NovelToon NovelToon

Benci & Cinta

Hari Pertama Kerja

Drrttt...Drrttt

Alarm handphone berbunyi seketika membuat pemiliknya berusaha mengerjapkan mata sambil mengumpulkan nyawa nya.Jam menunjukkan pukul 5.30 pagi sehingga ia harus bergegas bangun karena ada sesuatu sangat penting yang harus dilakukan nya.

Dia adalah Maya Adhis Vernata yang biasa dipanggil Maya,gadis berusia 23 tahun. Tinggal sendiri di rumah kontrakan yang memiliki satu kamar tidur, ruang tamu kecil,dapur sempit,dan kamar mandi berukuran seperempat dari ukuran kamar tidurnya.

"Oke maya,kamu harus bangkit.Semangatt!!" ucap Maya menyemangati dirinya sendiri karena hari ini adalah hari pertama ia akan masuk bekerja. Maya langsung menyambar handuknya dan berlari kecil kearah kamar mandinya.

Setelah selesai dengan ritual mandi nya Maya bergegas memakai kemeja maroon bergaris putih dipadukan dengan rok hitam selutut serta heels berwarna senada yang sudah disiapkan semalam,sehingga sedikit membuat isi almari di dalam kamarnya berantakan, tidak lupa ia memoles sedikit wajahnya. "Perfect" gumamnya dalam hati. Maya memang memiliki paras yang cantik,tubuh langsing,kulit putih bersih,dan rambut panjangnya. Sehingga tidak perlu menggunakan make up yang tebal. Dia terlihat cantik dengan make up naturalnya.

Maya segera mengambil tas kecilnya dan beberapa dokumen yang kemarin didapat setelah interview guna mempelajari tentang tempat kerja barunya. Maya bergegas keluar rumah dan terlihat sudah ada taksi yang tadi sudah di pesan melalui aplikasi online. Dengan tubuh langsing dan kaki jenjangnya Maya segera masuk ke dalam mobil langsung mendaratkan tubuhnya di kursi penumpang. Tampak didalam mobil dia sangat gembira dan sesekali dia menyemangati dirinya sendiri.

"Emmm..pak?" ucap Maya kepada bapak supir.

"Ehh..iya non,ada apa?" Jawab bapak supir sambil mengemudi dengan pelan.

"Hehehe, saya cuma mau tanya pak gimana sih rasanya masuk pertama kerja?" Tanya Maya sambil cengengesan.

"Yang pasti senang non, karena bisa mendapatkan pekerjaan di jaman sekarang bukanlah hal yang mudah non dan itu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kita non." Jelas pak supir yang usianya sekitar kepala 4.

"Benarkah pak?" Tanya Maya lagi dengan girangnya.

"Tentu non,apalagi kita bisa menikmati hasil dari jerih payah kita sendiri" Jawab pak supir lagi.

"Yeayyy....doakan saya ya pak,saya baru akan memulainya" Ucap Maya dengan penuh keyakinan.

"Saya pasti doakan yang terbaik untuk non" Timpal pak supir.

"Terimakasih banyak pak" Jawab Maya

Maya tak henti hentinya menyemangati dirinya sendiri dan beberapa kali dia berteriak mengobarkan semangat yang membara. Pak supir yang melihat tingkah Maya hanya bisa memperhatikan sambil menggelengkan kepalanya "Dia bahagia sekali,ya.. tentu bahagia karena belum merasakan lelahnya bekerja" gumamnya dalam hati.

Sudah hampir 20 menit dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

"Sudah sampai non,semoga hari anda menyenangkan. Dan saya harap anda tidak menyia nyiakan kesempatan anda ini non." Ucap pak supir sambil tersenyum.

"Terimakasih banyak pak atas dukungan anda" Jawab Maya.

"Mungkin kalau papa masih hidup ia akan melakukan hal yang sama dengan bapak ini. Selalu mendukung dan memperhatikan ku" gumam Maya seraya membendung buliran bening yang hampir saja terjatuh.

