NovelToon NovelToon

Pernikahan Terhangat

Chapter 1. -Perkenalan Tokoh- [Sudah Di-revisi]

Selamat datang di karya Admin 😄 semoga suka😘 Yuk kita ke perkenalan Tokoh ya.😄

Di cerita Aku Pelakor Suamiku atau APS, menceritakan tentang kehidupan seorang gadis Ceria yang agak centil serta pecicilan 😄 yang terpaksa menjadi wanita malam.😑

Tokoh Pemeran Utama :

Alena Grazia :

Dia namanya Alena Grazia, anak pertama Tuan Bram Sanjaya dengan Natalia Grazia. Usianya kini sudah 19 tahun dan Sifatnya baik, namun agak pecicilan serta agak centil 🙂. Penyayang terhadap siapa saja dan paling sayang dengan anak Kecil.

_

_

_

_

Arga Wilson :

Ini namanya Arga Wilson, Pria dingin yang sudah beristri 🙂 Usianya sudah menginjak usia 24 tahun. Dia berkerja sebagai Direktur Utama Perusahaan Wilson. Sifatnya dingin, dan cuek, namun meski begitu, dia kaya akan harta dan kekuasaan. Seluruh gadis di dunia ini bisa di suap olehnya untuk menjadi Pacarnya.

_

_

_

_

Alvin Grazia (anak Alena) :

Dia namanya Alvin Grazia, anak pertama Alena Grazia dengan suami misterius nya🙂. Sifatnya dingin dan pintar. Dia tak suka banyak omong terkecuali jika sedang marah.

_

_

_

_

_

Aluna Grazia (anak Alena) :

Dia adalah Aluna, adik dari Alvin alias anak kedua dari Alena. Sifatnya murah senyum, pintar, agak cengeng kalau lagi di ejek oleh Alvin.

_

_

_

_

_

_

Tokoh Pemeran Pendukung :

_

_

_

Helena Shen (Sahabat Alena) :

Dia adalah Helena Shen, gadis yang bersifat tomboy itu adalah sahabat dari Alena. Tak ada pria yang mau mendekati nya karena sifatnya yang galak 🙂. Helena adalah anak tunggalnya keluarga Shen yang ahli dalam kedokteran.

_

_

_

_

_

Angga Brayen (Sahabat Arga) :

Dia bernama Angga Brayen, bekerja sebagai dokter terbaik di negara itu. Sifatnya playboy dan lagi, Dia memiliki wajah yang tampan dan hidung yang mancung dengan uang yang tak akan habis dalam 7 turunan. Dia adalah Teman dari Arga.

Itu adalah visual tokohnya, maaf jika tak sesuai ekspektasi kalian..., Mohon maklumi, Info dari mereka, saya kurang tahu😅. Mereka hanya di pakai sebagai pemanis cerita, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan mereka yang asli.

Sekian dulu Perkenalan Tokoh nya😄 Yuk masuk ke awal cerita biar nggak muter muter 😘...

🍁Happy Reading All-------🍁

...****************...

Pagi hari yang cerah. Sinar matahari menerobos masuk ke dalam sebuah kamar di lantai dua. Gadis yang sedang terlelap itu pun mengubah posisi tidurnya untuk menghindari sinar matahari itu.

Tak lama berselang, pintu kamar sang gadis terbuka. Wanita yang umurnya kelihatan tak jauh tua dari sang gadis membangunkan nya dengan kasar.

"Alena, jangan bermalas-malasan! Cepat bangun!"

Ucapnya wanita itu dengan suara meninggi.

Gadis yang sedang terlelap tidur itupun terbangun dengan keadaan ling lung. Dia segera beranjak bangun dari tempat tidurnya itu.

"Bibi Rika, kau keluar dulu saja..."

Gadis itu mendengus kasar sembari mengikat rambutnya.

"Awas jika kau terlalu lama bersiap siap!" Ucapnya Ny. Rika yang menjeda perkataan nya. "Setelah itu buatkan sarapan untuk kami!"

