NovelToon NovelToon

ISTRI YANG DIRAHASIAKAN

BAB 1

"HAN IN JUNG, BANGUN!"

Han In Jung, atau yang lebih akrab di panggil Jessica adalah seorang dara cantik blasteran Korea-Amerika. Sejak remaja Jessica sudah tinggal bersama bibinya, Min Jae Eun.

Jae Eun sendiri adalah adik dari Ibunya. Kedua orang tuanya meninggal saat Jessica berusia sepuluh tahun, dan sejak saat itu dia tinggal dan di rawat oleh Jae Eun. Jae Eun sudah menganggap Jessica seperti putri kandungnya sendiri dan dia begitu menyayanginya.

Menyibak selimut dari tubuhnya, kemudian Jessica bangun dari posisi berbaringnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan kaki telanjang.

Setelah mandi dan berpakaian lengkap. Jessica segera menghampiri bibinya yang sudah menunggunya di meja makan. Sudut bibir Jae Eun tertarik ke atas menyambut kedatangan keponakan kesayangannya.

"Kemarilah, Sayang. Sebelum makanannya semakin dingin,"

"Bibi, kau benar-benar memasak begitu banyak makanan kesukaanku dan kelihatnya semuanya lezat."

"Apa kau meragukan kemampuan memasak, Bibimu, ini?" Jessica menggeleng.

"Tentu saja tidak, jelas-jelas itu adalah sebuah pujian. Sudahlah, sebaiknya kita makan sekarang. Cacing-cacing dalam perutku sudah meronta-ronta minta segera diisi," ucap Jessica begitu bersemangat.

Sudut bibir Jae Eun tertarik ke atas. Melihat senyum di bibir Jessica membuat perasaannya semakin hangat. Dia tidak masalah meskipun tidak memiliki banyak harta yang melimpa, selama Jessica ada disisinya, hal itu sudah lebih dari cukup untuknya.

"Sica, ponselmu dari tadi berdering. Kenapa tidak kau angkat?"

"Ah, bukan panggilan penting kok, Bi. Jadi biarkan saja."

"Sungguh? Jika tidak kenapa kau terus membiarkannya? Apa kau menyembunyikan sesuatu dari Bibi?"

"Tidak, memangnya apa yang bisa aku sembunyikan dari Bibi."

Jae Eun memicingkan matanya dan menatap Jessica penuh dengan selidik. Dia mengenal gadis ini dengan baik. Dan Jae Eun yakin bila Jessica menyembunyikan sesuatu darinya.

Gadis itu mendesah berat melihat rasa penasaran bibinya. "Aku akan menceritakannya pada, Bibi, tapi tidak sekarang. Aku pergi dulu."

"Lalu bagaimana dengan sarapan mu?" tanya Jae Eun.

"Aku sudah tidak nafsu lagi. Bibi, aku berangkat dulu dan sebaiknya jangan pulang terlalu larut malam ini." Pesan Jessica sebelum meninggalkan rumah sederhananya.

.

.

.

Lima belas menit gadis itu duduk di halte. Tapi tak ada satu pun kendaraan umum yang lewat. Berkali-kali gadis itu mendesah berat, sudah hampir jam delapan dan kelas pertama akan di mulai sekitar 30 menit lagi. Bisa-bisa dia akan terlambat lagi datang ke kampus hari ini dan mendapatkan hukuman.

Di saat bersamaan. Sebuah mobil hitam mengkilat tiba-tiba berhenti didepannya. Seorang pria usia akhir tiga puluh tahunan terlihat keluar dari balik kemudi dan menghampiri si gadis yang pastinya adalah Jessica. Jessica mendesah dan menatap datar kedatangan pria itu.

"Apa lagi sekarang?" ketus Jessica.

"Nona, tuan muda, sungguh-sungguh ingin bertemu dengan Anda. Beliau bilang dia sangat...?"

"....Aku tidak mau." Jessica menyela cepat. "Katakan saja pada ,tuan muda, mu itu jika aku tidak mau bertemu lagi dengannya!" tegas Jessica.

"Tapi, Nona. Jika Anda menolaknya lagi, tuan muda, benar-benar akan memecat saya. Jadi saya mohon."

"Itu sih masalahmu, bukan masalahku. Jadi pergilah, aku tidak ada waktu untuk mengurusi ,tuan muda, mu yang super menyebalkan itu." Kemudian Jessica berbalik dan pergi begitu saja, sampai akhirnya....

