Nama ku Aurinvita Panggil saja aku Aurin aku lahir dari seorang perempuan yang sangat hebat sehebat ibuku walau ayah ku sering memperlakukan Kasar kepada ku serta Ibu ku Bahkan Ayah tega menjualnya hanya demi uang.
Aku juga mempunyai seorang kekasih bernama Ananda panggil saja dia Nanda wajah yang tampan serta dia baik dan peduli padaku.
Tapi asmara kami sedang diambang jurang orang yang sudah bersama selama 5 tahun ini kini menatap ku dengan mata sedih entah apa yang akan dia kata kan kucoba memahami sebisa mungkin.
"Aurin." panggil Nanda masih dengan tatapan sedih sementara aku hanya menatap menunggu apa yang dikata kan.
"Maaf aku gak bisa lanjutin hubungan kita." ucap Nanda sambil menunduk Aurin pun bagai disambar petir di siang bolong.
"Kenapa.??" mata Aurin sudah berkaca kaca lantas selama ini perjuangan nya sia sia.
"Mamah, menjodohkan aku dengan anak teman Mamah." menatap Aurin semakin dalam.
"Aku, gak bisa berkata tidak Aurin. karna itu menyangkut perusahan Ayah aku." ucap Nanda lalu memegang tangan Aurin sementara Aurin menjatuhkan air mata.
"Aku, janji setelah aku nikah dengan nya dan perusahaan ayah aku jaya lagi. aku akan menceraikan nya dan menikahi mu." ucap Nanda masih memegang tangan Aurin.
Menceraikan.!!
Aurin pun mengelengkan kepala.
"Semoga kamu bahagia dengan pernikahan mu, maaf aku gak mau di cap sebagai perusahan hubungan orang. Lebih baik kita sudahi sampai disini." ucap Aurin melepaskan genggaman tangan Nanda sementara Nanda merasa berat.
Maaf kan aku Aurin, aku janji akan mendapatkan mu kembali.
Nanda pun melangkah pergi meninggalkan Aurin yang masih menangis di sebuah cafe yang biasa dia berjumpa dengan Nanda.
Setelah tangisnya mereda Aurin melangkah pergi dari cafe itu dengan lemas dia bener bener kehilangan semangat nya.
Saat sampe dirumahnya yang sederhana Aurin masuk ke kamarnya dia melihat foto yang terpajang dimeja rias nya dengan Nanda yang tersenyum begitu indah.
Nanda, makasih sudah menemani ku selama lima tahun ini.
Aurin pun memeluk foto itu rasanya bener bener hilang semangat air mata nya terjatuh lagi.
Aurin kuat kuat.
Tiba tiba pintu kamarnya terbuka Aurin pun melihatnya.
"Ibu." panggil Aurin langsung memeluk Ibunya sementara ibunya bingung dia pun mengelus punggung Aurin.
"Kamu kenapa.??" tanya Ibunya Aurin lembut.
"Nanda akan menikah bu." ucap Aurin sambil melepaskan pelukan nya.
Ibunya Aurin pun kaget.
"Kok bisa." ucap Ibunya Aurin.
Aurin pun memandangi Ibunya.
"Itu." belum sempat Aurin melanjutkan omongan nya pintunya dibuka dengan keras sehingga orang yang didalam kaget.
"Oh ternyata kamu ada disini." ucap lelaki itu yang tak lain Ayahnya Aurin.
Dia pun menyeret Ibunya dengan keras ingin membawa paksa Ibunya tapi ditahan oleh Aurin.
"Ayah, kenapa Ayah tega ngejual Ibu, apa salah Ibu sama Ayah." Teriak Aurin dia sudah cape dengan keadaan ini.
"Dasar anak tidak tau diri." ucap Ayahnya Aurin bernama Hendra.
"Jangan Ayah." Aurin masih menarik ibunya supaya tidak pergi sementara Ayahnya terus menariknya sampe keluar rumah.
Pertengkaran pun tidak bisa dihindarai Aurin lalu menampar Ayahnya sampai terjatuh.
"Dimana hati seorang Suami menjual Istrinya.?? Aurin sudah tidak tahan dengan sikap Ayah, Aurin malu punya Ayah seperti Kamu." ucap Aurin sambil menangis dia akhirnya mempunyai keberanian mengatakan hal itu.
Ayahnya memandang Aurin dengan tatapan tajam lalu menarik rambut Aurin dan menjatuhkan nya kelantai dengan keras sehingga dahinya mengeluarkan darah segar.
"Hendra, jangan sakiti anak ku." ucap Ibunya Aurin bernama Lastri dia langsung memeluk Aurin.
"Asal kamu tau Anak haram kamu itu lahir tanpa seorang Ayah, dan asal kamu tau kamu bukan darah daging ku." ucap Hendra sambil tangannya menuding nuding Aurin dan Ibunya.
