BUAT KALIAN YANG HOBI REBAHAN DAN GA ADA PENGHASILAN, KALIAN BISA CEK IG AUTHOR @_imrsya.
SELAMAT MENCOBA!!
☆
Seorang wanita menuruni tangga dengan tergesa-gesa. "Dira, kamu kenapa buru-buru begitu" Tanya Gauri (Gauri Agaisha / Bunda Dira dan Disa). "Aku hari ini ada meeting, Bun. Tapi aku bangun kesiangan" Jawab Dira
"Hendra!"
"Iya, Nona" Balas Hendra (Hendra Mahesa / Asisten pribadi Dira)
"Kita berangkat sekarang" Perintah Dira, "Kamu nggak ikut sarapan dulu, Dira" Tanya Ray (Ray Saputra / Ayah Dira dan Disa). "Nggak, Yah. Aku udah telat, yaudah aku berangkat dulu, bye"
Dira keluar dari rumah dengan berjalan sedikit berlari diikuti oleh Hendra
"Selalu saja, apa dia tidak bisa libur satu hari saja" Keluh Gauri, "Biarkan saja lah, Bun. Asal dia bisa jaga kesehatan" Timpal Ray, "Tapi Bunda kasian sama Dira, setiap hari kerja bahkan hari minggu pun dia masih kerja" Kata Gauri
"Dia CEO di perusahaan besar, jadi tanggung jawab nya juga besar" Tutur Ray, "Disa, apa kamu nggak ke kampus" Tanya Gauri saat ia melihat Anak bungsu nya sangat santai
"Nggak, Bun. Aku hari ini nggak ada jam, jadi aku santai di rumah hehe" Jawab Disa
"Nanti Bunda minta tolong anterin makan siang buat kakak mu, atau nanti dia lewatin makan siang nya" Ucap Gauri diangguki Disa
"Bun, aku boleh nanya nggak" Tanya Disa
"Mau tanya apa"
"Dulu Bunda ngidam apaan? Sampe kak Dira dingin kayak gitu. Nggak mati tu si Hendra setiap hari sama kakak yang dingin" Ucap Disa sedikit meledek kakak nya
"Bunda nggak tau kenapa kakak mu bisa dingin kayak gitu" Kata Gauri
"Heumm..bahkan banyak cowok yang suka sama kakak, tapi kakak cuek. Padahal aku kan udah pengen ponakan" Ucap Disa mengerucut bibir nya, "Bujuk kakak mu biar dia mau nikah" Sahut Ray
"Yang ada aku kena semprot sama kakak, Yah" Balas Disa
"Kakak itu sibuk pake bangett! Sampe aku kalo ngomong cuma di jawab hmm" Kesal Disa seraya memasukkan makanan ke dalam mulut nya dengan kasar
"Bukannya kakak mu memang kayak gitu" Kata Gauri
"Sudah lanjut sarapan nya" Tengah Ray.
Siang hari, Disa pergi ke DA'S Company. Sampai di sana, Disa turun dari mobil lalu masuk ke dalam menuju lantai atas. "Apa kakak ku ada ruangan nya" Tanya Disa pada sekretaris Dira, "Ada, Nona" Jawab nya
"Terimakasih" Ucap Disa dibalas anggukan oleh sekretaris itu
"Kakak ini makan siang dari bunda" Ucap Disa, "Taro situ aja. Oh ya, kamu udah makan belum? Kalau belum kita makan sama-sama" Tanya Dira tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar di depan nya
"Aku udah makan tadi di rumah, tugas ku udah selesai jadi aku langsung pulang" Pamit Disa, "Beneran nggak mau makan sama Kakak" Tanya Dira
Disa mengangguk
"Yaudah aku pulang dulu, assalamu'alaikum" ucap Disa, "Waalaikumsalam" Balas Dira menatap sekilas Disa dan tersenyum simpul.
Di tempat lain, di sebuah rumah yang sederhana, sebuah keluarga berkumpul di ruang tengah.
"Arif, ada sesuatu yang ingin Bapak bicarakan kepada mu" Ucap Ramdan, "Bicara saja, Pak. Aku akan mendengarkan nya" Kata Arif (Ramda Arif Firmansyah).
"Bapak ingin menjodohkan mu dengan anak sahabat Bapak. Nama nya pak Ray, kamu masih kenal kan?Bapak dan Ibu harap kamu mau menerimanya" Ujar Ramdan
"Tapi, Pak. Aku masih muda, bahkan aku masih menabung untuk membeli rumah sendiri. Lalu? Apa anak pak Ray mau menikah dengan ku yang sederhana? Bahkan dia jauh lebih kaya dari kita" Ujar Arif ragu
"Untuk masalah itu kamu tenang saja, kedua anak pak Ray tidak pernah memandang harta atau status seseorang" Timpal Farah
Arif menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. "Baiklah aku mau" Ucap Arif, "Alhamdulillah. Terimakasih, Nak" Ucap Ramdan tersenyum.
