NovelToon NovelToon

Gadis Desa Istri Idaman

Bab 1 (Prolog)

Delisha gadis cantik yatim piatu tinggal di desa, setelah orang tuanya meninggal karena kecelakaan, Elis tinggal bersama nenek dan keponakannya.

Delisha biasa di panggil Elis di desanya, keseharian Elis selain berkebun, membantu neneknya dan eyang Ati, setiap pagi dia menjual berbagai macam jajanan pasar, di depan rumahnya.

"Mba, di panggil eyang Ati" Iwan, menyender di pintu kamar Elis.

Iwan adalah keponakan Elis, umurnya lebih muda 2 tahun dari Elis.

Elis sedang duduk di meja riasnya, menyisir rambut panjangnya.

"Iya, ini mau ke sana kok wan" meletakan sisirnya, melangkah melewati Iwan yang masih berdiri di depan pintu.

"Eh.. Mba, dengar-dengar cucu eyang Ati mau datang ke sini ya? siapa ya namanya? Sa..sa.. siapa lah itu?" Iwan, mengikuti Elis dari belakang.

"Kamu aja gak ingat, apa lagi mba wan, yang gak tahu gimana orangnya. Sudah ya, mba ke rumah eyang Ati dulu" ucap Elis

"Hehe.. katanya dia dokter ya mba?" tanya Iwan, menahan Elis.

"Mba gak tahu wan, sudah ya. eyang udah nunggu di rumah" jawab Elis.

Elis memakai sendal nya dan berjalan menuju rumah eyang Ati, yang hanya beberapa blok saja, dari rumahnya.

Pepohonan berjejer rapi di tepi jalan, berbagai macam bunga di tanam warga di depan rumah mereka, kebun teh dan persawahan milik warga, juga pegunungan menambah asrinya desa. Elis benar-benar menikmati suasana di desanya, sampai tak terasa ia sudah sampai di rumah eyang Ati.

"Assalamualaikum" ucap Elis

"Waalaikumsalam, masuk aja Lis." Jawab eyang Ati di dari dalam rumah

Elis masuk ke dalam rumah, melihat eyang Ati sedang berdiri di tangga yang terbuat dari kayu, Elis terkejut langsung berlari ke arah eyang Ati.

"Ya ampun, eyang! eyang kenapa naik-naik tangga, bahaya eyang!" Memegangi tangga kayu erat

"Ndak apa-apa Lis, eyang bisa kok. Eyang lagi nyari sprei baru" jawab eyang Ati, mencari-cari di dalam lemari.

"Elis saja yang nyari sprei nya, eyang turun saja ya. Elis takut eyang jatuh" ucap Elis

"Yo wes, eyang turun yo. (Ya sudah, eyang turun ya)" jawab eyang Ati, perlahan turun dari tangga.

Elis memegangi tangga itu lebih erat, agar eyang Ati tidak jatuh.

"Eyang, soal ambil barang yang letaknya tinggi mending eyang minta bantuan saja sama tetangga, atau sama Iwan kalo Elis lagi nggak bisa. Jangan naik tangga sendiri, bahaya!" ucap Elis, memegangi tangan eyang Ati, menuntunnya untuk duduk di sofa.

"Iya Lis, eyang minta maaf ya. Eyang terlalu semangat mau ketemu cucu hehe" jawab Ati, duduk di sofa.

"Iya, Elis paham. ya sudah, eyang duduk saja di sini ya biar Elis yang nyari sprei nya." Ucap Elis, membetulkan posisi tangga kayu, agar tidak miring.

"Hati-hati ya Lis, eyang ke dapur aja deh. cek persediaan sayur" sahut eyang Ati, melangkah masuk ke dapur

"Iya eyang.." sahut Elis

***

Perumahan elit, tepatnya di ibu kota Jakarta.

Shaka Rahardja, dokter tampan, muda dan sukses, sekaligus pemilik rumah sakit, cucu pertama dari eyang Ati.

