Febriana Mahira (Ana)
Seorang gadis dari keluarga sederhana yang terbiasa bekerja cepat dan mandiri sedari kecil.
Ambisinya untuk bisa menyenangkan ibu dan adiknya membuatnya tidak berfikir untuk menikah walaupun usianya sudah 28 tahun.
Kuliah dan bekerja dilingkungan yang sembilan puluh persen laki-laki membuat dia menjadi pribadi yang sedikit tomboy dan kurang peka dengan kebutuhan sebagai perempuan.
Ony Dewangga (Angga)
Seorang pengusaha muda yang merintis usaha dari dia masih kuliah, walaupun dari keluarga yang cukup mapan tapi dia seorang anak yang mandiri dan bertekad kuat.
Besar diantara dua kakak perempuan dan dua adik perempuan membuat Angga menjadi pribadi yang lebih suka mengayomi.
Prasetyo Ilham (Tyo)
Seorang manajer sebuah perusahaan alat berat yang sangat sibuk, sehingga diusia dia yang hampir 35 tahun tak kunjung bisa menemukan pendamping hidup.
Sebagai pribadi yang pendiam dan tertutup menjadikan dia sulit membuka hati, ditambah lagi kisah patah hati ditinggal menikah kekasihnya.
########
I don't like monday kalimat yang sering diucapkan para pejuang rupiah, Ana masih malas memulai aktivitas senin pagi ini membayangkan bertemu bos super tengil yang pasti membantai semua di meeting rutin hari Senin. Sebelum adzan shubuh dia sudah bersiap-siap berangkat, selain bekerja di kantornya Ana juga mengajar mengaji selepas shubuh sampai jam tujuh disebuah masjid, dia mengajar mengaji setiap Senin Rabu Jumat.
"Assalamualaikum Ustadz," sapa Ana waktu bertemu Ustadz Imran.
"Waalaikumsalam Ustazah Ana," Ustadz Imran membalas dengan senyuman.
Ana mengajar ibu-ibu yang mungkin usianya rata-rata sama dengan ibunya, Ana tidak pernah menganggap mereka oma-oma , Ana selalu mengajar dengan gaya anak muda dan dengan cerita-cerita yang membuat oma-oma itu selalu bersemangat saat mengaji. Ana sadar mengajar mengaji oma-oma ini akan bener-bener susah, dari yang suka ngeyel kalau dibilangi, suka lupa, suka tertidur pun sering dia temui.
Ana dari kecil sampai SMA bersekolah di sekolah Madrasah, kepandaiannya mengaji membuat dia memberanikan diri membagi ilmu yang dia punya dengan mengajar mengaji.
Pukul tujuh Ana segera mengakhiri kelas mengajinya, dia harus segera ke kantor karena senin selalu ada meeting rutin.
"Saya duluan ya oma-oma cantik, maaf tidak bisa ikutan incip-incip masakan oma-oma, saya lagi puasa, assalamualaikum," sapa Ana.
"Ayo ustazah saya bungkuskan ya, ini saya bawa kue oleh-oleh anak saya dari Bandung kemarin," Oma Lucy berdiri sambil menyodorkan kotak kue yang dibawanya.
"Matur nuwun Oma Lucy saya buru-buru beneran lagi takut terlambat," sambil setengah berlari Ana segera mendekati motornya.
Motor matic tua kesayangan Ana yang selalu setia menemani kemanapun dia pergi. Dengan bergegas Ana melajukan motornya, jalan mulai ramai, ketika memacu kendaraan dengan kecepatan lumayan tinggi dijalan yang ramai tiba-tiba motor Ana berhenti, sehingga pengemudi motor dan mobil yang dibelakangnya beberapa tidak bisa mengendalikan kendaraan mereka dan mengerem mendadak.
Brakk
Brakk
Brakk
Banyak kendaraan yang saling bertabrakan. Ana hanya bisa bengong melihat ke belakang
*
*
*
Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.
Bersambung.....
Maaf kalau masih belum bagus penulisan saya, maklum ini tulisan pertama saya
Semoga suka dan bisa menghibur.
Jangan lupa pencet tombol like dan berikan komen untuk memberikan semangat.
Salam ❤️ dari Ana
Melihat adegan tabrakan beruntun dibelakangnya membuat Ana merasakan badannya seperti lemas tak bisa bergerak.
Sampai seorang polwan menghampirinya "Mbak sakit?" dengan nada lembut polwan itu bertanya sambil membantu menuntun Ana dan motornya ke pinggir jalan.
