Disebuah rumah sakit seorang dokter spesialis yang sangat terkenal akan skil nya yang sangat hebat. Dia adalah dr. Diana Astuti. Diana sudah 5 tahun bekerja di rumah sakit S. Dia masih lajang dikarenakan pengalaman cinta di masa lalu nya yang membuat nya tidak ingin menjalin hubungan lagi karena takut jatuh dilubang yang sama.
Diana terlihat melamun di meja kerjanya sambil menikmati secangkir teh.
" Diana!" Ujar salah satu rekan kerjanya yang membuat lamunan Diana seketika buyar.
" Ada apa, Rin?" Tanya Diana
" Kamu beberapa hari ini aku liat melamun Mulu. Mikirin apaan sih" ujar Ririn
" Gak ada Rin" jawab Diana simpel
" Jujur sama aku Na. Aku tau kamu, kamu ga pernah kayak gini sebelumnya" ujar Ririn
" Rin, aku lagi pusing banget nih " cetus Diana sambil memegang kepalanya
" Pusing kenapa? Kamu sakit,Na?" Ujar Ririn sambil mengecek suhu kening Diana
" Enggak,Rin. Aku pusing mama nyuruh aku cepat - cepat nikah. Kamu kan tau sendiri aku mau fokus sama kerjaan dulu Rin. Lagi pula aku masih trauma tau Rin sama yang namanya cinta" jelas Diana
" Ya Ampun Diana! Aku kirain ada apaan ternyata cuma disuruh nikah doang. Hahaha" cetus Ririn sambil tertawa
"Kok kamu malah ketawa sih." Sungut Diana tampak kesal
" Hehehe sorry deh, Na. Lagian kamu itu ada - ada aja na. Semua cowok itu ga sama Diana sayang."
" Iya ga sama sih, Tapi aku masih trauma Rin. Gara - gara cowok itu" Sahut Diana tampak raut muka sedih pada wajahnya.
Ririn mendekati dan merangkul sahabat sekaligus rekan kerja nya tersebut sembari berkata
" Aku tau Na. Kamu masih belum bisa lupain Reyhan kan. Diana kamu harus secepatnya cari pengganti dia dihati kamu, aku ga mau ya kamu begini terus. Lagian siapa sih yang ga mau sama dokter cantik, pintar lagi. Aku yakin kamu bakalan dapat yang lebih baik dari Reyhan"
" Dia orang yang baik Rin. Aku masih ga percaya dia Setega ini sama aku" ujar Diana sambil menangis
" Tuh kan nangis lagi. Diana udah dong jangan nangis lagi, gini aja kamu pulang jam berapa nanti" ujar Ririn
" Jam 2 Siang. Emangnya kenapa Rin" balas Diana sambil menyeka air matanya
" Oke, kamu nantik ikut aku ya" ajak Ririn sambil nyengir
" Kemana?" Tanya Diana
" Udah ikut aja ya. Pokoknya kamu ga boleh nolak." Pinta Ririn sambil melihatkan wajah memelasnya
" Iya aku ikut" jawab Diana
Ririn tampak senang . Sudah waktunya memeriksa pasien, Diana pun pergi memeriksa pasienya satu persatu. Tiba - tiba seorang perawat menghampirinya.
" Dokter Diana kita ada pasien baru tapi dokter Hendra sedang ada kendala jadi dia mungkin agak datang terlambat jadi bisakah dokter membantu nya"
" Tentu dimana dia" jawab diana sambil berjalan bersama perawat tersebut
" Di ruangan anggrek no 17, Dok. Ini data - datanya dok" jelas perawat sambil memberikan formulir berisi data - data pasien tersebut
Diana langsung memeriksa data tersebut dan langsung masuk keruangan anggrek no 17. Betapa terkejutnya Diana melihat pasien tersebut. Formulir yang ada ditangannya pun berjatuhan.
"Reyhan" ucap Diana
" Ada apa dok?" Tanya perawat
" Tidak ada. Cepat siapkan alat - alatnya saya akan memeriksa pasien dulu" jawab Diana, ia pun menenangkan hatinya. Walaupun sebenarnya ia benci pada Reyhan tapi ia punya sumpah untuk menolong setiap orang yang membutuhkan bantuan nya.
" Baik dok" sahut perawat sambil berangkat menuju ruang tempat perlengkapan yang dibutuhkan
Diana mulai melakukan pemeriksaan pada Reyhan. Beberapa menit kemudian perawat datang sambil membawa perlengkapan yang diminta oleh Diana. Diana mulai melakukan perawatan pada Reyhan.
Setelah selesai Diana langsung keluar dan pergi keruangan nya. Masalalunya yang ingin ia lupakan pun kembali terkenang di ingatannya.
10 tahun yang lalu
Diana masih duduk dikelas 2 SMA. Diana masih belum mengenal tentang fashion dan make up. Dia masih polos dan lugu.
