NovelToon NovelToon

My First Kiss, Not My First Love

Tahun baru, harapan baru.

Malam tahun baru 2014....

Malam tahun baru kali ini sungguh berbeda, tahun lalu aku masih merayakan malam pergantian tahun bersama keluargaku di Bandung, tahun ini aku hanya duduk menyendiri di depan jendela kamar kostan menanti detik-detik nyala kembang api di seluruh penjuru kota Bali.

Namaku Hanna, aku lahir di awal bulan oktober tahun 1991. Aku seorang karyawan magang di sebuah departemen store di Bali.

Cerita ini berawal dari obsesiku terhadap seorang pria bernama Rayhan, dia cinta pertamaku semenjak kelas 6 sekolah dasar.

Kami sering bermain bersama setelah pulang sekolah, dan mengaji bersama karena rumah kami lumayan berdekatan, tepatnya kami satu kampung. Dia juga merupakan saudara salah satu sahabat kecilku Kezia.

Dulu saat masih kecil orang bilang cinta pertama itu hanyalah cinta monyet, tapi bagiku cinta ini benar-benar cinta yang sesungguhnya karena setiap detik, menit, jam yang kupikirkan hanya Rayhan seorang. Hingga hampir membuat persiapan ujian akhirku berantakan karna yang kulakukan hanyalah melamun di depan buku pelajaran, bukannya menghafal bahan-bahan ujian. Hihi..

Duarrrrrrrr.... duarrrrrr.....

Teeeeeetttttttt..............

Suara letusan kembang api dan terompet membuyarkanku yang sedari tadi asyik flashback masa kecilku yang begitu indah.

" Wah sudah mulai pesta kembang apinya, sayang sekali di kota yang indah ini aku hanya bisa menikmatinya sendiri di kamar kecil ini." Ucapku.

Tanpa terasa air mata mengalir di pipiku, merasa sedih dan rindu akan keluarga dan sahabat-sahabatku di Bandung.

" Tapi, aku tidak boleh sedih, ' menyeka air mata di pipiku ' ini keputusanku jadi apapun yang terjadi aku harus kuat dan tegar, semangat !! "

Mengepalkan kedua tangan sambil berulang kali mengatakan "semangat semangat dan semangaaaatttttttttttttt" setengah menjerit di dalam kamar kostan.

Tanpa terasa mataku sudah benar-benar mengantuk, hanya selang beberapa menit setelah pergantian tahun akupun bersiap-siap untuk tidur karena besoknya aku harus bekerja, aku selalu memasang alarm pukul 5 pagi agar tidak kesiangan pergi bekerja.

Jarak tempuh dari kostan ke tempat kerja tidak terlalu jauh memang karena aku sengaja memilih tempat kost terdekat untuk menghemat waktu.

Aku bekerja di sebuah departemen store di daerah kabupaten di Bali, masih menjadi karyawan magang selama 3 bulan. Aku bekerja di bagian servis crew (pramuniaga) divisi menswear.

Menjadi karyawan toko khususnya karyawan bagian lapangan memang sangat jarang mendapat libur di tanggal merah setiap bulannya. Libur tanggal merah hanya khusus untuk beberapa staff dan karyawan back office seperti Adm dan bagian gudang, namun bagi staff on duty selalu ada yang masuk meskipun tanggal merah, untuk memantau kinerja para karyawan.

Sebelum tidur, tidak lupa berdoa dan memanjatkan beberapa permohonan kecil dan harapan. Harapanku kali ini agak berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini aku hanya memohon agar aku bisa menemukan kebahagianku dimanapun dan dengan siapapun itu. Karena harapanku pada beberapa tahun lalu selalu sama yaitu, aku ingin menjadi lebih dekat dengan orang yang aku cintai, cinta pertamaku, Rayhan.

Namun, kali ini sungguh berbeda, aku merasa sudah hilang harapan dan semangat. Aku merasa kita tidak bisa dekat seperti dahulu lagi, entah itu karena kami masing-masing sibuk bekerja atau mungkin situasi dan kondisi yang sudah berbeda. Akupun belum menemukan jawabannya.

Esoknya saat alarm berbunyi menandakan pukul 5 pagi, akupun terbangun dari tidur lelapku. Lalu pergi ke kamar mandi dan mengambil air wudhu bersiap-siap untuk shalat shubuh. Setelah itu lanjut sarapan lalu mandi dan siap-siap pergi bekerja. Tepat pukul 06.30 wita, aku keluar dari kamar kostan dan berjalan kaki ke tempat kerja.