Ana hanya bisa menggeleng, jantungnya seakan berdetak tidak beraturan, raut wajahnya pucat, dia benar-benar ketakutan.
"Kalau mbak baik-baik saja silakan melanjutkan perjalanan" kata polwan tersebut.
Ana hanya mengangguk sambil mencoba menyalakan motornya lagi, ternyata motornya bisa menyala. Ana bergegas pergi, sebenarnya dalam hatinya dia merasa bersalah gara-gara dia terjadi tabrakan beruntun dibelakangnya tapi Ana juga takut bagaimana jika dia dikroyok para pengendara yang tabrakan dibelakangnya.
Ana mengendarai motornya dengan kecepatan sangat pelan dan benar-benar dipinggir, namun baru 100 meter tiba-tiba motornya berhenti lagi.
"*A*da apa dengan motor ini, sial banget rasanya" gerutu Ana dalam hati.
Ana mencoba menyalakan lagi tapi ternyata kali ini motornya benar-benar tidak bisa menyala, Ana memeriksa motornya mencari kira-kira bagian mana yang rusak, setelah dikira tidak ada yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki motornya, dia putuskan untuk menuntun motornya sambil berharap ada bengkel terdekat.
"Motornya kenapa mbak? " seorang laki-laki pengendara motor tiba-tiba mendekati Ana
"Mogok, entah kenapa" jawab Ana sambil tetap menuntun motornya.
"Boleh saya periksa, mungkin saya bisa membantu" laki-laki itu menawarkan bantuan.
Ana berhenti, dia menatap laki-laki tersebut, "Apa salahnya menerima bantuan laki-laki ini" dalam hati Ana.
"Boleh, silakan jika tidak merepotkan anda" jawab Ana sambil tetap memegangi motornya.
Laki-laki tersebut turun dan memarkirkan motornya di belakang motor Ana, kemudian dia mulai mencoba menyalakan motor Ana tapi ternyata tetap tidak bisa menyala, dia mencoba membuka motor Ana, dia membuka tangki bahan bakar lalu laki-laki itu tersenyum.
"Mbak, sudah ketemu penyakitnya, Ini motornya dehedrasi mbak, pantesan gak mau jalan"
"Maksudnya?" dengan tatapan tidak paham Ana bertanya pada laki-laki itu.
"Kayaknya mbak lupa isi bensin jadi dia mogok gak mau jalan" jawab laki-laki itu sambil tersenyum.
Ana senyum cengar cengir menahan malu.
"Terima kasih ya, klu gitu saya akan cari SPBU" jawab Ana sambil mengambil motornya.
"Kamu pakai motor saya saja nanti biar saya yang isikan bensin motor kamu" kata laki-laki itu sambil terus mengikuti dibelakang Ana.
Sebenarnya Ana juga ingin cepat sampai kantor karena meeting Senin pagi kalau sampai telat pasti dia bisa jadi sasaran caci maki bosnya. Tapi Ana merasa tidak enak langsung menerima bantuan orang asing bagaimanapun dia tetap harus waspada, lagian motor laki-laki itu bukan motor matic mana bisa Ana mengendarainya.
"Maaf bukan maksud menolak bantuan anda, tapi saya hanya bisa mengendarai motor matic" Ana memberikan alasan penolakannya.
"Kalau begitu naik lah dimotormu biar aku mendorong motormu dengan satu kakiku" laki-laki itu mencoba memberi solusi.
Ana tau yang dimaksud laki-laki itu, karena dia sering menyaksikan teman-temannya saat touring melakukan itu ketika ada yang mogok, tapi Ana menolak.
"Maaf tidak perlu nanti merepotkan anda biar saya dorong saja" jawab Ana sambil tetep mendorong motornya.
"Terima kasih sebelumnya, anda tidak perlu mengikuti saya nanti anda terlambat kerja" Ana mengingatkan laki-laki itu agar segera berlalu.
"Tidak apa-apa saya tidak buru-buru kok, saya temani kamu biar kamu gak terasa capek, kalau ada teman kan setidaknya ada yang sedikit menghibur" jawab laki-laki itu sambil tersenyum manis.
Ana hanya bisa diam sambil terus menuntun motornya. Setelah berjalan hampir 400 meter sampai juga di SPBU terdekat.
"Alhamdulillah" Ana berbisik pelan.
Laki-laki itu tetap mengikuti Ana masuk SPBU.
Ana segera mengantri, karena capek Ana tidak berfikir untuk menyiapkan uang pembayaran. Ketika tiba giliran dia untuk di isi motornya Ana bilang ke petugas SPBU.