Sambungnya. Wanita yang ada di depan gadis itu pergi dan menutup pintu kamar keras keras.

Brak!

Gadis yang bernama Alena itu hanya bisa terdiam menuruti perintah.

"Seandainya Mama masih hidup..."

Ucapnya Alena lirih dengan mata berkaca kaca.

Gadis itu segera membersihkan dirinya dan setelah membersihkan diri, dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan keluarganya.

Alena memasak kurang lebih 30 menit, semua makanan tinggal di sajikan. Alena membawa piring piring yang berisikan makanan itu dengan sangat hati hati.

Kini semua pekerjaan nya telah selesai. Ayahnya sedang di luar kota untuk mengurus bisnis keluarga dan Ibunya sudah meninggal saat Alena berusia 5 Tahun.

Gadis itu menghela nafas dan memperhatikan hasil masakannya sendiri. Wanita yang membangunkan nya tadi pagi datang bersama dengan seorang gadis dan seorang laki laki yang seusia dengannya.

Wanita yang membangunkan nya itu bernama Rika Riani (Nyonya kediaman Sanjaya) yang sering di sebut Bibi Rika atau Ny. Rika, sementara gadis yang di sampingnya adalah Rara Riani (Adik tiri Alena) dan laki laki itu adalah adik dari Rara dia adalah Arnon Sanjaya.

"Kakak... Selamat Pagi~~~"

Sapanya Arnon ramah sembari memeluk Tubuh Alena. Ny. Rika dan Rara dan hanya mengerutkan keningnya sembari memperhatikan tingkah lelaki muda itu.

"Arnon, cepat kau menjauh darinya! Wanita itu adalah pembawa mala petaka!"

Titah nya Ny. Rika tegas, tapi bukannya melepaskan, Arnon malah semakin kencang saja memeluk tubuh Alena. Sepertinya, pria ini mempunyai sebuah rencana. Umpat Alena dalam hati

"Apa yang kau pikirkan anak nakal!?" Bisik Alena tanpa bersuara. Arnon hanya tersenyum kecil dan menjawab, "Pst... Kakak, aku ini sedang membantumu loh..."

Bisiknya Arnon di dekat telinga Alena, dia terkekeh kecil melihat kelakuan adik tirinya.

"Sudahlah..., Kau cepat makan, nanti makanan mu keburu dingin."

Ucapku sembari mengacak acak rambut Arnon, dia melepaskan pelukannya dan duduk di kursi makan.

"Kakak, mari makan bersama...,"

Ajaknya Arnon tersenyum ramah.

"Tumben adik mau mengajak kakak untuk makan bersama..."

Balasnya Rara lalu duduk di sebelah Arnon dengan perasaan yang senang.

"Siapa yang mengajakmu!? Aku hanya mengajak Kakak Pertama, bukan kau orang narsis!"

Ejeknya Arnon sembari menatap jijik Rara. Hal itu, membuat kakak perempuannya yang satu ini merasa kesal.

"Diam kau! Aku juga kakak mu!!"

Rara marah di saat yang bersamaan, Alena menahan tawa melihat adiknya yang satu itu mengerjai kakaknya sendiri.

"Memang kenapa kalau kau adalah kakakku?" Ucapnya Arnon yang menjeda perkataannya, "Memangnya kau merasa sudah mengurusku, dulu?"

Sambungnya Arnon dengan nada tenang. Alena menikmati tontonan yang ada di depannya dengan tenang. Sayang tak ada teh atau pun pop corn yang bisa di nikmati.

"Kalian ini,,,, Kalian ini Kakak beradik, kenapa selalu bertengkar?"

Ny. Rika melerai kedua anaknya itu.

"Tapi Bu... Arnon dulu yang memulainya!"

Adu Rara sembari menunjuk Arnon.

"Apa!? Kau juga sama..., Kenapa kau mau mengikuti aku?"

Arnon mencoba menghindar. Aku mempunyai firasat buruk tentang apa yang akan di lakukan oleh Ny. Rika.