Sementara tetangga nya pada ngelihat termasuk Ibunya Nanda dia tersenyum senang karna Aurin sudah putus dari Nanda.
"Dasar sampah tidak berguna Ikutt." ucap Hendra menarik tangan nya Lastri yang masih menangis sementara Aurin dia memegang erat tangan ibunya seakan tidak ingin melepaskan.
Karna tangan Lastri tidak lepas dia pun menendang Aurin sampai pingsan Ibunya di bawa Hendra.
Saat itu Nanda melihat Aurin dia Langsung menuju Aurin yang pingsan betapa khawatirnya Nanda.
"Aurin, bangun Aurin." ucap Nanda sambil menangis Sementara itu ibunya melihat dari jauh dia pun menuju Nanda dengan Marah.
"Ikut." ucap Ibunya Nanda dia menarik tangan Nanda dengan keras sehingga Nanda mengikuti langkah Ibunya.
Aurin pun melihat Nanda yang pergi dia hanya tersenyum betapa menyedihkan nya hidupnya bulir bening terjatuh dimata nya yang indah.
"Ibu." ucap Aurin dia pun bangun lalu melangkah masuk ke kamar nya dengan darah masih menetes.
"Aww." saat Aurin membersihkan Darah itu air mata pun terjatuh lagi dia tidak ingin hidup seperti ini.
Sementara di bar Angle Night.
Suasana benar benar meriah banyak para lelaki hidung belang disana mencari wanita untuk menjadikan nya pemuas nafsu.
"Hendra, sampai kapan kamu tega ngelakuin ini ke aku Hendra." ucap Lastri sambil menangis sementara Hendra tidak menghiraukanya yang dia ingin kan hanya Uang uang dan uang.
"Kalo kamu sudah merasa lelah anak mu bisa mengantikanya." ucap Hendra dengan senyuman sinis Lastri pun mengeleng.
"Jangan Hendra." ucap Lastri sambil menangis.
"Maka dari itu ikuti perkataan ku." ucap Hendra dia membawa Lastri keruangan Mamih Lola pemilik bar Angle Night.
Saat disitu Mamih lola memandang Lastri dengan senyuman sementara Lastri tidak membalas nya.
"Hendra, Hendra kamu masih menjual nya." tunjuk Mamih Lola ke Lastri.
"Yah." ucap Hendra gemeter.
"Aku mau yang perawan." ucap Mamih Lola Hendra pun diam.
"Karna dia sudah tua jadi sebaiknya kalian pergi dari sini." ucap Mamih Lola dengan mata tajam.
"Tapi dia masih kuat melayani sampai sepuluh orang semalam." ucap Hendra menyakinkan.
Dasar laki laki biadab.
Tangan Laras mengepal dengan kuat seakan ingin sekali merobek mulut nya.
"Baik saya akan kasih dia kesempatan malam ini tapi setelah ini aku gak mau nerima dia lagi cari gadis yang masih perawan Hendra, karna jika perawan banyak sekali uang yang kamu dapatkan." senyum Mamih Lola membuat Hendra terpesona.
"Baik." ucap Hendra saat Hendra ingin melangkah pergi dia ditahan Mamih Lola.
"Hanya itu saja tidak lebih." ucap Mamih Lola melangkah mendekati Hendra yang terdiam Matanya menuju Hendra.
"Aku akan kasih lebih kalo kamu melayani ku sampai puas." ucap Mamih Lola dikuping Hendra sementara Hendra tersenyum lalu mengangguk tangan Hendra pun di tarik Mamih Lola ke dalam kamarnya.
Sementara Lastri merasa jijik dengan mereka timbul ide gila Lastri.
Aku akan membunuh Mu.!!!
******
Ikuti terus yah kisah selanjutnya karna akan semakin menarik dan jangan lupa yah tinggalkan jejak dengan cara.
Vote
Like 💓💓💓
Komen
serta dukung Author supaya Author makin semangat menulisnya. 😊😊😊
Oohh yah jangan lupa mampir juga di chanel yt Author yah 😍😍😍
Salam Manis dari Author. 😍😍😍
Suara ******* dari kamar Mamih Lola membuat Lastri mengepalkan tangan nya dengan kuat dia pun mengambil pisau yang bekas memotong buah dimeja Mamih Lola lalu masuk ke kamar itu dengan cepat.
Brukk...
Belum sempat Lastri melampiaskan emosinya dia terjatuh kelantai dengan bersimpah darah di lantai.
Kedua orang yang ada dikamar itu melihatnya Hendra begitu kaget yang melihat Lastri tewas mengenaskan sementara Mamih Lola hanya tersenyum sambil membenarkan Gaun nya yang berantakan.