NB :
NGGAK SUKA SAMA CERITA NYA?! JANGAN DI BACA!! SAYA TIDAK MEMAKSA KALIAN UNTUK MEMBACA KARYA SAYA KARNA SAYA MEMBUAT INI HANYA UNTUK BERSENANG-SENANG, BUKAN UNTUK MENDAPAT RATE, LIKE, VOTE DAN KOMEN.
"Ada apa" Tanya Dira pada Hendra saat tiba-tiba mobil nya berhenti dalam perjalanan pulang. "Nona, seperti nya mobil nya mogok" Jawab Hendra, "Segera kau perbaiki. Aku sudah sangat letih, aku ingin istirahat" Perintah Dira
"Baik, Nona" balas Hendra lalu keluar dari mobil.
Hendra menyalakan flash di handphone nya untuk penerang dan membuka kap mobil lalu mengecek bagian mesin mobil.
"Duh! Aku kurang paham kalau masalah mesin, gimana ini" Gumam Hendra menggaruk kepala nya yang tidak gatal
"Hendra! Sudah selesai" Tanya Dira yang keluar dari mobil, "Be..belum, Nona. Mm..saya kurang paham masalah mesin" Ucap Hendra
"Kamu cari montir sekitar sini, aku akan menunggumu di mobil! Nggak pake lama" Tegas Dira lalu kembali masuk ke mobil. Hendra melangkah kan kaki nya mencari montir
"Malam-malam begini mana ada montir, mau telfon montir langganan nggak ada sinyal lagi" Kesal Hendra. Sepanjang perjalanan, Hendra berusaha mencari sinyal tapi tak kunjung ada
Dari kejauhan Hendra melihat sebuah bengkel yang masih terang, ia yakin kalau bengkel itu masih buka. Dengan langkah cepat Hendra langsung menghampiri bengkel itu
"Permisi" Ucap Hendra, "Iya, ada yang bisa saya bantu" Tanya nya, "Mobil bos saya mogok, apa Mas bisa memperbaiki nya" Tanya Hendra
"Bisa-bisa, dimana mobil nya" Tanya nya, "Di ujung sana"
Pemilik bengkel itu masuk ke dalam untuk mengambil peralatan montir nya
Hendra membuka kap mobil dan membiarkan montir itu memperbaiki mobil nya. "Apa rusak nya parah" Tanya Hendra, "Tidak, ini hanya masalah kecil. Sebentar lagi selesai" Jawab nya
"Mm..kalau boleh saya tau, nama Anda siapa" Tanya Hendra
"Arif, Ramda Arif Firmansyah"
"Hendra! Kenapa lama sekali!" Sungut Dira, "Ini sudah selesai, Nona" Kata Arif menutup kap mobil
"Ini" Dira menyodorkan dua lembar uang merah kepada Arif. "Tidak perlu, nona. Ini hanya masalah ringan" Tolak Arif, Dira menatap Hendra untuk memberi penjelasan pada Arif.
"Lebih baik Anda menerima nya, Bos saya tidak menerima penolakan" Bisik Hendra pada Arif, Arif mengangguk lalu mengulurkan tangan nya menerima uang yang di sodorkan Dira
"Terimakasih" Ucap Arif dibalas deheman oleh Dira, "Kita pulang" Ucap Dira lalu masuk ke dalam mobil.
Mobil yang di tumpangi Dira sudah melaju jauh meninggalkan Arif di sana.
"Cantik" Gumam Arif tanpa sadar dan tersenyum, "Astaghfirullah, bukan mukhrim Arif" Kata Arif lalu membereskan alat-alat nya lalu kembali ke bengkel.
Mobil yang di tumpangi Dira sudah terparkir sempurna di halaman rumah keluarga Saputra. "Hendra kau bisa pulang, besok jemput aku seperti biasa" Kata Dira, "Iya, Nona. kalau begitu saya permisi" Pamit Hendra diangguki Dira.
Dira masuk ke dalam rumah dan melihat seluruh anggota keluarga ada di ruang keluarga. "Dira, kenapa jam segini baru pulang" Tanya Gauri menghampiri Dira, "Tadi mobil nya mogok, Bun. Jadi harus nyari montir dulu" Jawab Dira
"Ayah ingin bicara sesuatu padamu. Tapi karna kamu baru pulang, besok saja Ayah bicara" Ujar Ray, "Baiklah, selamat malam" Ucap Dira lalu ke lantai atas
"Memang nya Ayah mau bicara apa sama kakak" Tanya Disa kepo, "Ada lah, kamu itu mau tau aja" Ledek Ray, "Ishh! Ayah nyebelin! Malam ini Bunda tidur dengan ku" Kesal Disa
"Nggak bisa gitu dong, Bunda punya Ayah" tolak Ray, "Bunda punya ku dengan kak Dira! Titik. Nggak ada tapi-tapian! Ayo, Bun. Kita ke kamar" Ajak Disa menarik pelan tangan Gauri
"Bun!" Rengek Ray, Gauri hanya terkekeh melihat wajah suami nya yang memelas.