Saat sedang makan dikantin bersama sahabatnya yaitu Ririn, Caca dan Irma, seorang pria menghampirinya.
" Boleh gabung gak"
Dia adalah Reyhan salah satu siswa terpopuler disekolahnya. Reyhan ahli dalam berbagai bidang baik olahraga ataupun akademik dia selalu mendapat juara 1. Banyak siswa yang menyatakan perasaannya pada Reyhan tapi ia selalu menolak nya.
" Boleh banget" sahut Caca
" Makasih ya" ucap Reyhan
Diana tampak memperhatikan Reyhan secara seksama. Dia sebenarnya sudah lama menyimpan perasaan pada Reyhan tapi ia tak berani mengungkapkannya karena ia merasa saingannya terlalu banyak dan sangat kuat.
Reyhan pun memandang kearah Diana , Diana segera merubah pandangan kearah makanan yang sedang disantapnya.
" Kamu Diana kan anak XI IPA 5 " tanya Reyhan
" I...iya " balas Diana gugup tampak malu - malu. Jantung Diana serasa ingin terbang ketika Reyhan memanggil namanya.
" Nanti pulang bareng yuk" ajak Reyhan sambil tersenyum
Teman - teman Diana terkejut karena ini pertama kalinya Reyhan mengajak seseorang pulang bareng, itu pun Diana hanya seorang gadis biasa. Semua mata melirik kearah meja Diana. Hal itu membuat Diana jadi canggung. Caca yang duduk disebelah dia menyenggol lengannya sambil berbisik kearah Diana
" Terima aja Na. "
Diana tampak masih diam tanpa kata.
" Gimana mau gak? " Tanya Reyhan kembali
Diana tiba - tiba berdiri sambil berkata
" Aku ke kelas dulu, bentar lagi buk Berta masuk."
Diana pergi tanpa menjawab ajakan Reyhan. Reyhan hanya tersenyum melihat tingkah Diana. Dia sangat imut sekali dalam batin Reyhan Tak lama bel masuk berbunyi, semua siswa masuk kelas dan memulai pelajarannya. Diana tampak tak fokus pada pelajaran karena masih memikirkan ajakan Reyhan tadi.
Tak terasa bel tanda waktu pulang telah berbunyi, Diana masih tampak diam membisu.
" Diana" panggil Ririn
Diana tampak diam tak menghiraukan. Ririn pun menghampiri dan menepuk meja Diana yang membuat Diana kaget dan berkata
" Iya buk"
Teman - teman Diana tampak tertawa.
" Buk Berta mana?" Tanya Diana
" Udah keluar dari tadi ,Na." Balas Irma
" Dia pasti ga sadar buk Berta keluar, orang dari tadi mikirin Reyhan Mulu" ejek Caca
" Iya nih, udah Na. Terima aja ajakan Reyhan. Jarang - jarang Lo dia mau ngajak orang pulang bareng" timpal Ririn
" Ih kalian apaan sih. Aku bakal pulang naik angkot aja " cetus Diana sambil merapikan barang-barang nya.
" Diana sayang, pokoknya kamu harus pulang bareng Reyhan. Kamu kan tau sicantik sekolah ini selalu mengolok - olok kita. Aku yakin dia pasti bakalan kesal banget kalau kamu pulang bareng Reyhan" pinta Caca
" Ca, aku ga mau manfaatin Reyhan cuma buat hal begituan. Lagian aku ga pernah nganggap sesil itu musuh kok. Dia kan juga teman kita Ca. " Jelas Diana sambil menggendong tas di pundaknya
" Diana, kamu terbuat dari apa sih udah dihina dan selalu diolok- olok sama sesil masih aja anggap dia teman. Kalau aku mah ogah banget nganggap penyihir kayak dia temen"umpat Irma kesal
" Udah deh ya. Mendingan sekarang kita pulang aja . Aku yakin Reyhan pasti juga udah pulang kok." Pinta Diana
Mereka meninggalkan kelas dan berjalan kearah gerbang sekolah. Teman - teman Diana tampak masih menciloteh kesal padanya. Tampak Reyhan dari kejauhan melambaikan tangan pada Diana yang membuat jantung Diana berdetak kencang.
Kok dia belum pulang sih batin Diana
Teman - teman dia segera menarik dia kearah Reyhan.
" Rey, kamu harus bawa teman kami pulang dengan selamat ya ga boleh lecet sedikitpun" pinta Ririn
" Sip Rin. Aku bakal jagain dia kok" balas Reyhan
" Gausah Rey. Aku bisa pulang naik angkot kok lagi pula aku ga mau ngerepotin kamu" tolak Diana
" Aku ga ngerasa direpotin kok Na." Ujar Reyhan
Diana tampak diam tak tau harus menjawab apa lagi.
" Na, Udah deh naik aja " pinta Irma
Reyhan membukakan pintu mobilnya untuk Diana. Dengan perasaan ragu - ragu Diana masuk kedalam.
