Malam itu hujan begitu deras,seseorang memakai jas hujan hitam berjalan dengan gontainya menuju Alf*mart, dia membeli rokok disana. Pegawai kasir itu sama sekali tak menaruh curiga apa pun dengan orang itu karena itu jam 4 subuh mungkin petugas itu ngantuk. Keesokan harinya saat akan membersihkan toko pegawai itu baru sadar, banyak cairan berwarna merah kental bercampur air bening di lantai depan meja kasir.
"Apa itu ndi?" tanya Lia dia juga kariawan Alf*mart shift pagi.
"Entah lah mungkin semalam ada pelangan yang menumpahkan minuman,aku lupa banyak yang belanja saat dini hari" jawab Andi
Lia baru saja datang untuk berkerja,dia ikut membantu andi membersihkan toko dan menata barang-barang di rak.Karena jam kerjanya sudah habis Andi pun pulang.Teman-teman Lia di shift pagi sudah datang semua.
Andi pulang mengendarai motor metiknya dengan santai, menuju tempat usahanya yaitu kosannya 4-13.Ini hari kamis jam 8 pagi harusnya penghuni kosan sudah pada siap-siap kerja atau aktifitas lainnya.Andi memeriksa mobil dan motor penghuni tidak kurang satu pun,artinya ngak ada maling.
"Apa mungkin ini tangal merah!" batinnya.Dia membuka pintu dan pintu tidak di kunci, Andi hanya masuk tanpa menaruh curiga.Di dalam pun semua baik-baik saja, sama seperti waktu dia tingalkan. Yang jangal adalah kosan ini terlalu sepi, Semua kamar di sini di huni orang.Karena sangat ngantuk tanpa berfikir lagi dia masuk ke kamarnya di lantai satu itu.Dia merebahkan tubuhnya ke kasur dan memejamkan matanya.
Seseorang menindih perut Andi yang sedang tidur,Andi yang kaget langsung mencoba menyingkirkan orang itu.Tapi ternyata orang itu sudah mengikat tangan dan kaki Andi.
" apa ini rumah mu,kenapa kau menyewakan pada mereka ?"tanya orang itu ternyata dia wanita.
" kamu siapa? "tanya Andi lagi,seketika kantuknya hilang melihat wanita yang menindih tubuhnya itu memainkan sebilah p*sau dapur di tangannya,ya itu p*sau dapur rumah itu.
" Kau tau p*sau ini Ayah ku beli dari Italia,jauh-jauh dia kesana beli p* sau untuk memotong sayuran,bukannya sia-sia? " tanya wanita dengan nada yang mengerikan.
" Kumohon lepaskan aku !"pinta Andi hampir menangis.
"wah wah,semua penghuni di sini permintaannya sama semua ya.ohhhhhh tidak laki-laki berkacamata yang menghuni kamar 5,dia meminta aku melepaskan kamar nomor 11.!"jelas wanita itu.
" kemana mereka semua?"Tanya Andi.
" apa kau mau melihatnya ? " wanita itu malah balik tanya.
wanita itu turun dari tubuh Andi dan membuka jendela,dia melepaskan tudung jaketnya.dia tampak bukan orang yang bisa memb***h kecowak sekali pun.Wajah wanita itu begitu cantik dengan hidung mancung, bola matanya yang cerah serta bibir mungilnya.Tubuhnya tinggi semampai bak model internasiolal dengan wajahnya ke bule-bulean.
Wanita itu menaruh pisaunya di meja sebelah ranjang dan mengeluarkan hp nya dari saku jaketnya.
" kita mulai dari yang pertama,atau sesuai urutan kamarnya ?,"tanya wanita itu sambil duduk di samping Andi yang tidak berdaya.
"kau apakan mereka? " bentak Andi.
" tenang kau akan segera menyusul mereka semua," seringai wanita itu.