"Ini pak." Ucap Maya sambil menyerahkan beberapa lembar uang kepada pak supir dan langsung keluar dari mobil.

"Ehhh..non kembalian ya" Ucap pak supir setengah berteriak saat melihat Maya sudah berjalan sedikit menjauh.

"Buat bapak aja ya, anggap aja rezeki dari Tuhan untuk bapak melalui saya" Ucap Maya dengan tersenyum tulus.

"Terimakasih banyak non" Ucap pak supir sambil tersenyum bahagia.

"Sama-sama pak"

Maya melanjutkan langkah kakinya menyusuri tempat parkir yang lumayan ramai karena bertepatan hadirnya para pegawai lain. Dan sampailah ia di depan lobby, sambil celingak celinguk mencari kiranya siapa yang akan di minta tolong oleh nya. Sampai akhirnya ia melihat bapak bapak berseragam putih biru serta topi biru dan perlengkapan lainya yang tidak lain adalah seorang satpam.

"Permisi pak,saya karyawan baru disini. Jadi saya belum tahu betul perusahaan ini, dan bla bla bla...." Ucap maya sopan menjelaskan semuanya kepada bapak satpam.

"Ohh iya... mari saya tunjukkan ruangan anda nona, ayo ikuti saya" Ucap pak satpam berjalan mendahului karyawan barunya.

Maya hanya diam dan mengikuti langkah kaki seseorang yang ada di depan ya. Ting... pintu lift terbuka terlihat pak satpam menekan angka 25, itu artinya Maya akan mulai pekerjaan nya dilantai 25.

Ting...pintu lift terbuka lagi.

"Mari non" ucap pak satpam menunjukkan jalan kepada maya.

"Ahh iya pak" jawab maya singkat.

Terlihat pak satpam sedang berbicara dengan perempuan yang usianya sedikit lebih tua dari Maya dan sepertinya itu adalah kepala staff bagian keuangan. Dia terlihat mengangguk anggukan kepala nya dan sesekali melihat ke arah Maya. Kemudian dia menjawab "Baik pak".

Terlihat pak satpam berjalan ke arah Maya

"Silahkan ikuti nona itu non dan semoga anda bekerja dengan baik" Ucap pak satpam.

"Baik,terimakasih banyak pak"

Maya bergegas mendekat ke arah perempuan tadi.

"Hallo, saya Septi kepala bagian keuangan di sini. Selamat bergabung." ucap nya sambil mengulurkan tangan nya.

"Saya Maya, terimakasih mbak" Ucap nya membalas uluran tangan wanita tersebut.

"Baik silahkan anda mulai bekerja, saya tidak akan menjelaskan lagi karena kemarin setelah interview semuanya pasti sudah jelas. Yang saya perlu pertegas jangan sampai ceroboh, dan jangan pernah melakukan kesalahan sedikitpun. Karena Presdir kami sangat teliti dan kesahalan sedikitpun pasti akan dimintai pertanggung jawaban, Presdir kita yang sekarang itu sangat galak" ucap nya dengan serius.

"Presdir sekarang? memangnya Presdir nya ganti gitu ya mbak?" tanya Maya dengan bingung.

"Iya, dulu yang memegang perusahaan ini tuan ambason langsung tapi sekarang digantikan oleh putranya. Ya mengingat usia tuan ambason yang tidak muda lagi" Timpal nya lagi.

"Ohh, baiklah mbak"

"Makanya kamu jangan berani berani berurusan dengan Presdir kita jangan sampai kamu yang baru disini langsung ditendang keluar hari ini juga" ucapnya diselingi tawanya.

"Baik mbak,saya akan menunjukkan kemampuan saya"

"Uhh mengerikan sekali Presdir itu, aku yang mendengarnya saja sudah merinding huhh" gumamnya dalam hati sambil bergidik ngeri.

"Baguslah kalau begitu" jawab Septi.