Seseorang mengetuk pintu. Shaka membukakan pintu, di liatnya Ezhar. Ezhar, adalah adik kandung dari Shaka.

"Udah siap?" Tanya Ezhar.

"Udah, ayo turun" jawab Shaka, menutup pintu kamarnya lalu menuruni tangga rumah bersama adiknya.

"Barang-barang sudah masuk bagasi semua kan?" Tanya Shaka.

"Udah, tenang aja kak." Jawab Ezhar.

Mereka berdua keluar rumah, di depan rumah ayah dan ibu dari Shaka dan Ezhar berdiri di dekat mobil milik Shaka.

"Udah siap, anak-anak ibu?" Tanya Nia.

"Siap dong" sahut Ezhar.

Nia memeluk kedua anaknya.

"Maafin ibu ya, gak bisa ikut. Ayah kalian nih, bisa-bisa nya ada acara penting! padahal ibu kepengin ikut juga" Ucap Nia.

"Gak apa-apa Bu, ya sudah kita berangkat dulu ya" jawab Shaka, menyalami Ayah dan Ibunya, begitu juga dengan Ezhar.

Shaka dan Ezhar masuk ke dalam mobil, Shaka membuka kaca mobilnya

"Assalamualaikum" salam Shaka dan Ezhar, mereka juga melambaikan tangan pada kedua orang tua nya.

"Waalaikumsalam" jawab Ayah dan Ibu.

"Hati-hati ya nak, jangan ngebut" ucap Nia, melambaikan tangannya.

"Salam buat nenek" teriak ayah.

Mobil sudah keluar dari gerbang utama, Shaka melajukan mobil dengan kecepatan sedang, ia tak mau buru-buru, keselamatan lebih utama bukan.

Bersambung......

Bab 2

Shaka dan Ezhar, sudah sampai di kampung Eyang mereka, namun belum sampai di rumah Eyang.

Di tengah jalan, tiba-tiba saja ban mobil Shaka bocor. Dan lagi Shaka lupa membawa ban cadangan beserta alat-alat nya.

Ezhar menghela nafas " Kenapa sampai lupa sih kak, gak bawa ban cadangan!" Kesal Ezhar, bersandar di mobil.

"Nama nya juga lupa, gimana sih!" jawab Shaka, ikut bersandar di mobil.

"Terus, sekarang gimana? Ada bengkel mobil gak di sini?" Tanya Ezhar.

"Gak tahu? kayaknya kita harus tanya sama warga sini, bengkel mobil di mana" jawab Shaka, melihat ke sekeliling nya, Namun tidak ada orang yang lewat .

Tiba-tiba, Shaka melihat dari kejauhan seorang gadis mengayuh sepedanya dengan santai.

Gadis itu adalah Elis.

"Mungkin aku bisa tanya sama mba itu" batin Shaka

"Aku tanya sama orang dulu , kamu di sini saja Zhar" ucap Shaka.

"Oke" jawab Ezhar, masuk ke dalam mobil karena cuacanya cukup panas.

Shaka berdiri di pinggir jalan, menunggu Elis mendekat. Melihat gadis itu semakin dekat, Shaka melambaikan tangan nya.

Elis menghentikan sepedanya tepat di depan Shaka.

"Maaf mba, permisi. Apa di sini ada bengkel mobil?" Tanyanya pada Elis.

Elis turun dari sepedanya "Iya mas, oh bengkel mobil. Ada mas, tapi masih jauh dari sini" jawab Elis

Elis menatap mobil yang ada jauh di belakang Shaka, ban mobilnya benar-benar kempes.

"Dari kota ya?" batin Elis. Menatap Shaka dari atas sampai bawah kaki

"*Dari dekat, dia sangat manis" batin Shaka.

"Heh! apa yang kau pikirkan Shaka, fokus pada mobil, iya mobil" batin Shaka*.

