NovelToon NovelToon

My Husband Hates Me

Awal

Di sebuah kamar pengantin dengan cahaya temaram dari lampu tidur yang menyala, seorang wanita yang baru saja melangsungkan acara pernikahannya dengan lelaki yang sangat dicintainya menangis terisak sendirian.

Kenapa menangis, padahal malam ini adalah malam pengantin bersama sang suami. Seharusnya dia bahagia, memulai hidup baru menikmati malam pertama bersama sang suami.

Tapi sepertinya hal itu tidak akan pernah terjadi. Karena suaminya baru saja meninggalkannya begitu saja setelah memaki-makinya sebelum pergi. Tidak ada yang tau mengapa.

Bingung.

Itulah yang dirasakan gadis bernama Shara Adiputra, marga yang diberikan oleh suaminya di altar pernikahan setelah mengucap janji suci siang tadi.

Bingung akan apa yang baru saja terjadi. Hatinya hancur berkeping-keping ketika sang suami memakinya.

"Dasar perempuan murahan!" bentak pria itu karena dia memeluk tubuh suaminya.

Kata-kata itu lolos begitu saja dari mulut pria itu. Hanya memeluk saja, tidak ada yang lain. Tapi kenapa reaksi pria itu terlalu berlebihan seperti itu. Bukankah itu wajar? Bahkan mereka sudah melakukan lebih dari itu sebelum pernikahan.

Dan sekarang wanita dengan lingerie seksi masih melekat di tubuh mungilnya menangis tersedu-sedu di kamar sunyi itu. Hanya itulah yang bisa dilakukannya.

Jika dia pergi keluar menyusul mencari suaminya maka akan menimbulkan banyak pertanyaan bagi orang-orang yang melihatnya. Pengantin wanita yang berkeliaran pada malam pertamanya, apa yang akan orang katakan tentang dirinya.

Tapi suaminya, orang lain juga akan berpikiran sama jika melihatnya. Shara tidak tau lagi harus melakukan apa.

Wanita itu hanya bisa menangis sepuasnya sampai kelelahan dan tertidur ketika fajar menyapa.

Wanita itu berharap ketika terbangun nanti semuanya berubah, semoga saja peristiwa ini hanya mimpi belaka.

Tapi sangat disayangkan, ketika maniknya mengerjap pun semuanya sama tidak ada yang berubah.

Dia masih tetap dengan lingerie yang kini sudah kusut tidak karuan.

Shara menoleh ke sampingnya, berharap sang suami sudah ada di sana. Air mata kembali menggenangi wajah cantiknya ketika tidak menemukan tubuh kekar sang suami di sebelahnya.

"Ternyata bukan mimpi..." lirih wanita itu seraya menutup wajahnya yang sudah basah.

"Dimana kamu Mas..." tangisnya semakin mengencang menggema di dalam kamar pengantin itu.

Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka membuat Shara menghentikan tangisannya.

Pria tampan yang baru kemarin menikahinya masuk ke dalam kamar. Tatapan tajamnya menghunus ketika melihat Shara.

"Mas kamu dari mana saja. Kenapa kemarin meninggalkanku Mas?" tanya Shara bertubi-tubi begitu sang suami mendekat.

Shara mencoba berpikir positif terhadap suaminya. Mungkin saja kemarin ada urusan penting yang begitu mendadak membuatnya harus meninggalkan malam yang seharusnya diisi dengan memadu kasih bersamanya.

Shara mencoba mengerti. Suaminya memang memimpin sebuah perusahaan besar membuatnya menjadi orang yang sibuk.

Persoalan makian dari sang suami, mungkin saja terjadi masalah di kantor sehingga membuat mood pria itu menjadi jelek.

Arian Adiputra lelaki dua puluh delapan tahun yang memiliki wajah tampan nan rupawan. Lelaki yang merupakan seorang pengusaha sukses di negaranya yang telah berhasil memikat hati Shara, seorang gadis sederhana yang dulunya merupakan sekretarisnya.

Kisah cinta mereka yang diawali dengan kebersamaan selama dua tahun menjadi partner dalam pekerjaan akhirnya berlanjut ketika keduanya menyadari perasaan mereka masing-masing.

Hingga akhirnya setelah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun mereka memilih melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.

Dan di sinilah kisah bermula. Ternyata kisah cinta mereka tidak semulus ketika mereka menjalin hubungan beberapa tahun lalu.

