Namaku Novelia Natalie, orang-orang biasa memanggilku dengan velia namun ada seseorang yang memiliki nama panggilan tersendiri terhadapku dia selalu memanggil ku dengan sebutan Li entah kenapa dia memanggil ku begiu katanya dia hanya ingin berbeda dari orang lain, orang itu adalah Frans Leonardo yang biasa ku panggil dengan Leo.
Leo begitu baik kepadaku, sejak kami masih kanak-kanak dia sering membantu ku tak jarang juga dia menghibur ku ketika anak-anak lain mengusilliku. Leo seperti saudara bagiku, aku menyayanginya seperti kakak laki-laki ku.
<~~~~~>
Sekarang ini kami sudah berada di bangku sekolah menengah atas tepatnya kelas 12, biasanya kami selalu sekelas namun setelah kami SMA kami memilih jurusan yang berbeda. aku masuk kelas IPA sedangkan leo kelas IPS. Leo menjadi kapten futsal disekolah kami berada, hampir semua cewek-cewek sekolah menyukainya dan berusaha mendekatinya termasuk Sheila yang merupakan gadis terpopuler disekolah.
Menurutku Sheila adalah seorang utusan bidadari, dia begitu cantik berkulit putih dengan tubuh tinggi dan rambut ikalnya yang begitu indah.
"Le, lihat itu Sheila. cantik banget ya. aku aja sebagai perempuan terpesona melihatnya apalagi kaum pria" ucapku pada leo yg duduk didepan ku saat kami sedang berada di kantin.
"apaan sih, biasa aja kok. itukan menurut kamu, belum tentu semua pria tergila-gila padanya" jawab Leo dengan cuek tanpa memandang ke arah Sheila.
"ah masa sih gak tergila-gila, coba deh lihat. dia bagaikan bidadari yang turun dari khayangan" ucapku lagi.
"Li itu makanan bisa gak termakan jika kau terus saja memandangi dia" ucap leo sambil memukul kepala ku.
"ah sakit tahu" ucapku sedikit kesal.
namun Leo hanya tersenyum padaku.
"wah ternyata kamu manis juga le saat tersenyum begitu" gumamku dalam hati.
"Li, ntar pulang bareng gue ya" ucap leo.
"eh gak bisa le, ntar gue ada janji pas pulang sekolah sama Brian" jawabku dengan cepat.
"ah Brian? Brian kelas IPA B maksud Lo?" tangannya kaget.
"hehe iya, tadi dia ajak gue nemanin dia beli sesuatu, oh iya gue duluan ya le ke kelas, bye my leo" ucapku lalu pergi meninggalkan leo dikantin.
Brian adalah pria sejurusan denganku tetapi tidak satu kelas. Brian pria yg lumayan ganteng dan juga terkenal playboy, udah banyak gadis yang dibuat patah hati olehnya.
>>flashback<<
waktu istirahat telah tiba, aku buru-buru pergi ke kantin karena tidak sabar ingin bertemu dengan Leo teman baikku. namun ketika melalui kelas IPA B seseorang mengejutkan ku dengan menarik tanganku tiba-tiba sehingga membuat langkah kakiku terhenti.
"eh Brian, kenapa?" kataku dengan kaget.
"hai velia, mau kemana kok buru-buru" tanyanya
"oh ini gue mau ke kantin" jawabku
"gue temenin ya" pinta Brian.
"eh gausa Brian, gue bisa sendiri. lagian Leo udah nungguin gue disana" jawabku dengan cepat.
"leo anak IPS itu ya. yaudah deh, tapi gue mau minta tolong boleh gak Lo ntar pulang sekolah temaninn gue beli kado buat nyokap gue" pintanya.
"Brian aneh banget, tumbenan dia begitu ke gue. minta ditemani segala lagi. tapi yaudah deh anggap aja wujud terimakasih karena dia udah nyelamatin gue pas dilab kemaren" gumamku dalam hati.
"hei halo velia, Lo dengerin gue gak sih?" kata Brian yang menyadarkan ku dari lamunan.
"eh... I...iya deh" jawabku gugup
"oke sampai ketemu nanti velia" ucapnya sambil tersenyum.
"iya. gue duluan ya Brian, bye" ucapku sambil berjalan ke kantin.
tingting.... tingting
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua sibuk merapikan buku dan memasukkannya kedalam tas, begitupun denganku. aku bergegas ingin pulang kerumah, ketika ingin menghubungi Leo aku teringat oleh janjiku pada Brian untuk menemaninya sore ini. setelah mengingat hal itu ku masukkan kembali handphone ku kedalam tas lalu aku berjalan keluar kelas. betapa terkejutnya aku setelah mendapati Brian yg telah memandangi ku sedari tadi.