"Ah, masih jauh ya. Kalau begitu, terima kasih ya mba" jawab Shaka

Melihat Shaka kebingungan, Elis berniat membantu nya.

"Apa ada yang bisa saya bantu mas? mungkin saya bisa mengantar mas nya ke bengkel. Saya bisa membonceng mas nya." Ucap Elis, menaiki sepedanya lagi.

"Masa iya aku di bonceng perempuan, kan harusnya aku yang boncengin dia. Tapi gimana aku ngmong nya ya" Batin Shaka.

"Gimana mas, mau saya antar?" Tanya Elis lagi, sedikit memiringkan kepalanya, menatap Shaka yang melamun.

"Eh, iya. Boleh mba. Tapi saya yang bawa sepedanya ya mba. Biar mba yang saya bonceng, kalau saya yang di boncengin kayaknya gak enak di liat orang" ucap Shaka.

"Oh. Iya, tidak masalah" jawab Elis, turun lagi dari sepedanya.

"Tunggu sebentar mba, saya pamit sama adik saya dulu, dia ada di dalam mobil" ucap Shaka.

"Oh, iya silahkan" jawab Elis

Shaka melangkah kembali ke mobil, mengetuk pintu mobil dan pamit pada Ezhar.

Shaka pun kembali lagi ke tempat Elis menunggunya.

"Maaf ya mba, saya jadi ngerepotin mba nya" ucap Shaka, meraih sepeda tua milik Elis.

"Tidak apa-apa mas" jawab Elis

Shaka menaiki sepeda Elis, dan Elis duduk di belakang tepatnya di bonceng Shaka.

Shaka mulai mengayuh sepeda milik Elis, ini pertama kalinya dia naik sepeda membonceng seseorang, dan lagi yang di bonceng gadis yang cantik nan manis, biasanya dia hanya bersepeda sendirian saja.

Selama perjalanan mereka merasa canggung, tidak ada obrolan di antara mereka, mungkin karena memang belum kenal dan baru pertama bertemu, jadi ya wajarlah ya, canggung yang di rasa.

"Apa masih jauh mba, bengkelnya?" Tanya Shaka, menghancurkan keheningan.

"Sudah dekat kok mas, tinggal belok ke kiri saja" jawab Elis.

Mendengar jawaban Elis, Shaka mempercepat laju sepeda, dia ingin cepat-cepat sampai.

Dan benar saja, ada bengkel mobil yang ada di pinggir jalan.

Shaka mengerem sepeda, dan berhenti tepat di depan bengkel.

Elis turun dari sepeda, begitu juga Shaka.

"Assalamualaikum, pak de." Salam Elis, masuk ke bengkel.

"Waalaikumsalam, eh.. Elis, ada apa Lis?" Tanya pemilik bengkel.

"Ini pak de, ban mobil milik mas ini bocor (menunjuk Shaka, yang ada di sampingnya)"

" Mobilnya di pertigaan. Karena mas nya gak tahu bengkel nya jadi Elis anterin ke sini " ucap Elis.

Shaka mendengarkan obrolan mereka "Jadi, namanya Elis" batin Shaka

"Oh. Ya sudah, ayo naik motor bapak saja kalau gitu ke sana lagi nya. biar bapak tambal ban nya" ucap pemilik bengkel.

"Iya pak, terima kasih" jawab Shaka.

"Sebentar ya bapak, beres-beresin alat-alatnya dulu" ucap pemilik bengkel.

"Iya pak, santai saja. Saya tidak terlalu buru-buru juga" jawab Shaka

Shaka melangkah mendekat ke Elis. "Terima kasih ya mba, sudah nganterin saya" ucap Shaka.

"Nggih mas, sami-sami.(Iya mas, sama-sama)" Jawab Elis.

"Kalau begitu saya permisi ya mas" pamit Elis, menaiki sepedanya.