"Jadi kau benar-benar ingin dia kehilangan pekerjaannya karna dirimu?" sahut suara dingin seseorang dari arah belakang. Sontak saja Jessica menoleh dan mendapati seorang pria tampan yang terkesan cantik namun minim ekspresi berjalan menghampirinya dengan wajah dinginnya membuat kedua mata Jessica membelalak saking kagetnya.

"KAU!"

"Ya, ini aku, Suamimu." Jawab orang itu setelah berhadapan dengan Jessica.

"Kevin Zhang, apa yang kau lakukan di sini dan apa yang sebenarnya kau inginkan dariku? Bukankah aku sudah bilang supaya kau tidak mengganggu hidupku lagi, jadi berhentilah membuat hidupku yang sudah hambar menjadi semakin runyam."

"Kau sudah terlalu banyak bicara, ikut aku ke mobil." Kevin meraih pergelangan tangan Jessica dan menariknya paksa menuju mobilnya. Bahkan dia tidak peduli dengan teriakkan dan makian gadis bermarga Han tersebut.

Kevin Zhang sendiri adalah seorang bisnisman muda sukses asal negeri Tirai Bambu. Sudah lebih dari sepuluh tahun dia memutuskan untuk tinggal dan menetap di Korea setelah kematian kedua orang tuanya. Orang tua Kevin meninggal karna terbunuh, tapi sayangnya kematian mereka belum berhasil terungkap hingga saat ini. Kematian orang tua Kevin yang sangat tiba-tiba tentu meninggalkan sebuah tanda tanya besar apalagi para pelakunya masih berkeliaran bebas di luar sana.

Kisah Kevin dan Jessica di mulai sejak 10 tahun yang lalu. Jessica adalah gadis yang pernah hadir dan mewarnai hidup Kevin saat masih remaja. Selain Nam Woo Hyuk, Jessica adalah orang yang peduli padanya saat dia terpuruk dalam duka. Hampir setiap hari Jessica datang untuk menghibur Kevin pasca kepergian orang tuanya. Meskipun Kevin selalu bersikap dingin dan acuh padanya, tapi dia selalu datang ke tempat yang sama.

Namun kebersamaan mereka tidak berlangsung lama karna satu bulan setelah perkenalan mereka Jessica dan seluruh keluarganya pindah ke America. Delapan tahun kemudian mereka kembali bertemu dengan keadaan yang sangat berbeda karna Jessica tidak lagi mengenalinya. Kevin tidak tau apa yang sudah terjadi pada gadis itu sampai-sampai dia melupakannya. Tak ingin kehilangan lagi cintanya, kemudian Kevin memutuskan untuk langsung menikahinya bahkan tanpa persetujuan dari Jessica.

Tidak ada yang tau tentang pernikahan mereka termasuk Jae Eun. Kevin meminta supaya Jessica merahasiakan pernikahan itu tanpa tau apa alasannya , termasuk alasan kenapa Kevin menikahinya secara tiba-tiba.

Setelah menikah mereka berdua hidup dan tinggal di rumah yang berbeda. Tapi bukan berarti Kevin lepas tanggung jawab atas diri Jessica. Setiap bulannya Kevin selalu mengirimkan uang pada gadis itu dalam jumlah besar, yang jumlahnya 10× lipat dari gaji yang Jae Eun dapatkan setiap bulannya. Bisa saja Jessica meminta Jae Eun untuk berhenti bekerja dan pindah ke sebuah rumah yang mewah, tapi itu hanya akan membuatnya curiga tentang dari mana dia bisa mendaptkan uang sebanyak itu.

.

.

.

Mereka tiba di sebuah mansion mewah yang letaknya cukup jauh dari keramaian kota. Kevin segera turun dari mobilnya begitu pula dengan Jessica yang kemudian berjalan mengekor dibelakangnya. Meskipun tanpa bertanya pun, tentu Jessica tau jika mansion mewah itu adalah milik suaminya mengingat jika suaminya tersebut adalah seorang pria yang sangat kaya raya.

Setibanya di dalam. Jessica di buat terperangah dengan segala kemewahan yang ada. Dan sepanjang hidupnya, ini pertama kalinya Jessica bisa menginjakkan kakinya di sebuah mansion semegah dan semewah ini.

