Hai Para readersku tersayang ... 💚💚💚
Jangan lupa ya untuk Like, Komentar dan Vote seikhlasnya.
Tidak lupa untuk memberikan Rate 5 ⭐⭐⭐⭐⭐
Jangan lupa Kritik dan Sarannya, karena saran dari kalian itu sangat penting bagiku.
Aku tunggu jejak kalian di kolom Like dan Komentar ....
Berikan Saran dan Kritikan kepada author untuk membangun cerita ini lebih baik lagi.
Baca Juga Kisah Nyata lainnya ...
Hidayah Hijrahku
Dahsyatnya SHOLAWAT
Angkringan Cinta
Kopi Paste
Kesucian Syahadat
Selamat Membaca ....
💚💚💚💚💚💚
Pernikahan yang dianggap terlalu dini oleh beberapa orang membuat Aisyah dan Baihaqi ingin menunjukkan bahwa pernikahan itu Suci dan bukanlah permainan.
Kenalkan aku Aisyah Maharani Anak kandung dari Ayah Tito dan Bu Siti. Aku menikah dengan seorang pria yang sangat baik, walupun aku mengenalnya setelah kami menikah. Mungkin bisa dibilang kita pacaran setelah menikah.
Pernikahan kita sungguh unik dan tiada duanya. Kami hanya sebatas tahu, dan menikah malam itu juga atas ijin Allah SWT dan restu dari kedua orang tua kita
Suamiku bernama Ahmad Baihaqi, Putra Angkat Papa Anwar dan Mama Rinjani. Beliau seorang Dosen Agama di Universitas Terbuka di Semarang. Setelah menikah Aku dan Mas Bai, tinggal di kota Semarang. Rumah kami kecil, dan kami membelinya dari hasil kerja keras Mas Bai. Rumah itu dipersembahkan untuk aku istrinya.
Mas Bai, seperti itu aku memanggilnya. Dia pria yang baik, sopan, ramah, rendah hati dan memiliki ketampanan yang luar biasa nikmat bagi kaum hawa yang melihatnya.
Tapi, Mas Bai, bisa membawa diri dengan baik. Dia selalu meyakinkanku bahwa cintanya hanya untuk Aisyah seorang. Cinta dalam diam berakhir dalam ikatan perkawinan yang SAH.
Kehidupan rumah tanggaku cukup harmonis. Mas Bai, seorang Suami yang baik dan tidak banyak menuntut kepada Istri. Kebetulan aku memiliki butik dan menjahit sendiri semua karyaku dengan tanganku sendiri. Jadi waktuku pun banyak terkuras untuk mengurus Butik Aisyah. Walaupun sudah memiliki beberapa karyawan dan dua karyawan kepercayaan, tapi aku merasa harus ikut andil dalam kerja keras ini.
Usia pernikahanku sudah menginjak lima tahun perkawinan. Aku sangat bahagia dan senang, kehidupan sudah sangat sempurna memiliki Suami yang Super baik, dan materi yang cukup untuk membiayai kehidupan kami berdua. Kami hanya berdua dan belum menjadi tiga. Aku pernah mengandung dan pada usia kandunganku menginjak ke lima bulan aku harus kehilangan bayiku karena terpeleset di kamar mandi.
Hal itu membuatku trauma sekaligus membuatku termotivasi untuk bisa mengandung lagi. Tapi semua sudah menjadi rahasia Allah dan takdir Allah SWT. Aku dan Mas Bai hanya memasrahkan diri kepada Sang Pencipta.
Aku teringat Suci saudara se-ayah yang mandiri dan tegar. Dia seorang mualaf, tentu sudah berbahagia dengan keluarga kecilnya yang sudah lengkap menjadi tiga. Suci adalah sosok kakak yang baik dan penuh ketulusan. Hidupnya sangat mandiri dan jujur serta memiliki usaha sendiri berupa Butik. Butik itu di beri nama Zaujati, sesuai dengan statusnya sebagai istri seorang Zhein.
Aku sangat bangga memiliki nama Aisyah, semoga kehidupanku bisa seperti SAYYIDAH AISYAH. Bisa mensyiarkan Islam, dan memberikan keturunan untuk melanjutkan syiar Islam di kemudian hari.