"Iya mba, hati-hati di jalan. Terima kasih sekali lagi" ucap Shaka

Elis tersenyum menanggapi Shaka, lalu mengayuh sepedanya pulang ke rumah

***

Sampai di rumah, Elis menyandarkan sepedanya di pagar rumah. Membawa belanjaan yang dia beli di pasar tadi, dua kantong belanjaan dia bawa di kedua tangannya, dan masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum" Salam Elis.

"Waalaikumsalam" jawab Iwan dan nenek .

Nenek sedang membersihkan daun pisang di atas meja, dan Iwan sedang nonton TV.

Iwan berdiri dan menghampiri Elis, mengambil belanjaan yang ada di tangan Elis.

"Matur suwun wan.(Terima kasih wan)" ucap Elis, tersenyum. Lalu mendekat ke Neneknya ikut duduk di sofa.

"Tumben, pulangnya agak telat Lis?" Tanya Nenek, sambil membersihkan daun pisang dengan lap basah.

Elis, ikut membersihkan daun pisang itu. "Iya nek, tadi bantuin orang dulu. Ban mobilnya bocor, tadi nganterin orangnya ke bengkel" jawab Elis.

"Ohh... ya sudah, kamu lanjutin bersihin daun nya ya, nenek ke dapur dulu" ucap Nenek, melangkah masuk ke dapur.

Elis, melanjutkan membersihkan daun pisang yang tersisa.

Di sela-sela membersihkan daun pisang, Elis memikirkan laki-laki yang baru dia temui tadi di jalan.

"Apa dia cucu nya eyang?" batin Elis

Elis menghela nafas "Ngapain kamu Lis, mikirin orang yang gak kamu kenal. Mau dia cucunya eyang Ati atau bukan, bukan urusanmu. Sudahlah, kerjaan mu masih banyak Elis!" Batin Elis lagi.

Setelah membersihkan daun pisang, Elis membawa daun pisang itu ke dapur.

"Nenek, bikin apa?" Tanya Elis, meletakkan daun pisang di meja dapur.

"Ini, katanya cucu nya eyang Ati mau datang hari ini. Nenek mau bikin lemper, nanti kamu kasih ke eyang ya Lis" jawab Nenek, mulai menyiapkannya bahan-bahan membuat lemper.

Elis menghela nafas nya " Sudah nek, biar Elis aja yang bikin. Nenek istirahat saja ya" ucap Elis, mendekat ke Neneknya.

"Tidak, kamu lebih capek Lis. Kamu yang belum istirahat" jawab Nenek.

"Nenek..... " Elis menatap Neneknya memohon.

Elis tahu kalau neneknya sudah kelelahan pasti punggungnya akan sakit, jadi Elis tidak akan membiarkan neneknya itu bekerja terlalu lama.

"Hem. Ya sudah, iya. " Jawab Nenek, meletakan baskom yang ia ambil tadi ke tempatnya lagi.

"Tenang aja nek, Iwan yang bantuin mba Elis. Nenek istirahat saja" sahut Iwan dari pintu dapur.

"Iya.. iya.. ya sudah nenek tinggal ya" ucap Nenek, meninggalkan mereka berdua di dapur

"Jadi apa yang harus Iwan bantu mba?" Tanya Iwan, menatap semua bahan makanan yang menumpuk di meja.

"Siapin bumbu buat isian lemper, jangan lupa di ulek ya. Hehe" jawab Elis, menggeser ulek-an ke depan Iwan

"Idih, kenapa Iwan selalu dapat bagian ulek bumbu!" Gerutu Iwan

"Sudah, kerjain aja wan. Kalau kamu yang ulek bumbunya masakan nya jadi tambah enak tahu, percaya deh sama mba" sahut Elis, tersenyum dan mengedipkan kedua matanya berulang, menggoda Iwan.

Melihat Elis , Iwan merasa kesal sendiri. yah.. Meskipun mengomel ini itu, tapi tetap aja Iwan mengulek bumbunya sampai selesai.