Hampir 3 bulan lamanya aku selalu berjalan kaki ke tempat kerja, jarak tempuhnya beberapa kilometer dengan waktu 15 menit yaaaaaa lumayan melelahkan sih tapi kuanggap ini sebagai olahraga pagi saja. Membuat kedua betisku semakin berotot.

Sebetulnya dari dekat kostanku ada halte bus, hanya saja aku memang sedang mengirit biaya pengeluaranku, karena aku hanya seorang karyawan magang jadi gajiku belum sesuai upah minimum regional. Dan lagi, karena jauh dari orang tua, aku harus membiayai segala kebutuhanku dari mulai biaya kost, makan dan lainya, sendiri.

Karena sebetulnya orangtuaku tidak mendukungku pergi mencari pekerjaan di Bali. Orangtuaku, terutama ibuku, sangat menentang kepergianku awalnya. Hanya saja aku berhasil meluluhkan hatinya dengan dalih aku ingin mencari pengalaman hidup mandiri.

Dengan beberapa persyaratan akhirnya ibuku menyetujuinya, asalkan aku harus menanggung semua biaya hidupku sendiri tanpa bantuan orangtua sebagai bentuk hukuman karena membuat orangtuaku kecewa dengan kepergianku.

Walaupun, pada akhirnya, setelah beberapa minggu tinggal di Bali, ibuku selalu menelpon dan bertanya apakah aku masih punya cukup uang untuk makan, dan akan mentrasfer beberapa uang karena khawatir aku tidak makan dan mati kelaparan. Tapi, aku selalu menolaknya karena untungnya aku masih memiliki uang tabungan dan pesangon hasil dulu bekerja di Bandung.

Pukul 06.50 wita, aku baru sampai di tempat kerja, sebelum masuk ke dalam toko seluruh karyawan selalu wajib melakukan chek buddy, dan pengechekan isi tas yang di bawa dari rumah demi keamanan lingkungan tempat kerja.

Setelah selesai, aku langsung menuju loker menyimpan tas dan sweater, merapihkan seragam dan makeup ku kembali. Seluruh karyawati khususnya wajib memakai makeup dan merapihkan rambutnya dengan cara di cempol ke atas.

Tiba-tiba dari belakang terdengar suara seseorang laki-laki memanggil namaku.

" Hanna, Hanna Anjani. "

" Iya pak " jawabku refleks, sambil memutarkan badan.

Ternyata itu suara kepala personalia di tempatku bekerja.

" Setelah selesai doa pagi, saya tunggu di ruang personalia ya !!"

" Baik pa." Jawabku.

Pak Seno namanya, setelah mendapat jawabanku dia tersenyum lalu pergi masuk ke area doa pagi.

Sebelum bekerja kami seluruh karyawan/ti maupun staff wajib berdoa bersama demi kelancaran kami dalam bekerja, tentu saja, berdoa menurut kepercayaan masing-masing.

Lalu, jikalau ada beberapa hal penting yang harus di sampaikan kepada seluruh karyawan/ti maka salah seorang staff akan memberitahukan kepada kami.

Tak lupa ditutup dengan yel-yel perusahaan untuk membakar semangat para karyawan/ti.

Selama doa pagi berlangsung hingga selesai aku menjadi kurang fokus karena merasa penasaran kenapa pak Seno memanggilku ke ruang personalia nanti.

" Ada apa, apa aku melakukan kesalahan akhir-akhir ini " tukasku di dalam hati.

Setelah selesai berdoa pagi, aku berbincang dengan seniorku di konter menswear, ka Putri.

" Kak Putri, aku di tadi di suruh langsung ke ruang personalia abis selesai doa pagi, ada apa ya kira-kira?" tanyaku.

" Nah loh.... habis ngelakuin dosa besar apa coba inget-inget..." sambil tersenyum meringis menakut-nakuti ku.

" Iiiiihhhhh atulahhhhh plissss aku gak tau." Jawabku sambil merengek.

" Hahaha.... udah sana samperin aja dulu pak Seno, mau di naikin gaji kali... " Timpal kak Putri.

Akupun langsung menuju ruang personalia setelah sedikit berbincang dengan seniorku.

Awal tahun baru, perjanjian baru.

