NovelToon NovelToon

Suamiku Ternyata Kaya

01

Ranando Maher Ali, biasa di sapa Nando.

Terlahir dan di besarkan dengan gelimangan harta

.

Bila menginginkan sesuatu tinggal menjentikan jari saja , dalam sekejap semua keinginannya terpenuhi

Hidupnya selalu mudah, di hormati dan selalu diperlakukan istimewa di manapun berada

Wajahnya sangat tampan, di dukung fisik yang sempurna, deretan wanita cantik mengantri untuk di jadikan kekasih olehnya.

Meski hanya di pakai semalam lalu di tendang.

Tetap saja mereka merasa bangga.

Banyak pemuda iri, berharap bisa kenal dekat dan menjadi bagian dari kehidupannya.

Sayangnya Nando sangat pemilih dalam bergaul.

Sejak kecil hingga dewasa dia hanya memiliki 4 orang sahabat.

Nando memiliki sifat

manja, egois serta sangat angkuh.

Suka memandang rendah orang lain.

Dia menjadi sosok yang menomor satukan status sosial kekayaan dalam menilai orang.

Saat ini usianya hampir menginjak 25 tahun, namun dia belum berhasil menyelesaikan studinya.

Di kepalanya hanya ada liburan mewah, nongkrong di klub malam, balapan liar, mabuk dan main perempuan.

Padahal orang tuanya berharap dia sudah bisa memimpin sebuah perusahan...Namun dia enggan menurut.

Malam ini Nando sudah siap engan jaket lusuhnya,

untuk penampilan Nando memang tidak terlalu perduli.

Dia lebih suka terlihat seperti penyanyi Rock metal.

" Mau kemana?"

Rayamond, papa Nando menghadangnya saat melewati ruang keluarga.

Kedua orang tua itu memandangi Nando dengan tatapan jengkel.

"Biasa Nongkrong bareng the gank Pa.." jawab Nando malas.

Raymon memijit keningnya

mendadak kepalanya sakit.

" kapan kamu mau berubah ? Nando..kerjamu hanya nongkrong dan hura- Hura. jika begini sampai kapan kamu bisa tamat kuliah. Seharusnya kamu sudah di D.o" keluh Raymon.

" Nyantai dong, Pa.Kuliah atau tidak, aku tetap akan mewarisi perusahaan Papa."

Nando menyugar rambut panjang sambil melihat jam gelisah.

"Pa,aku udah telat.. kasihan teman- teman nungguin.."

" Duduk!' titah Raymon jengkel.

" Pa.." rengek Nando.

" Papa bilang, duduk..!" Raymon tak mau di bantah.

Dengan wajah cemberut Nando duduk.

" Papa akan belikan mobil idaman kamu, tapi ada syaratnya.."

Wajah cemberut Nandi berubah cerah seketika.

" Apa syaratnya, Pa..!"

"Syaratnya, Papa mau kamu kuliah sungguh- sungguh dan harus Lulus tahun ini. "

Nando terdiam tapi demi mobil idaman...

" Ok..Nando setuju..."

***

Betapa beruntungnya Renando.

Pergi kuliah sambil mengendarai mobil sport mewah keluaran terbaru, Serta ditemani gadis tercantik di kotanya.

Mobil mewah itu dibeli beberapa hari Lalu.

Papa menepati janjinya.

Membelikan Nando mobil idaman Asalkan Nando sungguh- sungguh belajar dan kuliah.

Nando sangat senang, Ia berniat memamerkan pada sahabat- sahabat nya.

Ibram, Argo, dan Gunawan, mereka pasti tak akan mampu menyainginya.

Claire saja tak sabar untuk mencoba mobil baru itu. Buktinya pagi-pagi sudah ribut minta dijemput.

Sebelum berangkat kuliah Nando menyempatkan diri menjemput pacarnya yang super cantik itu

" Bagus banget yang...selera kamu emang top banget ya.." puji Claire saat bokongnya mendarat di kursi empuk mobil mewah tersebut.

Pujian Claire semakin membuat dada Nando kembang- kempis karena bangga.

"Iyalah, susah payah ngerayu Papi, biar dibeliin, pake janji nggak bakal bolos kuliah lagi, huh! padahal malas banget. mending ntar nongkrong di markas aja..."

Claire tersenyum

"Aku temani ya?"

" of course Baby, beneran kamu mau??"

" iyalah .."

Nando memang merayu Papi untuk membelikan sebuah mobil sport keluaran terbaru sebagai syarat kuliah.

Raymond langsung menyetujui tanpa pikir panjang, tak masalah menambah satu lagi koleksi mobil mewahnya di garasi.

Apalagi demi membuat Nando fokus dengan pendidikannya.

