NovelToon NovelToon

The Great Of Martial Art

Ch. 1 - Peninggalan

Di dalam salah satu ruang penjara sekte Daun Tua, sebuah sekte bela diri tingkat ke-3, Liu Bai sedang berkultivasi untuk meringankan rasa sakit karena luka akibat pukulan-pukulan yang di terimanya. Liu Bai telah berkultivasi selama hampir seharian penuh dan sesaat setelah itu, Liu Bai membuka kedua matanya karena seseorang datang mendekat.

"Hei, ini makan malammu! Besok bekerja keraslah lagi untuk para murid berbakat lainnya di sekte kita! Kau sebagai murid rendahan masih beruntung kami memberikan makanan padamu. Hahaha..." Bao Lang, seorang penjaga tua yang bertugas menjaga para murid rendahan di sekte itu, meletakkan nampan berisi makanan ke lantai dan setelah itu Penjaga Bao Lang bergegas pergi meninggalkan Liu Bai.

Liu Bai segera mengambil nampan berisi makanan tersebut melalui sela pintu besi yang tersedia. Kemudian Liu Bai tanpa berlama-lama mulai menyantap makanan tersebut.

"Makanan ini benar-benar hambar setiap kali aku memakannya." ujar Liu Bai setelah beberapa kali memasukkan makanan tersebut ke dalam mulutnya. Kemudian, Liu Bai kembali melanjutkan menyantap makanan tersebut.

Tak lama setelah selesai menyantap makanan tersebut, Liu Bai mulai melanjutkan kultivasinya.

'Seandainya aku bisa menjadi lebih kuat, hal seperti ini tidak akan terjadi. Sekte ini hanya memperlakukan murid berbakat dengan sangat baik. Namun untuk murid yang tidak berbakat akan di cap sebagai murid rendahan dan di pergunakan sebagai bahan latihan untuk para murid berbakat. Aku berusia 11 tahun saat aku mulai memasuki sekte ini. Peraturan sekte ini sangat ketat dan keras. Selama usianya belum menginjak 14 tahun, maka murid di wajibkan untuk berusaha menerobos ke tahap Ranah Jiwa. Namun saat usianya sudah mencapai 14 tahun tetapi belum mampu menerobos ke tahap Ranah Jiwa, maka sekte akan mencapmu sebagai murid rendahan dan mendapatkan fasilitas yang tidak memadai seperti penjara yang ku tempati ini. Saat ini aku sudah berusia 15 tahun dan aku masih di tahap Ranah Penguatan lapisan ke-3. Sudah 1 tahun aku menjadi murid rendahan untuk membantu para murid berbakat.' gumam Liu Bai di dalam hatinya selagi berkultivasi.

'Walaupun aku sudah berusaha berkali-kali lipat, akan tetapi aku belum bisa naik ke lapisan berikutnya. Aku benar-benar mengecewakan. Sebagai murid yang sudah di cap rendahan oleh sekte, aku dan murid rendahan lainnya sudah tak dapat melanjutkan perjalanan ke puncak bela diri untuk selamanya karena tak ada kesempatan lagi untuk berlatih di dalam sekte. Kecuali, aku dapat keluar dari sekte ini. Namun hal itu mustahil untuk di lakukan karena aku yang lemah ini. Sudah ada murid rendahan yang mencoba untuk kabur. Akan tetapi, murid rendahan tersebut berakhir tragis. Walaupun dia masih hidup, tapi dia tidak dapat melakukan bela diri lagi. Di dalam sekte Daun Tua, mereka memiliki 3 Tetua termasuk Ketua Sekte yang sudah mencapai tahap Ranah Pengetahuan. Untuk menjadi kuat, aku harus mampu untuk sampai ke tahap Ranah Penyempurnaan, itu adalah tahap tertinggi, yang ku tahu hanya sebagian orang yang mampu sampai ke tahap itu. Namun sebelum itu, aku harus mampu menerobos tahap-tahap sebelumnya, yaitu mulai dari tahap Ranah Penguatan, tahap Ranah Jiwa, tahap Ranah Penyatuan, tahap Ranah Pengetahuan, tahap Ranah Kebijaksanaan, dan tahap Ranah Penciptaan. Ketujuh tahap tersebut memiliki 7 lapisan yang harus di lewati untuk menjadi yang terkuat.' gumam Liu Bai di dalam hatinya. Dan setelah itu, Liu Bai membuka matanya karena telah selesai berkultivasi hari ini untuk meringankan luka-lukanya tersebut.

