NovelToon NovelToon

Permaisuri Idaman

01

Suara tembakan begitu menggema di dalam kediaman keluarga Robert, seorang mafia ternama yang sudah banyak membunuh dan melakukan kejahatan di mana-mana.

Bukan karna dia membunuh atau menghabisi nyawa lawan tetapi karna kediamannya di serang oleh musuh yang ternyata orang kepercayaannya selama ini.

Banyak darah dan mayat berceceran akibat adu tembak antar lawan, karna keadaan yang sudah genting Robert meminta anak dan istrinya untuk pergi sejauh mungkin dari rumah agar tidak menjadi korban.

Robert berusaha terus menghadang lawan agar tidak mengejar anak dan istrinya, tetapi karna kalah dengan jumlah Robert akhirnya tertembak. Melihat sang suami yang terluka Grace segera berlari mendekat yang akhirnya tertembak juga.

Lisa yang menyaksikan kedua orang tuanya terbujur tak bernyawapun tak tinggal diam, Lisa yang juga ahli menembak dan beladiri mencoba untuk melawan hingga banyak musuh yang mati tertembak.

Josep maju melawan Lisa hingga mereka saling adu tembak. Tembakam Lisa meleset mengenai bagian perut Josep, sedangkan tembakan Josep mengenai atas perut Lisa.

Keduanya sama-sama jatuh bersimbah darah akibat terluka tembak. Sebelum kehilangan kesadaran Lisa mendekati orang tuanya dan ambruk di antara keduanya karena banyaknya darah yang keluar.

Sementara itu di belahan bumi lainnya tepatnya di kediaman jendral Liu, para pengantar pengantin sudah siap berangkat untuk mengantarkan putri kesayangan jendral Liu Sai Han menuju kediaman pangeran Ji Jun Xiao, yang di kawal langsung oleh putranya Liu Min Han yang merupakan seorang panglima perang.

Mereka tidak menyadari bahwa putri kesayangan mereka itu sudah tiada dan berganti jiwa dengan orang lain karna keracunan yang di sebabkan oleh anggur pemberian dari adiknya, putri kedua jendral Sai Han yang sangat membenci kakaknya karna selalu mendapatkan apa yang di inginkannya.

Di dalam tandu pengantin, putri Liu Lie Han yang telah berganti jiwa dengan Lisa baru saja membuka matanya. Beberapa potong ingatan akan kehidupan pemilik tubuhpun mampir.

Yang tak lain saat Lie Han begitu di benci oleh adiknya karena terlalu cantik melebihi adiknya sampai Lie Han harus memakai penutup wajah agar tidak lagi di benci adiknya.

Yang meskipun sudah memakai penutup kebencian itu tidak juga hilang karena mendapatkan kasih sayang lebih dari kakak dan ayahnya.

Tentang Selir Bo Bai Na yang selalu memarahinya dan tidak menyukainya juga. Bahkan tidak jarang Lie Han di suruh untuk melakukan pekerjaan yang di lakukan pelayan.

Lie Han yang memiliki beberapa pelayan setia tidak pernah membiarkan hal itu dan melawan Selir Bai.

"Akh! kepalaku sakit" rintih Lisa memegangi kepalanya saat beberapa ingatan itu singgah.

"Dimana ini? kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Lisa heran melihat tempat yang tertutup tirai tipis itu.

"Tempat apa ini? bukankah tadi aku tertembak! seharusnya aku matikan! kenapa malah di sini?" ucap Lisa bingung lalu membuka tirai di sampingnya untuk keluar tapi tertahan karena tempatnya bergerak.

"Eh! tempat ini bergerak?" herannya dan melihat kesamping dimana ada kuda yang menarik tempatnya duduk.

"Kereta kuda? aku di kereta kuda? apa yang terjadi denganku?" ucap Lisa lalu melompat keluar walau sedikit kesulitan karena pakaiannya.

Begitu Lisa medarat ada seseorang yang berteriak.

"Panglima! Putri melarikan diri!" teriak seseorang berkuda di belakang mengagetkan Lisa yang baru berdiri.

Kereta kuda yang di naiki Lisa tadi berhenti lalu muncullah beberapa orang berkuda lainnya mendekati Lisa juga bersama orang yang berteriak tadi.

"Siapa kalian?" tanya Lisa heran melihat pria berbaju aneh mengelilinginya.

Seorang pemuda maju mendekali Lisa membuatnya waspada.