Tepat hari ini adalah Ulang Tahun Abuya yang ke lima tahun. Abuya adalah putra semata wayang Suci dan Zhein. Ada undangan syukuran untuk anaknya, undangan pun disampaikan secara langsung via telepon satu minggu yang lalu. Semua saudara akan hadir di rumah Suci. Lihatlah aku hanya bisa memberikan kado ulang tahun saja, tanpa bisa memberikan teman bermain bagi Abuya.
Sudah lima tahun usia pernikahanku dengan Mas Bai tanpa kehadiran anak. Tapi Mas Bai selalu mengingatkan aku, untuk terus berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Jangan pernah putus asa dan sedih. Allah SWT akan memberikan atau mengabulkan doa hamba-nya sesuai dengan kebutuhannya bukan keinginannya.
"Dek Aisyah, kamu sudah siap? kita menginap satu malam saja ya, karena lusa Mas ada meeting di Kampus." ucap Baihaqi pelan.
Tangannya masih sibuk menggulung lengan kemeja panjangnya dan merapikan kemejanya yang sedikit berantakan akibat tidak hati hati.
"Iya Mas Bai, kita cukup satu malam saja, Aisyah rindu pada Kak Suci dan Abuya. Siapa tahu, bisa nular ke Aisyah." ucap Aisyah dengan mata berbinar.
"Kamu harus sabar. Percaya sama Mas ya. Kita pasti akan memiliki anak, buah cinta kita berdua." ucap Baihaqi meyakinkan.
Mereka berdua pun sudah selesai bersiap dan keluar dari kamar menuju ruang depan.
"Mbok Surti.... Mbok..." panggil Aisyah pelan.
"Iya Bu Aisyah..." jawab Mbok Surti dengan Sopan.
"Bawakan semua oleh oleh yang sudah saya siapkan tadi di meja makan, jangan lupa rendangnya sudah di pindahkan ke wadah besar?" ucap Aisyah pelan.
"Sudah beres semua Bu Aisyah, tadi simbol dan Amin yang memasukkan barang-barang ke dalam mobil." ucap Mbok Surti pelan.
Perjalanan dari Semarang menuju kota Yogyakarta menempuh waktu sekitar tiga atau empat jam. Cukup lama memang, karena kondisi weekend yang sudah pasti macet karena padatnya kendaraan dan juga jalan menuju kota Yogyakarta itu hanya ada satu jalur, dengan medan jalan yang cukup menegangkan saat berada di kota Ambarawa dan Bedono. Jalanan yang naik turun curam dan berkelok tajam. Cukup seru bagi penikmat jalanan, karena ramai penjual buah dan serabi.
Bicara Serabi, rasanya malam ini pun serabi manis harus tercicipi dengan lancar.
Sore ini, Mas Bai menggunakan Supir Pribadinya yang biasanya mengantarkan Aku kemana saja bila Mas Bai berhalangan. Badannya lelah, setelah satu minggu ada acara makrab mana di Universitas, Mas Bai sebagai Pendamping.
Setelah ini akan ada acara keagamaan, selama tiga hari, di daerah Kudus. Mas Bai memang sibuk, banyak tugas sampingan yang dia terima, karena sebagai dosen muda yang masih enerjik dan kuat.
Aku sangat memahami kesibukan Mas Bai, beliau cukup bisa membagi waktu dengan baik. Antara kampus dan keluarga, kecuali memang dinas ke luar kota. Kadang aku diajak, kadang aku pun harus sendiri di rumah untuk menyelesaikan pesanan menjahitku.
Banyak artis lokal, pejabat dan orang penting yang memesan baju dengan desain dan jahitan langsung dari pemiliknya. Mereka mempunyai suatu keinginan yang macam macam.untuk setiap desain baju yang akan mereka gunakan. Contohnya saja, dibordir setengah badan dengan motif batik menggunakan benang emas, atau di rangkaian Payet indah bernuansa gold dan silver berbentuk elips. Pembeli adalah raja, apapun pesanan mereka kalau memang mampu pasti akan diterima, tapi bila memang merasa kesulitan maka akan ditolak secara halus.
Mas Bai duduk di depan di sebelah Supir, sedangkan Aisyah duduk di bagian belakang dan menikmati perjalanan sorenya menuju Kota Yogyakarta. Sudah lama tidak melewati jalan ini, terasa banyak yang berbeda.
