Seorang gadis tengah rebahan di ranjangnya. ia tidak tidur, hanya memejamkan mata untuk menghilangkan rasa lelah karena bekerja. Menjadi seorang dokter bedah memang pekerjaan yang melelahkan. Tapi bagi Stefani, pekerjaaan itu sangat menyenangkan.
Tringggg Tringggg
Ponsel Stefani berdering pertanda ada telfon masuk. ia mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Tertera nama Vanya (Asisten pribadinya), ia lalu menggeser ikon hijau lalu menempelkan benda pipih itu di daun telinganya.
"Hallo" suara merdu Stefani menyapa orang di sebrang telfon.
"Hallo Dok, maaf saya mengganggu waktu istirahat anda. Tapi di rumah sakit sedang ada pasien yang terluka parah. Semua dokter bedah disini angkat tangan saat melihat luka pasien tersebut, lukanya sangat lebar dan dalam. Semua hanya berharap pada anda dok, karena anda dokter bedah andalan disini. Kami harap anda bisa datang kesini dok"
"Baik, saya kesana sekarang. Siapkan ruang operasinya. 30 menit lagi saya sampai" Jawab Stefani. ia langsung mematikan telfonnya sepihak.
Stefani lalu bangkit dari ranjangnya, mengambil jas dokternya lalu pergi ke garasi untuk mengambil mobilnya.
Saat ia menuruni tangga, ia mendengar suara sang momy.
"Sayang kamu mau kemana?" tanya Agnes, momy stefani.
"Aku mau ke rumah sakit mom, ada pasien" jawab Stefani.
"Loh bukannya kamu dikasih waktu istirahat sampek nanti sore ya. Kamu kan baru pulang sayang, kalo kamu kecapean gimana" Ucap Agnes khawatir.
"Ini mendesak mom, aku nggak capek kok. Momy tenang aja ya, aku kan dokter. Aku pasti bisa jaga kesehatan" Jelas Stefani. ia berusaha meyakinkan momynya.
"Yaudah deh, kamu hati² di jalan. jangan lupa makan siang ya. inget maag kamu" ucap Agnes.
"Iya mom, aku berangkat ya. Assalamualaikum" Pamit Stefani sambil mencium punggung tangan sang momy.
"Waalaikumsalam"
**Stefani Agnesia Smith**
Gadis super cantik dan memiliki body bak model **international**, bermata biru, namun memiliki sifat judes dan dingin, ia berusia 22 tahun. ia adalah lulusan terbaik di Universitas Internasional London. ia memiliki IQ di atas rata-rata hingga dia bisa menyelesaikan S2-nya dalam waktu ½ tahun. Stefani terlahir di keluarga terpandang. Siapa yang tidak kenal keluarga Smith, keluarga terkaya kedua di dunia. Memiliki kerajaan bisnis bernama Smith Company Corp. Sekarang ini Stefani berprofesi sebagai dokter spesialis bedah di sebuah rumah sakit terbesar di Asia Tenggara, South East Asian Hospital (SEA Hospital).
**Alferd Jhon Smith**
Pria paruh baya tapi tidak mengurangi ketampanannya. ia asli warga kebangsaan Amerika Serikat, Ayah dari Stefani dan Stevan. Ia memiliki sifat dingin, tapi dia akan hangat pada keluarga dan sahabatnya. Pendiri Smith Company Corp.
**Agnes Valeria Smith**
Ibu dari Stefani dan Stevan. Wanita paruh baya tapi tidak mengurangi kadar kecantikannya. ia asli warga kebangsaan Indonesia. Dulu ia dan Alferd tinggal di Amerika, tapi karena Alferd ingin membesarkan perusahaannya di berbagai negara di Asia Tenggara, mereka pindah dan menetap di Indonesia. Agnes juga memiliki usaha salon kecantikan yang besar dan sudah menyebar ke berbagai negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Korea selatan, dan Filiphina.