" Kalian mau bareng juga gak" ajak Reyhan pada teman- teman Diana
" Gausah repot- repot Rey. Bentar lagi supir papi aku jemput kok, kamu antar Diana aja ya" jawab Caca
" Yaudah kalau gitu kita berangkat ya" ujar Reyhan sambil menaiki mobilnya.
Teman - teman Diana melambaikan tangan pada Diana sambil tersenyum Diana pun membalasnya.
Diperjalanan suasana hening dan bisu, Reyhan membuka percakapan
" Rumah kamu arahnya kemana , Na.?" Tanya Reyhan
" Di perumahan mawar no 11 Rey" jawab Diana singkat
" Ternyata rumah kita searah tapi kenapa aku ga pernah lihat kamu didaerah itu ya" tanya Reyhan lagi
" Aku jarang keluar Rey, palingan kalau keluar cuma pergi belanja kepasar dan kesekolah aja Rey" balas Diana
Mereka asik mengobrol walaupun Diana tampak masih agak canggung. Reyhan menghentikan mobilnya di sebuah cafe.
" Makan dulu yuk" ajak Reyhan
" Gausah Rey, aku masih kenyang" tolak Diana
" Plis, temenin aku ya. Aku yang traktir" pinta Reyhan
" Tapi Rey.." belum selesai Diana berbicara Reyhan memotong nya.
" Na, cuma sebentar doang kok. Mau ya" ucap Reyhan
" Hmm " ujar Diana mengganggukkan kepalanya.
Mereka masuk kedalam cafe dan Reyhan mempersilahkan Diana duduk.
" Mau pesan apa mas, mbak?" Tanya seorang pelayan sambil memberikan buku menu makanan
" Kamu mau apa ,Na" Tanya Reyhan
Dia terkejut melihat harga makanan pada menu tersebut.
Ya Ampun mahal - mahal banget sih makanannya. Kalau gini uang belanja aku seminggu juga ga akan cukup bayar makanan ini batin Diana
"Aku pesan es teh aja deh" ujar Diana
" Serius cuma es teh aja, Na" tanya Reyhan
Diana menganggukkan kepalanya.
" Mbak kalau gitu saya pesan es teh nya 2 sama steak nya juga dua ya mbak " ujar Reyhan pada pelayan
" Ada lagi mas" tanya pelayan
" Gak mbak itu aja" jawab Reyhan
" Baiklah mas tunggu sebentar ya " ucap pelayan sembari pergi menyiapkan pesanan mereka
" Rey, kok mesan steak nya dua " tanya Diana
" Buat kamu satu" jawab Reyhan
" Rey aku ga suka steak mending batalin aja ya pesanannya" ujar Diana
" Na, udah kali ini aku traktir kamu ya. Plis jangan nolak ya" pinta Reyhan
" Iya , Rey" sahut Diana
Beberapa menit kemudian pelayan datang membawa pesanan mereka dan mempersilahkan mereka makan. Diana tampak hanya memperhatikan makanan tersebut.
Gimana cara makannya ya? Aku kan ga bisa pakai garpu sama sendok. Biasanya dirumah makan pakai tangan aja. Aduh gimana ya batin Diana
" Kok gak dimakan, na? " Tanya Reyhan
" Mmm...itu... Aku ga tau cara makannya" jawab Diana malu-malu
Reyhan tersenyum dan berdiri dibelakang Diana. Dia mengajarkan Diana cara memotong steak, jantung Diana berdebar begitu kencang. Wajah Reyhan sekarang tepat disampingnya.
Ya Ampun! Apakah ini mimpi? Kalau iya tolong jangan bangunkan aku dulu batin Diana
Bukannya memperhatikan cara Reyhan memotong steaknya Diana malah melirik kearah wajah Reyhan. Reyhan pun melirik kearah Diana. Mata mereka saling beradu pandang. Tiba - tiba handphone Diana bergetar yang membuat nya terkejut. Itu adalah panggilan dari ibunya Diana. Reyhan pun kembali duduk ke tempatnya semula.
" Halo Bu" ujar Diana
" Na, kamu dimana? Cepetan pulang adikmu masuk rumah sakit" sahut ibu Diana
"Apa buk? Iya buk Diana kesana Sekarang" ucap Diana panik dan mematikan teleponnya.
" Kamu kenapa ,Na?" Tanya Reyhan heran melihat wajah panik Diana
" Adik aku masuk rumah sakit Rey. Rey aku pergi duluan ya kalau gitu" jawab Diana sembari ingin pergi
Reyhan menarik tangan Diana
" Aku anterin ya" ajak Reyhan
" Gak ngerepotin kamu nih" balas Diana
" Gak kok. Mau kan? " Ujar Reyhan
" Hmm " sahut Diana sambil mengganggukkan kepalanya. Reyhan memanggil pelayan dan membayar pesanan mereka tadi lalu bergegas menuju rumah sakit. Dimobil Diana tampak sangat cemas dan khawatir dengan keadaan adiknya. Reyhan menggenggam tangan Diana sambil berkata
" Kamu tenang aja ya, adik kamu pasti baik - baik aja"
" Makasih ya Rey kamu udah mau nganterin aku" balas Diana sambil sedikit tersenyum pada Reyhan.
Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di rumah sakit tempat adik Diana dirawat. Diana segera menelpon ibunya dan menanyakan Dimana ruangan adiknya. Reyhan pun ikut bersama Diana. Tanpa mereka sadari mereka masih berpegangan tangan sambil mencari ruangan adiknya Diana.
Setelah bertanya pada suster akhirnya Diana tau dimana ruangan adiknya dan segera masuk kesana.
" Bu, indah kenapa Bu? " Tanya Diana dengan raut wajah sedih melihat kondisi adiknya yang terbaring lemah.
" Dia, mencoba bunuh diri Na" jawab ibunya sambil menangis memeluk Diana
" Tapi kenapa Bu? Kenapa Indah melakukan hal itu?" Tanya Diana dengan wajah tak percaya adiknya melakukan hal tersebut.
Ibu Diana terdiam karena melihat Reyhan. Ini merupakan aib bagi keluarga mereka tetapi Reyhan sudah terlanjur mendengarnya.
" Siapa dia?" Ujar ibu Diana yang melirik tajam kearah Reyhan
" Dia Reyhan Bu. Teman satu sekolah Diana. Rey ini ibuku " sahut Diana sambil memperkenalkan mereka.
" Halo Bu. Saya Reyhan Bu" ucap Reyhan
" Saya bu Ratmi. Ibunya Diana" jawab Bu Ratmi ketus
Bu Ratmi memperhatikan Reyhan dari atas kebawah. Reyhan yang diperhatikan seperti itu menjadi gugup dan tampak diam.
" Na, Bu. kalau begitu saya pamit dulu ya soalnya ada janji dengan teman-teman" ujar Reyhan
" Makasih ya Rey udah nganterin aku" balas Diana lalu ia berkata lagi " mau aku anterin keluar"
" Iya sama-sama na. Gausah kamu lebih baik disini jagain ibu dan adik kamu" jawab Reyhan
Reyhan menyalam Bu Ratmi dan berpamitan pulang. Kini diruangan itu hanya ada bu Ratmi, Diana dan adiknya yang masih belum sadar.
" Bu kenapa indah ngelakuin ini Bu? " Tanya Diana lagi karena tadi ibunya tak menjawab pertanyaan nya itu
" Dia hamil ,Na" jawab ibunya
"Apa?" Ujar Diana yang makin terkejut dengan penuturan ibunya lalu ia berkata lagi" ibu bohong kan. Bagaimana indah bisa hamil Bu? Ibu pasti berbohong"
" Ibu tidak pernah berbohong sama kamu na. Ibu saja kaget dengan apa yang dikatakan dokter tadi bahwa indah hamil. Bahkan kehamilannya ini sudah memasuki 3 bulan. Na, bagaimana ini ? Ibu sudah pusing memikirkan nya sejak tadi. Ibu selalu memberitahu indah untuk menjaga diri tapi lihat apa yang dia lakukan pada ibu Na, dia malah mencoreng nama baik keluarga kita" jelas Bu Ratmi
Diana hanya bisa diam dan menangis disamping tempat tidurnya indah. Dia mengelus kepala adiknya tersebut.
" Ndah, kenapa kamu begini dek?" Ujar Diana sambil memeluk adiknya tersebut.
" Ibu, siapa pria yang berani melakukan itu pada indah Bu?" Tanya Diana dengan mata menyala merah karena amarahnya
" Ibu juga tidak tau Na, hanya indah yang tau siapa pria itu tapi sampai sekarang dia masih belum sadar Na" jawab ibunya.
cast pemeran Diana
cast pemeran Reyhan
Diana dan ibunya hanya bisa menunggu indah sadar karena hanya indah yang bisa menjawab semua pertanyaan mereka.
" Na, pria tadi sepertinya orang baik" ucap Bu Ratmi membuka percakapan
" Iya Bu. Dia sangat baik Bu" jawab Diana
" Apa kau menyukainya" Tanya Bu Ratmi
" Ah ibu. Diana tidak suka dia" sahut Diana dengan wajah memerah
" Diana sayang ibu tau kamu suka dia. Lihat saja wajah mu sekarang ini dan tatapan mu padanya tadi, tapi ibu harap kau jangan terlalu dekat dengan dia " jelas Bu Ratmi
" Kenapa Bu?" Tanya Diana bingung
" Ibu lihat dia dari keluarga kaya, ibu takut dia hanya mempermainkan mu saja sayang. Ibu tidak mau anak ibu tersakiti" jelas Bu Ratmi
Diana tampak diam dan tidak berkata apa - apa lagi.
Kenapa ibu sepertinya tidak menyukai Reyhan batin Diana
Indah tampak menggerakkan jari jemarinya.