.

.

.

BERSAMBUNG.

Oke, sampai di sini dulu ya bab 1-nya. Semoga ceritanya bisa menghibur. Jangan lupa tinggalkan like dan rate-nya setelah membaca. Karna satu like ❤ kalian sangat berarti buat author. Terimakasih 🙏🙏🙏🙏

BAB 2

"Mau apa kau?!"

Jessica bergerak mundur saat melihat Kevin berjalan menghampirinya. Merasa terancam dengan sikap dan perilaku pria itu. Jessica pun segera mengambil ancang-ancang untuk melawannya.

"Jangan berlebihan, Sayang. Aku sangat merindukanmu. Dan begini kah caramu bersikap?! Bukanlah kau juga sangat merindukanku?"

"Cih, percaya diri sekali kau. Memangnya siapa yang merindukan pria menyebalkan sepertimu!!!"

"Begitulah, kita lihat saja apa yang masih bisa kau lakukan setelah ini!!!"

"Aaahhh, DASAR PRIA MESUM, LEPASKAN AKU!!"

Jessica memekik kencang saat Kevin menarik lengannya hingga gadis itu jatuh di dalam pelukannya. Sebelah tangan Kevin memeluk pinggang ramping Jessica, dan selanjutnya Jessica merasakan sebuah benda lunak dan basah menyapu permukaan bibirnya. Di susul lum*tan-lum*tan yang memabukkan.

Dan sementara itu. Woo Hyuk yang kebetulan juga berada di ruangan itu hanya bisa menelan salivanya melihat bagaimana agresifnya tuan muda-nya saat mencium bibir Jessica. Woo Hyuk sampai berkeringat dibuatnya. Diam-diam Woo Hyuk menarik sudut bibirnya dan tersenyum penuh arti. Tuan mudanya yang terkenal sangat dingin dan selalu memberikan tatapan tajam pada semua orang justru melakukan hal sebaliknya saat sudah berhadapan dengan Jessica. Bahkan dia tidak merasa marah ataupun tersinggung meskipun gadis itu selalu berbicara dingin dan ketus padanya.

Dan sebelum Jessica menyadari keberadaannya dan merasa malu, buru-buru Woo Hyuk meninggalkan ruangan tersebut.

"Malam ini sebaiknya menginap saja di sini."

"Apa kau gila! Bagaimana dengan ,bibi? Dia bisa khawatir setengah mati jika aku tidak pulang tepat waktu."

"Jika itu masalahnya, aku akan meminta seseorang untuk menjemputnya. Kau bisa mengatakan pada ,bibimu, jika kau menang sebuah undian dan hadiahnya menginap di mansion ini selama satu minggu, beres kan,"

Jessica mencerutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak tau dengan jalan pikiran pria dingin itu. Orang kaya memang berbeda, mereka selalu menganggap setiap masalah sebagai hal yang biasa saja termasuk pria dihadapannya.

"Aku harus pergi sekarang, maaf tidak bisa menemanimu malam ini." Ucap Kevin penuh sesal.

"Cih, memangnya siapa juga yang ingin di temani oleh pria menyebalkan sepertimu. Kalau mau pergi, ya pergi saja." Sinis Jessica, lagi-lagi Kevin terkekeh. Kevin meninggalkan Jessica begitu saja setelah mencium keningnya.

.

Woo Hyuk menghampiri Kevin di ruangannya sambil menggenggam sebuah map yang kemudian dia berikan pada tuan mudanya.

"Bagaimana, apa semuanya sudah siap?" tanya Kevin pada pria dihadapannya.

"Semua sudah siap, Tuan Muda, saya sudah menyelidiki semua yang Tuan inginkan selama satu minggu ini." Nam Woo Hyuk menjawab pertanyaan tuan mudanya.

"Bagus , ini akan sangat berguna dan menguntungkan kita."

"Tentu saja, Tuan Muda, karna mata-mata saya bukan orang sembarangan."

"Lalu bagaimana surat-surat yang aku minta padamu dua hari yang lalu? Apa kau sudah menyiapkannya juga?" tanya Kevin lagi.

"Sudah, Tuan Muda. Tinggal Anda menandatanganinya saja." Jawab Woo Hyuk.