KEDIAMAN KELUARGA SAPUTRA
Gauri masuk ke kamar Dira setelah mendapat ijin dari Dira. "Ada apa, Bun" Tanya Dira yang menatap sekilas Gauri dan kembali menatap laptop di depan nya
"Kamu itu udah seharian kerja, ini udah waktu nya istirahat" Tegur Gauri, "Iya, Bun. Sebentar lagi selesai kok" Kata Dira
"Lalu Bunda mau ngapain ke sini" Tanya Dira, "Bunda mau bicara sesuatu kepada mu. Tapi sebelum bunda selesai berbicara, kamu jangan memotong nya" Dira mengangguk.
Gauri menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan nya perlahan. "Ayah sama Bunda mau menjodohkan mu dengan anak sahabat ayah" Ucap Gauri, "Ak--"
"Bunda belum selesai berbicara!" Tegur Gauri, Dira membuang nafas nya dengan kasar
"Ayah sama Bunda yakin, dia laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Walaupun dia dari keluarga yang sederhana tapi dia pekerja keras" Tambah Gauri
"Aku menolak perjodohan ini, dan aku tidak peduli sama sekali dengan status nya" Jawab Dira, "Demi Bunda, terimalah perjodohan ini" Pinta Gauri, "Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu sayang" Lanjut Gauri
Dira diam, ia ingin kembali menolak tapi seakan mulut nya terkunci karna permintaan Gauri.
"Akan ku pikirkan. Bunda bisa keluar, aku mau istirahat" Ucap Dira, "Baiklah" Kata Gauri lalu keluar dari kamar Dira.
Dira melemparkan kasar tubuh nya di atas kasur. "Kenapa masih ada tradisi kayak gini! Bikin susah saja" Kesal Dira
"Aku tidak pernah merasa kalau aku mempunyai hati, bagaimana nanti pernikahan kami bisa bertahan" Gumam Dira, Dira memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan mengguyur seluruh tubuh nya menggunakan shower untuk menjernihkan pikiran nya.
~
Pagi hari, di meja makan tidak seperti biasa nya, semuannya tampak hening
"Ekhem" Dehem Disa mencairkan suasana, "Aku pergi dulu" Pamit Dira, "Dira, apa kamu sudah memiliki jawaban nya" Tanya Gauri hati-hati
"Hmm" Dehem Dira lalu keluar dari kediaman Saputra
"Apa dia setuju" Tanya Ray bersemangat, "Ya. Ayah segera kabari sahabat ayah, nanti malam kita akan mengadakan pertemuan" Ujar Gauri
"Pertemuan apa, Ayah/Bun" Tanya Disa yang tidak mengerti apa yang di bahas oleh kedua orang tua nya, "Ayah sama Bunda menjodohkan kakak mu dengan anak sahabat ayah. Walaupun dia dari keluarga yang sederhana, Tetapi ayah yakin kalau pemuda itu akan selalu menjaga Dira" Jelas Ray
"Wowww!! Kakak ku akan menikah! Dan aku akan segera memiliki ponakan yang lucu!" Ucap Disa bahagia, "Bunda sogok kakak pake apa? Kok kakak mau nerima ini" Tanya Disa penasaran
"Dia tidak akan berani menolak permintaan Bunda nya. Walaupun dia merasa dia tidak memiliki hati, tapi Bunda yakin, dia memiliki hati yang baik" Ucap Gauri tersenyum
"Kalau kakak sudah menikah, berarti aku akan kesepian disini" Ucap Disa lesu, "Kamu nanti juga akan menikah" Timpal Ray bercanda, "Tidak! Aku tidak menerima perjodohan! Aku akan mencari pasangan ku sendiri" Balas Disa cepat
"Hahahaha"
"Sudah lanjutkan sarapan mu" Pungkas Gauri.
Di dalam mobil, Dira termenung menatap ke arah luar, Hendra yang melihat majikannya tidak seperti biasa nya pun heran.
"Maaf, Nona. Kita sudah sampai" Ucap Hendra membuyarkan lamunan Dira, "Hmm" Dehem Dira lalu keluar dari mobil lalu masuk ke dalam
Di dalam ruang kerja nya, Dira masih terdiam memikirkan perjodohan dengan seseorang yang tidak ia kenali sama sekali.
"Arghhh!!!" Teriak Dira frustasi, "Demi bunda" Gumam Dira.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!