"Diam! Semua ini adalah salah Wanita liar itu!"

Ny. Rika menatap tajam Alena. Rara langsung berjalan ke Alena dengan keadaan marah.

Saat sudah berada di dekat Alena, Rara mengangkat tinggi tinggi lengannya. Dia hendak memukul Alena, dengan sigap tangan Alena hendak menahan pukulan itu dan...

Bugh!

"Akh..., Arnon..., kau!!"

Pekiknya Rara sembari memegang perutnya yang terkena pukulan tadi.

"Apa? Salah siapa kau mau memukul Kakak Alena!?"

Arnon masih mencengkram erat tangannya sendiri karena terlalu geram. Jelas saja yang menghentikan pukulan dari Rara adalah Arnon, sang adik.

"Arnon, minggir kau!!"

Rara terus memberontak agar adiknya tidak ikut campur.

"Tak akan sebelum kau meminta maaf pada Kakak Alena."

Ucapnya Arnon yang semakin mencengkram erat tangan Rara.

"Arnon..., Akh!! Sebenarnya siapa yang menjadi Kakak kandung mu!?"

Bentaknya Rara dengan nada tinggi. Suara Rara telah naik satu pitam lebih tinggi lagi.

"Heh, sebenarnya aku ini mempunyai Kakak yang bodoh atau bagaimana!? Jelas sekali jika kau adalah Kakak kandung ku!"

Balasnya Arnon dengan suara yang tak kalah tinggi dari Kakak nya itu.

"Berhenti! Arnon cepat lepaskan tangan Kakakmu! Bersikaplah sopan terhadap yang lebih tua!"

Lagi-lagi Ny. Rika yang melerai kedua anaknya itu.

"Tapi Kak Rara juga tidak sopan terhadap kak Alena, padahal kak Alena lah yang lebih tua!" Bantah Arnon yang mencoba membela Alena.

Lalu Ny. Rika hanya mempelototi Arnon dan pada akhirnya, Arnon lah yang mengalah untuk diam terlebih dahulu.

"Awas kau!"

Ucapnya Arnon sembari menujuk Rara memberikan peringatan. Rara langsung terdiam itu dan ikut duduk di kursi tadi yang sudah di tariknya.

"Hey anak pungut, pergi kau! Untuk apa di sini?" Usir Rara dengan nada merendahkan. Lalu tiba tiba Arnon berdiri dan berjalan ke arah Alena dan langsung menarik pergelangan tangannya.

"Ayo Kakak kita pergi!"

Dia langsung menarik tangan Alena secara paksa.

Arnon menarik tangan Alena hingga ke kamarnya. Dia mengunci pintu dan duduk di ranjang dengan keadaan kesal.

"Hey..., Tak bagus jika kau terus menekuk wajah mu seperti itu."

Ucapnya Alena mencoba menghibur Arnon yang sedang cemberut.

"Tapi, seburuk buruknya tampang wajah ku, Nenek lampir bersama Nenek Sihir itu akan tetap lebih buruk dari pada Diriku!"

Balasnya Arnon dengan sebal.

"Nenek Lampir? Nenek Sihir? Siapa yang kau maksud!?"

Beo nya Alena bertanya dengan wajah penasaran.

"Aish..., Masa kau tak tahu? Nenek Lampir itu adalah Ibu ku sementara Nenek Sihir itu adalah Rara!!"

Jawabnya ketus Arnon. Aku tertawa kecil mendengar penjelasan dari adik ku itu.

"Oh iya, Kakak mau keluar nih. Kakak mau bersihkan rumah, kan sebentar lagi Ayah akan kembali dari luar negeri."

Izinnya Alena yang sudah memutar gagang pintu.

Ceklak!

Pintu kamar itu tak terbuka. Aku melirik Arnon dengan tatapan bertanya. Dengan langkah kecil Alena berjalan menghampiri Arnon. "Hey, berikan kunci pintunya!"

