...Aku dan kamu hanya tanpa sengaja memulai sebuah cerita, tanpa tahu cara untuk mengakhirinya...
...-Adinda N.R.-...
...************************************...
Langkah kaki gadis itu sedikit cepat mengikuti seorang guru yang bernama bu Ratna di depan nya, ini adalah hari pertamanya di SMU Bina Karya. Sejak pagi hatinya hanya berdoa semoga di hari pertamanya di sekolah baru semua akan berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tak di inginkan.
Setelah menyusuri koridor di lantai dua akhirnya mereka masuk ke salah satu kelas yang di atas pintunya terdapat papan kayu kecil betuliskan 11-IPA3, setelah melewati pintu tentulah semua mata di kelas tersebut menuju ke arahnya.
"Selamat pagi semuanya" seru bu Ratna dengan tegas, semua siswa seraya menjawab "pagi buuu"
"Hari ini kalian kedatangan teman baru" kata bu ratna lagi
"Silahkan perkenalkan diri kamu!" seru bu ratna sambil mempersilahkan nya berdiri di depan kelas.
"Perkenalkan, nama saya Adinda Nasha Rahayu, kalian bisa panggil saya Nasha" sambil tersenyum gadis bermata bulat ini memperkenalkan diri nya, walaupun jujur jantungnya lumayan deg-deg an tapi Nasha berusaha memperlihatkan sikap yang percaya diri.
"Baik Nasha, kamu bisa duduk di bangku ke empat itu dengan Mia" kata bu ratna sambil menunjuk bangku di baris ke dua dari pintu, Nasha mengangguk dan segera menuju ke bangku yang di sebutkan bu Ratna tadi.
Disana seorang gadis yang sangat manis dengan rambut pendek menjulurkan tangan ke arahnya sambil tersenyum "Mia" katanya.
Nasha membalas dengan menjabat tangan Mia "Nasha" serunya sambil membalas senyum Mia
"Kalian nanti bisa berkenalan lebih jauh dengan Nasha di jam istirahat, ibu harap kalian semua bisa bersikap baik pada teman baru kalian dan sebisa mungkin bantu Nasha agar bisa betah di sekolah ini" terdengar suara bu Ratna lagi dari depan kelas.
"Oke sekarang kita mulai belajar, siapkan buku catatan dan buku paket kalian!" akhirnya pembelajaran hari itupun di mulai.
Di jam istirahat pertama ketua kelas 11-Ipa 3 yang bernama Robi menghampiri Nasha di mejanya, "Hai, kenalin gue Robi ketua kelas disini" katanya sambil menjulurkan tangan.
"Modussss" teriak salah satu teman nya dari bangku pojok sebelah kanan sambil tertawa dengan beberapa teman yang lain, Nasha hanya tersenyum sambil menjabat tangan Robi "hai" balasnya singkat.
"Kalo ada apa-apa lo bisa nanya ke gue aja, nah gerombolan di belakang itu tukang buat onar di kelas" kata Robi sambil menujuk ke arah teman-teman nya yang bergerombol di pojokan kelas tadi
"Nah yang itu namanya Dika" tunjuk Robi ke salah satu diantara gerombolan itu, dika melambaikan tangannya dari jauh, "yang itu Galih, yang itu Rendra, dan yang itu Rahman" tunjuk Robi lagi satu per satu, "lo pasti udah kenal temen sebangku lo kan, nah kalo yang duduk di depan lo ini namanya Rani sama Caca, kalo yang lagi pacaran tuh namanya Farand sama Keirin" Robi membantu mengenalkan teman-teman sekelasnya.
Nasha hanya mengangguk-ngangguk dan sesekali melambaikan tangan sambil tersenyum, tadipun sebelum teman-teman nya yang lain keluar kelas untuk jajan di kantin beberapa sudah memperkenalkan diri padanya.
Nasha bersyukur dia dapat kelas dan teman-teman yang tidak kaku dengan kehadiran murid baru sepertinya.
"Mending kita ke kantin juga yuk" ajak Mia sambil menarik tangan Nasha, Nasha hanya bisa tersenyum kecil ke arah Robi "thank's bi, nanti dilanjutin ya" kata Nasha sambil berlalu pergi meninggalkan Robi yang masih nyeroscos nyebutin dan nujukin bangku teman-teman nya.
