Setelah hampir seharian Syah berkutat dengan tugas yang diberikan dosen, akhirnya arloji ditangannya menunjukkan pukul 17:00 yang menandakan perkuliahan selesai. kemudian Syah pun bergegas pulang.
Selama diperjalanan entah kenapa perasaan Syah merasa ada yang ganjal, dengan segera Syah membuang rasa itu dan berharap semua akan baik-baik saja.
****
" Syah" panggil mama papa dari ruang tamu.
" Iya ma-pa" jawab syah
" Sini bentar Syah, mama mau ngomong" ujar mama
" Tapi ma... Syah lelah banget nih, mau istirahat dulu ya" sembari melangkah menaiki anak tangga.
" Syahloni Keyla kesini bentar!" teriak mama dari lantai bawah.
Syah pun kaget, kenapa mama teriak seperti itu perasaan syah mulai tidak karuan apalagi kalau mama manggil pakai nama lengkap, syah segera menuruni anak tangga dan berjalan menuju mama berada.
" Duduk Syah!" pintah mama.
Syah menurut saja dan memilih duduk disamping papa nya, syah tahu papa tidak akan memarahinya tanpa alasan seperti yang dilakukan mama nya tadi.
" Ini toh anak jeng cantik banget" sambil memperhatikan Syah dari atas sampai bawah.
"Salim dulu sama Tante Clara Syah" pintah mama.
Syah pun menuruti apa yang dipintahkan mam nya itu.
" Hay Tante" sapa Syah sambil mencium tangan Tante Clara.
" Hey cantik, ngomong-ngomong Syah kuliah kedokteran ya sayang?" tanya Tante Clara sambil memegang tangan Syah.
" Hmmm, iya Tante" jawab syah singkat.
" Nih orang siapa ya? kok gue nggak pernah liat sebelum nya, lagian ngapain sih mama nyuruh Syah Salim segala" gumam Syah dalam hati.
" Semester berapa sekarang Syah?" sambungTante clara
" Semester 5 Tan" jawab Syah singkat.
" Syah mau kekamar dulu ya ma, capek banget ma" ujar Syah manja.
" Bentar syah, mama sama Tante Clara mau ngomong serius tentang kamu" sambil menahan tangan Syah.
"Ngomong serius apa ma?" tanya syah penasaran.
"Makanya Syah duduk lagi dong" sambung mama
Syah pun kembali duduk entah kenapa jantungnya berdegup begitu kencang seperti habis lari merathon saja.
" Jjadi gini sayang, Tante Clara punya anak cowok" jelas mama ragu-ragu.
" Emang nya kenapa ma?" tanya Syah tambah penasaran.
"Hmmmm... jelasin sama Syah pa" kata mama agar suami nya itu menjelaskan kepada putri nya itu.
" Ada apa sih pa?" sambil memegang tangan papa.
" Jadi gini Syah, janji dulu dong sama papa Syah tidak akan marah" bujuk papa.
" Syah tidak akan marah pa" sambung syah sambil mengangkat jari kelingking nya meraih kelingking papa
" Gini Syah, mama sama papa punya niat jalin silaturahmi sama keluarga Tante Clara" kata papa mulai mengutarakan keinginannya.
Belum selesai papa menjelaskan malah dipotong begitu saja oleh syah.
" Urusannya sama Syah apa pa? kalau papa sama mama mau jalin silaturahmi kan nggak harus izin sama Syah juga" sahut syah bercanda.
" Syah diam! dengar dulu apa yang ingin papa sampaikan" ujar mama kesal dengan tingkah anaknya itu.
Syah pun kembali diam tanpa mengatakan sepatah kata lagi.
" Sebenarnya apa sih maksud mama padahal Syah tidak berbuat kesalahan, pulang-pulang dari kampus jadi sasaran luapan emosi gini sih" gumam Syah dalam hati.
" Baiklah.. biar mama yang jelasin pa, jadi gini syah mama mau jodohin kamu sama anak Tante Clara" jelas mama to the poin.