**Stevan Jericho Smith**
Putra sulung dari keluarga Smith serta kakak kandung dari Stefani. ia adalah penerus dari kerajaan bisnis Smith Company Corp. Memiliki wajah tampan dan tubuh atletis membuatnya banyak di kejar² oleh para wanita. Stevan memiliki sifat jahil, ramah pada orang yang ia kenal tapi dingin pada orang yang belum ia kenal, Stevan juga pintar sama seperti Stefani. ia sekarang menjabat sebagai wakil Ceo di perusahaan ayahnya. Sedangkan Stefani, ia lebih memilih menjadi seorang dokter daripada pengusaha.
**Note**:
Stefani sama stevan itu nggak kembar ya guys, cuma namanya aja hampir sama. Mereka kakak adik beda 3 tahun. jadi Stevan umurnya 25 tahun.
Stefani berjalan dengan tergesa-gesa di koridor rumah sakit. Waktu masih menunjukkqn pukul 11.30 siang, keadaan rumah sakit masih ramai. Stefani masuk ke dalam lift, ia memencet tombol lantai 3.
Ting
Stefani keluar dari lift, ia langsung menuju ruang operasi bedah. Disana terlihat tim-nya tengah menunggunya dengan perasaan harap² cemas.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Stefani.
"Dia terluka parah dok, luka sayatan di punggungnya sangat lebar dan dalam. Pasien juga mengidap hemofilia sehingga darahnya terus keluar" jelas salah satu perawat.
"Kita mulai operasinya sekarang" ucap Stefani. ia lalu masuk ke ruang operasi, mengganti pakaiannya dengan pakaian steril.
Stefani mendekati pasien itu di dampingi beberapa perawat di sampingnya. Stefani tertegun melihat pasien itu.
"Benar-benar parah" batin Stefani
ia lalu mulai membersihkan luka pssien itu, selang infus dan selang kantong darah mengalir di kedua tangan pasien itu. ia menjahit luka pasien itu, darah terus mengalir membuat Stefani sedikit gelisah. Tapi dia berusaha tenang. ia terus melakukan pengobatan terbaik untuk pasien itu.
Di luar Ruang operasi
Semua keluarga dari pasien itu menunggu dengan tegang. Disana ada orang tua dan sahabat²nya.
"Dad, aku takut Rayn kenapa-napa" ucap mama pasien itu yang di ketahui bernama Rayn.
"Tenang mom, Rayn pasti akan baik² saja. Tadi perawat bilang, Rayn sudah ditangani oleh dokter bedah handal. Semoga saja anak kita kuat" Ucap Dady Rayn
"Dimana leo dad, adiknya sekarat dia malah tidak ada" ucap momy Rayn.
"Dia tadi masih meeting di KF company untuk menggantikan dady, sekarang dia di perjalanan" jelas Dady Rayn, momynya pun mengangguk.
Selang beberapa jam Stefani keluar menggunakan jas dokternya. Keluarga pasien segera bangkit dari duduknya menghampiri Stefani.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya momy Rayn.
"Lukanya sangat dalam nyonya, hampir seluruh tubuhnya terdapat luka sayatan. Tapi putra nyonya memiliki semangat hidup yang tinggi, ia bisa bertahan sampai sekarang. Kondisinya masih kritis, kita doakan saja semoga dia bisa melewati masa kritisnya." jelas Stefani.
"Terima kasih dok, sudah mengobati anak saya" ucap dady Rayn.
"Itu sudah tugas saya tuan, saya permisi dulu" pamit Stefani. ia pergi meninggalkan keluarga Rayn dan masuk ke ruangannya. Saat Stefani pergi, bertepatan Leo kakak Rayn datang.
"Mom, dad, bagaimana keadaannya?" tanya Leo.
Tandai typo....jangan lupa like!!!!
"Mom, dad, bagaimana keadaannya?" tanya Leo
"Dokter bilang, keadaannya masih kritis. Kita doakan saja yang terbaik" Ucap dadynya.
Leo terduduk lemas. ia merasa tak becus menjadi seorang kakak. Andai tadi dia menemani adiknya, pasti adiknya tidak akan jadi seperti ini.
"Ini salahku dad" lirih leo sambil menunduk.
"Ini bukan salahmu nak, ini sudah takdir" ucap momynya.
Leo hanya diam. ia masih merasa bersalah pada adiknya. ia lalu memilih pergi ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, ia membasuh mukanya dengan air, menatap pantulan wajahnya di cermin itu. Sangat-sangat berantakan.