Saat Nando bangun pagi, mobil itu sudah terparkir di garasi.

Dalam perjalanan ke kampus Nando menghubungi para sahabatnya.

"Kalian sudah berangkat?"tanyanya pada ke empat sahabat kentalnya via video call.Mereka melakukan. panggilan group.

" Iya kita lagi jalan, nich!," jawab mereka hampir bersamaan, terpampang wajah wajah enak dipandang pada Layar Lcd berukuran 10' dimobil Nando.

" Claire gimana?, barengan loe, kan!?" tanya Ibram sambil mencari sosok

Claire yang tak terlihat dilayar.

Ibram meletakan phonsel di dashboard agar mudah melakukan obrolan sambil menyetir.

Ibram sebenarnya mencintai Claire, tapi karena Nando juga suka padanya, Ibram mengalah, dan menyimpan perasaanya.

Merasa tak pantas bersaing dengan seorang Keturunan Maher Ali. Dia Jelas kalah dalam semua hal.

"Iya, ada Nih, disamping gue," sahut Nando melirik Claire sekilas sambil tersenyum manis padanya, senyuman yang membuat kaum hawa meleleh.

"Ada apa nyariin gue, Bram?" sahut Claire, dengan suara lembut nan manjanya. ciri khas Cleaire, kini wajah cantiknya sudah memenuhi layar phonsel Ibram.

Bibir Ibram merekah.

Dia tertawa bahagia.

" kangen sama wajah cute mu Beib.."

"Eits berani bener

manggil yayank gue Beib.." hardik Nando pura pura marah.

" Rupanya kau nekat mencari mati!" sahut Delon

Bram dan lainnya tertawa.

"Ya elah!, tuan muda cembokur" Cetus Gunawan

Kembali derai tawa memenuhi mobil mobil mereka.

Nando menanggapi dengan senyuman.

" Udah selesai ngeledeknya? Kalau sudah gue tutup ya, udah telat ni! kita ketemu diparkiran kampus, nanti"

Mereka Sepakat menyetujui usul Nando.

Sesampainya dikampus MH Pratama College, Seperti biasa Nando akan memarkirkan mobil diparkiran khusus yang sudah dia daulat secara tidak resmi sebagai tempat parkir pribadi bagi dia dan sahabat- sahabatnya.

Memang tak ada aturan khusus yang menyatakan bahwa, tempat parkir itu di peruntukan bagi mereka. Hanya saja bukan Nando namanya jika tak menunjukan cakar dan taringnya pada semua orang.

Dia menjadi orang paling berkuasa dan membuat aturannya sesuka hati sendiri.

Memiliki area parkir khusus menunjukan statusnya sebagai pemuda istimewa, dia dan teman temanya berbeda.

Mereka ditakdirkan menjadi pemuda-pemuda istimewa yang levelnya jauh diatas mahasiswa kebanyakan.

Mahasiswa lain merupakan kumpulan rakyat jelata yang levelnya jauh dibawah mereka.

Mereka benar- benar pemuda- pemuda sombong.

Nando selalu berusaha menonjolkan siapa dirinya dikampus. Dia adalah putra tunggal pemilik kampus swasta terkenal tersebut. Mhp College.

Tiba di Parkiran, Nando mendapati sesuatu yang membuatnya tertegun.

Sebuah sepeda tua yang sangat ketinggalan zaman dengan cat mengelupas terparkir gagah Disana.

Seolah mengejek Nando dengan sedan mewahnya.

" Siaal banget! ngerusak pemandangan! Siapa yang berani parkir sepeda butut murahan begini ditempat parkir ku!?" Dia mengumpat pada diri sendiri.

Egonya langsung naik membuat emosi Nando ikut Naik.

Tak ada satu orang pun yang boleh mengganggu tempat parkirnya bahkan rektor kampus sekalipun,

" Nekat sekali pemilik sepeda jelek ini, apa dia mencoba menentangku?"

"Tabrak saja yank.." usul Claire, sekilas senyum jahil terukir dibibir nya yang cantik.

" Boleh juga usulmu yank!!" balas Nando tak kalah jahatnya.Dia menyeringai senang, membayangkan wajah kaget pemilik sepeda, Saat tahu sepedanya rusak dan menghilang.

Ya! Nando akan menghilangkan sepeda itu, Biar saja pemiliknya kebingungan mencarinya nanti.

" Baiklah jika hal itu membuatmu senang."

Claire mengangguk Antusias

Nando segera menghidupkan mesin mobil dan bersiap memulai Aksinya.

Beberapa menit kemudian, sepeda tua yang malang itu sudah menjadi barang rongsokan yang tak ada lagi harganya.