" Uhuk..... uhukkk... mama becanda kan?" tanya Syah tidak percaya dengan apa yang disampaikan mamanya.
" Mama serius syah"
" Tapi kan ma, Syah masih pengen kuliah, Syah masih pengen seperti teman-teman Syah yang lain, Syah nggak mau nikah ma titik" bentak syah.
" Tidak ada tapi-tapian Syah! ini keputusan mama, mama mau Syah nikah sama anak Tante Clara" sambung mama dengan nada sedikit meninggi.
" Ini becanda kan pa? ini tidak serius kan pa?" sambil memegang tangan papanya itu, berharap papa mengatakan itu hanya lah becanda.
" Hmm... yang disampaikan mama benar Syah, lagian umur Syah sudah 19 tahun" jelas papa.
" Pokoknya Syah tidak setuju pa" sembari berlari menaiki anak tangga.
" Maaf ya jeng, maklum mungkin Syah kaget saja" ujar mama.
" Tidak apa- apa jeng, saya paham kok mungkin ini terlalu cepat bagi Syah saya masih berharap suatu hari nanti Syah akan setuju ya jeng" kata Tante Clara pada sahabatnya itu.
" Tenang jeng saya akan mencoba bujuk Syah" jelas mama.
" Kalo gitu saya pamit dulu jeng" ujar Tante Clara.
" Pastiin dulu ya jeng kalau Juna setuju dengan rencana kita" sambung mama.
" Masalah itu beres jeng, Juna tidak mungkin nolak nanti kalo Juna balik dari Singapore langsung saya beri tahu jeng" jelas Tante Clara.
Tante Clara diantar sampe depan rumah oleh mama papa sampai mobil Tante Clara tidak terlihat lagi.
****
Sementara itu Syah mondar mandir didalam kamarnya
"Duhh gimana nih mama kok permintaan nya aneh-aneh gitu" pikir Syah tak menentu setelah mendengar permintaan mamanya.
" Mau kemana ma?" tanya papa
" Mama mau ke kamar Syah buat mastiin Syah setuju dengan rencana mama" kesal mama.
" Tapi ma, Syah itu semakin mama paksakan semakin dia nolak" bujuk papa agar mama tidak terlalu mendesak Syah.
" Mama tidak mau ada penolakan pa, Syah harus setuju titik" sambung mama sembari menaiki anak tangga.
" Oh tuhan, kenapa saya memiliki istri keras kepala seperti ini" gumam papa sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
" Maaa stop" panggil papa.
" Hmm, apa lagi sih pa?" menoleh Kebelakang
" Biar papa saja yang membujuk Syah" tawar papa agar kedua wanita yang sangat berharga dalam kehidupan nya itu tidak saling bersitegang.
" Hmm, baiklah tapi papa harus mastiin Syah mau menerima Juna" kata mama
" Hmmm" jawab papa berlalu pergi.
tokkkk tokkkk
suara ketukan di pintu kamar syah
" Syahhh" panggil papa dari luar.
" Apa lagi sih pa! papa sama mama sama aja! Syah bisa nentuin jodoh Syah sendiri" teriak syah dari dalam.
" Buka pintu nya dong sayang, papa tahu kalau Syah belum bisa menerima ini semua, tapi papa mohon ini bisa dijelasin baik-baik" kata papa sambil mengetuk pintu kamar syah pelan.
" Ada mama tidak diluar pa?" sambung Syah
" Tidak ada Syah"
" Papa sedang tidak bohongin Syah kan?"
" Tidak Syah, buka pintunya Syah"
" Hmmm, bentar pa" berjalan menuju pintu kamar.
ceklek, pintu kamarpun terbuka.
" Masuk pa" ajak syah
Papa pun duduk disamping Syah
"Syah" ujar papa sembari menggenggam tangan Putri nya itu.