Perjalanan pun akhirnya sampai di Kota Yogyakarta. Kota penuh mimpi dan harapan, hingga memberikan hikmah dibalik mimpi yang tidak pernah terkejar itu.
JAZAKALLAH KHAIRAN
💚💚💚💚💚
Jangan Lupa tinggalkan jejak kalian sebelum melanjutkan ke Bab berikutnya.
Biar aku makin semangat menulisnya ...
Yang mau kenalan sama author bisa gabung ke GC HUMAIRAH BIDADARI SURGA atau PC atau pun FOLLOW IG @Humairah_bidadarisurga.
Yang mau tanya tanya atau sharing seputar Novel Karya Author atau hal lain juga boleh.
Ditunggu ya ...
Terima Kasih ....
💚💚💚💚💚
Gimana nih.... perkenalannya dengan Aisyah dan Baihaqi....
Itu kilas balik cerita mereka ya. Biar pembaca juga paham alurnya nanti.
Aku usahakan detil dan cukup menguras batin kali ini.
Selamat Membaca....
Hai Para readersku tersayang ... 💚💚💚
Jangan lupa ya untuk Like, Komentar dan Vote seikhlasnya.
Tidak lupa untuk memberikan Rate 5 ⭐⭐⭐⭐⭐
Jangan lupa Kritik dan Sarannya, karena saran dari kalian itu sangat penting bagiku.
Aku tunggu jejak kalian di kolom Like dan Komentar ....
Berikan Saran dan Kritikan kepada author untuk membangun cerita ini lebih baik lagi.
Baca Juga Kisah Nyata lainnya ...
Hidayah Hijrahku
Dahsyatnya SHOLAWAT
Angkringan Cinta
Kopi Paste
Kesucian Syahadat
Selamat Membaca ....
💚💚💚💚💚💚
Perjalanan pun akhirnya sampai di Kota Yogyakarta. Kota penuh mimpi dan harapan, hingga memberikan hikmah dibalik mimpi yang tidak pernah terkejar itu.
Aisyah dan Baihaqi turun dari mobilnya dan berjalan menuju halaman rumah Suci dan Zhein yang tampak asri dan elegan.
Suci memang tipe wanita yang ngulik, jadi apapun dia coba termasuk bercocok tanam. Bunga yang bermekaran indah tumbuh diatas pot pot cantik berwarna warni.
Sudah menjelang Maghrib tapi belum ada satu pun saudara yang datang, dan masih tampak sepi.
"Assalamualaikum... Kak Suci.... " ucap Aisyah pelan sambil mengetuk pintu rumah Suci.
"Waalaikumsalam.... Non Aisyah, Den Baihaqi. Mari masuk dulu." jawab Mbok Wasih sopan.
"Kok sepi Mbok, memang pada kemana?" tanya Aisyah pelan.
Mbok Wasih pun pura pura tidak mendengar dan tidak menjawab pertanyaan dari Aisyah. Aisyah dengan percaya dirinya masuk ke dalam diikuti Baihaqi dan Pak Amin yang membawa barang-barang serta Mbok Wasih disebelah Aisyah.
Lampunya pun belum menyala, hanya lampu ruang makan yang menyala terang. Tercium aroma makanan yang sungguh menggugah selera. Masakan ini persis seperti masakan Suci yang memiliki aroma wangi yang khas.
"Surprise......... " teriak seluruh keluarga besar Atmojo secara serempak. Suci langsung menghambur ke arah Aisyah dan memeluk adik kesayangannya.
Satu per satu pun menampakkan wajahnya dari tempat persembunyiannya masing-masing.
Aisyah pun terkejut bukan main, suprise yang benar-benar sukses membuat Aisyah terjebak pada kesunyian rumah. Baihaqi pun hanya tersenyum lebar melihat istrinya yang langsung kaget dan gugup.
"Kamu sudah tahu Mas? Kok kamu biasa aja sih?" tanya Aisyah pelan ke arah Baihaqi.
"Aku harus jaga rahasia mereka donk." ucap Baihaqi terkekeh dan merangkul bahu istrinya yang mulai cemberut.
"Aisyah, jangan marah pada Suamimu, Kakak yang suruh agar Baihaqi diam." ucap Suci membela adik iparnya itu.
"Biarkan Kak Suci, Bai suka Dek Aisyah manja seperti ini, makin gemas." ucap Baihaqi pelan.