"karena kau yang menempatkan mereka di sini, paling tidak kau harus tau nasib mereka bukan ,"lanjut wanita itu sambil menyalakan hp nya.
Kosan 4-13 terletak di kompleks perumahan pingiran kota, sedang bangunannya sendiri terpaut jauh dari perumahan yang ada.Bisa di bilang bangunan Kosan 4-13 tak pernah di lewati penghuni lain karena letaknya jauh di ujung kompleks.Karena itu lah di sini kosannya bebas,semua penghuni di beri kunci masuk satu-satu,tak ada jam malam atau aturan sama sekali.Setiap kamar di beri peredam suara dan semua jendela di terali kecuali jendela besar di kamar Andi.Tak di sangka hal itu lah yang membawa petaka malam ini.
Di sebuah sekolah kepala sekolah sedang sibuk menelfon.
" kemana perempuan itu,masih honor aja kerja ngak pernah becus !,"kepala sekolah itu mulai marah.
"baru kerja 8 bulan saja sudah bertingkah,dasar anak muda jaman sekarang !"teriaknya semakin keras.
Dia keluar dari ruangan menuju ruang guru.
" pak Hasan ganti saja jam belajar bu Janeta kelihatan nya dia tidak bisa datang ke sekolah,aku telfon dari tadi tidak di angkat !"perintah kepala sekolah.Pak Hasan hanya menganguk,tapi di wajahnya ada raut kekhawatiran.
Di lain tempat ada seorang wanita yang mencoba menghubungi suaminya, tapi tak di angkat-angkat.
"Mas Tomy jadi pulang ngak sih kok aku telvon dari pagi ngak di angkat-angkat !".
Kasur Andi yang tadinya berwarna putih sudah berubah jadi merah,dia masih di ikat.Tubuhnya kaku dan tak bisa di kenali lagi.karena banyaknya sayatan yang di buat wanita itu di sekujur tubuh dan wajah Andi.
Pelakunya dengan santai membersihkan diri di kamar mandi.Ternyata dia juga mendapat perlawanan dari korbannya,entah siapa yang melawan.Di bahu kirinya ada luka menganga yang cukup lebar yang sudah di balut nya dengan perban,di tangan kanan serta paha kanan dan goresan kecil di bawah matanya.Wanita itu memandangi pantulan wajahnya di cermin sambil menyeringai.Dia berganti pakaian dengan pakaian Andi dan memungut bajunya yang berlumuran darah,dia memandangi luar dari jendela kamar Andi.
" semua masih sama saja ,!" gumamnya.lalu melangkah keluar dari kamar.
"rasanya sayang ya, pertunjukannya hanya semalam saja,kalo di perpanjang pasti lebih seru.!"dia pun keluar dari pintu depan dan berjalan ke arah belakang rumah itu.Ternyata ada rumah kecil di dalam hutan itu dan mobil sedan BMW terparkir di sana.
" sebenarnya aku hanya mau mengambil mu kak, tapi sinar lampu di rumah itu membuat ku ingin memb***h lagi !" gumamnya lalu membakar baju yang semalam di gunakannya beraksi.
" kenapa manusia memperjuangkan hidupnya yang tidak berarti itu,dia hanya yatim piatu yang hampir di jual bibinya di klab malam.Kamar no 11 itu hanya penderitaan yang dia alami selama ini.Aku sudah mengahiri penderitaannya,dia pasti bertrimakasih padaku."Wanita itu menaiki mobilnya dan melaju lewat tengah hutan.Sedangkan api masih melahap baju yang di bakar wanita tadi.
Pagi itu Lia sedang bersiap-siap untuk kerja,dia masih memikirkan cairan yang berceceran di depan meja kasir kemarin pagi.
" Itu pasti d\*rah, seperti biasa aku kalo datang bulan d\*rahnya kayak gitu !"gumamnya sambil menyisir rambut coklat sebahunya di depan cermin.Lia mempunyai firasat kalo cairan yang dilihatnya pagi kemarin ada hubungannya dengan Andi dan kosannya.