Pernikahan

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Shara. Jelas saja, karena hari ini pernikahannya akan dilangsungkan.

Pria yang menikahinya adalah atasannya di perusahaan terbesar kota ini. Pria dingin nan rupawan yang dulunya selalu berbuat semena-mena kepadanya kini menjadi calon suaminya dan beberapa jam lagi akan resmi menjadi suami.

Menikahi pria tampan dan mapan ditambah dengan pesta pernikahan yang begitu meriah membuat kebahagian gadis cantik itu berkali-kali lipat. Dia merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia.

Dan satu hal lain yang membuatnya bahagia adalah calon mertuanya beserta keluarga dari suaminya menerimanya dengan baik.

Namun, di balik semua kebahagiaan yang dirasakannya, ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Sejak kemarin malam menjelang pernikahan calon suaminya tidak memberi kabar sama sekali. Beberapa kali dia menghubungi dan mengirim pesan, tapi tidak ada satupun respon dari sang calon

Takut-takut Shara mulai membayangkan yang tidak-tidak terjadi di pernikahannya. "Shara apa yang kau pikirkan. Mungkin Arian sedang sibuk." lirih wanita itu berusaha membuang pikiran buruknya.

Selama kurang lebih tiga jam, akhirnya Shara selesai dihias. Gaun pengantin berwarna putih dengan hiasan mutiara di sekitar pinggiran gaun membuat penampilan gadis yang sebentar lagi akan menikah itu terlihat begitu memukau.

Tampilan elegan dari gaun ditambah dengan wajah cantik sang pemakai memancarkan aura kecantikan yang tiada duanya. Sungguh beruntung pria yang menikahi perempuan secantik Shara.

"Wah cantik sekali..." semua orang di ruang rias berdecak kagum melihat betapa cantiknya Shara hari ini.

Shara tersipu malu mendengarnya, apalagi kini pria yang menjadi cinta pertamanya sejak kecil berdiri di hadapannya melihatnya dengan tatapan sendu.

"Ayah..." lirih Shara memanggil sang ayah. Terlihat guratan kebahagiaan bercampur sedih di wajah keriput pria paruh baya itu. Bahagia karena putrinya akan memulai hidup baru bersama pria yang mencintainya, tetapi juga sedih karena setelah menikah nanti otomatis Shara akan jauh darinya.

"Putri Ayah sudah besar ternyata." ucapnya sambil mengusap lembut wajah putri tersayangnya.

Shara tidak kuasa menahan air matanya. Dia juga sedih meninggalkan sang ayah yang telah merawatnya. Seorang ayah yang sekaligus menjadi ibu baginya, sebentar lagi akan jauh darinya.

Dengan berlinang air mata, Shara menubruk tubuhnya ke dalam dekapan hangat pria itu. "Ayah..."

"Sst jangan menangis. Lihat nanti riasanmu berantakan." ujar Ayah. Anak gadisnya masih cengeng ternyata.

"Ayah aku berjanji akan sering mengunjungimu." janji gadis itu.

"Iya Ayah tau, kau pasti tidak akan melupakan Ayah." sambil mengusap air mata sang putri.

"Kemari, calon suamimu sudah menunggu."

Ayah memberikan lengannya dan segera diraih oleh gadis yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya.

Dengan mahkota berlian yang bertengger di puncak kepalanya, Shara berjalan beriringan dengan sang Ayah di sampingnya.

Jantungnya berpacu lebih cepat ketika pintu menuju altar terbuka. Dapat dirasakannya tangan Ayah memegang erat tangannya yang gemetaran.

"Jangan gugup Nak." ujar Ayah.

Kegugupan itu berlangsung sebentar saja, semua karena pria rupawan dengan setelan tiga potong berdiri dengan gagah di altar.

Senyum cerah memancar ketika bertatapan dengan sang calon suami. Rasa gugupnya yang diperhatikan oleh banyak orang menghilang begitu saja. Kini titik fokusnya adalah pria di atas sana.

Sampai di sana, Ayah menyerahkan tangan Shara yang disambut oleh Arian dengan senang hati.

"Tolong jaga putriku dengan baik." ucap Ayah kepada pria yang sebentar lagi akan menjadi menantunya.