"Hendra, makasih atas kenikmatan nya." ucap Mamih Lola turun dari kasur saat berjalan ke arah Lastri dia membalikan tubuhnya lalu tersenyum ke arah Hendra.
"Besok bahwa anak nya kesini." ucap nya dengan mata tajam lalu melangkah pergi dia tersenyum sama penjaga yang membunuh Lastri.
"Buang tubuhnya kelaut aku gak mau melihat sedikit pun bekas darah nya." ucap Mamih Lola ke penjaga itu dia lalu membawa tubuh Lastri yang sudah tidak bernyawa dan membuangnya.
Sementara Hendra pulang dengan senang nya, uang yang dia dapatkan dengan mudah.
Baik Lola saya akan bahwa anak sialan itu kesini.
Pagi hari nya Aurin bangun dari tidurnya dia memegang dahinya yang masih sakit
dia pun bangun dan membersihkan diri lalu pergi menuju tempat kerja menjadi pelayan cafe tak jauh dari rumahnya.
Bu Aurin janji akan membawa ibu pergi dari sini.
"Dor." seorang cewek membuyarkan Lamunan Aurin.
"Tasya." ucap Aurin sambil tersenyum.
"Elo kenapa pucat banget mukanya." ucap Tasya sambil menaruh tasnya dimeja.
"Gak apa apa." ucap Aurin sambil tersenyum.
Lalu melangkah pergi dari situ menuju kasir tempat kerja nya.
Sementara di ruangan lain Mamih Lola dan seorang cewek sedang melakukan Transaksi.
"Buat Aurin menderita dan jangan biarkan sedikit pun kabur dari tempat ini." ucap Perempuan itu dengan senyum tajam nya.
Sementara Mamih Lola tersenyum karna dia mendapatkan uang lebih besar dari pemikirannya.
Aurin sedang membuat pesanan untuk pelanggan nya saat dia menaruh minuman dimeja itu dia baru menyadari kalo yang memesannya Ibunya Nanda serta seorang cewek sangat cantik serta anggun.
Saat Aurin melangkah ingin pergi dari situ Ibunya Nanda menghentikannya.
"Bisa bicara sebentar." ucap Bu mawar.
Aurin pun berhenti melangkah dia berbalik lalu mata Bu Mawar melirik nya menurutnya duduk dikursi.
"Yah." ucap Aurin sambil duduk.
"Saya, kesini cuma mau memberikan undangan pernikahan Laura dan Nanda, saya harap kamu datang." ucap Ibunya Nanda yaitu Bu Mawar.
Tangan Aurin bergetar mengambil Sebuah undangan pernikahan itu yang terlihat sangat Indah.
"Oh yah inget datang nya harus memakai gaun yang bagus serta bermerk saya tidak ingin mempunyai tamu di pernikahan putra saya seorang Gelandangan." ucap Bu Mawar lagi dengan senyum mengejek sementara wanita muda itu tersenyum sinis.
Air mata Aurin terjatuh dipipi lalu dia menghapus air matanya dan menaruh lagi undangan yang udah dipegang nya.
Menatap mata Bu Mawar dengan tajam.
"Saya pastikan saya datang dengan keinginan kalian dan saya pastikan juga saya akan melihat keharmonisan keluarga kalian bertahan sampai kapan.!!" ucap Aurin lalu tersenyum sinis.
"Hahahaha bertahan.?? sebaliknya saya akan melihat dirimu menderita dan menangis bersujud dikaki saya karna berurusan dengan keluarga ANGNANDA PRASETYA." ucap Bu Mawar dengan senyum sinis.
"Saya menunggu hari itu." ucap Aurin melangkah pergi dari kedua orang itu dengan mengepalkan tangan.
Sesampainya didapur Aurin menangis dia bener bener hancur hatinya melihat orang yang selama ini selalu bersama dan melindunginya akan pergi meninggalkannya.
Dingding tebal pun membatasi bunga asmara nya sungguh sangat menyakitkan melihat orang yang di cintainya akan menikah.
Pelukan dari seseorang menghentikan Aurin menangis, dia melihat sahabat nya lalu memeluknya dengan erat sekali.
"Aku yakin kamu bisa melewati ini semua." ucap Tasya yang tau perjalanan kisah asmara Aurin dan Nanda bahkan waktu disekolah nya dia dijuluki Couple Sweet.
"Sampai kapan Sya, aku selalu menderita aku gak sanggup Sya." ucap Aurin di tengah tengah tangis nya.
Waktu bekerja pun sudah selesai Aurin dan Tasya pulang bersamaan karna mereka rumahnya tidak jauh cuma beda gang.
"Aurin, inget apa kata ku bersabar lah sampai kamu bisa tersenyum tanpa beban." ucap Tasya dengan senyum dia melambaikan tangan tanda berpisah sementara Aurin tersenyum lalu mengangguk.