**Leonard Valentino Richard**
Putra sulung dari Keluarga Richard, keluarga terkaya nomer 1 di dunia. Keluarganya memiliki Kerajaan bisnis bernama RC Company Corp. Leo memiliki wajah yang sangat tampan, tubuh atletis, dan dia sangat tampan. Di usianya yang masih 23 tahun, ia sudah menjadi Ceo muda di perusahaan ayahnya. ia menggantikan sang ayah, karena sang ayah hanya ingin istirahat saat ini. Memiliki wajah tampan dan kaya raya membuat Leo diincar banyak wanita. Leo memiliki sifat ramah, tengil, kadang suka nyeleneh, tegas, dan dingin di saat² tertentu. Dia dan adiknya mendirikan kelompok gengster tanpa sepengetahuan orang tua mereka
**Rayn Ferlando Richard**
Adik kandung dari Leo. Memiliki wajah tampan dan tubuh atletis. ia sekarang berusia 21 tahun. Ia juga sangat pintar sama seperti kakaknya. ia menjabat sebagai wakil Ceo di perusahaan ayahnya. ia juga ikut andil dalam kelompok gengster milik Leo.
**Rionaldo Richard**
Pria paruh baya tampan. ia asli warga kebangsaan Rusia. Pendiri dari RC Company Corp. ia sering disebut raja bisnis karena bisnisnya tersebar di seluruh dunia. Ia memiliki sifat ramah dan kejam terhadap musuhnya.
**Felisya Angelie Richard**
Ibu dari Leo dan Rayn. Wanita paruh baya tapi mssih cantik. ia sangat ramah tapi bisa sadis di waktu tertentu. ia juga memiliki usaha hotel di berbagai negara. Seperti Korea, jepang, singapore, rusia, dan Amerika serikat.
Leo keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang sedikit tenang. Memang itu kebiasaannya, ia harus terkena air untuk menenangkan pikirannya.
Saat dia berjalan di lorong rumah sakit, tiba²
Brughh
ia tak sengaja menabrak seseorang hingga berkas yang dibawa orang itu terjatuh.
"Maaf nona, aku tidak sengaja" ucap Leo sambil membantu orang itu memberesi berkasnya.
"Tidak apa² tuan, saya tadi juga tidak melihat jalan" ucapnya tanpa melihat ke Leo.
Saat selesai, mereka berdiri.
"Ini berkasmu, maaf sekali lagi" ucap Leo sambil menyodorkan berkas ke perempuan itu. Perempuan itu masih menunduk, merapikan berkas yang ada di tangannya.
"tak apa, terima kasih" balasnya, lalu ia menatap Leo.
"Cantiknya" batin Leo
"Iya"
"Kalau begitu saya permisi" Ucapnya sambil pergi meninggalkan Leo.
"Siapa dia?" gumam leo dalam hati.
Ruangan Stefani
Stefani membaringkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruangannya. ia sangat lelah hari ini. Operasi kali ini sangat menguras tenaganya. Ia harus berpacu dengan waktu, belum lagi orang itu mengidap hemofilia sehingga darahnya terus mengalir membuat Stefani bekerja dua kali lebih cepat
"Huftt lelahnya" ucap Stefani sambil melegangkan otot²nya.
"Biasanya operasi orang berkali-kali nggak secapek ini, ini kok capek banget sihh" Racaunya.
Tokk tok tok
Suara terketuk membuat Stefani menghentikan aktivitas meracaunya.
"Masuk" teriak Stefani.
Vanya pun masuk ke dalam ruangan Stefani dengan tergesa-gesa.
"Ada apa Van?" tanya Stefani
"Pasirn di kamar VVIP 201 mendadak drop dok" ucap Vanya dengan nafas memburu.
"Sebentar lagi saya ke sana, suruh perawat menyiapkan peralatan medis" seru Stefani.
"Baik dok" Vanya pun keluar dari ruangan Stefani.
Stefani mengambil jas dokternya lalu memakainya.