Teronggok malang didepan mobil mewah milik Nando. Dia tertawa terbahak - bahak

merasa lucu dengan bentuk sepeda tua itu setelah ia menabraknya.

Dia dan Claire keluar dari mobil.

"Biar jadi pelajaran bagi yang lain,. jangan coba menganggu kesenangan Renando maka beginilah akibatnya...!"

kata nya angkuh sambil tersenyum miring.

Claire menyusul dan berdiri di sisi Nando dengan wajah senang, tanganya melingkar memeluk lengan Nando erat.

Keduanya masih berdiri menatap puas ke arah puing sepeda, hingga tak sadar ke empat pemuda tampan lain datang secara bersamaan.

" Ada apa bos?" Mereka melihat heran ke arah puing sepeda yang menjadi pusat perhatian Nando, serta bamper mobil sport baru milik Nando yang sedikit penyok, tergores, dan lecet akibat benturan.

" Buang rongsokan itu!" titah nya pada ke empat sahabatnya, Lalu menggiring Claire menggandeng mesra pinggang rampingnya, berjalan bersama menuju ke kelas.

**"****

Tubuh dan pikiranya sudah sangat lelah, ditambah lagi cuaca siang ini yang sangat panas sangat tidak bersahabat, di dukung hembusan angin yang seakan enggan bertiup.

Musim panas kali ini agak terik dan lama dari biasanya.

Dua jam lebih berada diruangan mendengar dosen menyampaikan materi kuliah. Mata dan perutnya sudah tak bisa diajak kompromi, lapar dan kantuk menjadi masalah utama saat jam- jam terakhir kuliah.

Belum lagi materi kuliah yang terasa membosankan, serta cara penyampain yang kurang menarik, menjadikan Suara dosen bagaikan suara ibu yang membacakan dongeng untuk menina bobokan Seorang Airin jelita.

Bibir Airin terasa kering menahan haus, meski begitu dia tak menghiraukannya, sudah terbiasa seperti itu.

Kelaspun akhirnya selesai, Airin buru- buru pulang karena harus bekerja paruh waktu di Mini market yang terletak di sebrang jalan Kampus, sebagai kasir sekaligus pelayan toko disana.

Lumayan gajinya bisa menambah uang saku kuliah.

Setengah berlari Airin segera menuju area parkir, tempat biasa ia memarkirkan kendaraannya. Sebuah sepeda tua pemberian Ayah, yang amat sangat ia sayangi, Satu- satu peninggalan Ayah semasa hidup.

Saat tiba diparkiran, bertapa terkejutnya Airin, sepedanya sudah tidak ada.

" Aneh sekali? Siapa yang telah mencurinya? masa ada yang mau mencuri sepeda Tua butut begitu? atau....pemilik mobil ini sudah memindahan posisi sepedaku?" Bisik hati Airin sambil mondar- mandir di sekitar mobil- mobil mewah itu terus mencari.

Dia melihat Lima buah mobil mewah dengan berbagai merek terparkir rapi.

Tapi kenapa sepedanya tidak ada?.

" kemana perginya sepeda itu?"

Dari jauh, Amanda memperhatikan perilaku Airin jelita. Karena penasaran Amanda gegas mendekat.

"Kamu sedang apa?" tanya Manda penasaran

"sepedaku.. menghilang, Man...," Lirihnya panik, sedih dan bingung menjadi satu.

"Emangnya kamu parkir dimana sepeda itu? mana mungkin hilang, Barang Segede itu.."

" Aku juga tidak mengerti, padahal aku yakin memang memarkir Disitu.." tunjuk Airin ke arah mobil mewah berwarna biru tua yang terparkir gagah di hadapan mereka.

" Ya ampun, Ayi?, kok bisa loe punya pikiran buat parkir kendaraan di sini padahal tempat ini Area keramat tau!!"

" Area keramat bagaimana?" tanya Airin penasaran..

Dalam pikirannya,

Pantas sepedanya hilang, Apa mungkin setan penghuni parkiran yang sudah mengambilnya, Tapi masa setan bisa mencuri, sepeda tua jelek begitu siapa yang mau? ada- ada saja! bila ingin mencuri, bukankah mobil - mobil mewah itu lebih mengiurkan.tidak masuk akal, lagian, dia baru tahu jika tempat parkir ini angker, dalam hati Airin sangat menyesal karena kehilangan sepedanya.

" Keramat bagaimana, sih! maksudmu Man,? biasa juga parkir disini nggak pernah ilang!. Tempat ini selalu kosong dan sepi, padahal lokasinya adem dan strategis rugi tidak di manfaatkan?"

kata Airin, merasa Aneh selama ini para mahasiswa atau dosen tak pernah mau parkir disini.