"Lie kamu mau kemana?" ucap pemuda itu dengan wajah setengah panik.

"Siapa kau? siapa kalian? tempat apa ini? kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Lisa beruntun sembari menatap pemuda di depannya yang mengerutkan dahi bingung begitupun yang lainnya.

"Lie ada apa denganmu? aku kakakmu Min, apa kamu lupa?" ucap Panglima Min menatap bingung Lisa.

Kening Lisa menggerut mendengar Panglima Min memanggilnya Lie.

"Lie? siapa Lie? namaku Lisa bukan Lie" bantah Lisa lalu pandangannya menyapu pada lingkungan sekitarnya.

"Apa ini surga? tapi kenapa begini?" tanya Lisa bingung karena tempatnya berdiri sekarang lebih mirip hutan.

Seorang wanita datang mendekati Lisa lalu memegang tangannya membuat Lisa kaget.

"Putri! putri mau kemana? ayo masuk putri" ucapnya khawatir menatap Lisa.

Lisa menarik tangannya dari pegangan wanita itu dan menatapnya kesal.

"Namaku Lisa bukan Putri, tadi Lie sekarang Putri, kau itu siapa?" sentak Lisa yang sangat kebingungan dengan keadaan sekarang.

Panglima Min mendekati Lisa lalu memegang bahunya erat.

"Kamu Liu Lie Han adikku Liu Min Han, ayah kita bernama Liu Sai Han seorang Jendral perang di kerajaan Xiao ini" jelas Panglima Min.

Mata Lisa melotot saat mendengar ucapan Panglima Min, lalu ia tertawa pelan.

"Apa kerajaan? memangnya ini dunia bagian mana? aku juga baru dengar ada kerajaan Xiao, di negara mana ini? Jepang? China? atau Amerika?" ucap Lisa tidak percaya masih dengan tawanya.

"Aku seharusnya sudah mati karena terkena peluru dari Josep di sini" tunjuk Lisa pada perut atasnya.

Panglima Min yang bingung akan perubahan sikap adiknya langsung menariknya kearah kereta kuda.

Tentu Lisa memberontak atas sikap Panglima Min itu.

"Hey apa yang kau lakukan? lepaskan aku lepaskan" ucap Lisa tapi tidak di hiraukan oleh Panglima Min.

Karena kesal Lisa menendang bokong Panglima Min hingga pemuda itu tersungkur. Para pengawalnya yang lain jadi heran dengan tuan putri mereka yang melawan kakaknya.

Selama ini Putri Lie terkenal akan kelemah lembutannya juga tidak suka berkelahi. Tapi sekarang sungguh berbeda.

"Lie apa yang kau lakukan?" ucap Panglima Min setelah berdiri.

"Kau yang apa-apaan main tarik-tarik sembarangan" marah Lisa.

Panglima Min mengusap wajahnya kasar,antara kesal dan heran dengan sikap adiknya yang membingungkan.

"Apa mau mu Lie?" tanya Panglima Min menatap heran adiknya.

"Ck namaku Lisa dan antar aku pulang, papa dan mamaku harus di makamkan" ucap Lisa kesal dengan terus menatap heran sekelilingnya.

"Siapa papa mama? kamu ini wanita bersuami Lie dan suamimu sedang menunggu di kediamannya jadi lupakan papa mama, kita ketempat suamimu sekarang ya" ucap Panglima Min lembut sembari mendekati Lisa.

Lisa menatap tajam Panglima Min yang mengatakan papa mama nya tidak penting.

"Kau tidak punya suami dan lebih penting papa mamaku dari pada kalian yang sangat aneh" marah Lisa menunjuk orang-orang di sekitarnya kemudian melangkah meninggalkan tempat itu.

Panglima Min menghentikannya dan mencoba bicara baik-baik.

"Adikku jangan seperti ini ya kakak mohon, ikutlah bersama kakak karena ayah dan Pangeran Jun sudah menunggu kita terutama kamu" ucap Panglima Min lembut.

Lisa hanya diam melihat pemuda didepannya walau otaknya tidak henti bekerja memikirkan apa yang terjadi dengannya.

"Ayolah Lie, ayah pasti akan sedih kalau kamu tidak datang apa lagi kalau kamu kabur, ayah pasti akan di hukum oleh Raja karena di anggap berbohong" bujuk Panglima Min lagi.

