Hehe genre action pertamaku semoga kalian suka jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komentar oke...
Selamat membaca... 💞 💕
Di Sebuah Mansion, kini tiga orang pria kini tengah meneguk segelas wine.Mereka bertiga tengah merayakan kesuksesan mereka karena berhasil menjual berbagai senjata yang ada di gudang dengan nilai fantastis sehingga menambah pundi pundi uang mereka terutama sang Leader Mafia.
Zachary,sang boss mafia kini tengah memperhatikan sahabat dan saudaranya itu sambil tersenyum miring.
"Kakak memang terbaik dan perfect dalam segala hal, " ujar Nicholas sambil meneguk segelas winenya.
.
"Yes, Kamu benar Nicho, kakakmu memang perfect dalam hal apapun namun hanya satu yang dia belum miliki dengan sempurna yaitu Wanita, " ujar Erick dengan santainya.
Zachary berdecih mendengar ucapan sahabat nya yang menyindirnya secara terang terangan. Dia kembali meneguk wine nya mengabaikan kekehan dari sahabatnya Erick.
"Tidak ada wanita yang membuatku tertarik dan bagiku semua wanita murahan dan menjijikan karena mereka menyerahkan tubuh mereka pada para pria kaya cih, " decak Zach sambil meneguk minumannya lagi.
"Bukannya tidak ada Boss tapi memang belum waktunya Boss Zach bertemu dengan wanita cantik yang baik yang mampu membuatmu tunduk padanya, " sahut Hendery sambil berjalan mendekati mereka.
Zachary langsung menoleh kemudian dia tersenyum tipis melihat kehadiran sepupunya. dia meletakkan gelasnya lalu berdiri dan menyambut kedatangan Hendery.Keduanya langsung berpelukan sekilas setelah itu mereka berdua melepaskan diri.Hendery langsung segera duduk di sebelah Erick.
"Apa yang dikatakan Hendery benar kak Zach," ucap Nicholas pada kakaknya.
"Ck sudahlah jangan membahas wanita, " ujar Zach dengan tegas.
"Oh ya ngomong bagaimana ada pergerakan dari si pria brengsek itu tidak, Nicholas? " tanya Zach sambil meneguk wine nya.
"Sepertinya Dia tengah merencanakan sesuatu untuk menyerang kita kak Zach, " jawab Nicholas dengan singkat.
Zachary menanggapinya dengan senyum miringnya hal itu tentu saja membuat sahabat dan temannya bergidik melihatnya.Sementara Nicholas sudah terbiasa dengan senyum yang ditunjukkan saudaranya itu.
"Terus awasi bedebah itu jangan sampai lengah, " titah Zach dengan nada datarnya.
"Oke brother, " sahut Hendery dengan singkat.
drt.. Drt suara ponsel berbunyi.
Nicholas merogoh ponselnya kemudian senyum terbit dibibirnya.Zach dan lainnya hanya berdecih melihat Nicholas tersenyum dan mereka tahu hal apa yang membuat kawannya tersebut tersenyum.
"Halo gadis cantik ada apa kamu menghubungiku?" tanya Nicholas dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Kembalikan ponselku pria sialan, " maki gadis tersebut dalam ponsel.
Nicholas terkekeh mendengar makian dari gadis diujung telepon sana.Dia semakin tertarik menggoda dan menjahili gadis tersebut.
"Datanglah ke mansionku jalan xxx no 77 aku akan mengembalikan ponselmu ke sini, " ujar Nicholas.
tut Nicholas mengakhiri percakapannya dengan gadis tersebut setelah itu memasukkan kembali ponslenya dalam saku.Setelah itu Dia kembali menatap teman temannya sambil menyeringai.
"Ck Mafia bucin, " ejek Zach dengan raut jijiknya.
"Lihat saja sebentar lagi kakak juga akan sepertiku ckckck, " balas Nicholas tak mau kalah.
Zach hanya menanggapinya dengan raut datarnya mengabaikan ucapan sang adik. Sementara para sahabat mereka hanya menggelengkan kepalanya melihat keduanya.
Sementara dijalan Renata mengemudikan mobil milik Gladys menuju ke alamat yang diberikan Nicholas padanya.
"Makanya Rena jadi perempuan jangan ceroboh, " cibir Gladys sambil meledek sahabatnya.
"Dasar sahabat nyebelin ck, " dengus Renata
Gladys terkekeh mendengar ucapan sang sahabat sementara Renata kembali fokus menyetir.Beberapa menit kemudian mereka tiba dihalaman Mansion milik Nicholas.