Tangan Alena terbuka lebar meminta agar Arnon memberikan kunci kamarnya itu.

"Coba saja kalau bisa..."

Arnon mempamerkan kunci pintu yang ada di tangannya itu. Dan kelanjutannya adalah mereka berdua berebut kunci. Yang satu untuk keluar kamar dan yang satunya lagi mencoba menghambat waktu.

... Happy Reading All-------🍁...

...----------------...

Chapter 2. -Jebakan- [Sudah Di-revisi]

...****************...

Ny. Rika dan Rara Pov.

Setelah Arnon pergi dengan Alena, Ny. Rika dan Rara juga ikut pergi menuju kamar Ny. Rika.

"Bu, bagaimana pun, kita harus menyingkirkan Wanita sialan itu dari rumah ini!"

Ucapnya Rara mengepalkan tangannya karena geram dengan kehadiran Alena.

Ny. Rika mengernyitkan dahi. Dia melirik Rara yang sedang bolak balik tidak jelas di dekatnya. Lalu dia berkata, "Berhentilah mondar-mandir tak jelas, kau hanya membuatku semakin pusing!"

Geramnya Ny. Rika, yang membuat Rara terdiam dan ikut duduk di dekat nya.

Beberapa saat telah berlalu. Ibu dan putri nya itu masih berada di tempat yang sama. Tiba tiba Rara berdiri dengan wajah berbinar, sepertinya gadis itu sudah mendapatkan ide. "Bu..., Aku punya rencana!"

Ucapnya Rara secara tiba-tiba dengan raut wajah senangnya.

"Apa? Coba katakan pada Ibu!"

Seketika Ny. Rika menoleh dan dengan sangat gembira.

"Kemari dan mendekat lah..." Ucapnya Rara sembari memberi kode untuk mendekatkan telinga ibunya itu.

"Iya iya..."

Tanpa basa basi, Ny. Rika berpindah posisi dan duduk dekat dengan Putri satu satunya itu. Rara mendekatkan wajahnya ke dekat telinga Ibunya.

"Jadi begini...." Rara memulai membisikan rencananya secara rinci kepada sang Ternyata rencananya sudah di buat dengan sempurna. Saat semua rencana sudah di katakan oleh Rara, Ny. Rika menyunggingkan senyumnya.

"Bagus..."

Ucapnya Ny. Rika memuji kepintaran sang anak.

"Kini kau akan hidup menderita! Tunggu saja..., ini adalah permulaan dari permainan!"

Gumamnya Ny. Rika seraya tersenyum licik. Dan tawanya yang seperti iblis itu menggema di ruangan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara di keadaan lain. Akhirnya Alena berhasil keluar dari kamar sang adik tirinya.

Dia menghela nafas sembari menutup pintu kamar adiknya.

"Sepertinya Aku harus berbelanja ke pasar untuk persiapan makan siang, setelah itu, baru aku akan mulai membersihkan rumah." Gumamnya Alena sembari menuruni anak tangga satu per satu.

Alena pergi menuju dapur untuk membawa keranjang belanja yang sering ku gunakan saat ke pasar.

"Ngomong ngomong, Bibi Rika bersama anak perempuannya itu sedari tadi tidak kelihatan, mereka kemana ya?" Gumamnya Alena yang menjeda perkataannya, "Ah, memang apa urusannya dengan ku?" Sambungnya sembari mengambil keranjang belanja itu dan pergi dari rumah.

................

Satu setengah jam telah berlalu. Alena sudah kembali dari pasar. Dia membawa sekeranjang penuh buah dan sayuran. "Ah..., Akhirnya sudah sampai."

Alena berkacak pinggang sembari merenggangkan otot tubuhnya.

"Dan sekarang tinggal membersihkan rumah..."

Ucapnya Alena lalu pergi ke dapur untuk menaruh keranjang nya itu.

Alena pergi ke ruangan utama untuk membersihkan semua ruangan. Dia mengepel, menyapu, mencuci piring, mencuci baju, mengelap meja makan, dan lain lain.