"lama banget sih, gue dari tadi udah didepan kelas nungguin elo" ucapnya dengan sedikit kesal
"ma...maaf Brian gue tadi harus menghubungi mama dulu, izin kalau gue sedikit telat pulang" jawabku berbohong
"oh maafkan aku velia, gue kira Lo lupa sama janji lo tadi" jawabannya dengan wajah bersalah.
aku hanya tersenyum lalu mendahuluinya menuju ke parkiran.
Setibanya di toko pakaian khusus wanita Brian memintaku untuk membantu memilihkan baju yg cocok untuk ibunya. setelah sekitar 20 menit akhirnya kami menemukan baju yang cocok untuk ibunya Brian. setelah itu Brian mengajakku untuk makan siang diluar dan aku menurutinya. ketika menunggu pesanan kami mengobrol santai. dia menanyakan ada hubungan apa aku dengan leo.
"oh jadi Leo cuman teman kecil Lo doang. kirain selama ini Lo dan dia pacaran" ucap brian yang mengagetkan ku
"khok khok. pacar? ya ampun gak mungkin dong pria seperti Leo jatuh cinta dengan wanita seperti gue, ada-ada aja Lo" ucapku yang sambil berbatuk karena tersedak.
"emang kenapa gak mungkin?"tanya Brian dengan wajah penasaran.
"yah gak mungkin lah Brian. mana ada cowok yang mau sama cewek seperti gue, udah jelek gak tahu dandan dan lebih parahnya tubuh gue bisa dikategorikan gendut" jawabku serius.
"hahaha siapa bilang sih Lo itu gendut. buta tuh yang bilang begitu" ucapnya sambil sedikit tertawa.
<~~~~~~~~>
Semakin lama aku dan Brian menjadi lebih dekat. Brian sering mengajakku untuk makan diluar bahkan sekedar untuk berjalan-jalan di taman. aku mulai nyaman berada disampingnya hingga suatu ketika hatiku dibuat berbunga-bunga olehnya ketika kami sedang makan siang di restoran yang tidak begitu mewah namun terasa nyaman, Brian naik ke panggung yang ada di restoran itu lalu mempersembahkan sebuah lagu buatku yang berjudul akhirnya ku menemukanmu.
*Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat hati ini mulai merapuh
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh
Kuberharap engkaulah
Jawaban segala risau hatiku
Dan biarkan diriku
Mencintaimu
Hingga ujung usiaku
Jika nanti kusanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih 'tuk mencintaiku
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat hati ini mulai merapuh
Kuberharap engkaulah
Jawaban segala risau hatiku
Dan biarkan diriku
Mencintaimu
Hingga ujung usiaku
Jika nanti kusanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih 'tuk mencintaiku
Jika nanti kusanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih 'tuk mencintaiku
Akhirnya 'ku menemukanmu*
setelah brian selesai bernyanyi para tamu yang ada di restoran itu memberikan tepuk tangan yang meriah.
"wahh, aku gak nyangka suaramu bagus sekali Brian" ucapku kagum
"ah Lo terlalu memuji gue, jadi malu deh" ucapnya sambil tersenyum
"gue serius kali" ucapku dengan wajah tersenyum
"terimakasih velia, oh iya ve gue mau ngajak Lo ke suatu tempat sebelum gue antar Lo pulang, boleh gak?" tanya nya dengan wajah serius
"kemana?"tanyaku dengan cepat
"ntar Lo juga bakalan tahu" ucapnya sambil tersenyum
"Hem tapi gue udah janji pulang cepat sama mama" jawabku berbohong karena aku udah janji akan lihat Leo main futsal nanti sore jam 5.
"bentar aja, gue janji gak bakalan lama paling cuman kurang dari 20 menit" ucapnya sedikit memohon.
"baiklah tapi janji ya jam 4 loh harus udah antar gue balik" ucapku sambil mengacungkan jari kelingking ku
"janji" jawabnya cepat sambil mengacungkan jari kelingking nya.
setelah selesai makan siang, Brian membawaku kesebuah taman. taman ini begitu asri, bersih dan udaranya sangat sejuk. ditempat ini bukan hanya tempat para sepasang kekasih namun ada juga beberapa keluarga yang bermain bersama anak-anaknya. pandangan ku tertuju pada seorang anak yang sedang asyik bermain bersama ayahnya dan ibunya duduk memperhatikan mereka bermain. "wah keluarga yang harmonis" gumamku dalam hati.
"ve, duduk disitu aja yuk" ajak Brian
tanpa menjawab aku mengikuti langkah kakinya.