" Gila Kamu.." Wajah Manda yang pias membuat Airin semakin yakin sepedanya digondol mahluk astral.

" Ini tempat parkirnya penguasa kampus, Namanya Renando Maher Ali pratama. Ayahnya adalah pemilik kampus ini. Tuan Raymon Maher Ali Pratama, mereka keluaraga Maher Ali.

Apa kau tak pernah mendengarkan sesuatu tentang keluarga MAHER ALI?" Manda menekankan kata Maher Ali agar Airin paham.

" lantas...?" tanya Airin polos tapi ngeselin Manda.

" Semua warga kampus dilarang parkir disini...ini Area pribadi mereka. Area khusus mereka kau paham!? jadi, selain Nando dan teman- teman kayanya, yang lain dilarang parkir di sini."

" Tetapi itu hanya sebuah sepeda, sama sekali tidak menggangu"

" Itu menurutmu Ayi, Kurasa sepedamu tak akan pernah ketemu " jelas Manda lesu.

" Kenapa tidak bisa ketemu?" Airin makin tidak mengerti.

" Sepedamu pasti sudah dibuang di suatu tempat, bahkan mungkin sudah dihancurkan lebih dulu oleh mereka. Renando dan teman- temanya adalah Mahluk paling sombong dijagat raya ini" jelas Manda

" Yang benar saja!, tapi setiap hari, aku biasanya naruh sepeda disini ngga kenapa-napa..!?"

"Renando jarang ngampus, makanya Area parkir ini sering kosong, berdoa saja semoga sepedamu ketemunya masih utuh, maaf bukan nakutin kamu, tapi menurutku mustahil"

Airin mulai tidak bisa tenang, bayangan sepedanya menari- nari didepan mata.

" Kepadaku yang malang..."

Airin melihat manda penuh selidik

"Dimana aku bisa ketemu dengan anak- anak level Sulthan itu, aku harus menanyakan kemana mereka membawa sepedaku .." Tuntutan Airin yang tidak terduga, membuat Manda kalang kabut.

" Mau apa loe??, mereka bukan pemuda sembarangan yang bisa ditemui oleh siapa saja, Bisa- bisa malah loe yang akan dapat masalah! lebih baik, relakan saja sepeda itu, nanti biar gue beli yang baru," bujuknya

"Enak saja kalo ngomong, Sepeda itu peninggalan bokap gue, tak tergantikan, biar tinggal rongsokan gue tetap mau bawa pulang" kekeh Airin.

Manda, sangat mengenal tabiat Airin. Gadis itu pemberani dan sangat keras kepala.

" Sepeda itu warisan dari ayahku. Banyak kenangan bersamanya, lagipula aku telah biasa pergi dan pulang kuliah atau kerja, memakai sepeda itu" jelas Airin tak sabar.

" Sudah buruan kasih tahu! dimana bisa ketemu dengan anak anak belagu itu." desak Airin.

" Mereka Biasanya Nongkrong diatap kampus, Diatas situ ada sebuah bangunan semacam rumah atap. Mereka sering ngumpul disitu.." jelas Manda enggan.

Setelah mendapat petunjuk, Airin langsung pergi.

" Makasih! aku pergi dulu, Man!"

" Jangan!! Ayi, udah lupain saja niatmu, lebih baik kita cari saja sepedanya, aku bantuin cari deh" usul Manda, masih berusaha mencegah niat Airin. tapi gagal, karena Airin sudah berlalu meninggalkannya menuju ke tempat yang dimaksud Manda dengan Emosi membara.

02

Tok Tok Tok.

Seraut wajah cantik menyambut Airin.

" Kamu Siapa!?." Alis gadis itu menaut heran.

"Aku mencari Renando Maher Ali," jawab Airin sambil berusaha melongok ke dalam ruangan.

"Siapa honey??" Terdengar suara berat dari dalam.

"Gak tahu ni, yank. Ada yang nyariin kamu." Sahut Claire, lalu menatap remeh pada Airin.

"Masuk!" perintahnya pada Airin.

Airin memasuki sebuah ruangan yang lumayan luas, udara didalam terasa sejuk karena AC yang menyala. Didalamnya terdapat Seperangkat sofa berwarna cerah yang sangat empuk dan nyaman. Sebuah Tv layar datar ukuran 60', 3 buah meja kerja dengan parangkat laptop diatasnya. Sebuah kamar tidur juga kamar mandi. Ring Basket terpasang disudut, Diruangan itu juga terdapat sebuah meja billiar, sepertinya kelompok ini sering bermain billiar saat ada waktu senggang.

Pantas saja mereka betah nongkrong disini.

