NovelToon NovelToon

Suamiku Chef Yang Dingin Dan Arogan

eps 1

Seperti biasa di pagi hari Adinda selalu memasak membuatkan sarapan pagi, Ia tidak akan ketinggalan untuk membantu ibu nya di dapur, selain bagian dari hobi ia juga sangat bermimpi menjadi chef terkenal dan bisa membanggakan kedua orang tuanya.

"Akhirnya...beres juga" ucap Adinda sambil meletakan nasi goreng buatan nya.

"Sayang kamu panggil Ayah sama adik kamu dulu yah.. Ibu mau beresin alat masak dulu." Seru Ibu Ikeu yaitu Ibunya Adinda.

"Iya, Bu. Aku ke atas dulu." Jawab Adinda yang langsung di angguki oleh Ibu Ikeu.

Tanpa pikir panjang Adinda langsung menuju ke atas untuk memanggil Adik dan ayahnya untuk sarapan bersama, tak butuh waktu lama mereka pun turun kebawah dan langsung menuju meja makan yg sudah rapih dan harum masakan.

"Wahhh.. kayanya enak nih, kakak emang terbaikkk, tau aja aku lagi pengen nasi goreng." Puji Adiba sambil mengacungkan kedua jempolnya lalu tersenyum manis.

"Idihhh..biasa aja kali Dek, sakit mata aku liat kamu kaya gitu hahaha." Ejek Adinda sambil tertawa.

"Ishh.. dasar kakak lucknat, di puji malah kayak gitu." jawab Adiba cemberut.

"Biasa aja kali gak usah cemberut gitu lagian kakak cuma becanda kok" Lanjut Adinda.

Adinda memang sangat suka menggoda adik kesayangannya itu, bahkan setiap hari ia selalu menjahili Adiba, walaupun mereka nampak tidak akur tapi mereka saling menyayangi satu sama lain.

Ayah Hanafi yang melihat tingkah kedua anaknya pun hanya menggelengkan kepala karena itu sudah tidak asing lagi baginya.

"Kalian ini pagi-pagi sudah ribut saja." Kata Ayah Hanafi.

"Kakak tuh Yah yang duluan, jahat sama Adeknya." Ucap Adiba mengadu.

"Idihh nyalahin kakak.." lanjut Adinda tidak mau kalah.

"Sudah-sudah ayok buruan makannya nanti keburu dingin." Ujar Ibu yang memperhatikan kedua anaknya yang berdebat kecil, lalu ibu Ikeu duduk di sebelah suaminya yaitu Ayah Hanafi.

Mereka lalu menyantap sarapannya dengan hidmat dan tanpan banyak bicara hanya terdengar dentingan suara sendok dan piring beradu.

.

.

.

Setelah selesai dengan sarapannya mereka langsung menuju ke ruang TV karena hari ini hari minggu jadi mereka bisa bersantay. Adiba langsung pergi ke kamarnya karna ia mempunyai tugas sekolah yang harus ia selesaikan.

"Yah.. Bu.. ada yang mau Dinda omongin." Ucap Adinda memulai pembicaraannya sambil menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Ada apa Nak tumben." jawab Ayah sambil meletakan korannya ke meja di depan nya, karna melihat Adinda begitu serius.

"Jadi gini Yah, nanti kan ada pendaftaran untuk mengikuti kontes memasak. Jadi, rencananya aku mau ikut daftar, boleh kan Yah Bu, lagian sekarang aku sudah lulus kuliah jadi aku engga ada kegiatan lain lagi. Dan siapa tahu aku bisa dan menjadi juaranya." Kata Adinda panjang lebar berharap ia mendapat izin dari kedua orang tuanya.

"Memangnya dimana tempatnya nak..!" Tanya Ayah menatap Adinda serius.

"Mmmm... di kota Yah." Jawab lirih Adinda.

"Ayah nggak setuju. Ayah takut terjadi apa-apa sama kamu, kamu harus tau nak Ayah gak mau Dinda pergi jauh-jauh dari kita, Iya kan Bu." Ucap Hanafi sambil melirik Ibu Ikeu yang hanya diam.

"Ayah kamu benar Nak, apalagikan pergaulan disana sangat bebas, bukannya kita tidak mau mengizinkan keinginan kamu, kita sangat mendukung cita cita dan keinginan kamu menjadi chef. Tapi kalo kamu berada jauh dari kita, kita sangat takut terjadi apa apa sama kamu Nak, kecuali..." Kata ibu Ikeu langsung terhenti.