"Huftt semangat Fani, kamu pasti bisa. Tahan lelahmu untuk orang yang membutuhkan bantuanmu. Semangat!!" Stefani menyemangati dirinya sendiri. ia lalu menarik nafas perlahan, lalu menghembuskannya. lalu ia segera menuju ruangan tersebut.
****
"Dad, kenapa Rayn tiba² drop" seru Felisya sambil menangis di pelukan suaminya.
"Tenang dulu mom, kita tunggu dokter datang" ucap Rio.
Leo hanya diam sambil menatap pintu kamar adiknya.
"Semoga lo baik² aja dek. gue tau lo kuat" batin Leo
"Permisi tuan, nyonya. Beri saya jalan untuk masuk, biar saya periksa keadaannya" ucap Stefani sopan karena dia dan tim-nya tidak bisa masuk. Keluarga Richard berada tepat di depan pintu.
"Dokter, saya mohon. Selamatkan anak saya dok. saya mohon" ucap Felisya sambil memegang tangan Stefani.
"Saya akan berusaha semampu saya nyonya. Anda sekeluarga bisa membantu mendoakan kesembuhan pasien. Saya permisi dulu." ucap Stefani, ia pun masuk ke dalam ruangan Rayn.
"Dia..." batin Leo
Selang beberapa jam, Stefani keluar dari ruangan Rayn. Keluarga Rayn pun menghampiri Stefani, begitupun Leo.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Rio. Stefani tersenyum lalu berkata.
"Keadaan Rayn sudah stabil Tuan. dia juga sudah siuman. tapi keadaannya masih lemah. ia sudah bisa di jenguk jika berkenan" jelas Stefani sambil tersenyum. Keluarga Richard tersenyum lega.
"Ternyata dia seorang dokter bedah hebat" Batin leo sambil menatap Stefani. Ya, orang yang tadi ditabrak oleh Leo adalah Stefani.
"Terima kasih dok, terima kasih banyak. Anda mau apa? saya akan menurutinya, sebagai tanda terima kasih saya karena anda telah mengobati anak saya dengan sangat baik" Ucap Felisya.
"Tidak perlu nyonya, ini sudah tugas saya menjadi seorang dokter. Saya berhasil menolong orang itu sudah menjadi hadiah tersendiri untuk saya." ucap Stefani sambil tersenyum tulus.
Keluarga Richard tertegun mendengar ucapan Stefani. Baru kali ini ada orang yang benar-benar tulus melakukan suatu hal. Bahkan menolak diberi hadiah.
"Siapa namamu nak?" tanya Rio
"Nama saya Stefani tuan" jawab Stefani sambil tersenyum.
"Ternyata namanya Stefani" batin Leo sambil tersenyum.
"Panggil om dan tante saja. tidak usah terlalu formal" ucap Felisya. entah mengapa ia sangat menyukai sosok Stefani. padahal mereka baru pertama kali bertemu.
"Baik tante" ucap Stefani canggung.
"Dokter Stefani..!" seru Vanya sambil menghampiri Stefani yang masih berbincang dengan keluarga Richard.
"Ada apa Van?" tanya Stefani.
"Dok, 1 jam lagi anda harus menghadiri undangan Seminar dari Elizabeth Hospital di Hotel Blue Sky." ucap Vanya
"Huftt, padahal aku sangat lelah" lirih Stefani tapi masih bisa didengar oleh Rio.
"Baiklah, aku bersiap dulu" Sahut Stefani sambil tersenyum terpaksa.
"Om, tante saya permisi dulu ya" pamit Stefani.
"Iya nak" jawab Rio.
Stefani pun melenggang pergi menuju ruangannya.
"Dia gadis yang hebat" ucap Rio sambil memandang kepergian Stefani.
"Baru kali ini aku menemukan dokter sehebat Stefani, selain pintar ia juga cantik, baik, dan tulus. Andai kita punya menantu seperti dia dad" Ucap Felisya.
"Istri idaman" gumam Leo dalam hati sambil tersenyum.
**Tandai Typo....jangan lupa like!!!!!
Happy Reading 😘**
Stefani menghadiri seminar itu dengan perasaan kacau. Sebenarnya ia tak mood datang, tubuhnya sangat lelah hari ini. Tapi bagaimana lagi, ia tak mau di cap sebagai dokter sombong karena tak mau menghadiri seminar sederhana.