" Iya pa"
" Syah jangan marah sama mama ya nak, mama pengen mencarikan yang terbaik demi masa depan Syah" jelas papa.
" Tapi paaaa, tidak seperti itu juga caranya Syah bisa cari pendamping sendiri" ucap syah memohon supaya papa luluh.
Bersambung.......
.
.
.
.
🌸JANGAN LUPA LIKE
VOTE DAN KOMENT YA KAK AGAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT UP NYA😘😘😘😍
Dikediaman Juna.
Hari ini Juna pulang dari Singapore, ia sengaja tidak memberi tahukan kepulangan nya kepada mama Clara.
" Mamaa....." teriak Juna dari dalam rumah
Tetapi Juna tidak mendengar sautan mamanya, Juna berjalan menuju kamar namun mamanya juga tidak ada dikamar.
Mama Clara yang sedang sibuk memasak sehingga tidak mendengar suara putra semata wayangnya itu.
Junapun menchek satu persatu kamar yang ada dirumahnya, Juna berjalan menuju kebun belakang rumahnya dan berharap mamanya ada disana, tetapi tidak ada seorangpun yang berada dikebun belakang.
Juna kemudian menchek dapur dan ternyata memang benar mama tercintanya ada disana sedang sibuk memasak.
" Mamaa......" teriak Juna
" Eh sayangnya mama udah nyampe ternyata, ehh tunggu deh kemaren Juna bilang pulangnya dua hari lagi kan?" tanya mama Clara heran.
" Heheh, Juna sengaja ma biar jadi kejutan gitu" sambung Juna sembari memeluk mamanya.
"Juna mandi dulu ya nak, habis mandi kita makan bareng dimeja makan, mama mau ngomong serius" pintah mama pada juna
Junapun mengikuti perintah mama Clara dan bergegas menuju kamarnya, Juna menyiapkan air hangat kemudian mandi di shower, selesai mandi Juna membuka lemari pakaian.
" Juna!!!" teriak mama clara dari lantai bawah.
" Bentar ma, Juna ganti pakaian dulu" suara Juna dari dalam kamarnya.
" Jangan lama-lama Jun, kamu itu cowok bukan cewek heheh" kekeh mama Clara.
" Iya maaa" jawab Juna.
Setelah beberapa menit, Juna pun menuruni anak tangga kemudian memeluk mamanya kembali karena tadi pelukan Juna tidak mendapat balasan dari mama tercinta nya itu.
" Mama tidak kangen sama Ajun?" tanya Juna.
" Hehe, ya kangen atu jun" sembari mengelus kepala Juna.
" Terus kenapa pas di dapur mama nggak meluk ajun?" rengek Juna bak anak kecil yang ingin perhatian.
" Mama kan lagi masak, lagian mama kira Juna pasti capek kan?" sambung mama Clara.
Junapun melepaskan pelukan nya dan segera duduk.
" Makan yang banyak sayang" ucap mama Clara sembari meletakkan berbagai aneka makanan di hadapan Juna.
" Pasti dong ma" sambil menyodorkan makanan kedalam mulutnya karena jujur setelah berapa bulan bekerja masakan ini lah yang ia rindukan.
Setelah selesai makan mama Clara pun mulai mengutarakan niat tentang perjodohan itu kepada juna.
" gimana penerbangan nya jun? lancar?" tanya mama mulai berbasa basi
" Lancar kok ma, oiya ma Minggu depan Juna ada penerbangan ke Malaysia" tutur Juna.
" Wah bagus dong Jun, tapiii...." perkataan mama terhenti
" Tapi apa ma?" ujar Juna sembari memperhatikan mamanya lekat-lekat.
" Sebenarnya mama ingin memberitahu kan keinginan terbesar mama Jun"
" Apa itu ma? selagi Juna bisa Juna akan wujudkan"
"Juna sayang mama kan?" sambil memegang tangan Juna.