"Si Robi tuh emang gitu kalo liat cewek cantik langsung ga bisa diem" kata Mia sambil berjalan di sebelah Nasha, Nasha hanya tersenyum.
"By the way lo pindahan dari mana?" tanya Mia
"Dari Bandung"
Mia hanya mengangguk-ngangguk, sepanjang koridor menuju kantin keduanya banyak mengobrol tentang segala hal, dan akhirnya Nasha tahu kalau Mia adalah kapten tim basket putri SMU Bina Karya.
Nasha cukup kagum dengan Mia karena siapapun tidak akan menyangka dengan tubuh mungil Mia dan tinggi badan Mia yang masih 5 cm di bawah tinggi badan nya, cewek mungil itu adalah kapten tim basket, dan Mia juga jadi tahu kenapa Nasha harus pindah dari bandung ke Jakarta.
Obrolan terus berlanjut sampai mereka ada di kantin, beberapa teman sekelas yang lainpun ada yang ikut duduk di meja kantin bersama Mia dan Nasha, sesekali mereka semua menertawakan hal-hal lucu yang mereka bicarakan.
Kehadiran Nasha sebagai murid baru memang tidak begitu menarik perhatian, hanya beberapa orang saja anak-anak kelas 11 yang berada di kantin yang melihat ke arahnya, sementara kakak kelas dan adik kelasnya sepertinya tidak ada yang menyadari juga kalau Nasha adalah murid baru di sekolah itu.
Wajar saja demikian Nasha memang bukanlah gadis yang mencolok dari segi penampilan, tidak ada secuil make-up pun yang menempel di wajahnya, selama ini ia hanya menggunakan pelembab dan sunscreen saja sebagai skin care tidak ada yang lain, ketika cewek-cewek seusianya sedang suka-suka nya pakai liptint kesekolah, Nasha tak pernah memakainya sekalipun bahkan saat ia sekolah di bandung, alhasil kulit wajah Nasha memang tidak terlalu bersinar, rambutnya yang cukup tebal hanya ia ikat satu dan dibiarkan sedikit berantakan, seragam yang di gunakan nya juga tidak sedikitpun membentuk lekuk tubuhnya, tapi seperti yang di katakan Mia tadi Nasha adalah gadis yang cantik namun sepertinya kalau untuk di mata pria-pria Nasha kurang menarik, dan memang itulah Nasha, ia tidak pernah ingin jadi pusat perhatian. Apakah Nasha golongan cewek culun?? tidak juga, dia hanya gadis yang "biasa saja".
Nasha bukanlah gadis periang yang bersikap imut dan menyenangkan, Nasha adalah gadis yang tidak terlalu mahir bercanda atau membuat lelucon, ia benar-benar gadis biasa saja yang tidak begitu terkenal di sekolah, Nasha cenderung hanya berteman dekat dengan beberapa orang saja, gadis baik-baik yang tidak pernah ingin menjadi pusat perhatian atau mempunyai musuh, tidak begitu banyak ambisi, dan hanya ingin fokus bersekolah, Nasha menjalani hari-harinya dengan normal walaupun kadang sedikit membosankan.
Nasha dibesarkan hanya oleh ayahnya, ibu Nasha meninggal saat ia kelas 6 SD, mungkin itu juga yang membuat Nasha tidak mengerti bagaimana caranya bersikap manja seperti layaknya seorang gadis, ayah Nasha punya usaha yang cukup maju di bidang furniture dan saat ini bisnisnya berkembang sangat baik sampai bisa membuat kantor pusat di Jakarta.
Seingatnya sejak ia masih kecil ayahnya selalu bekerja keras sehingga Nasha sudah biasa melihat ayahnya pergi keluar kota dan ia hanya tinggal dengan ibunya, tapi sepeninggal ibunya Nasha jadi terbiasa sendiri dan hanya di temani bu Lasmi wanita paruh baya yang mengurusnya sejak ia masih bayi. Nasha tidak pernah mengeluh walaupun sesekali ia merasa kesepian, dimata Nasha ayahnya adalah ayah yang bertanggung jawab dan baik, jadi bagi Nasha tidak ada alasan baginya untuk mengeluh, bagitulah Nasha ia tumbuh dewasa mungkin sebelum waktunya.
Adinda Nasha Rahayu bukanlah gadis imut yang lemah dan lembut, bukan pula gadis keras kepala yang pemberani dan sangat tangguh, Adinda Nasha Rahayu ada di tengah-tengahnya, ia adalah berlian yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu saja.