Mendengar kata ayah membuat Lisa penasaran dan berpikir mungkinkah papanya ada di sini juga. Bagaimana dengan mamanya.

"Apa mama juga ada disana?" tanya Lisa meski ia tidak yakin dengan ucapan pemuda didepannya.

Lisa yang anak tunggal tiba-tiba memiliki kakak yang tampan. Itu juga merupakan hal yang membingungkan baginya, apa lagi sejak tadi pemuda itu terus mengatakan ia kakaknya.

"Siapa mama?" tanya Panglima Min bingung.

"Maksudku ibu" ralat Lisa dengan wajah datar.

"Ibu kitakan sudah meninggal sejak kamu kecil, apa kamu lupa?" tanya Panglima Min heran.

Alis Lisa naik mendengarnya, sungguh apapun yang ia alami di tempat aneh itu sangat membingungkan.

"Ayo" ajak Panglima Min mencoba membawa Lisa yang menatapnya bingung.

Karena sudah terlalu lelah berpikir dan tubuhnya juga sedikit lemah akhirnya Lisa memilih mengikuti keinginan pemuda itu.

Panglima Min berjalan di sebelah kereta kuda karena takut adiknya lari lagi.

Sedangkan Lisa masih mencoba memikirkan apa yang terjadi dengannya dalam diam. Hanya karena ia menutup mata akibat tertembak lalu semuanya jadi aneh alih-alih mati.

"Apa yang terjadi denganku? kenapa aku dipanggil Lie? Liu Lie Han itukan nama yang tadi di ucapkan pemuda itu untukku! perempuan tadi malah manggil putri, apa maksud semua ini ya?" bingung Lisa akan keadaannya.

"Coba aku tutup mata lagi mungkin aja bisa balik seperti semula" gumam Lisa lalu menutup matanya sejenak dan membukanya.

Hasilnya tetap sama tidak berubah.

"Ah sudahlah aku pusing" ucap Lisa menopang pipinya dengan tangan, tapi ada yang aneh lagi.

"Ini apa lagi nutup-nutup segala?" Lisa baru menyadari kalau wajahnya tertutup sebagian oleh kain.

Lisa kemudian ingat akan seseorang yang mengenakan penutup karena tidak mau dibenci adiknya akibat terlalu cantik. Namanya juga sama seperti yang diucapkan pemuda tadi saat memanggilnya.

"Jangan-jangan!" mata Lisa melotot menyadari sesuatu.

"Apa aku travel time? kok bisa?" Lisa menatap tidak percaya dirinya yang memakai pakaian merah dengan sulaman bungan indah.

"Ah! kenapa ini terjadi padaku? seharusnya aku mati dan ikut papa mama saja" keluh Lisa cemberut.

"Josep penghianat itu masih hidup atau sudah mati ya? kurang ajar kalau sampai dia tidak mati aku akan mengutuknya" geram Lisa marah, ia takut kalau Josep di selamatkan anak buahnya.

"Papa mama apa kalian sudah di makamkan dengan baik? aku ingin ikut kalian saja" gumam Lisa sedih.

Kereta kuda berhenti membuat Lisa heran, apa sudah sampai pikirnya dan mencoba melihat dari kain tipis disampingnya.

Namun ada yang membuka kain itu dan menampakkan wajah pria paruh baya yang tersenyum penuh kasih sayang padanya.

"Putri ayah sudah besar dan sudah punya suami sekarang, jadilah istri yang berbakti pada suamimu nak" ucapnya dengan mata berkaca.

Tangan pria itu naik keatas kepala Lisa dan menurunkan penutupnya. Lisa yang masih tertegun hanya diam saja bahkan ketika di bantu turun dari kereta kuda.

Lisa merasakan seseorang menariknya masuk kedalam bangunan yang ntah apa ia tidak bisa lihat akibat wajahnya tertutup semua.

Saat akan melihat pria paruh baya tadi Lisa sudah mendengar suara lain.

"Duduk" ucap Pangeran Jun dingin setelah Lisa atau Putri Lie di bawanya kekamar.

Lisa duduk dengan alisnya yang menyatu heran karena suaranya berubah dan ganti, jika tadi sangat lembut dan penuh kasih sekarang jadi dingin penuh intimidasi.

Pangeran Jun membuka penutup kepala dan wajah Putri Lie kemudian menatap wajah istrinya dingin.