Di dalam ruangan personalia, aku duduk berhadapan dengan pak Seno, hanya di pisahkan oleh sebuah meja tulis dan komputer di atas meja.

" Ok, Hanna, tidak usah tegang, saya gak bakalan kasih kamu surat peringatan kok " ucapnya sambil sedikit tersenyum, pak Seno menggodaku.

" Maaf pak, lantas ada apa ya saya di panggil kemari ?" tanyaku penasaran.

" Lho, kamu lupa, besok tanggal 2 januari, kontrak magang kamu kan sudah selesai." Tegas pak Seno.

Dalam hati, " ya ampun kok bisa-bisanya aku lupa sih. Haduh gimana ini. Kira-kira apa pekerjaanku bakalan berakhir sampai disini saja."

Padahal sebetulnya aku sudah merasa sedikit nyaman dan betah walaupun baru sebentar bekerja disini.

" Gimana, sudah ingat sekarang?" tanya pak Seno membuatku tersadar kembali.

" Iya pak, maaf saya lupa." Jawabku sambil sedikit menyeringai.

Lalu pak Seno menjelaskan panjang lebar persoalan kontrak kerja yang baru untuk kedepannya, sampai aku benar-benar mengerti dan menyetujuinya akhirnya akupun kembali ke lapangan, ke konter menswear untuk bekerja.

Disana tentu saja sudah ada kak Putri dan bli Agung. Bli adalah panggilan kakak untuk laki-laki yang usianya lebih tua di Bali, kalau di Bandung sama seperti Aa atau Akang. Tapi karena kak Putri bukan warga asli Bali, dia memintaku memanggilnya kakak saja.

" Sssssttttt.... gimana hasilnya, kenapa sampe kamu di panggil ke ruang personalia?" tanya bli Agung penasaran.

Kak putri pun sama memasang wajah penasaran di hadapanku sambil mengangkat kedua alisnya yang tebal.

" Akuuuuuuu....... "

" Apa.....??" tanya mereka kompak.

" Akuuuuuuu....... di perpanjang kontrak kerja." Jawabku sambil menyeringai.

" Syukurlah kalo begitu." Tukas bli Agung sambil menghela nafas.

" Ta-piiiiiiii.... " belum sempat aku melanjutkan kata - kata, kak Putri pun menyela.

" Tapi apa...? " dengan wajah penasaran.

" Tapi aku di pindahkan ke cabang ibukota, yesss akhirnya aku jadi lebih dekat dengan dia." Aku sangat kegirangan saat itu.

" Dia... siapa sih ? kamu malah senang mau pergi ninggalin kita disini." Ucap bli Agung dengan raut wajah sedih.

" Yaaahhhh... maaf bli, aku juga gak tau kalo bakal di pindah cabang, hu...huu... " sambil memasang wajah sedih hendak menangis.

" Baik-baik ya nanti disana, jangan lupain kita disini oke." Pinta ka Putri yang sepertinya sudah paham kenapa aku sampai kegirangan.

" Tentu saja kak, aku tidak akan pernah melupakan kalian disini, kalau ada waktu senggang aku pasti main kesini kok." Sambil memeluk kak Putri.

Sepuluh hari kemudian...

" Hemh... akhirnya aku bisa bertemu dengan Rayhan !!"

Setelah sekian lamanya di Bali, baru kali ini aku bisa pergi jalan bersamanya. Sedari tadi aku tersenyum tiada hentinya memikirkan akan pergi jalan - jalan walaupun hanya sebentar. Iyaaa... hanya sebentar, karena siang nanti pukul 12 siang aku harus pulang dan bersiap-siap bekerja.

Di toko, kami memang bekerja di bagi menjadi 2 shift, pagi dan siang. Dan akan bergantian setiap minggunya. Tak apalah walaupun terasa lelah yang penting aku bahagia.

Bagi seorang karyawan/ti lapangan di toko sepertiku hari minggu bukan hari libur, hanya beberapa staff dan divisi back office saja yang bisa libur di hari weekend. Hari libur kami bergantian antara hari senin sampai hari jumat. Dan hari liburku adalah hari kamis.

" Tididtttt.... "

Suara klakson motor membuatku terperanjat kaget.

" Hai, ayok jalan !!" seru Rayhan sambil tersenyum.

Rayhan Abimana, dia satu tahun lebih tua umurnya dariku. Kami satu sekolah di SD dan SMP. Saat SMA sekolah kami berbeda. Aku mulai kehilangan waktu mengobrol karena kesibukan dan sekolah kami yang berbeda.