Di jam pelajaran setelahnya Mia dimintai bantuan oleh guru olah raga nya untuk mengambil beberapa peralatan senam diruang olah raga, karena saat itu Nasha juga belum punya baju olah raga SMU Bina Karya akhirnya Nasha ikut membantu Mia mengambil peralatan yang di butuhkan.
Sambil menenteng kardus yang berukuran setengah badan Mia keduanya berjalan menuruni tangga karena alat-alat senam tersebut akan dibawa ke lapangan sekolah, tepat diujung tangga terakhir terlihat pak Dirman yang tengah memarahi seorang siswa laki-laki yang sepertinya baru saja ketahuan melanggar aturan sekolah.
Suara pak Dirman cukup nyaring sampai terdengar oleh Mia dan Nasha apa saja omelan-omelan nya untuk cowok tersebut, melihat Mia dan Nasha yang membawa barang yang cukup besar pak Dirman sedikit bergeser untuk memberikan jalan ke Mia dan Nasha, tepat di tiga anak tangga terakhir Nasha yang sedari tadi fokus memperhatikan jalan untuk nya berpijak mengangkat wajahnya dan melihat ke arah cowok yang sedang tegang dengan guru BK itu, tanpa sengaja Nasha sejenak menatap mata cowok itu yang ternyata sedang menatap tajam ke arahnya juga, tanpa ekspresi apapun tanpa memikirkan apapun Nasha hanya tahu mata yang menatapnya itu berwarna coklat dan ia hanya terus berjalan melewatinya.
❣️
Hallo readers perkenalkan saya author baru dan masih amatiran, sangat menantikan komentar2 membangun dari readers semuaaaa...
Bantu support karya ini ya 😁 supaya si author amatiran yang baru belajar nulis ini semangat terussss
Ini ada sedikit oleh2 visual cara Nasha ngiket rambutnya kesekolah, semoga sukaaa ❣️
...Bagaimana bisa cinta jadi menyakitkan jika dengan menatapnya saja membuatmu bahagia??...
...-Ziyan R.A.-...
...***************************************...
Tepat pukul 10 pagi Ziyan berada di belakang gedung sekolah SMU Bina Karya baru saja berhasil memanjat dinding yang tingginya hampir dua meter itu untuk masuk tanpa melewati gerbang utama sekolah, kalau saja tadi pagi ia tidak harus di kejar oleh geng motor Alex pasti hari ini ia tidak harus terlambat dan susah payah masuk kesekolah dengan memanjat dinding.
Tentulah dengan tinggi badan yang hampir 180 cm Ziyan hanya merasa sedikit kesulitan memanjat dinding barusan, ia ingat harus sedikit bergegas karena sebentar lagi jam istirahat kesatu akan segera berbunyi.
Karena ia tidak mungkin langsung masuk ke kelas di tengah-tengah pelajaran, akhirnya Ziyan memutuskan untuk sembunyi di toilet pria dan masuk kelas setelah jam istirahat pertama selesai.
Andaikan saja ia tidak sedang dalam masa percobaan sudah pasti Ziyan hari ini sekalian saja bolos dari sekolah, lagipula jam pelajaran juga sudah berjalan hampir setengahnya dan ia juga tidak ada minat untuk belajar, sambil memasangkan headset ke telinganya Ziyan duduk di salah satu toilet dan menunggu jam istirahat selesai.
Ya, dia adalah Ziyan Ravindra Akbar si cowok berandalan SMU Bina Karya, sejak kelas 1 SMA Ziyan dan geng nya selalu membuat onar, bolos dari sekolah, ketahuan merokok, ikut geng motor, balapan liar dan tentunya tawuran dengan sekolah lain.
Entah kebaikan apa yang dibuatnya sehingga ia tidak pernah dikeluarkan dari sekolah itu, dan saat ini dipenghujung tahun terakhir di sekolahnya ia mendapat peringatan dan masa percobaan terakhir tidak boleh melakukan pelanggaran apapun selama 3 bulan atau dengan terpaksa jika Ziyan melanggar ia akan dikeluarkan dan tidak bisa mengikuti ujian nasional.
Sebetulnya itu bukanlah hal yang cukup penting bagi Ziyan, kalaupun ia dikeluarkan ia benar-benar tidak peduli, namun hal ini sangat penting bagi ibunya, satu-satunya orang yang selalu Ziyan pedulikan. Akhirnya dengan berat hati disinilah ia sekarang, bersembunyi di toilet sekolah supaya gak ketahuan kalau sebenarnya ia terlambat datang.