"Kecuali apa Bu..?" Lanjut Adinda berharap masih ada kesempatan.

"Kecuali kalau kamu sudah menikah." Jawab enteng Ibu Ikeu yang membuat Adinda langsung cemberut.

"Ishh Ibu, aku serius bu.!"

"Memangnya ibu sedang becanda apa, ibu serius."

Ayah dan Ibunya Adinda memang sangat posesif kepada kedua anaknya, bukan tanpa alasan mereka sangat takut terjadi apa-apa kepada anak anaknya, mereka taku anaknya salah pergaulan.

"Yah.. Bu.. aku kan sudah besar aku bisa menjaga diri aku sendiri, tanpa harus menikah dulu. Ayah sama Ibu nggak usah khawatir, Dinda akan baik-baik aja tanpa harus menikah dulu.. Ayah sama Ibu harus percaya sama Dinda." Adinda terus berucap meyakinkan Ibu dan Ayahnya agar mereka percaya dan mengijinkannya.

"Ngga bisa, Ayah tetap tidak akan mengijinkan kamu." Tegas Hanafi.

"Tapi.. Yah."

"Ngga ada tapi tapian.. Ayah bilang ngga bisa yah ngga bisa, kamu jangan melawan lagi." potong Hanafi menatap tajam Adinda yang sedikit menaikan volume suaranya.

Adinda merasa sia-sia berdebat dengan kedua orang tuanya nya ia sama sekali tidak mendapatkan izin mereka, Adinda sangat kecewa dan marah ia lalu pergi ke kamarnya dengan perasaan sedih.

"Yahh gimana ini kayaknya Dinda marah sama kita, Ibu takut dia akan nekad kalo lama-lama di kekang terus." Ucal khawatir Ibu Ikeu menatap sendu suaminya.

"Sudah. Ibu tenang saja, ini juga demi kebaikannya. Ibu ngga usah khawatir." Hanafi menenangkan istrinya yang sebenarnya ia juga sangat khawatir Adinda akan berbuat nekad.

.

.

.

Setelah sampai di kamarnya Adinda langsung mengunci pintu kamarnya, dan kini air matanya tak bisa di bendung lagi ia pun menangis karna sangat kesal, bagaimana tidak selama ini ia sangat ingin sekali mengikuti kontes-kontes memasak atau bekerja menjadi chef, tapi semua itu harus mendapat izin terlebih dahulu. Adinda merasa impiannya hancur.

"Aku BENCI.. kenapa..! kenapa ini sangat tidak adil. Aku ingin seperti mereka yg bebas pergi kemana aja tanpa di kekang tanpa harus meminta ijin dulu."

Adinda menagis sambil memukul-mukul bantal yang berada di sampingnya iya sangat kesal karna selama ini ia merasa dikekang bahkan kalo pergi paling jauh ke kampus nya itupun ia tidak boleh keluyuran. Adinda selalu menghabiskan waktunya di rumah dan sekarang kuliah nya sudah selesai jadi ia merasa kesal dan suntuk berada di rumah terus menerus tidak melakukan apa apa kecuali memasak karna itu hobi nya.

eps 2

"Yah.. gimana kalo kita izinkan saja keinginan Adinda..!" Kata Ibu Ikeu merasa kasihan kepada anaknya itu.

"Ayah tetap gak akan izinin Bu, kecuali kalo dia sudah menikah, itu sudah menjadi tanggung jawab suaminya." Jawab santai hanafi.

Di sela-sela perbincangannya mereka lalu mendengar suara ponsel berdering, lalu mengambilnya dan melihat siapa yang menelponnya, setelah tau siapa yang menelponnya Hanafi langsung mengangkatnya dengan senyuman dan semangat.

Di telpon..📞📞📞

📞 Pak Hanafi : "Assalamu'alaikum.. Hallo Pak Wisnu apa kabar nih. Wahh sudah lama juga yah kita tidak bertemu, gimana keluarga kau sehat kan".

Ucap Hanafi ayahnya Adinda ia sangat senang sekali mendapat tlpon dari sahabat seperjuangannya dulu.

📞 Pak Wisnu : "Wa'alaikum salam, hallo juga Pak Hanafi. Alhamdulillah kabar baik-baik saja sehat semua. Iya nih sudah lama kita tidak bertemu."