Ruangan itu didekorasi Dengan suasana ceria dan praktis sesuai dengan kebutuhan para penghuninya.

Airin mencari sosok Nando, dalam benaknya mencoba menebak siapa diantara pemuda- pemuda tersebut.

Matanya dibuat kagum sekali lagi,

Para penghuni ruangan ini memiliki wajah - wajah duplikat dewa Dewi Yunani. wajah wajah yang benar benar enak dipandang mata, tanpa bosan.

" Ada apa mencariku?" Tanya Mahluk yang paling berantakan diantara yang lain. Meski wajahnya yang paling tampan. terlihat Aura berbeda memancar di dirinya, Dia sangat tinggi, gagah, dengan tubuh proposional, berkulit putih bersih, wajahnya dipenuhi bulu-bulu halus yang memenuhi dagu dan pipinya, tampaknya dia jarang bercukur. Wajahnya dibingkai oleh rambut ikal yang panjangnya sebahu.

Pria itu terkesan malas mengurus diri,cuek, terkesan urakan.

Bagaimana tidak! Saat Airin melihat penampilannya.

Celana dengan model robek dimana, mana, bahkan pada sebelah kakinya robekan itu hampir menampilkan seluruh bagian pahanya yang putih tapi berotot.

atasannya dia memakai sebuah kaos oblong yang hampir pudar warnanya, dengan bagian leher agak longgar

Yang paling enak dilihat hanya sepatunya.Sebuah sepatu Boot berwarna coklat terlihat mahal dan serasi sekali dengan dirinya.

Dia duduk di sofa dan Claire menggelayutinya seperti virus yang sulit di singkirkan.

" Apakah kamu Renando?" Tanya Airin mendekati pemuda itu dan berdiri didepan nya, dengan mengatur jarak aman.

Gadis yang cantik yang membuka pintu tadi terlihat posesif disisinya.

Nando merespon dengan mengangkat sebelah Alisnya, " Hmmmmmm" jawabnya singkat.

"Mana sepedaku?" tanya Airin tanpa basa basi

Orang - orang yang ada diruangan itu saling melirik penuh arti, tiba tiba saja secara kompak mereka tertawa terpingkal - pingkal

.

Airin bingung, Apanya yang Lucu dari pertanyaan yang diajukannya.

"Kaukah pemilik sepeda tua itu?" ulang Nando masih terkekeh geli.

"Sayang sekali..Sepeda butut itu sudah hancur dan dibuang di suatu tempat oleh teman - temanku" jawabannya ringan tanpa merasa bersalah.

Sikap lembut Airin sontak berubah, hawa hawa menakutkan mulai menyembur dalam dirinya.

Matanya menatap tajam ke arah Nando.

"Kenapa?kenapa kalian melakukan itu?"

"Ada masalah apa? kita bebas melakukan apa pun dikampus ini, memangnya siapa yang berani protes?" sahut Claire enteng.

' Tentu saja ada masalah! sepeda itu satu satunya kendaraan ku

Aku memakainya untuk kuliah dan pergi bekerja, anak-anak kaya seperti kalian tidak mengerti,tega sekali kalian melakukan hal rendahan begitu ..!?" Airin sedikit mengeraskan intonasi suaranya.

Namun wajahnya terlihat sangat sedih.

"Lalu setelah ini, bagaimana cara nya aku berkerja dan kuliah, jika sepeda itu benar benar rusak.." keluh Airin lebih pada diri sendiri.

"Siapa yang menyuruhmu untuk memarkirkan sepeda ditempat kami.." sahut Delon pemuda berwajah oriental yang duduk diatas meja billiar, tangannya memainkan tongkat panjang berwarna putih.

" Aku, tak pernah tahu disana itu adalah tempat parkir pribadi kalian. Tapi...apa tidak bisa kalian pindahkan saja sepedaku, tanpa merusak atau membuangnya."

Ucapan Airin disambut tawa membahana memenuhi ruangan, Sepertinya mereka amat senang berhasil membuat orang lain kesusahan.

Airin mengepalkan tangan, Dengan suara bergetar dia bertanya,

"Lalu dimana kalian membuang sepedaku ?"

"Entahlah!" Sahut Nando, menaik turunkan bahunya dengan acuh.

Airin tak puas dengan jawaban Nando, dia justru.mulai terpancing dengan sikap menyebalkan mereka semua.

Memiliki kekayaan serta wajah cantik dan tampan tidak menjamin perilaku dan hati mereka seindah wajahnya.

" Mana sepedaku!!" Ulang Airin dengan suara membentak.

Seisi ruangan sontak terdiam. Mereka sangat tersinggung dibentak oleh gadis itu. Apalagi Nando yang menerima tatapan panas dari Airin.