Maka dari itu saat kelas 2 SMA, aku membuka celengan ayamku untuk membeli handphone walaupun bekas yang penting kondisinya masih bagus. Dan, orang yang pertama kali kupinta dan ku save nomor handphone nya adalah Rayhan. Tentu saja agar komunikasi kami tetap lancar.

Entah karena memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu kalau aku memiliki perasaan spesial kepadanya, dia tidak pernah canggung membalas pesanku.

Dia tetap selalu menjadi orang yang humoris, menyenangkan walaupun hanya lewat sebuah pesan sms. Dia tetap orang yang selalu ku rindukan.

Dia bekerja di salah satu perusahaan di ibukota provinsi di Bali, hari liburnya tentu saja hari minggu.

Setelah pindah ke ibukota provinsi ini, akupun pindah rumah kostan. Kostan baru ku, tepat di sebrang gedung kostan Rayhan. Itu pun aku di beritahu Rayhan bahwa dia melihat ada pengumuman kamar kosong di gedung tersebut.

Tanpa pikir panjang aku pun setuju untuk kost disana meskipun biaya nya agak mahal dan lumayan jauh dari tempat kerja, yang penting aku jadi lebih dekat dengan Rayhan. Tapi semua sebanding dengan fasilitas dan kenyamanan yang ada di kostan baruku. Semua sudah ku perhitungkan, untung saja karena statusku sebagai karyawan kontrak walaupun hanya 3 tahun tapi dalam hal upah aku mengalami peningkatan. Yang penting aku masih bisa menabung dan membeli skincare kesayangan. Hihi...

" Kita mau pergi kemana a Rey....? " tanyaku.

" Gak jauh kok, kamu kan harus kerja nanti siang." Jawabnya sambil fokus membawa motor matic milik temannya.

Selama di Bali dia selalu pulang dan pergi kerja naik bus umum, sama halnya denganku. Untungnya halte bus tidak jauh dari kostan kami.

Sesampainya di tempat tujuan..

" Owh... jadi mau ngajak ke pantai nih " tukasku.

" Iya, memangnya kenapa? Sayang kan, selama kita di sini kalo gak maen ke pantai. Hehe " jawabnya.

Sebetulnya di dalam hati aku berkata,

" kenapa dia harus ngajak main kesini, apa gak ada tujuan lain."

Dia tidak tahu kalau sebenarnya aku tidak suka angin pantai. Terutama saat melihat pantai ataupun laut yang begitu luas entah kenapa, mungkin bisa di sebut agak phobia terhadap laut. Tidak terlalu parah sih hanya saja tetap aku tidak merasa nyaman.

Tidak lupa dia membawa kamera, setahuku dia sedang hobi fotografi dan bersepeda. Kami berjalan santai di pinggiran pantai sambil mengobrol dan sesekali dia memotret suasana pantai dan mencari angle terbaik di setiap sudut. Aku pun beberapa kali menjadi bahan objek fotonya. Untung saja tadi aku berdandan, memakai sunscreen dan lotions supaya kulitku tidak gosong terkena sinar matahari.

Setelah merasa cukup lelah, kami pun beristirahat mencari tempat duduk dan memesan beberapa makanan khas pinggiran pantai.

" Tunggu sebentar yaa !!"

Dia pun pergi entah kemana, aku hanya bisa duduk dan menunggu hingga dia kembali.

Setelah beberapa menit, dia pun kembali sambil membawa sebuah kelapa hijau dan dua buah sedotan plastik, ternyata dia membeli kelapa untuk menghilangkan kehausan ini.

" Nih minum " Rayhan menyodorkan satu butir kelapa ke hadapanku.

" Cuma satu aja ?" tanyaku.

" Iya, satu aja, buat kita berdua, biar kelihatan lebih romantis. Hehe... " jawabnya.

Seketika aku pun langsung tersipu malu mendengar dia berkata seperti itu.

Membuatku berfikir, " apa mungkin dia pun merasakan hal yang sama sepertiku."

Aku merasa tidak fokus, padahal dia sedang asyik menceritakan semua pengalamannya selama di Bali padaku. Sambil terus menyedot air kelapa, aku hanya bisa fokus memandang wajahnya saja.

Di dalam hati akupun berkata. " Ya Alloh, aku ingin dia, berikanlah dia, dekatkanlah dia selalu, jadikanlah dia jodohku. Aamiin."