***

Di rumah Eyang Ati, Shaka dan Ezhar baru saja sampai. Mereka berdua langsung turun dari mobil, di liatnya rumah ala pedesaan yang masih terawat dengan baik.

Shaka dan Ezhar menaiki tangga, dan mengetuk pintu

"Assalamualaikum" Salam Shaka dan Ezhar bersamaan

Pintu terbuka. "Waalaikumsalam" jawab Eyang.

"Eyang" panggil Shaka dan Ezhar.

"Masya Allah, cucu cucu Eyang sudah sampai!" ucap Eyang, menghampiri Shaka dan Ezhar. Memeluk mereka berdua dengan erat.

"Eyang kangen sekali sama kalian berdua"ucap eyang

"Kami juga kangen sama eyang" jawab Ezhar

Eyang melepas pelukannya "Kalau kangen, kenapa baru datang sekarang, Hem!" mencubit pipi Shaka dan Ezhar

"Aduh, eyang! masa cucunya baru sampai di cubit-cubit gini" rengek Ezhar

Shaka dan Ezhar mengelus pipi mereka.

"Dasar kalian ini, hahaha... Ya sudah ayo, kita masuk yuk" menggandeng tangan Shaka dan Ezhar masuk ke dalam rumah.

Bersambung...

Jangan lupa, klik like, dan favorit

Rate dan coment-nya

Bab 3

Di rumah Elis, Elis dan Iwan sedang menyiapkan Lemper dan kue Lapis di Tupperware.

Setelah semua makanan untuk Eyang sudah tertata rapih, dan Elis juga sudah mandi. Elis keluar rumah membawa tas yang berisi Lemper dan kue Lapis itu.

"Mba, mau di temenin gak?" Iwan, bersandar di tiang rumah.

"Bilang aja mau ikut wan!, pengen lihat cucunya eyang kan?" sahut Elis, memakai sendal nya.

"Hehe... mba tahu aja" ucap Iwan.

"Ya udah, pamit dulu sana sama nenek. ntar nyariin lagi!" Ucap Elis. Iwan segera masuk ke dalam rumah lagi, pamit pada neneknya.

Tak lama, Iwan keluar. Menuruni tangga dan memakai sendal nya.

"Sini mba, biar aku aja yang bawa" mengambil tas di tangan Elis.

--------------------------------------------------------

Di rumah Eyang Ati, Shaka dan Ezhar sudah selesai mandi, kini mereka sedang membereskan barang-barang bawaan mereka.

Shaka membuka koper kecil miliknya, isi koper itu adalah obat-obatan. Setiap Shaka berpergian dia selalu membawa koper kecil itu, untuk jaga-jaga jika ada keadaan darurat.

Tok...tok...tok... bunyi ketukan pintu.

"Dek.. buka pintu sana!" perintah Shaka, sibuk membereskan obat-obatan.

Ezhar, turun dari kasurnya dan berjalan ke pintu.

"Eyang... " ucap Ezhar.

"Maaf ya Eyang ganggu kalian istirahat" ucap Eyang, masuk ke dalam kamar.

"Tidak apa-apa, Ada apa Eyang?" Tanya Ezhar, menutup pintu kamar.

"Kalian belum makan kan? tadi Eyang di kirimin Lemper sama tetangga, ayo makan sama-sama, kebetulan Eyang juga mau ngenalin tetangga Eyang sama kalian berdua" ucap Eyang Ati.

"Oh, oke Eyang. kita keluar sekarang saja" sahut Ezhar.

Eyang Ati sudah keluar duluan dari kamar.

Melihat Shaka yang masih sibuk dengan obat-obatan, Ezhar mendekat dan menarik tangannya.

"Ayo kak, beresin obat-obatan nya nanti. gak denger tadi Eyang ngmong apa?" Ucap Ezhar.