"Ekhmmmm bulan madu lagi donk Bai?" ucap Zhein yang menyela pembicaraan mereka.
"Masih sibuk Mas Zhein, waktunya belum ketemu yang pas. Di saat Dek Aisyah sibuk, Bai hari tenang, giliran Bai sibuk, Dek Aisyah banyak pesanan. Jadi gak nyambung Mas." ucap Baihaqi pelan.
Baihaqi pun menghampiri Zhein yang sedang menggendong Abuya, anak laki-laki pertama dan cucu pertama dari Keluarga Atmojo maupun Keluarga Bunda Jihan. Anaknya begitu tampan dan bersih bercahaya, kulitnya sawo matang, lucu dan menggemaskan. Mereka berdua melanjutkan obrolan santai mereka.
Aisyah dan Suci menemui Eyang Atmojo dan Nenek Cempaka di samping rumah.
"Assalamualaikum... Eyang Atmojo, Nenek Cempaka? sehat semuanya?" tanya Aisyah dengan sopan. Mencium punggung tangan kedua wanita sepuh itu secara bergantian.
Aisyah pun sungkem pada kedua wanita sepuh itu mohon ampun bila memiliki salah dan mohon doanya agar cepat di beri amanah momongan lagi.
"Aisyah, kamu harus sabar ya Nak. Ini ujian rumah tanggamu. Kalau ini bisa diatasi bersama maka kamu lulus ujian, ada hikmah dibalik ini semua." ucap Eyang Atomojo memberikan saran.
"Iya Eyang. Aisyah sungguh paham dan mengerti dengan penjelasan Eyang." ucap Aisyah pelan.
"Benar Aisyah, Allah SWT tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya. Berarti Allah SWT sayang padamu Nak. Jangan Kamu hiraukan perkataan orang. Lebih baik kita mensyukuri apa telah Allah SWT berikan kepada kita. Nenek yakin kamu wanita yang kuat biasa, wanita pilihan Allah SWT yang bisa mendapatkan ujian yang cukup berat. Tidak ada yang tidak mungkin, semua ada jalan keluarnya." ucap Nenek Cempaka menasehati.
"Makasih ya Nek, Aisyah merasa tercharge, termotivasi lagi. Jujur Aisyah sempat terpuruk dan down dengan keadaan ini. Walaupun mertua Aisyah dan Mas Bai tidak pernah mempersalahkan masalah anak. Tetap saja, Aisyah wanita, punya perasaan yang halus dan lembut. Perasaan yang membuat Aisyah akan berpikiran buruk tentang rumah tangga Aisyah ke depannya." ucap Aisyah mulai terisak. Aisyah masih duduk bersimpuh di depan kedua wanita sepuh itu.
"Ndok, kamu itu sempurna, lihat? dan bercerminlah. Kamu cantik, sholelah, pintar dan mandiri serta sabar. Hanya laki laki by beruntung yang bisa mendapatkanmu, dia adalah Baihaqi. Kalian itu berjodoh, dan sama sama bisa menjalani rumah tangga ini dengan baik. Jangan pernah berpikiran macam macam bila tanpa bukti. Karena berpikiran buruk dan ucapan itu adalah doa Ndok. Hati hati dalam berucap dan bertindak, agar bukan penyesalan yang di dapat, tapi kebahagiaan." ucap Nenek Cempaka menjelaskan dengan sangat lembut.
Ucapan kedua wanita sepuh itu berupa nasihat yang baik. Mereka tentu sudah mengalami berumah tangga, dimana ujiannya pun semakin banyak dan kompleks. Dari pengalaman itulah, mereka berbagi dan memberikan solusi. Keputusan yang diambil dengan tergesa-gesa adalah keputusan yang berakhir penyesalan.
"Makasih Eyang, Nenek. Doakan rumah tangga Aisyah ya. Semoga langgeng dunia dan akhirat. Aisyah bantu Kak Suci dulu untuk menyiapkan makan malam.
"Iya Ndok, sana bantu Kakakmu, dari tadi sibuk sendiri, lihat Raina sedang sibuk dengan bayi kembarnya." ucap Eyang Atmojo pelan.
Suasana syukuran yang dihadiri semua anggota Keluarga pun membuat keluarga ini semakin tampak harmonis dan serasi.
"Kita mulai acaranya setelah Maghrib, kita sholat Maghrib berjamaah." ucap Papa Tito tegas.