Liu Bai yang telah selesai berkultivasi kemudian berbaring di tempat tidurnya yang sederhana di dalam ruangan tersebut.

'Jika saja aku memiliki Pil Pemulihan, luka-luka ku dapat pulih lebih cepat. Tapi sayangnya itu tidak mungkin. Haha...' gumam Liu Bai di dalam hatinya dan berakhir tertidur lelap.

***

Bam-! Bam-! Bam-!

Suara pukulan pada pintu besi di setiap ruangan penjara sontak terdengar.

"Bangun! Ayo, bangun! Kalian akan mulai melakukan kegiatan seperti biasanya. Jangan bermalas-malasan! Bangun!" Salah satu penjaga berteriak dengan keras untuk membangunkan para murid rendahan. Beberapa penjaga turut ikut membangunkan mereka dengan teriakan yang keras.

Bam-! Bam-! Bam-!

Suara pintu besi di ruangan Liu Bai juga terdengar. Liu Bai pun sontak terbangun dan mulai bersiap-siap. Para penjaga penjara murid rendahan mulai membuka pintu setiap ruangan. Kemudian para murid rendahan mulai bergegas keluar dan berbaris. Setelah semua murid rendahan berbaris, mereka pun berjalan beriringan menuju ke tempat latihan.

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama, para murid rendahan sampai ke tempat pelatihan dan mulai berbaris di tempat yang di sediakan. Di tempat pelatihan, para murid berbakat sudah berbaris rapi dan menunggu untuk sesi latihan. Wajah mereka menandakan bahwa mereka sudah tak sabar untuk memberikan pelajaran pada para murid rendahan. Terlihat dengan sangat jelas para murid rendahan gemetar ketakutan akibat dampak latihan yang di berikan oleh mereka sebelum-sebelumnya.

Namun tidak begitu bagi Liu Bai. Walaupun tubuhnya sudah babak belur, Liu Bai tetap kokoh berdiri di barisan para murid rendahan lainnya.

"Baiklah, dengan ini sesi latihan hari ini akan di lakukan. Bagi murid-murid berbakat, silahkan pilih lawan kalian dari para murid rendahan! Gunakan mereka sesuka kalian untuk menjadi lebih kuat!" ujar salah satu Tetua di hadapan semua murid.

"Baik!" Semua murid berbakat secara serentak menjawab perkataan dari Tetua tersebut.

Kemudian para murid berbakat mulai mencari dan memilih lawan mereka.

"Liu Bai! Dimana kau?! Kemarilah, bocah ingusan! Senior ini akan memberikan pelajaran berharga juga hari ini!" Tan Xuleing berteriak dengan sangat keras di tengah-tengah keramaian para murid lainnya. Tan Xuleing merupakan salah satu murid berbakat yang selalu membuli Liu Bai setiap harinya sejak setahun yang lalu.

"Hahaha... Hari ini pun Liu Bai tidak lepas dari Tan Xuleing." ujar salah satu murid berbakat.

"Kau benar. Tan Xuleing merupakan murid yang berbakat sekte Daun Tua di generasinya. Saat ini dia sudah berada di tahap Ranah Jiwa lapisan ke-2 yang baru-baru ini naik tingkat." ujar salah satu murid berbakat lainnya.

Tak lama kemudian, mau tidak mau, Liu Bai pun mendekati Tan Xuleing. Banyak mata memandang ke arah Liu Bai dan membicarakannya di belakang.

"Hahaha... Hari ini pun kau harus melakukan yang terbaik untukku. Senior ini ingin menguji kemampuan yang baru saja di dapatkannya. Ayo bersiaplah, junior!" ujar Tan Xuleing kepada Liu Bai dengan sombongnya.

"..." Liu Bai terdiam sejenak mendengar perkataan dari Tan Xuleing. Kemudian Liu Bai mulai mengambil kuda-kuda untuk bersiap dan membalas perkataan Tan Xuleing.

"Mohon bimbingannya, senior!"

"Bagus! Aku mulai!" ujar Tan Xuleing bersamaan dengan kuda-kudanya dan maju melesat ke arah Liu Bai.