" Indah sadar Na" ujar Bu Ratmi
Diana dan Bu Ratmi pun mendekati indah.
" Ibu, ka Ana" ucap indah
" Iya sayang. Bagaimana keadaan kamu sayang" ujar Bu Ratmi yang sedari tadi mengkhawatirkan nya.
" Indah dimana Bu?" Tanya indah sambil melihat sekelilingnya
" Kamu ada dirumah sakit sayang" jawab Bu Ratmi lalu Bu Ratmi berkata lagi" sebenarnya apa yang terjadi ndah?"
Indah tampak menangis dan memeluk ibunya yang berada didekatnya.
" Kenapa ibu tidak membiarkan indah mati saja Bu?" Ujar indah sambil menangis
" Sayang kamu ga boleh bilang gitu. Semua masalah pasti ada penyelesaiannya ndah bukan dengan cara begini" jelas Bu Ratmi yang juga menitikkan air matanya
" Siapa yang melakukannya" tanya Diana spontan
Indah tampak hanya diam dan menangis. Diana bertanya kembali dengan suara tinggi pada indah yang membuatnya takut dan menjawab
" Dia...di..a...dia.... Dion kak" jawab indah terbata- bata sambil berderai air mata
" Dion siapa?" Tanya Diana karena merasa tak tau dengan orang tersebut.
" Dia pacar indah kak. Dia tinggal di dekat rumah kita kak di rumah Jay. Dia berjanji akan bertanggung jawab kak tapi saat indah ingin menemuinya dia sudah pindah keluar negeri kak" jelas indah sambil menangis tersedu - sedu
" Kenapa kamu sebodoh ini sih indah?" Bentak Diana
" Kamu baru kenal dia dan mau aja memberikan hal paling berharga didiri kamu cuma untuk cinta! Ya Ampun indah kakak gak habis pikir ya sama kelakuan kamu ini" tambah Diana
Indah hanya bisa menangis mendengar perkataan kakaknya. Ia tau bahwa dirinya salah. Bu Ratmi sebenarnya sangat kecewa pada indah tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, Bu Ratmi hanya bisa menangis sambil memeluk putrinya tersebut.
" Sudah! ini semua sudah terjadi. Diana sudah jangan marah - marah lagi" ujar Bu Ratmi
" Tapi Bu" bantah Diana, belum selesai Diana berbicara ibunya sudah memotongnya
" Sudah Diana!"
Indah yang takut melihat kakak dan ibunya adu mulut hanya bisa menangis dan memeluk ibunya dengan erat.
Seorang dokter yang ditemani perawat pun datang untuk memeriksa kondisi indah.
" Baiklah bu, anak ibu harus dirawat dulu disini selama beberapa hari untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut " ujar dokter
" Apa tidak bisa pulang sekarang dok? " Tanya Bu Ratmi
" Bisa buk, tapi untuk perawatan lebih optimal lagi lebih baik dia dirawat dulu bu" jawab dokter
" Saya ingin pulang saja dok" timpal Indah
" Tapi kesehatan kamu belum optimal sayang" balas Bu Ratmi
" Indah ga mau disini Bu. Pulang aja ya Bu" pinta Indah pada Bu Ratmi
" Yasudah Bu, kalau itu maunya saya akan menuliskan resep obat saja untuk nya. Indah harus rutin meminum obatnya ya, jangan terlalu banyak pikiran dan stress itu bisa berpengaruh pada bayi mu" jelas dokter
Indah hanya mengganggukan kepalanya. Diana segera pergi ke bagian administrasi untuk membayar akan tetapi perawat mengatakan administrasinya sudah dibayar.
" Siapa yang membayarnya sus?" Tanya Diana
" Dia hanya mengatakan dari hamba Allah saja mbak dia tidak memberitahu namanya" jawab suster
" Terimakasih ya sus" balas Diana
Siapa ya yang telah membayar biaya administrasi indah? Apa mungkin Reyhan? Ah tidak mungkin, siapapun itu dia pasti orang baik. Dia mengerti kondisi keuangan kami yang sangat sulit ini. Terima kasih ya Allah semoga orang tersebut dimudahkan rezekinya
Diana segera pergi ke apotik untuk menebus obat indah lalu mereka pun pulang.
Sesampainya di rumah Bu Ratmi mengantar indah untuk istirahat ke kamarnya lalu ia menghampiri Diana yang sedang duduk diruang tamu.
" Kamu bayar pakai apa uang administrasinya na? " Tanya Bu Ratmi
" Diana ga bayar Bu, tadi kata susternya udah di bayarin Bu" jawab Diana
" Siapa yang bayar?"