Mendengar jawaban Woo Hyuk membuat seringai di bibir Kevin mengembang semakin lebar. Asisten pribadinya ini memang paling bisa diandalkan. Dan hanya Woo Hyuk satu-satunya orang yang bisa Kevin percayai untuk mengurus segalanya. Tapi, Kevin Zhang, apa yang sebenarnya dia rencanakan kali ini?

.

Jae Eun merasa kebingungan sekaligus ketakutan saat sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di halaman rumah sederhananya. Dan kedatangan dua pria berpakaian formal yang turun dari mobil tersebut membuatnya semakin berkeringat dingin, apalagi saat kedua pria itu menghampirinya dan mengatakan jika dirinya harus ikut bersama mereka. Jae Eun menolak mentah-mentah tapi mereka tetap memaksa hingga dia tidak memiliki pilihan lain, namun semua rasa takutnya lenyap begitu saja setelah mobil itu tiba di sebuah mansion mewah dan mengatakan bila Jessica sudah menunggunya di dalam.

"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam sampai-sampai bisa tinggal gratis di mansion semewah ini selama satu minggu."

"Apa, Bibi, merasa bahagia?" tanya Jessica.

"Tentu saja, Bibi, sangat bahagia. Bagaimana mungkin, Bibi, tidak merasa bahagia bisa merasakan hidup mewah di mansion sebesar ini. Meskipun hanya satu minggu saja tapi ini sudah sangat luar biasa." Tuturnya.

"Bibi, aku ingin bertanya sesuatu pada, Bibi. Tapi ,Bibi, harus menjawab dengan jujur."

"Tentang apa?" tanya Jae Eun.

"Jika aku mengatakan aku memiliki uang yang sangat banyak, apa ,Bibi, akan berfikir jika aku sudah menjadi simpanan, Om, Om?" tanya Jessica memastikan.

Jae Eun tidak langsung menjawab dan tampak berfikir. "Tergantung, sebanyak uang apa yang kau miliki, dan lebih baik kita hidup miskin dari pada kau harus menjadi simpanan suami orang." Terang Jae Eun dengan penuh keseriusan.

"Tapi bagaimana jika aku mengatakan jika pria itu adalah seorang CEO muda dan salah satu orang yang cukup berpengaruh di negeri ini dan beberapa negara lainnya? Apa, Bibi, akan menerima uang-uang itu atau mungkin justru menolaknya?" sekali lagi Jessica memastikan.

"Selama itu tidak merugikan orang lain apalagi menyakiti hati seorang wanita, Bibi, sih tidak ada masalah."

"Kalau memang begitu. Mulai sekarang, Bibi, berhenti bekerja dan minggu depan sebaiknya kita pindah dan mencari tempat tinggal yang jauh lebih layak dari pada tempat tinggal kita sekarang." Tegas Jessica bersungguh-sungguh.

"Tapi, Jess-?"

"Nona, Nyonya, makan malam sudah siap. Sebaiknya anda berdua segera turun sekarang." Kalimat Jae Eun diinterupsi oleh kedatangan seorang pelayan yang memanggil mereka berdua untuk makan malam.

"Baiklah, sebentar lagi kami akan segera turun." Jawab Jessica.

Jessica memicingkan matanya melihat sosok pria yang duduk membelakanginya. Yang terlihat hanya punggung tegap yang tersembunyi di balik kemeja hitam dan vest v-neck abu-abunya. Dalam hatinya Jessica terus bertanya-tanya kenapa pria itu bisa duduk di sana, sedangkan dia sendiri yang mengatakan akan pergi. Tak ingin memikirkannya, Jessica melanjutkan langkahnya dan berjalan tenang menuju meja makan bersama Jae Eun yang berjalan disampingnya.

Pria itu yang pastinya adalah Kevin segera menoleh setelah mendengar derap langkah kaki seseorang yang datang. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis menyambut kedatangan gadis tercintanya, sedangkan Jae Eun nyaris terkena serangan jantung melihat siapa pria yang ada dihadapannya.

"Tu-tuan Zhang?" Buru-buru Jessica menahan tubuh Jae Eun yang nyaris roboh saking terkejutnya.

"Bibi, kau ini apa-apaan, bikin malu saja." Omel Jessica sambil mencerutkan bibirnya. Kemudian gadis itu membantu Jae Eun untuk berdiri dengan tegap.