Semua pun setuju untuk melaksanakan Sholat Maghrib berjamaah. Terlihat rukun dan tertib walaupun keluarga besar mereka bisa menjaga perasaan satu sama lain.
Usai Sholat Maghrib berjamaah. Mereka pun sibuk menyiapkan tempat untuk acara syukuran bersama.
Semua sudah berkumpul bersama, ada Eyang Atmojo yang sudah tampak sepuh, Bunda Jihan, Mama Laras, Nenek Cempaka, Papa Tito, Fathan, Raina, Kedua bayi kembar mereka, Papa Tito, Umi Khadijah, Fatimah dan Faisal, Pakde Bowo dan Bude Ameera dengan anak perempuannya yang berusia hampir sama dengan Abuya bernama Calista.
Acara syukuran pun dimulai dengan berdoa bersama yang di pimpin oleh Papa Tito dan Zhein secara bergantian. Acara pertama pemotongan tumpeng, dan membagikan kepada sesepuh sebagai tanda hormat. Acara kedua adalah ucapan selamat dan doa terbaik untuk Abuya. Acara ketiga adalah makan malam bersama di samping rumah, dengan tema outdoor gathering. Luar biasa hebat keluarga besar ini bisa kompak hadir semua demi tali silaturahmi agar tidak terputus.
Acara makan malam bersama si selingi obrolan malam yang santai dan candaan ruang gembira. Mereka sangat menikmati acara keluarga ini dengan baik.
Suci dan Zhein pun sebagai tuan rumah merasa bersyukur atas kehadiran semua saudaranya yang menyempatkan datang untuk kumpul bersama dan tasyakuran milad Abuya. Acara ini benar-benar sukses besar dan lancar. Semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan Suci, termasuk acara Anniversary kelima Aisyah dan Baihaqi dengan memberikan Black Forest cantik buatan Suci sendiri.
"Makasih ya Kakak Suci dan Mas Zhein, atas surprisenya." ucap Aisyah dengan penuh haru.
"Semoga langgeng dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan bahagia dunia serta akhirat. Aamiin" ucap Zhein mendoakan.
"Aamiin....." ucap semua orang serempak.
Sungguh membuat haru, bila seseorang atau keluarga mengingat hari penting atau hari bersejarah kita, seperti tingkat kepeduliannya itu besar. Sama seperti yang di lakukan Keluarga Atmojo, memberikan ucapan dan doa yang terbaik untuk Aisyah dan Baihaqi.
JAZAKALLAH KHAIRAN
Gimana Part ini.... sudah dapat ya feel sedihnya.....
Jangan tanya visual ya... author tidak akan memberikan visual, silahkan para pembaca berangan angan sendiri sesuai keinginan dan harapan kalian.
💚💚💚💚💚
Jangan Lupa tinggalkan jejak kalian sebelum melanjutkan ke Bab berikutnya.
Biar aku makin semangat menulisnya ...
Yang mau kenalan sama author bisa gabung ke GC HUMAIRAH BIDADARI SURGA atau PC atau pun FOLLOW IG @Humairah_bidadarisurga.
Yang mau tanya tanya atau sharing seputar Novel Karya Author atau hal lain juga boleh.
Ditunggu ya ...
Terima Kasih ....
💚💚💚💚💚
Hai Para readersku tersayang ... 💚💚💚
Jangan lupa ya untuk Like, Komentar dan Vote seikhlasnya.
Tidak lupa untuk memberikan Rate 5 ⭐⭐⭐⭐⭐
Jangan lupa Kritik dan Sarannya, karena saran dari kalian itu sangat penting bagiku.
Aku tunggu jejak kalian di kolom Like dan Komentar ....
Berikan Saran dan Kritikan kepada author untuk membangun cerita ini lebih baik lagi.
Baca Juga Kisah Nyata lainnya ...
Hidayah Hijrahku
Dahsyatnya SHOLAWAT
Angkringan Cinta
Kopi Paste
Kesucian Syahadat
Selamat Membaca ....
💚💚💚💚💚💚
"Aamiin....." ucap semua orang serempak.
Sungguh membuat haru, bila seseorang atau keluarga mengingat hari penting atau hari bersejarah kita, seperti tingkat kepeduliannya itu besar. Sama seperti yang di lakukan Keluarga Atmojo, memberikan ucapan dan doa yang terbaik untuk Aisyah dan Baihaqi.