"Full ya mas"
Ketika petugas SPBU mengisikan tangki motor Ana, Ana membuka tasnya untuk mencari dompetnya, setelah di aduk-aduk tasnya tetap tidak ditemukan dompetnya, petugas telah selesai mengisi.
"Sebentar ya mas saya cari dompet saya kayaknya keselip"
Aduh kesialan apa lagi ini pikir Ana kenapa dompet itu juga kabur.
"Mbak minggir dulu aja sambil cari dompetnya, karena yang lain biar bisa maju" petugas SPBU meminta Ana menepi.
Dengan sedikit tertunduk malu Ana menepikan motornya, dompetnya tak juga ditemukan walapun Ana sudah membongkar tasnya, Ana baru ingat sepertinya dompetnya belum dipindah dari tas rangsel yang dipakai dia kemarin. "Aduh gimana ya" Ana menggerutu sambil menahan cemas.
"Kenapa, masih belum bisa jalan motornya?" suara laki-laki yang tiba-tiba disebelahnya itu mengagetkannya.
"Tidak" jawab Ana singkat
"Apa saya bisa pinjam uang kamu buat membayar?... karena saya lupa membawa dompet," Ana mengatakan pada laki-laki itu dengan sedikit malu.
Laki-laki itu tau yang dimaksud Ana, dengan segera dia menghampiri petugas SPBU dan membayar tagihan Ana.
"Terima kasih," sambut Ana pada laki-laki itu, "Kantorku dekat sini, PT Buana Jaya kamu bisa datang kesana biar aku bisa membayar hutangku."
Ana segera menyalakan motornya dan berlalu meninggalkan laki-laki itu, Ana berfikir dia harus cepat sampai di kantor karena dia sudah benar benar terlambat.
Sampai kantor Ana langsung memarkirkan motornya, bergegas dia absen di mesin absensi, untung dia tadi setelah mengajar mengaji berganti seragam kantornya di masjid, dia segera naik ke lantai 2 tempat ruang meeting, "*Bismillah" bisik Ana sambil mengetuk pintu ruang meeting, dia membuka pelan-pelan pintu ruang meeting, seketika semua mata peserta meeting melihatnya tak terkecuali mata bosnya yang mendelik bundar sempurna mengarah padanya, "Mampus pasti ini mama lemon bakalan membersihkan dia sampai licin*" bisik Ana dalam hati.
*
*
*
Jika anda dalam posisi membantu orang lain, bersyukurlah. Karena Allah menjawab doa orang itu melalui anda.
Bersambung...
Jangan lupa like dan komen ya
Semoga menghibur... ❤️Ana
"maaf bu saya terlambat" Ana mengucapkan permohonn maaf dengan jantung berdebar-debar.
"kenapa terlambat, alasan apalagi kamu, bosan denger alasan dari kamu, saya yang harus ngurusin anak, jabatan GM dengan seabrek kesibukan yang mungkin kamu tidak bisa hitung aja saya gak pernah terlambat, kamu apa Ana nikah juga belum anak apalagi sibuk juga kagak tapi datang kerja aja terlambat" omelan mama lemon dengan wajah sinisnya yang bikin sakit hati
Kalau udah si bos ngomel gak jelas gini mending diam dengerin aja dari pada dijawab entar makin menjadi jadi omelannya.
"kamu mau tetep berdiri dipintu situ kayak malaikat penjaga pintu neraka aja, DUDUK!" memerintah dengan suara yg bikin jantung Ana mau copot
Mulut GM dikantor Ana ini emang terkenal pedes, mungkin kalau level boncabe mulutnya kalau ngomong level 100. Namanya bu Sandra, sebenernya dia pintar namun entah kenapa wajahnya yang cantik itu gak pernah senyum sama sekali dan yang lebih bikin satu kantor ketakutan sama dia adalah mulutnya yang kalau sudah menghina orang kayak gak ada batasnya dan yang bikin sebel kalau marahi orang gak peduli dimana.
Meeting mingguan dilakukan setiap hari senin pagi untuk membahas kinerja satu minggu kebelakang kemarin dan mengagendakan kegiatan dalam minggu ini. Meeting diikuti manager dan asmen semua devisi, Ana adalah seorang Asmen di devisi oprational.
Mendekati makan siang meeting selesai, Ana kembali ke ruangannnya dilantai satu.
"kok kamu bisa terlambat sich udah tau si bos paling gak suka klu ada yang datang meeting terlambat" tanya Pak Bara manager atasan Ana ketika masuk ruangan.