"Ayo turun Dys, " ajak Renata
Renata pun keluar dari mobil begitu juga dengan Gladys.Mereka berdua menghela nafas pelan lalu keduanya berjalan menuju ke mansion tersebut.
'Tok ... tok ...'
Suara pintu di ketok dari luar
Nicholas langsung berdiri dan berjalan menuju ke pintu lalu cklek dia membukanya dan berdirilah dua orang gadis didepan pintu Mansionnya.
"Mana ponselku kembalikan sekarang? " tanya Renata tanpa basa basi.
Nicholas tersenyum tipis lalu memberi kode pada kedua gadis tersebut agar masuk dan keduanya hanya bisa menurut lalu masuk kedalam.
Renata dan Gladys berjalan menuju ke ruang tamu dimana Zach dan lainnya tengah berkumpul.Nicholas menyusul keduanya lalu dia bergabung bersama kakak dan teman temannya.
"Hai Nona nona cantik, " sapa Erick dengan senyum manisnya.
Renata dan Gladys mengabaikan sapaan dari Erick dan hal itu membuat Erick kesal sementara Zach hanya diam memperhatikan kedua gadis tersebut.
Sesekali Zach memperhatikan Gladys dari atas sampai bawah sambil meneguk wine nya sedangkan Renata menatap tajam kearah Nicholas.
"Mana ponselku Om? " tanya Renata sekali lagi.
hahaha
Semua orang tertawa mendengar panggilan Renata pada Nicholas hal itu tentu saja membuat Nicholas merasa kesal dan langsung memberi tatapan tajamnya pada Renata.Renata hanya acuh tak acuh melihat tatapan tajam Nicholas yang tertuju padanya.
"Sialan, gadis tengik itu memanggilku Om, " maki Nicholas dalam hatinya.
TBC
yuk jangan lupa beri like, vote dan komen karya baru author ini hehe
💕 Selamat Membaca.. 💞
Kesal ditertawakan, Nicholas langsung melemparkan ponsel milik Renata dan dengan sigap Renata menangkapnya dengan tepat.Hal itu membuat semua yang ada disana berdecak kagum kecuali Zach.
"Dys, sebaiknya kita pergi dari kandang singa ini, " bisik Renata.
"Ayo kita pergi soalnya disini membuatku tidak nyaman, " balas Gladys sambil melirik sekilas kearah Zach yang kini tengah menatapnya intens setelah itu dia segera memalingkan wajahnya.
"Terimakasih Om telah mengembalikan ponselku bye semua, " ujar Renata yang sok kenal sok dekat dengan Nicholas.
Keduanya langsung berbalik dan hendak berjalan keluar dari mansion namun tidak bisa di buka.Gladys langsung berbalik dan menatap kearah Zach yang tengah terkekeh kearahnya.
"Buka pintunya? " teriak Gladys dengan sekencang kencangnya.
"Buka saja sendiri, " balas Zach dengan santainya.
Gladys mendengus mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Zach hal itu membuat keduanya merasa dongkol.
"Ayolah buka pintunya kalau tidak aku akan memotong burung kalian, " celetuk Gladys dengan seringainya.
Mereka semua saling berpandangan lalu Nicholas langsung membisikkan sesuatu pada kakaknya.Zach mendengus lalu dia membuka pintunya dengan otomatis yang tombolnya berada di kursi Zach. Gladys dan Renata bertos ria setelah itu menjulurkan lidahnya kearah mereka lalu berlari keluar dari mansion.
mereka masuk kemobil lalu Renata langsung melajukannya dengan kencang meninggalkan mansion tersebut.Sementara Zach berdecih lalu kembali meneguk Wine nya begitu juga dengan yang lainnya.
"Sebenarnya siapa kedua gadis barusan? " tanya Zach.
"Uhuk si boss mafia sepertinya tertarik dengan gadis barusan, " celetuk Hendery.
Zach diam kemudian dia langsung menatap tajam Hendery dengan aura membunuhnya. Sontak hal itu membuat Hendery menelan ludahnya kasar melihat tatapan bossnya tersebut.
"Oke boss maaf hehe yang rambut panjang tadi bernama Gladys Jeannie Whitney, puteri bungsu keluarga Whitney dan gadis yang berkuncir adalah Renata Violetta Rawn sahabat dari nona Gladys, " ungkap Hendery dengan raut wajah gugupnya.
Zach hanya diam mendengar informasi dari Hendery dan diam diam dia tengah merencanakan sesuatu yang licik.Semua yang ada disana tahu kalau bossnya kini tengah merencanakan sesuatu.