Layaknya seorang pembantu, Alena Grazia yang padahal anak kandung dari Bram Sanjaya, di perlakukan tak sewajarnya sebagai Nona Pertama.

Semua pekerjaan telah selesai, kini tinggal membuat kan makan siang untuk anggota keluarga. Alena memasak sup ayam, ikan goreng, dan lain lain (Yang pasti makanan mewah ✌️ Kalian halu aja sendiri ya😂).

...****************...

Saat sudah waktu makan siang, Alena hanya berdiri di pojok ruangan melihat semua anggota keluarga makan dengan lahap. Perutnya terus berbunyi menandakan dia lapar karena sedari pagi Alena belum makan.

Arnon berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Alena. Dia menarik tangan Alena dan menuntut nya ke meja makan. "Arnon, untuk apa kau membawa Wanita itu!?"

Rara berdiri dari duduknya sembari marah marah.

"Untuk menemani ku makan."

Jawabnya Arnon dengan sangat santai. Rara yang marah itu hampir saja menampar wajah Alena.

Ny. Rika berdiri dan menahan tangan Rara. Matanya mempelototi Rara, seketika nyali Rara menciut dan menarik tangan nya secara kasar.

Dia mendengus kasar. Rara duduk kembali dengan keadaan tertunduk. "Kalian... Kalian kenapa?"

Tanyanya Arnon yang keheranan dengan tingkah ibu dan kakaknya yang mendadak berbuat baik. Sementara Ny. Rika menggeleng kepala menanggapi hal itu.

Tapi di sisi lain, Alena meresa tak enak dengan semua hidangan mewah itu, "Arnon, Kamu makan saja..., Kakak masih kenyang 😄."

Dalihnya Alena sembari tersenyum tipis terhadap Arnon.

Kruyuuukkkk....

"Aduh, perutnya kok nggak bisa di ajak kerja sama ya? Bikin malu sendiri saja. Seandainya bisa di kontrol, aku lebih memilih untuk kelaparan di tempat tertutup." Batinnya Alena yang tersenyum canggung karena malu.

Arnon melirik Alena. Dengan tatapan tak percaya yang dapat di lihat dari sorot matanya, Arnon menarik tangan Alena secara paksa untuk ke dua kalinya.

"Perutmu tak bisa berbohong!"

Arnon memaksa Alena untuk duduk. Dia mengambil piring untuk di isi nasi dan menu makanan yang tersedia. Lalu menyodorkan piring yang ada di tangannya ke hadapan Alena.

"Makan..., Jika tidak makan aku yang akan menyuapi mu!"

Paksa Arnon. Alena terpaksa menuruti perkataan Adiknya itu. Di keadaan lain, Ny. Rika dan Rara saling melirik.

"Ahem..., Alena, bisakah kamu pergi bersama ibu? Sebentar saja..."

Dalihnya Ny. Rika meyakinkan Alena.

"Uhuk uhuk...!!!"

Alena terdesak makan saat mendengar Ny. Rika yang biasanya jahat dan sombong berlagak baik di depannya.

"Apa yang di rencanakan olehnya? Tidak biasanya dia berlagak seperti itu? Jika pun itu terjadi secara alami, mungkin gempa bumi akan terjadi!!!!"

Batinnya Alena sembari minum.

"Apa kau bersedia?"

Tanyanya lagi Ny. Rika. Alena terdiam sejenak.

"Tida-."

Arnon menjawab pertanyaan Ny. Rika tapi terpotong oleh seseorang.

"Baiklah..."

Potong Alena dengan cepat. Arnon melirik Alena dengan mata terbelalak.

"Oke, nanti setelah ini kamu ikut ibu ke kota..., Nanti ada sesuatu yang akan menyenangkan."

Ucapnya Ny. Rika tersenyum jahat. Rara yang sedari tadi diam seperti mengetahui sesuatu.