"si meong mogok gak mau jalan" jawab Ana
Pak Bara atasan langsung Ana dikantor, orangnya baik bisa dikatakan dia dan Ana adalah team yang saling melengkapi. Ana dan Pak Bara sudah lebih lima tahun bekerja sama diperusahaan itu.
"proyek yang dikota M itu kayaknya harus dikebut karena klien minta segera selesai, tolong kamu koordinasi dengan Miko untuk nambah orang, kalau bisa kamu stay disana beberapa hari" perintah Pak Bara
"jarak ke kota M kan gak jauh pak, lewat tol sekarang cuma satu jam lebih, misal saya gak stay disana gak apa-apa kan pak? Jadi entar saya kesana bisa bareng ama Mas Miko" jawab Ana.
"terserah kamu yang penting pekerjaan selesai dan kamu gak capek"
Pak Bara selalu perhatian sama Ana, kadang keakraban mereka membuat rumor yang tidak sedap dikantor, untungnya Ana deket dengan istri Pak Bara jadi istrinya tidak pernah cemburu pada Ana.
"lagian seminggu ini kan saya diserahi bu GM untuk mensuport kegiatan pameran devisi pemasaran, entar kalau saya stay di kota M dipikir saya gak mau bantu devisi pemasaran"
"ya sudah saya yakin kamu bisa mengerjakan semua dengan baik Ana"
"ayo kita makan siang" ajak pak Bara.
"maaf pak lagi puasa ini kan hari senin"
"ok, saya keluar makan siang dulu ya, mungkin kamu mau nitip apa?"
"enggak pak terima kasih" jawab Ana
Karena sudah jam istirahat Ana segera bergegas sholat dhuhur, selepas sholat Ana segera kembali ke ruangan.
"Ana" ada yang memanggilnya, Ana berhenti dan menoleh.
Diliatnya Pak Faizal yang memanggil dan menghampirinya. Pak Faizal adalah manager logistik.
"gimana persiapan pernikahanmu, kata Tyo sebulan lagi ya?" Pak Faizal bertanya pada Ana
"ya begitulah pak, minta doanya aja semoga lancar"
"pasti aku doain Ana, Tyo itu laki-laki baik pasti dia akan bikin kamu bahagia"
"aamiin" sahut Ana sambil tersenyum
Prasetyo Ilham atau yang akrab dipanggil Tyo adalah calon suami Ana yang dikenalkan Pak Faizal 6 bulan yang lalu, dia teman kuliah Pak Faizal. Meskipun sudah akan menikah bisa dihitung jari berapa kali Ana bertemu dengan Tyo karena Tyo bekerja di luar pulau yang menjadikan dia jarang balik kampung, komunikasi Ana dan Tyo hanya via telepon. Pekerjaan Ana yang juga super sibuk menjadikan dia tidak terlalu mempermasalahkan calon suaminya yang tidak bisa menemui dia setiap saat.
"saya mau balik keruangan dulu ya pak, tau sendiri kan tadi saya banyak dapat kerjaan dari bu bos di meeting" pamit Ana ke Pak Faizal.
Ana sibuk mengerjakan pekerjaannya bahkan sholat ashar pun akhirnya dilakukan diruangannya. Hari mulai akan gelap, sayup-sayup terdengar adzan magrib Ana segera mengambil air minum untuk membatalkan puasanya.
"kamu gak pulang Ana?" tanya pak Bara.
"entar lagi pak nanggung habis sholat magrib aja sekalian"
"ok, saya juga mau magrib di mushola, ayo kita jamaah" ajak pak Bara
"iya pak"
Selepas sholat magrib pak Bara pamit pulang, "Ana saya pulang dulu ya jangan lupa kamu buka puasa nanti pingsan loh"
"beres pak"
Jam sudah menunjukan hampir pukul tujuh, pantesan perutku lapar bisik Ana dalam hati, disegera membereskan kerjakan mematikan komputer dan berjalan keluar kantor menuju parkiran motornya. Segera dia nyalakan motornya, ketika hendak keluar dari pagar kantornya tiba-tiba Ana dikagetkan dengan suara laki-laki.
"mbak, saya mau menagih uang saya"
Ana menoleh kesamping kanan, seorang laki-laki berdiri di dekat pintu pagar kantornya sambil tersenyum seperti malaikat penjaga pintu surga.
*
*
*
Happiness starts with you, not with your relationship, not with your job, not with your money, but with you.
Bersambung....
Masih kurang greget ya ceritanya... Mohon dimengerti ya masih belajaran..... ❤️ Ana
Jangan lupa kasih like dan komen ya 😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!