Jae Eun segera membungkuk dan memberi hormat pada Kevin, dia benar-benar merasa terkejut dan syok. Sungguh, Jae Eun tidak pernah menyangka bila dirinya akan bertemu dengan CEO muda yang paling dibicarakan di seluruh Asia bahkan Dunia.

.

.

.

BERSAMBUNG.

Terimakasih buat semua yang udah mampir ke sini dan memberikan like dan ratenya, karna satu like ❤ kalian sangat berarti buat Author. Terimakasih 🙏🙏🙏❤❤❤❤😙😙

BAB 3

Usai makan malam, Jessica memutuskan untuk langsung pergi kekamarya, dia merasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Kamar Jessica dan Jae Eun berada di tempat terpisah, kamar Jessica berada di lantai dua sedangkan kamar Jae Eun di lantai tiga, kamar khusus untuk para tamu.

Decitan suara pintu di buka dari luar membuat mata Jessica yang terasa berat kembali terbuka. Buru-buru gadis itu bangkit dari posisi berbaringnya melihat siapa orang yang datang.

"Mau apa kau kemari?" sinis Jessica pada orang itu yang pastinya adalah Kevin. Kevin tetap tidak menghentikan langkahnya. "Yak! Jangan mendekat, keluar sana."

"Keluar ke mana? Ini kamarku!" jawabnya santai.

"A-apa? Kalau begitu biar aku saja yang pindah kamar." Ucap Jessica kemudian beranjak dari tempat tidur. "Ah." Tubuh Jessica terbanting ke atas kasur karna ulah Kevin. Laki-laki itu mengungkung tubuh Jessica dengan tubuhnya. "A-apa yang kau lakukan, Kevin Zhang? Menyingkir dari atas tubuhku, kau itu berat."

"Kalau aku tidak mau bagaimana? Bukankah di ruangan ini hanya ada kita berdua, bagaimana kalau kita lewatkan malam yang dingin ini dengan saling menghangatkan?" Kevin menyeringai.

"A-apa maksudmu? A-aku tidak mau, jangan coba-coba mengambil keperawananku atau kau akan mati." Ancam Jessica bersungguh-sungguh. Kevin terkekeh, menjahili Jessica memang sangat menyenangkan dan Kevin menyukainya.

"Aku hanya bercanda. Kenapa kau begitu serius? Aku memang akan melakukannya tapi setelah kau siap. Sudah malam, segeralah tidur." Kevin menempelkan bibirnya pada kening Jessica lama-lama, menyalurkan rasa cintanya yang begitu besar pada sang dara. Dan seketika Jessica merasa kosong setelah Kevin pergi. Kemudian dia menutup matanya, dan dalam hitungan detik saja, Jessica sudah pergi berlayar ke alam mimpinya.

.

Kevin berdiri di balkon kamarnya dengan pandangan tertuju pada langit malam bertabur bintang. Langit malam ini lebih cerah dari malam-malam sebelumnya, manik-manik langit terlihat memainkan sinarnya. Dinginnya malam tak membuat Kevin beranjak sedikit pun dari posisinya, bahkan dia tidak merasa terusik meskipun pakaian yang melekat ditubuhnya sangat kontras dengan udara malam ini. Hanya sebuah singlet putih dan jeans panjang hitam.

Di antara banyaknya bintang di angkasa, hanya ada dua bintang yang menarik perhatiannya. Kedua bintang itu adalah bintang yang bersinar paling terang diantara bintang yang lainnya. Dan jika sedang merindukan kedua orang tuanya, hanya melihat bintang dan mendatangi makam mereka yang selalu Kevin lakukan.

Sepuluh tahun telah berlalu. Tapi luka kehilangan masih begitu membekas di hati dan perasaannya. Terlalu sulit untuk Kevin melupakan kepergian mereka yang begitu tragis. Kevin masih berusaha untuk menemukan siapa pelakunya yang jejaknya hilang bak ditelan bumi. Namun bukan Kevin namanya jika mudah pasrah dan menyerah pada takdir. Kevin pasti akan menemukan mereka dan memberikan balasan yang setimpal.

Kevin membuang putung rokoknya yang hanya tinggal setengah saat tiba-tiba ponsel miliknya berdering. Kevin beranjak dari balkon dan kembali kekamarnya. Satu nama tertera dan menghiasi layar ponselnya yang menyala.

"Hn."