" Yang penting aku udah bilang ke Andi, kalo dia mau menerima siapa saja yang mau ngekos di rumah itu,pasti akan ada kejadian buruk !"
Lia keluar dari kamarnya,di dapati ibunya yang menyiapkan bekal serta sarapan nya.
" bu sebenernya yang punya rumah no 13 itu siapa sih,kok ngak pernah di sambangi ?"tanyaku
" engak tau lah nak, itu rumah udah di jual apa belum, dulu sih milik None Menir.Waktu ibu masih gadis ibu pernah kerja di sana,tapi ngak kerasan,anaknya banyak mana nakal-nakal semua.Semingguan lah ibu kerja di sana,gajinya besar sih.!" terocos ibu ku.Aku duduk di meja makan sambil menikmati nasi goreng buatan ibu ku.
" terus Andi?"tanyaku ingin tau,karena Andi datang sekitar 3 tahun yang lalu ke perumahan ini,mulanya dia tingal di luar perumahan.Lama-lama malah rumah itu di kos in ke orang-orang yang ngak bener.Banyak tetangga yang mengunjingkannya karena setahu mereka Andi adalah anak pak Wono yang biasa mengurus rumah itu.Datangnya ngak tentu untuk sekedar memangkas rumput atau membersihkan rumah itu.Sekarang malah di buat kontrakan.
" dia tu anak pak Wono,pak Wono itu orang kepercayaan nya None Menir itu , mungkin rumah itu udah di kasih ke keluarga pak Wono kali, kan udah lama juga.None itu orangnya baik dan dermawan,bisa jadi kayak gitu !" pendapat ibuku ada benarnya,keluarga itu pindah sekitar 20 tahun lalu dan yang merawat rumah itu adalah pak Wono aku juga pernah bertemu beliau dulu,orangnya rama.Sama sih kayak Andi juga ramah,tapi ngak mau tau urusan orang lain.Lagian Andi mulai berkerja juga belum lama ini,sekitar 2 bulanan lah.Kami udah akrab tapi belum kenal betul.
Aku menyelesaikan sarapan ku lalu pamit ke ibu untuk pergi kerja.Aku berangkat kerja dengan naik sepeda motor metik hasil kerja kerasku sendiri.Saat perjalanan ke luar gang ada rombongan ibu-ibu yang menyetop ku.
" eh dek Lia berhenti dulu ! " ibu-ibu ini pada riuh.
" ada apa bu?" tanya ku penasaran ,seperti ada hal penting yang mau di bicarakan.Ku matikan mesin motor ku.
" dari kemarin ngak ada satu orang pun yang keluar dari kosan itu dek !" kata bibi ku ,bibiku punya warung di depan gang.Kalau ke rumah ku belok kiri,kalo ke kosan Andi lurus aja.Dari warung bibi ku itu tidak ada rumah lagi sampai kosan Andi.
" masa sih bik, harusnya Andi kan shift malam ?"kataku sedikit tak percaya.
"biasanya Kalo mau keluar mereka belanja Rokok dulu, kadang kalo malam beli mie instan,ini ngak ada sama sekali dek !" jelas bibiku semakin membuatku ngeri.Jangan-Jangan firasatku bener.
" ngak tau lah aku bik, ini aku udah telat mau berangkat kerja.!" jawabku karena waktu sudah menunjukan jam 7:55.
" kalo semalem Andi ngak masuk WA bibi ya,biar bibi lapor ke pak Rt biar di cek ke sana, takutnya ada apa-apa.!"
" iya bik,aku berangkat dulu ya,!"
" ya ati-ati lia,!"
Aku masuk ke toko masih ada yang belanja, di toko udah ada Rudi di meja kasir dia kawan shift ku.Aku langsung ke belakang dan menaruh tas ku,sebenarnya aku yang bertugas sebagi kasir,jadi aku langsung keluar mengantika Rudi.