Ch. 2 - Peninggalan II

"...!" Liu Bai yang terkejut karena melihat Tan Xuleing maju dengan cepat ke arahnya secara alami memperkuat fondasi kuda-kudanya.

"Rasakan pukulan senior ini, bocah ingusan!" Tan Xuleing mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Liu Bai sambil menyeringai.

Hal yang sama pun di lakukan oleh Liu Bai. Liu Bai mengarahkan telapak tangan kanannya.

Bam-!

Kemudian kedua telapak tangan kanan mereka saling berbenturan.

Sret-!

Pakaian lengan panjang dari tangan kanan Liu Bai robek karena aliran tekanan Qi milik Tan Xuleing yang merambat dari telapak tangan kanannya sampai ke ujung pundak Liu Bai.

"...!" Liu Bai sontak kesakitan dan berusaha menahannya. Namun sayang, karena aliran tekanan Qi yang begitu kuat, Liu Bai pun terpental cukup jauh ke belakang.

"Hahaha... Bagaimana kekuatan dari tahap Ranah Jiwa lapisan ke-2 ini, bocah ingusan?! Aku selalu senang setiap saat ketika membuatmu terjatuh seperti itu. Perasaan yang tiada duanya. Hahaha..." ujar Tan Xuleing di tengah-tengah keramaian. Hampir sebagian murid berbakat menyaksikan sesi latihan mereka berdua.

"Hanya dengan satu gerakan, Liu Bai terpental jauh dan tak sanggup menahannya. Tan Xuleing benar-benar murid berbakat sekte kita. Mungkin tidak lama lagi dia akan membuat sekte tingkat ke-3 kita menjadi lebih kuat." ujar salah satu murid berbakat di dalam kerumunan tersebut.

"Hahaha... Kau benar, saudara. Kasihan sekali si murid rendahan Liu Bai itu." balas murid berbakat yang berada di sampingnya.

'Aku mendengar kalian, dasar bodoh. Tentu saja. Kau berharap aku dapat menerima kekuatan dari tahap Ranah Jiwa lapisan ke-2 sedangkan aku baru mencapai tahap Ranah Penguatan lapisan ke-3? Perbedaannya jauh sekali. Ugh... Sialan, ini sakit sekali.' gumam Liu Bai di dalam hatinya sambil memegang tangan kanannya yang kesakitan dengan tangan kirinya tersebut.

"Liu Bai, bangunlah! Senior ini masih belum puas! Setidaknya sampai kau pingsan seperti sebelum-sebelumnya. Cepat bangunlah! Kau beruntung karena hidupmu di gunakan untuk menjadikan ku lebih kuat." ujar Tan Xuleing.

'Cih... Sialan. Aku benar-benar ingin menjadi lebih kuat untuk membungkam mulutnya.' gumam Liu Bai di dalam hatinya sambil beranjak bangun.

Setelah kembali berdiri, walaupun tak sekokoh saat sebelumnya, Liu Bai bersiap-siap dengan kuda-kudanya.

"Ha... Haha... Hahaha... Begitulah seharusnya!" Tan Xuleing kembali melesat maju ke arah Liu Bai.

"Sialan!" Liu Bai berteriak dan ikut melesat maju ke arah Tan Xuleing.

Bam-!

***

"...!" Liu Bai membuka kedua matanya dan tersadar dirinya sudah terbaring tak berdaya di tempat tidur sederhananya yang berada di ruang penjara.

'Sudah berapa lama aku pingsan? Di lihat dari suasana di luar yang sepi, sepertinya ini sudah menginjak waktu malam hari.' gumam Liu Bai di dalam hatinya.

"..." Liu Bai sejenak merenung dalam diam.

Klontang-!

Tiba-tiba terdengar suara dari salah satu tempat ruang penjara lainnya.

"Sssttt... Jangan sampai berisik! Nanti kita bakal ketahuan oleh penjaga penjara." Kemudian terdengar pula suara seseorang yang sedang berbisik tak jauh dari suara berisik barusan.

Tak lama kemudian seseorang membuka pintu ruang penjara yang di tempati Liu Bai.

"Saudara Liu!" bisik Zhou Ming memanggil Liu Bai setelah membuka pintu penjara tersebut.

"Saudara Zhou?!" bisik Liu Bai membalas panggilan Zhou Ming. Liu Bai terkejut melihat Zhou Ming yang juga merupakan sesama murid rendahan berada di luar penjara bersama dengan 2 orang murid rendahan lainnya di samping kanan dan kirinya.