Kehidupanku...

Malam harinya, setiap pulang kerja aku menunggu bus di halte depan, tidak jauh dari tempat kerjaku. Untungnya ada beberapa orang rekan kerja yang searah denganku walaupun kami belum mengenal satu sama lain, tapi aku tahu dia satu tempat kerja denganku. Jadi aku merasa aman dan tidak terlalu canggung kalaupun ada hal-hal yang tidak di inginkan, aku tinggal minta tolong mereka saja.

Yaaaaa, kehidupan di Bali memang berbeda dengan kampungku di Bandung. Tidak jarang aku menemukan orang mabuk di pinggir jalan, di halte bus maupun di dalam bus itu sendiri. Mau itu warga setempat, mungkin preman, bahkan aku pernah memergoki pelajar SMA sedang memegang botol miras. Apalagi turis asing, mereka memang sudah terbiasa minum - minuman beralkohol.

Aku duduk di kursi paling belakang, bersama salah satu rekan kerja di tempat kerja baruku. Kami berbincang dan berkenalan. Ternyata dia juga bukan warga asli Bali, dia dari kota Tasikmalaya. Umurnya 2 tahun lebih tua dariku dan akupun memanggilnya teteh sebagai panggilan kepada perempuan yang umurnya lebih tua di Jawa Barat. Dia bekerja di bagian kasir di lantai 1 departemen store tempatku bekerja.

Tanpa terasa, akhirnya bus sudah berhenti di depan halte dekat kostanku. Akupun pamit pulang duluan padanya.

Sesampainya di kostan aku merebahkan badanku di kasur. Aku benar-benar lelah hingga enggan untuk berganti baju dan menghapus makeup ku.

Walaupun rasa khawatir menghampiriku, iya, takut akan timbulnya jerawat nakal di wajahku karena tidur tanpa membersihkan wajah terlebih dahulu, tapi hari ini aku benar-benar lelah setelah pergi jalan-jalan dengan Rayhan pagi harinya dan siang hari harus bekerja dan pulang malam.

Tapi aku merasa sangat senang. Tak apalah, hari ini saja aku tidak mencuci muka. Besok saja oke. Let's go sleep.

Seperti biasa alarm berbunyi setiap jam 5 subuh, aku pun terbangun dan langsung mengambil air wudhu, tapi saat membasuh wajahku aku merasakan ada sesuatu yang menempel di tanganku, dan saat ku lihat wajahku di cermin aku baru menyadari kalau semalam aku tidak membersihkan wajahku sebelum tidur. Akupun menghentikan aktifitas wudhu ku terlebih dahulu dan mengeringkan wajahku dahulu dengan tissue, langsung ku ambil kapas dan micellar water untuk membersihkan makeup ku.

" Ya ampoooonnn, bisa - bisanya aku lupa membersihkan makeup sebelum tidur, aduh gimana ini, jangan sampai teman-teman kecilku muncul di wajahku yang sudah mulus dan sehat ini." Ucapku sambil menggosok - gosok kan kapas ke seluruh muka secara acak dan kasar.

Semenjak SMA, wajahku menjadi sering jerawatan, entah karena perubahan hormon, polusi udara, faktor makanan atau aku memang terlampau cuek terhadap penampilan. Karena ibuku bilang itu bukan faktor genetik, kulit wajah ibuku dan keluargaku tidak ada yang pernah jerawatan sepertiku, mereka selalu rajin perawatan, memakai masker tentu saja dengan cara dan bahan alami seperti telur, susu, madu, sayur dan buah bahkan sejenis dedaunan herbal pun sempat di racik oleh nenekku untuk menjadikannya masker dan berbagi dengan ibuku, makanya sampai saat ini usia ibuku yang sudah menginjak penghujung kepala lima, masih tetap kencang dan mulus, karena beliau rajin merawat wajah saat masih muda.

Setelah membersihkan dengan kapas, seperti biasa aku mencuci kembali wajahku dengan scrub/face wash, lalu mengambil wudhu kembali dan shalat shubuh.

Double cleansing itu sangat penting untuk memastikan agar kulit kita benar-benar bersih.

Aku selalu menonton tips dari para beauty vlogger di yucup untuk merawat wajahku semenjak kelas 3 SMA di warnet sebrang sekolahku.

Setelah menyadari bahwa perawatan wajah itu sangat penting untuk anak sekolah, aku jadi langganan membeli majalah seputar fashion dan beauty, tidak lupa mencari tahu video tips dan trik yang tepat di youtube.