Nando menyeringai, melepaskan rangkulan posesif Claire, kemudian menghampiri Airin, mengangkat sebelah tanganya.

PLAAAKKK!!,

Sebuah tamparan mendarat di pipi Airin.

Suasana terasa mencekam, tak ada yang menyangka Nando akan menampar Airin, terutama Airin sendiri. Tangan Airin spontan meraba pipinya yang terasa perih. Dia menatap Nando antara dendam dan benci.

Nando sendiri kaget karena tak sadar menampar gadis itu.Dia terlihat gugup, menyesali perbuatannya dalam hati, mengutuk diri sendiri yang sudah berlaku kasar terhadap seorang gadis.

Airin mengigit bibirnya kuat- kuat agar air mata tidak merembes. Tidak! dia tidak mengijinkan air matanya keluar satu tetes pun tanpa ijin karena pemuda sombong ini.

Hati Airin sakit sekali.

Mata bening Airin memancarkan kebencian untuknya. Dia pun heran kenapa bisa menampar gadis itu, padahal dalam hidupnya dia belum pernah memukul perempuan.

Tapi...Dia juga tak pernah dibentak oleh siapapun.

Meski menyesal, gengsinya membuat dia tetap bersikap kejam.

Tatapan mereka bertemu sesaat.

Sorot mata Airin yang menantang membuat ego Nando semakin tinggi.

Gadis itu berhasil memacu kemarahan Nando tanpa sebab.

Padahal jelas dia yang salah.

Jemarinya menggenggam wajah Airin membuat bentuk bulat dibibir Airin, sembari Nando menjentikkan jari.

"Bram Ambilkan air mineral diatas meja" Tanpa mengalihkan tatapan dari Airin.

Airin meronta berusaha melepaskan diri, tapi cekalan Nando sangat kuat membuat tidak berdaya sebuah firasat buruk datang ketika Nando meminta botol air pada salah satu sahabatnya.

" Lepaskan aku, sialan!" Bentaknya.

Nando menyeringai.

" kau berani memasuki kandang singa Honey. kau tak akan bisa keluar hidup hidup tanpa dihukum! desisnya jahat.

Bram menyerahkan sebotol besar air mineral ke tangan Nando.

sementara yang lain menahan nafas,- tegang, menunggu adegan selanjutnya.

Nando, membuka tutupnya dengan cara mengigit, sebelah tangannya masih mengcengkram Airin. Matanya sama sekali tak lepas menatap wajah Airin.

Dia tersenyum miring.

BYURRRRRRR..!!!

Nando menuang seluruh Isi botol di atas kepala Airin.

Airin telah basah kuyup.

Nando menghempaskan Airin begitu saja dilantai sambil tertawa keras, lalu berjalan kembali ke arah sofa yang didudukinya bersama Claire tadi.

Airin menunduk diam, air mata hampir menetes, dia berusaha menahan sekuat mungkin.

Dia tak boleh lemah.

" Dasar gadis miskin konyol" umpat Nando lagi.

memandangi sosok Airin dari Atas hingga ke bawah.

Airin sudah tak tahan lagi, dia harus membalas Perbutan pria itu. Jelas dia sudah direndahkan oleh mereka.Tiba-tiba dia berjongkok, melepas sebelah sepatunya, mereka melihat heran perilaku Airin. tapi tak pernah terpikirkan apa yang akan dilakukan Airin dengan sepatunya.

" Hei..!!" Airin menyeru memanggil Nando sembari mengangkat tangan yang memegang sepatu.

Dengan gerakan cepat dan sekuat tenaga, Dia melemparkan sepatu itu kearah kepala Nando.

PLETAK!!!

Mendarat tepat di muka tampan Nando, yang menoleh karena seruan Airin.

Ruangan itu tiba- tiba sunyi mencengkam.

Tak ada yang menyangka Airin membalas perbuatan Nando dengan telak.

Airin berjalan santai sambil menepuk nepuk kedua belah tangan puas, seolah menyingkirkan kotoran pada telapak tangannya, sambil tersenyum bahagia. Dengan santai dia keluar dari ruangan tanpa merasa takut sedikit pun.

Lega rasanya bisa membalas diktator itu dengan merasakan hantaman sepatu seorang Airin jelita.

" Dasar anak anak kaya sombong! gue sumpahin loe juga akan ngerasain apa yang gue rasain hari ini, Renando Maher Ali Pratama!" Umpat Airin didepan pintu.

BLammmmmm!!!

Airin menutup pintu dengan membantingnya kencang, membuat mereka yang ada di ruangan tersadar dari keterpanaanya.

Seorang gadis tak dikenal telah melempar sepatu ke muka Nando.