" Ya jelas sayang la ma, Juna sayang banget malah sama mama"
" Jun, mama mau kamu menikah sama anak teman mama"
junapun kaget mendengar permintaan mamanya karena itu terlalu tiba-tiba bagi Juna.
" Jadi gimana Jun?" kata mama Clara memastikan
" Hemm, menikah tidak segampang yang dibayangkan ma, apalagi Juna tidak mengenal orang itu, Juna pengen bebas dulu ma" jelas Juna mengutarakan apa yang ia inginkan.
" Hemm, berarti Juna menolak permintaan mama?" ujar mama Clara sendu.
" Jangan sedih gini dong ma, kalo mama pengen melihat Juna nikah sama anak teman mama Juna akan turutin ma" kata Juna tidak tega menolak permintaan mamanya itu.
Walaupun sebenarnya Juna belum siap untuk menikah, tetapi Juna tidak mau melihat mama kecewa, apalagi setelah papa meninggal mama sering murung.
" Beneran sayang? kamu mau?" tanya mama bahagia.
" Iya ma, kalo itu yang membuat mama senang Juna mau ma"
Mama Clara langsung memeluk juna sebagai tanda ia sedang bahagia, apalagi dia akan menjadi besan dari sahabat dekatnya.
" Tapi dengan satu syarat ma" sambung juna.
" Apa syarat nya Jun?" tanya mama penasaran.
" Juna tidak mau kalo mama memberi tahukan profesi Juna pada dia ma" sambung juna.
" Kenapa gitu Jun, bukankah itu baik jika calon istri mu tahu apa provesimu?" jelas mama Clara.
"Juna pengen liat gimana calon mantu pilihan mama, Juna pengen menikah jika dia benar-benar layak untuk jadi pendamping Juna" jelas Juna.
" Hmm, kalo itu mama setuju Juna makasih ya sayang" sambil memeluk juna
" Iya ma" membalas pelukan mama hangat.
Juna bergegas masuk kamar dan merebahkan tubuh sispack nya diranjang.
" Oh tuhan apakah aku harus menikah di umur ke-23 tahun ini, kalo seandainya aku menolak pasti mama sangat kecewa" gumam Juna dalam hati sambil menatap langit-langit kamarnya itu.
Sedangkan mama Clara saking senangnya langsung menelpon Ratna mamanya syahloni.
📞📞📞
"Assalamu'alaikum jeng" (mama Juna)
" Waalaikumsalam jeng, tumben nelpon jeng?" ujar mama syah
" Saya punya berita bagus jeng" (mama Juna)
" Berita apa jeng?" mama syah semakin kemal ( kepo maksimal) hehe
"Juna sudah pulang jeng, dan tadi saya sudah mengutarakan tentang harapan kita" (mama Juna)
" Lalu Juna jawab apa jeng?" ujar mama syah antusias.
"Juna setuju jeng" (mama juna)
" Apa ini serius jeng, saya sedang tidak bermimpi kan jeng?" tanya mama syah tak percaya ini seperti akan nyata.
"Iya serius jeng, nanti saya kerumah kamu lagi jeng" (mama Juna)
" Oke calon besan" sahut mama syah senang.
" Sudah dulu ya jeng, nanti Juna malah dengar lagi" (mama Juna)
" Oke jeng " (mama Syah)
Tut.... Tut....Tut.....sambungan telponpun terputus.
Sementara itu dikediaman Syah.
" Coba Syah pertimbangkan dulu, papa nggak maksa Syah mau menerima nya Syah" ujar papa.
"Hemm... nanti Syah pikir-pikir dulu tapi papa tidak akan marah dengan apapun keputusan yang akan Syah ambil kan?" tanya Syah ragu-ragu.
" Dengar ya sayang, apapun keputusan Syah papa akan mendukung" ujar papa
Mendengar apa yang diucapkan papa ada rasa lega, dan ada rasa bersalah menyelimuti hati syah. disatu sisi Syah tidak mau menikah dengan orang yang sama sekali tidak Syah kenal, disisi lain Syah tidak mau jadi anak durhaka dan bikin mama-papa kecewa.