***

Setelah makan, Alena hendak ke kamar, tapi ny. Rika menahan Alena. Dia menarik tangan Alena ke luar rumah.

"Aduuhhh! Ada apa ini Bi!?"

Tanyaku mencoba melepaskan cengkraman tangan Ny. Rika dari tanganku.

"Kamu kan udah bilang, katanya mau temani Ibu. Kalo gitu udah jangan banyak tanya!"

Bentak Ny. Rika pada Alena. sifatnya berbeda jauh dengan rayuan di meja makan tadi.

"Ta..., Tapi.., Kita mau ke mana? Kenapa, kenapa kalian sangat cepat!?"

Tanya Alena mengikuti langkah Ny. Rika. Rara yang mengikuti dari belakang berjalan cepat dan mendahului.

Aku di paksa masuk ke dalam mobil. Rara mengemudikan mobil dengan sangat cepat. Ny. Rika memegangi tanganku sangat erat.

Mobil yang ditumpangi kami akhirnya berhenti di sebuah hotel besar. Aku menatap heran wajah Ny. Rika dan Rara. Mereka memaksa Alena untuk masuk ke dalam hotel itu.

Dua orang pelayan menyambut kedatangan kami. Aku mencoba memberontak tetapi tetap saja tidak berhasil. Ny. Rika langsung pergi mencari kamar nomor 305. Kamar itu nampak tak ada yang menghuni.

"Bu, apa benar ini kamarnya?"

Tanya Rara sembari memegangi lengan sebelah kanan.

"Bener ah! Nggak mungkin salah!"

Balasnya Ny. Rika sembari menekan tombol sandi kamar.

Ceklak!!

Pintu itu terbuka. Orang berpakaian hitam lengkap berbadan kekar datang menghampiri kami.

"Selamat siang Nyonya. Ada apa Anda kemari?"

Tanyanya pria itu.

"Ah.., Begini, ini adalah putri saya yang di nikahkan dengan tuan kalian melalui daring. Saya membawanya kemari untuk di serahkan...,"

Dalih Ny. Rika berpura pura sedih. Alena hendak lari tapi tak bisa karena pria berbaju hitam itu menahan tanganku.

"Awww...!! Lepaskan aku!! Rika Riani,,, Kamu manusia biadab!!! Mati kamu, Matiiii!!!"

Teriak Alena yang di paksa untuk masuk ke dalam kamar hotel itu.

Ny. Rika dan Putri nya itu langsung pergi meninggalkan hotel dengan terburu buru. Sebelum mereka pergi seseorang telah memberikan uang yang berjumlah sangat banyak.

Chapter 3. -Aku Wanita Kotor- [Sudah Di-revisi]

Alena di kurung di dalam kamar itu. Dia terus memberontak tetapi tetap saja tak ada hasil. Tenaganya hampir habis. Dia mungkin sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti setelah ini.

"Lepaskan aku!! Rika Riani!!!! Bawa aku kembali!!! Rara,,, Kau sama saja seperti ibumu!!" Tukasnya Alena berteriak, ia menjeda perkataannya.

"Kalian semua anjing yang tak punya muka!!!!" Sambungnya Alena berteriak sangat kencang. Amarahnya sudah meledak ledak dan sangat menguras tenaga nya. Pria berbaju hitam lainnya datang dengan mengawal seorang Pria bertopeng.

Aku melirik ke arahnya, dan dia menyunggingkan senyumnya. Amarahku rasanya tak tertahankan melihat dia seperti sedang mengejek diriku.

"Wah...!!!, Wah...!!, Wah...!, Jadi ini adalah Istri ku? Bertemperamen tinggi kah!?"

Pria itu berdecak sembari berjalan mendekat ke arah ku. Tubuh Alena semakin lemas melihat pria itu. Alena bernafas tersengal-sengal karena terlalu lelah.

"Siapa kau!?"

Tanya Alena dengan nada meninggi. Pria itu tersenyum licik, lalu berkata, "Aku suamimu sayang..."