'Boss, apa Anda sudah tidur? Saya sudah menemukan lokasi mereka, seperti dugaan kita sebelumnya, memang mereka yang melakukannya. Sekarang apa yang harus kami lakukan pada mereka?'

"Jangan lakukan apapun sampai aku datang, aku akan tiba di sana dalam waktu lima belas menit," segera Kevin memutuskan sambungan telfonnya begitu saja. Menyambar long vest abu-abu yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan pergi begitu saja. Kali ini dia akan pergi sendiri tanpa Woo Hyuk, dia tau jika asistent pribadinya itu sudah tidur mengingat jika ini sudah lewat tengah malam.

Deru suara mobil yang meninggalkan halaman membuat kedua mata Jessica kembali terbuka. Meskipun sangat penasaran, tapi gadis itu tetap enggan untuk bangun dan kembali menutup matanya.

.

Kevin menghentikan mobilnya di halaman luas sebuah rumah sederhana bergaya Eropa kuno yang terletak di pinggiran kota. Kedatangannya langsung di sambut oleh seorang laki-laki berkulit tan yang bernama Kai. Kai mengantarkan Kevin ke ruang bawah tanah di mana dia dan rekannya mengurung tawanannya.

Tiga pria terikat pada sebuah kursi kayu yang tampak usang dengan luka di sekujur tubuhnya. Wajahnya babak belur dan darah terlihat pada hidung, pelipis dan mulutnya yang kemudian menetes menuju dagunya.

BRAAKK...

Salah satu dari ketiga pria itu tersungkur ke lantai karna tendangan Kevin pada dadanya. Kepalanya berbenturan dengan lantai dengan keras hingga berdarah.

"Aku tidak akan memperpanjang masalah ini, dan sebaiknya kalian katakan di mana kalian menyimpan 'Angel Heart' milikku?"

"Benda itu sudah tidak ada pada kami, Tuan, sungguh. Kami berani bersumpah. Seseorang telah mengambilnya dan membawanya kabur ke luar negeri."

"ARRKKHH! KACAU SEMUA." Kevin berteriak marah membuat Kai dan satu temannya lagi 'Jimin' hanya bisa menunduk ketakutan. "Aku tidak mau tau, segera temukan cincin itu bagaimana pun caranya dan aku ingin cincin itu kembali padaku kurang dari 24 jam.

"Baik, Boss."

Angel Heart sendiri merupakan cincin berlian warisan keluarga Zhang yang paling berharga. Digadang-gadang cincin itu merupakan cincin yang paling mahal dan satu-satunya di dunia. Angel Heart adalah cincin turun temurun dan sudah tujuh generasi yang mewarisinya, dan Kevin adalah generasi ke tujuh. Kevin berencana untuk memberikan cincin tersebut pada Jessica karna dia adalah menantu keluarga Zhang satu-satunya. Tapi sayangnya cincin itu saat ini hilang dan Kevin sedang memburu pencurinya.

.

Jessica yang baru saja membuka matanya dikejutkan dengan deretan gaun dan dress yang terletak di sudut kamarnya. Tidak hanya pakaian, ada beberapa set perhiasan dan beberapa pasang sepatu dan semuanya sangat indah dan mewah. Dan tanpa bertanya pun, tentu Jessica tau siapa yang telah menyiapkan semua itu.

Jessica beranjak dari berbaringnya dan berjalan kesudut ruangan. Jari-jarinya memilah satu persatu gaun-gaun itu dengan perlahan. Semua sangat mewah dan elegan, Jessica tidak tau berapa banyak uang yang Kevin keluarkan untuk semuanya. Lalu pandangannya bergulir pada beberapa set perhiasan yang terletak pada satu tempat.

Dan sedikitnya ada sembilan set perhiasan di sana. Terkadang Jessica berfikir, apakah Kevin benar-benar menikahinya karna cinta atau karna hal lain. Tapi melihat sikap dia selama satu tahun ini membuat Jessica merasa yakin bila itu adalah cinta, namun di sisi lain hatinya dia juga merasa ragu karna tiba-tiba Kevin mendatanginya dan langsung menikahinya.

Jessica mengambil nafas panjang dan menghelanya. "Kevin Zhang, sebenarnya apa arti dari semua ini? Benarkah kau menikahiku karna cinta? tapi kenapa rasanya begitu tidak masuk akal. Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" lirih Jessica bergumam.

"OMO?"