"makasih ya Rut !" kataku dan akupun mulai melayani pelangan satu-persatu.Di toko kami ini lumayan rame terus karena jauh dari pusat perbelanjaan dan warung kelontong.Saat pelangan sepi Rudi yang sudah selesai membereskan toko bertanya pada ku.
" Andi semalem ngak masuk,kamu tau kenapa ?" tanya Rudi,
" engak ?"
" Melani sama ikhsan bilang Andi ngak ngasih kabar sama sekali,di telfon juga ngak jawab !" jelas Rudi.
" kemana bocah te\*ik itu!" omel Rudi.Aku pun mengirim WA ke bibi ku,bahwa Andi ngak masuk kerja semalam dan tanpa pemberitahuan lebih dulu.
Jam 4:30 sore aku pulang kerja, di pintu masuk kompleks ada beberapa polisi.
"kok ada polisi !" pikirku heran.aku pun melanjutkan karena memang satpam di sini sudah hafal padaku.
Di gang masuk rumahku sepi sekali warung bibi ku juga tutup padahal biasanya ibu-ibu pada ngerumpi di rumah bibiku,termasuk ibuku.Aku hanya melanjutka laju motorku sampai depan rumahku.Di depan rumahku ada mobil polisi.
"ada apa " gumam ku penuh tanya,pikiran ku sudah melayang-layang tak karuan.Kumatikan mesin motorku,ku setandart dan aku langsung turun berlari ke arah pintu depan tanpa melepas helm.Ibuku duduk di sofa ruang tamu di peluk bibiku dan ada 2 polisi satu wanita satunya pria duduk di hadapan mereka.
" maaf pak ada apa ya pak?" tanyaku mencoba tak gemetar.
" adik bernama Angelia supratman !"tanya polisi itu semakin membuatku tegang.
" adik lepas dulu helm nya dan duduk dulu,kita cuma mau ngobrol kok dek!" jelas polisi itu.Sementara ibu dan bibik ku seperti habis menagis.Aku pun menuruti perintah polosi wanita itu melepas helm dan duduk di sebelah ibuku.
" begini dek Lia,siang ini kami dapat laporan dari pak Rt di sini,bahwa ada hal aneh yang terjadi di rumah no 13 di ujung kompleks itu.Menangapi laporan kami mengirim 2 polisi untuk memeriksa dan ternyata.Semua penghuni di sana sudah tidak ada yang bernyawa.!" jelas polisi wanita itu, itu membuatku tidak tau harus bicara apa.
" apa An di ju ga ?" tanyaku terbata.
" kami masih mengidentifikasi para korban dan mencari informasi !"
" saya punya foto Andi buk " aku mengeluarkan hp ku dan menunjukan foto Andi pada polisi itu.tanganku sangat gemetar.Mereka berbicara berbisik-bisik sambil memandangi foto Andi di hp ku.
" apa adek Lia pernah masuk ke kosan itu ?" tanya pak polisi itu.
"pernah pak sekali, waktu itu aku mengantar barang belanjaan yang di pesan oleh salah satu penghuni disana !" jawabku jujur.
"dek Lia masuk ke lantai berapa saja ?" tanya polisi itu.
" kalau tidak salah sampai lantai 3 pak kamar no 8 yang pesan !"jawab ku
" bisa ceritakan lebih rinci ?" tanya polisi itu.aku menoleh ke ibu ku,dan ibuku menganguk.Sebelumnya aku sudah menceritakan hal ini pada ibuku.
Lia mulai bercerita pengalamanya 3 bulan yang lalu memasuki kosan 4-13 itu.
Flashback
Hari itu jalanan basah karena baru saja hujan aku di perjalanan pulang sambil membawa sekantong belanjaan yang di pesan oleh seorang wanita yang bernama Helen dia tingal satu kompleks denganku tapi sangat asing alamatnya blok 4 no 13. Setahuku blok 4 itu punya satu orang dan memang ada satu rumah dan rumah itu sudah lama kosong.