Jam istirahat istirahat pertamapun berakhir, Ziyan dengan sigap menyembunyikan tasnya di tempat yang menurutnya aman dan keluar dari toilet pria SMU Bina Karya dengan santainya seakan-akan ia tidak melakukan kesalahan apapun.
Dari arah belakang dua orang sahabatnya Arvi dan Ken bersamaan merangkulkan tangannya ke pundak Ziyan "hey brooo" kata mereka berbarengan, ketiganyapun melewati koridor sekolah dan masuk ke kelas 12-IPS2 sambil entah membicarakan apa.
Pelajaran baru mulai sekitar 20 menit sampai tiba-tiba pak Dirman guru BK SMU Bina Karya masuk ke kelas Ziyan sambil mendobrak pintu bersama wajah yang sangat marah, beberapa siswi kaget dan Ziyan yang saat itu sedang ada dalam fase mengantuk hanya memasang wajah dingin saat dilihatnya tangan pak Dirman menenteng tas yang tadi Ziyan sembunyikan di toilet.
"Hari ini ada siswa yang tidak jujur. Siapa yang merasa sekarang juga ikut bapak keluar, sekarang!" kata pak Dirman dengan nada suara yang tegas dan penuh tekanan.
Semua orang di kelas itu tentu saja tahu siapa orang nya dan beberapa siswi ada yang melihat ke arah Ziyan, sejenak suasana kelas jadi hening.
"SEKARANG!!!" kata pak Dirman sekali lagi sambil menggebrak pintu kelas
Ziyan akhirnya berdiri dan keluar dari kelas itu terlebih dahulu, pak Dirman mengikutinya dari belakang sambil sebelumnya ia mengucapkan maaf pada guru yang sedang mengajar dikelas itu.
Cukup lama Ziyan disidang pak Dirman di ruang BK, istirahat jam keduapun sudah berlalu hampir tiga puluh menit yang lalu namun Ziyan masih ada disana.
Akhirnya Ziyan di izinkan keluar setelah jam pelajaran terakhir hampir selesai, terlihat diruangan itu ada kepala sekolah dan wali kelas Ziyan juga, pastinya di dalam terjadi perdebatan yang sangat alot antara pa Dirman, wali kelas dan kepala sekolah SMU Bina karya.
Akhirnya Ziyan keluar dari ruangan itu dan akan menuju kelasnya lagi, tapi sebelum ia menaiki tangga untuk naik ke kelasnya pak Dirman memanggilnya lagi dari belakang.
"Ziyan" panggil pak Dirman
Ziyan hanya berbalik dan menatap guru BK nya dingin
"Jangan sombong kamu! mentang-mentang kamu cucu pemilik yayasan sekolah bukan berarti kamu bisa seenaknya" pak Dirman mengucapkan apa yang tidak bisa di ucapkan nya tadi di ruang BK
"Berkali-kali kamu diselamatkan karena kamu cucu pemilik yayasan, tapi saya tidak peduli siapapun kamu, jika kamu terus menerus merusak diri kamu dan merusak reputasi sekolah, sampai kapanpun saya tidak akan tinggal diam" pak Dirman menatap Ziyan tegas, dan anak berandalan itu hanya memasang wajah dingin seolah tak peduli dengan yang dikatakan guru BK nya.
Ia tak bebicara apapun hanya diam dan mendengarkan ocehan pak Dirman dengan malas sambil memasukan kedua tangan nya kedalam saku celana, mata Ziyan berkeliling kesekitar dan terhenti ketika ia melihat dua orang gadis yang sedang membawa kardus akan menuruni tangga, gadis yang berjalan di depan tentu saja Ziyan kenal, dia adalah Mia anak basket sekaligus pacar Rama, cowok paling keren dan anak olimpiade sains di sekolah mereka. Rama juga anak kelas 12 tapi dia ambil jurusan IPA, Ziyan tidak begitu dekat dengan pacar Mia.
Dan dibelakangnya sosok gadis baru yang tidak di kenalnya, ia tidak menggunakan seragam olahraga seperti Mia, mata gadis itu memperhatikan anak-anak tangga yang dipijaknya, sangat lucu, gadis itu sangat berhati-hati dengan langkah dan apa yang dibawanya, wajahnya tidak terlalu putih tapi sangat sederhana, gadis itu hanya mengikat rambutnya ditengah, beberapa rambut halus tergerai dipipinya ketika ia menunduk.