Lisa semakin mengerutkan keningnya saat yang dilihatnya sudah berbeda orang lagi.

Beberapa saat saling menatap Pangeran Jun pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

"Kulkas dari mana itu? main buka-buka aja lagi untung tampan" gumam Lisa merasa kesal.

Lisa menatap sekelilingnya dan ia yakin itu kamar, mewah dan klasik pikirnya.

Semua barang-barang yanga da disana sangat kuno dan terkesan antik. Jelaslah sudah jika ia mengalami perpindahan jiwa menjadi seorang putri Jendral dan pemuda yang di tendangnya tadi kakak laki-lakinya.

Itu artinya pemuda dingin tadi suami Lisa alias Lie Han.

HAH

Lisa menghela napas lelah saat seorang masuk.

"Putri" ucap wanita yang tadi dengannya dijalam.

"Siapa kau?" tanya Lisa menatap datar wanita di depannya.

"Putri lupa pada saya? saya Mei pelayan Putri sejak lama" ucapnya sedih.

"Lepaskan semua ini aku mau istirahat" tunjuk Lie Han pada kepalanya yang terdapat aksesoris.

Hari ini Putri sangat aneh pikir Mei sembari melakukan apa yang di perintahkan Lisa.

Setelah semua aksesoris di kepalanya lepas, Lie Han segera tidur dengan nyenyaknya tanpa memperdulikan apapun lagi, yang terpenting baginya saat ini hanyalah mengistirahatkan tubuhnya.

Sedangkan di paviliun emas tempat pangeran Jun Xiao, sang pangeran justru sedang bersama dengan tiga pengawalnya di ruang baca.

"Yang Mulia Pangeran tidak kekamar Permaisuri? ini malam pengantin anda loh" canda Jie sin

"Jie benar, Yang Mulia Pangeran tidak ingin melihat wajah tuan putri" sambung Tei Hu lalu terkekeh bersama Jie.

"Apa kalian tidak mendengar rumor tetang tuan putri yang mengatakan jika wajahnya rusak dan buruk hingga dia menggunakan penutup" kata Jei menghentikan kekehan kedua temannya.

Jie dan Tei menghentikan tawa mereka lalu melihat Jei.

"Jadi rumor itu benar adanya?" tanya Tei dengan wajah tidak percaya dan diangguki setuju oleh Jie.

"Aku juga tidak tahu, tanya saja pada Pangeran kita yang sudah melihat langsung" jawab Jei lalu melihat Pangeran Jun di hadapannya di ikuti kedua temannya.

"Bagaimana Yang Mulia Pangeran? apa sang Permaisuri cantik atau buruk rupa?" tanya Jie dengan wajah serius.

Tanpa menlihat wajah-wajah di depannya Pangeran Jun malah memberikan tugas pada Jei.

"Jei! mulai hari ini kau awasi Permaisuri diam-diam, apa saja yang di lakukannya kau harus lapor padaku jika ada yang mencurigakan" ucapnya datar menatap buku di tangannya.

Ketiga pemuda yang sudah kepalang kepo itu harus menelan mentah-mentah rasa keingin tahuan mereka, karena respon tidak sesuai harapan.

"Baik Yang Mulia Pangeran" jawab Jei tidak berani bertanya lagi.

Jie, Jei dan Tei pergi dari ruang baca tersebut karena tidak ingin mengganggu lagi tuan mereka.

02

Pagi ini Putri Lie sudah berada di depan cermin karena sedang di rias oleh Mei.

Wajahnya sama seperti sebelumnya bahkan jadi lebih cantik. Kulitnya seputih susu, begitu bersinar dan sangat lembut.

Bahkan wajah ini juga mirip denganku meski ini jauh lebih cantik pikir Lie Han.

Setelah selesai dengan riasannya dan tetap menggunakan penutup wajah, Putri Lie pergi berkeliling paviliun yang ditempatinya ini. Di belakangnya ada beberapa pelayan lain termasuk Mei.

Luas dan indah, banyak bunga yang tumbuh dengan bermacam warna berbeda. Pohon-pohon rindang berbuah menggugah seleranya.

Segera saja Putri Lie Han mendekati pohon buah cery untuk mengambil buahnya. Tapi saat akan memanjat, Mei melarangnya.

"Putri apa yang anda lakukan?" tanya Mei menahan lengan Putri Lie.

"Putri Lie menoleh lalu berkata.

"Aku ingin buah itu" ucapnya datar.