Malam Pertama

Pernikahan berlangsung dengan lancar. Akhirnya Shara kini sah menjadi istri dari Arian Adiputra, gelar Nyonya Adiputra sudah melekat dalam namanya.

Pernikahan berlangsung dengan meriah. Para tamu undangan juga berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada pasangan yang sedang berbahagia itu. Hingga jam sepuluh malam lebih akhirnya pesta berakhir dan tamu undangan sudah pulang satu persatu.

Arian dan Shara segera pergi menuju kamar pengantin mereka. Tempat yang akan menjadi saksi bisu mereka memadu kasih sepanjang malam.

"Mas ingin mandi terlebih dahulu?" tanya Shara begitu mereka masuk ke dalam kamar.

Tidak tau mengapa, wajah sumrigah Arian sejak pesta dilaksanakan tiba-tiba berubah menjadi dingin ketika memasuki kamar.

Dengan tatapan dinginnya Arian menjawab, "Kau saja duluan."

Tanpa melihat Shara, Arian berjalan menuju sofa, membiarkan Shara kebingungan di sana.

"Ada apa dengan Mas Arian?" batin Shara.

Walaupun merasakan sesuatu yang janggal, Shara berusaha berpikir positif. Mungkin suaminya sedang kelelahan, pikirnya.

Dengan senyum cerianya Shara pergi masuk ke dalam kamar mandi. Melakukan ritual mandinya dengan step by step yang sempurna. Shara sesekali tersenyum ketika membayangkan malam pertamanya bersama Brian malam ini. Wajah cantiknya memerah merona ketika membayangkannya.

Shara sengaja menggunakan sabun beraroma memabukkan. Hal ini diketahuinya dari Kak Angel, kakak perempuan Arian. Kak Angel bilang jika menggunakan sabun ini, hanya dengan satu kali endus lelaki akan cepat terpancing gairah.

Setelah selesai melakukan ritual mandinya, Shara mengambil kotak yang juga diberikan Kak Angel kepadanya kemarin.

"Gunakan pakaian dalam kotak ini pada saat malam pertama kalian." Begitulah perkataan Angel padanya.

Shara tidak tau apa isi kotaknya, kemudian dengan penasaran Shara membuka kotak ini. Diangkatnya kain yang teronggok di sana, melebarkannya di udara.

"Pakaian macam apa ini. Ini bukan baju, kurang bahan semua." Shara bergidik melihat lingerie seksi merah menyala dari kotak itu.

Kakak iparnya itu sangat menyebalkan, gerutu Shara.

Membayangkan lingerie itu melekat di tubuh mungilnya, iuh seperti tidak memakai baju saja. Ahh malunya memakai lingerie ini di depan Arian.

Shara memang merupakan gadis polos. Tapi itulah kelebihannya yang membuat Arian Adiputra, seorang pria arogan nan dingin takluk dalam kuasa gadis itu. Sikap ramahnya, hati yang baik dan tulus yang perlahan mengubah Arian menjadi lebih manusiawi.

Dulu sebelum mengenal Shara, Arian adalah orang yang paling kejam. Tidak segan-segan menghancurkan lawannya yang berani menghalanginya. Tapi setelah Shara datang dalam kehidupannya, perlahan tapi pasti Arian mulai berubah. Sikap arogan pria itu mulai berkurang tetapi sikap dinginnya masih tetap melekat. Arian akan hangat saat bersama Shara dan keluarganya saja.

Tidaklah mudah menghadapi Arian selama ini. Apalagi Shara yang dulunya sekretarisnya, membuat Arian lebih mudah mempersulitnya. Meski banyak rintangan yang harus dilalui Shara, lambat laun hati Arian telah terpikat kepadanya.

"Tapi tidak ada salahnya aku memakainya, bukankah Arian kini sudah menjadi suamiku? Lagipula malam ini adalah malam pertama kami, kata Kak Angel malam pertama itu harus mengesankan." dengan polosnya Shara menimang-nimang memakai lingerie atau tidak.

Akhirnya Shara mengenakan lingerie itu, begitu pas melekat di tubuh mungilnya.

"Memalukan." rutuk Shara.

Sepuluh menit mondar-mandir di depan pintu, akhirnya Shara keluar juga dari kamar mandi.

"Mas Arian..." panggil Shara pelan. Dia tidak bisa menyembunyikan wajah malu-malu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!