Kemudian Zhou Ming bergegas masuk mendekati Liu Bai selagi 2 orang murid rendahan lainnya melihat sekitar untuk berjaga.

"Saudara Zhou, apa yang akan kau lakukan? Apakah jangan-jangan kau akan..." bisik Liu Bai kepada Zhou Ming.

"Benar. Kami akan pergi dari tempat ini. Apakah kau mau ikut bersama dengan kami?" bisik Zhou Ming mengajak Liu Bai.

"Tidakkah kau tahu keadaan ku yang seperti ini?" ungkap Liu menanggapi ajakan Zhou Ming.

"Tentu saja aku tahu. Walaupun demikian, aku tetap mencoba untuk mengajakmu. Saat aku meninggalkan tempat ini, aku tidak ingin ada penyesalan karena tidak mengajakmu. Kita sudah melewati hari-hari yang keras bersama-sama." Zhou Ming memberikan jawaban yang cukup membuat Liu Bai terkesan.

"Terimakasih banyak, Saudara Zhou. Aku benar-benar sangat menghargainya. Tapi bukankah kau tahu apa yang akan terjadi apabila kita berusaha kabur?" Liu Bai kembali membalas perkataan Zhou Ming.

"Kami semua yang sudah keluar dari dalam ruang penjara ini tahu akan hal itu. Selama kemungkinannya tidak 0 persen, setidaknya kami sudah mencobanya. Aku sendiri sudah muak dengan semua ini. Aku tidak ingin hidupku di gunakan untuk orang lain demi keuntungannya. Sekali lagi akan ku tanyakan padamu, Saudara Liu. Apakah kau bersedia untuk ikut pergi dari tempat ini bersama dengan kami?" Zhou Ming dengan tekadnya kembali mengajak Liu Bai untuk pergi bersama dengan dirinya.

"Jika ada kesempatan seperti ini, tentu saja aku tidak akan menolak. Aku ikut, Saudara Zhou." Liu Bai memberikan jawabannya kepada Zhou Ming sambil tersenyum.

"Bagus. Tapi pertama-tama, apakah kau bisa berdiri? Waktu kita benar-benar sedikit." Zhou Ming menpertanyakan keadaan Liu Bai untuk memastikan.

Kemudian Liu Bai berusaha keras untuk bangkit. Rasa sakit yang tak tertahankan merambat ke seluruh tubuh. Dan dengan usahanya, Liu Bai dapat bangkit walaupun dengan rasa sakit itu.

"Bagus sekali. Begitulah tekad yang di butuhkan. Baiklah, ayo pergi!" seru Zhou Ming dengan nada pelan penuh semangat.

Kemudian Liu Bai keluar bersama dengan Zhou Ming dari dalam ruang penjaranya. Setelah itu, mereka yang sudah memutuskan untuk meninggalkan sekte Daun Tua secara diam-diam bergegas untuk bergerak.

Beberapa murid rendahan mengecek keadaan sekitar. Jika di rasa aman, mereka akan memberikan isyarat kepada yang lainnya untuk bergerak maju.

'Di lihat dari mana pun, sebenarnya kami para murid rendahan dapat bergerak leluasa untuk kabur dari tempat ini karena para penjaga penjara tak begitu aktif saat memasuki tengah malam. Aku dapat pastikan kalau kami bisa keluar dari tempat ini. Fakta itu tak terbantahkan mengingat para murid rendahan yang sebelum-sebelumnya mencoba kabur. Namun yang jadi masalah adalah saat kami sudah berada di luar tembok sekte. Para Tetua sekte Daun Tua akan bertindak keras.' gumam Liu Bai di dalam hatinya selagi bergerak maju.

"Saudara Zhou. Apakah kau memiliki rencana sesaat setelah kita sudah berada di luar tembok sekte?" Liu Bai bertanya kepada Zhou Ming yang berada di dekatnya.

"Ada. Berlarilah sekuat yang kau bisa agar tidak tertangkap." ungkap Zhou Ming menjawab pertanyaan dari Liu Bai.

"Sudah ku duga. Rencana yang benar-benar sangat gegabah." Liu Bai hanya pasrah sambil tersenyum setelah mendengar perkataan Zhou Ming.