📞 Pak Hanafi : "Alhamdulillah kalo baik syukur. Ada apa nih tumben pagi pagi nelpon."

📞 Pak Wisnu : "Oh iya Jadi gini, Langsung saja yah saya omongin, Jadi aku mau nagih janji kita dulu kamu ingat kan..!!

📞Pak Hanafi : "Janji..?” Jabat Hanafi sambil mengingat-ingat.

📞Pak Wisnu : "Iya, Janji kita dulu. Dan sekarang ini waktunya aku menagihnya. Dan sekarang kini anakku sudah mapan.!"

Setelah mendengar kata anak, kini pak Hanafi teringat dulu tentang janjinya terhadap pak Wisnu.

📞 Pak Hanafi : " haha iya iya aku mana lupa sama janji kita dulu untuk menjodohkan anak anak kita. Dan alangkan lebih baik kita bicarakan ini lebih lanjut di rumah ku saja yah, aku tunggu kedatangan keluargamu dan anakmu itu kita langsung kenalkan saja." Turur Hanafi setelah mengingatnya.

📞 Pak Wisnu : "Alhamdulillah..saya siap besok kita akan ke rumahmu untuk membicarakan perjodohan ini, lebih cepat akan lebih baguskan."

📞 Pak Hanafi : "Haha.. iya, tapi jangan lupa bawa anakmu yah saya kangen sekali pasti dia sudah sangat dewasa dan tampan."

📞 Pak Wisnu : "Insyaallah pak.."

Ternyata seseorang yang menelponnya ialah Pak Wisnu sahabat lamanya, ia menagih perjanjiannya sewaktu dulu yaitu menjodohkan anak-anak nya bila sudah dewasa.

Dan setelah berbincang bincang cukup lama mereka menutup tlpon nya. Hanafi sangat senang mendapat kabar baik dari sahabat nya bahkan perjodohan ini sangat di inginkan oleh nya..ia sangat percaya kepada keluarga Wisnu untuk menjaga putri nya yg sangat ia sayangi karna ia sangat mengenal Wisnu sejak dulu.

"Siapa Yah yang nelpon ko Ayah kaya seneng gitu senyum-senyum sendiri ngga jelas." Ucap heran Ibu Ikeu karna ia merasa aneh dengan tingkah suaminya itu.

"Gini loh Bu.. barusan calon besan kita nelpon dia nagih janji kita dulu yang mau menjodohkan anak kita, dan besok mereka akan datang kesini membicarakan kembali perjodohan kita sewaktu dulu dan memperkenalkan anak anak kita." jawab Hanafi sambil tersenyum senang.

"Siapa Yah.. Ibu lupa." Ucap bingung Ibu Ikeu.

"Ituloh Bu, Pak Wisnu" Lanjut Hanafi.

"Owhh..magsud Ayah Pak Wisnu, wahh bagus deh.. Mamah seneng denger nya." lanjut Ikeu sambil tersenyum.

"Iya Bu, Ayah juga senang dapat kabar baik."

"Tapi, Gimana sama Adinda Yah, apakan dia akan mau di jodohkan..!" Tanya Ibu Ikeu yang merasa takut Adinda akan menolaknya.

"Ayah juga ngga tau, tapi kita coba bujuk saja siapa tau dia mau" jawab Hanafi.

............###...........

Sama hal nya dengan keluarga Hanafi, Keluarga Wisnu pun mereka sangat senang mendapat kabar baik dari sahabatnya dan merespon dengan baik tentang perjodohan anak-anaknya. tapi mereka juga tidak tau akan kah anak-anak nya itu bakalan setuju atau tidak yang pasti mereka akan terus membujuk bagai mana pun cara nya supaya setuju dan menuruti keinginan orang tua nya.

"Nak.. kamu mau kemana! Sini dulu ada yang mau kita omongin serius." Wisnu melihat anak nya yang sudah rapih mau pergi.

"Ada apa, tumben." Jawab Aditya dingin sambil mendudukan bokong nya di sofa dekat mamah nya.

"Jadi gini. Tapi Papah ngga mau dengar penolakan dari kamu.. mau atau ngga kamu harus mau"

"Apaan sih Pah kalo ngomong yg jelas.." potong Aditya karna penasaran dengan apa yg akan di ucapkan oleh Papahnya itu.