Stefani memasuki ruang seminar, semua mata tertuju kepadanya. Meski berpenampilan sederhana, Stefani terlihat sangat cantik dan menawan. Namanya juga sudah melambung tinggi sebagai dokter muda yang pintar dan sukses di kariernya di dunia medis yang masih 2 tahun.
"Selamat malsm dokter Stefani" sapa seorang pria paruh baya kepada Stefani. Stefani mengulas senyum manisnya.
"Selamat malam juga dokter Alex" Stefani pun berjabat tangan dengan dokter alex.
"Suatu kebanggan anda bisa datang kesini dokter Stefani, dokter berprestasi seperti anda pasti sangat sibuk bukan, tapi anda menyempatkan waktu untuk datang ke acara sederhana saya" ucap dokter alex.
"Anda terlalu berlebihan dok, saya juga masih belajar. Masih banyak dokter yang lebih hebat dari saya di luaran sana" ucap Stefani merendah
Begitulah Stefani, ia tak pernah sombong dsn besar kepala saat mendapat pujian dari orang lain. Karena baginya, diatas langit masih ada langit. Masih ada yang terhebat diantara yang hebat. Hidup harus digunakan untuk selalu belajar. Belajar menjadi pribadi yang lebih baik, belajar menjadi baik, dan belajar menjadi yang terbaik diantara yang baik. itulah yang diajarkan dadynya. Dan ajaran itu ia jadikan pedoman di dalam setiap langkahnya. dan karena pedoman itulah, ia bisa berada di titik ini. titik dimana dia dikenal banyak orang karena usahanya sendiri, buksn karena koneksi ayahnya.
"Anda benar² rendah hati dokter" puji dokter alex. Stefanu hanya tersenyum.
Stefani duduk di salah satu kursi bersama Vanya disampingnya. Seminar ini menjelaskan tenrang tata cara hidup sehat dan ideal.
Waktu berjalan dengan cepat, seminar berjalan dengan lancar. Waktu menunjukkan pukul 23.00, seminar ditutup dengan beberapa pertunjukan menarik hingga akhirnya semua tsmu undangan keluar ruangan menuju rumah masing².
"Van, saya antar ya" ucap Stefani saat dia dan Vanya sampai di parkiran.
"Tidak usah dok. Saya naik taksi saja" tolak Vanya.
"Van, ini tuh udah malem banget. mana ada taksi jam segini. lagian kamu itu perempuan, nanti kalo kamu kenapa-napa dijalan gimana. Udah yuk masuk, saya anterin" ucap Stefani. Vanya diam sejenak, ia lalu mengangguk dan masuk ke mobil Stefani.
****
Setelah selesai mengantar Vanya, Stefani melajukan mobilnya menuju mansion. Jalanan terlihat sepi karena ini sudah larut malam. Tiba-tiba dia dihadang oleh beberapa pria berbadan kekar. Jumlahnya kira² ada 8 orang.
Cittttt
Mobil Stefani berhenti mendadak. Salah satu dari mereka datang dan menggedor-gedor kaca mobil Stefani.
"WOY KELUAR LO NJINGG" seru orang itu.
Stefani panik, tak ada seorang pun disana. ia bisa saja melawan, tapi saat ini tubuhnya tidak me mung kin kang.
Salah satu dari mereka terus menggedor pintu mobil. dan kawannya yang lain datang membawa tongkat baseball, dan
Brakkk....pyarrr
Orang itu memukul kaca mobil Stefsni hingga pecah. Mau tak mau, Stefani keluar dari mobil dengan perasaan kesal, takut, dan lelah.
"Serahin semua barang lo" titah orang itu.
"Enak aja lo" sewot Stefani.
"Berani lo hah!?" bentak orang itu. Stefani hanya diem sambil tersenyum miring.
Merasa diabaikan, orang itu merasa geram. ia berusaha memukul Stefani, tapi tiba-tiba
Bugh
"Beraninya sama cewek" ucap orang itu sambil menendang perut preman itu.
**Tandaii typo. jangan lupa like, coment and vote ya guyss.
Happy reading:v**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!