Tanpa Ziyan sadari matanya tertancap pada gadis itu sampai gadis itu mengangkat wajahnya, untuk sekian detik mereka bertatapan, mata gadis itu sangat indah, seperti magnet Ziyan tidak bisa berhenti menatapnya (Ziyan love at the first sight). Gadis itu terus melewatinya dan berjalan menuju lapangan sekolah, Ziyan sekarang hanya bisa menatap punggung gadis itu dan tanpa ia sadari menatap punggungnya saja membuat Ziyan hampir tersenyum.
❣️
Hallo readers yang budiman
Gimana setelah kenalan dengan kedua tokoh utama Ziyan dan Nasha???
Adakah yang kurang??? sangat menantikan komentar2 membangun dari readers semuanyaaa, terimakasih untuk yang sudah baca
nomu-nomu saranghae pokoknya 😁
...Menurutku kita hanya butuh sedikit keberanian untuk terus bersama, keberanian seperti yang kita lakukan saat ini...
...-Adinda N.R.-...
...**************************************...
Hari ini tepat satu minggu Nasha sekolah di SMU Bina Karya, selama seminggu ini tidak ada hal yang cukup istimewa, semuanya berjalan normal seperti yang di harapkan nya, normal dan membosankan tidak ada bedanya bagi Nasha.
Istirahat jam pertama hari ini Nasha sedang berada di ruang guru, wali kelasnya bu Ratna memanggilnya untuk membicarakan beberapa hal. Sekarang dihadapan Nasha dan bu Ratna sudah ada rapot lamanya dari SMU Nasha di Bandung, bu Ratna membalik lembar demi lembar rapot lama Nasha dan tersenyum.
"Nilai kamu cukup bagus ya Sha?" tanya bu ratna
"Iya bu lumayan" kata Nasha sambil tersenyum kecil
"Gimana udah nentuin mau ikut ekskul apa?"
Nasha terdiam sejenak, "mungkin mau ikut ekskul lukis saja bu"
"Oh iya itu bagus" kata bu Ratna sambil mengangguk-angguk, obrolan seterusnya dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan bu Ratna tentang kesan Nasha selama seminggu di sekolah barunya ini, apakah ia mengalami kesulitan atau adakah teman-teman baru nya yang iseng, Setelah sekitar 15 menit Nasha akhirnya keluar dari ruang guru dan beniat ke kantin untuk membeli sekotak minuman saja.
Sesampainya di kantin Nasha melihat Mia dan Caca disalah satu meja dan menghampirinya, keduanya tersenyum dan menyambut kedatangan Nasha, tidak lama setelah Nasha duduk gerombolan kakak kelas laki-laki yang cukup berisik masuk juga ke kantin, disana Nasha melihat salah satu orang yang tidak asing, ya, orang itu adalah Ziyan, cowok tempo hari yang dimarahi pak Dirman di ujung tangga, dari jauh Nasha bisa melihat cowok itu sedang melihat kearahnya juga, Mia dan Caca ikut menoleh dan melihat gerombolan itu masuk dan tertawa-tawa gaduh di kantin.
"Itu gerombolan nya kak Ziyan"
Kata Caca yang sadar Nasha memperhatikan mereka, Nasha menoleh ke arah Caca.
"Kak Ziyan tuh itu yang paling tinggi, ganteng" seru Caca lagi sambil menunjuk Ziyan dengan ujung matanya, Nasha hanya sebentar menoleh ke arah Ziyan lagi
"Ganteng sih... tapi Bad boy" kata Mia sedikit tertawa
Nasha hanya membentuk huruf O dengan mulut nya tanpa bersuara
"Ya... kalo Mia sih mana mungkin ngelirik cowok lain wong cowoknya aja udah level keren banget" Kata Caca, Mia tersenyum mendengar pujian itu, Nasha juga ikut tersenyum.
"Gue kasih info nih Sha, di sekolah kita itu ada beberapa cowok ganteng yang ngga tersentuh" kata Caca antusias
"Yang pertama ada yang ganteng, pinter banget, tapi dingiiiiin kayak es batu, jarang senyum, tapi mashaaAllah kelas idol korea... namanya Rama, Rama ini anak akselerasi, harusnya dia masih kelas 11 kaya kita tapi karna pinter banget jadi naik kelas duluan, tapi sayangnya ga tersentuh soalnya udah jadi milik si neng yang beruntung ini nih" kata Caca sambil menujuk ke arah Mia yang sedikit malu mendengar nya.