" Ga tau Bu, kata susternya tadi orangnya cuma bilang dari hamba Allah aja Bu" balas Diana
" Bu, Diana mandi dulu ya" ujar Diana lagi
" Yasudah pergilah" sahut Bu Ratmi
Diana segera bergegas ke kamarnya, saat hendak mengambil handuk handphone Diana berdering. Nomor yang menelponnya tidak ada namanya. Diana mengangkat telpon tersebut
" Halo ini siapa ya?" Tanya Diana
" Hai, ini aku Reyhan" jawab seseorang dari telpon tersebut
Reyhan nelpon aku
" Iya Rey, ada apa?" Balas Diana, sebenarnya hati Diana Sangat senang sekali Reyhan menelponnya.
" Gimana kabar adik kamu?" Tanya Reyhan
" Adik aku baik-baik aja kok Rey" jawab Diana
" Hmm, Na besok kita kesekolah bareng mau gak" pinta Reyhan
" Apa? Kesekolah bareng." Pekik Diana
" Iya" seru Reyhan
" Aduh gimana ya? Apa ga ngerepotin kamu Rey?" Tolak Diana secara halus walaupun sebenarnya dia sangat menginginkanya
" Gak kok Na, malahan aku seneng dijalan ada temen ngobrol" sahut Reyhan
" Yaudah, oke deh kalau gitu" jawab Diana
" Oke sampai jumpa besok ya" ujar Reyhan,ia tampak begitu senang Diana mau menerima ajakannya
" Iya sampai jumpa besok" balas Diana lalu menutup telpon
Diana pun tersenyum-senyum sendiri kegirangan lalu pergi mandi.
Hari - hari Diana begitu menyenangkan bersama Reyhan setiap harinya. Mereka selalu bersama hingga suatu hari Reyhan mengajak Diana kesebuah taman dan menyatakan perasaannya kepada Diana. Diana merasa begitu bahagia dan menerima perasaan Reyhan padanya. Tapi disatu sisi Diana juga sedih melihat kondisi adiknya. Ia selalu berusaha menghibur indah agar tidak sedih. Walaupun banyak mulut yang berkata jelek tentang keluarga mereka Diana tidak pernah memperdulikannya. Dia hanya berfokus pada kebahagiaan dirinya dan keluarganya. Hingga hari itu tiba, Reyhan mengajak Diana bertemu disebuah cafe.
" Sayang, maaf aku telat" ujar Diana
Reyhan tampak diam dengan tatapan dingin. Ia tak pernah seperti ini sebelumnya.
" Apa kau marah padaku?"Tanya Diana, akan tetapi Reyhan hanya diam dan langsung berdiri
" Kita putus" ucap Reyhan dengan lantang
" Kamu bohongkan sayang, kita baik-baik aja selama ini kenapa kamu mau putus" tanya Diana merasa tak percaya dengan kata - kata Reyhan
" Aku ga bohong, aku mau putus! Lebih baik kamu jauhin aku mulai sekarang jangan pernah dekatin aku lagi!" pinta Reyhan
" Aku ga mau Rey, aku sayang sama kamu. Aku ga mau kita putus Rey" ujar Diana tanpa terasa air matanya terjatuh
" Tapi aku ga sayang sama kamu. Selama ini aku cuma main-main aja sama kamu. Asal kamu tau seorang anak bangsawan terkenal kayak aku gak mungkin mau sama keluarga miskin dan keluarga yang punya adik Hamil diluar nikah kayak kamu. Lebih baik kamu jauh - jauh dari aku" jelas Reyhan lalu pergi meninggalkan Diana sendiri dicafe tersebut.
Diana hanya bisa menangis dan merasa sakit hati dengan ucapan Reyhan yang menghinanya dan keluarganya. Handphone Diana berdering dia pun mengangkatnya
" Diana, adikmu mau melahirkan!" Ujar Bu Ratmi
Diana segera bergegas kerumah sakit. Dirumah sakit tampak Bu Ratmi sedang cemas diluar dengan keadaan indah.
" Bagaimana indah Bu?" Ujar Diana
" Ibu belum tau nak, dia masih diperiksa dokter" ujar Bu Ratmi
" Kamu kenapa Na?" Tanya Bu Ratmi karena melihat mata Diana begitu sembab dan merah
" Tidak apa-apa Bu" jawab Diana
" Dimana Reyhan?" Tanya Bu Ratmi lalu ia berkata lagi" bukannya kamu sedang bersama dia tadi"
Diana hanya diam membisu. Tiba - tiba dokter keluar.
" Bagaimana anak dan cucu saya dok?" Tanya Bu Ratmi cemas
" Bayinya lahir dengan selamat Bu tapi..."ucap dokter tersebut
" Tapi apa dokter?" Tanya Diana
" Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain ibunya tidak selamat karena pendarahan hebat yang dialaminya" jawab dokter tersebut
Bu Ratmi dan Diana masuk kedalam sambil menangis melihat kondisi indah. Diana tampak terduduk lemas sambil menangis.
Kenapa hidupku seperti ini ya Allah? Kenapa kebahagiaan ku kau renggut dari ku batin Diana
Seorang suster pun datang membawa bayi indah dan memberikannya pada Bu Ratmi.