Sepulang sekolah, saat kelas 3 sma aku sering nongkrong bersama teman atau sendiri saja di warnet, sesekali kami iseng - iseng membuat fs (fr**ndster) dan ym (yaho* mail) untuk sekedar mengikuti trend saat itu.

Setelah booming faceb**k, kami juga tidak lupa membuat akun media sosial tersebut hanya agar tidak di bilang ketinggalan zaman.

Zaman SMA memang banyak membuat perubahan dalam hidupku, aku mulai memahami fashion, makeup, apa itu skincare dan perawatan tubuh lainnya. Walaupun dengan modal seadanya anak sma, uang jajan dan tabunganku jadi habis untuk membeli semua peralatan dan bahan skincare.

Sesekali aku sering memakai bahan alami seperti tomat, mentimun, bengkuang, telur, buah dan sayur lainnya di dalam kulkas ibuku, sampai beliau kadang bingung sendiri saat hendak memasak atau membuat sesuatu, bahan-bahan nya tiba-tiba sudah menghilang begitu saja.

Kadang-kadang aku dan temanku berkumpul di rumahku atau di rumah salah satu sahabatku untuk saling berbagi tips dan trik perawatan tubuh, ataupun hanya sekedar berbagi info fashion terbaru.

Kami sudah jarang membaca buku pelajaran bersama, mengerjakan pr bersama, atau sekedar membahas materi tryout dan ujian. Kami pikir otak kami sudah cukup tertekan di dalam kelas saja, kami ingin bersenang-senang agar kami tidak panik dan stress saat menghadapi ujian nanti. Aahhhh... mengingatnya aku jadi merindukan sahabat-sahabatku di Bandung. Hiikksss..

Hari libur telah tiba...

Hari kamis kedua yang aku lalui setelah kepindahanku ke ibukota, aku berniat pergi ke sebuah toko buku untuk membeli beberapa buku karena kulihat sedang ada diskon, lumayan.

Setelah sarapan aku bersiap-siap mandi dan ber makeup. Membiarkan rambut panjangku terurai bebas dihias dengan bando syal kain di pita kan saja sudah membuatku merasa menawan, aku tipe orang yang sering memuji kecantikan wajahku sendiri di cermin.

Lalu dengan memakai kaos polos berwarna tosca di padukan dengan celana jeans biru pendek dan cardigan motif khas Bali yang baru ku beli beberapa hari yang lalu.

Cardigan dengan model kelelawar yang besar, panjangnya di bawah lutut sehingga membuatku tetap nyaman memakai celana pendek karena dapat menutupi sebagian betisku.

Aku memang bukan orang yang terlalu percaya diri memakai pakaian mini apalagi sexy. Karena aku seorang muslim, meskipun aku tidak berhijab, tapi aku masih bisa menahan diriku untuk tidak membiarkan auratku terlihat berlebihan. Tidak lupa aku pun menyemprotkan parfum sambil memutarkan badan bak di drama Korea dan memakai sepatu sport putih ala - ala abg masa kini.

Tanpa terasa, kini aku sudah berada di antara keramaian kota, banyak warga lokal maupun turis asing berlalu lalang keluar masuk dari satu toko ke toko lain, nongkrong dan membeli makanan streetfood, ada juga yang sedang tawar menawar antara pemilik toko dan pembeli.

Di salah satu sudut, di ibukota provinsi ini memang kawasan yang cukup padat dan ramai, di sepanjang jalan berjajar toko pakaian, aksesoris dan makanan.

Setiap hari tidak pernah sepi pengunjung apalagi di hari weekend pasti di penuhi oleh para wisatawan baik lokal maupun luar negeri.

Semua mata memang sedang tertuju pada pulau Bali sebagai daya tarik Indonesia saat ini. Pulau yang sangat indah untuk di kunjungi, dengan ciri khas adat, budaya dan bahasa, memiliki pesona yang mampu menarik perhatian para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di ujung jalan, terdapat sebuah toko buku kecil yang merupakan salah satu cabang dari toko buku dekat dengan departemen store tempatku bekerja. Aku lebih memilih ke toko kecil ini karena menurutku penataan lokasi buku dan tempat duduknya lebih nyaman. Aku memang hobi membaca dan membeli buku baik itu novel, komik maupun buku ilmu dan sastra.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!