"Hemm jadi dia adik dari ceo ternama itu dan bagaimana reaksinya jika aku menculik adik kesayangannya itu, " seringai Zach terulas dibibirnya.
"What.. Boss kamu mau menculik gadis itu? " tanya Erick dengan raut herannya.
"Hemm ya akan aku jadikan dia tawananku, " jawab Zach dengan santai.
"Tapi Kak jika musuh musuhmu tahu mereka pasti akan menggunakan gadis itu sebagai kelemahanmu lalu menyerangmu kemudian mereka mengambil senjata senjata kita dengan mudah, " sahut Nicholas pada sang kakak.
"Ck memangnya jika si bedebah itu menyerangku aku akan takut begitu tidak akan dan aku akan menyerangnya balik, " ucap Zach dengan tenang.
Erik, Hendery dan Nicholas memilih diam dan mereka sangat yakin jika Zach tidak akan tinggal diam jika ada yang menganggu kesenangannya.
Zach langsung bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar dari Mansion diikuti saudara saudaranya tersebut.Mereka semua masuk kedalam mobil masing masing lalu melajukannya dengan kencang mengikuti mobil Zach dari belakang.
Tak lama kemudian mereka keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam markas mereka Black Sword.Mereka berempat berjalan santai menuju ke ruangan latihan tembak yang berada di belakang markas dan tak lupa mereka membawa pistol dan juga 50 cal Snipper Rifles.
Erick dan Hendery langsung mencoba skedua senjata tersebut sementara Zach memilih berdiri tak jauh dari teman temannya latihan sambil memperhatikan mereka.
dor.. dor.. dor
suara tembakan pistol menembak terarah ke tempat yang sudah di sediakan.Setelah itu kini giliran Nicholas yang menggunakan senjatanya.Terakhir giliran Zach yang kini memegang 50 cal snipper rifles lalu dan dengan insting tajamnya dia mengarahkan tembakannya sesuai dengan target yang dia inginkan.
Zach menarik pelatuknya dan tak lama kemudian terdengar suara tembakan.
dor.. dor.. tembakan Zach meluncur dengan sukses sontak membuatnya puas begitu juga dengan yang lainnya melihat aksi mene.mbak dari seorang boss mafia ternama
prok.. prok Erick, Henderik dan Nicholas tersenyum puas melihat keahlian Zach yang sangat bagus dan tidak mengecewakan. Ketiganya langsung mendekati Zach yang tengah meletakkan kembali snippernya ke dalam tempatnya.
"Kita ke gudang senjata sekarang, " ajak Zach pada ketiga temannya.
"Siap boss, " jawab Ketiganya dengan serempak.
Mereka berempat bergegas menuju ke gudang senjata yang letaknya hanya mereka berempat yang tahu karena tempatnya sangat rahasia.
Sampai di depan gudang senjata, Zach memasukkan sidik jarinya kedalam pintu gudang dan cklek berhasil.Mereka semua langsung masuk kedalam sana.Didalam mereka melihat lihat berbagai jenis senjata yang tertata rapi ditempatnya masing masing.
TBC
Jangan lupa beri vote ya guys hehe dan kalau ada yang typo dan masih salah maafkan author oke...
Kalau ada yang typo maafkan author ya hehe karena author masih baru dalam genre action..
Selamat membaca.. 🍁
Kini Gladys dan Renata sampai di Mansion keluarga Whitney.Keduanya langsung duduk diruang tamu menghilangkan kekesalan mereka pada Zach dan Nicholas.
"Oh ya ngomong ngomong Dys sepertinya para pria itu bukan sembarang orang deh, " tebak Renata dengan asal.
"Kamu bener sih Rena tapi sudahlah jangan memikirkan mereka oke membuatku badmood saja, " ucap Gladys dengan acuhnya.
"Kamu benar Dys lebih baik kita bersenang senang saja, " ungkap Renata sambil tersenyum tipis.
Gladys tersenyum membenarkan ucapan sahabatnya lalu dia melirik sekilas jam yang melingkar ditangan kanannya menunjukkan angka 16.00 sore.Renata menoleh ke kanan dan kekiri mencari sesorang, Gladys yang melihat tingkah sahabatnya hanya bisa mendengus.
"Ck Kak Rafael berada di ruang kerja bersama Daddy, Rena, " ungkap Gladys menatap sahabatnya.