Malam ini terasa panjang dan lama, semua orang masih terjaga dan berbincang satu sama lain. Para Ibu Muda sudah menidurkan anak mereka, dan kembali berkumpul bersama.
Raina, Suci, Aisyah dan Fatima, mereka membantu sosis dan berbincang ala ibu muda.
"Fatima, kamu sudah isi?" tanya Raina pelan.
Fatima ini menikah baru setahun yang lalu. Pernikahannya di undur karena sesuatu hal, setelah menikah langsung di boyong Faisal ke Papua untuk mengurus Ponpes baru yang sedang dalam tahap pembangunan.
"Belum ada tanda tanda Kak Raina. Kalau nasi banyak didalam." ucapnya terkekeh.
"Kamu gimana Aisyah? sudah cek ke dokter kandungan kan setelah keguguran waktu itu." tanya Raina pelan.
"Sudah Kak, mungkin memang Allah SWT belum memberikan kembali. Kandunganku baik baik saja, sudah siap untuk mengandung. Mungkin usaha kita kurang, Mas Bai sibuk, aku pun sibuk Kak." ucap Aisyah pelan dan sedikit sedih.
"Selama kita berdoa dan bermunajat serta di seimbangkan dengan usaha insya Allah tidak ada yang sia sia. Hanya waktu Aisyah." ucap Suci memberikan dukungan agar Aisyah tidak menyalahkan dirinya secara terus menerus.
"Kadang aku merasa gagal menjadi wanita sempurna, karena belum bisa memberikan anak kepada suamiku. Aku sedih Suci, jalan hidupku kenapa begini. Tidak seperti kalian yang sudah memiliki keturunan dengan cepat." ucap Aisyah terisak.
"Aku juga menunggu dua tahun Aisyah. Aku pernah berada di posisi mu. Tapi aku berusaha, Mas Fathan pun mendukung, memberi motivasi yang sangat tinggi hingga rata kepercayaan diriku yang sempat hilang bisa tumbuh lagi. Gak lama aku positif." ucap Raina memotivasi Aisyah.
"Iya, kalian selalu mendukung aku, dalam suka dan duka. Terima Kasih, Kak Suci, Kak Raina, dan Fatima." ucap Aisyah pelan.
"Kami saudaramu Aisyah, apapun yang terjadi denganmu sama saja tanggung jawab kita juga. Kita harus saling mendukung dan memotivasi, agar kita tetap kuat, tabah dan sabar ya menghadapi semuanya." ucap Raina menasehati.
"Fatima, itu sosisnya gosong." ucap Raina setengah teriak.
"Maaf Kak Raina. Ikut menyimak jadi lupa mengangkatnya.' ucap Fatima terkekeh.
"Sudah ayo kita lanjutkan bakat sosisnya, gak papa Fatima gosong sedikit. Suci sapa dan mayonaise nya ada?" tanya Rania pelan.
"Ada sebentar aku ambil di dapur, margarinnya kurang gak?" tanya Suci pelan.
"Bawa saja Suci." ucap Raina menitah.
Acara malam itu sungguh menyenangkan, semua orang menikmati kecuali para sesepuh yang lebih beristirahat karena sudah lelah. Acara santai malam itu pun berakhir hingga tengah malam dan mereka pun tertidur di kamar masing-masing karena kelelahan.
Berbeda dengan Aisyah dan Baihaqi yang memang sedang progres untuk mendapatkan keturunan. Malam itu pun dijadikan malam pertama yang kesekian kalinya. Malam itu pun hasrat mereka memuncak, dan berkali-kali Baihaqi pun menyemburkan benihnya yang insya Allah akan tumbuh di rahim istrinya
"Kamu sudah lelah Dek? terlihat tidak bersemangat?" tanya Baihaqi yang masih berada diatas Aisyah dan masih menginginkan kembali pergulatan panas untuk finishing sebelum sholat malam.
"Apa aku terlihat lelah? bahkan kamu tidak bisa membedakan mana yang lelah dan mana yang terbuai dengan kenikmatan Mas Bai." ucap Aisyah pelan dan mengecup bibir Baihaqi pelan.
"Boleh ku panjat untuk yang terakhir, sepertinya akan menjadi serabi yang manis untuk di akhir malam ini." ucap Baihaqi yang menggoda.