"Ck.. iya.. iya.. gak usah di tarik juga tangannya" kesal Shaka, mengikuti Ezhar dari belakang.

-----------------------------------------------------------

Di meja makan, sudah ada berbagai makanan. Lemper dari Elis pun sudah tersedia di sana.

Elis dan Iwan juga sudah duduk di kursi.

Awalnya mereka ingin langsung pulang, tapi Eyang Ati menahan mereka, agar mereka juga ikut makan bersama, Eyang Ati juga mengatakan kalau ingin mengenalkan cucunya pada Elis dan Iwan.

"Sebentar ya Lis, Wan, mereka sebentar lagi keluar kok" ucap Eyang, lalu duduk di samping Elis.

"Maaf membuat kalian menung..... gu" ucap Shaka, terkejut melihat Elis.

"Lah, kenapa Mba ini ada di sini" Batin Shaka.

"Kamu kenapa bisa ada di sini?" Tanya Shaka, menatap Elis.

"Loh.. kalian sudah saling kenal?" tanya Eyang, menatap Shaka dan Elis.

"Ah.. itu.. dia yang nolongin Shaka nyariin bengkel mobil, Eyang" jawab Shaka, duduk di samping Ezhar.

"Begitu ya... Terima kasih ya Elis" ucap Eyang, mengelus pundak Elis.

"Iya Eyang, sama-sama. Jadi ini cucunya Eyang?" tanya Elis.

"Ah.. iya, Eyang sampai lupa ngenalin kalian. Jadi Shaka, Ezhar. Dia adalah Delisha panggilan nya Elis, Elis itu cucunya nenek Wati, Dan di sampingnya adalah keponakan Elis, namanya Iwan" ucap Eyang.

"Elis dan Iwan, mereka berdua cucu Nenek, dia Shaka dan di sampingnya Ezhar adik kandung Shaka." sambung Eyang.

Mereka ber empat bersalaman dan menyebutkan nama masing-masing.

"Nah.. sekarang mari kita makan. lanjut ngobrol nya nanti ya habis makan" Ucap Eyang.

-------------------------------------------------------------

Setelah makan, Elis dan Shaka duduk di ruang keluarga. Sedangkan Iwan dan Ezhar bermain games bersama, Mereka cepat akrab rupanya.

Elis dan Shaka, duduk agak berjauhan. tanpa obrolan, mereka berdua terlihat sangat canggung, mereka hanya menonton TV dan sesekali melirik ke Iwan dan Ezhar yang berisik bermain games.

"ngajak ngobrol apa enggak?.. ngobrol apa enggak?" batin Shaka, melirik ke Elis yang fokus menonton TV.

Sedangkan Elis, merasa dirinya di tatap sama Shaka terlihat tidak nyaman.

"Apa ada yang salah sama aku ya?, kenapa mas Shaka ngeliatin aku terus?" batin Elis.

"Eyang mana sih, kenapa lama banget?" batin Elis lagi.

Akhirnya, Elis memutuskan untuk masuk ke dapur. Shaka yang melihat Elis tiba-tiba berdiri dan langsung pergi, masuk ke dapur, bingung.

"Haah.... " Helaan nafas Shaka.

Tak lama, Elis kembali lagi ke ruang keluarga dengan membawa nampan.

Shaka memperhatikan gerak-gerik Elis.

Elis meletakkan nampan itu, yang ternyata adalah kue Lapis.

"kue Lapis..?" batin Shaka. menatap kue Lapis yang terlihat Enak itu.

Elis mengambil dua potong kue Lapis, di pindahkan nya ke piring kecil.

"Silahkan mas.." ucap Elis, memberikan dua potong kue Lapis pada Shaka.

"Ah... Terima kasih.. " jawab Shaka, mengambil piring di tangan Elis.

Shaka memakan kue Lapis itu.

"Enak.." batin Shaka.

----------

Bersambung..........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!