"Saya akan minta seseorang mengambilnya untuk Permaisuri" ucap pelayan lain yang bekerja di paviliun itu pergi.

Mei membawa Putri Lie duduk di salah satu kursi santai di sana. Putri Lie hanya diam akan apa yang di lakukan para wanita itu karena ia masih kurang percaya akan kehidupannya kini yang menjadi seorang Permaisuri.

Sembari menunggu buah yang diinginkannya, Putri Lie melihat kearah lain yang terdapat pohon buah lainnya.

Sayup-sayup terdengar suara orang yang membicarakan hal buruk tentang Putri Lie. Ternyata ada berita yang mengatakan kalau Putri Lie yang sekarang menjadi Permaisuri Pangeran Jun memiliki wajah buruk rupa sampai harus menutup wajahnya.

Tentu Putri Lie melihat kearah kiri dimana ada dua pelayan yang memegang sapu melihat sinis kearahnya sembari bercerita dengan suara kuatnya.

"Panggil mereka kesini" ucap Putri Lie datar sembari menunjuk dua pelayan itu tanpa melihatnya lagi.

"Baik Permaisuri" ucap seorang pelayan di belakang Putri Lie.

Beberapa saat kemudian datanglah pelayan tadi bersama dua lainnya yang bergosip.

"Kami meghadap Permaisuri" ucap dua pelayan itu.

Putri Lie kemudian menatap datar keduanya yang menunduk.

"Apa pekerjaan kalian?" tanya Putri Lie datar.

"Kami bertugas untuk bersih-bersih halaman Permaisuri" jawab keduanya.

"Apa kesalahan kalian?" tanya Putri Lie lagi.

Kini kedua pelayan itu saling tatap ketakutan.

"Maafkan kami Permaisuri, kami mengaku salah" ucap keduanya berlutut.

"Pergilah dari sini kalau kalian tidak bisa merubah sifat kalian"

Mendengar hal itu membuat kedua pelayan itu menangis.

"Jangan usir kami Permaisuri, kami janji tidak akan mengulanginya lagi dan akan seirus dalam bekerja" mohon keduanya.

"Apa kalian siap menerima hukuman jika tidak mau pergi?" tanya Putri Lie dengan wajah datarnya.

"Kami siap menerima hukuman Permaisuri asal jangan usir kami" ucap keduanya.

"Kurung mereka berdua di gudang selama dua hari" ucap Putri Lie lalu memakan buah yang sudah di hadapannya.

Dua orang penjaga datang untuk membawa pelayan itu pergi dari sana.

Sementara itu pengawal pribadi yang di kirim Pangeran Jun menatap tidak percaya akan apa yang terjadi. Bahkan Permaisuri tidak jadi mengusir orang yang sudah menghinanya.

Hal itu membuat Jei berpikir mungkin memang benar wajah nyonya mereka itu buruk rupa.

Hingga seminggu kemudian Jei masih tetap mengawasi Permaisuri, namun hanya sekali saja Jei melihat Permaisuri keluar.

Jei akhirnya memilih untuk melapor pada pangeran Jun tentang pengawasannya.

"Jei menghadap pangeran" Jei berlutut tanda hormatnya.

"Bagaimana tugasmu Jei ada yang kau dapatkan?" tanya pangeran Jun

"Pangeran seminggu ini putri tidak keluar dari paviliun bahkan meski hanya ke halamanpun tidak" jawab Jei

"Maksudmu" kata Pangeran Jun dingin

"Seminggu ini Permaisuri mengurung diri di dalam paviliunnya Yang Mulia Pangeran, saya pikir Permaisuri sakit" penjelasan Jei membuat Pangeran Jun khawatir tetapi ia tidak mau menunjukkannya.

"Benarkah apakah kamu tahu sakit apa yang di deritanya" tanya Pangeran Jun

"Maaf Yang Mulia Pangeran saya tidak tahu karna para pengawal dan pelayan tidak mengatakan apapun selain kebaikan permasuri pada mereka yang tidak menandang status" jelas Jei takut karna ekspresi dingin Pangeran Jun yang menyeramkan.

"Katakan pada Kasim untuk menyampaikan pesan padanya agar ke sini saat makan malam dan perintahkan pelayan untuk menyiapkan makanan paling enak dan sehat" kata Pangeran Jun

"Baik Yang Mulia Pangeran kami undur diri" ketiga pengawal Pangeran Jun keluar dari ruang baca tinggallah Pangeran itu sendiri.