Di persimpangan aku berhenti di warung bibiku untuk bertanya apa iya di rumah itu ada yang menempati.
" bik-bik " pangil ku dari depan tokonya aku masih di atas motor ku.
" eh kamu Lia ku kira orang beli tadi !" kata bibi buru-buru keluar dari warungnya.
" Lia mau tanya bik, emang ada orang yang tingal di rumah no 13 itu ?" tanya ku
" ada banyak, udah lama 2 tahunan ini lah di buat kos-kosan !" jawab bibi ku.
" ini aku ada pesenan dari rumah itu, mbak Helen yang pesen !" jelasku.
" pesen apa itu bocah abg ?" tanya bibi ingin tau, dan aku pun memberi bibiku lihat apa yang di pesen Helen, karena bagiku juga aneh.
Helen pesen 50 con*m beberapa merek rokok. Bibiku langsung kaget.
" astagfiruloh hallazim Banyak banget itu con*m nya !"
" iya bik 50 pcs !" jawabku agak geli.
" ya udah di anter sana, yang punya baik kok !" suruh bibiku.
Aku pun tenang untuk pergi ke rumah itu, rumahnya tidak se seram dulu. Sudah di cat ulang dan di renovasi bagus malahan. Sesampainya di depan rumah itu aku hanya takjub bener-bener rumah orang belanda, dengan gaya vintage yang kental serta banyak jendela-jendela di sekeliling rumah itu. Memang tidak di rubah sama sekali cuma di cat ulang dan di ganti kacanya.
Aku pun mengechat Mbak Helen yang sudah memesan di outlet online Toko kami.
" mbak saya ini sudah di depan rumah no 13 blok 4 perumahan Sendang Biru, !" isi chat ku
" udah masuk aja saya di kamar no 8 " balas Mbak Helen.
" baik Mbak !" jawabku.
Tanpa ragu dan tanpa firasat buruk aku menuju pintu depan yang sangat besar lebarnya hampir 3 meter dan tingginya juga hampir 3 meter. Ku ketuk tak ada yang membuka dan juga tak ada bel di sekitar sana, aku mau chat Mbak Helen lagi.
" eh kamu siapa ?" tanya pria muda usianya sekitar 25 tahun lebih, dia tinggi, kurus dan berkulit kuning langsat dengan wajah seperti orang cina.
" Maaf pak saya Lia, saya datang kesini untuk mengantarkan pesanan Mbak Helen !" jawabku sopan, aku tak bisa mengalihkan pandangan ku dari mas-mas itu karena sebagai wanita muda aku merasa begitu terpesona pada sosok di depan ku ini.
" oh si ja*ang no 8, ya udah ayo masuk !" ajaknya, tapi membuatku merinding karena kata-kata kasarnya. Ya tak ada manusia yang sempurna di dunia ini, dia ganteng dan terlihat pintar bisa saja dia kurang begitu waras.
Saat pintu di buka, pandangan ku langsung tertuju pada lukisan Monalisa yang begitu besar di samping dinding sebelah kiri di sebelah kanan ada lukisan malaikat kecil membawa busur cinta benar-benar sangat menakjupkan mata. Di tengah-tengah lorong itu ada meja dengan fas bunga besar yang di hias begitu indah dengan berbagai bunga plastik bernuansa putih.
Di depan lorong itu ada sofa kulit hitam, panjang dengan meja kaca pendek yang terlihat mahal. Di sebelah kiri ruangan itu ada 2 set kursi rotan masing-masing dengan 6 kirsi dan 1 meja. Di ujung bangunan, ada dapur yang begitu megah seperti dapur mewah di tv-tv dengan meja marmer di tengah-tengah dapur itu membuat rumah ini benar-benar rumah impian setiap orang. Ujung kanannya terdapat tangga marmer menuju ke atas dengan pegangan kayu jati dengan ukiran yang indah. Lantai satu rumah ini nampak seperti lobi hotel mewah.