Perkataan itu terdengar menjijikkan di telinga Alena, gadis itu terus memberontak meminta untuk di lepaskan. "Oh..., Come on baby! Aku adalah suamimu...!!"

Serunya Pria itu. Saat hendak berteriak, Alena di beri obat yang sangat kecil. Dia terpaksa menelannya karena hidungnya di tekan paksa oleh pria kejam itu.

Seper sekian detik kemudian, seluruh badan gadis malang itu terasa sangat panas, juga pusing. Pria yang ada di depannya tersenyum licik ke pada gadis itu. Ntah mengapa saat Aku melihat pria itu tubuhku rasanya sangat di luar kendali.

Pria itu menyeringai licik bagaikan iblis, lalu dia berkata, "Semuanya keluarlah, biarkan aku di sini bersama istri ku!"

Tukasnya si Pria memerintahkan.

Lalu semua orang yang berbadan kekar itu langsung keluar sesuai dengan perintah Pria berbaju putih yang memberi Alena obat dengan paksa.

"Huft..., Hah...!! Panas sekali!! Hey tampan, tolong aku..."

Ucapnya Alena dengan nada yang serak, tentunya Alena berbicara di luar kendali tubuhnya.

Pria itu mendekat dan tubuhku serasa lebih panas lagi. Aku tak dapat mengendalikan diri lagi. Saat pria itu menindih tubuh Alena, dia tak bisa berbuat apa apa karena tenaganya habis. Tapi ntah mengapa tiba tiba saja lengan Alena melingkar di leher pria itu.

"Ingatlah baby..., Nama suamimu ini adalah Arga Wilson...!!"

Pria itu berbisik di telinga Alena. Dan terjadilah malam yang panjang.

 

...----------------...

 

Esoknya, sinar matahari bersinar menembus gorden mewah kamar itu. Alena terbangun dengan keadaan ling lung. Semua ruangan telah tersapu habis di lihatnya. Terdengar jika suara gemericik air terdengar dari ruangan lain. Pikiran Alena seketika teringat hal yang terjadi semalam.

"Hiks..., Hiks..., Aku sudah tidak suci lagi!! Keperawanan ku sudah di ambil!!"

Alena menangis sesenggukan. Nafasnya terpotong potong karena menangis terlalu kencang.

"Aku..., Aku sudah jadi wanita kotor!!! Aku sampah dunia!! Apa mungkin aku akan menjadi bahan pembicaraan dunia ini!?"

Dia terus menangis sembari memakai pakaian nya yang di pakai semalam. Alena menangis cukup lama dan membuatnya kehilangan tenaga cukup banyak.

Gadis itu pergi meninggalkan hotel itu dengan terburu-buru, meskipun area sensitifnya terasa perih, tapi dia memaksakan diri. Alena pergi menuju rumah. Saat sampai di sana, Ayah nya yaitu Tn. Bram sudah kembali dari luar negeri.

"Ayah...!!!" Panggilnya gadis malang itu, lalu dia berlari dan hendak memeluk Ayahnya itu. Tapi apa yang di dapatkan oleh Alena? Hanya sebuah tamparan! Tamparan yang sangat menyakitkan baginya.

Plakkk!!

Wajah Alena di tampar. Mata gadis itu terbelalak lebar sembari memegangi pipinya dengan begitu banyak pertanyaan yang muncul di benak nya. "A..., Ayah, Mengapa ayah menampar wajah ku?"

Tanya Alena seraya memegangi wajah yang membengkak.

Wajah Tn. Bram terlihat sangat sangat marah, lalu dia berkata, "Anak tak tahu di untung! Pergi kau dari sini! Dasar kau...!!! Anak pembawa sial!!"

Tukasnya mengusir Tn. Bram dengan nada satu pitam lebih tinggi.

Gadis itu tercengang tak percaya, "A..., Aku!?"

Alena ternganga, terkejut karena sangat tersentak dengan marahnya sang ayah.