Saat sampai dirumah Aurin memanggil ibunya tapi tidak ada yang menyahut sama sekali dia pun masuk dikamar Ibunya tidak ada Ibunya.
Apa ibu belum pulang.??
Aurin pun masuk ke kamarnya lalu mandi selesai mandi Aurin melihat kamar Ibunya lagi takut Ibunya sudah datang.
Kemana Ibu.???
Saat Aurin ingin keluar dari kamar Ibunya ada Ayahnya yang tersenyum dengan senyum menakutkan.
Mau apa dia.??
Saat itu tangan nya Aurin di tarik paksa oleh Hendra dengan kasar, Aurin pun sekuat tenaga berusaha memberontak.
"Ayah, lepasin." teriak Aurin sambil sekuat tenaga melepaskan nya sementara Hendra mengeratkan tangan nya membawa Aurin masuk ke mobil nya.
"Ayah mau kemana.??" ucap Aurin takut saat dibawa Ayahnya.
"Diam anak bodoh." ucap Hendra mengikat tangan Aurin dengan tali dan kakinya.
"Lepas." ucap Aurin air mata pun terjatuh dia sungguh sungguh sangat takut dengan keadaan ini.
"Apa seorang ayah tidak sama sekali mempunyai rasa kasihan dan peduli kepada anaknya.??" ucap Aurin dengan masih menangis berharap Ayahnya bisa sadar dengan kelakuannya.
"Asal kamu tau kamu bukan anak ku, Ayah mu adalah kembaran ku dia sudah aku bunuh dan Ibu mu juga sudah mati." ucap Hendra dengan tersenyum sementara tangan menyentir dengan tersenyum.
"Apa.??" ucap Aurin gementar.
Ibu meninggal.??
"Kenapa kamu tega ngelakuin itu pada kami apa salah kami." ucap Aurin dengan tatapan tajam.
"Hahahaha dasar bodoh." tawa Hendra mengelegar seakan sangat puas dengan apa yang dia dapatkan.
"Ayah mu telah menghancurkan keluarga ku hingga Istri ku mati sekarang anak ku tidak tau ada dimana.??" ucap Hendra dengan nada bicara sedih sementara Aurin menatap nya.
Ayah kenapa Ayah tega nglakuin hal itu.
Aurin tak mengerti dengan kejadian itu dia bingung dan alasan Ayah sampai tega nglakuin hal itu sama saudaranya sendiri.
"Karna Ayah mu juga perusahaan ku bangkrut dan sekarang saat nya kau merasakan apa yang telah ayah mu lakukan pada ku." menatap Aurin dengan tajam.
"Itu tidak mungkin." ucap Aurin mengeleng dia tidak bisa berfikir jernih sampai hati Ayah nya nglakuin hal biadab itu.
"Sekarang waktunya aku melihat kamu menderita dan menangis darah seperti apa yang aku rasakan dulu." ucap Hendra mobil pun berhenti di Club angle night Aurin melihat dari dalam mobil hatinya bener bener takut.
"Lepasin." teriak Aurin berusaha memberontak tapi dia di gendong Hendra saat Aurin memberontak matanya beradu dengan Pria tampan kulit putih tatapnya tajam menatap Aurin seakan ingin membunuhnya.
Mata itu beradu dengan mata Aurin sungguh Aurin saat itu terpanah karna Mata indahnya sementara pria itu menatap mata nya.
Siapa perempuan ini tatapanya sedih.
"Max, cari data tentang perempuan tadi." ucap Raka dengan tatapan tak henti menatap nya.
"Baik Tuan." ucap sekretaris itu dia langsung menelvon anak buah nya untuk mencari data perempuan itu.
Aurin dibawah keruangan Mamih Lola disana dia sangat takut dengan suasana tempat itu begitu menyeramkan.
"Mamih Lola, ini pesanan anda saya harap timbal baliknya lebih besar karna dia masih gadis." ucap Hendra percaya diri sementara Mamih Lola tersenyum dengan senyuman licik.
"Berapa yang kau minta." ucap Mamih Lola seakan tau keinginan Hendra.
"satu M." senyum Hendra dengan licik.
Mamih Lola mengangguk dia pun memberikan chek nya ke Hendra.
"Ini." Hendra menerimanya dengan senang sementara Aurin menangis dia begitu takut dengan keadaan ini.
Aurin bagaimana cara nya aku akan pergi dari sini.
Saat mereka sedang serius bertraksaksi Aurin pergi dari ruangan itu beruntung penjaga nya tidak bisa mengejarnya.
Saat akan masih berlari Aurin menabrak pria tadi hingga dia terjatuh saat Aurin melihatnya dia langsung memegang tangan pria itu berharap pria itu menolong nya.
"Tuan, saya mohon bantu saya Tuan." ucap Aurin sambil menangis dia berharap bisa lolos dari tempat ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!