Setelah bergerak cukup lama dan hati-hati, mereka semua pun sampai di tembok sekte Old Leaf.

"Baiklah semuanya, mulai dari sini nyawa kita akan menjadi taruhannya. Jadi, gunakan semua yang kalian miliki untuk dapat kabur dari tempat ini. Ayo, maju!" Zhou Ming yang memimpin kelompok tersebut berseru dan mereka semua menganggukkan kepalanya menjawab seruan dari Zhou Ming. Tanpa berlama-lama lagi, mereka semua keluar dari dalam tembok sekte Daun Tua.

***

Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar, ketiga Tetua sekte Daun Tua sedang berkultivasi bersama-sama. Kemudian salah satu Tetua sekte Daun Tua membuka kedua matanya dan menghentikan kultivasinya.

"Dasar serangga yang tidak tahu di untung. Sepertinya sekte Daun Tua harus melakukan pembersihan agar hal seperti ini tak terjadi lagi. Mereka membuang-buang banyak waktu berhargaku. Saudara Meng, Saudara He, kali ini serahkan saja padaku. Kalian berdua tidak perlu menghentikan kultivasi kalian. Aku seorang diri saja sudah cukup menghabisi mereka semua." ujar Xi Chuan kepada mereka berdua. Kemudian Xi Chuan bangkit dan beranjak pergi dari ruangan tersebut.

Ch. 3 - Peninggalan III

Di dalam hutan lebat yang hanya bercahayakan sinar bulan, Liu Bai, Zhou Ming dan murid rendahan lainnya sedang berlari menjauhi wilayah sekte Daun Tua.

"Hei, Saudara Zhou, kita sudah berlari cukup jauh. Apakah kita tidak bisa beristirahat untuk sebentar saja? Aku rasa kita sudah aman. Kami sudah mulai kelelahan." ungkap salah satu murid rendahan.

"Belum cukup! Terus gerakkan kaki kalian! Bukankah kita sudah membulatkan tekad untuk melakukan pelarian ini?! Jika kita beristirahat sebentar saja, aku takut kita akan menyesalinya. Tapi jika memang kalian bersikeras untuk beristirahat, silahkan saja! Aku tidak akan menghentikan kalian yang ingin beristirahat. Jadi mulai sekarang aku tidak mau lagi mendengar ada keluhan. Berlarilah sampai kalian merasa ingin mati!" ujar Zhou Ming kepada murid rendahan lainnya dengan perasaan gelisah.

'Apa yang di katakan oleh Zhou Ming memang benar. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu sedikit pun selama pelarian ini. Selama pelarian ini berlangsung, aku memiliki firasat yang tidak bagus. Jadi, sebisa mungkin aku akan mengerahkan seluruh tenaga yang ku miliki sampai batasnya untuk pelarian ini. Terlihat sangat jelas bahwa Zhou Ming sangat gelisah. Aku yakin dia pasti juga merasakan perasaan yang tidak bagus. Karena itulah dia bersikeras untuk memberitahukan pada murid rendahan lainnya untuk tidak bernafas lega sebelum pelarian ini benar-benar berhasil di lewati.' gumam Liu Bai di dalam hatinya. Liu Bai bergerak di barisan paling depan tepat di samping Zhou Ming.

Tak lama kemudian, terlihat semakin lama beberapa murid rendahan mulai terengah-engah saat bergerak.

"Hei, apa kalian tidak lelah? Aku benar-benar lelah dan sudah tak sanggup lagi melanjutkan pelarian ini." ungkap salah satu murid rendahan yang berada di barisan paling belakang dan mengajak murid rendahan lain yang berada di dekatnya untuk berbicara.

"Tentu saja aku lelah. Mana ada yang tidak lelah setelah berlarian cukup lama tanpa beristirahat." Salah satu murid rendahan lainnya membalas perkataannya.

"Bagaimana jika kita beristirahat sebentar?" Salah satu murid rendahan yang memulai pembicaraan itu mengajak murid rendahan lainnya.

"Bukankah Saudara Zhou sudah mengatakannya? Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu sedikit pun." Murid rendahan lainnya itu membalas perkataannya.