"Apa yang terjadi padamu mengapa mengurung diri" gumamnya.

"Maaf kasim Su Permaisuri tidak ingin di ganggu untuk saat ini" kata salah seorang penjaga gerbang pada Kasim utusan Pangeran Jun

"Sampaikan pada Permaisuri kalau saya datang atas perintah Yang Mulia Pangeran langsung untuk menyampaikan sesuatu pada Permaisuri" kata Kasim Su

"Baiklah mohon tunggu kami akan memberitahu Permaisuri" pengawal tersebut masuk dan menyampaikan pada putri.

Setelah mendapat ijin dari Putri Lie, Kasim Su masuk dan menghadap Putri Lie yang sedang di dekat kolam teratai dengan menggunakan penutup wajahnya.

"Salam kepada Permaisuri Jun saya datang atas perintah pangeran untuk mengundang Permaisuri agar datang ke kediaman Emas untuk makan malam" jelas Kasim Su

"Baiklah aku akan datang apa lagi pesannya" kata Putri Lie dengan santainya.

"Tidak ada Permaisuri hanya itu saja pesan Yang Mulia Pangeran" jawab kasim

"Baiklah kamu boleh pergi" Kasim Su segera pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Pelayan siapkan pakaian aku akan bersiap undangan ini tidak bisa diabaikan" para pelayan segera pergi.

Setelah bersiap dan sudah di rias putri Lie segera menggunakan putup wajahnya ia tidak ingin Pangeran tahu jika ia sudah baik-baik saja.

Putri Lie menyusuri kediaman Pangeran Jun yang sangat luas, kediaman Pangeran Jun memiliki lima paviliun dengan dua yang termegah adalah miliknya dan pangeran.

Kediaman Pangeran Jun sangat indah dengan kolam teratai dan pohon Sakura yang dan pohon lainnya yang menambah keasrian tempat tersebut. Karena terlalu asik menikmati pemandangan Putri Lie sampai tidak sadar jika ia sudah di perhatikan sejak tadi oleh suaminya.

Pangeran Jun baru saja dari ruang baca saat akan menuju ruang makan ia melihat Putri Lie yang sedang berdiri di atas jembatan menikmati pemandangan sekitarnya dengan sangat senang seperti anak kecil yang baru di ijinkan keluar rumah oleh ibunya.

"Apa kamu akan tetap di sini dan melewatkan waktu makan" kata Pangeran Jun yang sudah berada di ujung jembatan

"Memangnya kenapa? kalau mau makan ya makan saja aku masih ingin di sini" jawab Putri Lie dengan entengnya.

Malas berdebat akhirnya Pangeran Jun memutuskan untuk menghampiri Putri Lie dan menggendongnya.

"Turunkan aku, aku punya kaki untuk berjalan aku tidak lupuh turunkan aku" Putri Lie berontak di dalam gendongan Pangeran Jun

"Diam atau aku lempar ke kolam" ancam Pangeran Jun.

"Lempar saja aku tidak takut, jika aku mati maka kamu yang akan menanggung malu karna istri dari pangeran mati tenggelam dan tidak ada yang menolong saat…

Ucapan Putri Lie terhenti karna pangeran Jun mengecup keningnya.

"Ternyata itu yang mampu menjinakkanmu, jika kamu tidak diam aku akan menciummu lagi" ancam Pangeran Jun lagi yang membuat Putri Lie memilih diam karna tidak mau di cium.

Dengan melipat kedua tangannya di dada Putri Lie memandang ke arah lain karna malu juga. Tidak pernah ada pemuda yang menciumnya sebelumnya jadi cari aman saja batinnya.

03

Di ruang makan sudah berkumpul para selir dari pangeran Jun yang sudah lama menunggu tetapi yang di tunggu tak kunjung tiba.

"Kemana pangeran kenapa lama sekali aku sudah lapar bagaimana jika nanti aku sakit,oh jika aku sakit pangeran pasti akan melakukan apa saja untyk kesembuhanku"ucap selir Rou dengan pedenya

"Jangan terlalu percaya diri selir Rou akulah yang paling di sayang oleh pangeran karna aku yang paling cantik"kata selir Ming menyentuh wajahnya

"Benarkah yang kalian katakan aku rasa kalian hanya berkhayal,biar bagaimanapun akulah yang di cintai pangeran buktinya aku adalah selir umum yang akan menjadi permaisuri" sahut selir Yein,karna posisi ayahnya yang menjadi kasim kepercayaan raja maka ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan termasuk menjadi selir umum.