"Yang kedua ada kak Ziyan, kakak kelas kita tuh, ganteng banget sih udah kaya Zayn malik kan? manly banget badan nya, tapi tukang bikin onar, berkali-kali keciduk ngerokok di toilet sekolah, pernah ga masuk sekolah selama sebulan, dia juga anak geng motor gitu, cuma cewek-cewek tertentu aja yang bisa deketin dia, contohnya kak Diandra, lo pasti udah tahu kan kak Diandra, kakak kelas kita yang body nya udah kaya putri indonesia"
"Terus yang paling available sebenernya ketua Osis kita, Niko, dia udah ganteng, kaya, murah senyum, ramah, baik, tapi sampe sekarang ga pernah punya cewek, gak tahu juga siapa yang dia taksir" terang Caca lagi
"Mi, lo tau kali siapa yang Niko taksir, lo kan satu SMP sama dia, lagian Niko juga sohib nya cowok lo kan?" tanya Caca dengan wajah yang sangat penasaran
"Gue mana tahu" seru Mia sambil tersenyum lebar dan menaikan pundaknya
"Bohong lu mi, lo pasti tahu kan tipe ceweknya Niko, jangan pelit dong kasih tahu kita, lo kan deket sama dia" paksa Caca sambil mengguncangkan lengan Mia yang hanya bisa tertawa dengan kelakuan teman nya itu.
"Gue juga kan pengen punya cowok keren dan famous" lanjut Caca sambil merajuk.
Nasha hanya bisa ikut tertawa melihat tingkah Caca, walaupun sebenarnya informasi yang disampaikan Caca kurang bermanfaat tapi Nasha cukup terhibur karena gaya bicara Caca yang udah kaya presenter gosip di TV juga cara Caca merajuk ke Mia sangat lucu, dan seterusnya mereka mengobrol.
Hari itu sebagian besar tema obrolan nya adalah tentang Mia dan Rama pasangan fenomenal SMU Bina Karya, Dikatakan fenomenal karena di sekolah itu tidak ada satupun yang menyangka bahwa cowok populer dan ganteng bernama Rama Aditya akan melabuhkan cintanya pada Syamia Anjani Putri gadis kapten basket yang tidak pernah di notice siapapun.
Sementara mereka mengobrol, dari pojokan kantin, diantara gerombolan-gerombolan bad boy SMU Bina Karya Nasha tidak menyadari salah satu cowok ganteng SMU Bina Karya lain nya juga berkali-kali menoleh kearahnya dan memperhatikan senyumnya yang seakan-akan seperti magnet.
Sepulang dari sekolah jadwal Nasha hari ini adalah pergi ketempat Bimbel, sudah sejak awal kepindahan nya ke Jakarta ayahnya sudah mendaftarkan Nasha bimbel di daerah yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya.
Bimbel ini hanya dilakukan Nasha 2 kali dalam seminggu dan hari ini adalah jadwal pertama untuk Nasha, tepat pukul 8 biasanya Nasha akan pulang kerumah setelah menyelesaikan bimbelnya, jarak dari tempat bimbel ke rumah Nasha sebetulnya tidak telalu jauh tapi karena ini adalah Jakarta dan dimana-mana selalu macet akhirnya Nasha harus membuang waktunya yang berharga sekitar satu jam hanya untuk sampai kerumah.
Hari ini bahkan sudah satu setengah berlalu dan Nasha masih terjebak kemacetan bersama ojek online yang ditumpangi nya. Akhirnya hampir pukul sepuluh dan Nasha mulai melihat belokan ke gang rumah nya, tapi belum sampai ke belokan itu tiba-tiba saja motor ojek online yang di kendarai nya berhenti.
"Kenapa mang?" tanya Nasha
"Duh neng gara-gara macet kayanya saya keabisan bensin nih" seru si mang ojek.
Nasha hanya bisa menghela nafas dan turun dari ojek online itu, tanpa ingin banyak berdebat akhirnya Nasha hanya membayar ojek online itu dan meneruskan pulang kerumahnya dengan berjalan kaki, fikirnya saat itu akan percuma juga kalau ia harus pesan ojek online lagi dan menunggu ojeknya datang sementara jarak ke rumahnya sudah dekat, di persimpangan jalan di depan nya plang kompleks tempat Nasha tinggal sudah terlihat.