"Kamu nggak apa apa kan, sayang?" Tanya claire masih sama shocknya dengan Nando. Bayangkan saja! sepatu itu melewati wajah Claire, sedikit saja dia bergeser, bukan Nando yang terkena lemparan sepatu itu tapi wajah cantik milik Claire.

Nando berjongkok mengambil sepatu kets putih murahan milik Airin, yang tergeletak dilantai, memegangnya penuh dendam, dia berkata,

"

" Gadis itu, dia tak tahu berurusan dengan siapa.." dengan wajah merah padam. sambil mengusap bagian wajahnya yang terkena hantaman sepatu. Claire sampai bergidik melihatnya.

03

Dengan terpincang-pincang Airin menuruni gedung kampus. Saat melihat ke bawah tangga, Amanda sudah menunggunya dia terlihat gelisah.

Saat tiba diujung tangga paling bawah, Manda langsung menyambut Airin.

" Ayi, kamu nggak kenapa- kenapa kan?" Ia bertanya tak sabar, matanya fokus melihat sebelah Kaki Airin yang telanjang.

" Sepatumu mana, Ai?"

Memperhatikan wajah Airin yang terlihat sangat kesal.

" Anak-anak kaya itu benar benar keterlaluan, tega sekali mereka membuang sepedaku, aku harus mencarinya Man..."

"Iya..!, tapi kakimu kenapa? dan sepatumu kemana?" Manda bertanya ulang, sambil menatap ujung kaki Airin, penasaran .

"Tadi kutimpuk wajah anak Sulthan itu pake sepatuku" jelas Airin puas dengan mata menerawang, membayang wajah kesakitan Nando.

Airin tersenyum geli

Manda terpana.

" What's!?, Are you kidding me?, Astaga Ayi, kuharap kamu baik-baik saja setelah ini" cemas Manda dengan seribu ekspresi diwajahnya.

"Biasa aja kali Man.., emangnya siapa mereka? Tuhan??? udahlah! gak usah dipikirin. Ayo, temani aku cari sepeda."

Airin menarik tangan Manda agar mau mengikutinya.

Tak butuh waktu lama bagi Airin dan Manda, Akhirnya mereka menemukan sepeda yang mereka cari, tergeletak dalam tempat sampah utama kampus. Beruntung bagi Airin tukang sampah datangnya pagi, sehingga sepeda nya masih Aman"

Dengan susah payah Airin, mengeluarkannya dari tempat sampah, hatinya sangat sedih, Padahal sepeda itu pemberian Almarhum Ayah, dan Airin sudah memakainya sejak SMP.

Kini sudah tak bisa dipakai lagi. Sepeda itu sudah penyok tak berbentuk, Airin tetap ingin membawanya pulang dan menyimpan rangkanya sebagai kenang kenangan.

Saat tiba dirumah Ibu tak kalah terkejut melihat kondisi sepeda. Airin pun menceritakan semua yang terjadi pada ibu, Ibu menangis dan memeluk Airin berusaha menghiburnya.

"Sabar ya sayang.. Insya Allah jika ibu ada rezeki kita bisa membelinya Lagi.." hibur ibu.

" Iya Bu, Airin gak apa kok, lagipula sepeda itu Memang sudah sangat tua, sudah pantas disimpan digudang" sahut Airin tersenyum lebar pada ibu.

Hari-hari selanjutnya dilalui Airin dengan penuh konflik. Dia yang selama ini sebagai sosok yang tak tampak dikampus tiba tiba saja menjadi pusat perhatian.

Dia menjadi korban Bullying oleh anak anak kaya dikampus.

Tasnya pernah disembunyikan hingga Airin tak bisa mengikuti kuliah selama seharian. Bahkan tugas kampus yang harusnya dia kumpulkan tak bisa ia kumpulkan, Pernah dilempari telur busuk, dilempari tepung. Bahkan sampai ada yang coba melecehkannya di toilet wanita.

Pernah satu kali saat dia berjalan seorang diri, tiba tiba sebuah pot ukuran sedang yang terbuat dari tanah liat meluncur dari atap.

Pot itu hampir mengenai kepalanya.

Airin tahu pot itu memang sengaja dijatuhkan untuk mencelakai dirinya.

Dia melapor pada dekan kampus. Namun mereka mengganggap nya hanya sebuah kecelakaan biasa.

Padahal Airin yakin yang melempar pot itu adalah fans Fanatiknya Renando dan teman teman tampannya.

Demi mencari perhatian pemud- pemuda kaya tersebut, para gadis rela melakukan hal gila dan ekstrim bahkan sesadis itu.

Sudah beredar isu, Jika Airin adalah musuh dari dedengkot - dedengkot kampus.