Maya langsung masuk ke ruangan nya dan langsung di sambut oleh para karyawan lainya. Berhubung Maya adalah orang yang mudah bergaul ia tidak tanggung tanggung mengakrabkan diri kepada yang lainya. Dia mendapatkan teman baru bernama Tina, Sarah,Agus dan Rian. Mereka langsung memulai pekerjaan masing masing. Sesekali Maya yang belum paham terlihat meminta bantuan kepada teman teman nya dan dengan senang hati mereka membantu kesulitan maya.

Ayo dukung Author man teman,jangan lupa like,comment,dan vote. Salam Sarange❤

Pengenalan Tokoh & Karakter

Maya Adhis Vernata

Cantik, baik, gadis usia 23 tahun, yatim piatu, pekerja keras, keras kepala.

Dirga Letture Ambason

Dingin, sombong, tampan, digilai banyak wanita, mengutamakan gengsi, keras kepala, tidak bisa menolak perintah orang tua nya, berusia 29 tahun.

Fero Wijaya

Sekretaris Dirga sekaligus sahabatnya, tampan, tidak kalah dingin dengan bos nya, selalu membela bos nya, berusia 28 tahun.

Luna Sistriana

Sahabat terbaik Maya, ramah, suka menolong, seorang model, berusia 23 tahun, bersahabat sejak SMA.

Angela Matter Cwood

Pacar Dirga, selalu merasa iri, tidak tulus terhadap Dirga, hanya mengutamakan hartanya, berusia 24 tahun.

Tuan Ambason

Tetap tampan meski sudah tua, papa nya Dirga, pekerja keras, baik, bertanggung jawab, selalu memenuhi kebutuhan keluarga, kepala keluarga idaman.

Nyonya Ambason

Istri tuan Ambason sekaligus mama nya Dirga, penyayang, cantik meski sudah tua, jadi rebutan suami dan putranya.

Selamat berhalu, ini sesuai pandangan author. Jika ada yang kurang sesuai silahkan berhalu sesuai pandangan masing masing.

**

Di apartemen mewah ini lah seorang laki laki tampan menghabiskan waktunya. Ya.. dia adalah Dirga putra dari tuan Ambason, laki laki tinggi, hidung mancung, mata tajam, serta tubuh atletis. Sudah bertahun tahun ia tinggal di negara Jerman, mengelola beberapa perusahaan nya.

Pukul 08.00

"Guten Morgen Liebling, ayo bangunlah. Kau kan sudah berjanji mau mengajakku pergi ke toko perhiasan." Celoteh wanita cantik, sambil menarik selimut kekasihnya.

"Hmmm..." jawabnya sambil mengerjapkan matanya.

"Sayang ayolah, apa aku perlu mengingatkan mu dengan janji yang kau buat kemarin?" Omelnya lagi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tidak sayang, aku sudah bangun kok. Jangan marah,oke?" Ucap laki laki itu yang tidak lain adalah Dirga.

"Ich liebe dich liebe"

"Aku mencintaimu sayang" Ucapnya manja, seorang wanita bernama Angel.

"Aku lebih mencintai mu" ucap Dirga sambil tersenyum hangat.

Dirga bergegas menuju kamar mandi nya, mengguyur rambutnya dengan air shower yang dingin. Sambil sesekali memijat pelipisnya, seperti seseorang yang tengah khawatir akan sesuatu.

15 menit lamanya, Dirga segera keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi nya. Terlihat sedang memegang handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya. Penampilan Dirga saat ini dengan rambut yang basah sungguh menambah ketampanannya, membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.

Prangggg.....

"OMG, tampan sekali" gumam Angel seraya menatap kekasihnya tanpa berkedip.

"Sayang apa yang terjadi?" Dirga langsung berlari ke arah suara, membuang handuk kecil nya ke sembarang arah. Langsung memegang bahu kekasihnya itu dengan pandangan khawatir.

"Bukan apa apa sayang, hanya piring jatuh saja" "Kau sangat tampan sekali" lanjutnya dalam hati dan masih tidak berkedip.

"Bukan apa apa gimana, kalau kamu terluka aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri" Ucap Dirga sambil menuntun kekasihnya untuk duduk di sofa yang ada di sebelah kirinya.