"Serabi mu akan selalu siap, asalkan yang menikmatinya tidak bosan." ucap Aisyah pelan. Rasa takut kehilangan dan rasa cemas karena suatu permasalahan besar di dalam rumah tangganya akan menjadi momok besar bagi Aisyah.
"Jangan pernah bicara seperti itu Dek. Mas gak suka. Jangan pikirkan kata orang lain yang penting itu antara kamu dan aku baik baik saja." ucap Baihaqi tegas tapi lembut.
Mereka berdua pun menuntaskan hasrat mereka dengan kepuasan maksimal hingga rasa lelah dan kantuk pun sudah tidak tertahankan.
Pagi ini suasana di rumah Suci sudah ramai, teriakan Abuya yang sedang membuka kado dari keluarganya pun membuat rumah pun semakin riuh.
"Wow Mobil remote dari aunty Fatima. Ini Kelen aunty." ucap Abuya teriak dengan suara kencang dan cadel.
"Kamu suka Abuya?" tanya Fatima dengan lembut.
"Suka sekali aunty Fatima." ucap Abuya lantang.
"Buka song dari aunty Aisyah." ucap Aisyah pelan.
Abuya pun dengan semangat membuka kado dari aunty Aisyah.
"Ini keren Aunty Pesawat Terbang pakai remote? Abuya tidak bisa memainkannya." ucap Abuya senang sekaligus kecewa.
"Minta tolong Abi atau sama Om Bai, pasti mau membantumu Abuya." ucap Aisyah lembut.
Abuya pun berlari ke arah Baihaqi untuk membantunya memainkan pesawat terbang itu.
"Om Bai, ini kado dari aunty Aisyah dan Om Baik, tapi Abuya belum bisa memainkannya. Om Bai bisa bantu Abuya?" tanya Abuya dengan sopan.
Baihaqi sedang menyeruput kopinya dan berbincang dengan Fathan pun menengok ke arah Abuya yang meminta pertolongannya dan tersenyum.
"Yuk, Om Bai ajarkan, tapi di samping rumah ya mainnya, jangan di dalam rumah." ucap Baihaqi lembut.
"Siap Om Bai, ayok." ucap Abuya sambil menggandeng tangan Om Bai ke arah samping rumah.
"Sebentar ya Mas Fathan, nanti kita lanjutkan lagi." ucap Baihaqi pelan.
"Iya Bai, aku juga ingin mengurus si kembar biar bundanya bisa mandi dan sarapan." ucap Fathan lembut.
Baihaqi pun berjalan menuju samping rumah bersama Abuya. Dan mulai menerbangkan pesawat nya dengan menggunakan remote. Sesekali Baihaqi mengajari keponakannya itu yang super super aktif dan mau tahu.
Abuya pun mengangguk angguk paham, dengan semua penjelasan dari Baihaqi. Abuya selalu semangat dan antusias terhadap apapun yang baru dipelajarinya. Rasa penasarannya selalu membuat Abuya banyak bertanya dan aktif mencoba hingga benar-benar bisa melakukannya dengan baik.
Acara pagi ini akan berangkat ke Pantai Parangtritis. Disana akan makan siang bersama dan berwisata bersama.
"Semua sudah siap?" tanya Zhein ke seluruh orang.
"Siap." ucap dengan serempak.
"Acara syukuran dilanjutkan acara makan siang di pantai. Semua kebutuhan sudah ada disana. Setelah acara, yang mau langsung pulang silahkan, mau bermalam lagi dirumah ini juga silahkan." Ucap Zhein menjelaskan.
"Oke, semua naik ke mobil masing-masing dan kita berangkat bersama-sama."ucap Fathan pelan.
Semua orang pun berbahagia, hanya acara seperti ini yang bisa membuat mereka bersatu dan bertemu.
Membayangkan sebuah pantai cantik, dengan pasir putih yang hangat dan angin pantai yang kencang. Sorot matahari yang panas membuat kulit pun menjadi gelap.
JAZAKALLAH KHAIRAN
Kangen Yogya gak?....
Author kangen......
Masih awal ya....Masih manis.... masih bahagia.....
Follow Ig @Humairahbidadarisurga
Yang mau berbagi ilmu atau saran kritik boleh Komentar di kolom yang sudah disediakan atau DM author atau ikut GC author ya.
Selamat Membaca 💚💚💚💚💚
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!