Jae Eun yang baru saja datang langsung dikejutkan dengan puluhan gaun indah dan mewah serta beberapa set perhiasan juga lima pasang sepatu. Jae Eun menghampiri Jessica yang tengah menatap sendu padanya. "Sica, ini....?"

"Kevin Zhang, yang menyiapkan semuanya."

"Apa? Bagaimana mungkin , tuan Zhang, menyiapkan semua ini untukmu?"

"Lalu aku harus menjelaskan bagaimana lagi agar, Bibi, bisa percaya? Bukankah semua sangat nyata dan ,Bibi, juga melihatnya!"

"Sica, kenapa ,Bibi, jadi berfikir jika pria yang kau bicarakan semalam adalah, tuan Zhang, benarkah jika dia orangnya?" tanya Jae Eun memastikan.

"Aku sedang tidak ingin membicarakannya. Hatiku sangat risau, Bibi, aku bingung harus bagaimana sekarang."

Jae Eun menghampiri Jessica kemudian duduk berhadapan dengannya. Jae Eun menatap manik jernih Jessica dengan penuh keseriusan. "Sekarang cerita pada, Bibi. Bibi, tau jika kau sedang menyembunyikan sebuah rahasia besar dari , Bibi."

Jessica menundukkan wajahnya dan menghela nafas. "Aku dan ,Kevin Zhang, kami sudah menikah sejak satu tahun yang lalu. Maaf, Bibi, jika aku baru mengatakannya sekarang. Dia melarangku untuk memberi tau siapa pun tentang pernikahan itu termasuk ,Bibi, dia bilang semua itu demi kebaikkanku." Tutur Jessica panjang lebar.

Jae Eun mendesah berat. Menarik bahu Jessica dan membawa gadis itu ke dalam pelukkannya. "Tidak apa-apa, Bibi, bisa memahami posisimu. Toh semua sudah terjadi, selama dia bisa bersikap baik padamu dan menyayangimu, Bibi, tidak akan mempermasalahkannya."

"Terimakasih, Bibi."

"Sama-sama, Sayang."

Min Jae Eun, adalah satu-satunya keluarga yang Jessica miliki setelah kedua orang tuanya meninggal. Jae Eun sangat menyayangi Jessica dan menganggapnya seperti putri kandungnya sendiri. Selama ini dia bekerja begitu keras agar Jessica bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dia tidak ingin membuat keponakkannya itu sampai menderita.

.

Hari beranjak siang dan Jessica mulai berasa bosan karna tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan. Gadis itu meninggalkan kamarnya dan pergi ke lantai satu. Ada hal menarik yang begitu menyita semua perhatiannya, yakni taman mawar berbagai warna yang berada di halaman belakang.

Tiba-tiba Jessica menghentikan langkahnya saat tanpa sengaja berpapasan dengan Kevin yang sepertinya baru tiba dari suatu tempat. Alisnya memicing melihat sebuah perban melingkari kening Kevin dengan bercak darah tepat di atas alis kirinya.

"Kau terluka?" tunjuk Jessica pada perban itu.

"Hanya luka kecil saja, kau tidak perlu merasa cemas, Sayang."

"Ck, memangnya siapa juga yang mencemaskanmu? Kau terlalu percaya diri, Tuan Zhang." Sinis Jessica dan pergi begitu saja. "Aahh," Jessica memekik karna tarikan Kevin, tubuhnya terhimpit pada tembok. "A-apa yang mau kau lakukan, Kevin Zhang?" tanya Jessica gugup.

Alih-alih menjawab, Kevin malah mengangkat dagu Jessica dan mencium bibir ranumnya. Dengan lembut, bibir Kevin ******* dan menghisap bibir tipis Jessica atas bawah bergantian. Rasanya Jessica ingin sekali menghajar Kevin sampai babak belur karna lagi-lagi dia berani mencium bibirnya dengan seenak jidat. Sekeras apapun memberontok, endingnya akan tetap sia-sia, dan yang bisa Jessica lakukan hanyalah pasrah dan menikmati ciuman itu.

.

.

.

BERSAMBUNG.

Makasih ya buat semua yang udah mampir di sini. Jangan lupa buat tinggalkan ❤ dan ratenya. Satu like dan koment kalian sangat berarti buat Author. Salam hangat dari Author Lusica 😊😊😊😊😙😙😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!