"ve Lo tahu gak, kalau gue lagi sedih karena masalah, gue sering datang ke taman ini. saat melihat anak-anak kecil bermain dengan bahagia disini membuat gue iri"
"iri kenapa?" tanyaku heran
"gue iri, karena orangtua mereka ada waktu buat bermain bersama mereka. sedangkan gue, orangtua gue selalu sibuk sejak gue kecil hingga sebesar ini gak pernah tuh mereka punya waktu buat gue" jelasnya panjang kali lebar
"kasihan juga ya Brian" ucapku dalam hati.
"tapi Lo tahu gak, Sekarang gue ngerasa hidup gue sedikit berbeda semenjak Lo hadir dihidup gue" lanjutnya yang membuat aku kaget
"Mak.... maksud Lo?" tanyaku dengan gugup
"maksud gue,. Lo udah merubah hidup gue ve. gue ingin Lo lebih dari teman buat gue.
ve gue bisa nanya sesuatu gak sama lo?"
"tanya aja, mumpung bertanya masih gratis" ucapku sedikit tertawa.
"gue serius. gue mau nanya apa Lo udah punya pacar?" ucapnya dengan wajah serius
degh..
seketika jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. duh apaan nih jantung gue kok jadi gak karuan gini sih. dan apa... apa maksud perkataan Brian ini. apa dia sedang menyatakan perasaannya padaku. ah kenapa... kenapa dengan cara begini. duh wajahku pasti sudah memerah. ahk Brian ucapan mu membuatku malu.
"ve, velia" panggil Brian yang mengagetkan ku
"eh i...iya.. a...ada apa Brian eh salah Mak... maksudnya itu tadi kau ngomong apa?" jawabku dengan gugup.
"novelia Natalie, bersediakah engkau menjadi pacarku?" ucapnya sambil memegang tanganku
"ta... tapikan kita baru aja dekat" jawabku
"iya aku tahu ve, tapi aku gak bisa bohongi perasaan ku. aku mencintaimu velia" ucapnya dengan menatap wajahku.
aku bingung harus berkata apa. aku juga tidak mampu berbohong jika hatiku juga sudah nyaman dengan keberadaan Brian di sisiku, namun satu sisi aku teringat akan ucapan leo tentang Brian yang suka mematahkan hati perempuan dan teman-teman sekelas ku sering mengatakan jika Brian adalah playboy.
apa yang harus ku katakan pada Brian kali ini.
"ve jika memang kau tak menerima ku, aku tak apa" jawabnya dengan perlahan melepaskan tanganku yang digenggamnya sedari tadi.
"Brian bukan begitu maksudku. ak.. aku ha... hanya sedikit gugup karena ini terlalu tiba-tiba"
"lalu apakah jawaban mu ve?"
"Hem.. tentang itu aku... aku juga nyaman berada dekatmu. tapi aku takut jika nanti hatiku terluka" ucapku sambil menunduk.
"ve aku janji tidak akan melukai hatimu, tatap mataku ve, aku serius. lihat mataku apakah aku sedang berbohong atau tidak" ucapnya menyakinkan ku.
"baiklah Brian, mari kita coba" jawabku dengan tersenyum
"Mak... maksudnya Ki... kita jadi.. an ve?"
"I..iy.. iya" jawabku gugup
Brian begitu senang mendengar jawabku, dia menjadi seperti anak kecil yang ada ditaman ini dia melompat-lompat kegirangan. "terimakasih velia" ucapnya sambil memelukku.
<~~~~~~~>
Brian menepati janjinya untuk mengantarkan ku pulang pukul 4 sore. betapa bahagianya aku hari ini, setelah sekian lama kini aku memiliki kekasih hati. ah Brian rasanya aku ingin selalu bersamamu.
saat aku asyik menghayal, tiba-tiba ponselku bergetar.
derttt... derttt... derttt
panggilan masuk dari leo.
**halo" sapanya dari sana
"hai my leo" ucapku dengan gembira
"eh tumben Li nada bicara Lo senang banget, kayaknya ada sesuatu hal gembira ni"
rasanya aku ingin segera memberitahukan leo tentang hubungan ku dan Brian, namun aku kembali teringat bahwa Leo kurang menyukai Brian jadi ku urungkan niatku memberitahu dia.
"Lia, Lo masih bernafaskan?"
"masih lah, Lo ya sahabat yang jahat. masa sahabat nya didoain ninggal" ucapku kesal
"hahaha gue kan nanya soalnya Lo tiba-tiba diam. oh iya gue udah di depan rumah Lo nih. cepatan turun, gue udah mau telat nih" ucap leo yang seketika menyadarkan ku, jika hari ini aku janji menemaninya bermain futsal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!