Secara otomatis, dia menjadi musuh semua orang dikampus. Termasuk para dosen yang takut pada kekuasaan Keluarga Maher Ali Pratama.

Salah satu resikonya dia jadi sering dipersulit oleh para dosen

Airin sadar. Sikap para dosen yang pilih kasih, tapi apa daya dia hanya mahasiswa miskin yang mendapat beasiswa untuk kuliah secara gratis di kampus MHp college.

Suatu hari, saat Airin menyerahkan Makalah hasil pekerjaannya.

Dosen itu menerima, membolak-balik sekilas halaman tanpa membaca.

"Apa ini!??" Dosen laki laki itu membentaknya sembari melempar makalah kelantai dengan kasar.

"Isinya semua sampah!, Apa kau yakin!? kau adalah mahasiswa penerima beasiswa karena kecerdasanmu? membuat Makalah begini saja bisa berantakan!!. "

" T-tapi saya mengerjakan nya bersungguh sungguh pak, saya juga sangat hati-hati, saya sampai berkeliling di perpustakaan dan membeli beberapa buku untuk menyempurnakan makalah saya." Gugup Airiin

" Saya tidak mau tahu!, ulangi semua dari awal atau kamu harus mengulang lagi mata kuliah saya tahun depan." Ancam dosen itu tanpa belas kasihan.

Dosen itu meninggalkan Airin yang mematung sedih

Dia memunguti Makalahnya dengan hati hati, membersihkan dari debu yang menempel di lembaran nya.

Sementara disisi lain, tampak tiga orang pemuda dan seorang gadis sedang tertawa puas dengan hasil kerja sang dosen.

Mereka adalah Ibram, Argo, gunawan dan Claire.

Dosen Airin mendatangi mereka dengan wajah tegang.

" Makasih pak, sudah membantu kami.." Claire memamerkan senyum termanisnya seolah tanpa dosa.

Jika saja dosen itu tak mengenal Watak Claire, mungkin dia akan memuji dan menganggap Claire layak dipanggil Bidadari.

Dosen itu mengangguk dengan wajah muak.

" Kasihan kamu Airin..Maafkan bapak.., Bapak tak bermaksud menyusahkanmu, tapi jika bapak tak melakukannya bapak bisa dipecat dari kampus ini, bapak tahu kamu anak yang cerdas kamu pasti bisa mengulang lagi makalah itu." Ucap dosen tersebut , setelah anak anak kaya itu pergi. Matanya mengamati Airin yang berjalan lesu keluar dari ruangan.

Airin berjalan gontai, hampir saja menabrak Manda yang sejak tadi melihatnya dengan perasaan kasihan.

" Kamu dapat masalah lagi sama dosen Ayi?"

" Iya..belakangan banyak dosen yang jadi kejam dan sadis hanya padaku Man..." lirih Ayi.

" Aku yakin semua ini ada hubungannya dengan anak Sulthan Ai.."

" Renando??" tanya Airin lesu

Manda mengangguk.

"Aku nggak nyangka dia sejahat itu ya?"

Manda mengangguk.

" Apakah aku pindah ke kampus lain saja ? menurutmu bagaimana Manda?"

Tanya Airin ragu.

" Aku juga baru dipecat dari Mini market, kata mereka aku ngambil uang kasir sebanyak lima ratus ribu, padahal sumpah, aku nggak akan pernah ngelakuin hal sehina itu. Rasanya cape sekali, Atau...aku ambil cuti kuliah saja sampai Nando tamat lalu semua masalah ini reda."

" Jangan Ayi, kuliahmu tinggal tiga semester lagi, lalu selesai, sabarin saja, semua pasti berlalu."

Airin menunduk.

" Kemarin nyawaku hampir melayang, aku hampir ditabrak saat melewati area parkir oleh Gadis cantik itu, pacar Nando, Beberapa hari Lalu sebuah pot jatuh dari atap dan hampir menimpa kepalaku, untung refleksku cepat, jika tidak mungkin aku sudah nginap RS selama beberapa bulan"

" Mereka benar benar nggak punya hati dan perasaan" umpat Manda.

" Sabar Ayi..."

" Nggak Man, aku harus menemui si biang masalah, Renando sialan itu, cuma pria pengecut yang bersembunyi dibalik gadis gadis anarkis itu, Biar dirasakan sekali lagi lemparan sepatu Airin jelita, agar waras dan sehat otaknya."

Manda mendesah kaget.

" Jangan Ayi, jika kamu menemuinya dan mencari masalah lagi cuma bikin hidupmu tambah rumit." Nasehat Manda.

" Hidupku sudah rumit, sudah terlanjur basah, Biar Mandi sekalian" dengan wajah getir

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!