Renata beroh ria mendengar jawaban dari Gladys hal itu membuatnya lega lalu diapun senyum senyum sendiri.Gladys yang melihatnya hanya bisa memutar bola matanya malas melihat Renata yang tak gentar mendekati kakaknya Rafael.
"Sebaiknya kamu cari pria lain saja Rena daripada kamu sakit hati dengan kakakku, " bujuk Gladys dengan raut wajah serius.
"Tapi Dys yang aku inginkan adalah Rafael kakakmu yang super ganteng itu, " kekeh Renata sambil mengedipkan matanya.
"Ck dasar genit, " sembur Gladys dengan nada kesalnya.
Renata terkekeh melihat raut wajah kesal sahabatnya tersebut.Sementara Gladys bangkit dari duduknya dan langsung pergi ke dapur.Beberapa menit kemudian dia kembali dengan membawa dua botol minuman dingin lalu dia memberikan satu botol pada Renata.
"Thanks Dys tahu saja kalau aku haus, " ucap Renata sambil menerima botol minuman lalu membukanya dan meneguknya langsung.
Gladys kembali duduk disebelah sahabatnya lalu dia meneguk minuman dinginnya. Sementara Renata meletakkan botolnya diatas meja setelah itu kembali melirik Gladys.
"Kenapa kakakmu sedari tadi belum keluar dari ruang kerjanya Dys? " tanya Renata dengan raut herannya.
"Mungkin mereka lagi bahas perusahaan kali Rena memangnya kenapa jangan bilang kamu kangen dengan kak Rafael ya? " tanya Gladys dengan tatapan intimidasinya.
"Tepat sekali tebakanmu Dys, " jawab Renata sambil nyengir.
Beberapa menit kemudian Daddy dan Rafael keluar dari ruang kerjanya lalu mereka langsung menuju ke ruang tamu.Dari jauh Renata memperhatikan Rafael dengan tatapan penuh cinta.Gladys yang melihatnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Gladys pov
Entah kenapa aku tidak ingin Renata mendekati kak Rafael karena aku tidak mau sahabatku itu patah hati karena ditolak.Aku sudah memberitahu Renata tapi dia tetap bersikekeh mengejar cinta kak Rafael.Huft aku hanya bisa menyemangati Renata dalam memperjuangkan cintanya pada Kak Rafael.
"Selamat sore Om Hendra, " sapa Renata dengan senyum cerianya.
"Sore juga nak, " jawab daddy Hendra singkat.
Renata beralih menatap kearah Rafael yang kini memandangnya dengan raut datar namun hal itu tentu saja tidak membuatnya berhenti tersenyum.
"Sore kak Rafael, " sapa Renata sambil tersenyum manis.
"Hmm.. sore, " balas Rafael dengan acuh tak acuh.
Renata tetap tersenyum dan dia sudah terbiasa dengan sikap dingin dan datar dari putera sulung keluarga Whitney tersebut. Gladys yang melihatnya langsung menatap tajam kearah sang kakak namun diabaikan oleh Rafael.Glsdys hanya bisa menghela nafas melihat sikap sang kakak yang sangat acuh, datar dan dingin terhadap perempuan.
Sementara Zach cs kini berada di ruangan kerja milik sang boss mafia tersebut.Zach dan Nicholas memilih duduk di sofa menantikan Hendery yang tengah memeriksa komputer mencari informasi secara detail mengenai Gladys dan Renata.
"Bagaimana kamu sudah menemukan informasi mengenai kedua gadis itu? " tanya Zach dengan sorot datarnya.
"Sudah boss, " jawab Hendery singkat.
"Kamu kirimkan semua data Gladys ke emailku sementara informasi Renata ke email Nicholas, " sahut Zach.
hendery mengangguk lalu diapun mengerjakan perintah dari boss mafia yang mudah emosi tersebut.Beberapa menit kemudian dia tersenyum lebar karena telah selesai melaksanakan tugasnya.Hendery menoleh kearah Zach sambil tersenyum dan Zach memgangguk mengerti lewat isyarat mata mereka.
"Erick kamu awasi kedua gadis tersebut dan laporkan apapun yang mereka lakukan, " ujar Zach.
"Tapi Boss, " protes Erick.
Zach melirik Erick dengan sorot mata tajam dengan aura membunuh.Erick menelan ludahnya kasar melihat sorot tajam bossnya begitu juga dengan yang lain dan diapun cepat cepat mengangguk mengiyakan titah sang boss tiran.
"Bagus aku tunggu laporan darimu secepatnya Erick, " ucap Zach dengan raut tenangnya.
"Iya Boss, " jawab Erick dengan gugup.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!