"Hei, ini hanya sebentar saja. Apakah kau mau mati kelelahan? Lagi pula kita mengikuti Zhou Ming bukan berarti kita harus melakukan apapun yang di katakan olehnya. Bukankah barusan Zhou Ming membiarkan siapapun yang ingin beristirahat untuk beristirahat? Bagaimana menurut kalian?" Salah satu murid rendahan yang pertama kali memulai pembicaraan itu mencoba meyakinkan murid rendahan lainnya yang berada di dekatnya.

Dalam keraguan, beberapa murid rendahan lainnya yang mendengar ajakannya berpikir sejenak dan melihat satu sama lainnya.

"Kau benar. Mungkin jika hanya sebentar saja itu tidak akan menjadi masalah. Bagaimana dengan kalian?"

"Baiklah. Sepertinya memang tidak masalah."

"Benar."

"Bagus sekali. Ayo!"

Kemudian, sebagian murid rendahan yang berada di barisan paling belakang memisahkan diri dari barisan.

"Dasar orang-orang bodoh." gumam Zhou Ming yang menyadari tindakan mereka.

"Saudara Zhou, perkataanmu yang sebelumnya telah membuahkan hasil." ujar Liu Bai kepada Zhou Ming.

"Ternyata kau menyadari perkataanku. Saudara Liu memang patut di puji. Walaupun sebenarnya aku tetap ingin memaksa mereka untuk berlari. Akan tetapi, aku yakin mereka tetap akan bersikeras untuk beristirahat. Dari pada menyia-nyiakan waktu meladeni mereka yang tidak menurut, lebih baik membiarkan mereka yang ingin beristirahat untuk beristirahat. Mereka yang telah keluar dari barisan akan berguna untuk memperlambat para Tetua sekte Daun Tua. Walaupun hanya sepersekian detik saja untuk memperlambat para Tetua, kita tidak boleh menyia-nyiakan nyawa mereka. Ayo percepat pergerakan kita!" ungkap Zhou Ming membalas perkataan Liu Bai. Liu Bai pun menganggukkan kepalanya menjawab seruan dari Zhou Ming.

Liu Bai dan Zhou Ming mempercepat pergerakan mereka berdua. Murid rendahan lainnya yang menyadari pergerakan dua orang yang berada di depan mereka sedang mempercepat pergerakannya, mereka pun mengikutinya tanpa adanya keraguan. Kemudian pergerakan mereka lebih cepat dari pada sebelumnya.

***

"Haaa... Tubuhku akhirnya bisa di istirahatkan." Satu murid rendahan duduk di batu besar tempat di mana sebagian murid rendahan yang memisahkan diri dari kelompok pelarian beristirahat.

"Terimakasih sudah menyarankan kami untuk beristirahat, Saudara Ma. Jika kita tetap melanjutkannya, kita pasti akan mati karena kelelahan." ungkap salah satu dari mereka.

"Tidak perlu sungkan. Aku hanya mengatakan kebenarannya tentang kesulitan kita. Kita sudah berlari cukup jauh dari wilayah sekte Daun Tua. Istirahat beberapa saat tidak akan membuat kita terbunuh. Aku sudah memperhatikan bagian belakang cukup lama. Akan tetapi aku tak melihat ada yang mengejar kita. Zhou Ming terlalu waspada." ujar Ma Yuixing, orang yang mengajak sebagian murid rendahan untuk beristirahat bersama-sama.

"Jika memang benar seperti itu, bukankah kita seharusnya sudah aman dan tak perlu berlari lagi? Aku tak ingin melakukan pelarian seperti itu lagi."

"Benar juga. Kita tak perlu berlari mati-matian lagi karena Saudara Ma mengatakan bahwa kita tak di ikuti dari belakang sama sekali. Kita dapat melewati hutan ini dengan berjalan saja sudah cukup. Hahaha..."

"Saudara-saudara terlalu memuji. Mungkin beberapa tarikan nafas lagi kita akan melanjutkan perjalanan ini." ujar Ma Yuixing kepada mereka semua.

"Seperti yang di katakan oleh Saudara Ma. Kita akan melanjutkan setelah beberapa tarikan nafas."

Begitulah tanggapan mereka semua terhadap situasi yang di alami. Tak ada sedikit pun ketakutan lagi dan hanya tertawa saat berbicara satu sama lainnya.

Setelah beberapa tarikan nafas, mereka mulai bersiap-siap untuk kembali bergerak.

"Baiklah. Kita akan kembali bergerak. Apakah saudara-saudara sudah beristirahat dengan cukup?" Ma Yuixing menanyakan keadaan yang lainnya untuk memastikan.