" Syah! kamu kok diam sayang" tanya papa yang memperhatikan Syah seperti sedang memikirkan sesuatu.
" Hemm... Syah lagi mikir aja pa"
" Syah masih belum siap lagi buka hati ya nak?" tanya papa.
" Hemm... semenjak kejadian yang telah berlalu Syah malas aja mikirin percintaan pa, rasanya terlalu sakit jika kehilangan orang yang benar-benar kita sayang" kata Syah mengingat kejadian masa lalu ny itu.
" Papa tahu sayang, semua keputusan ada ditangan Syah"
Syah pun memeluk papanya
"Syah bersyukur punya papa seperti papa, syah janji tidak akan membuat papa kecewa tapi bukan melalui perjodohan ini pa" gumam Syah dalam hati.
Bersambung.......
jangan lupa like, vote, dan koment ya kak
🤗terimakasih 🤗
Setelah papa selesai berbicara dengan Syah, kemudian papapun keluar dari kamar tersebut. mama Ratna yang penasaran dengan keputusan Syah langsung menanyakan kepada suaminya itu.
" Pa.. " panggil mama sembari melangkah menuju papa berada.
" Jadi gimana pa? Syah setujukan? " sambung mama.
" Jangan disini bahas nya ma, ayok ikut papa" sambil menarik tangan istrinya itu lembut agar segera menjauh dari kamar Syah.
Mama pun mengikuti langkah papa ke kebun belakang rumah.
" Jadi gimana pa? apakah Syah setuju?" tanya mama lagi.
" Syah bilang dia akan mempertimbangkan terlebih dahulu, jadi papa minta mama jangan terlalu mendesak syah. papa takut kalo Syah akan marah ma, Syah mungkin memerlukan waktu setelah kejadian yang pernah menyakiti hatinya ma bahkan selama 2 tahun kisah masa lalu Syah belum seutuhnya menghilang ma" jelas papa.
" Tapi pa, Juna itu orangnya baik mama sudah mengenal bebet bobot keluarga nya pa, dan mama yakin Juna bisa menjadi sosok penjaga bagi anak kita " ujar mama.
Mendengar yang dikatakan mama,, papa hanya diam, disatu sisi papa setuju dengan pilihan mama disisi lain papa tidak ingin memaksakan kehendaknya pada Syah.
" Pa-papa kok bengong?" sambil menyenggol lengan papa.
" Hmm... papa lagi mikir aja ma" ujar papa.
****
Keesokan paginya Syah bergegas berangkat ke kampus karena hari ini Syah ada praktek jadi pagi-pagi Syah sudah mempersiapkan segala kebutuhan nya. Syah berpikir lebih baik ke kampus nya pagi saja sambil menghindari ocehan mama tentang perjodohan itu.
Syah menuruni anak tangga dengan hati-hati dan melihat situasi dan mengantisipasi kalo ada mama dimeja makan.
" Tapi sepertinya mama belum bangun deh, toh sekarang masih setengah 6 " Gumam Syah.
Syah berjalan pelan mendekati gagang pintu dan membukanya dengan berlahan.
" Syah" suara seseorang dari belakang sembari memegang pundak Syah.
Syah kaget dan menoleh ke sumber suara.
" Ehh papa, Syah kira mama heheh" ucap Syah setelah mendapati bahwa aksinya kepergok papanya.
" Mau kemana Syah? pagi-pagi gini udah rapi?" tanya papa karena melihat putri nya itu sudah dandan rapi.
" Hmmm itu Syah ada pratikum dikampus jadi perginya pagi-pagi sekali pa, Syah mohon jangan bilang sama mama kalo Syah sudah berangkat ya pa" sambil mencium tangan papa dan keluar dari pintu tanpa menunggu jawaban dari papa.
Syah segera melajukan mobilnya dan berharap mama tidak mendengar suara mobilnya itu setelah 30 menit Syah sampai dikampusnya, kemudian menuju parkiran.
tok..... tok..... tok.....