"Kau terlalu berlebihan sayang, muahhh..." Kata Angel langsung mencium pipi basah milik kekasihnya.

" Pintar merayu ya sekarang" Kata Dirga tersenyum bahagia sambil mengelus puncak kepala Angel.

"Apa kau lapar? Aku akan menyuruh Fero untuk membawakan makanan kesini" sambungnya lagi.

"Emmm...kurasa tidak perlu, aku ingin pergi makan di resto biasa nya aja sayang" Ucapnya dengan enteng.

"Tentu sayang" Jawabnya dengan mudah.

Ya mereka sudah menjalin hubungan selama 2 tahun ini, dan selama itu juga Angel selalu meminta dibelikan barang barang mewah oleh Dirga. Dan bagi Dirga itu bukanlah apa apa karena hartanya mungkin hanya akan berkurang 3% untuk memenuhi kebutuhan kekasihnya.

Sebenarnya Dirga tidak pernah mengizinkan Angel untuk bermain ke apartemen nya, karena Angel yang memaksa akhirnya Dirga pun mengizinkannya. Tapi baru beberapa minggu terakhir ini, karena pribadi Dirga sendiri tidak ingin menjalani hubungan di luar batas.

Drrttt...drttt

Papa Calling...

Dirga langsung mengambil Hp nya yang ada di atas nakas.

"Hallo pa, ada apa pa?" Tanya Dirga

"Hallo sayang" suara seorang perempuan sambil terisak di seberang sana,, seperti sedang menangis.

"Ternyata mama, ada apa ma?" Tanya Dirga mulai panik karena mendengarkan suara mama yang tidak seperti biasanya.

"Papa mu sekarat sayang, cepatlah pulang. Mama menunggumu love you" Ucap mama

"Apa??!!!, bagaima....." ucap Dirga belum selesai

tut...tut

Panggilan terputus.

Dirga langsung sibuk menghubungi seseorang.

"Segera siapkan jet pribadi, kita harus kembali papa sekarat" ucap Dirga kepada seseorang dengan serius.

"Bagaimana bisa paman sekarat?, selama ini dia selalu baik baik saja" bukan nya menjawab malah balik bertanya.

tut...tutt

Panggilan terputus

"Hahaha, itulah jawaban nya. Jawaban yang sama dari mama" tawa Dirga sambil membayangkan betapa lucunya ekspresi sahabatnya itu.

Angel dari tadi hanya diam dan memperhatikan gerak gerik kekasihnya, setelah merasa sudah selesai dengan urusan nya Angel segera menghampiri Dirga.

"Sayang ada apa?" tanya nya sambil memegang bahu Dirga.

"Papa sedang sakit sayang, maafkan aku tidak bisa menepati janjiku" ucap Dirga merasa bersalah, langsung memegang tangan kekasihnya.

"Tentu tidak apa apa sayang, kita bisa melakukanya lain kali"

"Cih dasar tua bangka merepotkan saja, dia telah merusak rencanaku" gerutu Angel.

"Terimakasih sayang, kau memanglah yang terbaik. Selalu pengertian terhadapku" langsung memeluk Angel.

"Tentu sayang" mempererat pelukannya.

"Apa kau mau ikut?, sekalian aku perkenalkan dengan kedua orang tua ku. " tanya Dirga lagi

"Tidak mau" menjawab cepat

"Ehh...maksutku jadwalku begitu padat sayang" ucapnya memelas

"Jika bertemu dengan dua tua bangka itu pasti sangat merepotkan, apalagi yang satu sakit sakitan" gerutu dalam hati

"Baiklah, aku harus segera bersiap. Setengah jam lagi aku akan berangkat"

"Biar ku bantu sayang" Ucap Angel

Jangan lupa like,coment,vote. Salam Sarange❤

Datang Kembali

Setelah 9 jam dalam perjalanan akhirnya Dirga sampai di tanah kelahiran nya (L.A), hari ini untuk pertama kalinya setelah 5 tahun berlalu ia akan menginjakkan kaki nya disini, ditempat ini, bersamaan dengan itu seketika kenangan itu terlintas dengan jelas di dalam benaknya.