Setelah selesai pemakaman indah tampak Diana masih memandangi makam indah yang masih merah. Teman-teman Diana pun datang merangkulnya
" Na, yang sabar ya" ujar Ririn
Diana tampak hanya menangis. Kata-kata Reyhan masih terngiang-ngiang ditelinganya yang membuatnya merasa sangat benci pada Reyhan
Aku membenci mu Reyhan
****
** Hello para readers perkenalkan aku author amh Srgr. ini merupakan novel pertama ku disini. smoga para readers menyukainya, mohon maaf jika ada kesalahan dalam novel tersebut. keep reading ya readers 🥰🥰
Thank you🌹🌹🌹 **
Dalam lamunan tiba-tiba Ririn mengejut kan Diana lalu berkata
"Mikirin apaan sih buk dokter?" Tanya Ririn
" Ga ada Rin, kamu ngapain disini bukannya kamu harus meriksa pasien sekarang" ujar Diana
" Udah kelar dari tadi lagi na, btw ini udah jam pulang. Pulang yuk" ajak Ririn
" Iya tunggu bentar aku siap-siap dulu" sahut Diana
Sementara itu diruangan tampak Reyhan sudah sadar. Tampak ibu dan juga tunangan Reyhan ada disitu.
" Rey bagaimana kondisi kamu?" Ujar mama Reyhan
" Masih pusing dikit mi" jawab Reyhan
" Beby, kamu kok bisa kayak gini" seru Tika tunangan Reyhan
" Aku gak papa ka, mungkin kelelahan aja" sahut Reyhan
" Mama panggil dokter ya, biar meriksa keadaan kamu lagi. Mama masih khawatir banget sama kamu sayang" ujar mama Reyhan
Mama Reyhan keluar dan melihat Diana dokter yang menangani anaknya tadi.
" Dok, anak saya sudah sadar. Apakah dokter bisa periksa anak saya soalnya kepalnya masih pusing katanya " ujar mama Reyhan menghampiri Diana
" Baiklah bu, anak ibu dimana" jawab Diana sambil tersenyum
" Tapi kita kan udah pulang na" cetus Ririn
" Ga papa Rin, udah tugas kita nolong pasien" balas Diana
Diana, Ririn dan mamanya Reyhan menuju ruangan Reyhan. Setelah sampai didepan ruangan langkah Diana tampak terhenti.
" Ada apa dok?" tanya mama Reyhan karena Diana tiba-tiba berhenti
" Rin kamu bisa periksa pasiennya ga soalnya aku ada urusan" ujar Diana, matanya tampak memohon pada Ririn
" Baiklah na" ucap Ririn
Ririn dan mama Reyhan pun masuk. Betapa terkejutnya Ririn melihat Reyhan yang ada di bed pasien tersebut.
Pantes saja Diana tidak mau masuk
Ririn pun mendekat ke Reyhan, setelah melihat Ririn betapa terkejutnya Reyhan.
" Ma , Tika bisa tinggalkan Rey dengan perawat ini ga ma. Biar perawatnya bisa fokus meriksa Rey " pinta Reyhan
" Baiklah" ujar mama Reyhan lalu pergi keluar bersama Tika.
" Kenapa ga mati aja sih kamu" celetuk Ririn pelan
" Rin, apa aku boleh bertanya?" Ujar Reyhan
" Mohon maaf tuan Reyhan yang terhormat tapi saya sedang memeriksa anda jadi tidak bisa menjawab pertanyaan tidak penting anda" jawab Ririn ketus
" Dimana Diana?" Tanya Reyhan
" Masih punya muka Kamu nanya-nanya Diana, asal kamu tau Diana mengalami banyak masa sulit gara-gara kamu, tapi sekarang ga lagi karena Diana udah bahagia dan awas aja ya kalau kamu berani ganggu Diana lagi. Satu lagi aku harap ini pertemuan terakhir kita karena kalau aku ketemu kamu lagi dirumah sakit ini aku bakal suntik mati kamu" jelas Ririn lalu pergi meninggalkan Reyhan
Reyhan tampak sedih karena tak mendapat informasi tentang Diana.
Sementara itu Diana tampak menunggu Ririn diluar rumah sakit. Ririn segera menghampiri Diana dengan wajah kesal.
" Kenapa Rin?" Tanya Diana
" Diana, kenapa sih kamu nyuruh aku buat meriksa laki-laki b****** kayak gitu" jawab Ririn kesal
" Karena aku ga mau ketemu dia Rin " balas Diana dengan nada rendah
" Come on Diana, jangan kebawa perasaan lagi dong. Yuk kita pergi" ajak Ririn
" Mau kemana " sahut Diana
" Udah ikut aja" pinta Ririn
Mereka menuju sebuah cafe dekat situ. Tampak Ririn melambaikan tangan pada seorang pria yang sedang duduk di dalam cafe tersebut. Mereka segera menghampiri pria tersebut dan duduk.