Suara ketukan dari luar kaca mobil
Syah menurunkan kacanya berlahan.
" Gue kangen banget sama lo " suara yang tidak asing lagi ditelinga Syah, suara itu adalah suara Naura sahabat Syah, sudah seminggu Naura tidak masuk kampus karna mengunjungi orang tuanya di London.
" Ya ampun Naura, gue juga kangen sama lo" teriak Syah sambil keluar dari mobil dan segera memeluk sahabatnya itu.
Seminggu tidak bertemu dengan Naura membuat mereka saling merindukan, bagaimana tidak selama seminggu itu juga Syah kemana-mana hanya berdua dengan Akilla.
" Akila mana Syah?" sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Akila.
" Belum berangkat kali, biasalah Akilla kan si ratu paling santuy di kampus ini, heheh" ujar Syah ketika mengingat kelakuan Akilla.
" Kebiasaan tu anak pasti jam segini masih molor deh" kata Naura.
" Nama nya juga Akila, hidupnya terlalu santuy heheh, kita masuk dulu aja yok" ajak Syah.
" Gimana kalo kita kekantin aja Syah toh kita masuk 1 jam lagi, dari pada bengong didalam nungguin yang enggak pasti heheh" kata Naura.
" Yaelah Nau, jangan bucin pagi-pagi gini ya" ejek Syah.
" Heheheh, ayoklah kita lets go to cantin" ucap Naura bersemangat
Syah dan Naurapun berjalan menuju kantin, Syah masih kepikiran dengan permintaan mamanya. sampai-sampai tidak fokus berjalan sehingga tidak sengaja menabrak seseorang.
Brukkkkkk....
Orang itupun terjatuh bersamaan dengan Syah, Naura membantu Syah agar segera berdiri.
" Maaf gue tidak sengaja" ucap syah segera bangkit kemudian
mengulurkan tangannya hendak mebantu orang itu.
" Nggak sengaja Lo bilang!!! jalan tuh pakai mata bengek" maki wanita itu yang tak lain adalah Yolanda.
" Maaf Yol gue enggak sengaja" sembari mengulurkan tangan lagi tapi ditepis dengan kasar oleh yolanda
" Jangan coba-coba Lo nyentuh tangan gue, gue benci banget sama Lo!" maki nya
" Mau Lo apa sih Yolanda, teman gue juga udah minta maaf lagian dia udah bilang tidak sengaja kenapa Lo ngegas gitu, Lo kira gue takut sama Lo" kesal Naura sambil menatap tajam Yolanda.
" Apa Lo, loe nantang gue aa!!" kesal Yolanda pada Naura, karena ini pertama kalinya ada orang yang berani dengannya.
" Kalo iya kenapa? gue nggak suka sama sifat Lo yang angkuh itu jangan mentang-mentang loe cucu dekan gue akan tunduk sama Lo, hello gue bukan seperti Mahasiswa lain yang bisa seenak Lo maki-maki begitu saja" tantang naura
" Udah Nau, gue juga salah tadi tidak fokus jalannya" ujar syah agar sahabatnya itu tidak terpancing emosi.
" Tenang Syah, gue tidak akan ribut kalo dia bersikap baik sama Lo" sambung Naura.
" Awas lo Syah, liat pembalasan gue" ancam Yolanda lalu melangkah pergi.
" Gue juga yang salah Nau, gue lagi banyak pikiran gue tidak tahu mau cerita sama siapa" ujar Syah karena pikiran itu membuat nya seperti tadi.
" Masalah apa Syah? loe bisa cerita sama gue dan Akila kalo itu yang membuat lo nggak tenang, mending lo share sama kita siapa tau nanti kita dapat jalan keluar dari permasalahan itu" ucap Naura.
" Makasih Nau, loe memang sahabat terbaik yang pernah gue miliki" sambil memeluk Naura.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!