"kamu sabar dulu, jadi gini Papah sama Mamah mau menjodohkan kamu dengan anak sahabat Papah, Kita ngga mau dengar penolakan dari kamu. Intinya kamu harus mau dan besok kita akan kesana menemui mereka." Ucap Wisnu penuh penekanan dan sangat tegas karna ini juga demi kebaikan anaknya.

"Kok jadi maksa gini sih Pah, kalo aku ngga mau gimna. Papah tetap akan maksa aku?." Jawab Aditya menahan emosi karna ia paling tidak suka di atur-atur.

"Nak.. kamu dengerin kita dulu, ini juga demi kebaikan kamu, Mamah sama Papah sudah tua. Umur tidak ada yang tau, kita mau melihat kamu menikah dengan orang yang dari keluarga baik-baik. Apa kamu tega sama kita, kita juga pengen sekali mempunyai cucu. kamu anak satu satu nya kita dan umur kamu juga udah dewasa ini sudah waktunya kamu menikah." Lanjut Mamah Wina sambil terisak.

"Terserah Kalian saja..." Aditya langsung pergi meninggalkan orang tua nya karna ia tidak mau berdebat lagi dengan orang tuanya.

"Aditya kita belum selesai bicara" Teriak Papah Wisnu penuh penekanan.

"Udah lah Pah.. biarin dia berfikir dulu Papah tenang aja pasti dia mau kok" kata Mamah Wina menenangkan suaminya.

"Tapi Mah, anak itu sangat tidak sopan. Kita bicara serius dia malah pergi begitu saja." Ucap kesal Papah Wisnu dengan tingkah anaknya itu.

"Sudah-sudah Papah tenang jangan terbawa emosi.. anak kitakan memang seperti itu." Jawab Mamah Wina menenangkan suaminya karna ia sudah tidak asing lagi baginya dengan sikap Aditya yang dingin dan cuek.

eps 3

Di kediaman Hanafi..

Tuk..Tuk.. Tuk...(Anggap saja suara pintu di ketuk)

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Adinda, ia langsung beranjak membukakan pintu kamarnya karna di kunci olehnya.

"Ada apa lagi Bu.." Ucap Adinda sambil menatap dingin Ibunya karna Adinda masih merasa kesal.

"Udah.. kamu jangan marah lagi ayok kita turun ke bawah, Ayah panggil kamu ada yang mau kita omongin" jawab Ibu Ikeu.

"Apa lagi sih bu.. males deh, gak mau ahh" kata Adinda menolak ajakan Ibunya.

"Iyaa kamu temuin Ayah kamu dulu nak, ada hal penting yang mau kita bicaraka." Tegas Ibu Ikeu yang membuat Adinda penasan dengan apa yang akan dibicarakannya.

"Yaudah.. iya..!" Jawab Adinda dengan berjalan gontai tak bersemangat.

Dengan terpaksa Adinda menuruti ucapan Ibu nya karna ia berfikir mungkin saja Ayah nya itu berubah pikiran dan mengizinkan keinginannya.

Tak lama kemudian Adinda pun sampai dan langsung duduk di hadapan Ayahnya, dan ibu Ikeu duduk di sebelah suaminya.

"Ada apa lagi Yah." Ucap Adinda memulai pembicaraan.

"Jadi gini nak, langsung aja Ayah bicarakan.. jadi, Ayah sama ibu mau menjodohkan kamu sama anak sahabat Ayah, dan kamu harus mau." Tutur Hanafi dengan hati hati.

"Apaan sih Yah..gak mau akh, aku ngga mau di jodohin memangnya aku ngga laku apa maen jodoh-jodohan segala, udahlah Dinda gak mau jangan paksa Dinda." Jawab Adinda menolak perjodohannya.

"Kita udah sepakat, tidak ada lagi penolakan.."

"Jangan paksa Dinda Yah.. Bu.. Dinda gak mau di jodohkan." Ucap tegas Adinda ia sama sekali tidak mau di jodohkan apalagi dengan orang yg belum pernah ia temuinya.

"Ibu sama Ayah akan mengijinkan kamu untuk mengikuti kontes memasak itu asalkan kamu mau di jodohkan sama anak sahabat Ayah."

seketika Adinda langsung kaget mendengar ucapan papah nya bahwa ia akan di beri izin memasak tapi iya harus mau di jodokan oleh Ayahnya.