Awalnya selir Yein menginginkan posisi sebagai permaisuri tetapi karna raja yang sudah lebih dulu menjodohkan pangeran dengan putri jendral terkuat dan berpengaruh di kerajaan yang tak lain juga sahabat raja yang sudah banyak berjasa untuknya maka posisi permaisuri pangeran yang akan menjadi pewaris tersebut di berikan pada putri Lie anak kesayangan jendral Han.

"Selir Yein posisi permaisuri sudah di berikan pada putri Lie anak jendral Han jadi jangan berkhayal juga"kata selir Rou

"Ya benar lagi pula pangeran setuju dengan keputusan raja"sahut selir Ming

"Lalu apa kalian pikir aku tidak bisa merebut posisi itu hanya karna dia putri seorang jendral,huh dia hanya putri buruk rupa yang selalu menutupi wajahnya karna takut orang tahu wajah buruknya itu"jawab selir Yein sinis

"Jadi romor itu benar putri Lie memiliki wajah yang buruk,bukankah ia putri yang sangat cantik!"kaget selir Nan yang memang pendiam

"Tentu saja benar jadi selir Nan yang lebih suka membaca lebih baik kau diam tidak usah ikut campur dengan pembicaraan kami"galak selir Yein bahkan selir Ming dan selir Rou menatap sinis padanya yang memang tidak pernah mau jika mereka ajak merencanakan sesuatu.

"PANGERAN DAN PERMAISURI TIBA"kata kasim Yan berteriak.

Permaisuri Lie yang mendengar suara teriakan spontan saja memarahi kasim Yun.

"Kenapa berteriak apa tenggorokanmu itu tidak sakit pergilah cari minum supaya suaramu kembali dan jangan pernah berteriak lagi di hadapan ku"kata permaisuri Lie melotot dengan galak,meskipun masih di gendongan pangeran Jun yang justru penasaran dengan ekspresi galak permaisurinya.

Jika dilihat dari sorotan matanya yang terlihat lucu ekspresi wajahnya pasti tak kalah menggemaskan.Pengawal mereka merasa kaget dengan apa yang di katakan permaisuri mereka karna itu memang sudah tugas kasim.

"Itu sudah tugasnya jadi jangan marah padanya karna itu tidak ada gunanya"kata pangeran Jun datar melanjutkan langkahnya masuk ke ruang makan yang sudah terdapat para selirnya.

Sedangkan Lie yang mendengar ucapan suaminya merasa kesal dan memilih diam,para selir yang mendengar kedatangan pangeran Jun segera berdiri menyambut dengan antusiasnya,tetapi saat melihat apa yang berada di gendongan pangeran mereka jadi kaget karna selama mereka menjadi selir belum pernah sekalipun pangeran mau menyentuh atau sekedar memegang pakaian pangeran Jun karna itu akan menyebabkan pangeran marah jika di sentuh tanpa ijinnya.

Pangeran Jun berhenti di dekat kursinya sejenak sebelum akhirnya duduk dengan Permaisurinya di pangkuannya yang semakin mengundang tanya para selir dan pelayan sedangkan permaisuri Lie sudah sanagt kesl dengan kelakuan pangeran Jun.

"Turunkan aku, aku bisa duduk sendiri tidak perlu di pangku"permaisuri Lie terus berontak agar di lepas tapi justru pangeran Jun semakin mengeratkan pelukannya.

"Yang mulia, selir buruk itu ingin duduk sendiri jangan sampai pakaian yang mulia ternoda karna ulahnya"ucap selir Yein tak terima

"Benar yang mulia biarkan dia duduk sendiri"selir Ming sangat cemburu melihat apa yang di lakukan pangeran.

Permaisuri Lie yang mendengar cemoohan untuknya malah .erasa tertantang dan ingin semakin menyalakan api untuk mereka.Mari kita lihat pertunjukan dan permainan akan di mulai malam ini juga pikir Lie menimbulkan senyum mematikannya di balik penutup wajah tersebut.

"Suamiku karna aku sudah di pangkuanmu jadi biarkan aku yang melayanimu makan ya"ucap permaisuri Lie dengan nada genit serta kedipan mata untuk menggoda pangeran Jun.