"Berkat Saudara Ma, kami sudah beristirahat dengan sangat baik. Terimakasih banyak." ungkap salah satu murid rendahan.

"Sebelum itu, bisakah kalian menungguku sebentar? Aku ingin pergi ke belakang. Aku sudah tidak sanggup menahannya." ujar murid rendahan lainnya. Mendengar perkataan itu, murid rendahan lainnya sadar dengan apa yang di katakan olehnya.

"Tentu. Tidak perlu terburu-buru. Akan sulit jika saudara terburu-buru saat mengeluarkannya. Hahaha..." Salah satu murid rendahan tertawa terbahak-bahak.

Kemudian murid rendahan itu bergegas pergi ke balik pohon. Di lain sisi, murid rendahan lain menunggunya.

Tak perlu menunggu lama, murid rendahan itu kembali.

"Haaa... Ini benar-benar melegakan. Maaf membuat kalian menunggu. Hm? Kenapa kalian memelototiku? Hei, kenapa wajah kalian ketakutan seperti melihat iblis? Ada apa dengan kali-..."

Garis lurus setipis benang terlihat di leher murid rendahan itu. Tak lain dan tak bukan, itu merupakan darah yang mengalir keluar dari kulit lehernya. Garis itu pun semakin lebar. Kemudian, kepala murid rendahan itu terlepas dari tubuhnya dan jatuh ke tanah. Darah yang berasal dari bekas potongan itu bercucuran ke mana-mana. Tak lama kemudian, tubuhnya pun jatuh dengan sendirinya ke tanah.

Murid rendahan lainnya yang sedang ketakutan itu di sebabkan oleh sesosok yang mengerikan yang tepat berada di belakang murid rendahan yang terpenggal itu. Tubuh mereka semua gemetar dan tak sanggup bergerak sedikit pun.

"Tidak ada ampun untuk kalian semua. Kalian sudah melakukan dosa karena telah berani kabur dari sekte Daun Tua ku. Padahal sekte Daun Tua ku sudah berbelas kasih membiarkan kalian tinggal dengan hidup kalian yang di gunakan untuk para murid berbakatku. Keberuntungan itu tidak bisa kalian dapatkan di tempat lain. Sekarang, untuk menebus kebaikan sekte Daun Tua yang telah di berikan kepada kalian sebelumnya, kalian akan membayarnya dengan nyawa kalian." ujar Xi Chuan yang sedang murka di hadapan para murid rendahan itu.

"Ti-Tidak! Aku tidak ingin mati!" Salah satu murid rendahan itu pergi menjauh dengan ketakutan yang menghantuinya setelah mendengar perkataan dari Xi Chuan.

Slash-!

Sejumlah Qi di lepaskan oleh Xi Chuan ke arah murid rendahan itu.

"Aaghhh...!"

Murid rendahan yang terkena serangan itu, kepalanya terpenggal di tempat. Murid rendahan lain yang menyaksikan tak dapat melakukan gerakan apapun selain rasa takut akan kematian yang menanti.

'Sial! Sial! Sial! Kenapa jadi begini?! Seharusnya aku mendengarkan apa yang di katakan oleh Zhou Ming. Bodohnya aku! Sekarang hanya kematian yang menungguku. Sialan!' gumam Ma Yuixing di dalam hatinya dengan perasaan penuh frustasi.

"Dua sudah tumbang. Sekarang adalah giliran kalian. Bersiaplah untuk menerima hukuman dari dosa yang telah kalian perbuat!" ungkap Xi Chuan kepada mereka yang tersisa.

"Aaahhhh...!"

Teriakan penuh pasrah dan putus asa dari Ma Yuixing yang sudah tak dapat berbuat apapun selain menerima kematian yang menantinya.

Slash-! Slash-! Slash-! Slash-! Slash-!

Serangan Qi yang di lepaskan oleh Xi Chuan mengakhiri hidup mereka. Potongan kepala dan darah berserakan di tempat itu.

"Dasar sampah yang tidak berguna. Sekarang hanya tinggal mereka yang berada di depan sana." ujar Xi Chuan.

Kemudian tanpa berlama-lama, Xi Chuan melapisi tubuhnya dengan Qi dan terbang menuju ke arah Liu Bai, Zhou Ming dan murid rendahan lainnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!