Dirga memejamkan matanya, menghirup udara sedalam dalamnya mengusir semua fikiran yang terlintas. Biarkan lah semuanya menjadi kenangan semata dan berharap tidak akan terulang lagi.

Pukul menunjukkan 11.00

Dirga baru turun dari mobilnya bersama Fero, mereka berdua dijemput oleh supir pribadi tuan Ambason di perusahaan. Karena jet pribadi mereka mendarat di atas gedung perusahaan.

Di mansion utama tampak sudah ramai, para pelayan, bodyguard, satpam, supir, dan tukang kebun sudah berjajar rapi sepanjang menuju pintu utama menyambut kedatangan tuan muda nya. Setelah melihat tuan muda nya mendekat mereka semua langsung menundukkan kepala nya.

Dirga dan Fero disambut bak raja, tapi itu semua tidak lah terlalu penting untuknya. Yang terpenting sekarang adalah papa dan mama nya.

"Dimana papa, mama?" tanya Dirga kepada kepala pelayan nya bernama bi Marti.

"Silahkan tuan muda, tuan dan nyonya menunggu di ruang keluarga" ucap Bi Marti dengan sopan.

Dirga mengernyitkan dahi nya, menoleh kearah Fero seakan bertanya dan Fero hanya membalas dengan mengedikkan bahu nya. Ya mereka sering terlibat menggunakan bahasa isyarat sehingga sama sama faham apa yang di maksudkan.

Tanpa berfikir lama mereka segera pergi ke ruang keluarga, ruang yang sangat nyaman, luas, terdapat televisi sangat besar, sofa yang membentuk setengah lingkaran, serta fasilitas mewah lainya.

"Pa, ma" ucap Dirga ketika jarak mereka menyisakan beberapa meter saja.

"Dirga sayang..mama, papa rindu nak" ucap mama langsung memeluk putra satu satunya dan menghujani dengan ciuman lembut tanda rindu. Putra nya yang sudah besar, dan terlihat sangat dewasa, tapi mama tetap menganggap nya sebagai putra kecil nya yang imut, dan menggemaskan. Pun tidak lupa dengan Fero, mereka sudah menganggap Fero seperti putranya sendiri.

"Fero, bibi juga merindukanmu" ucap nyonya Ambason langsung memeluk Fero. Dan Fero membalas pelukan bibi nya itu, ia merasakan kehangatan seperti memeluk ibunya sendiri.

Fero Wijaya adalah putra dari mantan sekertaris tuan Ambason yang sudah meninggal 11 tahun yang lalu, dan ibu Fero juga meninggal ketika berjuang untuk melahirkan nya datang ke dunia ini. Sehingga Fero sudah dianggap anak sendiri oleh Tuan dan Nyonya Ambason.

Hening

"Hemm..." deheman papa memecahkan keheningan.

"Papa katanya sekarat tapi kenapa terlihat baik baik saja" Ucap Dirga menatap penuh selidik.

"Hahahaha" tawa tuan Ambason dengan keras nya, dan mama nya hanya mampu tersenyum melihat tingkah suaminya.

"Sudah ku duga, papa pasti menjebak ku. Papa selalu saja melakukan segala hal untuk memenuhi kebutuhan papa. Huhh, lagi lagi Dirga tertipu oleh sandiwara papa" celoteh Dirga, langsung mendaratkan tubuh nya di sofa empuknya. Diikuti oleh Fero.

"Maafkan papa mu sayang" Ucap mama lembut sambil mengusap lengan putranya. Karena jika tidak ada yang melerai perdebatan mereka pasti tidak akan ada ujung nya. Melihat sikap mereka yang sama sama keras dan tidak ada yang mau mengalah.

Dirga hanya cuek bebek, sudah sering ia berdebat dengan papa nya. Sambil sesekali menatap papa nya dengan tatapan membunuh, sehingga membuat papa bergidik ngeri.

"Dia semakin menakutkan sekali" gumam papa dalam hati.