Jalan menuju rumah Nasha cukup sepi dan tidak ada angkutan umum yang masuk karena sudah memasuki wilayah kompleks, Nasha berjalan cukup cepat karena sebetulnya Nasha juga sedikit takut berjalan sendirian di kota yang baru saja ia datangi ini.
Tiba-tiba telpon Nasha berbunyi dan itu dari bu Lasmi, pembantu rumah tangga yang sudah Nasha anggap seperti ibunya atau neneknya sendiri
"Hallo bu?"
"Non, masih dimana? kena macet ya?" tanya bu Lasmi dengan nada yang khawatir
"Iya bu, ga apa-apa kok ini Nasha udah hampir sampai di gerbang kompleks, udah deket" kata Nasha menjelaskan
"Oalah... Alhamdulillah, hati-hati ya Non" kata bu Lasmi, dari ujung telpon terdengar bu lasmi sudah mematikan telpon nya.
Belum sempat telpon itu turun dari telinga Nasha, dan sekarang ia hanya bisa tertegun sambil bergetar ketakutan melihat 4-5 orang yang sedang mengeroyok seorang pria, salah satu diantara mereka melihat kehadiran Nasha dan berusaha mendekat.
Seluruh tubuh Nasha bergetar, sambil masih menggenggam erat telpon di telinganya
"Ha-halo pah, pah cepet pah aku di depan kompleks disini ada pengeroyokan pah" kata Nasha sengaja mengeraskan suaranya, pria itu tetap mendekat
"Telpon polisi sekarang pah!" mendengar kata polisi dua orang lagi ikut menoleh ke arah Nasha
Hanya tinggal satu meter lagi ke arah Nasha dan mereka semua melihat lampu mobil yang sangat terang mulai mendekat dari arah kompleks, semua pelaku pengeroyokan terburu-buru pergi sambil melajukan motor mereka dengan cepat, sepertinya mereka semua mengira bahwa yang ada di dalam mobil itu adalah ayahnya Nasha, padahal panggilan telpon yang Nasha lakukan itu palsu, telpon nya sudah mati sejak terakhir dihubungi oleh bu Lasmi.
Melihat mereka semua pergi Nasha masih berusaha berlari dengan tubuh yang gemetar menghapiri korban pengeroyokan, Nasha meletakan jarinya didekat hidung orang itu memastikan bahwa orang itu masih hidup, Nasha melihat orang itu masih meringis kesakitan saat coba ia sentuh artinya dia masih hidup.
Nasha berteriak "Tolonggggg" dan tiba-tiba genggaman tangan yang cukup kuat menarik lengan bajunya
"Jang-an ke rumah-ssakit" seru pria itu dengan suara paraw.
Nasha meniggalkan nya terbaring dan berusaha menghetikan mobil yang datang. Dari sudut matanya Ziyan bisa melihat gadis itu berusaha menolongnya, ia berteriak dan menghentikan mobil yang melintasi mereka, kepala Ziyan sangat-sangat sakit, seluruh tubuhnya sakit, tapi entah mengapa ia tetap tidak bisa dan tidak mau menutup matanya, Nasha seperti magnet untuknya.
Melihat Nasha ketakutan dan memberanikan diri menolongnya membuat Ziyan merasa bersalah, bahkan lebih sakit rasanya ketika melihat wajah Nasha yang cemas, saat ini Ziyan hanya bisa terkulai lemas di atas aspal jalanan sambil melihat punggung Nasha, hanya punggung nya karena gadis itu berlarian mencari pertolongan untuk Ziyan, sementara Nasha karena terlalu panik ia sampai tidak sadar kalau yang di tolongnya adalah Ziyan, kakak kelas yang ia bicarakan tadi siang di sekolah.
❣️
Bukan pertemuan pertama bagi Nasha ataupun Ziyan, tapi akan jadi awal kedekatan mereka??
ditunggu komentar2 membangun nya ya readers yang budimaaaan 😁
Mau kasih visualisasi Ziyan si Bad boy kalo lagi ngerokok
sebetulnya cowok ngerokok itu ga keren ya, tapi kalo ganteng ngapain aja keliatan bagus aja gitu 😁
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!