ayyala pun segera memberontak.

"Mau bunuh gue loh-_-"

Rena kembali melihat arah pintu yang terbuka ia segera menutupnya karena ingin bertanya sesuatu dengan Ayyala.

"Ehh!! Di depan gue liat cowok mirip banget sama kak Daniel katanya dia itu calon loh bener gak sih?"

Rena yang suka nyerocos pun tak bisa di pungkiri lagi oleh Ayyala, ia hanya mengangguk dan berdehem saja.

"Gue sekarang percaya reinkarnasi"

Rena berkata demikian karena menurutnya Derry sangat sama dengan Daniel wajahnya saja sama-sama datar.

"Siapa namanya?"

"Derry"

Rena pun ber 'oh' ria dan kembali berpikir untuk bertanya, yang tadinya tujuan untuk menjenguk Ayyala sekarang malah menjadi sesi tanya jawab.

"Ganteng wah"

"Gue bilangin Hasan loh, lagian dia masih 18 tahun"

Rena terbelalak kaget mendengar ucapan Ayyala bukan tak setuju justru sangat menyetujui keputusan yang telah di ambil oleh keluarga Ayyala.

"Awet muda nih"

Ia bergurau demikian pada Ayyala dan kembali tertawa.

Tok!Tok!Tok// ketukan pintu.

"Masuk aja!!"

Keluarga Ayyala dan suami Rena pun ikut masuk untuk melihat keadaan Ayyala kecuali Derry yang masih di luar, ya...mereka memang di izinkan namun tak boleh berlama-lama.

"Maaf ya nak Rena! Kamu jadi gak bisa bulan madu"

Ayyala hanya diam mendengarkan sang mama yang tengah berbicara pada Rena, Sedangkan Sisi mendekat ke arah Ayyala dan tersenyum tipis padanya.

"Kamu gak apa-apa kan?"

Ayyala mengangguk bahwa dirinya tak baik-baik saja, meski pun masih tak menyukai situasi ini.

***

Author: Oke, author mau jelasin tentang Rena dan suaminya.

Beberapa minggu lalu Rena sahabat Ayyala telah menikah dengan Hasan, pria yang sudah dekat sejak SMA dan jika kalian sudah membaca S1 mungkin ada beberapa chapter tentang Hasan yang memang sudah mendekati Rena dan berpacaran dengannya. Sebenarnya saat ini mereka sedang bulan madu di kota Bali, namun saat mendengar Ayyala masuk rumah sakit (lagi) ia pun segera kembali untuk menengok sahabatnya itu dan untung nya Hasan sangat memahami situasi ini hingga ia pun setuju. Mereka naik apa? Bisa dibilang Hasan (H)orang kaya, jadi ia memiliki pesawat pribadi dan bahkan pesawat itu bisa cepat kembali hanya beberapa jam (Wadaww).

***

Kembali lagi, masih di posisi yang sama...

"Calon menantu mama baik kan?"

Mama Derry yang bertanya lembut pada Ayyala dan ia pun mengangguk serta tersenyum.

'Ayya masih mikirin Daniel gak ya?' batin Sisi.

4 tahun telah berlalu, rasa bersalah Sisi masih saja ia rasakan. Ia sering memberikan semangat pada Ayyala dan mengajaknya bercanda bersama.

Beberapa menit mereka di sini dan mama Derry pun pamit undur diri untuk segera pulang dan menyiapkan pernikahan yang akan berlangsung 3 hari lagi itu.

"Kamu mau tetap di rumah sakit atau pulang nak?"

Mama Ayyala bertanya pada sang anak, karena kali ini dokter mengizinkan nya untuk pulang.

"Pulang aja ma"

Ayyala menjawab demikian karena suasana rumah sakit sangat membosankan justru ia akan merasa dirinya itu sakit dan akan membuatnya semakin mengingat tentang suasana menyayatkan itu.

Brian segera menemui dokter dan mengurus hal ini.

Disaat semuanya sibuk mengurus Ayyala dan persiapan, Sisi berdiam diri di kursi yang berada di lorong.

Tut!!Tutt!!//Dering telpon

**PESAN MASUK.

"Seminggu lagi aku akan kembali, jangan beritahu Ayyala ini akan menjadi kejutan. See U!!"

Sisi tersenyum tipis membaca pesan yang mungkin akan sangat di rindukan oleh Ayyala untuk menjadi tempatnya mencurahkan isi hatinya.

'Maaf!! aku bingung harus bilang seperti apa tentang pernikahan ini Angga'

Disisi Lain...

"Ayya benar-benar mengingat masa lalunya"

"Mama benar, semoga dia bisa kembali walau tanpa cinta untuk saat ini..."

...BERSAMBUNG...

Author; Halo readers😂, Doain selalu ya author bisa update cepet bahkan crazy up🔥🙏, Thank you!!

***Don't forget to like, coment, share and vote my story. Thank you for All readers

Love from Author*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!