Lalu Rara mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Kakak, lihatlah ini..., Kamu menjadi trending topik pembicaraan di dunia maya..."

Ucapnya Rara sembari menunjuk layar ponselnya.

Isi berita : Anak sulung Keluarga Grazia, Alena Grazia, bercinta di dalam hotel dengan seorang pewaris tunggal keluarga Lian, yang sudah berumur lebih dari 50 tahun!!!

Alena terkejut melihat hal itu. Sementara di dalam, Arnon di kunci dalam kamar agar tak membantu Alena. Sungguh malang sekali nasib kedua anak itu.

Brakk!! Brakkk!! Braakkkk!!!

Arnon terus menggedor pintu kamarnya. Dua orang berbadan kekar sedang menjaganya di luar. Dia terus memberontak hingga akhir nya membuka suara, "Kaluar kan aku!!! Cepat!!"

Teriak Arnon dari dalam kamar.

Lalu penjaga dari luar yang mendengar itu pun merasa bersalah dan berkata, "Maaf tuan muda, kami hanya menjalankan perintah dari Nyonya."

Jawab salah satu pengawal yang berjaga di luar.

"Arrgghhh!!! Cepat keluarkan aku!!! Apa kalian semua tuli!?"

Arnon terus mencoba membuka pintu. Dia terus menggedor-gedor pintu kamarnya dengan kuat agar dia di bebaskan.

Brakkkk!! Brakkk!!! Brakkk!!

Tangannya terluka karena terus menggebrak pintu dengan kasar, "Ahkkk!!!!"

Rintis Arnon dan berlari mendekat ke jendela kamar. Terlihat jika di bawah Alena sedang di siksa.

"Baj*ng*n!!! Kalian semua Baj*ng*n!!!!"

Arnon berteriak sangat kencang tak menerima jika Alena terus di siksa. Tapi tak ada siapapun yang mendengarkannya. Mereka hanya sibuk dengan menyiksa Alena sementara dengan penjaga di luar? Sebenarnya mereka ingin membukakan pintu, tapi mereka juga punya anak dan istri, tentunya tak mau kehilangan sumber penghasilan.

Kembali lagi ke Alena, dia terus di siksa lalu di seret keluar oleh bodyguard secara paksa. Alena menangis sesenggukan, nafasnya terputus putus. Dia tak membawa apapun selain tubuh yang sudah ternoda itu. Uang, pakaian, dan makanan semuanya tidak di bawa olehnya, hanya saja Pakaian yang menempel di badannya yang dapat menutupi rasa malunya.

Alena berjalan ke tanpa melihat arah. Dia mengetuk pintu rumah setelah sekian lama dia berjalan menempuh puluhan kilometer.

Tok! Tok! Tok___!!

Alena sempat mengumpulkan keberanian untuk berbicara karena takut Helena tak menerima dirinya, "Helena..., Apa kau ada di rumah? Hiks!" Panggil Alena dari luar rumah. Dia terus menangis sepanjang jalan.

Ceklak!

Pintu rumah itu terbuka. Terlihat seorang gadis tomboy yang sedang berdiri di pintu rumah itu. Yap!! Dia adalah Helana, sahabat sekarib Alena. Mereka sangat akur dan saling melengkapi satu sama lain.

Gadis tomboy itu mengerutkan keningnya dalam, "Alena, kenapa kau berpakaian seperti ini?"

Tanyanya Helena yang mulai panik melihat keadaan Sahabatnya itu.

Alena yang merasa pusing itu mencoba menjawab, "A..., Aku...."

Perkataan Alena terpotong karena se-per sekian detik, Alena langsung pingsan.

Sahabatnya yang kaget itu langsung menopang tubuh Alena, dia langsung membawanya ke dalam rumah nya.

...----------------...

Penasaran dengan apa yang akan terjadi? Baca di chapter selanjutnya ya. Saya cuma minta Like Rate Vote and komennya. Berikan saya kritik dan saran ya. Mohon bantu an nya semua. Terima kasih. Bye bye___😄

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!