Setelah bercengkrama hampir 30 menit papa ingin menyampaikan apa tujuan awalnya menyuruh putranya untuk kembali.

"Dirga, papa ingin bicara" Ucap tuan Ambason dengan serius. Seketika di ruangan itu semuanya jadi tegang. Kiranya apa yang ingin papa sampaikan kelihatanya serius sekali. Kecuali mama, yang memang sudah tau apa yang akan disampaikan oleh suami tersayang nya.

"Ada apa pa?" jawab Dirga tak kalah serius nya

"Jadi gini Dir, bla bla bla" papa menjelaskan panjang lebar, dan sesekali Dirga terlihat kesal dan memberontak. Tapi dia adalah Dirga seorang anak yang tidak bisa membantah keinginan orang tuanya.

"APAAAAA??!!!!!" ucap dirga menggebrak meja dengan raut muka penuh dengan amarah.

"Papa tidak bisa seenak nya sendiri pa!!" teriak Dirga. Sesekali mama nya mengelus lengan putra nya berharap bisa membuatnya tenang. Lain hal nya dengan Fero ia hanya mendengarkan dengan khidmat.

"Dirga papa hanya ingin memastikan semua nya berjalan dengan baik, kamu itu satu satu nya harapan papa Dir." Papa tidak pernah menyerah, ia mengucapkan kalimat nya dengan lembut di selingi raut wajah memelas.

"Dirga akan memikirkan nya pa,Dirga...." belum selesai berbicara.

"Tidak bisa" jawab tuan Ambason cepat dan langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Papa tidak menerima penolakan, kamu harus menerima permintaan papa!" Ucap papa berteriak, dengan wajah datar yang sulit di artikan. Seketika langsung menyeret kaki nya meninggal kan ruang keluarga, menaiki tangga menuju kamar nya.

Melihat suami nya pergi sang istri langsung menyusul pergi. Membiarkan Dirga dan Fero tenggelam dengan fikiran masing masing.

"Pergilah Fero, istirahatlah" ucap Dirga menatap lurus, tanpa menoleh kepada yang diajak bicara.

"Baik tuan, saya permisi" Ucap Fero langsung berlalu pergi meninggalkan tuan nya. Sedangkan Dirga langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

Fero pulang ke apartemen nya menggunakan taksi. Keluarga Dirga sebenarnya mengajak untuk tinggal bersama, tapi Fero menolaknya dengan alasan lebih nyaman tinggal sendiri. Dia tidak mau merepotkan keluarga Dirga lagi, menurutnya apa yang ia dapatnya selama ini sudah melebihi cukup.

**

Matahari tampak berada di atas kepala, jam menunjukkan saat nya para karyawan untuk makan siang. Hari yang sangat terik, membayangkan minuman dengan bongkahan es yang besar besar pasti akan menyejukkan hati dan fikiran, Uhhh segarnya. Itu lah yang ada di benak semua karyawan hari ini.

Kantin tampak sudah ramai, terlihat banyak karyawan rela berdiri lama untuk mengantri makanan dan minuman.

Pun dengan Maya, dia sudah terlihat menempati tempat duduknya bersama ke 4 teman nya,dihadapanya sudah ada meja yang penuh dengan makanan dan minuman mereka. Mereka terlihat sangat menikmati makan siang nya, dan sesekali tertawa tawa bersama.

.

.

.

.

Hallo semua ini karya pertama aku, jadi jika ada kesalahan tolong di maklumi ya. Oh iya jangan salfok sama waktunya nya. Disitu terlihat Dirga berangkat ke L.A menjelang siang, dan sampai nya jam 11 siang. Pasti ada yang tanya, kok cepet banget thor? Nih aku kasih jawaban nya ya, Karena Jerman itu 9 jam lebih cepat dari Los Angeles, jadi itu hal yang wajar.

Saya buat novel ini agar masuk akal berdasarkan kenyataan sebenarnya man teman.

Oke jangan lupa like, coment, dan Vote aku ya. Satu jempol dari kalian sangat berharga buat aku, salam Sarange❤ Tetap jaga jarak dan pakai masker man teman.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!