Laki-laki tadi menaiki tangga ke lantai dua dan aku pun mengikutinya. Di lantai dua hanya ada lorong dengan berbagai lukisan eropa yang tak aku tu di sebelah kanannya terdapat pintu-pintu kamar yang di beri no persis seperti kamar hotel. Kami naik tanga lagi di sisi yang sama dan di lantai 3 ini gaya penataan ruangan masih sama tapi di sini di letakkan lukisan-lukisan abstrak dengan bingkai yang tak terlalu mewah seperti di lantai sebelumnya. Bangunan yang sangat besar menurutku, kakiku sudah merasa pegal padahal baru menaiki 2 lantai.
" ini kamar Helen !" kata laki-laki itu. dia menunjuk kamar dengan pintu no 8 tepat di tengah-tengah ruangan itu.
" makasih ya mas !" jawabku lalu ku ketuk pintu itu.Mas-mas itu masuk ke kamar di ujung lorong dengan tulisan no 10 di pintunya.
Setelah 3 kali aku ketuk pintu, Mbak Helen keluar dengan hanya memakai handuk ke luar kamar, dia sudah tau berapa jumlah yang harus dia bayar dan memberikan sejumlah uang ratusan ribu padaku.
" kembaliannya ambil aja !" jawabnya, Mbak Helen mungkin seusiaku 20 tahun. Dia mempunyai tubuh berisi dengan kulit putih mulus, Rambutnya di cat merah kecoklatan tingginya tak jauh beda dengan ku parasnya cukup cantik.
" trimakasih mbak " jawabku sambil menundukkan kepalaku sopan. Ku hitung uang yang di berikan Mbak Helen, kembalianya 150 ribu. " bener ni buat aku " pikirku senang.
Saat aku akan berbalik aku melihat 2 orang pria paruh baya dengan wanita muda di belakangnya baru saja naik ke lantai 3. Laki-lakinya sekitar usia 40 an dan wanita nya seusiaku. Wanitanya seperti menunduk saat jalan, ku rasa wanita itu pemalu. Aku memandangi lukisan-lukisan abstrak di dinding lantai 3 ini dengan begitu takjub, meski alu tak tau tentang seni tapi lukisan-lukisan itu terlihat indah dan menyejukan mata. Aku baru sadar aku harus cepat turun, aku menuruni tangga dan sampai di lantai 2. Aku harus bergegas takut di marahi kalo lihat-lihat terus, di lantai 2 ini tak ada siapa-siapa. Di lantai satu ada seorang laki-laki paruh baya duduk di salah satu kursi rotan, dia terlihat sedang vidio call an. Tanpa di tegur dan menegur aku lanjutkan langkah ku keluar dari rumah itu, di luar sudah amat gelap tapi tak terdengar suara azan di dalam rumah tadi. Aku menaiki motorku dan memakai helem , ku lepas kembali karena hp ku berbunyi. tlv dari ibuku.
" kamu di mana Lia kok belum pulang !"
" aku ngantar barang dulu bu ke blok 4 no 13 !" jawabku.
" oh ke kosan itu ya, masih lama?" tanya ibu ku
" ini udah mau balik !" jawabku
" ya udah ati-ati ya nak asalamualaikum !"
" ya bu walaikumsalam !"
Ku tutup tlv ku dan aku setengah kaget ada laki-laki menegurku.
" ada penting apa dateng ke sini !" itu pertemuanku pertama dengan Andi.
" ngantar barang mas ke Mbak Helen no 8 " jawabku
" udah ?"
" udah mas !"
Tanpa ngomong apa-apa lagi dia masuk ke rumah itu. Aku pun pulang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!