Pangeran Jun kaget melihat aksi permaisurinya tersebut yang sangat di luar dugaannya,ia tak menyangka akan mendengar panggilan semanis itu dari gadis di pangkuannya dan kejadian selanjutnya tak kalah manisnya karna permaisuri Lie menyuapinya dengan sangat lembut dan jangn lupakan tatapan menggodanya.

Para selir dan pelayan yang menyaksikan kejadian itu di buat bengong dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Para pelayan merasa senang akan hal romantis tersebut karna pangeran mereka mau menerima seorang gadia untuk dekat dengannya karna selama ini pangeran Jun selalu menolak di dekati para selir.

Sedangkan para selir sendiri sangat emosi melihat kedekatan mereka bahkan selir Yein yang sudah di puncak amarah menarik permaisuri secara paksa dari pangkuan pangeran hingga terjatuh dan keningnya berdarah karna membentur lantai dengan keras.

Semua yang ada di ruangan tersebut tersebut sangat kanget dengan apa yang di lakukan oleh selir Yein bahkan pangeran Jun terlihat sangat marah.

"APA YANG KAU LAKUKAN"teriakan pangeran Jun menggema hingga keluar,beberapa pengawal berlarian masuk tak terkecuali ketiga pengawal pribadi pangeran.

"Ada apa pangeran, apa yang terjadi" kata Jie melihat emosi tuannya yang menyeramkan,sedangkan permaisuri Lie yang sudah di bantu berdiri oleh Mei sedikit tersenyum di balik penutup wajah tersebut.Ternyata sangat mudah tunggu saja pembalasanku untuk luka ini batin Lie.

"Yang mulia selir ini masih baru tapi dia sudah berani menggoda bahkan menyentuh yang mulia dia sungguh kurang ajar,pengawal seret dia dan pukul 50 kali dengan rotan"kata selir Yein senang meskipun ia tahu jika wanita itu adalah permaisuri di kediman mereka tetapi ia tidak mau mengakuinya,namun perkataan pangeran Jun menghilangkan kesenangannya

"Lakukan itu padanya dan dia tidak di ijin kan keluar kamar selama seminggu"para pengawal segera melaksanakan perintah tuan mereka .Selir Yein berteriak memanggil pangeran Jun dengan terus mengucapkan maaf tapi tak di hiraukan.

Pandangan pangeran Jun beralih pada putri Lie yang ternyata sudah tidak ada di tempatnya,pangeran Jun mengedarkan pandangannya ke keluruh penjuru ruangan tetapi tidak menumukan apa yang ia cari.

"Permaisuri sudah kembali ke paviliun bulan yang mulia"kata salah satu pelayan

"Siapkan makanan antar ke kamarnya pastikan dia memakannya"kata pangeran Jun dingin,setelah itu pangeran Jun pergi meninggalkan ruang makan menuju ruang baca di ikuti tiga pengawalnya.

Sedangkan permaisuri Lie sudah selesai mengobati luka di dahinya dengan bantuan Mei,Lie dapat merasakan jika para selir pangeran Jun tidak menyukainya dan ingin mencelakainya dengan cara apapun dan selir Yein sepertinya orang yang sangat tidak menyukainya terang-terangan.

"Tidak masalah jika dia tidak menyukaiku aku punya banyak kejutan untukmu jika kau berani bermain kasar denganku"gumam Lie dengan tatapan tajam yang menyeramkan.

"Permaisuri ada pelayan yang mulia datang membawa makanan"ucap Mei

"Bawa masuk" pelayan pamgeran Jun segera masuk membawa banyak makan

"Permaisuri ini makanan ini dari yang mulia dan pesan yang mulia agar permaisuri memakannya"kata kepala pelayan He

"Baiklah kalian boleh pergi" jawab Lie

"Maaf permaisuri yang mulia meminta kami memastikan permaisuri makan baru boleh pergi mohon bantu kami permaisuri"para pelayan tersebut semakin menunduk takut makanan tersebut tidak di makan.

"Baiklah aku akan makan jadi jangan takut aku tidak makan orang"Lie segera menghabiskan makanan yang di bawa pelayan pangeran dengan semangat karna memang sangat enak dan ia yang lapar.

Setelah makan habis para pelayan pangeran undir diri meninggalkan paviliun bulan sedangkan Lie yang sudah kenyang merasakan kantuk dan segera tidur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!