"Tapi kalo aku mau di jodohkan berarti nanti kalo aku sudah nikah.. minta izinnya harus sama suami aku dong Yah.. Bu.. akhh sama aja aku tidak akan dapat izin." Jawab ketus Adinda panjang lebar.

"Yah kan nanti orang yang akan mau di jodohkan sama kamu itu kan orang jakarta, kontes memasak kamu kan di jakarta. Jadi dia pasti akan menginjinkan kamu dan ayah enggak akan terlalu khawatir karna sudah menjadi tanggung jawab suamimu" kata Hanafi membujuk Adinda.

"Ahhh terserah kalian saja.. yang jelas aku ingin menjadi chef." Jawab Adinda.

"Jadi kamu mau Nak..!"

"Terserahh..."

"Kamu harus mau tidak ada penolakan lagi, dan besok mereka akan kesini membicarakan ini lebih lanjut." Ucap Papah Hanafi tegas.

"Secepat itu Yah..!!" ucap Adinda yang langsung di angguki oleh Ayahnya, Adinda hanya bisa pasrah mau menolak pun ia rasa sudah tidak ada penolakan lagi.

Keesokan harinya, hari yang ditunggu pun tiba kini keluarga Hanafi sedang menunggu kedatangan keluarga Wisnu dan Ibu Ikeu sedang mempersiapkan makanan nya untuk makan malam bersama. Di lain sisi Adinda malah tidak bersemangat ia belum bersiap-siap.

"Dinda ko kamu belum siap siap nak..bentar lagi mereka datang loh.." ucap Ibu Ikeu yang melihat anaknya belum bersiap-siap.

"iya Bu iya..bentar lagi" jawab lemas Adinda.

"Sekarang Dinda...jangan lama lama nanti nggak keburu lagi, nihh Ibu udah siapin baju nya ayo cepetan ganti."

"iya Bu iya.. bawel deh.." jawab Adinda sambil beranjak dari kasur nya karna ia sudah mandi jadi tinggal langsung menggati baju nya dengan yang di siapkan oleh Ibunya. Setelah itu Adinda langsung merias wajah nya tipis.

"Ibu mau kebawah dulu yah kayak nya mereka sudah sampai kamu lanjutin aja make up nya" ucap Ibu Ikeu karna mendengar suara mobil terparkir di halaman rumah nya.

.

.

.

.

.

"Assalamu'alaiku.." ucap pak wisnu.

"Wa'alaikum salam. Wah..wah.. wahhh selamat datang Wisnu di gubuk kecil ku haha" Jawab Pak Hanafi menyambut kedatangan Wisnu dengan senang.

"haha kamu bisa aja Hanafi.."

"Mari silahkan ayok masuk." Lanjut Habafi sambil bersalaman.

Sementara itu Ibu Ikeu dan Mamah Wina mereka bercipika-cipiki melepas rindu karna mereka juga sangat dekat dan sudah lama tidak bertemu.

"Ayok jeng masuk.." kata Ibu Ikeu mempersilahkannya masuk.

"Iya jeng..wahh enak yah rumah nya"

"Ahh biasa aja. Enakan rumah kamu yang besar dan mewah" Jawab Ibu Ikeu.

Lalu mereka duduk dan berbincang bincang melepas rindu karna sudah lama juga dua keluarga itu tidak pernah bertemu.

"Ehh putra kamu ngga ikut jeng.." tanya Ibu Ikeu karna penasaran tidak melihatnya.

"Iya jeng maaf yah anak saya lagi ada urusan jadi ngga bisa ikut" jawab Wina merasa bersalah karna Putranya ngga ikut bersamanya. Padahal sebelum kesini ia berpesan kepada Putranya untu ikut kesini ke kediaman calon Istrinya, tapi ternyata Aditya tidak pulang ke rumah jadi terpaksa Wina dan Wisnu tidak membawa anaknya.

"Ohh yaudah ngga apa-apa jeng namanya juga anak muda mungkin lagi sibuk yah kan" lanjut Ibu Ikeu memaklumi.

"Iya makasi jeng.. tolong di maklumi yah, eiyahhh putri mu mana kok ngga keliatan"

"Ada jeng di kamar nya, aku panggilin dulu yah" Ibu Ikeu pun langsung beranjak dari duduk nya untuk menemui anaknya dan mengenalkannya kepada calon mertuanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!