" Udah lama nunggu ya kak David" ujar Ririn
" Ga juga kok Rin" jawab David
" Oh ya ! Kak ini Diana dokter spesialis yang terkenal skilnya dan juga kecantikanya yang pernah aku ceritain ke kakak dan Diana ini kan David sepupu aku" jelas Ririn memperkenalkan mereka
Diana dan David pun berjabatan tangan. David terus saja memperhatikan Diana.
Gadis yang cantik dan seperti nya baik Guman David dalam hatinya
"Ehemm...ehemm udah dong ya pandang-pandangannya ada orang juga disini kali " seru Ririn
Membuat David melemparkan pandangan nya ke layar ponselnya. Mereka pun akhirnya berbincang-bincang sampai akhirnya Diana harus segera pulang karena menerima SMS dari ibunya. David segera menawarkan diri untuk mengantarkan Diana pulang. Diana pun tak dapat menolak karena permintaan Ririn. David segera mengantar Diana pulang.
" Gimana pekerjaan hari ini? " Ujar David membuka pembicaraan
" Lumayan" sahut Diana lalu ia berkata lagi" kalau kak David sendiri kerja apa?"
" Aku direktur di rumah sakit A" jawab David
" Kakak punya rumah sakit"tanya Diana lagi
" Ya sebenarnya milik keluarga cuma papa mempercayakan aku untuk mengurusnya" sahut David
"Oh begitu" seru Diana
Tak lama kemudian mereka sampai disebuah rumah megah. Tampak seorang wanita paruh baya dan seorang anak kecil menanti didepan rumah tersebut.
" Berhenti disini kak" ujar Diana
" Oh! Oke." Jawab David
" Mau mampir dulu kak" ajak Diana
" Lain kali saja Na, soalnya aku ada urusan penting" tolak David
" Oh! Baiklah kalau begitu kak. Terimakasih ya kak" seru Diana sambil keluar dari mobil menghampiri wanita paruh baya dan seorang anak kecil tadi.
Mobil David melesat meninggalkan Diana.
" Bunda, itu tadi mobil siapa?" Tanya anak kecil tersebut
" Zahra sayang itu tadi teman bunda" jawab Diana sambil menggendong Zahra
" Ibu sudah bilang tunggu didalam saja tapi Zahra terus bersikeras menunggu kamu disini" ujar wanita paruh baya yang tak lain adalah Bu Ratmi
" Apa kau begitu merindukan bunda?" Tanya Diana sambil memencet pelan hidung Zahra
" Apa bunda lupa hari ini bunda kan janji ingin menemani Zahra ke taman " ujar Zahra
" Oh iya bunda hampir lupa sayang, yasudah Zahra siap-siap dulu sama nenek bunda juga akan siap-siap lalu kita akan pergi. Bagaimana?" Saran Diana
" Oke bunda" jawab Zahra dengan gembira
Mereka segera masuk kedalam rumah. Dikamarnya Diana tampak melamun.
Kenapa harus bertemu dia lagi
Tiba -tiba ponsel Diana berbunyi. Itu adalah pesan dari Ririn.
' Na, gimana tadi sama kak David?'
Diana langsung menelpon Ririn.
" Halo ,Na. Gimana?" Tanya Ririn
" Apanya yang gimana?" Jawab Diana
" Ih! Kamu ga asik deh Na. Kamu tau kan kak David itu udah orangnya ganteng, baik terus mapan lagi, aku yakin dia cocok banget sama kamu" jelas Ririn
" Apaan sih Rin? " Cetus Diana
" Aduh Diana sayang move on dong, Reyhan aja udah punya tunangan masa kamu belum move on juga sih dari dia" ujar Ririn
Diana tampak hanya diam dan mematikan ponselnya.
Ya Tuhan, kenapa aku begini. Aku harus bisa pergi dari masalalu ku. Padahal aku membencinya tapi kenapa aku selalu khawatir dan memikirkan dia.
Diana menyambar handuk yang ada dibelakang pintunya lalu pergi mandi. Setelah itu dia segera bersiap-siap untuk pergi mengajak Zahra jalan-jalan.
" Bunda sudah siap?" Tanya Zahra yang tiba-tiba datang
" Sudah sayang, ayo kita berangkat" ajak Diana yang langsung menggendong Zahra.
Tampak supir pribadi Diana telah menyiapkan mobil untuk mereka berangkat
" Non, mobilnya sudah saya servis jadi sudah bisa dipakai non" ujar pak supir
" Makasih ya pak. Kalau begitu ayo kita berangkat" sahut Diana yang langsung memasuki mobil bersama Zahra dan Bu Ratmi.
Diperjalanan Zahra tampak sangat senang.
" Kita mau kemana non?" Tanya supir Diana
" Ke mall pak, Zahra mau main - main disana sama bunda dan nenek" jawab Zahra
Diana tampak hanya tersenyum melihat tingkah laku Zahra. Diana Sangat menyayangi Zahra dengan sepenuh hatinya.
cast pemeran Tika
cast pemeran Ririn
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!